Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sopian Nuriman

NIM: 2381040069
Judul : Resume materi
A. Sejarah Bahasa Indonesia
Tentang asal usul bahasa Indonesia sudah banyak ditulis oleh para cendekiawan dari
dalam negeri maupun para peneliti bangsa asing. Hampir sebagian besar peneliti berpendapat
dan sepakat menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang digunakan
oleh rakyat di daerah Riau dan kepulauan sekitarnya yang digunakan sebagai bahasa pertama
atau bahasa ibu (bahasa ibu).
Pada abad 7 M bahasa Melayu atau lebih tepatnya bahasa Melayu kuno, yang menjadi
cikal bakalnya, telah digunakan sebagai bahasa perhubungan pada zaman kerajaan Sriwijaya.
Selain sebagai bahasa perhubungan, bahasa Melayu juga digunakan sebagai bahasa
perdagangan, bahasa kebudayaan, dan bahkan digunakan sebagai bahasa resmi kerajaan. Hal
itu dapat diketahui, dari prasasti terdekat yang ditemukan di Sumatra bagian selatan
peninggalan kerajaan tersebut Parasati tersebut di antaranya adalah dengan ditemukannya
prasasti di kedudukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka
tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang
Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu di tulis dengan huruf Pranagari berbahasa
Melayu Kuna. Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka tahun
abad ke-9) dan prasasti di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan
penyebaran penggunaan bahasa itu di Pulau Jawa. Penemuan keping tembaga Laguna di
dekat Manila, Pulau Luzon, berangka tahun 900 Masehi juga menunjukkan keterkaitan
wilayah tersebut dengan Sriwijaya.. Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap
sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak
disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi .Penggunaannya terbatas hanya di kalangan keluarga
kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Bahasa Melayu menjadi bahasa
yang paling sopan dan paling tepat di kawasan timur jauh. Ejaan resmi bahasa Melayu
pertama kali disusun oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dibantu oleh Moehammad Taib Soetan
Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma'moer yang dimuat dalam kitab Logat Melayu pada tahun
1801.

Pada zaman penjajahan Belanda pada awal abad ke-20, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda
melihat pegawai pribumi memiliki kemampuan memahami bahasa Belanda yang sangat
rendah. Hal itu yang menyebabkan pemerintah kolonial Belanda ingin menggunakan bahasa
Melayu untuk mempermudah komunikasi. Sarjana Belanda mulai membuat standarisasi
bahasa, mereka mulai menyebarkan bahasa Melayu yang mengadopsi ejaan Van Ophusijen
dari Kitab Logat Melayu.

Pada tanggal 16 Juni 1927, saat sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek
Kajo pertama kali menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Pendalaman bahasa
Indonesia mulai berkembang. Pada tanggal 28 Oktober 1928, Muhammad Yamin
mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional dalam pidatonya pada Kongres
Nasional kedua. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa"
pada saat Sumpah Pemuda. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang
menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
Dan Tiga tahun kemudian, Sutan Takdir Alisyahbana menyusun “Tata bahasa Baru Bahasa
Indonesia”. Pada tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di
Solo. Kongres tersebut menghasilkan bahwa usaha pelatihan dan pengembangan bahasa
Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan, ditandatanganilah Undang-
Undang Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa bahasa Indonesia
adalah bahasa negara.
Ada beberapa faktor yang mendukung bahasa Melayu dapat dengan mudah diangkat
menjadi bahasa Indonesia, menurut HasanAbas(1982:173) menyebutkan ada tiga faktor yaitu
faktor karakteristik yang menjadi bawaan bahasa Melayu yaitu mudah menerima pengaruh
dari bahasa-bahasa lain. Faktor geografis bahasa Melayu Riau yang telah berkembang
menjadi bawaan interetnik di bandar-bandar perdagangan di kepulauan Nusantara. Selain itu
bahasa Melayu juga dipergunakan oleh etnik asing (Portugis, Arab, India, dan Inggris) di
dalam transaksi dagang satu sama lain. Faktor lain yang juga mendukung yaitu faktor politik
religi. Dari faktor religi terlihat dengan adanya usaha penyebaran agama Kristen yang
dilakukan oleh penjajah melalui misionaris yang didatangkan dari Eropa. Dalam
melaksanakan tugasnya para misionaris ini supaya dapat menyentuh lapisan masyarakat,
maka bahasa pengantarnya harus menggunakan bahasa Melayu. Sementara itu penyebaran
agama Islam yang di mulai sejak abad 15 melalui Perlak dan Samudra Pasai di Sumatra yang
dilakukan oleh para mubalig juga menyampaikan dakwahnya dengan menggunakan bahasa
Melayu. Sedangkan dari segi politik adanya kebijakan dari pemerintahan Belanda pada tahun
1865 yaitu dengan mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa resmi kedua setelah bahasa
Belanda. Masih berkaitan dengan faktor politik yaitu pada tahun-tahun tersebut bahasa
Melayu dipakai oleh pemimpin rakyat Indonesia untuk berjuang mewujudkan kemerdekaan.

