Kel. 2 Kepewaraan
Kel. 2 Kepewaraan
Oleh: Kelompok 3
Dina Maulana (20381072118)
Firiyal Atiqoh (20381072122)
Dizka Nabila (20381072052)
Farida (20381072056)
Afifudin (20381071112)
Nurudin Faynani (20381071109
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
ragam kalimat yang di gunakan dalam pewara dan cara membuat ragam kalimat
yang di gunakan dalam pewara ini dengan baik.
meskipun masi banyak kekurangan di dalamnya. Kami juga berterima
kasih kepada Ibu Sus mapsusoh M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah
kepewaraan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ragam kalimat yang di gunakan dalam
pewara dan cara membuat ragam kalimat yang di gunakan dalam pewara Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sebagai kelompok penyaji maupun masyarakat luas. Sebelumnya, kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan masalah........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. keterkaitan ragam kalimat,berbicara,dan pewara acara...........................3
B. faktor fsktor pendukung kemampuan berbicara bagi pewara .................4
C. tahap tahap menentukan ragam kalimat oleh pewara..............................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembawa acara adalah seorang yang akan memandu suatu rentetan acara
secara teraturdan api, mulai dari opening hingga closing . Kemampuan pembawa
acara akan sangatmenentukan apakah sebuah acara akan berlangsung sukses,
lancar, dan meriah. Atausebaliknya, acara menjadi monoton, tidak menarik dan
berantakan.Karenaitu,seorang pembawa harus benarbenar menguasai seluruh aspe
k yang akan mempengaruhi kelancaranacara pada saat dia memandunya. Bisa
dikatakan, seorang pembawa acara adalah benar- benar produser atau sutradara
pada sebuah acara.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa keterkaitan ragam kalimat, berbicara, dan pembawa acara (Public
Speaking) ?
2. apa saja faktor faktor pendukung kemampuan berbicara bagi pewara?
3. bagaimana tahap tahap menentukan ragam kalimat oleh pewara?
C. Tujuan masalah
1. untuk mengetahui keterkaitan ragam kalimat, berbicara, dan pembawa
acara
2. untuk menegtahui faktor faktor pendukung kemampuan berbicara bagi
pewara
3. untuk mengetahui tahap tahap menetukan ragam kalimat oleh pewara
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tergantung pada pembawa acara. Seorang pembawa acara, dalam menjalankan
tugasnya pastilah berbicaradi depan umum. Berbicara di muka umum ini mudah-
mudah susah. Dikatakan mudah,karena setiap hari kita berbicara. Dikatakan
susah, karena tidak semua orang berani dandapat berbicara di muka umum.
Public speaking itu milik setiap orang dan masing-masing dari kita perlu
mempelajari dan menguasainya." Betapa pentingnya public speaking maka
perkembangan teknologi dan informasi dengan kecenderungan manusia.
Berinteraksi tanpa batas dalam era globalisasi menjadikan public speaking sangat
dibutuhkan begitu juga pentingnya memilili kemampuan public speaking yang
baik dalam membawakan acara.
a. Penguasaan bahasa
b. Bahasa
c. Keberanian dan ketenangan
d. Kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur
4
realistis hal ini paling mendasar untuk dilakukan dalamupaya
membangun rasa percaya diri.
b. Menghilangkan Pikiran Negatif
Imajinasi sangat ampuh membunuh rasa takut, ketika rasa
takutmenghantui berimajinasilah seolah-olah menjadi pembicara yang
professional
2.Bahasa Tubuh
2
Ibid., h. 68.
3
Ibid, h. 149
Ibid.,h. 152
5
pesan atau perhatian yang disampaikan dan meyakinkan ketulusan hati kita serta
antusiasme kitakepada audiensi. Jika kita dapat menggunakan bahasa tubuh
dengan tepat dalam presentasi, kita akan sukses menyampaikan pesan verbal
kita. Bila bahasa tubuh kita tidak sebangun dengan pesan verbal yang kita
sampaikan, dapat dipastikan kita mengirimkan konflik pesan kepada audiensi.
