MENTERI KESEHATAN RI
Melalui Pendekatan Keluarga, Puskesmas mendapat banyak manfaat karena mendukung target capaian program, disisi lain
masyarakat mendapatkan manfaat dengan akses pelayanan kesehatan langsung kepada keluarga.
Saya berharap bahwa diterbitkannya buku saku “Pendekatan Keluarga Bagi Petugas Kesehatan Edisi Kedua Tahun 2017” ini
akan semakin meningkatkan pemahaman segenap pembaca tentang peran dan tanggung jawab Tim Pembina Keluarga serta
meningkatkan kemampuan untuk melakukan intervensi lanjut secara terintegrasi lintas program. Saya berharap agar buku ini
Terima kasih dan apresiasi saya sampaikan kepada seluruh kontributor dan semua pihak yang telah mendukung penyusunan,
penerbitan dan distribusi buku ini.
Semoga penerapan Pendekatan Keluarga di Indonesia akan mempercepat terwujudnya Keluarga Sehat menuju tercapainya derajat
kesehatan masyarakat Indonesia yang setinggi-tingginya.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ditingkat operasional, berperan penting dalam melaksanakan amanah
Menteri Kesehatan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri kesehatan nomor 75 tahun 2014 untuk menyelenggarakan
UKM dan UKP tingkat pertama guna mewujudkan Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga. Sasaran dari Program
Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga terdiri atas 4 (empat) program prioritas yang meliputi:
a. penurunan angka kematian ibu dan bayi;
b. penurunan prevalensi balita pendek (stunting);
c. pengendalian penyakit menular; dan
d. pengendalian penyakit tidak menular.
Pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah bermaksud tidak untuk mematikan UKBM-UKBM yang sudah ada tetapi
mengenali masalah yang ada dalam keluarga secara langsung, memotivasi keluarga untuk memanfaatkan UKBM yang ada
dan pelayanan puskesmas, serta memberdayaan keluarga agar mampu memperbaiki kondisi lingkungan yang sehat dan
faktor risiko lainnya yang selama ini merugikan kesehatan keluarga. Kunjungan rumah dilakukan oleh tim Pembina keluarga
yang ditunjuk oleh pimpinan Puskesmas
Pembina Keluarga adalah tenaga kesehatan Puskesmas yang diberi tugas tambahan oleh Kepala Puskesmas untuk melakukan
kunjungan keluarga kepada keluarga-keluarga binaannya di wilayah kerja Puskesmas.
Tim Pembina Keluarga bertanggung jawab dalam:
1. Mencatat informasi keluarga sesuai dengan Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga) atau menggunakan Aplikasi Keluarga
Sehat yang perlu ditindaklanjuti oleh petugas Puskesmas dan yang perlu dirujuk ke UKBM
2. Skreening kesehatan setiap anggota keluarga terutama yang terkait dalam 12 indikator PIS-PK
3. Memberikan intervensi awal berupa KIE sesuai permasalahan kesehatan yang ditemukan dengan menggunakan Paket
Informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga)
4. Menganjurkan keluarga untuk memanfaatkan dan berperan serta dalam kegiatan UKBM yang ada di desa setempat
5. Meminta anggota keluarga untuk melakukan kunjungan ke Puskesmas atau FKTP lainnya (sesuai dengan FKTP di mana
peserta terdaftar) untuk pemeriksaan lebih lanjut
6. Menyampaikan informasi dan laporan hasil kunjungan rumah kepada pimpinan
7. Berkoordinasi dengan pengelola program terkait di Puskesmas sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ditemukan
di setiap keluarga agar dapat dilakukan intervensi lanjut
8. Melakukan update kondisi kesehatan tiap anggota keluarga binaannya.
9. Memberikan informasi kepada tim data Puskesmas terkait perubahan informasi kesehatan keluarga setelah dilakukan
intervensi
3. Menggali informasi kesehatan setiap anggota keluarga terutama yang terkait dalam 12 indikator PIS-PK
KELUARGA
KELUARGA UKBM
UKBM
PUSKESMAS
PUSKESMAS
Menindaklanjuti
anjuran/pesan
1 kesehatan dari Tim
Mencatat informasi keluarga Pembina Keluarga ke
sesuai dengan Prokesga atau UKBM atau
menggunakan Aplikasi KS Puskesmas
tentang Keluarga mengikuti
Penyuluhan dan Sosialisasi
KB Metode KB di: Menginformasikan Program KB kepada catin , PUS
2
-
-
Posbindu : WUS
Posyandu : WUS/ibu hamil 1 tidak ber KB dan ibu hamil 1
Memberikan - Kelas Ibu Hamil : ibu hamil
Memberikan konseling pemilihan metode KB dan
KIE/Penyuluhan seperti - Pos UKK : pekerja
melakukan pelayanan KB 2
manfaat dan tujuan KB 7 Pengelola program
untuk Catin, PUS dan Ibu
Hamil memberikan
Melakukan konseling
pemilihan metode KB di 2 Kunjungan rumah untuk drop out Kb dan PUS tidak 3
3 Memberikan penjelasan Intervensi lanjut Posyandu dan pos UKK
ber KB
2. Pertanyaan yang diajukan: Apakah Keluarga menggunakan alat kontrasepsi atau ikut program Keluarga
Berencana? Y/T
Bila jawabannya YA maka tulis Y
Apabila dalam keluarga tersebut ada anggota keluarga wanita usia 10 – 54 tahun sudah menikah dan atau laki-laki usia
≥ 10 tahun sudah menikah namun tidak menjadi akseptor KB maka jawabannya Tidak, ditulis T , lalu tanyakan alasannya.