B. Konsep bahasa Indonesia

Bahasa adalah alat komunikasi. yang dihasilkan alat ucapnya manusia, bukan bunyi yang
Dihasilkan alat lain. Oleh sebab itu bahasa bersifat manusiawi. Bahasa yang baik
dikembangkan oleh pemakainya berdasarkan kaidah-kaidahnya yang tertata dalam suatu
sistem. Kaidah bahasa dalam sistem tersebut mencakup beberapa hal berikut.
(1) Sistem lambang yang bermakna dapat dipahami dengan baik oleh masyarakatnya.
(2) Berdasarkan kesepakatan masyarakat pemakainya, sistem bahasa itu bersifat
konvensional.
(3) Lambang sebagai huruf (fonemis) bersifat manasuka atau kesepakatan pemakainya
(arbitrer) (4) Sistemlambang yang terbatas itu (A—Z: 26 huruf) mampu menghasilkan kata,
bentukan kata, frasa, klausa, dan kalimat yang tidak terbatas dan sangat produktif.
(5) Sistem lambang itu (fonemis) tidak sama dengan sistem lambang bahasa lain seperti
sistem lambang bahasa Jepang (Lambang hirakana atau silabis) 1 (6) Sistem lambang bahasa
itu dibentuk berdasarkan aturan yang bersifat universal sehingga dapat sama dengan sistem
lambang bahasa lain.
Unsur dalam sistem lambang tersebut menunjukkan bahwa bahasa itu bersifat unik, khas, dan
dapat dipahami masyarakat.

Berbahasa Indonesia yang baik adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan
kaidah (tata bahasa) Bahasa Indonesia. Sedangkan berbahasa Indonesia yang benar adalah
menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai konteks (pembicaraan atau penulisan).
Contoh: “Loe ngerjain tugas sama siapa?”
Kalimat di atas merupakan contoh kalimat yang baik dan benar, jika digunakan oleh
seseorang dengan orang lain yang akrab dan sebaya. Menjadi tidak baik dan jelas tidak benar
jika digunakan oleh mahasiswa kepada dosennya.
Didalam konsep dasar bahasa, ada dua macam cara berkomunikasi,antaralain:
1.Secara Lisan Dilakukan dengan menggunakan alat/media bahasa, lisan.
2.Secara Non Lisan Dilakukan dengan menggunakan media selain itu bahasa, yaitu simbol,
khas, kode,bunyi-bunyian,dan lain-lain.

C. Kedudukan bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa
negara. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dimiliki sejak dikeluarkan
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, sedangkan kedudukan sebagai bahasa
Negara dimiliki sejak diresmikannya Undang-Undang Dasar 1945 ( 18 Agustus 1945) Dalam
UUD 1945, Bab XV pasal 36 tercantum “Bahasa Negara ialahBahasa Indonesia.
Di lihat dari khazanah kehidupan kedudukan Bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu:
1} Bahasa Nasional
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal kelahirannya,
yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928.

2}Bahasa Negara
Didasarkan pada UUD 1945 BAB XV, pasal 36 yang berbunyi “ Bahasa negara adalah bahasa
Indonesia “.

3.fungsi Bahasa Indonesia


Jika dilihat berdasarkan Kedudukannya, Bahasa Indonesia berfngsi sebagai :
1. Bahasa Nasional,
Lambang Identitas Nasional
Alat pemersatu bangsa dari berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial,
suku, budaya dan bahasa.
2.Bahasa Negara
Bahasa resmi kenegaraan
Bahasa pengantar di lembaga pendidikan
Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk pembangunan dan pemerintahan
Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Namun bahasa Indonesia juga memiliki fungsi yang lain yaitu :


1. Fungsi umum
Alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Sebagai alat komunikasi
Sebagai alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial
Sebagai alat kontrol sosial
2. Fungsi khusus
mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari
Mewujudkan seni atau sastra
Mempelajari bahasa kuno
Mengeksploitasi iptek

Anda mungkin juga menyukai