Anda di halaman 1dari 2

Nama : Jurman Tulus

Nim : 2002101010063
Mata Kuliah : Gangguan Reproduksi
Kelas : 05
Dosen Pengampu : Dr. drh. Dasrul, M.Si

ORCHITIS

Orchitis merupakan penyakit pada radang testis yang timbul karena adanya infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme pada bagian di sekitar testis seperti mengalami peradangan
pada skrotum atau pada saluran urogenital. Penularan penyakit ini juga dapat terjadi karena
penularan yang di akibat kan perkawinan alam dengan hewan betina yang terinfeksi penyakit
kelamin menular. Bentuk orchitis dapat bersifat akut maupun kronis.

A. Etiologi
Terdapat 2 pembagian dari penyebaran orchitis ini yaitu, infeksius dan non infeksius.
Pada agen infeksius terbagi menjadi 2 yaitu, agen infeksi pathogen spesifik dan agen infeksi
pathogen oportunis. agen pathogen spesifik antara lain Brucella abortus, Mycobacterium
tuberculosis, Arcanobacterium pyogenes, Haemopillus sp dan pada agen pathogen oportunis
antara lain Streptococcus sp, Staphylococcus sp, Eschericia coli.

B. Patogenesa
Patogenesis Orchitis yang disebabkan Brucella abortus, Sapi jantan secara tidak sengaja
memakan/meminum yang tercemar bakteri ini, lalu bakteri ini menginfeksi hewan melalui
metabolism ( pada jaringan limfoid ), lalu bakteri dibawa ke dalam makrofag dan makrofag tidak
dapat menanganinya dikarenakan jumlah yang terus bertambah, lalu bakteri masuk ke aliran
darah dan berpredileksi pada testis dan epididimis.

Patogenesis dari Bovine herpesvirus (BHV-1), Penularan melalui coitus, mencium atau
menjilati organ genital hewan yang terinfeksi, virus akan masuk ke dalam tubuh menyebabkan
hematogenous dalam leukosit. Beberapa sapi dapat menjadi carier. Infeksi berlanjut ke fase laten
pada sel-sel ganglion dari sistem syaraf. Pada keadaan stress, infeksi laten tersebut akan terjadi
kembali. Sepanjang saraf menuju peripheral, virus akan bermultiplikasi kemudian dieksresikan.

C. Gejala Klinis
Pembengkakan dan odema serta rasa sakit pada semua bagian testis dan abses termasuk
kejadian akut. Secara mikroskopik, saluran epididimis yang sudah terkena akan mengandung
darah yang telah rusak, nanah, spermatozoa yang telah mati atau reruntuhan sel-sel epitel.
Dinding epididimis infiltrasi sel radang, sering juga terjadi pertumbuhan jaringan ikat. Pada
perlukaan yang sudah lanjut sering ditemukan adanya reaksi tuberkuloid dan sisa keradangan
pada saluran tersebut. Pada domba, kejadian ini sangat sering yang biasanya disebabkan oleh
Brucella ovis yang berpredileksi di kauda epididimis.

D. Diagnosa
Diagnosa dapat dilakukan berdasarkan bentuk yang berubah, konsistensi, dan pergerakan
testis di dalam skrotum dan dapat juga suhu, serologis dan semen secara mikroskopis.

E. Pengendalian
Harus adanya pengawasan dalam perkawinan, program vaksin, dan faktor-faktor,
manifestasi yang kemungkinan dapat ditimbulkan oleh penyakit ini. Pada sapi, pengobatan
dilakukan berdasarkan mikroorganisme penyebabnya dan bisa juga diobati dengan khloromisetin
atau aureomisin disertai dengan istirahat kelamin sampai radangnya sembuh.

Anda mungkin juga menyukai