Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN OVEN BODY SEPEDA MOTOR

(PAINTING BOOTH)

Disusun oleh :

Nama : Andre Putro Leksono

NIM : A20010

Program Studi : D3 Teknologi Otomotif

POLITEKNIK INDNUSA SURAKARTA


TAHUN 2023

PERSETUJUAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

Proposal tugas akhir ini telah disetujui oleh dosen pembimbing pada :

Hari : Selasa
Tanggal : 06 Juni 2023
Judul Tugas Akhir : Rancang Bangun Oven Body Sepeda Motor
(Painting Booth)

Surakarta, 06 Juni 2023

Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II

Arif Surono, ST, M.T Sudiro ST, M.Si


NIDN. 0615087803 NIDN. 0621077301

Mengetahui:
Ketua Program Studi

Sudiro ST, M.Si


NIDN. 0621077301

ii
PROPOSAL TUGAS AKHIR

A. Judul Proposal

Rancang Bangun Oven Body Sepeda Motor (Painting Booth)

B. Latar Belakang Masalah

Pada era perkembangan jaman di bidang industri 4.0 ini, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat cepat dan

signifikan. Peran dan dukungan dari sektor industri manufaktur dimulai dari

industri skala kecil sampai industri skala besar terhadap perkembangan

teknologi tersebut (Efendi, 2020). Begitu juga perkembangn teknologi

dibidang otomotif yang pada saat ini bisa diperhatikan disekitar kita bahwa

setiap hari makin banyak beredar kendaraan berbagai merk dan model.

Seiring dengan perkembangan teknologi otomotif tersebut tentunya

sangat diperlukan perawatan dan perbaikan baik mesin maupun body sebagai

pendukung beroperasinya kendaraan tersebut, hal ini sebagai alternatif dikala

kendaraan tersebut memerlukan perbaikan. Sebagai penunjang hal tersebut,

saat ini sudah banyak bengkel kendaraan yang melayani perbaikan pada

bagian body kendaraan. Salah satu hal yang sering di jumpai di bengkel body

repair adalah kerusakan akibat tabrakan maupun factor yang lain yang

membuat kerusakan karena usia yang sudah lama. Saat ini para pekerja

memperbaiki bagian body kendaraan yang rusak khususnya pada proses

pengecatan hanya mengandalkan panas matahari untuk mengeringkannya.

1
Hal ini tentunya kurang bisa maksimal terutama saat cuaca hujan maupun

cuaca dingin. Belum lagi ketika proses pengecatan terjadi angin yang

membuat debu menempel terkontaminasi pada cata tersebut.

Dari latar belakang tersebut, penulis berinovasi untuk merancang

sebuah alat pemanas cat body kendaraan sepeda motor dimana alat tersebut

berfungsi untuk memanaskan body kendaraan yang selesai ataupun sedang

dilakukan pengecatan dengan harapan supaya hasil yang diperoleh bisa

maksimal dan tidak terpengaruh terhadap cuaca. Perancangan konstruksi

rangka pada alat oven cat ini bertujuan untuk mengetahui jenis bahan,

kekuatan, dan proses pengerjaan alat tersebut.. dengan harapan bisa

membantu pekerjaan pada bengkel body repair agar diperoleh hasil yang

efektif dan efisien.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan suatu masalah

yaitu:

1. Bagaimana desain alat oven cat sepeda motor?

2. Bagaimana sistem kerja oven cat sepeda motor

3. Apa fungsi dari alat tersebut?

4. Bagaimana cara perawatan dan perbaikan alat tersebut?

2
D. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dipaparkan, maka penulis

memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi

dalam konteks permasalahan yang terdiri dari :

1. Desain alat oven cat sepeda motor

2. Sistem kerja oven cat sepeda motor

3. Fungsi dari oven cat sepeda motor

4. Perawatan dan perbaikan oven cat sepeda motor

E. Tujuan Tugas Akhir

Penyusunan Tugas Akhir ini, merupakan salah satu upaya untuk mencapai

tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana perancangan oven cat sepeda motor

2. Dipasangkan alat pemanas sebagai pemanas ruang oven

3. Untuk memanaskan body sepeda motor yang telah selesai di cat.

4. Sering dilakukan pengontrolan dan membersihkan saluran blower

F. Manfaat Tugas Akhir

Manfaat yang diperoleh dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

a. Sebagai penerapan teori serta praktik yang diperoleh selama dibangku

kuliah.

