3 Tiap mahasiswa wajib membuat LKM. Sebaiknya diketik dalam kertas HVS A4,
huruf Times New Roman 12, 1 spasi dan dibawa pada saat kuliah.
4 Sistematika isi LKM dibuat sebagai berikut :
Kasus Kelompok A
Apotek Silka Farma mengalami penundaan pengantaran obat oleh beberapa PBF di
kotanya. Hal ini berdampak pada pelayanan seperti banyaknya resep yang tidak
terlayani, pelayanan swamedikasi yang tidak berjalan dan omset semakin berkurang.
Selain itu banyaknya nilai yang hilang akibat obat rusak dan ED. Tiga bulan
belakangan, apoteker melakukan penelusuran tentang kinerja pemasok. Berikut hasil
kinerja pemasok.
Kasus Kelompok B
Analisis kebutuhan SDM berdasarkan jurnal menggunakan metode WISN.
Kasus Kelompok C
Apoteker di Apotek Sindu Farma melakukan kalkulasi Obat Rusak dan Kedaluwarsa
pada 31 Januari 2023 dengan hasil rekapitulasi diatas.
a. Hitung kerugian dari obat kadaluarsa dan obat rusak.
b. Identifikasi masalah, penyebab dan solusi tentang obat yang sudah rusak dan
kadaluarsa pada apotek Sindu Farma.
c. Buat Berita Acara Pemusnahan untuk obat-obat tersebut.
Buat SPO untuk Pemusnahan Obat di Apotek Sindu Farma.
B. Keywords/Terminologi Farmasi
1. ED (expired date) : jangka waktu suatu obat aman untuk dikonsumsi. Jika
waktu kadaluwarsa obat hanya dinyatakan dalam bulan dan tahun, maka
waktu kadaluwarsa adalah hari terakhir bulan yang dinyatakan. Artinya jika
kadaluwarsa obat yang tertera di kemasan obat adalah Januari 2019, maka
obat masih aman dikonsumsi hingga tanggal 31 Januari 2019 (Awal Bros,
2023).
2. Obat rusak : kondisi obat bila konsentrasinya sudah berkurang antara 25-
30% dari konsentrasi awalnya serta bentuk fisik yang mengalami perubahan,
obat yang bentuk atau kondisinya tidak dapat digunakan lagi.
3. Pemusnahan obat : suatu tindakan perusakan dan pelenyapan terhadap obat,
kemasan, dan/atau label yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan
keamanan, khasiat, mutu, dan label sehingga tidak dapat digunakan lagi
(BPOM, 2021).
4. Berita Acara Pemusnahan (BAP) : catatan laporan tentang pemusnahan
obat terkait waktu pemusnahan, tempat, keterangan, dan petunjuk lain tentang
pemusnahan tersebut.
5. SPO (Standar Prosedur Operasional) : menjamin mutu pelayanan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan (Permenkes no 73 tahun 2016).
6. Kartu stok : kartu yang digunakan untuk mencatat sirkulasi keluar masuknya
obat meliputi penerimaan, pengeluaran, obat hilang, obat rusak atau
kadaluarsa.
7. Penyimpanan obat : suatu kegiatan pengaturan obat agar terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia, agar aman dan mutunya terjamin.
Penyimpanan obat harus mempertimbangkan berbagai hal, yaitu bentuk dan
jenis sediaan, mudah atau tidaknya meledak/terbakar, stabilitas dan narkotika
dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus (Permenkes RI, 2014).
8. Pengelolaan obat : sebuah rangkaian pengendalian obat mulai dari proses
seleksi, pengadaan, distribusi, hingga penggunaan. Pengelolaan obat
berhubungan erat dengan anggaran dan belanja instalasi kesehatan seperti
rumah sakit, puskesmas, dan apotek.
9. FEFO (First Expired First Out): metode penyimpanan obat yang didasarkan
pada waktu datang suatu obat dimana obat yang datang lebih dulu akan
dikeluarkan lebih dulu.
10. FIFO (First In First Out) : metode penyimpanan obat berdasarkan obat yang
terakhir masuk dikeluarkan lebih dahulu.
C.
