SISTEM KEWASPADAAN DINI KLB PENYAKIT COVID-19 PADA PELAKU
PERJALANAN PENERBANGAN REPATRIASI DI BANDARA INTERNASIONAL
SAM RATULANGI MANADO BULAN MEI 2021
I. Yang melaksanakan tugas :
Nama : Uliadi Barrung Limbong, SKM., M.Kes N I P : 198604102010121003 Pangkat/Gol. : Penata / III C Jabatan : Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda
II. Maksud dan Tujuan
Melakukan screening melalui pemeriksaan PCR test sebagai Sistem Kewaspadaan Dini Risiko KLB Covid-19 kepada Pelaku Perjalanan Pesawat Udara yang berasal dari luar negeri.
III. Waktu Pelaksanaan
Tanggal 5 Mei 2021
IV. Tempat Tujuan
Bandar Udara Internasiona l Sam Ratulangi Manado, Provinsi Sulawesi Utara
V. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS- CoV). Novel corona virus (2019-nCoV) adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia. Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia. Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (novel coronavirus, 2019-nCoV). Penambahan jumlah kasus 2019-nCoV berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Penanggulangan pandemi COVID-19 ini membutuhkan peran serta dari semua pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah, pihak swasta dan seluruh elemen masyarakat di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. BTKLPP Kelas I Manado sebagai salah satu UPT Kemenkes Ditjen P2P mempunyai salah satu tugas pokok dan fungsi yang salah satunya adalah melaksanakan Kewaspadaan Dini Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah layanannya. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 RI telah mengeluarkan Adendum Surat Edaran (SE) Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idulfitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Selama Bulan Suci Ramadan 1442 Hijriah. Adendum yang ditandatangani Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo pada tanggal 21 April 2021 ini mengatur pengetatan persyaratan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) selama H- 14 peniadaan mudik (22 April – 5 Mei 2021) dan H+7 peniadaan mudik (18 Mei – 24 Mei 2021). Sementara selama masa peniadaan mudik 6 – 17 Mei 2021 tetap berlaku SE Satgas Nomor 13 Tahun 2021. Adendum diterbitkan dalam rangka mencegah dan memutus rantai penyebaran COVID-19, di mana pada bulan Ramadan dan semakin mendekati Hari Raya Idulfitri Tahun 1442 H, terdapat peluang peningkatan mobilitas masyarakat, baik untuk kegiatan keagamaan, keluarga, maupun pariwisata yang akan meningkatkan risiko laju penularan COVID-19. Selain itu, berdasarkan hasil Survei Pasca Penetapan Peniadaan Mudik Selama Masa Lebaran 2021 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan ditemukan bahwa masih adanya sekelompok masyarakat yang hendak pergi mudik pada rentang waktu H-7 dan H+7 pemberlakuan Peraturan Peniadaan Mudik. Tujuan adendum Surat Edaran ini adalah untuk mengantisipasi peningkatan arus pergerakan penduduk yang berpotensi meningkatkan penularan kasus antardaerah pada masa sebelum dan sesudah periode peniadaan mudik diberlakukan.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kegiatan mulai dillaksanakan tepat pada saat penumpang landing dan memasuki area bandara Sam Ratulangi pada pukul 18.00 WITA. Total yang diperiksa sebanyak 70 orang dengan distribusi 68 orang penumpang dari Papua Nugini, 1 orang teknisi Garuda Airlines dan 1 orang petugas KKP Kelas II Manado. 2. Distribusi Hasil Screening adalah sebagai berikut : a. Distribusi Kelompok Sasaran Menurut Jenis Kelamin Peserta PE sebagian besar berjenis kelamin laki – laki yaitu sebesar 91% (64 orang) dikarenakan merupakan kelompok pekerja perusahaan yang Tenaga Kerja Indonesia di Papua Nugini. Distribusinya terlihat pada grafik 1 sebagai berikut :
Sumber : Data Primer, Mei 2021
b. Distribusi Kelompok Sasaran Menurut Umur
Sumber : Data Primer, Mei 2021
Grafik 2 memperlihatkan distribusi rentang usia para peserta screening,
paling banyak ada pada rentang usia 26 – 55 tahun (58 orang), mengingat para penumpang pesawat yang dilakukan pemeriksaan ini pada umumnya adalah kelompok tenaga kerja luar negeri yang pulang ke tanah air.
