Anda di halaman 1dari 16

ILMU KOMUNIKASI

MODUL 3HAKIKAT ILMU KOMUNIKASIPENGANTAR ILMU KOMUNIKASI


1. Latar Belakang Sejarah
Ilmu komunikasi yang kita kaji sekarang, sebenarnya merupakan hasil dari suatu proses
perkembangan yang panjang. Status ilmu komunikasi ini di Indonesia diperoleh melaluiKeputusan
Presiden (Keppres) Nomor 107/82 tahun 1982. Keppres itu telah
membawa penyeragaman nama dari ilmu yang dikembangkan di Indonesia, termasuk ilmu kita ini.Se
belumnya terdapat beberapa nama yang berbeda di berbagai universitas atau perguruantinggi. Di
Universitas Pajajaran (Unpad) Bandung dan di Universitas Gajah Mada (UGM)Yogyakarta misalnya
digunakan nama Publisistik, sedang di Universitas Indonesia (UI)Jakarta nama Publisistik telah lama
diganti dengan Ilmu Komunikasi Massa. Selain ituUniversitas Hasanuddin (Unhas) Ujung Pandang
menggunakan nama Publisistik/IlmuKomunikasi. Di Unpa berdiri sebagai suatu fakultas, sedang di
UI, UGM, Unhas dan diuniversitas lainnya, berstatus sebagai jurusan (departemen) pada Fakultas
Ilmu Sosial danIlmu Politik.Sesungguhnya kajian ini di tanah air dimulai dengan nama Publisistik,
dengandibukanya jurusan Publisistik pada Fakultas Sosial dan Politik di Universitas Gajah
Mada(1950) dan pada Fakltas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Universitas
Indonesia(1959). Demikian juga di Jakarta dibuka pada tahun 1956 Akademi Penerangan dan
PerguruanTinggi Jurnalistik (Kemudian Jurnalistik berganti menjadi Publisistik). Pada tahun 1960
diUniversitas Pajajaran Bandung dibuka Fakultas Jurnalistik dan Publisistik.Beberapa tokoh yang
telah berjasa memasukkan ilmu kita ini ke Indonesia dankemudian mengembangkannya di Perguruan
Tinggi, antara lain Drs. Marbangun, Sundoro,Prof. Sujono Hadinoto, Adinegoro, danProf. Dr.
Mustopo. Pada tahun 1960-an, deretan tokohitu bertambah lagi dengan datangnya dua orang pakar
dalambidang kajian ini, yaitu Dr. Phil.Astrid S. Susanto dari Jerman Barat (1964) dan Dr. M. Alwi
Dahlan dari Amerika
Serikat(1967). Nama Ilmu Komunikasi Massa dan Ilmu Komunikasi baru mulai muncul dalam berbag
ai diskusi dan seminar pada awal tahun 1970-an. Kemudian pada tahun 1973 JurusanPublisistik pada
Fakultas Sosial Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) yang dibuka tahun1961, telah memperbaharui
nama menjadi Jurusan Publisistik/Ilmu Komunikasi.
Demikian juga Jurusan Publisistik pada Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia (UI) denganr
esmi berganti nama menjadi Departemen Ilmu Komunikasi Massa tahun 1976.Ilmu Publisistik
berkembang di Eropa, khususnya Jerman, sedang ilmu komunikasimassa lahir di Amerika Serikat.
Masuknya ke dua ilmu itu ke tanah air, selain karena adanyahubungan dengan bangsa-bangsa dari
kedua benua tersebut, juga terutama karena dibawa olehmereka yang pernah belajar baik di Eropa
maupun di Amerika.Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa lahirnya ilmu komunikasi yang dewasa ini
dapatditerima baik di Eropa maupun di Amerika Serikat bahkan di seluruh dunia, adalah
merupakanhasil perkembangan dari publisistik dan ilmu komunikasi massa. Hal ini dimulai oleh
adanya pertemuan antara tradisi Eropa yang mengembangkan ilmu publisistik dengan
tradisi Amerikayang mengembangkan ilmu komunikasi massa. Hal ini antara lain diupayakan oleh
Stappersdari negeri Belanda melaluikarya Garbner dari Amerika Serikat. Dalam disertasinya di
tahun1966 (sepuluh tahun setelah Garbner), Stappers sampai pada kesimpulan bahwa
komunikasimassa adalah objek dari publisistikwissenschaft (Djajusman, 1985:13).Akhirnya untuk
melacak asal-usul Ilmu Komunikasi itu, kita harus
mengkaji perkembangan ilmu kita ini baik di Eropa maupun di Amerika Serikat. Di Erpa, kususnya di
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Indiwan Seto Wahju W.


