Disusun oleh:
Theresia Setiyani, S.Ked
226100802068
Pembimbing :
dr. Itna Warnida, Sp. P
KEPANITERAAN KLINIK
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam
1
PERNYATAAN KEASLIAAN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Seorang Wanita Usia 48 Tahun dengan Efusi Pleura.” Laporan kasus ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu penyakit dalam
di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya. Penulis menyadari banyaknya kendala
dalam penyusunan laporan kasus ini, namun berkat bantuan, arahan dan motivasi
dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat mengatasi kendala-kendala yang ada.
Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Itna
Warnida,Sp.P sebagai pembimbing saya yang telah meluangkan waktu, pikiran,
tenaga serta mencurahkan perhatian pada proses penyusunan laporan kasus ini,
serta orang tua dan saudara saya yang telah memberikan motivasi dan dukungan
kepada saya serta teman-teman saya yang telah memberikan semangat kepada
saya sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, kiranya laporan kasus ini
diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan ilmu pengetahuan baru bagi
dokter-dokter muda yang lain, maupun teman-teman yang sedang menempuh
jurusan kesehatan.
Penulis
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................v
BAB I (PENDAHULUAN).........................................................................1
2.2 ANAMNESIS.....................................................................................2
2.7 TATALAKSANA...............................................................................11
2.8 PLANNING........................................................................................12
2.9 PROGNOSIS......................................................................................12
BAB IV (PEMBAHASAN).........................................................................34
BAB V KESIMPULAN...............................................................................38
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Sesak napas sejak 2 bulan yang lalu dan memberat sejak 10 hari sebelum masuk
rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang :
(Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan suami
pasien pada tanggal 29 Maret 2023 di Ruang Perawatan Gardenia)
Pasien merupakan pasien rujukan dari rumah sakit di Sampit. Pasien datang
ke poli paru RS dr. Doris Sylvanus dengan keluhan sesak napas sejak 2 bulan
yang lalu dan memeberat sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak
dirasakan memberat saat melakukan aktivitas ringan dan berkurang saat istirahat,
duduk maupun berbaring. Sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca, debu maupun
makanan. Pasien juga mengeluhkan sulit tidur akibat sesak, sehingga pasien harus
tidur dengan posisi duduk dan mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Selain itu
pasien juga mengeluhkan batuk kering sejak bulan Oktober 2022 dan memberat 2
bulan yang lalu dan pasien mengakui semakin hari batuk yang dirasakan pasien
semakin memberat. Batuk tidak mengeluarkan dahak, dan disertai darah hanya di
2
3
pagi hari. Keluhan disertai lemas, demam saat malam hari, namun keringat saat
malam hari disangkal pasien, mual dan muntah serta nyeri dada pada area kiri dan
kanan, berat badan menurun dari 70 kg menjadi 50 kg dalam waktu 4 bulan
terakhir.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Asma (-)
- Diabetes Melitus (-)
- Penyakit jantung (-)
- Penyakit paru (-)
- Hipertensi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat Asma : Ayah pasien serta 3 saudara pasien
- Penyakit jantung (-)
- Hipertensi (-)
- Penyakit paru (-)
Riwayat Pengobatan :
Pasien mendapatkan pengobatan durogesic patch 12µmg dan vitamin B kompleks di
Sampit.
Riwayat Sosial dan Kebiasaan :
- Pasien tinggal di daerah banyak pepohonan dengan ventilasi dan pencahayaan
baik.
- Pasien memiliki kebiasaan berjemur pagi dari jam 7 hingga jam 9 pagi
- Suami pasien merupakan perokok aktif dengan vape.
