Anda di halaman 1dari 8

Soal 1

PT. Ananda Tbk. Sebuah perusahaan manufaktur yang menghasilkan dan menjual produk
dalam dua jenis kualitas yang berbeda yaitu kualitas istimewa dan reguler. Data keuangan
yang terhimpun untuk kedua jenis kualitas produk tersebut sebagai berikut:

Keterangan Produk Istimewa Produk Reguler


Volume Produksi 4.000 unit 18.000 unit
Harga Jual Rp400,00 Rp200,00
Biaya Utama Rp200,00 Rp80,00
Jam Kerja Langsung 30.000 90.000

Akuntan Manajemen perusahaan mengidentifikasikan aktivitas cost poll yang dianggarkan


dan pemicu aktivitas sebagai berikut:

Cost Pool Pemicu


Aktivitas
Dianggarkan Aktivitas/Activity Driver
Rekayasa Rp150.000,00 Jam Rekayasa
Setup Rp360.000,00 Jam Setup
Perputaran Mesin Rp1.800.000,00 Jam Mesin
Pengepakan Rp90.000,00 Jumlah Pengepakan

Berikut data aktivitas atau transaksi yang sesungguhnya untuk kedua jenis produk:

Konsumsi Aktivitas
Aktivitas Istimewa Reguler Total
Jam Rekayasa 6.000 9.000 15.000
Jam Setup 240 120 360
Jam Mesin 60.000 120.000 180.000
Jumlah Pengepakan 6.000 12.000 18.000

Hitunglah:
a. Biaya produk per unit kualitas istimewa dan reguler dengan sistem konvensional.
b. Biaya produk per unit kualitas istimewa dan reguler dengan sistem ABC.
c. Buatlah analisis profitabilitas produk berdasarkan kedua sistem tersebut.
d. Bandingkan dan jelaskan hasil perhitungan biaya overhead kedua sistem tersebut.
Jawaban:
a. Sistem Konvensional
Total jam kerja langsung = 30.000 + 90.000 = 120.000 jam
Tarif overhead per JKL = Rp2.400.000,00/120.000 jam
= Rp20,00/jam kerja langsung
Biaya overhead dibebankan:
Ke produk Total Per unit
Istimewa 30.000 x Rp20,00 = Rp600.000,00 Rp100,00
Reguler 90.000 x Rp20,00 = Rp1.800.000,00 Rp100,00

b. Sistem ABC

Pemicu Aktivitas Total Biaya Konsumsi Aktivitas Tarif Aktivitas


Rekayasa Rp150.000,00 15.000 Rp10,00
Setup Rp360.000,00 360 Rp1.000,00
Perputaran mesin Rp1.800.000,00 180.000 Rp10,00
Jumlah pengepakan Rp90.000,00 18.000 Rp5,00

Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke masing-masing produk dihitung sebagai


berikut:
Produk Istimewa

Pemicu Tarif Jumlah Biaya Overhead Biaya Overhead


Aktivita
Aktivitas Aktivitas s Total per unit
Jam Rekayasa Rp10,00 6.000 Rp60.000,00 Rp10,00
Jam Setup Rp1.000,00 240 Rp240.000,00 Rp40,00
Jam Mesin Rp10,00 60.000 Rp600.000,00 Rp100,00
Jumlah Pengepakan Rp5,00 6.000 Rp30.000,00 Rp5,00
Rp930.000,00

Produk Reguler

Pemicu Tarif Jumlah Biaya Overhead Biaya Overhead


Aktivita
Aktivitas Aktivitas s Total per unit
Jam Rekayasa Rp10,00 9.000 Rp90.000,00 Rp5,00
Jam Setup Rp1.000,00 120 Rp120.000,00 Rp6,67
Jam Mesin Rp10,00 120.000 Rp1.200.000,00 Rp66,67
Jumlah Pengepakan Rp5,00 12.000 Rp60.000,00 Rp3,33
Rp1.470.000,00
c. Analisis Profitabilitas
1) Sistem Konvensional