IUD
- Perubahan siklus haid umumnya pada 3-6 bulan pertama
- Tidak direkomendasikan untuk digunakan pada penderita IMS
- Tidak melindungi dari penularan HIV/IMS
Suntik 1 Bulanan
- Pada sebagian orang terjadi perubahan pola haid
- Mempengaruhi produksi ASI
- Pemulihan kesusburansetelah pemakaian rata-rata sekitar 5 bulan
Suntik 3 Bulanan
- Menyebabkan gangguan Haid sampai tidak mendapatkan haid
- Pemulihan kesuburan setelah pemakaian rata-rata sekitar 10 bulan
Kondom
- Bila pasangan allergi terhadap lateks atau karet (bahan pembuat kondom)
- Harus selalu tersedia dan dipakai setiap kali akan berhubungan
- Kondom hanya untuk sekali pakai, bila dipakai berulang akan menyebabkan kebocoran karena terbuat dari lateks atau
karet yang tipis
- segera membersihkan organ intim sehabis berhubungan intim. Hal ini dapat membantu mencegah efek
samping dan juga menjaga kebersihan organ intim Anda.
KELUARGA
KELUARGA UKBM
UKBM PUSKESMAS
PUSKESMAS
Menindaklanjuti
anjuran/pesan
Mencatat informasi keluarga kesehatan dari Tim
sesuai dengan Prokesga atau Pembina Keluarga ke
1 menggunakan Aplikasi KS
tentang Ibu melakukan
UKBM atau
Puskesmas
persalinan di faskes Menginformasikan dan
memberikan pelayanan
1 Memberikan informasi kepada pasien tentang hak dan
kewajiban yang akan dioerileh pada saat melakkan 1
2 Memberikan KIE/Penyuluhan pemeriksaan kehamilan di pemeriksaan
bagi ibu hamil agar bersalin
Posyandu
Memberikan penyuluhan
2 Pengelola KIA memberikan penyuluhan manfaat dan 2
di faskes serta manfaat dan
tujuan bersalin di faskes kepada ibu hamil di kelas ibu tujuan persalinan di faskes
6
3 Memberikan informasi
Pengelola program Mempermudah akses ibu
hamil ke faskes dengan
3 Memberikan Pelayanan pemeriksaan kehamilan,
pelayanan persalinan dan nifas di faskes
3
tentang tanda bahaya memberikan pemanfataan RTK
(kehamilan, persalinan dan
nifas)
Intervensi lanjut
secara terintegrasi Pemanfaatan dana Kunjungan rumah untuk ibu hamil dan ibu nifas yang 4
Jampersal bagi ibu hamil tidak melakukan kunjungan ulang
lintas program terkait miskin dan tidak mempunyai 4
4 Mendorong Pemanfaatan TIMTIMPEMBINA
PEMBINA KELUARGA
KELUARGA
jaminan Melakukan lokmin dan menganalisa hasil kunjungan
keluarga
5
BUKU KIA dan P4K bagi Ibu Menginformasikan
manfaat P4K termasuk 5
Hamil
penempelan sticker
Berkoordinasi dgn Lintas Program terkait hasil
intervensi lanjut yang telah dilakukan 7
Menganjurkan kunjungan ke
5 UKBM atau Puskesmas untuk
Berkoordinasi dengan Tim
Puskesmas untuk pelaporan 7 Menyampaikan informasi dan laporan hasil
kunjungan rumah kepada Pimpinan Puskesmas
mendapat pelayanan KIA mengenai Pelayanan pada 6
pada saat hamil Ibu hamil Berkoordinasi dengan pengelola program terkait di
2. Pertanyaan: Apakah saat ibu melahirkan (NAMA)....... bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan?
NAMA yang dimaksud adalah nama anak ibu tersebut.
Bila jawabannya YA maka tulis Y
Apabila jawabannya Tidak maka tulis T, serta tanyakan alasannya.
Bila dalam keluarga tersebut terdapat ibu hamil, Ibu Nifas atau PUS yang tidak menggunakan KB karena berencana untuk
hamil, lanjutkan dengan:
- Informasikan untuk pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilannya dan mendapatkan standar pelayanan
antenatal 10 T
- Memotivasi ibu untuk mengikuti i kelas ibu dan menyepakati amanat persalinan serta menempel stiker P4K,
- memotivasi ibu memanfaatkan buku KIA karena berisi berbagai informasi dan catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin,
nifas) dan anak (bayi baru lahir sampai usia 6 tahun)
- Menyarankan keluarga agar memanfaatan buku KIA
- Menjelaskan mengapa Ibu hamil perlu mengetahui tanda – tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
- Menjelaskan pentingnya dan manfaatnya bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan, serta mendorong setiap ibu hamil
agar melakukan persalinan di Fasilitas Kesehatan;
3. Siapa saja yang dapat mengakses pelayanan kesehatan Ibu dan Anak
• Ibu Hamil
Tanda awal seorang perempuan hamil mengalami terlambat haid paling sedikit 1- 2 minggu berturut-turut, walaupun
terkadang ada bercak darah. Untuk lebih memastikan hamil atau tidak, maka perempuan tersebut dianjurkan untuk
memeriksakan diri ke bidan/dokter dan bila dilakukan test kehamilan, maka didapatkan hasil positif.
Anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali,
termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga, dengan urutan sebagai berikut.