3
b. Menyelesaikan proyek tugas akhir sebagai penunjang keberhasilan

studi untuk memperoleh gelar ahli madya.

c. Menambah wawasan cara perakitan serta perawatan pada oven cat

sepeda motor

2. Bagi Politeknik Indonusa Surakarta

a. Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat sesuai tri darma

perguruan tinggi, shingga perguruan tinggi dapat memberikan

kontribusi yang berguna bagi masyarakat dan dapat dijadikan sarana

untuk lebih memajukan pendidikan.

b. Laporan yang dibuat penulis dapat dijadikan bahan pustaka bagi

Politeknik Indonusa Surakarta sebagai bahan studi bagi mahasiswa

tingkat selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat Pengguna

a. Untuk proses pengecatan tidak terpengaruh terhadap perubahan cuaca

karena dilengkapi penerangan dan pemanas ruang.

b. Oven cat yang dirancang dan dibuat lebih efisien waktu atau

mempercepat pekerjaan dibandingkan dengan cara manual.

c. Dengan adanya oven cat sepeda motor mutu dan kwalitas pekerjaan

cat akan lebih baik dan efisien.

G. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

4
Observasi adalah proses pengamatan sistematis dari aktivitas manusia dan

pengaturan fisik dimana kegiatan tersebut berlangsung secara terus

menerus untuk menghasilkan fakta (Joesyiana, 2018). Tempat observasi

yang penulis tuju yaitu Bengkel APL project Ngendo RT 13 RW VII janti

Polanharjo klaten.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

wawancara (Interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi

antara pewawancara (Interviewer) dan sumber informasi atau orang yang

di wawancarai (Interview) melalui komunikasi langsung (Joesyiana,

2018).

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengambilan data dengan mendokumentasikan

pada saat kegiatan observasi gunanya untuk memperjelas laporan dan

mengabadikan kegiatan tersebut. Informasi juga bisa diperoleh lewat 8

fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil

rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya (Joesyiana, 2018).

4. Studi Pustaka

Metode studi pustaka adalah mempelajari berbagai buku referensi serta

hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan

landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti (Wahyudin, 2017).

5
H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang penguraian Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah,

Pembatasan Masalah, Tujuan Tugas Akhir, Manfaat Penulisan, Pengumpulan

Data, Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Penulis menjabarkan teori dasar yang berhubungan dengan kasus atau masalah

yang akan di bahas dalam tugas akhir. Uraian ini harus mengacu / bersumber

pada sumber yang bertanggung jawab, seperti buku teks, Jurnal, internet,

majalah dll

BAB III TINJAUAN UMUM

Bab ini menguraikan tentang pembuatan, waktu, objek, tempat dan bagaimana

data diambil, dan jadwal kerja. Jika produk tugas akhir merupakan kerja

mandiri, maka BAB III menerangkan tentang pemilihan bahan,

perakitan/pembuatan alat, uji coba alat, perawatan, perhitungan dll sesuai

dengan petunjuk pembimbing.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Menguraikan penemuan–penemuan masalah yang diteliti dan memberikan

solusi atau pemecahan masalah dengan metode tertentu. Menguraikan

langkah–langkah pembuatan produk mulai dari pemilihan bahan dan alat,

proses pembuatan, gambar jadi, implementasi, dan juga berisi gambaran

6
tentang hasil pengujian rangkaian serta analisa dan pembahasan terhadap hasil

pengujian tersebut.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan yang menjawab dari perumusan masalah dan saran

