Anda di halaman 1dari 18

RAGAM KALIMAT YANG DI GUNAKAN DALAM PEWARA DAN

CARA MEMBUAT RAGAM KALIMAT YANG DI GUNAKAN DALAM


PEWARA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kepewaraan yang diampu oleh Ibu
Sus mapsusoh, M.Pd.

Oleh: Kelompok 3
Dina Maulana (20381072118)
Firiyal Atiqoh (20381072122)
Dizka Nabila (20381072052)
Farida (20381072056)
Afifudin (20381071112)
Nurudin Faynani (20381071109

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
ragam kalimat yang di gunakan dalam pewara dan cara membuat ragam kalimat
yang di gunakan dalam pewara ini dengan baik.
meskipun masi banyak kekurangan di dalamnya. Kami juga berterima
kasih kepada Ibu Sus mapsusoh M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah
kepewaraan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ragam kalimat yang di gunakan dalam
pewara dan cara membuat ragam kalimat yang di gunakan dalam pewara Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sebagai kelompok penyaji maupun masyarakat luas. Sebelumnya, kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pamekasan, September 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan masalah........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. keterkaitan ragam kalimat,berbicara,dan pewara acara...........................3
B. faktor fsktor pendukung kemampuan berbicara bagi pewara .................4
C. tahap tahap menentukan ragam kalimat oleh pewara..............................8

BAB III PENUTUP..................................................................................................9


A. Kesimpulan..............................................................................................9
B. Saran........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembawa acara adalah seorang yang akan memandu suatu rentetan acara
secara teraturdan api, mulai dari opening hingga closing . Kemampuan pembawa
acara akan sangatmenentukan apakah sebuah acara akan berlangsung sukses,
lancar, dan meriah. Atausebaliknya, acara menjadi monoton, tidak menarik dan
berantakan.Karenaitu,seorang pembawa harus benarbenar menguasai seluruh aspe
k yang akan mempengaruhi kelancaranacara pada saat dia memandunya. Bisa
dikatakan, seorang pembawa acara adalah benar- benar produser atau sutradara
pada sebuah acara.

Seorang Master of Ceremony (MC) atau Pewara (pembawa acara) akan


menjadi pusat perhatian publik atau audience ketika memandu atau membawakan
sebuah acara. Publikdengan mudah akan menilai MC dari apa yang mereka lihat
(penampilan, bahasa tubuh,tatabusana,make up, cara berinteraksi) dan dari apa
yang mereka dengar (tatabahasa, pengucapan kata dan kalimat, dan knowledge
Bayangkan jika anda sebagai MC sedangmembawakan acara lupa dan gagap, atau
busana yang anda kenakan tidak sesuai denganformat acara, atau ketika anda
berinteraksi dengan seorang tokoh di atas panggung tidaknyambung alias
knowledge Anda terhadap topik yang dibicarakan minim.

Pembawa acara pun erat kaitannya dengan membacakan atau


membawakan narasimaupun teks yang berisi informasi pada suatu acara. Oleh
karena itu, selain beberapa tugasyang dilaksanakan saat berada di atas panggung,
pembawa acara juga dituntut untukmemahami ragam kalimat dan cermat
menggunakannya pada saat membawakan suatu acara.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa keterkaitan ragam kalimat, berbicara, dan pembawa acara (Public
Speaking) ?
2. apa saja faktor faktor pendukung kemampuan berbicara bagi pewara?
3. bagaimana tahap tahap menentukan ragam kalimat oleh pewara?

C. Tujuan masalah
1. untuk mengetahui keterkaitan ragam kalimat, berbicara, dan pembawa
acara
2. untuk menegtahui faktor faktor pendukung kemampuan berbicara bagi
pewara
3. untuk mengetahui tahap tahap menetukan ragam kalimat oleh pewara

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterkaitan Ragam Kalimat, Berbicara, dan Pembawa Acara (Public Speaking)

Kalimat umumnya berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan


kaidah berlaku. Keraf mendefinisikan kalimat sebagai salah satu bagian dari ujara
n yangdidahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan
bagian ujaranyang sudah lengkap. Berdasarkan definisi tersebut dapat kita ketahui
bahwa kalimatmerupakan rentetan kata sebagai bagian dari ujaran yang
disusundengankaidahyang berlaku. Kalimat juga memilih beberapa jenis bedasark
an fungsinya, yaitu kalimat perintah,kalimat tanya, kalimat berita,kalimat
seruan. Penggunaan kalimat dalam acaraharus dipahami dan digunakan dengan
tepat oleh seorang pembawa acara.

