Itu merupakan metafora untuk menggambarkan suatu wilayah yang menampung beragam
kelompok etnik dengan latar belakang budaya berbeda. Sehingga melahirkan proses
percampuran budaya.
Secara budaya, masyarakat Pendalungan adalah masyarakat hibrida atau berbudaya baru
karena adanya percampuran dua budaya dominan, yakni budaya Jawa dan budaya Madura.
Dikutip dari Buku Djember Tempo Doeloe karya Dukut Imat Widodo, kebanyakan masyarakat
Pendalungan berprofesi pada sektor agraris-tradisional.
Meski begitu, masyarakat Pendalungan mudah beradaptasi terhadap perubahan dan memiliki
solidaritas tinggi dalam menyelesaikan masalah.
Masyarakat Pendalungan memiliki kuliner khas berupa nasi jagung. Dulu, nasi jagung
diidentikkan sebagai kuliner untuk masyarakat kelas ke bawah.
Seiring perkembangan zaman, nasi jagung kini menjadi kuliner yang disajikan untuk para
wisatawan yang berkunjung ke wilayah masyarakat Pendalungan.