Anda di halaman 1dari 28

Lampiran 1 Peta Perbatasan Darat Indonesia- Malaysia

Lampiran 2 Konvensi Belanda- Inggris


Lampiran 3 Hasil Wawancara

Penyelesaian lima titik Outstanding Boundary Problems (OBP), Bp. Ponco Wasono selaku
Kabid Ancaman Terhadap Negara (P) dan Bp. Totot Gumulyo selaku Kabid Wilayah Perbatasan
(T) Kemenko Polhukam. Peneliti adalah Esti (E)

T: Permasalahan perbatasan Indonesia itu menjadi permasalahan yang rumit karena berkaitan
dengan berbagai aspek kehidupan negara. Ketika kita berbicara tentang perbatasan maka kita
akan berbicara pula tentang kedaulatan wilayah, kehidupan masyarakat, perekonomian,
keamanan dan hal-hal yang lain. Sebut saja permasalahan yang sampai saat ini masih belum
diselesaikan yaitu perbatasan darat Indonesia Malaysia di Kalimantan.

E : Bagaimana sebenarnya kronologi awal permasalahan OBP ?

T : Ketika kita berbicara batas darat maka akan muncul satu istilah yaitu Outstanding Boundary
Problems (OBP) yang hal itu hanyalah sebuah istilah atau sebutan untuk titik permasalahan batas
khusus darat antara Indonesia dengan Malaysia yang belum dapat terselesaikan sejak jaman
kolonial sampai saat ini yakni ada 9 titik dan Indonesia membagi ke dalam 2 sektor yaitu 4 titik
di sektor barat dan 5 titik di setor timur.

E : Apa yang sebenarnya membuat sulit penyelesaian titik OBP tersebut sehingga belum dapat
terselesaikan ?

P : Sebelum kita masuk ke dalam hal-hal yang mempengaruhi penyelesaian permasalahan OBP
kita perlu mengetahui terlebih dahulu bahwa kedua negara ini yakni Indonesia dan Malaysia itu
sama-sama memiliki rasa keinginpunyaan terhadap wilayah-wilayah di Kalimantan Utara
sehingga dar hal tersebut maka timbul keinginan setiap negara untuk memperjuangkan
keinginanya dalam rangka mencapai keinginannya.

T : Kalimantan Utara adalah provinsi yang sangat jauh dengan jangkauan kota di Kalimantan.
Geografis dan jalan yang sulit dan jauh harus ditempuh ketika akan datang ke Kalimantan Utara.
E : Berarti kondisi Kalimantan Utara baik dari sisi geografis maupun masyarakat sangat
mempengaruhi ?

T : Tentu sangat mempengaruhi karena dalam kita menyelesaikan permasalah di garis batas
namun di sisi lain ada hal-hal yang harus kita pertahankan salah satunya adalah kehidupan
masyarakat. Karena apabila kita tau kehidupan masyarakat perbatasan sangatlah rendah.
Jangkauan yang jauh dari pusat membuat mereka memilih untuk beraktifitas di Malaysia.
Bahkan banyak fasilitas-fasilitas yang Malaysia beri untuk masyarakat perbatasan Indonesia.
Jalan dan medan yang sulit serta lokasi perbatasan yang sangat jauh dari daerah perkotaan juga
mempengaruhi proses koordinasi dan kunjungan-kunjungan oleh pemerintah ke wilayah-wilayah
perbatasan. Sedangkan tempat tinggal masyarakat sangat dekat dengan wilayah Malaysia
sehingga banyak dari mereka memilih untuk beraktifitas di wilayah malaysia dibandingkan ke
wilayah-wilayah perkotaan di Indonesia. Saluran televisi pun masih sulit dari pusat Indonesia ke
perbatasan, sehingga masyarakat perbatasan masih banyak menggunakan saluran televisi dari
Malaysia.