Dengan demikian, kita gagal mencapai tujuan dan public speaking kita. Apabila
public speaking disampaikan dalam bentuk menghibur, memotivasi, mengajak
atau memberikan informasi, seorang pembicara harus menyesuaikan bahasa tubuh
yang digunakan dengan tujuan yang ingin dicapainya. Gerak fisik yang alami
secara nyata akan memperjelas nilai penyampaian pidato karena memberikan
tekanan pada poin-poin (pokok pidato) yang diutarakan.
a.Tatapan Mata
b.Gerak Isyarat
3 .Pengelolaan Suara
Anggap saja tubuh sebuah pabrik dan audiens adalah konsumen yang
membutuhkan produk, jadi kita perlu memproduksi suara yang baik supaya
konsumen puas. Pita suara .terletak dibagian atasa pipa udara trachea Suara kita
diproduksi saatudara dari paru-paru ditekan sampai ke tali suara oleh dinding otot
yang juga dikenal dengan sebutan diafragma (diaphragm Para penyanyi, pemain
musik profesiaonal diketahui memiliki kemampuan untuk mengendalikan volume,
Ibid h. 106
6
tinggri rendahnya nadasuara (pitch langkah suara (pace warna suara
colour dengan mengendalikan cara bernapas
Peran pembawa acara sangat penting. Lancar atau tidaknya suatu acara,
berhasil tidaknya suatu acara, dan puas tidaknya peserta suatu acara, semuanya
tergantung pada pembawa acara. Seorang pembawa acara harus bisa berbicara
dengan baik sesuai situasidan kondisi acara. Ia harus pandai memilih penggunaan
bahasa yang tepat. Hal ini memungkinkan bagi seorang pembawa acara untuk
mengetahui tahapan-tahapan apa sajayang harus dilakukannya dalam menentukan
ragam kalimat yang akan diujarkannya ketika memandu sebuah acara.
7
Kalimat-kalimat tersebut tanpa arah tujuan, pembicaraan mereka
melantur kemana-mana, karena mereka tidak mengikuti
pembicaraan yang memiliki dasar seperti harapan Aristoteles. Fungsi dasar
tersebut, bisa memudahkan untuk mengorganisir pembicaraan yang dapat
membantu bagaimana menekankan poin-poin yang penting, dapat mengurangi
hal-hal yang tidak perlu, demi mempertahankan minat pendengar terhadap pesan
pembicara. Dasar-dasar tersebut akan mudah diterapkan setiap berbicara di depan
umum, dan secara otomatis dasar-dasar 4itu tidak akan terpisah satu sama lain,
Setelah menentukan topik yang dibicarakan, pembawaacara harus menyususn
topik berdasarkan tiga tahap, yaitu awal, tengah, dan akhir.
Bagian tengah, berfungsi untuk menyajikan topik yang dibicarakan secara lebih
mendalam lagi. Semua informasi dituangkan untuk mendukung topiknya.
Tujuannya supaya pendengar semakin berminat untuk mendengarkan
pembicaraan sampai selesai. Seorang pembawa acara harus bisa mengondisikan
peserta acara agar tetap fokus dalam mengikuti kegiatan yang terlaksana.
Informasi-informasi yang harus disampaikan para informan atau pemateri
terkadang membuat jenuh para peserta.Oleh karena itu, sebisa mungkin pembawa
acara harus mengondusifkan kembali dan membawa peserta untuk fokus dalam
pembahasan
atau permainan untuk memecah suasana yang kaku jika acara itu bersifat informal
,sedangkan jika acara itu formal, pembawa acara bisa mempersiapkan acara
4
Ibid.,h. 109.