5. Mengapa Ibu hamil perlu mengetahui Tanda – tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas?
• setiap ibu hamil diharapkan dapat menjalankan kehamilannya dengan sehat,bersalin dengan selamat serta melahirkan
bayi yang sehat.
• Tanda Bahaya pada Kehamilan antara lain:
- Ibu tidak mau makan dan muntah terus menerus
- Demam Tinggi
INDIKATOR
INDIKATOR 3. BAYI
3. BAYI MENDAPAT IMUNISASI
MENDAPAT IMUNISASIDASAR LENGKAP
DASAR LENGKAP
KELUARGA
PUSKESMAS
UKBM
FKTP LAINNYA
FKRTL
TIM PEMBINA KELUARGA
GAMBAR
GAMBAR 4. BAYIMENDAPAT
4. BAYI MENDAPAT IMUNISASI DASAR
IMUNISASI LENGKAP
DASAR LENGKAP
Pendataan Indikator ini hanya dilakukan pada keluarga yang mempunyai Balita 12-23 bulan
Pertanyaan:
- Apakah bayi ibu/ bapak waktu berusia 0-11 bulan telah mendapatkan imunisasi lengkap? (HB0, BCG, DPT-HB-Hib1, DPT-
HB-Hib2,DPT-HB-Hib3, Polio1, Polio2, Polio3, Polio4, IPV, Campak/Campak Rubella)
- Apakah bayi ibu/bapak diberikan imunisasi diatas usia 11 bulan untuk jenis imunisasi yang belum diperoleh waktu berusia
0-11 bulan? Jenis imunisasi apa saja yang diberikan?
- Apakah bayi ibu/bapak pernah mendapatkan imunisasi lanjutan pada waktu berumur antara 12 -23 bulan?
Imunisasi
Imunisasidasar
dasarlengkap
lengkapharus
harusdiberikan pada
diberikan bayibayi
pada sebelum berusia
sebelum 1 tahun.
berusia Namun,
1 tahun. Namun, apabila terlewat dari jadwal yang
apabila terlewat dari jadwal yang seharusnya, imunisasi harus tetap dilengkapi
seharusnya, imunisasi harus tetap dilengkapi meskipun usia anak sudah lebih dari 1 tahun, kecuali imunisasi Hepatitis
meskipun usia anak sudah lebih dari 1 tahun, kecuali imunisasi Hepatitis B untuk bayi
B untuk bayi baru lahir yang hanya diberikan pada usia maksimal 7 hari dan BCG hanya diberikan pada usia maksimal 1
baru lahir yang hanya diberikan pada usia maksimal 7 hari dan BCG hanya diberikan
tahun.usia maksimal 1 tahun.
pada
Pelayanan imunisasi di posyandu dilaksanakan setiap bulan satu kali sesuai dengan jadwal pelaksanaan posyandu rutin
di masing-masing daerah, sedangkan pelayanan imunisasi di Puskesmas dan Puskesmas pembantu dijadwalkan setiap
minggu pada hari-hari tertentu. Untuk jadwal pelayanan imunisasi di rumah sakit maupun fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan oleh masing-masing fasilitas tersebut.
INDIKATOR
INDIKATOR 4.4.BAYI
BAYI MENDAPAT
MENDAPAT ASI EKSKLUSIF
ASI EKSKLUSIF
UKBM PUSKESMAS
KELUARGA
GAMBAR
GAMBAR 5. ALUR
5. ALUR BAYI MENDAPAT
BAYI MENDAPAT ASI
ASI EKSKLUSIF EKSKLUSIF
18
Pendataan ini dilakukan pada keluarga yang mempunyai bayi usia 7-23 bulan.
Pertanyaan: Apakah bayi ini pada waktu usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja (ASI eksklusif)?
Jawaban Ya, Apabila selama usia 0-6 bulan bayi hanya memperoleh ASI saja, tanpa diberikan makanan/minuman lain,
termasuk air putih (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan).
1. Apa yang dimaksud dengan bayi diberi ASI Ekslusif selama 6 bulan ?
Adalah jika dalam keluarga terdapat anak usia 7-23 bulan dan anak tersebut selama 6 bulan (saat berusia 0-6 bulan)
hanya diberikan ASI saja, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.
• ASI mengandung zat gizi yang lengkap dan zat kekebalan tubuh yg tidak ada dalam makanan/minuman apapun.
• ASI diberikan segera setelah bayi lahir minimal 1 jam pertama/ IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
• ASI diberikan sesuai keinginan bayi, minimal 8x sehari. Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, perlu dibangunkan untuk
disusui.
• ASI yang pertama keluar berwarna kuning (kolostrum), berisi zat kekebalan tubuh. Jangan dibuang!
INDIKATOR
INDIKATOR 5.5.BALITA
BALITA MENDAPATKAN
MENDAPATKAN PEMANTAUAN
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
PERTUMBUHAN
PUSKESMAS
KELUARGA UKBM
GAMBAR
GAMBAR 6. ALUR
6. ALUR PEMANTAUAN
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
PERTUMBUHAN
20
32 BUKU SAKU PENDEKATAN KELUARGA
BAGI PETUGAS KESEHATAN
Definisi Operasional :
Pertumbuhan balita adalah bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat
diukur. Deteksi dini tumbuh kembang balita juga ditempuh dengan pemeriksaan fisik rutin.
Pertumbuhan balita dapat dipantau dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan.
Pendataan ini dilakukan pada keluarga yang mempunyai balita usia (usia 2-59 bulan)
Pertanyaan : Apakah dalam 1 bulan terakhir dilakukan pemantauan pertumbuhan balita?