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
3

Jerman, Ilmu Komunikasi berkembang dari Publizistikwisenschaft sedang di Amerika


Serikat berkembang dari ilmu komunikasi massa.
Publisistik
Publisistik (Publizistik) di Jerman, sebenarnya berkembang dari Ilmu Pers atau IlmuPersuratkabaran
yang dikenal dengan nama Zaitungswissenschaft. Asalnya dapat ditelusurisampai abad ke-19 ketika
surat kabar sebagai objek studi ilmiah mulai menarik perhatian para pakar di masa itu.
Suratkabar sebagai salah satu hasil dari pertumbuhan teknologi dan industriternyata membawa
berbagai implikasi sosial yang sangat menarik bagi kaian ilmukemasyarakatan dan kemanusiaan.
Adalah mengesankan karena kesadaran dan perhatianseperti ini, baru lahir dan berkembang setelah
dua ratus tujuh puluh tiga tahun kemudian dariterbitnya Relation (1609) sebagai suratkabar tercetak
pertama di dunia ini.Pada awalnya ahli ekonomiKarl Bucher (1847-1930) yang tertarik menulis
danmengajarkan sejarah pers, organisasi pers dan statistik pers pada tahun 1884. Bahkan padatahunitu
studi pers muncul dengan nama Zaitungskunde di Universitas Bazel (Swiss), dandelapan tahun
kemudian (1892) muncul juga di Universitas Laipzig di Jerman (Everth, 1927).Kehadiran
pengetahuan persuratkabaran ini di Universitas tersebut, semakin banyak
menarik perhatian ilmuwan. Pakar Sosiologi misalnya
Max Weber telah mengusulkan dalam KongresSosiologi (1910), agar sosiologi pers dimasukkan
sebagai proyek pengkajian sosiologidisamping sosiologi organisasi. Weber pun telah meletakkan
dasar-dasar ilmiah bagi pengkajian pers sebagai studi akademik. Sepuluh tahun kemudian pakar
sosiologi yang lain

Ferdinant Tonnis (1885-1936)

mengkaji sifat pendapat umum dalam masyarakat massa.Dalam hubungan antara pers dengan
pendapat umum itulah kemudian yang menaikkan gengsisuratkabar menjadi ilmu dengan lahirnya
Zaitungswissenschat (Ilmu Suratkabar) dalam tahun1925. Dengan demikian persuratkabaran tidak
lagi dipandang sebagai keterampilan belaka(Zaitungskunde), melainkan telah tumbuh sebagai suatu
disiplin ilmu, sebagaimana disiplinyang lain.Munculnya radio dan film pada awal abad ke-20
membuka pengkajian baru yang lebihluas daripada suratkabar. Demikian pula dengan berkembangnya
kajian mengenai pendapatumum dankajian mengenai retorika, semakin meluaskan bidang studi ilmu
ini, sehingga tidak dapat lagi ditampung oleh Zaitungswissenschaft. Justru itu pada tahun 1930 Walter
Hagemannmengusulkan dan memperkenalkan nama Publizistik sebagai suatu disiplin ilmu
yangmencakup bukan saja suratkabar, tetapi juga radio, film, retorika dan pendapat umum.Gagasan
Hagemann ini semakin berkembang dan kemudian lebih disempurnakan dandisistematiskan oleh Emil
Dofivat.Dalam perkembangan selanjutnya Publisistik semakin mendapat pengakuan sebagaisalah satu
disiplin dalam ilmu sosial. Objek penelitiannya bukan lagi suratkabar melainkanoffentiche aussage
(pernyataan umum). Menurut Hagemann, Publisistik adalah ilmu tentangisi kesadaran yang umum
dan aktual. Kemudian Dofivat menyebut publisistik sebagai segalaupaya menggerakkan dan
membimbing tingkah laku khalayak secara rohaniah, justru
itu publisistik merupakan suatu kekuatan yang dapat mengendalikan tingkah laku manusia danmewar
nai perkembangan sejarahnya.Dengan demikian publisistik, bukanlah ilmu pers atau kewartawanan,
melainkan ilmuyang dikembangkan untuk memahami dan mengendalikan segala tenaga yang
mempengaruhitindakan khalayak. Objek studinya adalah pernyataan umum yang aktual. Justru karena
itu,kemudian terasa bahwa objek studi ini cukup sempit, sebab bagaimana dengan pernyataanyang
tidak bersifat umum dan yang tidak aktual? Padahal dalam kehidupan dan kegiatanmanusia sebagai
makhluk sosial, banyak sekali terjadi pernyataan yang tidak ditujukan kepadakhalayak dan karena itu
tidak bersifat umum dan juga tidak aktual. Hal-hal inilah yangkemudian menyebabkan publizistik
harus menepi dan merelakan diri menjadi cakupan dariIlmu Komunikasi yang lebih luas. Dalam hal
ini eksistensi publisistik tidak terhapusmelainkan hidup sebagai salah satu sub disiplin dalam Ilmu
Komunikasi yang khususmempelajari pernyataan yang bersifat umum dan aktual. Di sini publisistik
sesungguhnyakurang lebih sama dengan komunikasi massa.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Indiwan Seto Wahju W.


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
4

Ilmu Komunikasi Massa


Ilmu Komunikasi Massa (Mass Communication Science) berkembang di AmerikaSerikat melalui
jurnalistik. Jurnalistik sebagai suatu keterampilan mengenai suratkabar sudahmulai dikenal di
Amerika Serikat sejak tahun 1700. Namun sebagai pengetahuan yangdiajarkan di universitas, barulah
mulai dirintis oleh Robert Leo di Washington College, padatahun 1870. Hal ini berarti, bahwa
Amerika Serikat terlambat 26 (dua puluh enam) tahun dariEropa. Namun demikian buku mengenai
suratkabar dan penerbitnya telah terbit di AmerikaSerikat tahun 1810 dengan lahirnya karya Isaiah
Thomas berjudul History of Printing inAmerica.Sebelum jurnalistik dipelajari di Universitas, maka
selama 170 tahun (1700-1870),kegiatan ini dilakukan secara magang, sebagaimana misalnya yang
dilakukan oleh BenjaminFranklin, yang sebelum meningkatkan keahliannya di House of Coslon di
London, telahmelakukan magang pada percetakan saudaranya di Boston. Hal seperti ini banyak
dilakukanoleh jurnalis Amerika pada masa itu. Joseph Politzer misalnya yang kemudian menjadi
kayaraya

kini namanya diabadikan (hadiah Politzer) sebagai supremasi dari karya jurnalistik terbaik di Amerika
dewasa ini

hanya menempuh karirnya sebagai wartawan dari
dunia praktis saja. Justru karena itu ia kemudian menyisihkan sebagian dari kekayaannya untuk dijadi
kan modal mendirikan School of Jurnlism bersama Mury Butler (Presiden ColumbiaUniversity) tahun
1911/1912.Sebelum adanya sekolah jurnalistik, maka studi ini hanyalah merupakan bagian
daridepartemen bahasa Inggris dalam universitas, seperti di Universitas Kansas, Missouri
danPennsylvania. Pada waktu itu Jurnalistik belum mendapat penghargaan para ilmuwan, karenayang
diajarkan hanyalah hal-hal yang bersifat teknis. Namun setelah Bleyer memasukkanJurnalistik sebagai
minor program Ilmu Sosial di Universitas Wisconsin tahun 1930-an,mulailah jurnalistik berkembang
sebagai disiplin tersendiri. Hal ini lebih berkembang lagisetelah Perang Dunia II, karena semakin
banyak pakar dari disiplin sosiologi, politik danpsikologi yang melakukan pengkajian berbagai aspek
dari aspek dari suratkabar, radio,film dan televisi. Pada masa ini para pakar itu semakin merasa bahwa
jurnalistik tidak lagimampu menampung berbagai pengkajian yang telah mereka lakukan, sehingga
perlu memberinama yang lebih sesuai yaitu Ilmu Komunikasi Massa, sehingga objek kajiannya tidak
hanyamengenai suratkabar, melainkan mencakup juga radio, film dan televisi. Keempat media
itudisebut media massa. Tokoh-tokoh utama dalam periode ini antara lain Harold D. Lasswell,Carl I.
Hovland, Paul Lazarsfeld danIthiel de Sola Pool. Dasar ilmiah ilmu ini semakin kokoh,dan
metodologinya semakin disempurnakan.Sesungguhnya ilmu komunikasi massa ini, hampir sama
dengan publisistik di Eropasebagaimana dikemukakan di atas. Perbedaannya hanya karena
studimengenai retorika, yangdicakup dalam publisistik, berkembang sendiri di Amerika sebagai suatu
disiplin tersendiridengan nama Speech Communication di eberapa universitas. Dengan demikian
kedua bidangitu masing-masing dikembangkan pada departemen tersendiri, yaitu Departemen
SpeechCommunication dan Departemen Mass Communication. Dalam perkembangan
selanjutnyakedua bidang kajian itu akhirnya menyatu menjadi ilmu Komunikasi
(CommuncationScience).Perkembangan ke arah lahirnya ilmu komunikasi itu dimulai tahun 1950-an
para pakar ilmu sosial, seperti sosiologi dan ilmu politik, dan ilmu komunikasi massa
mengembangkanstudi mengenai pembangunan terutama di negara-negara yang baru merdeka setelah
PerangDunia Kedua. hal ini dimaksudkan untuk membantu negara-negara tersebut
melakukan pembangunan dan perubahan erencana terutama dalam bidang ekonomi, sosial dan politik.
Berkembangnya studi tentang pembangunan ini seperti sosiologi pembangunan,
ekonomi pembangunan, pembangunan politik dan komunikasi pembangunan, menimbulkan kesadara
n bagi banyak ahli bahwa ilmu komunikasi massa, dirasa semakin tidak mampu menampungkegiatan
ini, sehingga perlu diperluas menjadi ilmu komunikasi saja (massanya dihilangkan).Dengan demikian
kajiannya tidak hanya menyangkut media massa saja, tetapi sudahmencakup komunikasi sosial
seperti penyuluhan, cermah dan retorika. Hal ini lebih diperkuatlagi oleh berbagai studi yang
menemukan bahwa yang lebih berperanan dalam
proses perubahan dalam masyarakat terutama dalam penyebaran gagasan baru dan teknologi baru, just
ru bukan media massa, melainkan komunikasi tatap muka persona).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Indiwan Seto Wahju W.


