Anda di halaman 1dari 12

ASET TETAP

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Revisi


dan Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Syariah

Dosen Pengampu: Dr. Slamet Haryono, MS. AK

Disusun Oleh:
Solihin
Nim. 1420310100

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI HUKUM ISLAM
KONSNTRASI KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi


dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam
bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.1
Kata akuntansi berasal dari bahasa Inggris, accounting, dalam bahasa Arabnya
disebut “ Muhasabah” yang berasal dari kata hasaba, hasiba, muhasabah, atau wazan
yang lain adalah hasaba, hasban, hisabah, artinya menimbang, memperhitungkan
mengkalkulasikan, mendata, atau menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau
teliti yang harus dicatat dalam pembukuan tertentu. Kata “hisab” banyak ditemukan
dalam Al-Qur’an dengan pengertian yang hampir sama, yaitu berujung pada jumlah
atau angka, seperti Firman Allah SWT:2
       
       
       
 
Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda
malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari
Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan.
dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas. (QS.Al-Isra’(17):12)

Dalam ayat lain juga dijelaskan,


        
     
Dan Berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan
mereka dan rasul-rasul-Nya, Maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab
yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan. (QS.Al-
Thalaq(65):8)

Kata hisab dalam ayat-ayat tersebut menunjukkan pada bilangan atau


perhitungan yang ketat, teliti, akurat, dan accountable. Oleh karena itu, akuntasi
adalah mengetahui sesuatu dalam keadaan cukup, tidak kurang dan tidak pula lebih.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Akuntansi
Syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, dan pelaporan dalam
1
Suwardjono, Akuntansi Pengantar I, Edisi Ketiga (Yogyakarta: BPFE, 2002), hlm. 5
2
Software Al-Qur’an in Word

1
mengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yaitu tidak
mengandung zhulum (Kezaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan), barang yang
haram, dan membahayakan.3

Pengembagan Standar Akuntansi Keuangan Bank Syariah telah dimulai sejak


tahun 1987. Dalam hal ini, beberapa penelitian yang berkaitan dengan upaya
pengembangan Standar Akuntansi Keuangan tersebut telah diselesaikan.4
Secara umum akuntansi mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi
dicatat untuk pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari
terutama bagi operasi perusahaan dalam satu periode. Di dalam akuntansi keuangan
syariah ini terdapat Akuntansi Transaki Murabahah, Akuntansi Transaksi Salam,
Akuntansi Transaksi Istishna’ dan lain sebagainya. Dalam makalah ini penulis hanya
memfokskan pada pembahsan tentang Akuntansi Aset Tetap saja, mulai dari
penjurnalannya sampai dengan buku besar.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aset Tetap


Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki oleh untuk digunakan dalam
penyedian jasa, disewakan kepada pihak lain dalam kegiatan usaha sehari-hari, atau
tujuan administratif , dan digunakan selama lebih dari satu priode.5

3
http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/07/pengertian-akuntansi-syariah.html, diunduh
29/10/2014, 11:03
4
Rifqi muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, Konsep dan Implementasi PSAK Syariah
(Yogyakarta: P3EI Press, 2010), hlm. 3
5
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (Bank Indonesia, 2013), hlm. 10.1

2
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05)
“Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai
atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan.
Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan sifat-sifat tetap berwujud digunakan
dalam operasional perusahaan, tidak untuk diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari
satu tahun yang sifatnya relatif tetap atau permanen dan berwujud fisik artinya dapat
dilihat dan dirasakan dengan panca indera.
Adapun dasar pengaturannya adalah, PSAK 16 tentang Aset Tetap, PSAK 30
tentang Sewa, PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, ISAK 8 tentang Penentuan
Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa, ISAK 25 tentang Hak Atas Tanah

B. Klasifikasi Aset Tetap


Aset tetap digolomgkan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung
perusahaan
2. Perbaikan tanah, seperti jalan-jalan diseputar lokasi perusahaan, selokan,
tempat parkir, saluran air bawah tanah dan pagar
3. Gedung, seperti gedung yang digunakan tempat perusahaan, juga termasuk
toko, mushalla, pabrik dan gudang
4. Peralatan, seperti peralatan kantor, mesin, kendaraan, komputer, serta
peralatan lainya yang dianggap penting.6

C. Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap


Harga perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh dan menyiapkan aset tetap tersebut sampai siap digunakan, harga
perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan Aset
Tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain agar Aset Tetap siap untuk digunakan.
Biaya perolehan untuk Aset Tetap yang diperoleh, melalui pembelian atau
dibangun sendiri, meliputi: 7
1. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang
tdak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan
potongan lain;

6
Ibid.,
7
Ibid.,

3
2. Biayayang dapt didistribusikan secara langsung untuk membawa aset
tetp ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar Aset tetap siap
digunakan sesuai degan keinginan dan maksud manajemen; dan
3. Etimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan Aset Tetap dan
restorasi Aset Tetap.