Keterangan Istimewa Reguler


Harag jual per unit Rp400,00 Rp200,00
Biaya Produk:
Biaya utama Rp200,00 Rp80,00
Biaya overhead Rp100,00 Rp100,00
Biaya produk per unit Rp300,00 Rp180,00
Margin kontribusi Rp100,00 Rp20,00

2) Sistem Aktivitas

Keterangan Istimewa Reguler


Rp400,0 Rp200,0
Harag jual per unit 0 0
Biaya Produk:
Rp200,0 Rp80,0
Biaya utama 0 0
Biaya overhead:
- Jam Rekayasa Rp10,00 Rp5,00
- Jam setup Rp40,00 Rp6,67
Rp100,0 Rp66,6
- Jam mesin 0 7
- Jumlah pengepakan Rp5,00 Rp3,33
Rp155,0 Rp81,6
0 7
Biaya produk per Rp355,0 Rp161,6
unit 0 7
Margin kontribusi Rp45,00 Rp38,33
d. Perbandingan hasil perhitungan biaya overhead kedua system sebagai berikut:

Produk Konvensional ABC Perbedaan


Istimewa:
(Rp330.000,00
Overhead total Rp600.000,00 Rp930.000,00 )
Overhead per unit Rp100,00 Rp155,00 (Rp55,00)
Margin per unit Rp100,00 Rp45,00 Rp55,00
Reguler:
Overhead total Rp1.800.000,00 Rp1.470.000,00 Rp330.000,00
Overhead per unit Rp100,00 Rp81,67 Rp18,33
Margin per unit Rp20,00 Rp38,33 (Rp18,33)

Simpulan:
Penentuan biaya overhead konvensional memiliki keterbatasan yaitu produk volume
rendah dan kompleks (produk kualitas istimewa), biaya overhead ditentukan di bawah
yang seharusnya (Rp600.000,00 < Rp930.000,00), sedang produk yang bervolume tinggi
dan sederhana (produk reguler), biaya overheadnya ditentukan lebih besar dari
seharusnya (Rp1.800.000,00 > Rp1.470.000,00). Jadi penentuan biaya overhead
konvensional dapat menyebabkan distorsi pengukuran persediaan, keputusan tentang lini
produk yang tidak tepat, penentuan harga jual yang tidak reaalistis, alokasi sumber daya
yang tidak efektif, fokus strategi yang keliru dan hilangnya keunggulan kompetitif.
Untuk mengatasi kelemahan sistem konvensional, maka sistem activity based costing
memberikan hasil penentuan biaya produk lebih akurat.
Soal 2
Perusahaan Petrogas memberikan informasi terkait kegiatan operasionalnya yaitu terdapat 4
aktivitas yang menyebabkan biaya sebagai berikut :
Aktivitas Biaya
Penggunaan Kelistrikan Rp 240.000.000
Pengujian 120.000.000
Pengesetan 200.000.000
Penanganan Bahan 160.000.000

Data Produksi sebagai berikut :


Pengukuran Penggunaan Aktivitas
Keterangan Premium Solar Total
Unit diproduksi 20.000 200.000
Biaya Utama Rp 156.000.000 Rp 1.476.000.000
Jam kerja langsung 20.000 180.000 200.000
Jam Mesin 10.000 90.000 100.000
Production run 40 20 60
Pemindahan bahan 120 60 180

Diminta :
1. Hitunglah Rasio Konsumsi untuk metode Activity Base Costing dan Hitung Biaya ABC

Jawaban :
1.
Rasio Konsumsi
Aktivitas Pemicu Premium Rasio Solar Rasio
Kelistrikan Jam mesin 10.000 : 100.000 0,10 90.000 : 100.000 0,90
Pengujian Jam Kerja 20.000 : 200.000 0,10 180.000 : 200.000 0,90
Langsung
Pengesetan Production run 40 : 60 0,67 20 : 60 0,33
Penanganan Pemindahan 120 : 180 0,67 60 : 80 0,33
bahan bahan