Apabila balita usia 2 – 59 bulan telah dilakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada 1 bulan terakhir,
maka jawabannya YA.
2. Kapan dan dimana harus melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita?
Pertumbuhan balita dilakukan secara terus menerus dan teratur.
Pemantauan pertumbuhan dilakukan setiap bulan di posyandu/fasilitas kesehatan lain.
Pemantauan perkembangan dilakukan:
• 3 bulan sekali pada usia 0 - 24 bulan
• 6 bulan sekali pada usia 2 – 6 tahun
Deteksi dini tumbuh kembang balita juga ditempuh dengan pemeriksaan fisik rutin.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dilakukan di posyandu/PAUD/fasilitas kesehatan lainnya. Pemantauan
dapat juga dilakukan oleh ibu/keluarga menggunakan panduan buku KIA.
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan cara melihat kenaikan berat badannya dibandingkan dengan standar
sesuai umurnya atau membandingkan garis pertumbuhannya dengan grafik pertumbuhan yang terdapat pada KMS
dalam Buku KIA. Setiap kali ditimbang, berat badan anak harus dicantumkan dengan tanda titik pada KMS atau Buku
Bila berat badan naik, berikan pujian kepada ibu dan tetap mengingatkan pentingnya memantau pertumbuhan di Posyandu.
Bila pertumbuhan anak bermasalah (berat badan tidak naik atau anak gemuk), berikan pujian kepada ibu karena telah
membawa anaknya ke Posyandu, berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai dengan
golongan umurnya dan segera berkoordinasi dengan Tenaga Gizi setempat untuk mendatangi sasaran sebagai langkah
tindaklanjut.
KELUARGA
UKBM, POS PUSKESMAS
TB-DESA, DLL
GAMBAR 7. ALUR
GAMBAR PENDERITA
7. ALUR TBTB
PENDERITA PARU
PARUMENDAPATKAN PENGOBATAN
MENDAPATKAN PENGOBATAN SESUAI
SESUAI STANDAR
STANDAR
Pendataan ini dilakukan pada keluarga yang mempunyai anggota keluarga berusia lebih atau sama dengan 15 tahun yang
menderita batuk dan sudah 2 minggu berturut-turut belum sembuh atau didiagnosis sebagai penderita TB Paru dan penderita
tersebut berobat sesuai dengan petunjuk dokter/petugas kesehatan
Pertanyaan:
- Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita tuberkulosis (TB) paru?
- Apakah Saudara pernah menderita batuk berdahak > 2 minggu disertai satu atau lebih gejala: dahak bercampur darah/
batuk berdarah, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam > 1 bulan?
- Bila ya, apakah meminum OAT secara teratur (selama 6 bulan)?
Selain itu ada beberapa kelompok masyarakat yang perlu dicurigai TB jika kontak erat atau tinggal serumah dengan
pasien TB, orang yang tinggal di daerah padat penduduk, pasien dengan kondisi kurang gizi atau pasien dengan ko-morbid
tertentu yaitu pasien dengan HIV AIDS, pasien dengan DM, masyarakat yang gemar merokok, masyarakat yang tinggal
atau bekerja di tempat yang kemungkinan kejadian silikosisnya tinggi.
Pengobatan TB harus lengkap dan teratur, bila pasien berhenti minum obat sebelum selesai akan berisiko:
1. Penyakit tidak sembuh dan tetap menularkan ke orang lain
2. Penyakit bertambah parah dan bisa berakibat kematian
3. Kuman TB yang ada di dalam tubuh akan terus berkembang dan menjadi kebal terhadap obat TB sebelumnya dan
harus menggunakan obat yang lebih mahal serta waktu pengobatan yang lebih lama.
4) Pemberian profilaksis INH pada anak di bawah lima tahun dan pada ODHA yang tidak sakit TB
PUSKESMAS
KELUARGA UKBM
GAMBAR
GAMBAR8.8.ALUR
ALURPENDERITA HIPERTENSIBEROBAT
PENDERITA HIPERTENSI BEROBATTERATUR
TERATUR
Definisi Operasional
Penderita Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaanBUKU
di SAKU
mana tekanan
PENDEKATAN KELUARGA
43
darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg yang telah diberi
BAGI PETUGAS KESEHATAN
Pendataan ini dilakukan pada keluarga yang mempunyai anggota keluarga berusia lebih atau sama dengan 15 tahun yang
didiagnosis sebagai penderita tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penderita tersebut berobat teratur sesuai Panduan Praktik
Klinik Bagi Dokter di FKTP.
Pertanyaan:
- Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita tekanan darah tinggi/hipertensi?
- Apakah ibu/bapak bersedia diukur tekanan darah sekarang?
Catat hasilnya: Sistolik (mm/hg)
Diastolik (mm/hg)
Bila ya sdr menderita tekanan darah tinggi, apakah selama ini Saudara meminum obat tekanan darah tinggi/hipertensi
secara teratur?
Lanjutkan dengan
- Melakukan KIE untuk hipertensi dan faktor resiko PTM
- Melakukan KIE tentang cara mengukur tekanan darah yang benar;
- Melakukan KIE tentang penggunaan alat kesehatan pengukur tekanan darah yang baik dan benar;
- Menyarankan untuk bergabung dengan Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) ditempat kerjanya
Keadaan ini dapat berlangsung lama, sampai dirasakan “sakit” akibat kerusakan bagian tubuh yang penting seperti
jantung, ginjal, otak, dan lain-lain.