1. Kerugian dari obat kadaluarsa dan obat rusak
Total kerugian obat kadaluarsa adalah:
No Nama Obat Tgl ED Ket Jumlah Biaya
1 JANUMET 50/500 Jan 2023 ED 186 tablet Rp. 1.473.120
2 CONCOR 5 MG Jan 2023 ED 59 tablet Rp. 461.557
3 OSTEOKOM TABLET Jan 2023 ED 150 tablet Rp. 900.000
4 TRAJENTA TAB Jan 2023 ED 100 tablet Rp. 1.774.200
5 PROPEPSA SYR 200 ML Jan 2023 ED 15 botol Rp. 1.275.000
Total Kerugian Obat Kadaluarsa Rp. 5.883.877
a. Masalah
1. Kurangnya peresepan obat-obat tersebut dari dokter sehingga terjadi
penumpukan di ruangan penyimpanan menyebabkan obat kadaluarsa dan
rusak
2. Adanya obat dengan tanggal kadaluarsa yang terlalu pendek
3. Tidak sesuainya permintaan serta penerimaan obat dari apotek Sindu Farma
4. Kurangnya ketelitian TTK dan Apoteker di apotek saat penerimaan obat
terkait waktu kadaluarsa
5. Kurang baiknya pengelolaan obat pada tahap penyimpanan sehingga
menyebabkan obat kadaluarsa dan rusak
b. Penyebab
1. Apoteker dan TTK kurang mengontrol kartu stock obat dengan barang yang
tersedia di Apotek Sindu Farma
2. Kurangnya pengawasan petugas serta media komunikasi antara Apoteker dan
TTK sehingga pengelolaan sediaan farmasi di Apotek belum berjalan secara
optimal
3. Ditemukan obat rusak saat proses penerimaan dari PBF namun tidak dapat
langsung dikembalikan karena alasan prosedur yang sulit
4. Terlalu banyak jenis obat yang ada dan kasus penyakit yang jarang
menggunakan obat sehingga terjadi obat kadaluarsa dan rusak
5. Adanya penambahan jenis obat yang memiliki kandungan dan khasiat yang
sama namun dengan merk dagang dan sediaan yang berbeda sehingga
meningkatkan jumlah obat yang kadaluarsa dan rusak
6. Adanya peresepan dokter yang bervariasi sehingga obat-obatan berubah
akibatnya banyak obat yang tidak keluar atau tidak digunakan dan menumpuk
yang akhirnya menyebabkan obat kadaluarsa dan rusak
7. Adanya faktor internal dan eskternal yang menyebabkan obat rusak, seperti :
Internal : perubahan bentuk dari obat, perubahan warna atau terdapat
partikel asing.
Eksternal : ruangan penyimpanan obat dengan sirkulasi udara yang
mrtidak baik dapat mempengaruhi kelembaban udara sehingga obat
menjadi cepat rusak.
c. Solusi
1. Melakukan pembinaan, pelatihan, pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan SDM dan menjaga hubungan baik antara TTK
dan Apoteker, sehingga terbentuknya komunikasi yang lancar antara kedua
belah pihak di Apotek Sindu Farma
2. Apoteker melakukan perencanaan pengadaan obat sesuai dengan metode
morbiditas (banyaknya penyakit)
3. Apoteker bekerja sama dengan dokter untuk meresepkan obat sesuai dengan
morbiditas dan epidemiologi
4. Melakukan penyimpanan sesuai dengan suhu dan kelembaban yang sesuai
5. Melakukan pengecekan kartu stock minimal 3 bulan sekali
6. Teliti dalam melakukan permintaan dan penerimaan obat
7. Melakukan pengecekan ED obat yang baru datang dari suplier min 1 tahun
sebelum ED dari barang datang
8. Menggunakan metode pengelolaan obat FEFO (First Expired First Out)
9. Melakukan pencatatan dan pelaporan seluruh kegiatan pengelolaan
D. Peta Konsep/Mind Map
PROSES PERKULIAHAN
Perkuliahan dimulai dengan cara sebagai berikut :
1 Sesi I, Diskusi dalam Kelompok (30 menit)
a. Mahasiswa duduk per kelompok A, B atau C
b. Tiap kelompok menunjuk satu orang sebagai ketua kelompok yang bertugas
memimpin diskusi kelompok
c. Hasil diskusi dituangkan dalam lembar kertas chart dalam bentuk peta
konsep yang diharapkan dapat menjawab LO topik pembelajaran
d. Selama diskusi dalam kelompok, dosen mengamati secara seksama jalannya
diskusi, membantu meluruskan arah diskusi sesuai LO serta memberikan
catatan atau penilaian sesuai rubrik penilaian (form 4) yang menjadi bahan
bagai dosen untuk disampaikan saat diskusi pleno.
2 Sesi II, diskusi antar kelompok (2 x 25 menit)
a. Kertas chart ditempel didinding kelas dekat kelompok yang dituju berada
b. Diskusi Putaran 1 :
a) Tiap anggota kelompok tetap duduk di kelompok masing-masing seperti
saat diskusi dalam kelompok sesi I.
b) Presenter 1 dan co-presenter 1 kelompok A menuju kelompok B, Presenter
1 dan co-presenter 1 kelompok B menuju kelompok C, dan Presenter 1 dan
co-presenter 1 kelompok C menuju kelompok A.
c) Diskusi dipimpin oleh co presenter yang dimulai dengan presentasi oleh
presenter 1 tiap kelompok. Misalnya presenter 1 kelompok A memaparkan
kertas chart kelompoknya kepada anggota kelompok B dan dilanjutkan
dengan tanya jawab. Co presenter 1 mencatat nama dan pertanyaan penanya
dan dijawab oleh presenter dibantu oleh co- presenter 1.
d) Selesai diskusi, presenter 1 dan co-presenter 1 bergabung kembali dengan
kelompok masing-masing
e) Kelompok melakukan penilaian terhadap penampilan/presentasi
presenter/co presenter kelompok lain
f) Selama diskusi berlangsung dosen juga melakukan pengamatan dan
mencatat hasil pengamatan
c. Diskusi Putaran 2
a) Anggota kelompok tetap duduk di kelompok masing-masing
b) Presenter 2 dan co-presenter 2 kelompok A menuju kelompok C, Presenter
2 dan co-presenter 2 kelompok B menuju kelompok A dan Presenter 2 dan
co-presenter 2 kelompok C menuju kelompok B.
c) Diskusi dimulai dan dilakukan kembali seperti putaran 1 dan diakhiri juga
dengan pengamatan dan penilaian.
