PRAKTIKUM LABORATORIUM
PROGRAM STUDI REHABILITASI SOSIAL
PROGRAM SARJANA TERAPAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Studi Rehabilitasi Sosial Program Sarjana Terapan Politeknik Kesejahteraan Sosial
Bandung adalah program studi yang bertanggung jawab mendidik dan melahirkan para
sarjana pekerjaan sosial profesional bidang rehabilitasi sosial yang memiliki profil sebagai
Program Studi Rehabilitasi Sosial Program Sarjana Terapan sesuai dengan kurikulumnya
maupun outdoor, serta praktikum yang dilaksanakan di lembaga pelayanan sosial, dan
Praktikum laboratorium (laboratory practicum) merupakan salah satu mata kuliah wajib
bagi mahasiswa semester VI Program Studi Rehabilitasi Sosial Program Sarjana Terapan
laboratorium adalah praktikum pertama bagi mahasiswa Prodi Rehabilitasi Sosial, oleh
karena itu yang menjadi muatan utama adalah penguasaan keterampilan dasar (basic skills)
dalam praktik rehabilitasi sosial. Disamping itu praktikum laboratorium ini akan menjadi
1
dasar dalam pelaksanaan praktikum yang dilaksanakan di lembaga dan di komunitas, yang
pada akhirnya keseluruhannya akan mengarah pada pencapaian profil yang diharapkan.
menunjang pelaksanaan penerapan jenis-jenis keterampilan dasar (basic skills) dalam bidang
rehabilitasi sosial. Fokus utamanya adalah mahasiswa praktikan akan memiliki kompetensi
dasar bekerja secara profesional dengan klien individu, keluarga, kelompok, dan komunitas
dan juga keterampilan dasar yang dibutuhkan dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial serta
pengelolaan program rehabilitasi sosial dalam praktik proses pertolongan pekerjaan sosial
keterampilan dan nilai etik praktik dalam proses pembelajaran terfokus dalam laboratorium
dilakukan di Lembaga atau di komunitas untuk mengasah kemampuan mahasiswa yang telah
diperoleh dalam laboratorium indoor untuk dipraktikan secara langsung terhadap klien baik
praktikan akan memiliki pengalaman praktik yang mencukupi untuk dapat mencapai
Dalam proses praktikum, mahasiswa akan mendapatkan pembelajaran praktik dari praktisi
expert dan juga dosen pembimbing yang sekaligus sebagai supervisor. Proses supervisi
teknik keterampilan dasar (basic skills) rehabilitasi sosial bagi klien yang dipraktikkan di
laboratorium indoor dan outdoor. Praktikum laboratorium memiliki bobot 6 SKS atau setara
2
238 jam yang dilaksanakan selama kurang lebih 14 minggu dari mulai tahap persiapan,
selama 4 (empat) hari, yaitu dari Hari Rabu sampai dengan Hari Sabtu. Selama mengikuti
kegiatan praktik, mahasiswa tetap melaksanakan kegiatan perkuliahan untuk beberapa mata
B. Tujuan
Tujuan praktikum laboratorium pada Program Studi Rehabilitasi Sosial yaitu meningkatnya
1. Pengetahuan, nilai dan etika, keterampilan dasar (basic skills) umum pekerjaan sosial
dipraktikkan.
keterampilan dasar (basic skill) rehabilitasi sosial dalam praktik pekerjaan sosial, termasuk
kerampilan dasar ke empat profil rehabilitasi sosial yaitu pelaksana rehabilitasi sosial,
3
konselor rehabilitasi sosial, pengelola program rehabilitasi sosial dan analisis rehabilitasi
sosial.
ketrampilan dan penerapan nilai etika dalam proses pembimbingan pada praktikum
laboratorium.
3. Prodi Rehabilitasi Sosial dapat mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan.
1. Mengikuti jadwal praktikum sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Program
2. Berpakaian rapih dan sopan atau menggunakan seragam sesuai ketentuan yang telah
4. Mengikuti kegiatan bimbingan praktikum dari Dosen Supervisor dan Instruktur (laboran).
7. Wajib mengikuti ujian lisan sesuai jadwal dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
4
E. Sistematika Penulisan Laporan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
D. Waktu dan lokasi praktikum (penjelasan terkait lokasi praktikum termasuk program
F. Sistematika laporan
pembekalan materi oleh narasumber dan juga pembekalan teknis oleh Laboratorium dan
a. Nama Teknik/Keterampilan
b. Deskripsi Teoritis
5
d. Tujuan
g. Refleksi
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran selain berisi dokumentasi administrasi praktikum juga berisi skenario praktik di
lapangan
6
BAB II
KOMPETENSI PRAKTIK
khususnya dalam keterampilan dasar (basic skills) yang harus dimiliki oleh mahasiswa Prodi
Rehabilitasi Sosial. Kompetensi praktik pada praktikum laboratorium akan menjadi bekal
komunitas. Oleh karena itu berbagai jenis keterampilan dasar pada ke 4 (empat) profil rehabilitasi
sosial, dipelajari dan dipraktikan dalam praktikum laboratorium ini untuk mencapai kompetensi
A. Keterampilan Dasar
1. Pengertian
mendasari dalam praktik rehabilitasi sosial khususnya dalam ke empat profil rehabilitasi
sosial, yaitu pelaksana rehabilitasi sosial, konselor rehabilitasi sosial, pengelola rehabilitasi
2. Tujuan
sosial, memahami klien dan situasi sosial yang dapat mempermudah bagi pekerja sosial
bidang rehabilitasi sosial untuk melaksanakan tugasnya sebagai konselor rehabilitasi, pelaksana
7
3. Jenis Keterampilan Dasar
1) Small talk
Keterampilan dasar small talk adalah kemampuan untuk membangun suasana cair
dengan klien di saat awal pertemuan melalui pembicaraan ringan yang membuat
klien tertarik untuk memberikan respon. Oleh karena itu harus tepat memilih
topiknya. Small talk bisa tentang situasi yang ada di lingkungan saat itu, atau tentang
cuaca atau menanyakan kabar atau terkait dengan kehidupan klien sehari-hari, yang
2) Introducing Yourself
Kemampuan pekerja sosial yang ditampilkan pada saat memulai wawancara pertama
yang ditandai dengan menyampaikan identitas yang jelas siapakah anda. Pekerja
sosial dapat menyampaikan tentang nama lengkap dan profesi yang tergabung dalam
lembaga tempat bekerja. Perkenalan pekerja sosial harus dilakukan dalam konteks
yang jelas, terutama pada aspek-aspek budaya yang sensitive, sebagai bagian dari
Komunikasi secara verbal merupakan salah satu keterampilan dasar penting yang
harus dimiliki pekerja sosial untuk membangun hubungan yang nyaman dan
pemilihan kata, intonasi yang tepat maupun nada sura yang tepat sesuai dengan
karakteristik klien yang dihadapi. Keterampilan komunikasi non verbal juga kalah
8
pentingnya yang akan membangun raport antara pekerja sosial dan klien.
Komunikasi non verbal akan menunjukan respect dan perasaan diterima pada klien.
Beberapa komunikasi non verbal yang dapat dipraktikkan oleh pekerja sosial seperti
kontak mata
4) Asesmen
Teknik dan tools asesmen menjadi alat penting dalam menggali permasalahan klien.
Asesmen yang tepat akan menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai dasar
pengubahan perilaku yang tepat sesuai dengan perilaku target akan sangat
indoor.
sebagai bekal untuk mempraktikan terapi yang menjadi salah satu alat utama dalam
9
program rehabilitasi sosial. Beberapa perubahan yang dapat dicapai dalam praktik
diantaranya adalah:
1) Active Listening
Bagi kaum profesional yang terlatih, seperti pekerja sosial yang pekerjaannya
2) Asking Questions
Dalam hal interview, seorang pekerja sosial harus memiliki keterampilan bertanya
agar informasi yang dibutuhkan dari klien dapat diperoleh secara tepat dan maksimal.
bentuk.
10
3) Reflecting Content
pendapat klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal
klien. Konselor membuat parafrasa isi, konselor menyatakan semua mengenai idea
yang disampaikan oleh klien. Idea ini dinyatakan semua oleh konselor dengan
menggunakan perkataan yang ringkas, padat dan tepat. Konselor tidak hanya meniru
atau mengulang kata yang diucapkan oleh klien tetapi merefleksikan isinya.