Untuk
Keadaan mewaspadainya,
ini dapat berlangsungmakalama,tekanan
sampaidarah harus dikenali
dirasakan “sakit” dengan cara mengukurnya
akibat kerusakan bagian secara rutin.
tubuh yang penting seperti jantung, ginjal, otak, dan lain-lain.
2. mewaspadainya,
Untuk Apa saja faktor risiko
makaHipertensi ?
tekanan darah harus dikenali dengan cara mengukurnya
Faktor
secara rutin. risiko yang tidak dapat diubah: umur, riwayat keluarga dan jenis kelamin
2. Apa sajaFaktor
faktorrisiko yang
risiko dapat diubah:
Hipertensi ? kegemukan (obesitas), merokok, kurang aktivitas fisik, konsumsi garam berlebihan,
dislipidemia,
Faktor risiko yang tidakkonsumsi
dapatalkohol berlebih,
diubah: psikososial
umur, riwayat dan stress.
keluarga dan jenis kelamin
Faktor risiko yang dapat diubah: kegemukan (obesitas), merokok, kurang aktivitas fisik,
konsumsi garam berlebihan, dislipidemia, konsumsi alkohol berlebih, psikososial dan
BUKU SAKU PENDEKATAN KELUARGA
BAGI PETUGAS KESEHATAN 45
stress.
3. Siapa saja yang perlu diperiksa Hipertensi ?
Seluruh penduduk usia >15 tahun. Karena berdasarkan data Riskesdas 2013, diketahui
3. Siapa saja yang perlu diperiksa Hipertensi ?
Seluruh penduduk usia >15 tahun. Karena berdasarkan data Riskesdas 2013, diketahui bahwa hanya sepertiga penderita
hipertensi (36,8%) yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan hanya 0,7% yang minum obat.
Pada saat seseorang ditegakkan diagnosis hipertensi derajat satu, maka yang pertama dilakukan adalah mencari faktor
risiko apa yang ada. Kemudian dilakukan upaya untuk menurunkan faktor risiko yang ada dengan modifikasi gaya hidup,
sehingga dapat dicapai tekanan darah yang diharapkan.
Bila dalam satu bulan tidak tercapai tekanan darah normal, maka terapi obat diberikan. Bila hipertensi derajat dua, maka
intervensi obat diberikan bersamaan dengan modifikasi gaya hidup.
Upaya promotif dan preventif/pencegahan dilakukan terhadap orang atau kelompok masyarakat yang masih sehat
maupun yang sudah berisiko yang dilakukan melalui kegiatan POSBINDU PTM. Hipertensi dapat dicegah dengan perilaku
CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala; Enyahkan asap rokok; Rajin aktivitas fisik; Diet sehat dengan gizi seimbang;
Istirahat yang cukup; dan Kelola stress.
Sedangkan upaya kuratif dan rehabilitatif dilakukan terhadap orang atau sekelompok masyarakat yang sudah sakit
melalui modifikasi gaya hidup sehat dan terapi obat.
PUSKESMAS
KELUARGA UKBM DENGAN
LAYANAN JIWA
Definisi Operasional
Gangguan jiwa merupakan sekumpulan gejala atau pola perilaku yang ditemukan secara
48 BUKU SAKU PENDEKATAN KELUARGA
BAGI PETUGAS KESEHATAN
klinis, disertai penderitaan dan hambatan. Penderita gangguan kejiwaan yang ditemukan
dikeluarga diindikasi dengan adanya beberapa tanda dan gejala perubahan
emosi/suasana perasaan, pola dan isi pikir serta perilaku yang tidak wajar pada anggota
Definisi Operasional
Gangguan jiwa merupakan sekumpulan gejala atau pola perilaku yang ditemukan secara klinis, disertai penderitaan dan
hambatan. Penderita gangguan kejiwaan yang ditemukan dikeluarga diindikasi dengan adanya beberapa tanda dan gejala
perubahan emosi/suasana perasaan, pola dan isi pikir serta perilaku yang tidak wajar pada anggota keluarganya. Perubahan
perilaku anggota keluarga tersebut yang ditemukan secara klinis yang berdampak pada kesulitan dalam melakukan pekerjaan
dan aktivitas sehari-hari termasuk bersosialisasi. Penderita tersebut dikatakan sudah mendapatkan pengobatan apabila
sudah diberikan konseling dan psikoterapi serta obat jiwa (psikofarmaka).
Pendataan indikator ini dilakukan pada keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa berat dan
tidak ditelantarkan dan/atau dipasung serta diupayakan penyembuhannya.
Pertanyaan:
1. Apakah ada anggota keluarga yang pernah didiagnosis menderita gangguan jiwa berat (Schizoprenia)?
2. Apakah ada anggota keluarga yang dipasung?
3. Bila ya, apakah selama ini anggota keluarga tersebut meminum obat gangguan jiwa berat secara teratur?
Lanjutkan dengan
- Melakukan Edukasi kepada keluarga tentang penggunaan obat gangguan jiwa yang benar melalui GeMa CerMat ;
- Meminta keluarga melakukan Deteksi dini (skrining) masalah keswa anak dan remaja;
- Meminta untuk segera berkonsultasi dengan Puskesmas
- Gunakan Flier Pinkesga penderita gangguan jiwa
- Edukasi gizi dan Pemeriksaan PTM
Pencegahannya antara lain adalah dukungan keluarga dan masyarakat, pola asuh yang baik, pelatihan keterampilan
sosial hidup (mis kelola stress dengan baik), berpikir positif, olah raga teratur, menerapkan teknik relaksasi, meningkatkan
nilai spiritual, cek kesehatan teratur dan menciptakan kehidupan dengan semangat ceria.
