Anda di halaman 1dari 2

Modul 3 Mapel Filsafat - Pratama

E"ka - Aristotle: Mengenai Cara Menjadi Bahagia


Pengantar: Halo, para siswa SMA Yos Sudarso Metro! Hari ini kita akan memasuki dunia filsafat,
khususnya dalam bidang e>ka. E>ka adalah cabang filsafat yang membahas tentang moralitas
dan bagaimana kita seharusnya ber>ndak dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada pelajaran kali
ini, kita akan menjelajahi pandangan seorang filsuf besar bernama Aristotle tentang bagaimana
mencapai kebahagiaan.

Bagian 1: Pengenalan Aristotle

Aristotle adalah salah satu filsuf terbesar dalam sejarah filsafat. Ia hidup pada abad ke-4 SM di
Yunani kuno, dan pemikirannya memiliki pengaruh yang sangat besar dalam berbagai bidang,
termasuk e>ka. Aristotle dikenal sebagai murid dari Plato, filsuf terkenal lainnya, tetapi
pemikiran dan kontribusinya sangat unik.

Aristotle tumbuh di Yunani kuno, tempat di mana filsafat dan ilmu pengetahuan berkembang
pesat. Ia juga menjadi guru bagi Aleksander Agung, yang nan>nya menjadi salah satu pemimpin
paling kuat dalam sejarah. Pemikiran dan pengajaran Aristotle sangat beragam, mencakup
berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah e>ka.

Bagian 2: Kebahagiaan Menurut Aristotle

Aristotle meyakini bahwa tujuan utama hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan. Namun,
konsep kebahagiaan yang dimaksud oleh Aristotle berbeda dengan pandangan umum tentang
kesenangan atau kepuasan sementara. Bagi Aristotle, kebahagiaan bukanlah sesuatu yang dapat
dicapai dalam sekejap mata atau melalui kesenangan sesaat. Sebaliknya, ia percaya bahwa
kebahagiaan adalah hasil dari >ndakan->ndakan yang baik dan bermoral yang kita lakukan
secara konsisten dalam hidup kita.

Aristotle berpendapat bahwa kita mencapai kebahagiaan dengan menjalani hidup yang
bermakna dan berar>. Ia memahami bahwa se>ap >ndakan memiliki konsekuensi, dan kita
harus secara ak>f memilih untuk melakukan >ndakan->ndakan yang baik dan bermoral. Bagi
Aristotle, mencapai kebahagiaan adalah perjalanan panjang yang melibatkan perkembangan
karakter dan moralitas.

Bagian 3: Komponen Kebahagiaan Menurut Aristotle

Aristotle mengiden>fikasi >ga komponen pen>ng yang diperlukan untuk mencapai


kebahagiaan:
1. Virtue (Kebajikan): Kebajikan adalah karakter baik yang kita kembangkan melalui >ndakan-
>ndakan baik. Aristotle berpendapat bahwa kita harus berusaha untuk menjadi orang yang
jujur, bijaksana, berani, dan adil. Kebajikan ini bukan hanya tentang berperilaku baik dalam satu
atau dua situasi, tetapi tentang membentuk karakter kita sehingga >ndakan->ndakan baik
menjadi refleks bagi kita.

2. Reason (Akal Budi): Aristotle meyakini bahwa akal budi adalah kemampuan kita untuk
berpikir dan membuat keputusan yang baik. Kita harus menggunakan akal budi kita untuk
memahami apa yang benar dan salah, serta untuk membuat keputusan moral yang benar. Ini
berar> kita harus berpikir secara kri>s tentang >ndakan->ndakan kita dan mengambil langkah-
langkah yang bijak.

3. Friendship (Persahabatan): Aristotle menganggap persahabatan sebagai hal yang pen>ng


dalam mencapai kebahagiaan. Persahabatan yang baik akan memberi kita dukungan,
kebahagiaan, dan kesenangan dalam hidup. Ia berpendapat bahwa teman-teman yang baik
membantu kita berkembang sebagai individu dan memberikan makna pada kehidupan kita.

Dengan memahami konsep-konsep ini, kita dapat belajar bagaimana mencapai kebahagiaan
seja> dalam hidup kita dan menjadi individu yang lebih baik secara moral. Menerapkan
pemikiran Aristotle dalam kehidupan sehari-hari kita dapat membantu kita mengambil
keputusan yang lebih baik dan menjalani hidup yang lebih bermakna.

Bagian 4: Tugas Refleksi


Sekarang, mari kita terapkan pemikiran Aristotle tentang kebahagiaan ke dalam kehidupan
sehari-hari para remaja. Berikut adalah tugas refleksi untuk kalian:
Tugas:
1. Cobalah untuk merenungkan >ndakan->ndakan baik yang telah kalian lakukan dalam
minggu ini. Apakah kalian telah menunjukkan kebajikan seper> kejujuran, keberanian,
atau keadilan dalam >ndakan kalian?
2. Bagaimana kalian menggunakan akal budi kalian dalam menghadapi situasi-situasi
moral? Apakah kalian pernah merasa dilema moral dan bagaimana kalian mengatasinya?
3. Bagaimana persahabatan kalian memengaruhi kebahagiaan kalian? Apakah kalian
merasa lebih bahagia ke>ka bersama teman-teman yang baik?

Renungkan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan ini. Tulislah jawaban reflek>f Anda dengan
tangan sebuah esai singkat atau buatlah catatan refleksi sepanjang minimal 3 halaman di buku
catatan Filsafat tentang pengalaman kalian dalam mencapai kebahagiaan dalam kehidupan
sehari-hari. Siapkan diri untuk berbagi pandangan kalian dalam diskusi kelas berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai