Anda di halaman 1dari 4

Nama : Paternus Trio Wee

Prodi : Ilmu Filsafat

Tugas : Etika Dasar

PENDAHULUAN

Pada hakekatnya setiap manusia ingin hidup dalam kesenangan dan tidak mau untuk
menjadi susah atau mencari ketidaksenangan. Kesenangan merupakan dambaan setiap
individu dalam menjalani kehidupan dan kesenangan itu menjadi cita-cita dari setiap individu
untuk terus mencari dan mencari sampai ia menemukan kesenangan itu. Namun harus dapat
dibedakan antara kesenagan yang harus dipenuhi dan kesenangan yang tidak perlu atau tidak
harus untuk dipenuhi. Selain kesenangan hal yang serupa pula dengan kesenagan yakni
kebahagiaan, kebahagiaan yang terbesar dalam hidup manusia yakni ketika seseorang atau
kita mampu membahagiakan orang lain atau dengan kata lain dapat dikatakan kebahagiaan
jika kita mampu membuat orang lain bahagia.

Paper ini dibuat pertama-tama dimkasudkan sebagai suatu tugas bagi mahasiswa dalam
memenuhi tuntutan perkuliahan. Dan juga sebagai suatu proses bagi setiap mahasiswa untuk
dapat belajar mandiri serta dapat mempertajam pemahaman dan mempersempit ide atau
pemikiran tentang suatu pemikiran para ahli maupun membatasi pemikiran atau ide dalam
membuat sebuah teori. Dalam paper ini penulis akan membahas sedikit menegeanai teori-teori
ilmu etika klasik dalam realisasinya dalam kehidupan sehari-hari.