- Pasien rutin mengonsumsi buah (apel)
- Pasien jarang makan makanan berlemak dan bersantan
- Pasien tidak mengonsumsi minuman beralkohol
- Tinggi : 155 cm
IMT : 26,8 (Berat Ideal)
B. Tanda - Tanda Vital
- Tekanan darah : 127/91 mmHg
- Nadi : 94 x/menit, kuat angkat, reguler, isi cukup
- Frekuensi napas : 20x/ menit, retraksi (-) intercosta, penggunaan otot
bantu napas (-)
- Suhu : 35oC (Kepala)
- SpO2 : 90% -> Free air
2. Pemeriksaan Fisik
A. Kepala
- Ukuran : Normocephali
- Rambut : Berwarna hitam, terdistribusi rata, tidak mudah dicabut (+)
- Wajah : Pucat (-)
- Mata
● Konjungtiva : Anemis -/-
● Sklera : Ikterik -/-
● Palpebra : Edema -/-
● Pupil : Isokor kanan=kiri
- Telinga : Simetris (+/+), sekret (-/-)
- Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), tidak terpasang NGT, deviasi septum (-),
sekret (-)
- Lidah
● Mukosa : Basah, tidak pucat
● Permukaan : Tampak kemerahan, stomatitis (-)
● Rongga mulut : Tampak kemerahan
B. Leher
- Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran
- Tekanan Vena Jugularis : JVP 5±2 cmH2O, Refleks Hepatojugular (-)
- Kaku kuduk : (-)
5
C. Thorax
Tabel 2.1 Pemeriksaan paru
Pulmo Anterior Posterior
D. Abdomen
Inspeksi
Bentuk : Datar, distensi (-), Caput medusae (-), Venektasi vena (-)
Auskultasi : Bising Usus (+) 10x/menit
Palpasi : Massa (-), Nyeri tekan (-) regio epigastrium, Defans muskuler (-),
Ballotement (-), Hepatomegali (-) hepar tidak teraba. Splenomegali (-), Tidak
ditemukan pembesaran hepar, Tidak ditemukan pembesaran lien, Tidak
ditemukan pembesaran ginjal
Perkusi : Timpani pada 9 regio, ascites (-), Nyeri ketok CVA -/- ,
Ascites (-), shifting dullness (-), undulasi (-)
E. Ekstremitas
Clubbing Finger : Tidak ditemukan
Kulit : Akral hangat diseluruh ekstremitas, CRT < 2 detik
Tabel 2. 3 Pemeriksaan fisik ekstremitas
Ekstremitas superior Ekstremitas inferior
Pemeriksaan
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Gerakan Normal Normal Normal Normal
Kekuatan 5/5/5/5 5/5/5/5 5/5/5/5 5/5/5/5
Tonus otot Normal Normal Normal Normal
Sensorik : Raba Halus, Rangsang Nyeri, dan Suhu dalam batas normal
Edema : Tidak ditemukan
MCH 25 fg 27 - 34 fg
MCHC 32 g/dl 32 - 36 g/dl
2.4.3. Imunoserologi
Tabel 2. 7 Pemeriksaan HBs Ag pada 24 Maret 2023
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
HBs AG NEGATIF NEGATIF
Interpretasi
1. Posisi : AP
2. Trakhea berdeviasi ke kanan
3. Bercak infiltrat di lapang paru kanan
4. Efusi pleura kiri masif
5. Cor tidak dapat dinilai
6. Sinus dan hemidiaphragma kanan baik, kiri mengabur
7. Tulang-tulang intak
Kesan:
- Efusi pleura sinistra
- Cor tidak dapat dinilai
- Bronkopneumonia kanan
Interpretasi :
9
Interpretasi :
1. Tampak gambaran lusent avascular pada lateral hemithoraks kiri dengan
kolaps paru kiri dan tampak struktur padat heterogen pada bagian paru
kiri yang kolaps yang mungkin merupakan massa padat paru yang
menyebabkan obstruksi total pada cabang bronkus kiri. Ukuran massa
kurang lebih 7,6 cm.
2. Tampak sisa jaringan paru normal pada lapang atas.
3. Tampak efusi pleura bilateral posterior.
4. Jantung masih letak sentral, trakhea sedikit terdesak ke kanan.
5. Terpasang WSD pada hemithoraks kiri.
6. Abdomen yang terscan dalam batas normal.
Kesan :
1. Hidropneumothoraks kanan dengan kolaps pru kiri yang disebabkan oleh
massa padat paru kiri yang mengobstruksi cabang bronkus kiri
2. Efusi pleura kanan posterior
3. Bronkopneumonia paru kanan bawah (parakardial kanan)
4. Kedudukan WSD baik
2.7 TATALAKSANA
IVFD RL 15 tpm
Ceftazidime 2 x 1 mg IV
Drip Aminophilin dalam RL 500 cc 150 mg
Metilprednisolone 1 x 62,5 mg IV
Ketorolac 3 x 30 mg IV
Omeprazole 2 x 40 mg IV
Per Oral :
12
Salbutamol 3x1 mg
Codein 3 x 10 mg
OBH Syrup (Ammonium klorida) 3 x 15 ml
Nebulisais Ventolin (Salbutamol) / 8 jam
2.8 PLANNING
Pro water seal drainage (WSD)
Analisis cairan pleura
Tes TCM untuk TB
2.9 PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
2.10 FOLLOW UP
Tabel 2.8 Pemeriksaan Follow Up