4) Reflecting Feelings
Refleksi perasaan (reflecting feeling) adalah teknik yang digunakan konselor untuk
menyatakan pernyataan klien dengan kata kata yang ada di balik (dibelakang)
pernyataan klien. Saat kita mendengarkan dengan baik, kita tidak hanya menangkap
isi dari pesan yang disampaikan oleh klien namun juga perasaan yang mengiringinya.
Kita perlu mengungkapan isi perasaan klien yang kita tangkap. Klien akan melihat
5) Pharaphase
kembali suatu konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama, namun tanpa
menguraikan (apa yang disampaikan klien) dengan kata sendiri, tidak mengulang
persis apa yang dikatakan klien. Atau menyatakan kembali pernyataan klien (konseli)
dengan kata-katanya sendiri (isi tidak berubah, harus cepat dan tepat, bisa
11
6) Empathy
Kemampuan memahami perasaan dan perspektif orang lain, merasakan apa yang
dirasakan konseli, merasa dan berpikir bersama klien bukan untuk atau klien.
Empati dilakukan dengan attending, dengan kata lain tanpa perilaku attending tidak
akan ada empati, mendengarkan orang lain dengan hati. tidak sekadar mendengar
7) Reassuring
kepada klien bahwa perasaan cemas atau tekanan tersebut adalah bersifat sementara,
dan meyakinkan klien bahwa bukanlah hal yang aneh klien dengan perasaan-
perasaan tersebut.
8) Self Disclosure
Dalam konseling self disclosure adalah suatu bentuk komunikasi saat seseorang
sangat membantu dalam proses konseling, sehingga konselor dapat membantu klien
12
9) Skill for Comfort
Membantu klien mengurangi suasana hati yang negative menjadi lebih positif,
intinya membuat klien merasa lebih nyaman selama proses konseling, menghalangi
masalah, kebutuhan dan juga potensi sumber. Asesmen yang dilakukan adalah
sosial, adakah masalah, kebutuhan dan potensi yang dapat digunakan untuk
menganalisis hasil asesmen, mencari alternative pilihan solusi yang tepat, sampai
pada membuat keputusan yang tepat bagi klien. Tujuan rencana intervensi harus
dinyatakan secara jelas, dipahami oleh klien dan dapat dilakukan oleh klien.
13
3) Keterampilan Manager Kasus (Case manager)
pembelaan bagi klien dalam pelayanan, dan pengembangan pelayanan bagi klien.
aktivitas orang yang bekerja di dalam suatu organisasi atau suatu kegiatan atau
layanan yang dilakukan terarah, efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.
melakukan supervise yang baik sangat penting dalam membangun layanan pekerja
pengelolaan program rehabilitasi sosial. Karena tidak jarang layanan yang diberikan
14
kepada klien dilakukan oleh berbagai pihak. Keterampilan koordinasi adalah
aktivitas dan personal sehingga memberikan layanan yang tepat bagi klien. Melalui
koordinasi yang baik, pembagian kerja menjadi jelas, sehingga setiap orang yang
mengetahui secara detail apa yang dikemukakan oleh klien atau apa yang
ditampilkan oleh klien. Pencatatan juga merupakan salah satu bukti otentik dalam
proses intervensi pekerjaan sosial. Karena dengan pencatatan semua aktivitas akan
Keterampilan memberikan laporan baik secara verbal maupun non verbal (tertulis)
adalah bagian dari alasan legal dan administratif. Secara legal bahwa layanan yang
telah diberikan kepada klien dilakukan secara akuntable. Secara adminitratif juga
Beberapa keterampilan dasar pada praktik analis program rehabilitasi sosial adalah
sebagai berikut:
15
1) Keterampilan mengidentifikasi kebutuhan/sumber
satu keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang analis. Ketepatan dalam
proses analisis.
menjadi salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang analis. Hasil
16
dari monitoring dan evaluasi dapat menjadi masukan data dan informasi dari
1. Ekspresi emosional
perasaannya. Pekerja sosial merespon dan respek terhadap ekspresi emosional yang
ditampilkan klien.
Kemampuan mengendalikan emosi sangat bermanfaat agar klien merasa nyaman dan
belajar untuk tidak larut dalam emosi (sedih, senang, marah, dan emosi lainnya) karena
menghadapi masalah.