yang diajukan penulis sebagai referensi untuk mengembangkan produk yang

dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

I. Tinjauan Pustaka

1. Cat Oven

Pada proses pengecatan terdapat suatu proses yang disebut proses

pengeringan, namun ada banyak kelemahan apabila menggunakan

pengeringan dengan proses penjemuran secara langsung pada terik

matahari sehingga manusia memanfaatkan oven pengering sebagai alat

yang digunakan untuk mengeringkan. Oven yang berada dipasaran

biasanya memanfaatkan pemanas bertenaga listrik, hal ini akan berakibat

beaya operasional yang sangat tinggi. Seiring dengan perkembangan

teknologi, manusia mulai memanfaatkan energi alternatif, Penelitian

sebelumnya memanfaatkan matahari sebagai energi yang digunakan untuk

proses pengovenan. Akan tetapi, karena energi yang digunakan hanya

energi matahari murni, sehingga oven tidak dapat bekerja secara maksimal

karena tidak ada kontinuitas kerja (Silvano et al., n.d.). Data wawancara

7
dilapangan menyatakan bahwa untuk melakukan pengeringan pada

industri pengecatan pada umumnya dibagi menjadi 2, yaitu untuk jenis

rangka dan jenis body luar. Pada pengecatan rangka digunakan suhu 70°C

selama 45 menit, dan untuk jenis pengecatan body luar memerlukan suhu

50°C selama 2 jam. Dengan berbagai pertimbangan oven yang akan

dirancang ini memiliki pemanas tradisional yang dapat di peroleh secara

mudah di sekitar kita. Bahan bakar pemanas tersebut bisa berupa gas

LPG, arang kayu, kayu bakar dan juga bahan lain yang mudah terbakar.

2. Konsep Oven Cat

Cat oven adalah sebuah teknik pengecatan yang menggunakan fasilitas

ruangan tertutup khusus layaknya sebuah oven yang digunakan untuk

mengerjakan pengecatan komponen mobil, motor maupun komponen lain.

Fungsi dari ruangan oven atau dalam bahasa tekniknya disebut dengan

paint booth ini memiliki fungsi yang sangat krusial, keberadaan ruangan

paint booth ini sangat dibutuhkan untuk menghasilkan proses pengecatan

yang bebas dari debu dan juga kotoran, sehingga selain menghasilkan cat

yang berkualitas bagus juga sangat menghemat waktu pengerjaan, sebab

dengan menggunakan paint booth ini tidak lagi tergantung cuaca dalam hal

pengeringan cat. Secara garis besar, sistem pengecatan dengan cara ini

adalah sirkulasi udara yang lancar dan juga kebersihan udara, sehingga

jika sirkulasi udara lancar, uap yang berasal dari sisa proses pengecatan

yang tak menempel dapat langsung terbuang. Selain itu bila airflow nya

8
lancar, maka kinerja pada proses pengecatan akan lebih maksimal

(Supriyono et al., 2019).

3. Jenis-jenis Oven

a. Oven tradisional

Oven tradisional adalah mesin pemanas yang biasa dipakai untuk

memanaskan suatu bahan agar kering. Oven tradisional mengacu

pada jenis oven yang mengandalkan tungku berbahan bakar kayu atau

sejenisnya sebagai sumber pemanasnya. Meskipun ini bukanlah pilihan

oven yang cukup praktis, namun oven tradisional sudah banyak

digunakan oleh orang-orang jaman dahulu untuk memanaskan atau

mengeringkan bahan dengan hasil akhir yang cukup baik (Istikowati et

al., 2019).

Sumber: (Istikowati et al., 2019)


Gambar 1: Mesin Oven Tradisional

9
b. Oven Gas

Oven gas merupakan salah satu jenis oven yang cukup populer selain

oven listrik. Oven ini dapat menghasilkan panggangan yang lembab,

sehingga cocok digunakan untuk memanggang bahan dengan hasil

akhir yang maksimal. Oven gas sumber panasnya berasal dari

pembakaran gas elpiji dan terangkai menjadi satu dengan ovennya.

Oven ini ukurannya besar 2 dan biasanya dilengkapi dengan

termometer suhu untuk memudahkan pengoperasiannya. Oven gas

merupakan salah satu oven terbaik yang menjadi primadona para bakal

dan industri kue dan roti, baik tradisional hingga toko kue modern.

Oven ini memiliki sumber panas yang dihasilkan dari gas LPG, ada

beberapa jenis oven gas. mulai dari oven gas manual, oven gas dengan

pemantik api, oven gas semi otomatis, oven gas dengan sistem

otomatis, bahkan oven generasi terbaru yakni oven gas convection

(Gani, 2019).

Sumber: Abdul Gani 2019


Gambar 2: Mesin Oven Gas

10
c. Oven Uap

Oven uap memiliki wadah air dan ruang ketel yang digunakan untuk

menghasilkan uap panas ketika digunakan. Oven jenis ini tidak dapat

memanggang dalam waktu singkat, namun biasanya mampu

menghasilkan panggangan yang lebih lembut. Oven uap sering

digunakan untuk memanaskan makanan. Panas dari oven mengubah air

menjadi uap. Bahan yang dipanaskan dengan uap mempertahankan

kelembaban lebih baik daripada bahan yang dimasak dalam oven kipas

(Siregar & Abidin, 2020).

Sumber : http://pancawahana.com
Gambar 3: Mesin Oven Uap

d. Oven Listrik atau Oven Modern

Mesin oven modern adalah mesin yang khsus digunakan untuk

memanaskan cat agar cepat kering, mesin ini menggunakan pemanas

electrik sebagai sumber energi panas. Hasil pengecatan menggunakan

alat ini bisa lebih maksimal dan tidak terkena kotoran atau debu yang

11
membuat cat tidak mulus. Penggunaan cat oven lebih hemat waktu dan

efisien karena waktu pengeringannya cukup cepat sekitar 30 menit.

Pengeringan cat oven mobil disesuaikan dengan suhu yang sudah

diatur, sehingga tidak lagi memanfaatkan cuaca yang tidak menentu.

Cat oven memiliki sirkulasi udara yang bersih, sehingga uap bekas dari

cat bisa langsung dibuang dan membuat pengerjaan semakin cepat dan

halus (Udayana & Sutjahjo, 2018).

Sumber: http://pancawahana.com
Gambar 4: Mesin Oven Modern

4. Bahan Yang Digunakan Pada Pembuatan Alat Oven Sepeda Motor

a. Besi Plat

Besi plat adalah besi yang berbentuk lembaran kotak dan memiliki

permukaan rata serta merupakan salah satu bahan baku proyek atau

rumahan karena. Fungsi Besi plat biasanya digunakan alat penyambung

stuktur atau bahan dasar pembuatan alat transportasi sepeti motor mobil

dan juga alat alat rumahan lainya, Besi plat ini mempunyai berbagai

ukuran dan mudah ditemui di pasaran.

12
Sumber. https:// betonbesibaja.com
Gambar 5 .Besi plat

b. Besi kotak

Besi kotak atau hollow adalah besi yang mempunyai sudut empat

dengan Panjang enam meter, besi kotak biasanya digunakan untuk

rangkaian besi atau kontruksi lainya . Kelebihan besi kotak yaitu

pemasangan yang lebih cepat dan tahan lama dan anti rayap juga tidak

memerlukan perawatan. Pada alat ini besi kotak di ambil untuk struktur

pada alat oven.

Sumber. https://asiatoko.com/
Gambar 6. Besi Kotak

c. Besi siku

Sesuai dengan namanya, besi ini memiliki sudut 90 derajat, selain itu

juga memiliki lempengan berbentuk vertikal dan horisontal yang

13
berbentuk satu sama lain. Sehingga membuat bentuk besi ini semakin

terlihat kokoh, besi siku sering digunakan untuk membuat rak besi,

tower air, kerangka tangga, kerangka pintu, grill saluran, sudutan,

rangka pintu dan tutup saluran, rangka anak tangga besi, dan lain-lain.