Keterangan Aktivitas Biaya Biaya Per Kelompok Total


Kelompok 1 Kelistrikan Rp 240.000.000
Pengujian 120.000.000 Rp 360.000.000
Kelompok 2 Pengesetan Rp 200.000.000
Penanganan bahan 160.000.000 Rp 360.000.000
Tarif Overhead dibebankan = Anggaran biaya overhead per pool aktivitas : Aktivitas
diestimasi per pool
Tarif kelompok 1 = Rp 360.000.000 : 200.000 jam kerja langsung
= Rp 1.800 / jam kerja langsung
Tarif kelompok 2 = Rp 360.000.000 : 180 pemindahan bahan
= Rp 2.000.000/pemindahan bahan
Perhitungan Biaya ABC
Keterangan Premium Solar
Biaya utama Rp 156.000.000 Rp 1.476.000.000
Biaya Overhead dibebankan
Kelompok 1 (Jam Kerja Langsung)
Rp 1.800 x 20.000 36.000.000 -
Rp 1.800 x 180.000 - 324.000.000
Kelompok 2 (Pemindahan Barang)
Rp 2.000.000 x 120 240.000.000 -
Rp 2.000.000 x 60 - 120.000.000
Total biaya manufaktur Rp 432.000.000 Rp 1.920.000.000
Dibagi : Unit Produksi 20.000 200.000
Biaya per unit Rp 21.600 Rp 9.600
Soal 5
Pembebanan Biaya Overhead Activity Based Costing
DATA PRODUKSI
Keterangan Produk A Produk B Total
Unit Produksi 20.000 unit 100.000 unit 120.000 unit
Biaya Utama Rp 50.000.000 Rp 250.000.000 Rp 300.000.000
Jam Tenaga Kerja 20.000 jam 100.000 jam 120.000 jam
Langsung
Jam Mesin 10.000 jam 50.000 jam 60.000 jam
Jumlah Kegiatan 20 kali 30 kali 50 kali
Produksi
Jumlah Kegiatan 800 kali 1.200 kali 2000 kali
Inspeksi

DATA PER DEPARTEMEN


Keterangan Departemen 1 Departemen 2 Total
Jam Tenaga Kerja
Langsung : 4.000 jam 16.000 jam 20.000 jam
Produk A 76.000 jam 24.000 jam 100.000 jam
Produk B
Total 80.000 jam 40.000 jam 120.000 jam
Jam Mesin :
Produk A 4.000 jam 6.000 jam 10.000 jam
Produk B 16.000 jam 34.000 jam 50.000 jam
Total 20.000 jam 40.000 jam 60.000 jam
Biaya Overhead :
Biaya Setup Rp 44.000.000 Rp 44.000.000 Rp 88.000.000
Biaya Inspeksi 37.000.000 37.000.000 74.000.000
Biaya Energi 14.000.000 70.000.000 84.000.000
Insentif Tenaga Kerja 52.000.000 26.000.000 78.000.000
Langsung
Total 147.000.000 177.000.000 324.000.000

Diminta :

1. Hitunglah Harga Pokok Produk dengan menggunakan Activity Base Costing


Jawaban :

Keterangan Kelompok 1 Kelompok 2


Biaya Setup 88.000.000
Biaya Inspeksi 74.000.000
Biaya Energi 84.000.000
Insentif TKL 78.000.000
Jumlah 162.000.000 162.000.000
Tarif BOP : Berdasarkan Kegiatan Produksi Berdasarkan Jam TKL
= 162.000.000/50 = 162.000/120
= 3.240.000 = 1.350

Harga Pokok Produk Per Unit :


Produk A :
Biaya Utama = Rp 50.000.000 / 20.000 unit = Rp 2.500
BOP Kel. 1 = (Rp 3.240.000 x 20) / 20.000 = Rp 3.240
BOP Kel. 2 = (Rp 1.350 x 20.000) / 20.000 = Rp 1.350
Jumlah BOP = Rp 4.590
Harga Pokok Per Unit = Rp 9.090
Produk B :
Biaya Utama = Rp 250.000.000 / 100.000 unit = Rp 2.500
BOP Kel. 1 = (Rp 3.240.000 x 30) / 100.000 = Rp 972
BOP Kel. 2 = (Rp 1.350 x 100.000) / 100.000 = Rp 1.350
Jumlah BOP = Rp 2.322
Harga Pokok Per Unit = Rp 4.822

Anda mungkin juga menyukai