Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

“PENDIDIKAN ETIKA DALAM FILSAFAT


PENDIDIKAN ISLAM”

Dosen Pengampu : Abdul Haris Rasyidi, M.S.I

Disusun oleh :
WIWIN PUTRI
NIM : ( ........................................... )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
PALAPA NUSANTARA LOMBOK TIMUR – NTB
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


hanya atas berkah, rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Etika dalam Filsafat Pendidikan ”
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih

Dalam penyusunan makalah ini, banyak pihak yang turut membantu serta
memberikan dorongan pemikiran dan materi. Oleh karena itu, kami
menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada Pak Abdul Haris
Rasyidi, M.S.I, selaku Dosen Mata Kuliah Filsafat Pendidikan dan juga berbagai
pihak yang telah memberikan sumbangan dalam penyelesaian makalah ini.

Selanjutnya, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna.


Namun demikian, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dan
memberikan sumbangan pengalaman bagi pembacanya.

Keruak, April 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A. Nilai- Nilai Etika...........................................................................................2

1. Pengertian Etika........................................................................................2

2. Ruang Lingkup Etika.................................................................................2

3. Teori-teori etika.........................................................................................3

4. Pendekatan dalam etika.............................................................................5

B. Etika dalam Filsafat Pendidikan...................................................................6

BAB III PENUTUP.................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis
masalah moral. Kajian etika terfokus pada nilai- nilai, norma masyarakat,
kebiasaan yang menguraikan perilaku manusia tersebut, dan juga dapat
menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Dalam perkembangannya, etika sangat mempengaruhi kehidupan
manusia, dengan memberi orientasi cara menjalani hidup melalui rangkaian
tindakan sehari- hari. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, tetapi
mempersoalkan bagaimana manusia itu harus bertindak.
Filsafat etika sangat besar mempengaruhi pendidikan, karena salah satu
tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan perilaku manusia dan
menciptakan suatu kepribadian yang mandiri, dinamis dan kreatif. Dari
terwujudnya moral seperti itu, menunjukkan terwujudnya target
pengembangan sistem pendidikan. Dalam makalah ini, akan dijelaskan
mengenai etika – etika dalam filsafat pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Etika?
2. Bagaimana Posisi Etika dalam Filsafat Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Etika.
2. Untuk Mengetahui Posisi Etika Dalam Filsafat Pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Nilai- Nilai Etika
1. Pengertian Etika
Secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos. Dalam
bentuk jamak, istilah ini menjadi ta etha yang mengandung arti
penggunaan, karakter, kebiasaan, kecenderungan, dan sikap yang
mengandung analisis konsep- konsep seperti harus, mesti, benar, salah,
serta mengandung pencarian kehidupan yang baik secara moral.
Sedangkan menurut terminologis, etika memiliki tiga makna, yakni :
a. Etika sebagai kumpulan nilai- nilai atau asas tentang hak dan
kewajiban moral atau akhlak.
b. Etika sebagai nilai- nilai benar atau salah, baik dan buruk yang dianut
oleh masyarakat.
c. Etika sebagai ilmu pengetahuan tentang apa yang baik dan buruk serta
tentang hak dan kewajiban moral.1

Etika dalam filsafat merupakan bagian dari aksiologi karena berbicara


tentang tujuan yang hendak dicapai dalam sgala sesuatu. 2 Etika merupakan
teori tentang nilai, dan ilmu kesusilaan yang memuat dasar berbuat
sesuatu. Dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang
benar dan mana yang buruk.

Etika sangat mempengaruhi kehidupan manusia, karena etika


memberi manusia itu orientasi cara mereka menjalani hidup melalui
rangkaian tindakan sehari- hari. Etika membantu manusia untuk
mengambil sikap, maka dari itu etika tidak mempersoalkan keadaan
manusia tetapi mempersoalkan bagaimana manusia itu harus bertindak.

Jadi pada intinya, “etika” berarti ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

1
Teguh Wangsa Ghandi, Filsafat Pndidikan(Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2016)., 54
2
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam(Yogyakarta: Bandung: CV Pustaka Setia, 2009)., 97

2
2. Ruang Lingkup Etika
Etika sebagai ilmu memiliki beberapa ruang lingkup kajian, Yakni :
a. Etika menyelidiki sejarah dalam berbagai aliran, lama dan baru
tentang tingkah laku manusia.
b. Etika membahas tentang cara- cara menghukum, menilai baik dan
buruk suatu pekerjaan.
c. Etika menyelidiki faktor- faktor penting yang mencetak memenuhi,
dan mendorong lahirnya tingkah laku manusia.
d. Etika menerangkan mana yang baik dan mana yang buruk.
e. Etika mengajarkan cara- cara yang ditempuh juga untuk
meningkatkan budi pekerti ke jenjang kemuliaan.
f. Etika menegaskan arti dan tujuan hidup yang sebenarnya. Sehingga
manusia secara aktif dapat mengerjakan kebiasaan yang baik dan
menjauhi segala kelakuan yang buruk. 3
Manusia sebagai pendukung nilai dengan kesadarannya memberikan
penilaian manakah sesuatu perbuatan yang baik dan yang buruk. Untuk
dapat menilai, suatu perbuatan baik atau buruk tentu dia harus tahu suatu
perbuatan baik atau buruk yang disebut dengan kesadaran etis atau
kesadaran moral.
Kesadaran etis itu potensial ada pada manusia. Kesadaran etis inilah
yang akan menjadi indikator bagi manusia untuk memberikan keputusan
nilai terhadap sesuatu, yang bernilai baik atau buruk.