Untuk lebih jelasnya, berikut contoh kasusnya:


Pada tanggal 01 Januari 20XA, PT. Bank Syariah Sejahtera (BSS) membeli
sebuah komputer merek Lenovo dengan harga Rp. 15.500.000 dengan potongan
tunai 10%, biaya yang dikeluarkan untuk install komputer dan pemasangan hingga
siap digunakan sebesar Rp. 500.000, maka harga perolehan komputer tersebut dapat
dihitung sebagai berikut:

Harga beli : 15.500.000


Potongan tunai 10% : (1.550.000)
13.950.000
Biaya install & pasang : 500.000
Harga perolehan : 14.450.000

Maka penjurnalannya adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit Kredit


01/01/20X Lenovo Computer 14.450.000
A Kas 14.450.000

D. Berbagai cara memperoleh Aset Tetap


Terdapat berbagai cara dalam memperoleh aset tetap, yang akan
mempengaruhi penentuan harga perolehan, berbagai cara tersebut antara lain:
1. Pembelian Secara Tunai, yaitu dalam pembelian secara tunai, harga
perolehan adalah harga beli bersih setelah dikurangi potongan tunai ditambah
dengan pengeluaran-pngeluaran.
Contoh:
pada tanggal 01 Februari 20XA PT. Bank Syariah Sejahtera (BSS) melakukan
transaksi pembelian sebuah mesin genset seharga Rp. 75.000.000,
pengeluaran yng berkaitan dengan pembelian mesin antara lain: PPN
sebesar Rp. 7.500.000; premiasuransi sebesar Rp. 750.000; dan biaya
pemasang sebesar Rp. 1.500.000

4
Harga beli : 75.000.000
PPN : 7.500.000
Premi asuransi : 750.000
Biaya pemasangan : 1.500.000
Harga perolehan : 84.750.000

Maka penjurnalannya adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit Kredit


01/02/20X Mesin Genset 84.750.000
A Kas 84.750.000

2. Pembelian dengan Satu Paket, yaitu harga perolehan dialokasikan ke


masing-masing aset tetap.
Contoh:
01 Maret 20XA PT. Bank Syari’ah Sejahterah (BSS) membeli ruangan toko
beserta peralatan di dalamnya seharga Rp120.000.000. Harga pasar saat itu:
tanah Rp30.000.000, gedung Rp105.000.000, peralatan Rp15.000.000.
Adapun Harga peolehannya adalah sebagai berikut:
Harga Pasar Harga Perolehan
Tanah 30.000.000 30/150 X Rp120.000.000 = 24.000.000
Gedung 105.000.000 105/150 X Rp120.000.000 = 84.000.000
Peralatan 15.000.000 15/150 X Rp120.000.000 = 12.000.000
150.000.000 120.000.000

Maka penjurnalannya adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit Kredit


Tanah, Gedung & 120.000.000
01/03/20XA Peralatan
Kas 120.000.000

3. Pembelian Secara Kredit, yaitu untuk pembelian yang nilainya sangat besar
biasanya pembeli membayar DP terlebih dahulu.
Contoh:

5
01 April 20XA PT. Bank Syariah Sejahtera (BSS) membeli peralatan pabrik
Rp 400.000.000 dengan membayar DP Rp 100.000.000, sisanya dibayarkan
bulan depan.
Adapun harga perolehannya adalah sebagai berikut:

DP 100.000.000
Utang 300.000.000
400.000.000

Maka penjurnalannya adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit Kredit


Peralatan 400.000.000
01/04/20XA Kas 100.000.000
Utang 300.000.000

E. Depresiasi (Penyusutan)
Depresiasi adalah poses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi
biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.
terdapat tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusutan, yaitu: (1)
harga perolehan, (2) nilai residual atau nilai sisa, (3) masa atau umur manfaat aset
tetap.
Selanjutnya juga terdapat metode dalam menghitung penyusutan Aset tetap
tersebut, setidaknya terdapat empat macam metode yang bisa digunakan dalam
menghitung Depresiasi atau penyusutan, adapun empat metode tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Metode garis lurus (Straight-line method)


Dalam metode ini, nilai penyusutan dibebankan secra merata selama estimasi
umur aset.