A. Dalam prespektif teori etika utilitarianisme dapat dilihat bahwa teori etika ini tidak
memuat egoisme melainkan kepentingan umum seluruh manusia atau masyarak. Teori
ini memiliki suatu pandangan dasar yakni “ kebahagiaan terbesar dari jumlah yang
terbesar”. Pemikiran dari teori ini sejalan dengan kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah Indonesia dalam menghadapi atau menanggulangi bahaya wabah virus
corona yang sementara berkembang di Indonesia. Kebijakan pemerintah itu yakni
mengerjakan atau mengaktifkan kembali semua tenaga medis yang teleh pensiun atau
yang telah berakhir masa kerjanya dan yang berumur di bawah 70 tahun. Dari
prespektif teori etika ini kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ini merupakan suatu
tindakan atau kebijakan yang sangat baik, karena pemerintah melihat hal ini dari
berbagai aspek salah satunya yakni tidak memadainya atau kekurangan tenaga medis
dalam mengahadapi wabah virus ini. Maka jalan satu-satunya yakni mengaktifkan
kembali tenaga medis yang telah pensiun. Teori ini mengajarkan bagaimana seseorang
harus berkorban demi kepentingan dan keselamatan banyak orang dan terlebih kita
bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar dengan begitu banyak
penduduk dan masyarakatnya, jadi pemerintah mengeluarkan kebijakan ini demi
kebahagiaan semua warga masyarakat yang berada di dalan negara ini.
B. Teori etika teologi yang sangat cocok untuk menilai kasus ini adalah etika teologi
hedonisme. Teori ini dimulai dengan sebuah pertanyaan dasar yakni “ apa yang
menjadi hal yang terbaik bagi manusia?” para hedonis menjawab: kesenangan. Dalam
mencari kesenangan dalam hidup ini manusia tidak pernah puas akan apa yang sudah
ia peroleh dan terus muncul kecenderungan untuk mencarai kesenangan dengan cara
apa saja. Hal ini dapat kita jumpai pada zaman sekarang yakni banyak anak muda
tidak mau bekerja keras, melainkan mencari apa yang disukai saja seperti bermain
game dan chating dengan teman. Dari sudut pandang teori etika teologi “ Hedonisme”
sudah dari kecil manusia sudah tertarik pada kesenangan dan ketika sudah tercapai
kesenangan itu maka ia tidak mencari kesenangan yang lain lagi dan ia selalu
menjauhkan diri dari ketidaksenangan. Kesenangan serupa inilah yang pada zaman
sekarang sangat berkembang dalam kalangan anak mudah, dalam hal bermin game
dan chating dengan teman jika mereka sudah nyaman dengan hal atau kegiatan yang
mereka lakukan itu maka mereka akan merasa nyaman dan terus cenderung untuk
melakukan hal tersebut demi tercapainya kepuasan yang ada dalam diri mereka.
Namun, harus ada batas dalam mencari kesenangan itu. Hal ini bukan berarti kita
meninggalkan atau meniadakan kesenangan melainkan perlu adanya penegendalian
diri dan yang terpenting adalah kita bisa mempergunakan kesenangann itu dengan baik
dan tidak membiarkan diri terbawa atau terbuai dalam kesenangan itu tanpa
memperhatikan aspek kehidupan yang lain. Walaupun pada dasarnya setiap
kesenangan bisa dinilai baik, namun bukan berarti bahwa setiap kesenangan harus
dimanfaatkan juga. Jadi secara tegas teori ini mengajarkan kita untuk mencari
kesenangan dalam hidup dan harus tahu membuat pertimbangan yang sesuai seperti
kesenangan apa yang harus diprioritaskan, contohnya makan kita harus makan
makanan agar kita hidup. Dan seperti realitas anak mudah zaman sekarang yang lebih
banyak mencari kesenangan pada hiburan seperti bermain game dan chating dengan
teman di bandingkan dengan harus belajar dan bekerja keras, maka kita harus tahu
membedakan kesenangan yang harus diprioritaskan dan yang tidak perlu untuk
diprioritaskan seperti contoh bermain game ini.
C. Menurut saya,Ya, perbuatan dari mahasiswa calon imam ini dapat digolongkan
sebagai perbuatan moral yang baik. Mengapa? Karena dalama teori etika deontologi
yang diterapkan oleh Imanuel Kant, menegaskan bahwa seseorang berkelakuan baik
jika semata-mata melakukan kewajiabannya. Dalam kasusu ini dapat kita lihat bahwa
mahasiswa calon imam ini sebenarnya atau sebetulnya tidak bersemangat untuk masuk
kapel, tetapi karena diwajibkan oleh para pemimpin dan dipaksakan oleh peraturan,
maka dia berpikir bahwa yang terpenting dia hadir secara fisik di dalam kapel sesuai
jam sembayang agar dapat dinilai positif oleh pembinanya. Memang benar perbuatan
atau prilaku mahasiswa ini dalam teori etika deontologi Kant dapat dibenarkan, karena
dia sudah mampu menjalankan kewajibannya untuk hadir di kapel pada jam atau
waktu sembayang. Namun, sebenarnya teori yang diterapkan oleh Kant ini dianggap
kurang baik karena hanya melihat dari sudut pandang seseorang dalam melakukan
kewajiban baik secara terpaksa ataupun suka untuk melakukan tindakan itu dan
langsung menarik kesimpulan bahwa tindakan yang dilakukan seseorang itu disebut
baik karena sudah melakukan kewajiban meski dalam keadaan terpaksa. Perbuatan
dari mahasiswa ini sama sekali tidak bernilai moral, mengapa? Karena perbuatan
moral merupakan perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran dan kehendak bebas
atau kebebasan dan perbuatan yang bernilai moral merupakan perbuatan yang baik.
Dan tindakan dari mahasiswa calon imam ini sangat tidak sejalan dengan hati
nuraninya, karena jika dia mengunakan hati nuraninya maka dia dapat melakukan atau
masuk kapel dengan senang hati dan melihat rutinitas masuk kapel itu sebagai sebuah
kewajiban yang harus dilakukan sebagai seorang calon imam dengan senang hati dan
bukan karena diwajibkan atau dipaksakan dan bukan karena sudah dijadwalkan. Jadi
dari sudut pandang teori etika deontologi yang diterapkan oleh Kant, perbuatan
mahasiswa ini dapat dibenarkan kerena telah melaksanakan kewajibannya namun,
pada dasarnya perbuatan dan tindakan dari mahasiswa ini tidak dapat digolongkan
dalam perbuatan yang baik, karena suatu perbuatan disebut baik jika dilakukan atau
dilaksanakan dengan kesadaran dan kehendak bebas dan juga sejalan dengan hati
nuraninya.
D. Penilaian dari prespektif etika Aristoteles, terhadap perbedaan pendapat antara Maria
dan Marta. Dalam prespektif etika Aristoteles, ia menegaskan bahwa dalam setiap
kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan atau bisa dikatakan bahwa dalam setiap
perbuatan kita ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita. Begitu pula dalam kasus
ini, Maria berusaha dan rajin mengikuti semua kegiatan baik di kampus maupun di
paroki dan tindakannya itu dianggap oleh temannya Marta sebagai sarana mencari atau
mendapat pujian, namun Maria membantah perkataan itu dengan berkata “saya tidak
mencari pujian, tapi saya ingin mengembangkan diri”. Dalam prespektif ilmu etika
menurt Aristoteles, perbuatan atau tindakan dari Maria merupakan suatu tindakan
untuk mengejar suatu tujuan yakni menegembangkan diri menjadi lebih baik, seperti
dia rajin mengikuti kuliah, belajar di rumah, mengikuti kegiatan di kampus dan paroki,
dan makna dari semua tindakan Maria itu dalam teori etika Aristoteles yakni ingin
mencari kebahagiaan. Namun, meskipun demikian Marta melihat tidakan dari Maria
itu sebagai sarana atau jalan untuk mendapat pujian. Dalam teori Aristoteles,
pemikiran dari Marta ini dapat juga dibenarkan mengapa? Karena dalam teori etika
Aristoteles, tindakan Maria ingin mencapai sesuatu yakni ingin mengembangkan diri
menjadi lebih baik, namun dibalik itu tujuan yang dicapai itu pasti ada tujuan lain lagi
yang ingin ia capai juga, hal inilah yang dilihat oleh Marta yakni ingin mencari atau
mendapat pujian. Jadi teori etika Aristoteles ini memang baik namun masih memiliki
kekurangan atau kelemahan yakni pemikiran yang disebut Aristoteles bukan
merupakan pemikirannya sendiri tetapi mencerminkan pandangan etis masyarakat
Yunani.

Anda mungkin juga menyukai