Pada penelitian ini menggunakan besi siku ukuran 20x20 mm sebagai

kerangka utama burner, mengingat bentuknta yang simple dan

mempunyai kekuatan yang kokoh sehingga barang tersebut di plih.

Teknik penyambungannya adalah dengan cara di las dan di rangkai

menjadi satu berbentuk persgi panjang yang sekelilingnya di beri

penutup dari plat esser. Pada alat ini besi siku di ambil untuk rangka

utama pada alat oven

Sumber. https://mentalshaman.com
Gambar 7. Besi siku

d. Galvalum

Galvalum adalah bahan material antikorosi dan antikarat, galvalum

tergolong sebagai material baja ringan. Pertama kali dipopulerkan pada

tahun 2000, kandungan yang dimilikinya adalah zincalume sebanyak 55

14
persen, silikon sebanyak 1,5 persen, aluminium sebanyak 43,5 persen,

dan zinc sebanyak 1,5 persen. Campuran dari zat-zat tersebut membuat

galvalum menjadi material yang antikarat dan antikorosi. Walaupun

bobotnya ringan, material ini memiliki kekuatan yang luar biasa, empat

kali lebih tangguh dibandingkan material galvanis yang merupakan

pendahulunya. Umumnya galvalum digunakan untuk pembuatan rangka

atap bangunan menggantikan rangka atap dari kayu yang mudah lapuk

dan diserang rayap. Selain itu, rangka atap kayu juga kian sulit dicari

karena keterbatasan unit kayu yang benar-benar berkualitas. Material

ini juga sering ditemukan sebagai material pelapis permukaan kubah

masjid, rangka atap kanopi, rangka partisi, struktur dinding, atap, dan

juga pagar. Pada alat oven ini galvalum dipakai sebagai penutup

bagian pinggir keliling dan juga bagian atas.

Sumber. (dekoruma.com).
Gambar 8. Atap Galvalum

15
5. Pendekatan Desain

Dalam perancangan desain alat oven sepeda motor ini memerlukan

pertimbangan dimensi yang matang sehingga memudahkan dalam

pelaksanaan pembuatan produk tersebut. Spesifikasi ukuran tersebut

adalah panjang 300 cm, lebar 250 cm dan tinggi keseluruhan tinggi 300

cm. Data ini memperhitungkan dari ukuran-ukuran standar dimensi yang

efisien.

Sumber: https://moedah.com
Gambar 9. Gambar Oven Cat

6. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Keselamatan kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat

20 kerja dan lingkungannya serta cara–cara melakukan pekerjaan.

Penggunaan alat kerja harus benar-benar di perhatikan oleh setiap

perusahaan. Alat keselamatan kerja juga harus memenuhi standar

16
kesehatan dan keselamatan kerja nasional seperti penggunaan helm

safety, jacket safety dan juga sepatu safety (Nugraha, 2019).

Sumber: https://jurnalsecurity.com
Gambar 10. Keselamatan kerja

b. Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja merupakan suatu hal penting dan perlu diperhatikan

oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan yang

baik akan menguntungkan para karyawan secara material, karena

karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang

lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan

mampu bekerja lebih lama. “Istilah kesehatan dan keselamatan kerja

mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang

merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika

suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan

yang efektif, semakin sedikit pegawai yang mengalami dampak

penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di

perusahaan tersebut (Nugraha, 2019).

17
Sumber. https://news.ralali.com
Gambar 11. Kesehatan kerja

7. Jurnal Pembanding
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Arif et al., 2023) yang berjudul

“pengaturan suhu ruangan oven pengering cat panel box menggunakan

logika kontrol fuzzy”. Dalam penelitian ini menjelaskan sistem pengaturan

suhu ruangan pada mesin oven pengering cat dengan menggunakan

metode logika kontrol fuzzy. Pengujian dilakukan secara simulasi dan

integrasi hardware keseluruhan secara close loop dan open loop dalam dua

kondisi, yaitu gangguan drop tegangan serta tegangan jala-jala normal.

