Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI KUNJUNGAN RUMAH PADA PASIEN DM TIPE II

No DATA
1. Nama Ramliati Talib, A.Md.Kep

2. NIP / NO. 198907172020122002 / 082293319387


HP / Email amie.talib89@gmail.com
3. Instansi Dinas Kesehatan Kota Ternate
4. Unit Kerja Puskesmas Bahari Berkesan
5. Uraian Tugas Uraian tugas jabatan perawat terampil adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada
individu
2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan
3. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih
dan sehat dalam rangka melakukan upaya promotif
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/
pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko
cedera pada individu dalam rangka upaya preventif
5. Memberikan oksigenasi sederhana
6. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi
gawat darurat/ bencana/ kritikal
7. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan
aman serta bebas risiko penularan infeksi
8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana pada area medikal bedah
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana di area anak
10. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana di area maternitas
11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana di area komunitas
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang

1
sederhana di area jiwa
13. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien
dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/
intra/post operasi
15. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka
melakukan perawatan paliatif
16. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual
pada kondisi kehilangan/berduka/ menjelang ajal
dalam pelayanan keperawatan
17. Melakukan perawatan luka
18. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
6. Nama Mentor Rehawati Wahab, SKM,M.M.Kes

7. Jabatan Kepala Puskesmas


Mentor
8. No. Kontak 085298263986
mentor
9. Nama Coach Nur Lienda, MT.,Msc

10. No. Kontak 08114334344


Coach
11. Email Coach nurlienda@gmail.com
12. Tujuan 1. Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN, yakni
Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, adaptif dan Kolaboratif
2. Memberikan pemenuhan pelayanan standard
minimal pada pasien Diabetes Melitus tipe II di
wilayah kerja Puskesmas Bahari Berkesan
3. Memantau perkembangan kasus DM tipe II di
wilayah kerja Puskesmas Bahari Berkesan.
13. Manfaat 1. Bagi Penulis :
Bagi Peserta Pelatihan Dasar Terlaksananya

2
Pelatihan Dasar yaitu peserta dapat memahami,
menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsi
ASN di tempat kerja. Secara teoritis aktualisasi ini
diharapkan mampu menambahkan pengetahuan
penulis tentang pelayanan standar yang bermutu
pada pasien Dm tipe II
2. Bagi Puskesmas Bahari Berkesan :
Menguatkan visi dan misi sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas
Puskesmas Bahari Berkesan serta dapat memantau
perkembangan kasus DM tipe II di wilayah kerja
Puskesmas Bahari Berkesan.
3. Bagi Masyarakat :
Sebagai penerima layanan akan terintegrasi asuhan
keperawatan secara professional dan bermutu
sehingga meningkatkan tingkat kepuasan
masyarakat terhadap kualitas layanan yang di
peroleh.
14. Visi Mewujudkan masyarakat dalam wilayah Puskesmas
Bahari Berkesan yang mandiri dalam hidup sehat
15. Misi 1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk
berperilaku sehat & hidup dalam lingkungan yang
sehat dalam upaya kesehatan secara komprehensif
2. Mengembangkan SDM yang professional &
berkualitas
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai
standard & memuaskan bagi masyarakat,demi
tercapainya derajat kesehatan yang lebih baik.
16. Nilai S : Santun (sopan dalam tutur kata dan perilaku)
Organisasi / E : Empati (melayani sepenuh hati)

3
Budaya Kerja H : Handal ( memberikan pelayanan oleh tenaga
professional)
A : Adil ( pelayanan yang merata dan tidak
membeda-bedakan)
T : Teladan (menjadi panutan masyarakat dalam
perilaku sehat)
Catatan Ternate, 21 Maret 2022
Mentor Disetujui Oleh Mentor

(Rehawati Wahab, SKM,M.M.Kes)

A. Latar Belakang

4
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu dokumen yang bertujuan
untuk memberikan acuan untuk melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian serta pangawasan dan pertanggung jawaban penyelenggaraan
pelayanan. Selain itu Standar Pelayanan Minimal (SPM) juga bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang sama terkait definisi operasional, indikator kinerja,
ukuran/satuan, pembilang dan penyebut, perhitungan, sumber data, langkah
kegiatan dan kebutuhan sumber daya manusia. Hal ini diharapkan dengan adanya
dokumen SPM maka dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan,
ketanggapan kebutuhan dalam melakukan pelayanan, pembiayaan pengembangan
pelayanan, kuantitas dan perluasan jangkauan pengguna. Setelah Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dijalankan dengan baik maka akan berdampak pada
kepuasan pengguna layanan dan kemandirian dalam pemberian layanan. Standar
Pelayanan Mimimal (SPM) merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak
diperoleh setiap warga negara secara minimal. Kementerian Kesehatan telah
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Berdasarkan Indikator Prioritas Standar
Pelayanan Minimal target capaian seluruh indikator SPM yaitu 100%. Sedangkan
pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus merupakan indikator dengan
capaian terendah.
Diabetes Melitus Tipe-2 (DMT2) adalah penyakit yang berlangsung lama atau
kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas
nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel
tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika
diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang
membahayakan nyawa penderita.Diabetes melitus (DM) terjadi dikarenakan
tingginya kadar glukosa darah akibat kurangnya produksi hormon insulin di dalam
tubuh. Insulin merupakan hormon penting yang dihasilkan oleh pankreas,
berfungsi untuk mengangkut glukosa dari peredaran darah menuju sel tubuh yang
nantinya akan diubah menjadi energi.
Pada tahun 2017, Indonesia menduduki peringkat ke enam untuk prevalensi