3. Teori-teori etika
a. Egoisme
Adalah perbuatan yang memberi hasil atau manfaat bagi diri sendiri.
Egoisme secara praktis tampak dalam aliran berikut ini.
1) Hedonisme
Hedonisme berarti corak budaya yang lebih mengutamakan
kesenangan dalam hati yang bersifat materi. Mereka berpendapat
ukuran makmur atau tidaknya suatu kehidupan, bahagia atau
tidaknya suatu kehidupan seseorang hanya dapat di identifikasi
3
Aripin Banasuru, Filsafat Dan Filsafat Ilmu( Bandung: Alfabeta CV, 2014).,127

3
dengan kesenangan materi.4 Mereka ingin memenuhi keakuannya
untuk mendapatkan kenikamatan apapun akan mereka lakukan
untuk mengejar kenikmatan tersebut tanpa adanya rasa putus asa.
2) Eudaemonisme
Eudaemonisme berarti bahagia atau kebahagiaan yang lebih tertuju
pada rasaa bahagia yang bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan.
Aristoteles berpendapat bahwa kebahagiaan tercapai dalam
kegiatan yang merrealisasikan bakat bakat dan kesenangan
manusia. Setiap manusia harus hidup dengan mengembangkan
bakat dan kemampuan yang ada pada dirinya, sehingga
kebahagiaan yang merupakan tujuan itu akan tercapai.
b. Deontologisme
Deontologisme berpendapat baik buruknya suatu tindakan tidak
diukur berdasarkan akibat yang ditimbulkannya, tetapi berdasarkan
sifat-sifat tertentu dar itindakan dan perbuatan yang akan dilakukan.
Bentuk dari Deontologisme ada 2, yaitu:
1) Deontologisme tindakan
Tema sentralnya adalah baik dan buruknya suatu tindakan dapat
dirumuskan untuk situasi tertentu dan sama sekali tidak ada
peraturan umum.
2) Deontologisme peraturan
Kaidah yang berlaku adalah baik buruknya tindakan diukur pada
satu atau beberapa peraturan yang berlaku umum, tidak dilihat dari
baik buruknya perbuatan itu
c. Utilitarianisme
Teori ini berpendapat bahwa baik buruknya tindakan seseorang itu
diukur dari akibat yang ditimbulkannya, jadi suatu perbuatan dikatakan
baik jika membawa manfaat. Sebaliknya, dikatakan buruk jika
menimbulkan mudharak.5 Untuk itu paham ini mengatakan agar setiap
orang menjadikan dirinya membawa manfaat sebesar-besarnya.
Ada 2 bentuk utilitarianisme:
4
Tedi Priatna, Etika Pendidikan(Bandung: CV PUSTAKA SETIA,2012).,106
5
Ibid.,107

4
1) Utilitariaanisme tindakan
bentuk ini menganjurkan agar segala tindakan manusia
menghasilkan akibat baik yang sebesar mungkin, semua cara harus
ditempuh dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dari tindakan
tersebut.
2) Utilitarianisme peraturan
Bentuk dari utilitarianisme peraturan adalah bertindaklah selalu
sesuai dengan kaidah-kaidah, yang penetapannya mengahasilkn
kelebihan akibat baik yang sebesar mungkin dibandingkan dengan
akibat-akibat buruknya.

4. Pendekatan- Pendekatan dalam etika


a. Etika deskriptif
Etika deskriptif merupakan pndekatan yang mendeskripsikan
tingkah laku moral dalam arti luas seperti adat kebiasaan, anggapan
tentang perbuatan baik dan buruk tindakan yang diperbolehkan dan
tidak diperbolehkan. Dalam pendekatan ini, etika hanya di paparkan
atau diungkapkan secara deskriptif atau apadanya.6
b. Etika normatif
Etika normatif adalah etika yang tidak hanya melukiskan tingkah
laku moral sebagaimana adanya, tetapi juga menilai, menjustifikasi
dan mengevauasi. Oleh karena itu, nilai baik buruk, salah benar tidak
hanya digambarkan atau dideskripsikan tetapi juga dievaluasi.
Etika normatif terbagi menjadi tiga, yaitu etika umum dan etika
khusus, etika umum tidak sampai melahirkan kesimpulan etis yang
bersifat normatif. Etika khusus diarahkan untuk mematerialisasikan
pandangan-pandangan etis kedalam wilayah perilaku keseharian
manusia.
c. Metaetika
Meta berarti melebihi dan melampaui. Meta etika bergerak seolah
olah pada taraf lebih tinggi dari perilaku etis yaitu pada taraf bahasa
yang di gunakan di bidang moral. Pada intinya metaetika berbeda
6
Aripin Banasuru, Filsafat Dan Filsafat Ilmu.,133