Gangguan jiwa perlu deteksi dini didalam keluarga, kader kesehatan melalui Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) seperti posyandu, posbindu dan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).
Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan kepada anggota keluarga untuk mendeteksi gangguan jiwa adalah sebagai
berikut:
• Adakah anggota keluarga yang mengalami riwayat gangguan jiwa? Bagaimana kondisinya saat ini dalam aktivitasnya
sehari-hari? Apakah sudah mendapatkan penanganan/penatalaksanaan, patuh berobat dan kontrol secara teratur?
• Adakah anggota keluarga yang sering marah tanpa alasan yang jelas, memukul, merusak barang, mudah curiga
berlebihan, tampak bicara sendiri, bicara kacau atau pikiran yang aneh?
Jika ditemukan/dideteksi salah satu pertanyaan diatas, maka segeralah membawanya ke fasilitas kesehatan tingkat
dasar atau fasilitas pelayanan kesehatan tingkat rujukan terdekat dengan mengikuti alur sistim rujukan yang berlaku.
Selain pertanyaan dapat pula dibantu menggunakan instrumen Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) untuk usia
dibawah 17 tahun dan Self Reporting Questionnaire (SRQ) untuk usia diatas 17 tahun (terlampir).
Sedangkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, dokter dapat menggunakan instrumen Mini ICD-X
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah ODGJ berat diharuskan menjadi anggota jaminan kesehatan nasional
(JKN) dengan memiliki kartu JKN yang dikelola oleh BPJS setempat. Sistim pelayanannya adalah mengikuti alur sistim
rujukan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang memiliki pelayanan
kesehatan jiwa. Jika tidak dapat ditangani, dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat rujukan lanjut (FKTRL) dengan layanan
jiwa disertai membawa kartu identitas dan surat rujukan.
Apabila yang bersangkutan mengalami keadaan gawat darurat psikiatri, maka dapat langsung ke unit gawat darurat
(UGD) di Rumah Sakit terdekat. Jika dirawat, peserta harus melengkapi persyaratan administrasi 3 x 24 jam hari kerja
sejak peserta masuk ke rumah sakit.
d. Rehabilitasi psikososial/psikiatrik dan rehabilitasi berbasis masyarakat agar dapat mengoptimalkan fungsi mentalnya
dan mempersiapkan orang dengan gangguan jiwa berat di keluarga dan masyarakat dengan mengajarkan aktivitas
dalam kehidupan sehari-hari seperti:
• Pelatihan keterampilan sosial antara lain:
Meronce, menjahit, pertukangan, bercocok tanam, mencuci, memasak, bermain musik dan sebagainya.
• Pelatihan vokasional
Mengerjakan tugas sehari-hari seperti perawatan diri, bekerja dan bersosialisasi
PUSKESMAS
KELUARGA UKBM
Anggota keluarga yang tidak merokok adalah keluarga yang tidak ada seorangpun dari
Definisi Operasional
Anggota keluarga yang tidak merokok adalah keluarga yang tidak ada seorangpun dari anggota keluarga tersebut yang sering
atau kadang-kadang menghisap rokok atau produk lain dari tembakau. Termasuk disini adalah jika anggota keluarga tidak
pernah atau sudah berhenti dari kebiasaan menghisap rokok atau produk lain dari tembakau.
Pendataan ini dilakukan pada keluarga yang tidak ada seorangpun dari anggota keluarga tersebut yang sering atau kadang-
kadang menghisap rokok atau produk lain dari tembakau. Termasuk disini adalah jika anggota keluarga tidak pernah atau
sudah berhenti dari kebiasaan menghisap rokok atau produk lain dari tembakau.
1. Apa yang dimaksud dengan konsumsi rokok atau hasil tembakau lainnya?
Rokok dikonsumsi dengan cara dibakar dan dihisap asapnya, yang bahannya dibuat dari tembakau rajangan atau bahan
penggantinya dan cengkeh atau rempah lain yang dibungkus dengan cara dilinting. Selain rokok, hasil olahan tembakau
lain yang dikonsumsi berupa cerutu, rokok elektrik atau yang dikenal dengan “vape”, shisha, atau tembakau yang dikunyah.
Efek yang sama juga dapat terjadi pada orang yang memperoleh paparan asap rokok dari orang lain serta menghisap
residu yang ditinggalkan pada barang-barang dan tubuh yang terpapar asap rokok.
3. Siapa dan apa yang perlu edukasi bahaya merokok bagi kesehatan ?
Anggota keluarga yang merokok yaitu perokok aktif (orang yang merokok) dan perokok pasif (orang lain yang terpapar
asap rokok) baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak.
Apa bila terdapat penyulit berupa gejala putus nikotin yang berat (sakau nikotin) seperti cemas berlebihan, agresif berat,
depresi berat agar dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (rumah sakit) untuk memperoleh layanan lanjutan.
5. Apa yang perlu diperiksa bila seseorang ingin mendapatkan layanan upaya berhenti merokok?
a. Penilaian motivasi dan kesiapan untuk berhenti merokok menggunakan kuesioner yang ada.
b. Penilaian tingkat ketergantungan nikotin menggunakan kuisioner yang ada.
c. Penilaian fungsi Paru sederhana dengan menggunakan peak flow meter dan kadar gas karbon monoksida di paru
dengan alat CO analiser di Puskesmas.