Rumus: Harga perolehan-Taksiran nilai residu


estimasi umur manfaat
Contoh:
haraga perolehan mesin (Rupiah) : 84.750.000
Taksiran nilai sisa (Nilai residu) :0

6
Taksiran umur manfaat (Tahun) :5
Tanggal pemakaian : 01 Januari 20XA

Makanya besarnya penyusutan per tahun:


84.750.000 − 0 = 16.950.000 per tahun
5
Jika dibuat tabel penyusutannya, akan nampak seperti dibawah ini:

Akumulasi
Tahun Beban penyusutan Nilai buku
penyusutan
0 84.750.000
1 16.950.000 16.950.000 67.800.000
2 16.950.000 33.900.000 50.850.000
3 16.950.000 50.850.000 33.900.000
4 16.950.000 67.800.000 16.950.000
5 16.950.000 84.750.000 0

Adapun penjurnalannya adalah sebagai berikut (Tahun 1):

Tanggal Rekening Debit Kredit


Beban penyusutan mesin 16.950.000
01/01/20XA Akumulasi
16.950.000
penyusutan mesin

2. Metode unit produksi (Uinit of production method)/satuan hasil


Masa pemakaian aset dinyatakan dalam jumlah satuan (unit) yg dapat
dihasilkan aset ybs
Contoh:
Dibeli mesin pabrik dengan harga perolehan Rp 100.000.000. Selama masa
pemakaian, ditaksir dapat menghasilkan 1.000.000 unit produk.
Maka tarif depresiasi, Rp. 100.000.000÷1.000.000unit=Rp. 100/unit.
Jika selama tahun pertama menghasilkan 50.000 unit, maka depresiasi
50.000xRp. 100=Rp. 5.000.000

3. Metode saldo menurun (Declining balance method)


Biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun. Tarif depr = 2 X tarif
garis lurus

7
Contoh:
Aset tetap kendaraan dibeli dengan harga perolehan Rp. 13.000.000,
nilai sisa Rp. 1.000.000, taksiran umur ekonomis 5 tahun. Apabila disusut dg
metode garis lurus, maka tarif depr 20%. Dengan saldo menurun,
tarif=2X20%=40%
Maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Akumulasi Nilai Buku


Thn Biaya Depresiasi
Depresiasi Akhir Tahun
13.000.000
1 13.000.000x40%=5.200.000 5.200.000 7.800.000
2 7.800.000x40%=3.120.000 8.320.000 4.680.000
3 4.680.000x40%=1.872.000 10.192.000 2.808.000
4 2.808.000x40%=1.123.000 11.315.000 1.685.000
5 1.685.000x40%=685.000 12.000.000 1.000.000

4. Metode jumlah angka tahun (Sum of the years digits method)


Menghasilkan biaya depresiasi lebih tinggi pada tahun-tahun awal
Penentuan tarif depresiasi:
 pembilang adalah tahun pemakaian aset yg masih tersisa sejak
awal tahun,
 penyebut adalah jumlah angka tahun sejak tahun pertama sampai
tahun pemakaian terakhir
Contoh:
Dibeli aset tetap dengan umur ekonomis 3 tahun, harga perolehan Rp.
13.000.000, nilai sisa 1 juta.
• Jumlah angka tahun=3+2+1=6
• Depresiasi tahun pertama=3/6 X 12.000.000=6.000.000
• Depresiasi tahun kedua=2/6X12.000.000= 4.000.000
• Depresiasi tahun ketiga=1/6X12.000.000= 2.000.000

F. Buku Besar
Dilihat dari beberapa contoh kasus di atas, semua transaksi tersebut masih
dalam bentuk jurnal. Adapun dalam bentuk buku besarnya adalah sebagai berikut:
BUKU BESAR

8
KAS
01/01/20XA Rp. 14.450.000
01/01/20XA Rp. 84.750.000
01/03/20XA Rp. 120.000.000
01/04/20XA Rp. 100.000.000
01/05/20XA Rp. 300.000.000
Rp. 619.200.000

LENOVO COMPUTER
01/01/20XA Rp. 14.450.000
Rp. 14.450.000

MESIN GENSET
01/02/20XA Rp. 84.750.000
Rp. 84.750.000

TANAH, GEDUNG, PERALATAN


01/03/20XA Rp. 120.000.000
Rp. 120.000.000

UTANG
01/05/20XA Rp. 300.000.000 01/05/20XA Rp. 300.000.000
Rp. 0

9
BEBAN PENYUSUTAN MESIN
31/12/20XA Rp. 16. 950.000
Rp. 16. 950.000

AKUMULASI PENYUSUTAN MESIN


31/12/20XA Rp. 16. 950.000
Rp. 16. 950.000

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (Bank Indonesia, 2013)


Rifqi muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, Konsep dan Implementasi PSAK
Syariah (Yogyakarta: P3EI Press, 2010)
Software Al-Qur’an in Word
Suwardjono, Akuntansi Pengantar I, Edisi Ketiga (Yogyakarta: BPFE, 2002)

10
http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/07/pengertian-akuntansi-syariah.html,
diunduh 29/10/2014, 11:03

11

Anda mungkin juga menyukai