5
dengan dua pendekatan sebelumnya, jika etika deskriptif bersifat
mendeskripsikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, etika normatif
bersifat memeriksa nilai-nilai etis tersebut maka, metaetika justru lebih
tertarik membicarakan sesuatu yang lebih abstrak.7
Dalam ungkapan lain metaetika dapat pula diungkap sebagai
bidang etika yang membicarakan logika khusus dari ungkapan-
ungkapan etis.

B. Posisi Etika dalam Filsafat Pendidikan


Pada hakikatnya, pendidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar,
dan melatih. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai suatu usaha untuk
mentransformasikan segala nilai. Jika membahas tentang tujuan pendidikan,
akan terkait erat dengan sistem nilai dan norma- norma dalam suatu konteks
kebudayaan.
Dalam proses pendidikan, karakter merupakan proses mengukir atau
memahat jiwa sedemikian rupa sehingga berbentuk unik, menarik dan berbeda
dari yang lain. Membangun karakter harus dibangun mulai dari rumah,
sekolah dan kemudian masyarakat dan kita harus siap menghadapi berbagai
watak dan karakter dari orang disekitar kita, tetapi ada nilai- nilai umum yang
disepakati bersama. Jadi konsep etika merupakan komponen kunci dalam
pengambilan keputusan.8
Antara ilmu (pendidikan), dan etika memiliki hubungan erat. Masalah
moral tidak dapat dilepas dengan tekat manusia, untuk menemukan kebenaran
dan mempertahankan kebenaran diperlukan keberanian moral. Sulit
membayangkan jika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa
disertai adanya kendali dari dari nilai- nilai etika agama.
Pendidikan di orientasikan pada upaya menciptakan suatu keperibadian
yang mantap dan dinamis, mandiri, dan kreatif tidak hanya pada siswa, tetapi
juga pada seluruh komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan.
Terwujudnya kondisi mental moral dan spiritual religius menjadi target arah
pengembangan sistem pendidikan.
7
Teguh Wangsa Ghandi, Filsafat Pendidikan.,58
8
Saiful Sagala dan Syawal Gultom, Praktik Etik Pendidikan di Seluruh Wilayah NKRI,(Bandung:
Alfabeta, 2011)., 10-10

6
Etika sangat besar mempengaruhi pendidikan, sebab tujuan pendidikan
itu adalah untuk mengembangkan perilaku manusia, antara lain afeksi peserta
didik. Segala sesuatu yang memiliki sisi keterkaitan, dengan nilai atau
memiliki relevansi etis dapat dipandang sebagai etika. Dari terwujudnya moral
seperti itu, menunjukkan terwujudnya target pengembangan sistem
pendidikan.

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika merupakan teori tentang nilai, dan ilmu kesusilaan yang memuat
dasar berbuat sesuatu. Etika merupakan cabang filsafat yang membahas
tentang perilaku manusia. Dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan
mana yang benar dan mana yang buruk.

Etika sebagai ilmu memiliki beberapa ruang lingkup kajian, Yakni: Etika
menyelidiki sejarah dalam berbagai aliran, lama dan baru tentang tingkah laku
manusia, etika membahas tentang cara- cara menghukum,, menilai baik dan
buruk suatu pekerjaan, etika menyelidiki faktor- faktor penting yang mencetak
memenuhi, dan mendorong lahirnya tingkah laku manusia.

Pendekatan dalam etika ada etika deskriptif dan etika normatif, kemudian
peran etika dalam pendidikan ialah etika sangat besar mempengaruhi
pendidikan, sebab tujuan pendidikan itu adalah untuk mengembangkan
perilaku manusia, antara lain afeksi peserta didik. Segala sesuatu yang
memiliki sisi keterkaitan, dengan nilai atau memiliki relevansi etis dapat
dipandang sebagai etika. Dari terwujudnya moral seperti itu, menunjukkan
terwujudnya target pengembangan sistem pendidikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aripin Banasuru, Filsafat Dan Filsafat Ilmu, Bandung: Alfabeta CV, 2014

Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Bandung: CV Pustaka Setia,

2009

Saiful Sagala dan Syawal Gultom, Praktik Etik Pendidikan di Seluruh Wilayah

NKRI, Bandung: Alfabeta, 2011

Tedi Priatna, Etika Pendidikan, Bandung: CV PUSTAKA SETIA,2012

Teguh Wangsa Ghandi, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2016

Anda mungkin juga menyukai