3. Tanggung jawab
Pekerja sosial harus memahami dan menguasai metode serta teknik yang tepat untuk
digunakan dalam praktek. Pekerja sosial bertanggung jawab kepada klien, teman sejawat,
1. Penerimaan (Acceptance)
Penerimaan berarti bahwa pekerja sosial memahami perspektif klien dan menyambut baik
2. Individualisasi (Individualitation)
Pekerja sosial yang melakukan individualisasi bahwa klien membebaskan dirinya dari bias
dan prasangka buruk, menghindari pemberian cap dan stereorip, dan mengakui potensi
17
keberagaman. Pekerja sosial mendemonstrasikan bahwa klien memiliki hak untuk
“diperlakukan sebagai individu dan diperlakukan tidak hanya sebagai seorang makhluk
3. Komunikasi (Communication)
Pentingnya pekerja sosial dalam mewujudkan komunikasi yang efektif. Prinsip ini perlu
diterapkan dalam hubungan pekerja sosial dengan orang/pihak yang dibantu karena akan
menimbulkan relasi yang baik. Komunikasi berarti proses pertukaran informasi antara 2
orang atau lebih dan dalam proses ini terjadi kegiatan-kegiatan mengirim, menerima, dan
4. Partisipasi (Participation)
Pekerja sosial perlu memberikan kepercayaan kepada klien untuk turut berpartisipasi
dalam menentukan jalan hidup dan memutuskan yang terbaik bagi kehidupannya.
Partisipasi klien sangat dibutuhkan agar keputusan dapat diambil secara sadar oleh klien.
Kesadaran atau mawas diri diartikan sebagai suatu kondisi dimana kelemahan pekerja
6. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan atau hak atas privasi berarti bahwa klien harus memberikan izin yang cepat
pendapat pekerja sosial tentang dia, atau catatan-catatan kasusnya (Barker, 2003).
18
7. Tidak Menghakimi (Nonjudgemental)
Pekerjaan sosial yang menerapkan sikap tidak menghakimi “tidak menimbulkan rasa
bersalah, atau derajat tanggung jawab klien atas sebab-sebab masalah atau kebutuhan-
standardstandard, atau tindakan-tindakan klien” (Biestek, 1957: 90, dalam dalam DuBois
19
BAB III
g. Konseling Rehabilitasi
20
B. Alokasi Waktu
Praktikum laboratorium (laboratory practicum) mempunyai bobot 6 SKS atau setara dengan
238 jam, dilaksanakan selama 2.5 bulan, meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan
pengakhiran. Kegiatan praktikum laboratorium ini dilaksanakan 4 hari setiap minggunya yaitu
C. Metode Pelaksanaan
mengikuti seluruh jadwal praktikum yang telah ditetapkan baik pada laboratorium indoor
maupun outdoor. Pada praktik laboratorium outdoor dilakukan secara concurrent dalam artian
mahasiswa praktikan tidak menentap di lembaga atau komunitas tempat praktikum. Praktikan
Dalam praktikum ini, praktikan selain menguasai teknik-teknik keterampilan yang diajarkan
oleh tim dosen rehabilitasi sosial melalui praktik di laboratorium indoor, juga ditugaskan
untuk mempraktikan langsung terhadap klien di masyarakat (dapat klien di institusi atau non
institusi). Disamping itu mahasiswa perlu memahami konsep-konsep yang dipraktikan, serta
21
BAB IV
TAHAPAN PRAKTIKUM
mahasiswa melakukan registrasi atau mengontak mata kuliah praktikum, sampai dengan tahap
A. Pra Praktikum
Mahasiswa melakukan registrasi pada jadwal yang telah ditentukan, melalui SIAK
Poltekesos dengan menunjukkan persyaratan KHS (Kartu Hasil Studi) semester V dan
2. Pembentukan Kelompok
Penentuan kelompok praktikum ditentukan oleh lembaga dalam hal ini adalah Prodi
dilihat dari jenis kelamin, asal kelas, dengan jumlah anggota kelompok berkisar antara 7-8
Setelah ditetapkan kelompok praktikum, maka selanjutnya akan dimumukan melalui SIAK
22
3. Pembekalan Praktikum
praktikan terhadap pedoman praktikum dan proses praktikum. Pembekalan praktikum juga
diarahkan untuk memahami content atau isi praktikum laboratorium, juga memberikan
B. Pelaksanaan Praktikum
a. Setiap praktikan akan mengikuti jadwal praktik selama 2.5 bulan, dengan perincian dua
minggu pra praktikum, 10 minggu pelaksanaan praktikum, dan dua minggu pasca
praktikum yang meliputi penulisan laporan individu. Praktikan juga akan mengikuti
d. Praktik di laboratorium indoor dilakukan oleh praktikan sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan oleh Prodi/Laboratorium, dalam 1 minggu 4 hari efektif (Rabu, Kamis,
Jumat, Sabtu).