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, Sistem close loop

dengan logika kontrol fuzzy menunjukan perfomansi yang baik dalam

menghasilkan nilai set point yang telah ditentukan. Pada pengujian

integrasi hardware secara close loop dengan kondisi drop tegangan,

mendapatkan nilai set point suhu 60ºC pada waktu 10 menit pengujian

dengan tegangan senilai 56,1 V. Pengujian integrasi hardware secara close

loop dengan kondisi tegangan jala-jala normal, mendapatkan nilai set point

suhu 60ºC pada waktu 5 menit 13 detik pengujian dengan tegangan senilai

18
99,2 V. Pengujian integrasi hardware secara close loop dengan kondisi

drop tegangan, mendapatkan suhu konstan yaitu 55ºC dengan persentase

error sebesar 8,33%. Pada pengujian integrasi hardware secara close loop

dengan kondisi tegangan jala-jala normal, mendapatkan suhu konstan yaitu

61ºC dengan presentase error sebesar 1,67%. Pada saat kondisi tegangan

jalajala normal, kenaikan suhu pada ruangan mesin oven cat tidak

memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai setpoint. Jika

dibandingkan dengan kondisi gangguan drop tegangan jala-jala, selisih

rata-rata waktu yang diperlukan untuk mencapai set point adalah 5 menit.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Sopiyan et al., 2022)

yang berjudul “pengaruh variasi temperatur pengeringan terhadap daya

kilap cat pada komponen kendaraan bermotor”. Dari penelitian ini dapat

diambil kesimpulan berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti, mulai dari pembuatan spesimen uji, pengujian masing-

masing spesimen serta pembahasan yang telah dijabarkan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

a. Semakin tinggi temperatur oven yang digunakan untuk pengeringan

maka akan semakin turun nilai kekilapannya dan kemampuan daya

lekatnya.

b. Pengeringan oven dengan temperatur 40° mendapatkan daya kilap

tertinggi yaitu senilai 98,9 GU dan kelekatan dengan kriteria 5B (tidak

ada yang terkelupas 0%)

19
Tabel 1. Jurnal Pembanding
NO Penulis Judul Metode Hasil
1 Yahya Pengaturan Proses pengeringan cat menggunakan
chusna arif, Suhu Ruangan teknik oven atau pengering paksa pada
rachma Oven panel listrik dengan cara membuat suhu
prilian Pengering Cat stabil pada 60ºC selama 30 menit.
eviningsih, Panel Box Elektrik heater sebagai sumber panas
avie alia menggunakan dikontrol menggunakan AC konverter
widyanto. Logika Kontrol Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Fuzzy dengan pengeringan model oven dapat
meningkatkan daya rekat pada
permukaan benda yang di cat dan
dilapisi clear.
2 Sopiyan, Pengaruh Proses pengecatan warna hitam
Muhammad Variasi kemudian dilanjutkan dengan pemberian
Iqbal1, Temperatur varnish dengan komposisi varnish dan
Ferry Pengeringan solvent sebanyak 1:0,3. Setelah selesai
Budhi Terhadap Daya kemudian dioven dengan variasi
Susetyo Kilap Cat Pada Penelitian temperatur 40, 60, dan 80˚C selama 25
Komponen menit. Temperatur 40˚C menghasilkan
Kendaraan kekilapan paling tinggi yaitu 98,9 GU,
Bermotor daya rekat baik karena tidak ada cat
yang terkelupas serta hasil bending yang
bagus karena tidak ada retak.