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
5

Tokoh utama yang telah membawa ilmu komunikasi massa menjadi ilmu komunikasi,adalah Wilbur
Schramm, sarjana bahasa Inggris yang tertarik kepada kajian komunikasi,karena memimpin sebuah
University Press. Schramm yang kemudian memimpin DepartemenKomunikasi Massa di Universitas
Iowa, dan memimpin penelitian komunikasi di Stanford danEast est Center, telah menulis banyak
buku dalam berbagai macam masalah mengenaikomunikasi. Selain Schramm, dikenal tokoh lainnya
seperti Daniel Larner, dan Everatt M.Rogers.Perkembangan ilmu komunikasi massa menjadi Ilmu
Komunikasi, lebih diperkuat lagioleh departemen Speech Communication (di Indonesia lebih dikenal
dengan retorika). Sejak tahun 1949 departemen ini telah mengusulkan agar komunikasi bisa menjadi
suatu disiplintersendiri yang mencakup juga komunikasi massa. Memang Speech
Communication(komunikasi bicara) hanya menitikberatkan perhatiannya pada komunikasi
interpersonal,komunikasi organisasi, pidato (retorika), persuasi dan sebagainya. Studi ini juga pada
awalnya berada di departemen bahasa Inggris, yang memisahkan diri tahun 1900.
2. Ilmu Komunikasi Dewasa Ini
Berdasarkan latarbelakang sejarah di atas, jelas bahwa untuk sampai kepada nama ilmukomunikasi
sebagaimana dipakai di seluruh dunia dewasa ini, ternyata diperlukan
waktu beberapa dasawarsa, sejak orang di Jerman mengembangkan ilmu pers (1925) dan orangAmeri
ka mengajarkan jurnalistik di universitas (1930). Dari latar belakang sejarah tersebut juga sudah dapat
dilihat bahwa perubahan nama itu sesungguhnya karena perubahan atau lebihtepat perluasan objek
dan bidang studi ilmu ini.Objek studi ilmu komunikasi dengan sendirinya bukan hanya suratkabar
(ilmu pers/jurnalistik), bukan pula hanya media massa (ilmu komunikasi massa) atau pernyataanumu
m (publisistik) melainkan komunikasi atau pernyataan antar manusia. Dengan demikianilmu
komunikasi mencakup semua pernyataan antar manusia baik melalui media massa danretorika
maupun yang dilakukan secara langsung. Justru itu kehadiran ilmu komunikasi, samasekali tidak
menghilangkan eksistensi kajian-kajian sebelumnya seperti jurnalistik, pers danmedia massa, retorika
dan komunikasi persona. Bahkan semua itu merup
akan “bidang studi”
dari ilmu komunikasi.Berdasarkan objek studi tersebut, maka pada awal perkembangannya dapat
dirumuskan bahwa ilmu komunikasi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari secara sistematiss
egala segi pernyataan antar manusia. Rumusan ini bermakna bahwa pernyataan antar manusiasebagai
objek pokok studi ini memiliki banyak segi atau aspek yang juga harus dipelajariseperti segi media,
segi manusia, segi pengaruh, segi pengaruh, segi teknik dan metode, segifungsi, segi sistem dan
sebagainya. Pada masa dini komunikasi, Harold D. Laswell (1948)telah mengemukakan lima segi
yang merupakan bidang analisis komunikasi, yang kemudianterkenal dengan formula Lasswell yaitu
(1) siapa, (2) berkata apa, (3) melalui saluran apa, (4)kepada siapa, dan (5) bagaimana efeknya (who
says what in which channel to whom withwhat effect?). Kelima segi itu masing-masing dapat
merupakan bidang studi, yang dapat dikajisecara tersendiri.Selain itu Garbner (1956) merumuskan 10
aspek komunikasi yang bisa dikajitersendiri, yaitu (1) seseorang, (2) persepsi terhadap peristiwa, (3)
reaksi, (4) situasi, (5)sarana, (6) material, (7) bentuk, (8) konteks, (9) isi dan (10) konsekuensi
Someone perceivesan event and reacts in a situation through some means to make available materials
in somefrom and context conveying content of some consequence). Rumusan ini disebutnya
sebagaiusaha menuju model komunikasi umum.Dalam dekade ini (1980-an) terjadi lagi suatu
perkembangan yang sangat penting,sebab paradigma atau pandangan yang mendasar tentang apa yang
menjadi pokok persoalandari ilmu komunikasi, sebagaimana diuraikan di atas sudah dianggap klasik.
Muncul
beberapa paradigma yang baru, yang diuraikan oleh B. Aurey Fisher tahun 1978. Paradigma yangklasi
kitu disebut sebagai pespektif mekanis, sedang yang baru disebut sebagai
perspektif psikologis, mekanis dan pragmatis. Dengan demikian ilmu komunikasi tidak lagi mengkaji
pernyataan antar manusia saja, tetapi lebih luas dari itu. Hal ini akan diuraikan secara
khusus pada bab yang akan datang.kendatipun terjadi perkembangan yang penting, mengenai paradig
ma ilmu komunikasi, namun hingga dewasa ini di Indonesia paradigma baru itu
belum berkembang. Hampir semua universitas atau sekolah tinggi yang mengasuh disiplin ilmu ini
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Indiwan Seto Wahju W.


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
6

masih berkiprah pada paradigma lama yang dinamakan perspektif mekanis dalam komunikasi.Bahkan
dalam membagi jurusan atau program studi, nampak tradisi lama masih diteruskan.Dominasi
paradigma lama tersebut di atas dapat dilihat pada nama-nama jurusan
atau program studi yang ada di eberapa universitas di Indonesia, yang sesungguhnya jugamencermink
an pengorganisasian dan pengembangan ilmu komunikasi dewasa ini. Semuanyaitu dapat dirangkum
ke dalam tiga pembagian besar yaitu :1.

Komunikasi massa/jurnalistik;2.

Hubungan masyarakat/periklanan;3.