23
e. Selama pelaksanaan praktikum, mahasiswa akan menekuni praktik di laboratorium
indoor selama 4 minggu, dan 4 minggu di laboratorium outdoor yaitu di lembaga atau
di komunitas.
keterampilan yaitu:
pembimbing/supervisor.
h. Setiap minggu praktikum dilaksanakan pada Hari Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu dari
24
3 01 Maret Praktik Laboratorium Manual Pembimbing/Superv
sd 11 keterampilan outdoor Praktik isor
Maret (8 terpilih profil
hari) pelaksana
rehabilitasi dan
konselor
rehabilitasi
4 15,16,17,1 Pendalaman Teori Laboratorium Manual 1. Dr. Yuti Sri
8,24 Maret Praktik Indoor Praktik Ismudiyati, M.Si
Keterampilan 2. Dra. Ella Nurlela,
Dasar Pengelola M.Si
Program 3. Drs. Aam
Rehabilitasi Muharam, M.Si
Sosial 4. Sinta Yuliani S,
MPS.Sp
4 25,29,30,3 Praktik Laboratorium Manual 1. DR. Tukino, M.Si
1,01 Maret Keterampilan Indoor Praktik 2. Moch. Zaenal
sd April Dasar Analis Hakim, Ph.D
Program 3. Dra. Enung
Rehabilitasi Huripah, M.Pd
Sosial 4. Drs. Sabar Riyadi,
M.Si
5 05 April sd Praktik Laboratorium Manual Pembimbing/Superv
15 April (8 keterampilan Outdoor Praktik isor
hari) terpilih profil
pengelola
program dan
analis program
rehabilitasi sosial
praktikum dengan mendapatkan bukti telah selesai mengikuti praktikum pada buku
laporan harian praktikan yang telah di tanda tangani oleh instruktur dan dosen
pembimbing/supervisor.
j. Mahasiswa praktikan merekam pelaksanaan praktik kepada klien (dalam bentuk video)
25
C. Pasca Praktikum
pembimbing/supervisor.
26
BAB V
dosen yang bertugas sebagai supervisor. Mahasiswa akan didampingi juga oleh Laboran yang akan
membantu proses pelaksanaan praktikum terutama pada praktikum laboratorium indoor. Berikut
a. Dosen tetap Prodi Rehabilitasi Sosial Program Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
POLTEKESOS Bandung.
2. Tugas Supervisor:
27
e. Mengamati dan memantau sikap, perilaku maupun kemampuan mahasiswa selama
h. Melakukan evaluasi dan memberikan nilai sesuai dengan sikap, perilaku dan
1. Kriteria Laboran
Sosial, diantaranya :
b. Terapis wicara
c. Terapis okupasi
d. Terapis vocational
e. Konselor adiksi
ADD/ADHD dll)
g. Hypnotherapis
h. Fisioteraphy
28
2. Tugas Laboran
laboratorium indoor.
supervisor.
29
BAB VI
A. Metode Penilaian
Nilai praktikum terdiri atas nilai Praktik di laboratorium indoor dan outdoor, dan nilai Ujian
Lisan Praktikum. Nilai praktik diberikan oleh Dosen Pembimbing kepada mahasiswa dengan
keterampilan dasar dalam Praktik Rehabilitasi Sosial. Disamping itu penilaian praktik di
laboratorium dilihat juga dari aspek keaktifan, keseriusan, perilaku dan penerapan nilai etika.