20
J. Waktu Pelaksanaan

Agar pelaksanaan penulisan laporan tugas akhir dapat berjalan sesuai dengan

yang diharapkan, maka penulis membuat rencana pelaksanaan penyusunan

laporan tugas akhir sebagai berikut:

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Tugas Akhir


April Mei Juni Juli
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Tema dan
1.
Judul
2. Survei ke lapangan
3. Pengumpulan Data
Penyusunan Proposal dan
4.
Konsultai Proposal
5. Seminar Proposal
6. Uji Coba Prodak
7. Konsultasi Tugas Akhir
8. Konsultasi Artikel Ilmiah
9. Ujian Tugas Akhir
Revisi Laporan Tugas
10.
Akhir
11. Penggandaan Laporan
Pengumpulan Laporan
12.
Tugas Akhir

21
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Y. C., Eviningsih, R. P., & Alia, A. (2023). Pengaturan Suhu Ruangan Oven
Pengering Cat Panel Box menggunakan Logika Kontrol Fuzzy. 11(2), 364–
378.

Efendi, H. (2020). Tugas Akhir Tugas Akhir. Jurnal Ekonomi Volume 18, Nomor
1 Maret201, 2(1), 41–49.

Gani, A. (2019). Analisa Pemantik Tidak Menyala Pada Oven Bakery Dengan
Daya 100 Watt/Deck. In Skripsi.

Istikowati, W. T., Sunardi, S., & Sunardi, S. (2019). PKM Pengeringan Kayu
untuk Peningkatan Produksi pada Pengrajin Kayu Lokal di Banjarbaru,
Kalimantan Selatan. Jurnal Al-Ikhlas, 5(1), 9–19.

Joesyiana, K. (2018). Penerapan Metode Pembelajaran Observasi Lapangan


(Outdor Study) Pada Mata Kuliah Manajemen Operasional (Survey Pada
Mahasiswa Jurusan Manajemen Semester III Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Beserta Persada Bunda). PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP
UIR, 6(2), 90–103.

https://journal.uir.ac.id/index.php/Peka/article/download/2740/1520/

Nugraha, H. (2019). Analisis Pelaksanaan Program Keselamatan Dan Kesehatan


Kerja Dalam Upaya Meminimalkan Kecelakaan Kerja Pada Pegawai Pt.
Kereta Api Indonesia (Persero). Coopetition : Jurnal Ilmiah Manajemen,
10(2), 93–102. https://doi.org/10.32670/coopetition.v10i2.43

Silvano, K., Triwiyatno, A., & Setiyono, B. (n.d.). PERANCANGAN SISTEM


PENGATURAN SUHU PADA PROTOTYPE OVEN PENGERING CAT
( PAINT BOOTH ) MENGGUNAKAN SENSOR DHT22 BERBASIS
ARDUINO MEGA 2560 DENGAN KENDALI PID Metode.

Siregar, R., & Abidin, T. (2020). Pengaruh Besar Temperatur Dan Lama
Pemanasan Terhadap Daya Lekat Cat Pada Oven Portable Dalam Pengecatan
Bodi Mobil. Universitas Darma Persada, 10(1), 14–22.

Sopiyan, Muhammad Iqbal, & Ferry Budhi Susetyo. (2022). Pengaruh Variasi
Temperatur Pengeringan Terhadap Daya Kilap Cat Pada Komponen
Kendaraan Bermotor. METALIK : Jurnal Manufaktur, Energi, Material
Teknik, 1(1), 16–21. https://doi.org/10.22236/metalik.v1i1.8462

Supriyono, Mulyanto, T., & Miftahuddin, M. (2019). Analisis Pengaruh Suhu


Pengovenan Terhadap Daya Rekat Dan Kekuatan Lapisan Pada Pengecatan

22
Serbuk. Presisi, 21(2), 77–87.

Udayana, I. G. A., & Sutjahjo, D. H. (2018). Desain Konfigurasi Oven Pada


Rancang Bangun Micro Oven Sistem Pengecatan. Jurnal Rekayasa Mesin,
04(03), 18–23. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-rekayasa
mesin/article/view/23175%0Ahttps://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/
jurnal-rekayasa-mesin/article/view/23631

Wahyudin. (2017). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi


Lapangan. Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
6(1), 1–6.

23
24

Anda mungkin juga menyukai