P : Selain kondisi masyarakat ada hal lain yaitu keadaan bentang alam. Dalam jangka beberapa
waktu saja kita bisa melihat bahwa alam sangat cepat untuk berubah. Kita bayangkan saja untuk
permasalahan ini yang sudah sejak masa kolonialisme sudah berpuluh-puluh tahun secara
otomatis alam akan berubah dan perubahan tersebut tentunya memberikan pengaruh terhadap
batas wilayah negara yang dalam hal ini kedua negara Indonesia dan Malaysia itu menggunakan
bentang alam sebagai batas negara meskipun di samping itu kita membangun tugu-tugu
perbatasan di wilayah-wilayah OBP.

E : Jadi dalam hal ini kedua negara tidak bisa saling menyalahkan ya pak apabila terjadi
perubahan alam ?

T : Sejauh ini kami dari kedua belah pihak menyadari adanya perubahan pada alam, namun yang
kita upayakan sekarang adalah bagaimana bisa melakukan pengukuran sesuai dengan patokan
Belanda dan Inggris namun disesuaikan dengan kondisi saat ini. Nah itu lah yang menjadi titik
persoalan yang belum bisa terjawab sampai saat ini

P : Ada satu hal yang tidak kalah penting adalah pengaruh tenologi, bahwa kita kedua belah
pihak menyadari bahwa adanya perubahan tenologi yang kita gunakan. Kita tidak tau dengan
teknologi apa negara colonial menenetukan garis batas, namun saat ini Indonesia dan Malaysia
saat ini menggunakan metode foto udara dalam menetukan garis batas. Namun lagi-lagi metode
tersebut juga belum mampu membawa permasalahan ke titik penyelesaian.

E : Dari beberapa hal yang mempengaruhi penyelesaian OBP tersebut, apakah sebenarnya OBP
sudah menjadi prioritas presiden-presiden sebelum Jokowi ?

P : Tentu permasalahan perbatasan itu menjadi prioritas setiap presiden. Namun perbedaanya
adalah pada bagaimana setiap presiden mengimplementasikan prioritasnya. Pada masa presiden
Jokowi ini terlihat jelas karena persoalan perbatasan dituangkan dalam Nawacitanya yang ketiga.
Dan salah satu progres Jokowi telah direalisasian dengan adanya pembangunan Pos Lintas Batas
Negara (PLBN) di wilayah Kalimantan Utara. Indonesia sebenarnya memiliki peluang terhadap
wilayah-wilayah perbatasan dengan Malaysia terutama pada 5 titik OBP di Kalimantan Utara.
Peluang tersebut dapat dilihat dari kehidupan masyarakat yang hidup di perbatasan di mana
mereka masih memiliki rasa nasionalisme dan cinta terhadap tanah air, meskipun mereka masih
berada pada keadaan kehidupan yang masih kurang. Peluang yang lain adalah bahwa banyak
terdapat SDA yang sangat banyak sehingga SDA tersebut dapat ditingkatkan menjadi agrobisnis
yang luas demikian juga dengan SDM nya, bahwa Indonesia masyarakat perbatasan yang
potensial untuk ditingkatkan.

T : Dalam memperkuat perwujudan Nawacitanya. Presiden Jokowi juga menggunakan dasar-


dasar secara hukum yang di dalam dasar hukum tersebut tentunya termuat berbagai acuan dalam
penyelesaian permasalahan perbatasan. Untuk lebih lengkapnya dapat menguraikan di dalam UU
No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara, Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-
2019 dan juga pada Peraturan BNPP No 1 Tahun 2015 untuk mengetahui apa saja yang menjadi
kepentingan Indonesia di wilayah OBP Kalimantan Utara dan segala peraturanya.