5
penderita DM tertinggi di dunia. Jumlah penderita dengan rentang usia 20-79
tahun adalah 27,7 juta dan pada tahun 2045 diperkirakan akan bertambah menjadi
35,6 juta. Kasus DM tipe 2 merupakan yang paling umum terjadi, terhitung
sekitar 90% dari semua kasus DM. Prevalensi penderita DM di Indonesia sebesar
1,5% sedangkan di Jawa Timur mencapai 2,1% dimana data tersebut melebihi
prevalensi nasional. Pertambahan usia merupakan pemicu meningkatnya jumlah
penderita DM, penurunan mulai terjadi pada usia ≥65 tahun. DM merupakan
gangguan metabolik kronis sehingga perlu dilakukan tindakan berupa terapi. Pada
penderita DM tipe II sangat diperlukan pemantauan pemahaman perilaku pola
hidup dalam melakukan Self-managemen yang terdiri dari perilaku tentang diet,
latihan fisik, pemantauan gula darah
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) terus berupaya
menekan jumlah penderita penyakit diabetes di daerah ini, yang dalam beberapa
tahun terakhir menunjukan peningkatan. Jumlah penderita diabetes di Ternate
pada 2015 tercatat 5.000 orang lebih dan tahun 2017 meningkat menjadi 7.000
orang lebih atau dalam setiap tahun ada kenaikan jumlah penderita diabetes 1.000
orang lebih," kata Kepala Dinkes Ternate, Fatiha Suma di Ternate. Penderita
diabetes di Ternate selain disebabkab faktor keturunan, juga karena pola hidup
tidak sehat, seperti jarang berolahraga dan banyak mengonsumsi makanan yang
mengandung unsur gula. Di wilayah Puekesmas Bahari Berkesan sendiri ada
beberapa kasus DM tipe II yang penderita nya tidak rutin dalam pengontrolan
kadar gula darah di puskesmas, oleh karena itu maka berdasarkan uraian diatas
penulis sebagai seorang tenaga kesehatan merasa berkewajiban membantu
menjalankan sistem pelayanan kesehatan karena bagian yang penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sehingga penulis membuat
rancangan aktualisasi tentang “Implementasi kunjungan rumah pada pasien
DM tipe II di wilayah kerja Puskesmas Bahari Berkesan”.

B. Identifikasi dan Pengelompokan Isu


Secara sederhana isu dapat diartikan sebagai sebuah persoalan, atau isu dapat
juga dikatakan sebagai sebuah masalah yang sedang menjadi perhatian atau pokok

6
persoalan. Isu dapat berupa masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan, atau
nilai yang tengah berlangsung dalam kehidupan masyarakat. Isu di bidang
Kesehatan merupakan salah satu isu yang selalu menjadi perhatian nasional.
Sebagai isu Rancangan Aktualisasi serta yang akan di carikan solusi pemecahan
masalah nya yaitu “Implementasi kunjungan rumah pada pasien DM tipe II
di wilayah kerja Puskesmas Bahari Berkesan”.

Table 1. Pengelompokan isu


Kondisi saat ini Kondisi yang Masalah Akibat Solusi / Judul
di harapkan
Sebagian Pasien Penderita DM Meningkatnya Penderita DM Implementasi
DM tipe II tipe II komplikasi tipe II kunjungan
belum mendapatkan penyakit yang mengalami rumah pada
melakukan pelayanan muncul pada komplikasi pasien DM tipe
kunjungan ke standar penderita DM lebih lanjut II
puskesmas minimal yang tipe II
untuk bermutu
mendapat
pelayanan
sesuai standar
pelayanan
minimal (SPM)

1. Isu kontemporer yang di angkat

Berdasarkan identifikasi isu diatas maka penulis menetapkan isu


yang diangkat adalah Implementasi kunjungan rumah pada pasien
DM tipe II. Melalui isu ini penulis mengharapkan agar penderita DM
tipe II mendapatkan pelayanan standar minimal yang bermutu
2. Penetapan judul