Pembawa Acara sangat berkaitan dengan kemampuannya dalam


berbicara.Berbicara merupakan bentuk komunikasi antar persona yang paling
unik, paling tua, dan sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. berbicara1
adalah suatu alat untukmengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta
dikembangkan sesuai dengankebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau
penyimak. Pembicara adalah orang yang pertama berbicara dalam suatu acara.
Sebagai pembicara pertama, dia haru bisa menarik perhatian hadirin untuk segera
merasa terlibat dalam pertemuan tersebut.

Peran pembawa acara sangat penting. Lancar tidaknya suatu acara,


berhasiltidaknya suatu acara, dan puas tidaknya peserta suatu acara, semuanya

J.Ch.Sujanto, Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara ntuk Mata


1

Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: FKIP, 1988), h. 189.

Henry Guntur Tarigan, Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa


(Bandung: Penerbit Angkasa,2008), h. 16.

Asul Wijayanto dan Prima K. Astuti,Terampil Membawa Acara,(Jakarta: PT


Grasindo, 2002), h. 2.

3
tergantung pada pembawa acara. Seorang pembawa acara, dalam menjalankan
tugasnya pastilah berbicaradi depan umum. Berbicara di muka umum ini mudah-
mudah susah. Dikatakan mudah,karena setiap hari kita berbicara. Dikatakan
susah, karena tidak semua orang berani dandapat berbicara di muka umum.
Public speaking itu milik setiap orang dan masing-masing dari kita perlu
mempelajari dan menguasainya." Betapa pentingnya public speaking maka
perkembangan teknologi dan informasi dengan kecenderungan manusia.

Berinteraksi tanpa batas dalam era globalisasi menjadikan public speaking sangat
dibutuhkan begitu juga pentingnya memilili kemampuan public speaking yang
baik dalam membawakan acara.

B.Faktor-faktor Pendukung Kemampuan Berbicara bagi Pewara

Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu


dalamusaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang
disebut juga audiens atau majelis . Perlu diperhatikan beberapa faktor yang
dapat menunjang keefektifan berbicara bagi pewara, agar tujuan pembicara atau
pesan dapat tersampaikan kepada audiens dengan baik,. Kegiatan berbicara juga
memerlukan hal-hal di luar kemampuan berbahasa dan ilmu pengetahuan
bahasa.Saat berbicara, seorang pewara memerlukan kemampuan sebagai berikut :

a. Penguasaan bahasa
b. Bahasa
c. Keberanian dan ketenangan
d. Kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur

Faktor pendukung pada kegiatan berbicara sebagai berikut.1.

1.Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kakua.

a. Membangun Kepercayaan DiriKetakutan adalah reaksi spontan dari


tekanan luar dan dalam dari dariseseorang saat berbicara di depan
khalayak ramai, yang perlu dilakukan adalahmenentukan tujuan yang

4
realistis hal ini paling mendasar untuk dilakukan dalamupaya
membangun rasa percaya diri.
b. Menghilangkan Pikiran Negatif
Imajinasi sangat ampuh membunuh rasa takut, ketika rasa
takutmenghantui berimajinasilah seolah-olah menjadi pembicara yang
professional

Saat seseorang akan berbicara maka ia harus mengeluarkan segala pikiran


negatiftersebut dari isi kepalanya, jangan pesimis dulu dalam menghadapi
keadaan negatifatau blok negatif dalam pikiran Anda. Cintailah rasa takut Karena
rasa takutlahyang memberikan inspirasi kepada kita untuk menjadi kreatif dan
melakukan hal hal baru “inspiriting yourself by loving the fear!”