P : Hal lain yang tentunya dilakukan oleh Indonesia dengan Malaysia adalah dengan jalan
negoisasi yang diwujudkan dalam upaya diplomasi. Karena upaya ini tidak boleh dihilangkan
bagi setiap negara dalam setiap penyelesaian permasalahan secara damai antar dua negara atau
lebih. Sehingga melalui hal-hal yang telah di upayakan Jokowi diharapkan bisa mempermudah
penyelesaian permasalahan perbatasan terutama lima titik OBP di Kalimantan Utara. Disamping
itu dapat mewujudkan kehidupan masyarakat perbatasan yang terjamin dengan kehidupan yang
semestinya.

Penyelesaian Outstanding Boundary Problems (OBP). Bp. Aris Kurnia selaku Kabid
Perencanaan BNPP (A) dan Ibu Endah Dewi selaku Staff Perencanaan BNPP (En). Peneliti
adalah Esti (E)

A : Ada banyak alasan mengapa kita harus mempertahankan perbatasan bahkan harus
menyelesaia setiap permasalahan yang terjadi di perbatasan.

E : Bagaimana kaitanya dengan OBP di Kalimantan Utara ?

A : Sama saja, permasalahan tentang batas darat Indonesia Malaysia di Kalimantan Utara. Ada
banyak hal yang kita punya di sana mulai dari masyarakat terutama di Pulau Sebatik, hutan,
sumber daya alam yang sangat luar biasa yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019, tanah-tanah
ulayat masyarakat yang sangat luas dan masih banyak lagi.

E : Faktor apa yang sebenarnya BNPP bisa lihat tentang penyelesaian OBP di Kalimantan Utara?

A : Untuk OBP itu adalah permasalahan yang sangat rumit untuk di selesaikan dan
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menemukan satu titik temu. Salah satunya adalah
kita sebagai negara yang memiliki kepentingan nasional tentunya tidak pernah tau apa yang
menjadi kepentingan negara lain. Fokus suatu negara adalah untuk mencapai kepentinganya
masing-masing. Nah ini lah yang menjadi faktor bahwa kita tidak pernah tau bagaimana jalan
politik luar negeri Malaysia terait dengan wilayah-wilayah OBP di Kalimantan Utara. Hal
tersebut di wujudkan dari ketika dalam meja perundingan Malaysia oke dengan Indonesia namun
pada kenyataanya Malaysia membuat hal-hal baru di belakang Indonesia misalanya pembuatan
peta sepihak. Sampai saat ini Indonesia sendiri itu belum mengetahui bagaimana jalan ataupun
alur politik luar negeri Malaysia, apa saja yang menjadi kepentingan Malaysia, dan kebijakan
nasional apa saja yang telah dibuat atau dilakukan oleh Malaysia terkait dengan perbatasan darat
dengan Indonesia di Kalimantan Utara. Saat ini Indonesia sendiri telah menerapkan politik luar
negeri yang aktif dengan mengajak Malaysia terus melalukan perundingan dan pertemuan-
pertemuan namun dari pihak Malaysia kurang menanggapi secara aktif akan hal-hal yang telah
dilakukan oleh Indonesia.
E : Bagaiamana sikap Indonesia terhadap Malaysia ?

A : Sejauh ini melihat sikap Malaysia yang seperti itu, Indonesia masih pihak Indonesia belum
memiliki utusan secara khusus dari Indonesia ke Malaysia untuk mencari tahu bagaimana alur
politik luar negeri Malaysia yang berkaitan dengan perbatasan negara tidak seperti di laut yang
sudah memiliki utusan sediri dalam urusan perbatasan laut.

En : Selain tidak taunya Indonesia tentang apa yang menjadi keinginan Malaysia ada hal lain
yang menurut saya juga penting yaitu belum adanya persamaan tujuan antar
Kementerian/Lembaga.

E : Jadi kalau permasalahan itu masuk permasalahan dari dalam ya bu ?