6. Apa saja upaya pencegahan konsumsi rokok dan hasil tembakau lainnya?
Upaya yang dilakukan sebagai berikut :
a. Mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di 7 tatanan (tempat belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat
ibadah, tempat fasilitas kesehatan, tempat kerja, angkutan umum dan tempat-tempat umum serta tempat lainnya
7. Apa yang dilakukan bila ditemukan anggota keluarga yang konsumsi rokok dan hasil tembakau lainnya?
a. Menginformasi dan mengedukasi keluarga tentang bahaya merokok baik bagi diri perokok tersebut maupun bagi
anggota keluarga yang lain.
b. Menganjurkan anggota keluarga yang merokok untuk berhenti merokok, dan
c. Menganjurkan agar tidak merokok di dalam rumah dan segera mandi serta ganti baju apabila selesai merokok
d. Menginformasikan adanya layanan berhenti merokok di FKTP (Puskesmas dan klinik mandiri) atau di FKRTL (rumah
sakit) dan layanan berhenti merokok tanpa bayar dengan nomor telpon 0800 – 177 – 6565
e. Melaporkan kondisi keluarga ini kepada pimpinan puskesmas dan petugas pengelola program untuk tindak lanjutnya
DATA KELUARGA
1 Provinsi :
2 Kabupaten/Kota*) :
3 Kecamatan :
4 Desa/Kelurahan :
5 RT / RW : RT RW
6 Nomor Rumah
8 Nomor KK :
9 Alamat Rumah :
Definisi Operasional
Definisi Operasional
Keluarga anggota JKN adalah keluarga yang anggotanya memiliki kartu keanggotaan BPJS Kesehatan dan/atau kartu
kepesertaan asuransi kesehatan lainnya
Pendataan ini dilakukan pada keluarga yang seluruh anggota keluarga tersebut memiliki kartu keanggotaan BPJS Kesehatan
dan/atau kartu kepesertaan asuransi kesehatan lainnya
• Pelayanan Kesehatan dapat dilaksanakan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun FKRTL
(Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan). Pelayanan kesehatan dilakukan secara berjenjang mulai dari
FKTP ke FKRTL kecuali pada keadaan gawat darurat.
5.5. Berapakah
Berapakah besaran
besaran iuraniuran peserta
peserta JKN ? JKN ?
6. Apa yang harus dilakukan oleh peserta jika mengalami permasalahan dalam kepesertaan atau pelayanan
6. Apa yang harus dilakukan oleh peserta jika mengalami permasalahan dalam
JKN?
kepesertaan
Peserta atau pelayanan
dapat mendatangi kantor cabangJKN?
BPJS di wilayahnya atau BPJS Center yang berada di RS.
Peserta dapat mendatangi kantor cabang BPJS di wilayahnya atau BPJS Center yang
berada di RS.
INDIKATOR
INDIKATOR 11.11. KELUARGA
KELUARGA MEMPUNYAI
MEMPUNYAI AKSES AIR
AKSES SARANA SARANA
BERSIHAIR BERSIH
KELUARGA PUSKESMAS
43
Definisi Operasional :
Keluarga mempunyai akses sarana air bersih adalah jika keluarga tersebut memiliki akses dan menggunakan air leding PDAM
atau sumur pompa, atau sumur gali, atau mata air terlindung untuk keperluan sehari-hari.
Pendataan indikator ini dilakukan diseluruh keluarga yang berada diwilayah kerja Puskesmas
Pertanyaan :
Apakah tersedia sarana air bersih di lingkungan rumah?
Ditanyakan tentang ketersediaan sarana air bersih yang dimiliki oleh keluarga yang digunakan untuk seluruh keperluan
keluarga termasuk untuk keperluan makan, minum, masak, mandi, dan mencuci.
Bila Ya, apa jenis sumber airnya terlindungi (PDAM, sumur pompa, sumur gali terlindung, mata air terlindung)
• PDAM adalah air yang berasal dari perusahaan air minum yang dialirkan langsung ke rumah dengan beberapa titik kran,
biasanya menggunakan meteran (termasuk perusahaan air minum swasta).
• Sumber air terlindung adalah sumber air tanah yang secara langsung (tanpa diolah) digunakan untuk keperluan keluarga
(termasuk sumur pompa, sumur gali terlindung, dan mata air terlindung).
Bila jawabannya Tidak, maka dilanjutkan dengan memberikan KIE mengenai air bersih. Penggunaan, manfaat dan kerugian
apabila tidak menggunakan air bersih.
Apa perbedaan sarana air bersih dimiliki dengan sarana air bersih milik umum/komunal?
a. Akses air bersih yang dimiliki yaitu: sarana milik keluarga (ledeng sambungan rumah, sumur gali/sumur bor dengan
pompa/penampungan air hujan di area rumah)
b. Akses air bersih milik umum/komunal yaitu : sarana milik umum (sumur gali/sumur bor dengan pompa/mata air
terlindung/penampungan air hujan/tangki air/hidran umum/terminal air)
6. Siapa yang menyediakan sarana dan prasarana air bersih untuk keluarga?
1) Keluarga
2) Kelompok Masyarakat
3) Pemerintah/Pemerintah Daerah
4) Swasta/Corporate Social Responsibility (CSR)/Mitra lainnya
KELUARGA
PUSKESMAS
GAMBAR
GAMBAR13.13.
ALUR JAMBAN
ALUR SEHAT
JAMBAN SEHAT
46
Definisi Operasional :
Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat adalah jika keluarga tersebut memiliki akses dan menggunakan
sarana untuk buang air besar berupa kloset leher angsa atau kloset plengsengan.