Tangg
S O A P Instruksi
al
13
mmHg), HR ml 1 x 150 mg
(97x/menit, kuat
angkat, reguler), Napas Per oral :
(20x/menit), Suhu Salbutamol 3 x 1 mg
(36.7oC) SpO2 : 99% Codein 3 x 10 mg
free air OBH Syr 3 x 15 ml
Pulmo: Nebulizer ventolin / 8 jam
Inspeksi : massa (-),
simetris (+), retraksi (-),
penggunaan otot bantu
napas (-)
Palpasi : ekspansi dada
(+/-), fremitus (+/-)
Perkusi : Redup pada
seluruh lapang kiri paru
Auskultasi : Ronkhi
(-/-), wheezing (-/-),
vesikuler (+/-), WSD :
300 mL/24 jam
(97x/menit, kuat
angkat, reguler), Napas Per oral :
(20x/menit), Suhu Salbutamol 3 x 1 mg
(36.5oC) SpO2 : 96% Codein 3 x 10 mg
free air OBH Syr 3 x 15 ml
Pulmo: Nebulizer ventolin / 8 jam
Inspeksi : massa (-),
simetris (+), retraksi (-),
penggunaan otot bantu
napas (-)
Palpasi : ekspansi dada
(+/-), fremitus (+/-)
Perkusi : Redup pada
seluruh lapang kiri paru
Auskultasi : Ronkhi
(-/-), wheezing (-/-),
vesikuler (+/-),WSD :
300 mL/24 jam
free air
Pulmo:
Inspeksi : massa (-),
simetris (+), retraksi (-),
penggunaan otot bantu
napas (-)
Palpasi : ekspansi dada
(+/-), fremitus (+/-)
Perkusi : Redup pada
seluruh lapang kiri paru
Auskultasi : Ronkhi
(-/-), wheezing (-/-),
vesikuler (+/-),WSD :
300 mL/24 jam
Pulmo:
Inspeksi : massa (-),
simetris (+), retraksi (-),
penggunaan otot bantu
napas (-)
Palpasi : ekspansi dada
(+/-), fremitus (+/-)
Perkusi : sonor pada
seluruh lapang paru
Auskultasi : Ronkhi
(-/-), wheezing (-/-),
vesikuler (+/+)
Produksi WSD : -
Produksi WSD : -
Pulmo:
Inspeksi : massa (-),
simetris (+), retraksi (-),
penggunaan otot bantu
napas (-)
Palpasi : ekspansi dada
(+/-), fremitus (+/-)
Perkusi : sonor pada
seluruh lapang kiri paru
Auskultasi : Ronkhi
(-/-), vesikuler
(+/+)wheezing (-/-),
WSD : -
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
26
27
terjadi efusi pleura. Pada keadaan normal absorbsi cairan pleura oleh pleura
parietalis dapat meningkat sampai hampir 30 kali.1
31
dalam proses ini. Efek ini dapat dibagi menjadi tiga kategori: Kelompok molekul
pertama merangsang peradangan pleura (misalnya, interleukin 2-IL2; nekrosis
tumor faktor—TNF dan interferon—INF); kelompok molekul kedua merangsang
angiogenesis tumor (misalnya, angiopoietin 1 (ANG-1), angiopoietin 2 (AGN-2);
kelompok molekul ketiga yang memalignant pleural effusionngaruhi pembuluh
darah hiperpermeabilitas (misalnya, faktor pertumbuhan endotel vaskular—
VEGF, matriks metalloproteinase—MMP, chemokine (c-c motif) ligand 2—CCL,
osteopontin—OPN, dll.). Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa mastosit
memiliki efek yang signifikan terhadap pembentukanmalignant pleural effusion.
Pelepasan tryptase alpha/beta 1 dan interleukin-1 meningkatkan permeabilitas
pembuluh paru dan menginduksi aktivasi Faktor transkripsi NF-B, yang
mendorong akumulasi cairan dan pertumbuhan tumor. 4
34
35
1. Efusi pleura adalah akumulasi cairan di antara pleura parietal dan visceral
(kavitas pleura). Hal ini dapat terjadi karena infeksi, keganasan, atau
peradangan yang terjadi pada jaringan parenkim atau karena gagal jantung
kongestif. Efusi pleura malignansi adalah efusi yang dicirikan adanya sel-sel
ganas. Efusi pleura malignansi adalah sebuah manifestasi umum pada pasien
dengan penyakit keganasan dan dapat terjadi pada 15% pasien dengan kanker.
2. Pada pasien efusi pleura perlu dilakukan analisis cairan pleura untuk
menentukan etiologi penyakit serta menentukan perencanaan tata laksana
sesuai etiologi yang mendasari efusi pleura. Salah satu tindakan pengobatan
yang dilakukan adalah insersi selang dada untuk mengeluarkan cairan berlebih
dalam pleura. Selain itu, dapat diberikan pengobatan simtomatik diperlukan
untuk mengurangi gejala yang dialami pasien.
3. Pada pasien ini telah diberikan terapi sedikit sesuai sesuai teori, sehingga
kondisi pasien lebih baik dari sebelumnya dan pasien dapat diperbolehkan
pulang dan kontrol ulang di poli paru.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
40