8
hiburan dalam susunan acaranya, yang disepakati bersama pemilik acara.Bagian
akhir, berfungsi untuk merangkum topik yang dibicarakan, ke dalam fakta-fakta
yang menguatkan. Tujuannya supaya para pendengar atau audiensterkesan oleh
bagian penutup ini, ada hasilnya, ada kelanjutannya. Seorang pembawa acara
harus bisa menyimpulkan topik pembicaraan dan mengaitkannya dengan situasi
terkini, hingga memiliki kesan bagi para audiens.
Ketiga tahapan itu harus bisa diketahui dan dikuasai oleh pembawa acara.
Namun, terkadang pembawa acara meremehkan
Ada juga yang memang sudah mengetahui, tetepi karena timbul kecemasan dalam
berkomunikasi. Lalu bagaimana cara mengendalikan kecemasan berkomunikasi
dan mengapa hal ini dapat terjadi? kecemasan itu di sebabkan kurangnya
pengetahuan tentang publick speaking kurangnya pengalaman dan tidak ada
persiapan menghindari hal tersebut, pembawa acara harus menghadapi dan
mengendalikan kecemasan komunukasi ada metode yang dapat di lakukan
2.menganalisis situasi
situasi adalah semacam wadah tempat kita berbicara unsur utamanya adalah
jenis pertemuan tempat fasilitas dan waktunya.
jenis pertama ada beberapa segi jenis dan segi pertemuan yang perlu di ketahui
yaitu;
9
d) Menumbuhkan rasa saling menghormati (dialog);
Ibid., h. 32.
5) Tersedia sound system atau tidak? Peralatan elektronik lainnya. jika berada didalam
gedung, bagaimana akustik gedungnya?
4) Apakah waktu pertemuan sama dengan hari sibuk lain, libur sekolah, atauujian
sekolah.
10
3. Menganalisis Publik/Audiens Publik adalah objek kita, tetapi juga merupakan subjek
yang harus menafsirkan gagasan-gagasan yang kita sampaikan. Publik adalah sejumlah
orang yang dalam kesempatan tertentu akan berkomunikasi dengan kita. Maka
sewajarnsewajarya mengenal tentang apa dan siapa mereka.
Oleh karena itu, penting bagi seorang pembawa acara untuk mengenal
audiensnya. Berikut adalah beberapa hal yang harusdikenali dari audiens, yaitu:a.
Bicarakan apa yang mereka inginkan, bukan yang kita kehendaki. Jangan
menjadi pembicara yang mementingkan diri sendiri.Pembawa acara harus mengetahui
sikap, pengetahuan, dan minat audiens.Bagaimana cara mengetahuinya? Sikap itu bisa
dilihat dari ekspresi tersurat.
Kita bisa mengetahui apakah audiens itu respek atau tidak dengan memerhatikan bahas
atubuh mereka. Kejelian sangat diperlukan dalam hal ini. Sikap itu menjelaskantentang
penerimaan dan penolakan. Apakah kita diterima atau ditolak. Jika diterima,kita bisa
melanjutkan pembicaraan, tetapi jika ditolak, kita harus tahu sebab penolakannya. Lalu
kita bisa mengubah penolakan itu menjadi penerimaan. Jika kitamengetahui apa yang
pendengar inginkan dan sukai, apa mood mereka, dan sesuatutentang mereka maka
mereka akan menjadi lebih tertarik terhadap apa yang kita
katakan. Kita juga bisa menggunakan rumus “A.U.D.I.E.N.C.E. Analysis” yang Lincah
Menulis Pandai Berbicara: Panduan Ringkas Menulis Artikel &Teknik Berpidato di Depan
Umum, dikemukakan pakar public speaking dari Amerika, Lenny Laskowski
dalammengenali audiens. Model analisis ini menjadikan kata AUDIENCE sebagai
akronim:
11
N eeds : apa yang mereka butuhkan? keperluan Anda sendiri sebagai pembicara?
E xpression : apa yang mereka harapkan untuk mempelajari dan mendengar dari Anda?
Public Speaking adalah bentuk komunikasi. Oleh karena itu, pembawa acarasebagai
komunikan haruslah dimengerti dan dipahami oleh audiens. Kata-kata ataukaliat yang
baik bagi pembawa acara antara lain harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Jelas
2) Hemat kata. Gunakan kata-kata yang bernilai ekonomis atau irit huruf.