Yang dimaksud dengan ketersediaan jamban dalam keluarga adalah kepemilikan Jamban oleh sebuah keluarga. Sedangkan
Jamban komunal (umum) yang jumlahnya 1 (satu) atau lebih namun digunakan oleh beberapa rumah tangga /rumah kontrakan
tidak termasuk dalam ketersediaan jamban keluarga.
Pendataan indikator ini dilakukan diseluruh keluarga yang berada diwilayah kerja Puskesmas
Pertanyaan :
- Ditanyakan tentang ketersediaan jamban yang digunakan dalam rumah di keluarga;
- Cek apakah jenis jambannya saniter ? (kloset/leher angsa/plengsengan)
- Untuk anggota keluarga berumur >15 tahun, dilanjutkan dengan pertanyaan : Apakah Saudara biasa buang air besar di
jamban? Pertanyaan ini untuk mengetahui perilaku sehari-hari AK dalam penggunaan jamban.
Apabila dalam pemeriksaaan jamban ditemukan hal yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan lanjutkan dengan
memberi informasi dan memotivasi keluarga untuk memanfaatkan jamban sehat
Pinkesga INDIKATOR 12. Keluarga Mempunyai Akses Dan Menggunakan Jamban Sehat
5. Kapan keluarga
5. Kapan disebut
keluarga aksesakses
disebut jamban sehat serta
jamban sehatmenggunakan jambanjamban
serta menggunakan sehat? sehat?
a. Apabila setiap anggota keluarga dapat mengakses dan menggunakan jamban sehat
a. Apabila setiap anggota keluarga dapat mengakses dan menggunakan jamban sehat yang ada di rumah maupun di
yang ada di rumah maupun di jamban komunal.
jamban komunal.
b. Jika ada anggota keluarga yang menggunakan popok, harus
b. Jika ada anggota keluarga yang menggunakan popok, harus membuang/membersihkan tinjanya ke dalam lubang
membuang/membersihkan tinjanya ke dalam lubang WC.
WC.
6. Siapa yang menyediakan sarana dan prasarana jamban sehat untuk keluarga?
a. Keluarga
78 b. BUKU SAKU PENDEKATAN KELUARGA
Kelompok Masyarakat
BAGI PETUGAS KESEHATAN
c. Pemerintah/Pemerintah Daerah
d. Swasta/Corporate Social Responsibility (CSR)/Mitra lainnya
6. Siapa yang menyediakan sarana dan prasarana jamban sehat untuk keluarga?
a. Keluarga
b. Kelompok Masyarakat
c. Pemerintah/Pemerintah Daerah
d. Swasta/Corporate Social Responsibility (CSR)/Mitra lainnya
MENU PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2018
40
TERKAIT KESEHATAN
Permendes PDTT No. 19 tahun 2017
1. Air bersih berskala desa
2. Sanitasi lingkungan
3. Bantuan Insentif Kader Kesehatan/UKBM
4. Pelatihan (Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan) Kader Kesehatan Masyarakat
5. Transport Kader Kesehatan
6. Perawatan dan/atau Pendampingan ibu hamil, nifas, dan menyusui
7. Pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan tambahan/sehat untuk
peningkatan gizi bayi, balita, dan anak sekolah
8. Pengadaan, Pembangunan, Pengembangan, Pemeliharaan, pengelolaan dan pembinaan
UKBM (Poskesdes/Polindes, Posbindu, Posyandu, dan pos kesehatan lainnya)
9. Penyelenggaraan dan Pemberdayaan masyarakat dalam promosi kesehatan dan
gerakan masyarakat hidup sehat
10. Kampanye dan Promosi Hidup Sehat (Peningkatan PHBS) guna mencegah Penyakit Menular
Seksual HIV/AIDS, Tuberkulosis, Hipertensi, Diabetes Mellitus dan Gangguan Jiwa
1
80 BUKU SAKU PENDEKATAN KELUARGA
BAGI PETUGAS KESEHATAN
1. Air bersih berskala desa
a. Air bersih
b. Fasilitasi pelaksanaan rencana pengamanan air minum (RPAM)
c. Penyediaan sarana teknologi tepat guna (TTG) untuk air bersih
2. Sanitasi Lingkungan
a. Sanitasi yang layak kesehatan
b. Pembangunan sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus), sarana cuci tangan
c. Pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga serta yang berbasis masyarakat
d. Sanitasi berbasis masyarakat (misal: sanitas pasar desa, menghilangkan genangan air, dsb)
e. Penyediaan sarana teknologi tepat guna (TTG) untuk sanitasi (misal: septic tank terapung)
a. Pemantauan pertumbuhan balita oleh kader dan penyediaan PMT (Pemberian Makanan
Tambahan) bayi, balita dan anak
b. Kunjungan rumah oleh kader untuk pemantauan pertumbuhan balita
10. Kampanye dan Promosi Hidup Sehat (Peningkatan PHBS) guna mencegah Penyakit
Menular Seksual HIV/AIDS, Tuberkulosis, Hipertensi, Diabetes Mellitus dan Gangguan Jiwa
a. Peningkatan PHBS
b. Pemantauan kepatuhan minum obat (TTD, obat TB, obat HIV, obat Malaria, dll) oleh kader
c. Promosi/Penyuluhan dan penyediaan media KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi)
d. Operasional kegiatan desa wisma/kunjungan rumah
e. Aktifitas kreatif yang sehat bagi remaja, pemuda dan kelompok seksual aktif