2.Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh dapat mengklarifikasi suatu pesan atau perhatian yang


disampaikan oleh pembicara. Selain itu juga dapat meyakinkan ketulusan hati kita
serta antusiasme kita sebagai pembawa acara kepada audiens. Bahasa tubuh yang
tak alami ataugerakan tubuh yang dibuat-buat mengimplikasikan ketidak tulusan
hati dan mengganggu jalannya pidato atau presentasi. Bahasa tubuh hadir sebagai
penjelas dari setiap lakon yang Anda lakukan. Setiap kata yang terucap dikuatkan
dengan tubuh hasa pas. Bahasa tubuh meliputi semua hal tentang tersurat
yang dapat dibaca oleh orang lain. Bahasa 2
tubuh melepaskan sinyal kepada
pendengar
kita, seperti penampilan, gerak fisik, dan perangai pembicara. Cara penggunaan ke
dua belah tangan dan lengan, gerakan tubuh, gerakan atau mimik, kontak mata,
gaya bicara, posisi berdiri atau postur, serta cara berjalan
menuju dan meninggalkan podium atau mimbar atau panggung.

Dalam public speaking , keseluruhan tubuh kita merupakan perangkat


efektif untukmembantu presentasi3 kita. Bahasa tubuh dapat mengklarifikasi suatu

2
Ibid., h. 68.

3
Ibid, h. 149

Ibid.,h. 152

5
pesan atau perhatian yang disampaikan dan meyakinkan ketulusan hati kita serta
antusiasme kitakepada audiensi. Jika kita dapat menggunakan bahasa tubuh
dengan tepat dalam presentasi, kita akan sukses menyampaikan pesan verbal
kita. Bila bahasa tubuh kita tidak sebangun dengan pesan verbal yang kita
sampaikan, dapat dipastikan kita mengirimkan konflik pesan kepada audiensi.
Dengan demikian, kita gagal mencapai tujuan dan public speaking kita. Apabila
public speaking disampaikan dalam bentuk menghibur, memotivasi, mengajak
atau memberikan informasi, seorang pembicara harus menyesuaikan bahasa tubuh
yang digunakan dengan tujuan yang ingin dicapainya. Gerak fisik yang alami
secara nyata akan memperjelas nilai penyampaian pidato karena memberikan
tekanan pada poin-poin (pokok pidato) yang diutarakan.

a.Tatapan Mata

Berbicara tanpa catatan mengharuskan pembicara menggunakan matasecara


efektif. Tatapan mata menciptakan hubungan dengan audiens. Fokuskanmata
kepada seseorang dan memberi perhatian khusus kepadanya lalu alihkanmata
kepada audiens yang lainnya juga. Tatapan mata menjadi penting sebab caraini
dapat membantu untuk memonitor perhatian audiens.

b.Gerak Isyarat

Gerak isyarat adalah gerak tubuh yang khusus digunakan untuk


menyampaikan makna dan tekanan. Gerak isyarat digunakan untuk memperkuat
aspek visual dan presentasi. Gerak isyarat akan memperbanyak jumlah
informasiyang disampaikan atau direkam oleh pendengar.

3 .Pengelolaan Suara

Anggap saja tubuh sebuah pabrik dan audiens adalah konsumen yang
membutuhkan produk, jadi kita perlu memproduksi suara yang baik supaya
konsumen puas. Pita suara .terletak dibagian atasa pipa udara trachea Suara kita
diproduksi saatudara dari paru-paru ditekan sampai ke tali suara oleh dinding otot
yang juga dikenal dengan sebutan diafragma (diaphragm Para penyanyi, pemain
musik profesiaonal diketahui memiliki kemampuan untuk mengendalikan volume,

Ibid h. 106

6
tinggri rendahnya nadasuara (pitch langkah suara (pace warna suara
colour dengan mengendalikan cara bernapas

Karakter dan kualitas suara yang baika.

a. Menyenangkan untuk didengar


b. Dinamis, memberikan impresi penuh tenaga dan kekuatan.
c. Ekspreksif, kaya akan suara
d. Jelas, segar, dan punya power kuat untuk didengar
e. e.Mengalir, wajar dan tidak dibuat-buat

C. Tahap-tahap Menentukan Ragam Kalimat oleh Pewara

Peran pembawa acara sangat penting. Lancar atau tidaknya suatu acara,
berhasil tidaknya suatu acara, dan puas tidaknya peserta suatu acara, semuanya
tergantung pada pembawa acara. Seorang pembawa acara harus bisa berbicara
dengan baik sesuai situasidan kondisi acara. Ia harus pandai memilih penggunaan
bahasa yang tepat. Hal ini memungkinkan bagi seorang pembawa acara untuk
mengetahui tahapan-tahapan apa sajayang harus dilakukannya dalam menentukan
ragam kalimat yang akan diujarkannya ketika memandu sebuah acara.

1. Persiapan dan Percaya

DiriAristoteles yang hidup sebelum Masehi, menulis retorika(kepandaian


berbicara)yang menyatakan bahwa terdapat tiga poin utama sebagai dasar
dalam berbicara,yaitu topik yang dibicarakan, siapa yang diajak bicara dan
menyusun menurut urutan awal, tengah, dan akhir. Contoh orang-orang yang
mengabaikan tiga poin dasar iniselalu berkata:

“Pada kesempatan ini saya akan membicarakan…

“Pertama -tama yang perlu Anda ketahui adalah……

“Tetapi, sebelum Anda mengetahuinya, sebaiknya Anda harus sudah tau


bahwa….

7
Kalimat-kalimat tersebut tanpa arah tujuan, pembicaraan mereka
melantur kemana-mana, karena mereka tidak mengikuti
pembicaraan yang memiliki dasar seperti harapan Aristoteles. Fungsi dasar
tersebut, bisa memudahkan untuk mengorganisir pembicaraan yang dapat
membantu bagaimana menekankan poin-poin yang penting, dapat mengurangi
hal-hal yang tidak perlu, demi mempertahankan minat pendengar terhadap pesan
pembicara. Dasar-dasar tersebut akan mudah diterapkan setiap berbicara di depan
umum, dan secara otomatis dasar-dasar 4itu tidak akan terpisah satu sama lain,
Setelah menentukan topik yang dibicarakan, pembawaacara harus menyususn
topik berdasarkan tiga tahap, yaitu awal, tengah, dan akhir.

Bagian awal, berfungsi untuk menarik minat pendengar, dan


memperkenalkan topik yang dibicarakan. Tujuannya supaya pendengar tertarik
untukmendengar pembicaraan lebih lanjut. Bagian awal ini menjadi faktor penting
untuk pembawa acara dalam menentukan ragam kalimat yang harus
dibawakannya. Jika ia memilih ragam kalimat dengan tepat, dan membawakannya
dengan baik, maka audiens pastiakan mempunyai persepsi awal yang baik
terhadap pembawa acara.

Bagian tengah, berfungsi untuk menyajikan topik yang dibicarakan secara lebih
mendalam lagi. Semua informasi dituangkan untuk mendukung topiknya.
Tujuannya supaya pendengar semakin berminat untuk mendengarkan
pembicaraan sampai selesai. Seorang pembawa acara harus bisa mengondisikan
peserta acara agar tetap fokus dalam mengikuti kegiatan yang terlaksana.
Informasi-informasi yang harus disampaikan para informan atau pemateri
terkadang membuat jenuh para peserta.Oleh karena itu, sebisa mungkin pembawa
acara harus mengondusifkan kembali dan membawa peserta untuk fokus dalam
pembahasan
atau permainan untuk memecah suasana yang kaku jika acara itu bersifat informal
,sedangkan jika acara itu formal, pembawa acara bisa mempersiapkan acara
4
Ibid.,h. 109.

Helena Oli, Public Speaking,(Jakarta: PT Indeks, 2010), h. 4.

8
hiburan dalam susunan acaranya, yang disepakati bersama pemilik acara.Bagian
akhir, berfungsi untuk merangkum topik yang dibicarakan, ke dalam fakta-fakta
yang menguatkan. Tujuannya supaya para pendengar atau audiensterkesan oleh
bagian penutup ini, ada hasilnya, ada kelanjutannya. Seorang pembawa acara
harus bisa menyimpulkan topik pembicaraan dan mengaitkannya dengan situasi
terkini, hingga memiliki kesan bagi para audiens.

Ketiga tahapan itu harus bisa diketahui dan dikuasai oleh pembawa acara.
Namun, terkadang pembawa acara meremehkan
Ada juga yang memang sudah mengetahui, tetepi karena timbul kecemasan dalam
berkomunikasi. Lalu bagaimana cara mengendalikan kecemasan berkomunikasi
dan mengapa hal ini dapat terjadi? kecemasan itu di sebabkan kurangnya
pengetahuan tentang publick speaking kurangnya pengalaman dan tidak ada
persiapan menghindari hal tersebut, pembawa acara harus menghadapi dan
mengendalikan kecemasan komunukasi ada metode yang dapat di lakukan

a. metode jangka pendek, yaitu secara berangsung-asung mengembangkan


keterampilan, ,meningkatkan pengentahuan publick speeking dan
meningkatkan pengetahuan ilmu lain
b. metode jangka pendek melalui latihan berbicara setiap saat menggunakan
kesempatan yang tersedia berbicara di depan umum

2.menganalisis situasi

situasi adalah semacam wadah tempat kita berbicara unsur utamanya adalah
jenis pertemuan tempat fasilitas dan waktunya.

jenis pertama ada beberapa segi jenis dan segi pertemuan yang perlu di ketahui
yaitu;

1. dalam rangka apa petemuan itu di selenggarakan

2. Apa tujuan umum pertemuan itu?

a) Mencari kebenaran? (diskusi);

b) Mencari kesepakatan (musyawarah);

c) Mencari kemenangan pihak-pihak tertentu (debat);

9
d) Menumbuhkan rasa saling menghormati (dialog);

e) Sekadar untuk menambah pengalaman (sarasehan, obrolan);

f) Memberi informasi umum) Hiburan3)

Bagaimana sifat pertemuan itu?

a) Formal atau informal?

Ibid., h. 32.

b) Serius atau santai?

c) Lokal, regional, nasional, atau internasional?

d) Rahasia, tertutup, atau terbuka bagi siapa saja?

b.Tempat pertemuan, atau lokasi tempat pertemuan itu diselenggarakan

1) Di dalam gedung atau tempat terbuka di luar gedung?

2) Bagaimana ventilasi udaranya, apakah memerlukan alat pendingin atau kipasangin?

3) Apakah tersedia tempat duduk kursi atau meja?

4) Berapa luas gedung itu?

5) Tersedia sound system atau tidak? Peralatan elektronik lainnya. jika berada didalam
gedung, bagaimana akustik gedungnya?

6) Bagaimana suasana di sekeliling pertemuan? Dekat dengan jalan raya, pasar,gedung,


bioskop, atau jauh dari keramaian?

c. Waktu pertemuan, yang perlu diketahui adalah:

1) Waktunya (jam, hari, tanggal, bulan, tahun).

2) Berapa lama waktu yang disediakan (durasi)?

3) Apakah waktu pelaksanaannya sama dengan waktu peringatan keagamaan(Jumat.


Minggu, peringatan hari suci). Kecuali pertemuan yang ada kaitannyadengan peringatan
hari keagamaan. Lalu apakah waktunya sama dengan peringatan hari-hari Nasional (17
Agustus dan lain-lain).

4) Apakah waktu pertemuan sama dengan hari sibuk lain, libur sekolah, atauujian
sekolah.

5) Waktu pertemuan apakah termasuk “tanggal muda” atau “tanggal tua”.

10
3. Menganalisis Publik/Audiens Publik adalah objek kita, tetapi juga merupakan subjek
yang harus menafsirkan gagasan-gagasan yang kita sampaikan. Publik adalah sejumlah
orang yang dalam kesempatan tertentu akan berkomunikasi dengan kita. Maka
sewajarnsewajarya mengenal tentang apa dan siapa mereka.

Seorang pembicara yang mengenal publik atau audiensnya, akan memudahkan


kelancarannya ketika melakukan komunikasi. Pengenalan audiens penting untuk
menentukan gaya bahasa dan teknik penyapaian yang akan dipakai agar pembicaraan
mudah dimengerti. Berbicara di depan siswa TKmisalnya akan berbeda dengan di depan
mahasiswa. Tujuan pembawa acara adalah memberikan informasi, mengajak atau
menyerukansesuatu, atau menghibur. Motivasi pembawa acara mendapatkan kepuasan
dariekspresi ide atau pemikiran kita, serta mendapatkan recognition atau applause Dari
audiens. Untuk mendapatkan semua itu, kita harus memuaskan pendengar
dengansesuatu yang menarik minat mereka.

Oleh karena itu, penting bagi seorang pembawa acara untuk mengenal
audiensnya. Berikut adalah beberapa hal yang harusdikenali dari audiens, yaitu:a.

Karakteristiknya: tingkat pendidikan, usia, golongan atau kelompok sosial, danlatar


belakang sosial-budaya.

c. Perasaan, harapan, kepentingan, dan keinginan mereka.c.

Bicarakan apa yang mereka inginkan, bukan yang kita kehendaki. Jangan
menjadi pembicara yang mementingkan diri sendiri.Pembawa acara harus mengetahui
sikap, pengetahuan, dan minat audiens.Bagaimana cara mengetahuinya? Sikap itu bisa
dilihat dari ekspresi tersurat.

Kita bisa mengetahui apakah audiens itu respek atau tidak dengan memerhatikan bahas
atubuh mereka. Kejelian sangat diperlukan dalam hal ini. Sikap itu menjelaskantentang
penerimaan dan penolakan. Apakah kita diterima atau ditolak. Jika diterima,kita bisa
melanjutkan pembicaraan, tetapi jika ditolak, kita harus tahu sebab penolakannya. Lalu
kita bisa mengubah penolakan itu menjadi penerimaan. Jika kitamengetahui apa yang
pendengar inginkan dan sukai, apa mood mereka, dan sesuatutentang mereka maka
mereka akan menjadi lebih tertarik terhadap apa yang kita

katakan. Kita juga bisa menggunakan rumus “A.U.D.I.E.N.C.E. Analysis” yang Lincah
Menulis Pandai Berbicara: Panduan Ringkas Menulis Artikel &Teknik Berpidato di Depan
Umum, dikemukakan pakar public speaking dari Amerika, Lenny Laskowski
dalammengenali audiens. Model analisis ini menjadikan kata AUDIENCE sebagai
akronim:

A nalysis : siapa mereka? berapa jumlahnya?

U nderstanding : apa yang mereka tahu tentang tema pembicaraan

D emograpics : usia mereka, jenis kelaminnya, latar belakang pendidikannya?

I nterest : mengapa mereka berada di sana? siapa yang mengundangnya?

E nvironment : tempat bicara. Dapatkah mereka melihat dan mendengar saya?

11
N eeds : apa yang mereka butuhkan? keperluan Anda sendiri sebagai pembicara?

C ustomized: keperluan spesifik apa yang Anda butuhkan untuk penekanan?

E xpression : apa yang mereka harapkan untuk mempelajari dan mendengar dari Anda?

4. Melakukan Pemilihan Kata

Public Speaking adalah bentuk komunikasi. Oleh karena itu, pembawa acarasebagai
komunikan haruslah dimengerti dan dipahami oleh audiens. Kata-kata ataukaliat yang
baik bagi pembawa acara antara lain harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Jelas

1)Menggunakan istilah spesifik dan sederhana, tidak teknis-ilmiah, sehingga mudah


dimengerti oleh orang awam sekalipun.

2) Hemat kata. Gunakan kata-kata yang bernilai ekonomis atau irit huruf.

Misalnya, kata “sekitar” lebih hemat dari pada kata “kurang lebih”.

3) Perulangan dengan kata yang berbeda tapi bermakna sama. Misalnya,

“ Amerika menyerang Irak. Warga dunia yang berhati-nurani sangat menentang aksi
penyerangan negara adidaya itu. Irak bukanlah ancaman bagi dunia. Apalagi negeri
1001 malam itu, sebenarnya sudah menjadi negara miskin dan lemah”. Untuk itu, dalam
hal ini, seorang pembicara harus banyak mengetahui dan memahami banyak kosa kata,
agar apa yang disampaikannya bisa lebih menarik tetapi tetap dalam konteks yang jelas.

4) Jangan menggunakan kata atau istilah yang baru saja kita kenal. Hal ini bisa saja
memungkinkan kita menggunakan kata itu secara keliru. Demikian pula akan
mengurangi penghargaan pendengar kepada kita atau bahkan meragukan isi
pembicaraan kita.

b. Tepat

1)Gunakan bahasa pasaran atau bahasa percakapan sehari-hari, jika memangkonteks


acara bersifat informal. Namun, jika konteks acara bersifat formal,maka gunakanlah
bahasa baku untuk mendukung situasi acara.

2) Hati-hati dalam penggunaan bahasa asing.

3) Hindari vulgarisme atau kata-kata kasar dan jorok.

4) Hindari penjulukan (name calling) atau menjuluki seseorang dengan jukukanyang


menjatuhkan nama baiknya.