7
Dari hasil identifikasi dan penetapan isu yang telah dibahas maka
penulis mengambil judul aktualisasi Implementasi kunjungan rumah
pada pasien DM tipe II.
3. Gagasan pemecahan isu

Berdasarkan judul di atas, maka rancangan aktualisasi kegiatan ini


dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Melakukan perencanaan kegiatan dengan pimpinan terkait
rencana kegiatan aktualisasi berupa Implementasi kunjungan
rumah pada pasien DM tipe II di wilayah kerja Puskesmas
Bahari Berkesan

2. Membuat daftar pemilaan dan buku registrasi pasien DM

3. Membuat jadwal, form kunjungan serta mempersiapankan alat


dan bahan

4. Melakukan pelayanan dan edukasi pada penderita dan keluarga


DM tipe II melalui kunjungan rumah
5. Melakukan evaluasi

C. Gambaran Organisasi
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya ( Permenkes no.
43 tahun 2019). Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan
masyarakat yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat;

8
b. mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu;
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.

Profil Puskesmas
a. letak geografis

Puskesmas Bahari Berkesan berada di Kelurahan SangoKecamatan Ternate


Utara dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kulaba


b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Akehuda
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Halmahera
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Gunung Gamalama
Pada akhir tahun 2016 Puskesmas Bahari Berkesan telah terjadi pemekaran
dari Puskesmas Perawatan Siko dengan membawahi 5 Kelurahan menjadi
beberapa pembagian wilayah kelurahan yang termasuk dalam satu wilayah
Kecamatan merupakan wilayah pegunungan dan pesisir (pantai), Kelurahan
tersebut terdiri dari :
a. Kelurahan Tubo, terdiri dari 4 RW dan 8 RT
b. Kelurahan Tafure, terdiri dari 5 RW dan 10 RT
c. Kelurahan Tabam, terdiri dari 2 RW dan 4 RT
d. Kelurahan Sango, terdiri dari 4 RW dan 8 RT
e. Kelurahan Tarau, terdiri dari 2 RW dan 4 RT
Dengan demikian, maka luas wilayah kerja Puskesmas Bahari Berkesanseluas 7
Km2 dengan jumlah penduduk yang dilayani berjumlah11.704 jiwa, yang
terdiridari 49% penduduk perempuan dan 51% penduduk laki - laki. Distribusi
penduduk terbesar adalah pada kelompok umur 5-9 tahun (12%).
b. Visi Misi dan Tata Nilai Organisasi
Visi : Mewujudkan masyarakat dalam wilayah Puskesmas Bahari Berkesan
yang mandiri dalam hidup sehat
Misi :

9
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat dan hidup dalam

lingkungan yang sehat dalam upaya kesehatan secara komprehensif.

2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkualitas.

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar dan memuaskan

bagi masyarakat, demi tercapainya derajat kesehatan yang lebih baik.

Tata nilai Organisasi :

S : Santun (sopan dalam tutur kata dan perilaku), E : Empati (melayani


sepenuh hati), H : Handal ( memberikan pelayanan oleh tenaga professional), A :
Adil ( pelayanan yang merata dan tidak membeda-bedakan), T : Teladan (menjadi
panutan masyarakat dalam perilaku sehat)

STRUKTUR ORGANISASI

10
D. Deskripsi Nilai-Nilai Dasar BerAHKLAK, Manajemen ASN dan Smart

11
ASN
Terdapat nilai dasar yang harus dimiliki oleh seorang Aparatur Sipil Negara
(ASN) yaitu : Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Harmonis, Kompeten, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif yang di singkat menjadi BerAHKLAK
Indikator nilai-nilai ASN :
Indikator nilai-nilai Aparatur Sipil Negara :

1. Berorientasi Pelayanan, yaitu komitmen memberikan pelayanan prima


demi kepuasan mayasrakat dengan panduan perilaku
a. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalakan
c. Melakukan perbaikan tiada henti
2. Akuntabel, yaitu Bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan
dengan panduan perilaku
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efesien.
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3. Kompeten. yaitu terus belajar dan membangun kapabilitas dengan
panduan perilaku
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan dengan panduan
perilaku
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara dengan panduan perilaku

12
a. Memegang teguh ideologi pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia pada NKRI serta pemerintah
yang sah
b. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara
6. Adaptif, yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun
menghadapi perubahan dengan panduan perilaku
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Bertindak proaktif
7. Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergi dengan panduan
perilaku
a. Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerjsama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Meenggerakan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama
8. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
9. Smart ASN
Smart ASN merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja serta
professional yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin
responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi.

13

Anda mungkin juga menyukai