Komunikasi pembangunan/penyuluhan/penerangan.Program studi komunikasi massa/jurnalistik,


mempelajari tentang media massa (pers,rado, film dan televisi), dari erbagai aspek termasuk dari
aspek teknik jurnalistik (berita,kewartawanan, produksi dan sebagainya). Program studi Hubungan
Masyarakat/Periklanan,mempelajari mengenai public relations (organisasi, manajemen, perencanaan
dankepemimpinan), retorika, hubungan-hubungan manusiawi, promosi dan periklanan. Programstudi
komunikasi pembangunan/penyuluhan/penerangan mempelajari terutama
mengenai penggunaan komunikasi secara sadar untuk menimbulkan perubahan berencana dalammasy
arakat, baik melalui media maupun secara langsung. Dalam hal ini dititikberatkan pada perencanaan
dan strategi komunikasi secara makro dan terpadu dengan bidang-bidang lainnya.Ketiga program
studi yang mempelajari baik teori maupun segi praktis itu, jelas masihnampak peninggalan dari tradisi
lama, sehingga eksistensi jurnalistik, komunikasi
massa, publisistik dan retorika sama sekali tidak terhapus. Komunikasi pembangunan merupakan perk
embangan terakhir sesuai dengan perkembangan ilmu sosial pada umumnya. Ilmu inimasih dalam
proses perkembangan yang pesat. Bahkan menurut Fisher (1986), perkembanganilmu komunikasi
masih merupakan revolusi yang belum tuntas.Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia.
Dengan demikian sejarahkomunikasi sebenarnya sama dengan sejarah peradaban manusia, yakni telah
dimulai sejak Tuhan menciptakan Adam dan Hawa di muka bumi ini. Namun demikian, hingga kini
tidak ada dokumentasi yang menjelaskan bagaimana bentuk dan corak komunikasi yang terjadi
padasaat itu atau beberapa generasi setelah Adam dan Hawa, baik dalam bentuk bahasa
ataupunlambang-lambang dan tanda-tanda komunikasi lainnya.Everett M. Roger (1986) dalam
bukunya
“Communication Technology : The New
Media in Society
”, antara lain menyebutkan bahwa sejarah komunikasi diperkirakan dimulai
sejak sekitar 35.000 tahun sebelum masehi (SM). Pada zaman ini yang disebut sebagai zamanCro-
Magnon, diperkirakan bahasa sebagai alat berkomunikasi sudah dikenal. Tiga belas ributahun
kemudian, atau sekitar tahun 22.000 SM, para ahli pra-sejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua
yang diperkirakan merupakan karya komunikasi manusia pada zamantersebut.Sejarah perkembangan
komunikasi yang lebih jelas diperkirakan dapat ditelusuri sejak sekitar 4.000 tahun sebelum masehi.
Sejak zaman itu hingga sekarang, menurut Rogers,sejarah perkembangan komunikasi dapat dibagi
dalam empat era perubahan; era komunikasitulisan, era komunikasi cetakan, era telekomunikasi, dan
era komunikasi interaktif.Era komunikasi tulisan diperkirakan dimulai ketika Bangsa Sumeria mulai
mengenalkemampuan menulis dalam lembaran tanah liat sekitar 4000 tahun sebelum masehi. Era
komunikasi cetakan dimulai sejak penemuan mesin cetak “
handpress
” oleh Gutenerg pada
tahun 1456. Era telekomunikasi diawali dengan ditemukannya alat telegraph oleh SamuelMorse pada
tahun 1844. Era keempat, era komunikasi interaktif, mulai terjadi pada pertengahan abad ke-
19. Pada saat itu, tepatnya tahun 1946, ditemukan “
MainframeComputer
” ENIAC dengan 18.000
cacuum tubes
oleh para ahli dari Universitas pennsylvania,Amerika Serikat. Gambaran kronologis mengenai
perkembangan dari keempat era tersebutdisertai dengan bentuk-bentuk penemuan komunikasi yang
menandai masing-masing eraadalah sebagai berikut :35.000 SM Zaman Cro-
Magnon : Bahasa diperkirakan telah dikenal pada zaman ini.22.000 SM Ahli pra-sejarah menemukan
lukisan-lukisan dalam gua.I.

Era Komunikasi tulisan4.000 SM Bangsa Sumeria menulis dalam lembaran tanah liat.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Indiwan Seto Wahju W.


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
7

Th. 1041 Pi Sheng, di Cina menemukan sejenis alat cetak buku yang sederhana.Th. 1241 Tulisan dala
m lembaran tanah liat diganti oleh tulisan dalam lembaranmetal di Korea.II.

Era komunikasi cetakanTh. 1456


Gutenberg menemukan alat mesin cetak (metal) “handpress”.
Th. 1833
Penerbitan suratkabar “penny press” yang pertama, “The New York Swi”.
Th. 1839 Daguerre menemukan metode fotografi yang praktis untuk suratkabar.III.

Era
telekomunikasiTh. 1844 Morse mengirimkan pesan melalui alat telegraph yang pertama.Th. 1876 Pen
emuan film bioskop.Th. 1895 Guglielmo Marconi mengirimkan pesan melalui radio.Th. 1912
Lee de Forest menemukan “vacuum tube”.
Th. 1920 Siaran radio pertama oleh KDKA di Pittsburgh, Amerika Serikat.Th. 1933 RCA di Amerika
Serikat mendemonstrasikan TV.Th. 1941 Siaran TV komersial pertama.IV.