5) Jangan gunakan eufemisme berlebihan.

c. Menarik

1) Gunakan kata yang menyentuh langsung audiens; dimengerti dan akrab.

12
2) Gunakan kata berona atau berwarna yang melukiskan sikap, perasaan, dan

keadaan. Misalnya, kata “terisak - isak” lebih berona daripada kata “menangis”.

3) Gunakan kalimat aktif atau kata-kata tindak karena lebih dinamis daripada kalimat
pasif. Membuka Pembicaraan Pembicaraan awal atau pembuka bertujuan utama untuk
membangkitkan perhatian audiens. Ketika kita sudah mengetahui situasi dan kondisi aca
ra, peserta acara, dan telah memilih kata yang akan digunakan, maka penting sekali
untuk membuat kesan pertama kepada para audiens. Mengapa penting? karena apa
yangkita bawakan diawal pembicaraan akan menentukan keantusiasan audiens di acaras
elanjutnya. Penentuan ragam kalimat yang kita bawakan tergantung bagaimana kita
membuka pembicaraan. Sebelum “buka suara”, tentunya kita berupaya agar perhatian
audiens terfokus pada kita. Pada tahap permulaan ini kita bisa menempuh hal-
hal berikut:

a.Jangan pernah memulai pembicaraan dengan apologi, misalnya bahwa kita


sebenarnya tidak siap, gugup, atau tidak menguasai materi. Tersenyumlah sebelum
mengucapkan kata-kata pertama dan buatlah kata-kata pembukaan yang pendek.

B. Mulailah dengan nada datar, lembut, dan perlahan. Jangan menyerang, mengejutkan
menuduh, menentang, apalagi memaksa pendengar untuk hirau.

c. Perkenalkan diri kita dan gambarkan isi pembicaraan secara garis besar.
Terlebih, bila kita bukan orang yang dikenal dengan baik dikalangan audiens saat itu.Jan
gan sampai hadirin bertanya-tanya tentang diri kita. Mereka akan memperhatikan suara,
wajah, gerakan tubuh, dan pakaian yang kita kenakan. Oleh karenanya bersikaplah yang
wajar, jangan dibuat-buat.

d. Perhatikan suasana, yaitu kita jangan sampai menampilkan wajah sedih dalamsuasana
gembira (penuh gelak-tawa) dan jangan main-main dalam suasana serius.

e. Pandanglah seluruh audiens di setiap sudut. Perlihatkan mimic wajah yang bisa
memikat perhatian. Bersikaplah sebagai teman yang simpatik.

f. Prinsip yang harus dipegang oleh seorang pembicara, “jadilah diri sendiri dan
bukan menjadi orang lain”. Jangan meniru gaya bicara orang lain. Namun demikian, gaya
bicara dapat kita bentuk dan kembangkan

13
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pembawa Acara sangat berkaitan dengan kemampuannya dalam


berbicara.Berbicara merupakan bentuk komunikasi antar persona yang paling
unik, paling tua, dan sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. berbicara
adalah suatu alat untukmengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta
dikembangkan sesuai dengankebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau
penyimak. Pembicara adalah orang yang pertama berbicara dalam suatu acara.
Sebagai pembicara pertama, dia haru bisa menarik perhatian hadirin untuk segera
merasa terlibat dalam pertemuan tersebut

B.Saran

Kami sebagai penyusun makalah mengharapkan adanya kritik, saran dan


perbaikan, baik dari isi maupun cara penyampaian informasi dalam makalah yang
kami buat karena kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.

Selain itu, berdasarkan isi makalah atau sederhananya, dari kesimpulan pada
bab terakhir makalah ini, kami sebagai penyusun makalah menyarankan kepada
pembaca, khususnya tenaga pendidik dan juga peserta didik agar lebih banyak lagi
menggali informasi atau memperkaya referensi dari berbagai sumber belajar atau
literatur-literatur.

14
DAFTAR PUSTAKA

oli, helena. public speaking. jakarta: PT indeks. 2010

pane irwani. smart trus public speeking jakarta: prenada, 2013

sirait charles bonar. the pawer of public speeking jakarta PT gramedia pustaka
utama, 3013

sujanto, j. Ch. keterampilan berbahasa membaca menulis betbicara untuk mata


kuliah dasar umum bahasa indonesia. jakarta FKKIP, 1988.

15

Anda mungkin juga menyukai