3 Sesi III, diskusi Kelas (20 menit)
a. Semua dokumen masing-masing kelompok dikumpul di map kelompok
masing-masing dan diserahkan kepada dosen
b. Dosen memimpin diskusi kelas dengan terlebih dahulu memberikan evaluasi
atau review terhadap jalannya diskusi kelompok sehingga pada pertemuan
berikutnya terjadi perbaikan diskusi yang lebih baik
c. Selanjutnya dosen memberikan rangkuman secara umum terhadap pokok
bahasan/topik pembelajaran dan menjelaskan apakah diskusi sudah sesuai
dengan LO yang telah ditetapkan. Jika memungkinkan, dosen dapat
meluruskan atau menjelaskan kembali hal-hal yang terkait pembahasan
skenario berdasarkan catatan dosen
d. Diakhir pembelajaran, dosen menyampaikan topik untuk pertemuan
berikutnya atau memberikan tugas mandiri kepada mahasiswa sesuai topik
pembelajaran
BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT KADALUARSA/RUSAK
Pada Hari Selasa tanggal 9 bulan Februari Tahun 2023 sesuai dengan Peraturan Mentri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, kami yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Apoteker Pengelola Apotek : Apt. Aidil Fitrah Syah, M.Sc
Nomor SIPA : 2202109/SIPA-2022/2023
Nama Apotek : SINDU FARMA
Alamat Apotek : jl. Kamboja, Simp. Baru, Tampan, Pekanbaru, Riau
Dengan disaksikan oleh
1. Nama : Apt. Rabiatul Adawiyah, S.Farm
NIP : 2202142/SIPA-2022/2023
Jabatan : Apoteker Pendamping
2. Nama : Yolla Jufanda, S.farm
NIP : 2202149/SIPA-2022/2023
Jabatan : Tenaga Teknis Kefarmasian
Telah melakukan pemusanahan obat dengan cara dilarutkan dan dibakar dengan insenerator
sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir.
Tempat dilakukan pemusanahan : Apotek Sindu Farma
Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (Empat) dan dikirim kepada :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan
3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
4. Arsip di Apotek
09 Februari 2023
Saksi – saksi Yang membuat berita acara:
09 Februari 2023
Saksi – saksi Yang membuat berita acara
Enkapsulasi Dihancurkan
(dicampur dengan dengan cara Diencerkan kemudian
semen dan kapur disobek dan cangkang kapsul
dan air didalam dibuang ditempat ditimbun dalam tanah.
drum sampah non medis
C. Novomix injeksi
Pada hari ini Selasa tanggal 31 bulan Januari tahun 2023 sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan dan
Pemusnahan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi, kami yang bertandatangan di
bawah ini:
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa pada pukul 15.00 WIB bertempat di halaman
Apotek Sindu Farma kami telah memusnahkan seumlah Narkotika sebagaimana tersebut
dalam lampiran.
Pemusnahan ini kami lakukan dengan cara insinerator
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat), dan dikirimkan kepada:
1. Kementrian Kesehatan RI c.q. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
2. Badan POM
3. Dinas Kesehatan Provinsi Riau
4. Pertinggal
Demikian Berita Acara ini kami buat dengan sesungguhnya agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
(apt. Diyah Tuah Utami, M.Farm.) (apt. Aidil Fitrah Syah, M.Sc.)
No.SIPA:2202117/SIPA-2022/2023 No.SIPA:2202109/SIPA-2022/2023
Saksi-saksi:
1. Petugas Kementrian Kesehatan RI,
(apt. Diyah Tuah Utami, M.Farm.) (apt. Aidil Fitrah Syah, M.Sc.)
No.SIPA:2202117/SIPA-2022/2023 No.SIPA:2202109/SIPA-2022/2023
Saksi-saksi:
1. Petugas Kementrian Kesehatan RI,
Konfirmasi
Uji Organoleptis
Dinkes Kab/Kota
Pengajuan Surat (pemastian kebeneran
atau BPOM
Permohonan obat)
dengan
Saksi menunjuk saksi
Disimpan di ruang
karantina Dilakukan oleh
penanggung /APJ
jawab fasilita
Perlakua
n
Disaksikan oleh
Dinkes Kab/Kota
atau BPOM
Cair
Dilarutkan
Dibuang dengan
proses pengolahan
libah
Berita acara