c. Distribusi Kelompok Sasaran Menurut Adanya Gejala Sakit
Sumber : Data Primer, Mei 2021
Grafik 3 menunjukkan bahwa dari 70 orang yang di screening, sebanyak 3
orang (4.3%) yang memiliki gejala sakit dan sesuai dengan hasil wawancara diketahui bahwa gejala yang dirasakan berupa batuk, pilek, sakit tenggorokan, lemas dan nyeri otot. d. Distribusi Kelompok Sasaran Menurut Adanya Komorbid
Sumber : Data Primer, Mei 2021
Grafik 4 memperlihatkandata tentang adanya penyakit komorbid yang
diderita oleh peserta screening dan diantara 70 orang ada 2 orang (2.9%) yang memiiki penyakit yaitu Asma (Sesak Nafas) dan Hipotensi.
e. Distribusi Kelompok Sasaran Menurut Hasil Swab Test
Sumber : Data Primer, Mei 2021
Grafik 5 memperlihatkan distribusi peserta screening berdasarkan hasil
pemeriksaan PCR test sampel orofaring dan nasofaring di laboratorium BTKLPP Kelas I Manado. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebanyak 7% (5 orang) yang discreening positif Covid-19. Sesuai dengan Pedoman Penanganan Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan RI (2020), infeksi 2019-nCoV dapat menyebabkan gejala ISPA ringan sampai berat bahkan sampai terjadi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik. Deteksi dini manifestasi klinis akan menentukan waktu yang tepat penerapan tatalaksana dan PPI. Pasien dengan gejala ringan, rawat inap tidak diperlukan kecuali ada kekhawatiran untuk perburukan yang cepat. Deteksi 2019-nCoV sesuai dengan definisi operasional surveilans 2019nCoV. Pertimbangkan 2019- nCoV sebagai etiologi ISPA berat. Semua pasien yang pulang ke rumah harus memeriksakan diri ke rumah sakit jika mengalami perburukan.
VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a. Isolasi, Penanganan secara tepat dan cepat terhadap 5 orang yang terkonfirmasi poitif Covid dilanjutkan dengan Penyelidikan Epidemiologi masing – masing KERT dari pasien terkonfirmasi. b. Pengetatan kegiatan deteksi dini semua penumpang terutama Wisatawan atau Tenaga Kerja Asing di pintu masuk negara dan wilayah (Bandara dan Pelabuhan). c. Pemeriksaan secara ketat dokumen yang menjadi persyaratan pelaku penerbangan untuk mengantisipasi pemalsuan aaukekurangn dokumen. d. Peningkatan koordinasi lintas sektor dan lintas program dalam penanganan pencegahan penyebaran virus Covid-19 melalui pintu masuk Negara, pengetatan pemeriksaan para pelaku perjalanan. e. Sosialisasi yang lebih luas, terarah dan menjangkau setiap orang untuk lebih memahami protokol pencegahan penularan Covid0-19 serta mengedukasi masyarakat untuk bersama – sama bekerjasama mematuhi peraturan yang ada dalam rangka memberantas penularan Covid-19. VIII. Penutup
Demikian Laporan Hasil Kegiatan ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Manado, 06 Mei 2021
Mengetahui, Koord. Substansi Surveilans Epidemiologi Penyusun Laporan BTKLPP Kelas I Manado
Rusen Tombi, SKM., M.Kes Uliadi B. Limbong, SKM., M.Kes