Misalnya, kata “sekitar” lebih hemat dari pada kata “kurang lebih”.
“ Amerika menyerang Irak. Warga dunia yang berhati-nurani sangat menentang aksi
penyerangan negara adidaya itu. Irak bukanlah ancaman bagi dunia. Apalagi negeri
1001 malam itu, sebenarnya sudah menjadi negara miskin dan lemah”. Untuk itu, dalam
hal ini, seorang pembicara harus banyak mengetahui dan memahami banyak kosa kata,
agar apa yang disampaikannya bisa lebih menarik tetapi tetap dalam konteks yang jelas.
4) Jangan menggunakan kata atau istilah yang baru saja kita kenal. Hal ini bisa saja
memungkinkan kita menggunakan kata itu secara keliru. Demikian pula akan
mengurangi penghargaan pendengar kepada kita atau bahkan meragukan isi
pembicaraan kita.
b. Tepat
c. Menarik
12
2) Gunakan kata berona atau berwarna yang melukiskan sikap, perasaan, dan
keadaan. Misalnya, kata “terisak - isak” lebih berona daripada kata “menangis”.
3) Gunakan kalimat aktif atau kata-kata tindak karena lebih dinamis daripada kalimat
pasif. Membuka Pembicaraan Pembicaraan awal atau pembuka bertujuan utama untuk
membangkitkan perhatian audiens. Ketika kita sudah mengetahui situasi dan kondisi aca
ra, peserta acara, dan telah memilih kata yang akan digunakan, maka penting sekali
untuk membuat kesan pertama kepada para audiens. Mengapa penting? karena apa
yangkita bawakan diawal pembicaraan akan menentukan keantusiasan audiens di acaras
elanjutnya. Penentuan ragam kalimat yang kita bawakan tergantung bagaimana kita
membuka pembicaraan. Sebelum “buka suara”, tentunya kita berupaya agar perhatian
audiens terfokus pada kita. Pada tahap permulaan ini kita bisa menempuh hal-
hal berikut:
B. Mulailah dengan nada datar, lembut, dan perlahan. Jangan menyerang, mengejutkan
menuduh, menentang, apalagi memaksa pendengar untuk hirau.
c. Perkenalkan diri kita dan gambarkan isi pembicaraan secara garis besar.
Terlebih, bila kita bukan orang yang dikenal dengan baik dikalangan audiens saat itu.Jan
gan sampai hadirin bertanya-tanya tentang diri kita. Mereka akan memperhatikan suara,
wajah, gerakan tubuh, dan pakaian yang kita kenakan. Oleh karenanya bersikaplah yang
wajar, jangan dibuat-buat.
d. Perhatikan suasana, yaitu kita jangan sampai menampilkan wajah sedih dalamsuasana
gembira (penuh gelak-tawa) dan jangan main-main dalam suasana serius.
e. Pandanglah seluruh audiens di setiap sudut. Perlihatkan mimic wajah yang bisa
memikat perhatian. Bersikaplah sebagai teman yang simpatik.
f. Prinsip yang harus dipegang oleh seorang pembicara, “jadilah diri sendiri dan
bukan menjadi orang lain”. Jangan meniru gaya bicara orang lain. Namun demikian, gaya
bicara dapat kita bentuk dan kembangkan
13
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
Selain itu, berdasarkan isi makalah atau sederhananya, dari kesimpulan pada
bab terakhir makalah ini, kami sebagai penyusun makalah menyarankan kepada
pembaca, khususnya tenaga pendidik dan juga peserta didik agar lebih banyak lagi
menggali informasi atau memperkaya referensi dari berbagai sumber belajar atau
literatur-literatur.
14
DAFTAR PUSTAKA
sirait charles bonar. the pawer of public speeking jakarta PT gramedia pustaka
utama, 3013
15