Era komunikasi
interaktif Th. 1946 Penemuan Mainframe Computer, ENIAC dengan 18.00 vacuum tubes olehUnivers
itas Pennsylvania, Amerika
Serikat.Th. 1947 William Shockley, John Bardeen dan Walter Brattain menemukan pesawatradio
transistor.Th. 1956 Penemuan videotape oleh perusahaan Ampex, Redwood City, California,Amerika
Serikat.Th. 1957 Rusia meluncurkan satelit angkasa luar pertama, SPUTNIK.Th. 1969 Pesawat luar a
ngkasa NASA berpenumpang manusia mendarat di Bulan,dikendalikan oleh minicomputer yang
besarnya 3000 kali lebih kecil
dariENIAC.Th. 1971 Penemuan microprocessor, sebuah unit pengendali computer (CPU) dengansemi
conductor chip oleh Ted
Hoff.Th. 1975 Pemasaran microcomputer pertama, Altair 8800.Th. 1975 HBO (Home Box Office) m
ulai menyiarkan siaran TV kabel melaluisatelit.Th. 1976 Sistem teletext pertama diperkenalkan oleh
BBC dan ITV di Inggris.Th. 1977 Qube, sistem TV kabel interaktif pertama diperkenalkandi Columb
us,Ohio, Amerika Serikat.Th. 1979 Sistem Videotext pertama diperkenalkan olehritish-
Post Office, Inggris.
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI
Ilmu komunikasi adalah salah satu disiplin yang masuk dalam kelompok ilmu-ilmu pengetahuan
sosial. Secara umum, sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi dalam
empat periode. Pertama, periode “tradisi retorika” yang dimulai sejak zaman Yunani Kuno.
Kedua, perode antara tahun 1900 sampai Perang Dunia II yang dapat disebut sebagai
periode pertumbuhan ilmu komunikasi. Ketiga, periode setelah Perang Dunia II sapai tahun 1960-
an.Periode ini umumnya disebut sebagai periode konsolidasi. Dan, periode keempat
adalah periode teknologi komunikasi yang dimulai dari tahun 1960-an sampai sekarang. tiap perodem
asing-masing memberikan karakteristik tersendiri terhadap penekanan bidang studi dankonteks
peristiwa komunikasi yang diamati. Berikut adalah uraian singkat mengenai kondisidan
perkembangan ilmu komunikasi untuk setiap periode.a. Periode tradisi retorikaPerkembangan
lahirnya ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak peradaban Yunani
Kuno beberapa ratus tahun sebelum masehi. Sebutan “komunikasi” dalam konteks arti yang
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Indiwan Seto Wahju W.


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
8

berlaku sekarang ini memang belum dikenal saat itu. Istilah yang berlaku pada zaman tersebut
adalah “retorika”.
Para ahli berpendapat bahwa studi retorika sebenarnya telah ada sebelum zamanYunani (Golden,
1978; Foss, 1985;Forsdale, 1981). Disebutkan bahwa pada zamankebudayaan Mesir Kuno telah ada
tokoh-tokoh retorika seperti Kagemni dan Ptah-
Hotep. Namun demikian tradisi retorika sebagai upaya pengkajian yang sistematis dan terorganisasi b
aru dilakukan di zaman Yunani Kuno dengan perintisnya Aristotle (Golden, 1978).
Pengertian “retorika” menurut Aristotle, menunjuk kepada segala upaya yang bertujuan
untuk persuasi. Lebih lanjut Aristotle menyatakan bahwa retorika mencakup tiga unsur yakni :-

“ethos” (kredibilitas sumber)


-

“pathos” (hal yang menyangkut emosi/perasaan), dan


-

“logos” (hal ya
ng menyangkut fakta).Dengan demikian paya persuasi, menurut Aristotle, menuntut tiga faktor
yaknikredibilitas dari pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan persuasi, kemampuan
untuk merangsang emosi/perasaan dari pihak yang jadi sasaran, serta kemampuan
untuk mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung (logika).Pokok-pokok pikiran Aristotle ini
kemudian dikembangkan lagi oleh Cicero danQuintilian. Mereka menyusunan aturan retorika yang
meliputi lima unsur :-

“inventio” (urutan argumentasi)


-

“dispositio” (pe
ngaturan ide)-

“eloqutio” (gaya bahasa)


-

“memoria” (ingatan), serta


-

“pronunciatio” (cara penyampaian pesan)


Kelima unsur ini, menurut Quintilian dan Cicero merupakan faktor-faktor penentukeberhasilan upaya
persuasi yang dilakukan seseorang. Tokoh-tokoh retorika lainnya yangdikenal pada zaman itu
adalahCorax, Socrates, dan Plato.Dalam abad pertengahan studi retorika ini secara institusional
semakin mapan,khususnya di negara-negara Inggris, Perancis dan Jerman. Tokoh-tokohnya yang
terkemuka pada masa ini antara lain Thomas Wilson, Francis Bacon, Rene Descartes, John Locke,Gla
mbattista Vico, dan David Hume.Dalam akhir abad ke 18 prinsip-prinsip retorika yang dikemukakan
oleh Aristoteles,Cicero dan Quintilian ini, kemudian menjadi dasar bagi bidang kajian
“speechcommunication” (komunikasi ujaran) dan “rhetoric”. Retorika tidak lagi diartikan
secarasempit sebagai upaya persuasi. Pengertian retorika sekarang ini menunjuk pada “kemampuan
manusia menggunakan lambang-lambang untuk berkomunikasi satu sama lain
nya” (Foss
et.al., 1985:15). Tokoh-tokoh retorik yang terkenal pada saat ini antara lain : I.A. Richards,richard M.
Weaver, Stephen Tolmin, Kenneth Burke, Marshall McLuhan, Michel Foucault,Jurgen Habermas,
Ernesto Grassl, dan Chaim Perelman. b. Periode Pertumbuhan : 1900