En : Iya, karena seperti yang kita tahu bahwa ada banyak sekali Kementerian/Lembaga yang
terlibat dalam penanganan perbatasan terutama perbatasan darat Indonesia Malaysia di
Kalimantan Utara ini. Dari setiap K/L sendiri belum memiliki koordinasi yang jelas untuk
menyelesaiakan permasalahan OBP, bahkan ada beberapa K/L yang tida tahu secara pasti apa itu
OBP. Ketidakjelasan proses penyelesaian oleh K/L yaitu bahwa setian K/L memiliki prioritas,
pandangan dan agenda masing-masing yang tentunya berbeda antar satu K/L dengan K/L yang
lainya terkait dengan penyelesaian perbatasan. Misalnya K/L A tahun 2017 memiliki agenda
penyelesaian perbatasan sedangkan K/L B atau yang lain tidak memiliki agenda tersebut atau
justru sebaliknya K/L A tidak menjadikan perbatasan sebagai prioritas namun K/L yang lain
menjadikan perbatasan sebagai program prioritas mereka. Hal inilah yang memperlama
pelaoporan kepada presiden untuk mendapatan keputusan tentang apa yang hendak dilakukan
secara bersama.

A : Namun jangan hanya terpacu pada dua hal tersebut karena disamping itu ada hal-hal lain
yang harus diuraikan seperti kondisi sosial mayarakat perbatasan dan peralatan yang digunakan.

E : Lalu bagaimana dengan cara yang dilakukan khususnya pada era Jokowi ini ?
A : Berpacuan pada Nawacita Jokowi yang ketiga bahwa akan membangun Indonesia dari
pinggiran secara otomatis perbatasan akan menjadi prioritasnya.

En : Hal yang kedua negara lakukan yang paling utama adalah berdiplomasi. Mengapa Indonesia
memilih jalur diplomasi karena diplomasi adalah cara yang istilahnya paling sopan untuk kita
bertemu dengan negara lain. Diplomasi kedua negara ini diwujudkan melalui perundingan-
perundingan organisasi-organisasi yang bergerak dalam penanganan perbatasan.

E : Apakah sejauh proses penyelesaian OBP ini ada intervensi dari negara lain ?

En : Tidak, dalam proses penyelesaian OBP ini tidak ada campur tangan atau intervensi dari
negara lain di luar Indonesia dan Malaysia mesipun dari negara-negara tetangga. Dari kita pun
juga membuat kesepakatan untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan tanpa adanya
intervensi negara lain.

A : Sejauh pemerintahan Presiden Joko Widodo menyetujui adanyaa pembangunan Pos Lintas
Batas Negara (PLBN) dengan Malaysia dengan tujuan untuk mempertegas kembali
permasalahan perbatasan di Kalimantan Utara dan untuk membuka jalan secara legal untuk
masyarakat di perbatasan untuk melakukan aktivitas dengan Malaysia dan juga terlebih untuk
memperjelas tentang wilayah Indonesia di sepanjang perbatasan.

En : Di setiap PLBN tersebut telah tersebar banyak personel untuk membantu menjaga segala
sesuatu yang terjadi di perbatasan. Dalam pengontrolan saat ini dari pihak Indonesia telah
melakuan pengontrolan secara aktif karena pengontrolan langsung dilaukan dari pemerintah
pusat, hal tersebut juga bertujuan untuk memperlihatkan bahwa ada kepedulian yang sangat
tinggi dari pemerintah pusat terhadap perbatasan. Pengelolaan dan penjagaan sumber daya juga
dilakuan dengan tujuan memperkuat perekonomian di perbatasan dengan adanya pusat-pusat
perekonomian di wilayah-wilayah perbatasan.

E : Jadi peran aktif pemerintah pusat saat ini sangat dibutuhkan untuk masyarakat perbatasan ya
bu ?
En : Tentu saja karena ketika mereka nyaman dengan pemerintah pusat negara sendiri maka
negara juga akan lebih mudah dalam penyelesaian permasalahan perbatasan terutama lima titik
OBP di Kalimantan Utara sehingga aka mudah bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan
secara bersama-sama dan hal tersebut nantinya akan memberikan kenyamanan serta status yang
jelas.

Anda mungkin juga menyukai