Nilai Ujian lisan Praktikum Rehabilitasi Sosial berbasis laboratorium, diberikan oleh penguji
ujian lisan kepada mahasiswa dengan 3 (tiga) unsur penilaian sebagai berikut:
B. Sistem Penilaian
Sistem penilaian menggunakan bobot persentase dari 2 (dua) kriteria nilai praktikum, yaitu
nilai praktik dan nilai ujian. Bobot persentase nilai Praktik adalah 60%, sementara bobot
berikut:
a. 3,76 – 4.00 = A
b. 3,51 – 3,75 = A-
c. 3,26 – 3,50 = B+
d. 3,00 – 3,25 = B
31
BAB VII
Huruf yang digunakan dalam penulisan laporan adalah times new roman dengan ukuran 12
C. Spasi
Spasi yang digunakan untuk naratif laporan adalah 2 spasi. Untuk penulisan kutipan sebagai
berikut:
1. Kutipan langsung (bisa dalam bahasa aslinya atau terjemahannya), yang terdiri dari tidak
lebih dari tiga baris, dapat dimasukkan ke dalam teks dengan jarak tetap dua spasi, diikuti
2. Kutipan langsung (bisa dalam bahasa aslinya atau terjemahannya), yang terdiri dari empat
baris atau lebih, ditik terpisah dari teks dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk lima
ketukan dari margin kiri teks, diikuti nama penulis, tahun, dan halaman.
D. Layout Kertas
32
E. Tabel dan Gambar
1. Tampilan tabel harus sama, letaknya ditengah (centre). Judul tabel di atas dan tidak
3. Tampilan foto dalam laporan menggunakan ukuran yang sama besarnya, perhatikan
proporsi foto.
Secara umum, pengetikan buku, jurnal, dan artikel yang digunakan sebagai bahan referensi
2. Baris kedua tiap buku (jurnal, artikel lain) referensi ditik menjorok ke
c. Judul buku, ditik dengan huruf kapital pada setiap katanya, sedangkan
judul artikel dari jurnal hanya huruf awal kata pertama dan nama diri
mengharuskan judul untuk dicetak miring atau diberi garis bawah, tetapi
33
d. Kota tempat penerbit atau negara bagian tempat penerbit (yang didahului
e. Nama penerbit, diakhiri dengan tanda titik (.). Masing-masing dengan jarak
4. Apabila dua referensi atau lebih digunakan, sedangkan nama penulisnya (atau penulis–
penulis) sama, nama penulis pada referensi kedua (dan selanjutnya) tidak ditulis lagi,
Contoh :
Hughes, C.K. 1987a. Economic Development of The Third Countries. New York
• Dua penulis : Lamb and Dixon (1992) atau (Lamb and Dixon, 1992);
• Tiga penulis atau lebih : Aldrich, et al. (1997) atau (Aldrich, et al., 1997).
Gunakan et al. untuk pustaka berbahasa asing dan gunakan dkk. untuk
pustaka berbahasa Indonesia. Untuk penulis dua autor, gunakan kata and, jika
berbahasa asing) dan jika pustaka berbahasa Indonesia, gunakan kata dan.
Contoh penulisan:
34
b. Bab dari satu buku/artikel dalam prosiding : Judul artikel ditulis dengan hanya
huruf awal dan nama diri yang kapital. Penulisan judul buku dan prosiding
Ecology, and Agriculture. (AA Agrawal, S Tuzun, and E Bent, eds.). APS Press,
St. Paul.
c. Artikel jurnal/majalah: Judul artikel ditulis dengan hanya huruf awal dan nama
diri yang kapital. Penyingkatan nama jurnal mengikuti anjuran dari jurnal yang
disitir.
Yang, Y-K; S-O. Kim; H-S. Chung; and Y-H. Lee. 2000. Use of Colletotrichum
Phytoparasitica 13:23-29.
1) Versi elektronik
Delate, K., C.A. Cambardella, and D.L. Karlen. 2002. Transition strategies for
doi:10.1094/CM-2002-0828-01-RS. Available at :
35
Malik, V.S. and M.K. Saroha. 1999. Marker gene controversy in transgenic
e. Dari CD-ROM
G. Sistematika Laporan
(Lihat di Bab 1)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
36
LAPORAN PRAKTIKUM BERBASIS LABORATORIUM
LOGO
Oleh:
Rini Hartini Rinda A
Npm.
37
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh:
38
CATATAN OBSERVASI
Hari/Tanggal pelaksanaan :
Nama Praktikan :
NPM :
Tujuan observasi :
Sasaran observasi :
39
KARTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM
PRODI REHABILITASI SOSIAL
Tahun /
Nama Mahasiswa :
NPM :
40
KEGIATAN BIMBINGAN PRAKTIKUM
BERBASIS LABORATORIUM
Mengetahui,
Program Studi Rehabilitasi Sosial
( ________________________________ )
NIP.
41
42