Perang Dunia IIPertumbuhan komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial barangkali
dapatdikatakan dimulai pada awal bad ke 19. Sedikitnya ada tiga perkembangan penting yangterjadi
pada masa ini. Pertama, adalah penemuan-penemuan teknologi komunikasi sepertitelephone,
telegraph, radio, TV dan lain-lain. kedua, proses industrialisasi dan modernisasiyang terjadi di negara-
negara Eropa Barat dan Amerika. Ketiga, pecahnya Perang Dunia I danII.Semua perubahan ini
memberi bentuk dan arah kepada bidang kajian ilmu komunikasiyang terjadi di masa ini. Secara
umum bidang-bidang studi komunikasi yang
berkembang pada periode ini meliputi hubungan komunikasi sosial, analisis psikologi sosial komunik
asi,komunikasi dan pendidikan, propaganda, dan penelitian komunikasi komersial.Pada masa itu,
bidang kajian komunikasi dan kehidupan sosial mulai berkembangsejalan dengan proses modernisasi
yang terjadi. Diasumsikan bahwa komunikasi
mempunyai peran dan kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial. Penelitian-penelitian empiris
dankuantitatif mulai banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh komunikasi.
Di bidang pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek yang diteliti
mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Indiwan Seto Wahju W.


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
9

komunikasi instruksional, serta “


reading and listening
”. Sementara di bidang penelitian
komunikasi komersial, dampak iklan terhadap khalayak serta aspek-aspek lainnya yangmenyangkut
industri media mulai berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri periklanandan penyiaran (
broadcasting
).Pikiran-pikiran baru tentang komunikasi yang terjadi pada masa ini, langsung atautidak langsung
juga dipengaruhi oleh gagasan-gagasan para ahli ilmu sosial Eropa. Pada masaitu (menjelang akhir
abad ke 18) universitas-universitas di Eropa, terutama Jerman danPerancis, merupakan pusat
intelektual terkemuka di dunia. Pokok-pokok pikiran dari MarxWeber, August Comte, Emile
Durkheim, dan Sir Herbert Spencer dipandang punya pengaruhterhadap pengembangan teori-teori
komunikasi yang terjadi pada periode ini. Tokoh-tokohilmuwan Eropa lainnya yang dianggap punya
andil besar adalah Grabriel Tarde dan GeorgSimmel.c. Periode konsolidasi : PD II

1960-anPerode setelah Perang Dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai periodekonsolidasi
(Delia, dalam erger dan Chaffee, 1987). Karena pada masa ini
konsolidasi pendekatan ilmu komunikasi sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial yang bersifatmultidisi
pliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandaioleh tiga
hal.Pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam.Kedua,
munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proseskomunikasi. Ketiga,
adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses komunikasi.Pendekatan komunikasi telah
menjadi suatu pendekatan yang lintas disipliner dalam artimencakup berbagai disiplin ilmu lainnya,
karena disadari bahwa komunikasi merupakan suatu proses sosial yang kompleks.Sedikitnya ada
tujuh tokoh yang punya andil besar dalam periode ini. Mereka adalahClaude E. Shannon, Nortert
Wiener, Harold Lasswell, Kurt Lewin, Carl I. Hovland, Paul F.Lazarsfeld, dan WilburSchramm.
Harold D. Lasswell (ahli ilmu politik), Paul F. Lazarsfeld(ahli sosiologi), Kurt Lewin dan Carl I.
Hovland (keduanya ahli psikologi sosial), disebut oleh
Wilbur Schramm sebagai “the founding fathers” (para pendiri atau perintis) ilmu komunikasi.
Disebut demikian karena pokok-pokok pikiran mereka dipandang sebagai landasan
bagi pengembangan teori-teori komunikasi. Wilbur Schramm sendiri dinilai sebagai
“institutionalizer”, yakni yang merintis upaya pelembagaan pendidikan komunikasi sebagai
bidang kajian akademis. Karena jasanyalah pengembangan bidang kajian komunikasi menjadi
suatudisiplin ilmu sosial yang mapan dan melembaga menjadi teralisasi. “
Institute of Communication Research
” yang didirikan Schramm di Illonis pada tahun 1947, merupakan
lembaga pendidikan tinggi ilmu komunikasi yang pertama di Amerika Serikat. Sementara itu
dua tokoh lainnya yakni Claude E. Shannon dan Norbert Wiener disebut sebagai “insinyur
-
insinyur komunikasi”.

Istilah “
Mass Communication
” (Komunikasi Massa) dan “
Communication Research

(Penelitian Komunikasi) mulai banyak dipergunakan. Cakupan bidang studi komunikasi
mulaidiperjelas dan dibagi dalam empat bidang tataran : komunikasi intrapribadi,
komunikasiantarpribadi, komunikasi kelopok dan organisasi, dan komunikasi macro-sosial
sertakomunikasi massa. Lebih lanjut, sejalan dengan kegiatan pembangunan yang terjadi di
seluruhnegara, termasuk negara-negara berkembang, studi-studi khusus tentang peranan dankontribusi
komunikasi dalam proses perubahan sosial, difusi inovasi, juga mulai banyak dilakukan.d. Periode
teknologi komunikasi : 1960-an

Sekarangsejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kompleks dan
mengarah pada spesialisasi. Menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi sebagai suatu
disiplin telah memasuki periode “
lake off”
(linggl landas) sejak taun 1950. Secara institusionalkepesatan perkemangan ilmu komunikasi pada
masa sekarang ini antara lain tercermin
dalam beberapa indikator sebagai berikut : (1) jumlah universitas yang menyelenggarakan program pe
ndidikan komunikasi semakin banyak dan tidak hanya teratas dinegara-negara maju sepertiAS, tetapi
juga negara-negara berkembang di Asia, Amerika lain dan Afrika, (2) asosiasi-

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Indiwan Seto Wahju W.


PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
10

asosiasi profesional di bidang ilmu komuniksasi juga semakin banyak tidak saja
dalam jumlahnya tetapi juga cakupan keanggotaanya yang regional dan internasional, dan (3)semakin
banyak pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi. Dalam bidsangkeilmuan, kemajuan
disiplin komunikasi ini juga tercermin dengan (1) semakin banyaknyaliteratur komunikasi seperti
buku-buku, jurnal-jurnal, hasil-hasil penelitian ilmiah ataupunterapan, mograts, dan bentuk-bentuk
penerbitan lainnya (2) semakin beragamnya bidang- bidang studi spesialisasi komunikasi (3) serta
semakin banyaknya teori-teori dan model-modeltentang komunikasi yang dihasilkan para ahli.
Sebagai gambaran, hingga saat ini terdapat 126definisi, sekitar 50 teori dan 28 model tentang
komunikasi (Dance, 1982; Litlejonh, 1989;Mcquail & Windahl, 1981; Porsdale, 1981).Periode masa
sekarang juga disebut periode teknologi komunikasi dan informasi yangditandai oleh beberapa faktor
sebagai berikut : (1) kemajuan teknologi komunikasi daninformasi seprti komputer, VCR, TV Cable,
parabola,
video home computers,
satelitkomunikasi, teleprinter,
videotext, laser vision,
dan alat komunikasi jarak jauh lainya, (2)tumbunya idustri media yang jangakauanya tidak hanya
bersifat nasional tetapi juga regioanaldan global,(3) ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan
politik global/internasionalkhususnya dalam konteks
“center periphery”
(pusat dan sekelilingnya/ pinggiranya),(4)semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di
seluruh negara, serta (5) semakinmeluasnya proses demokratisasi (liberalisasi ?) ekonomi dan poliik.
Sebagai akiatnya, studi-studi komunikasi yang banyak di lakukan (khususnya di negara maju seperti
AS) cenderungdifokuskan pada proses dan dampak sosial penggunaan teknologi media komunikasi,
arus penyebaran dan pemusatan informasi regional dan global (misalnya
“transborder data flow”
),aspek-aspek politik dan ekonomi informasi, kompetisi antar industri media, dampak sosial
dariteknologi interaktif seperti komputer, komunikasi manusia mesin, dampak
telekomunikasiterhadap hubungan antar-budaya, serta aspek-aspek yang menyangku manajemen
informasi.Pendekatan disiplin ekonomi mulai diterapkan, kerena disadari bahwa informasi di
masasekrang ini merupakan komoditi yang mempunyai nilai tambah.Dibandingkan dengan jurusan-
jurusan lainnya di lingkungan ilmu sosial dan ilmu politik, jurusan komunikasi sebenarnya
merupakan jurusan yang tergolong “tertua”. Sebutan
jurusan ilmu komuikasi baru dikenal pada sekitar tahu 1970-an. Sementara sebelumnya populer
dengan jurusan Publisitik atau jurnalisik.
Menurut lapa “perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia” yang dibuat
oleh TunISKI Semarang, ilmu komunikasi telah diajarkan pada akademi ilmu politik di
yokyakarta pada tahun 1949. 1950, akademi tersebut kemudia menjadi bagian sosial politik dari fakult
ashukumUniversitas Gajah Mada, dimana peerangan menjadi salah satu jurusan yang ada didalamnya.
Perguruan tinggi berikutnya yang menyelenggarakan pendidikan komunikasiadalah perguruan tinggi
Djurnalistik di Jakarta yang didirikan pada tanggal 5 September 1953.Kini perguruan tinggi ini
namanya telah berubah menjadi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang memiliki Fakultas Ilmu
Komunikasi.Di Universitas Indonesia, pendidikan komunikasi telah dimulai sejak tahun 1959dengan
dibukanya jurusan Publisistik pada Fakultas Hukum dan Ilmu PengetahuanKemasyarakatan.
Dibukanya jurusan Publisistik ini sekaligus merupakan awal dari munculnyafakultas baru di
lingkungan Universitas Indonesia, yakni Fakultas Ilmu PengetahuanKemasyarakatan (IPK). Empat
taun kemudian sebutan Fakultas IPK diganti menjadi FakultasIlmu-Ilmu Sosial (FIS-UI), dan sejak
tahun 1983 nama FIS-UI ini diubah lagi menjadiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Sejalan dengan perubahan nama Fakultas,sebutan jurusan Publisistik pun ikut berganti menjadi
Departemen Komunikasi Massa (1972),dan kemudian menjadi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP-UI
pada tahun 1983.Di Bandung, Jawa Barat, pendidikan komunikasi dimulai pada tahun 1960
dengandidirikannya Fakultas Djurnalistik dan Publisistik yang berada di bawah naungan
YayasanPembina Universitas Padjadjaran. Fakultas ini kemudian menjadi Institut Publisistik,
dantanggal 3 November 1965 diubah statusnya menjadi Fakultas Publisistik UniversitasPadjajaran.
Kini namanya telah berubah menjadi Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM-UNPAD). Pada tahun-
tahun berikutnya perguruan-perguruan tinggi baik negeri ataupunswasta yang menyelenggarakan
pendidikan komunikasi semakin banyak jumlahnya. Menurut

Anda mungkin juga menyukai