Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat ,taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “ASMA” guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Patofisiologi
Kesehatan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Bambang Utoyo, selaku dosen mata
kuliah Patofisiologi Kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami tentang ASMA. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang mmbantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu ,kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan karya ini.Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang dari
berbagai kalangan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI.........................................................................................................................3
BAB III......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Pengertian Asma.................................................................................................................5
B. Faktor Resiko Terjadinya Penyakit Asma.......................................................................5
C. Gejala Awal Asma..........................................................................................................6
D. Jenis jenis Asma..............................................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit asma merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia, baik di
negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Saat ini, penyakit asma juga
sudah tidak asing lagi di masyarakat. Asma dapat diderita oleh semua lapisan masyarakat
dari usia anak-anak sampai usia dewasa. Penyakit asma awalnya merupakan penyakit
genetik yang diturunkan dari orang tua pada anaknya. Namun, akhir-akhir ini genetik
bukan merupakan penyebab utama penyakit asma. Polusi udara dan kurangnya
kebersihan lingkungan di kota-kota besar merupakan faktor dominan dalam peningkatan
serangan asma.
Asma dapat timbul pada segala umur, dimana 30% penderita mempunyai gejala pada
umur 1 tahun, sedangkan 80-90% anak yang menderita asma, gejala pertamanya muncul
sebelum umur 4-5 tahun. Sebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya
mendapat serangan ringan sampai sedang, yang relatif mudah ditangani. Sebagian kecil
mengalami asma berat yang berlarut-larut, biasanya lebih banyak yang terus menerus dari
pada yang musiman. Hal tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu
kehadirannya di sekolah, aktivitas bermain, dan fungsi dari hari ke hari.
Asma juga salah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara
total. Kesembuhan dari satu serangan asma tidak menjamin dalam waktu dekat akan
terbebas dari ancaman serangan berikutnya. Terutama apabila pekerjaan dan
lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita harus selalu berhadapan dengan faktor
alergen yang menjadi penyebab serangan. Karena asma merupakan penyakit yang tidak
bisa disembuhkan secara total, biasanya dokter merujuk penderita asma kepada fisioterapi
yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang ditimbulkan akibat asma. Fisioterapi
membantu penderita asma untuk dapat tetap aktif dan mendapatkan kebugaran tubuh
yang optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Kenapa Gejala Asma bisa Muncul?
2. Bagaimana Proses Terjadinya Asma ?
3. Apa Saja Faktor Resiko Asma ?
1
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui maksud dari penyakit asma
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya asma
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit asma
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Definisi asma menurut Global Initiative for Asthma (GINA), asma adalah
gangguan inflamasi kronik pada saluran napas dengan berbagai sel yang berperan,
khususnya sel mast, eosinofil dan limfosit T. Pada individu yang rentan inflamasi,
mengakibatkan gejala episode mengi yang berulang, sesak napas, dada terasa
tertekan, dan batuk khususnya pada malam atau dini hari. Gejala ini berhubungan
dengan obstruksi saluran napas yang luas dan bervariasi dengan sifat sebagian
reversible baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Inflamasi ini juga
berhubungan dengan hipereaktivitas jalan napas terhadap berbagai rangsangan.
3
pernapasan sehingga menyebabkan peningkatan 8 permeabilitas dinding vaskular,
edema saluran napas, infiltrasi sel-sel radang, hipersekresi mukus, keluarnya plasma
protein melalui mikrovaskuler bronkus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan
hipereaktivitas saluran napas. Faktor lainnya yang dapat menginduksi pelepasan
mediator adalah obat-obatan, latihan, udara dingin, dan stress.
Selain merangsang sel inflamasi, terdapat keterlibatan sistem saraf otonom pada
jalur non-alergik dengan hasil akhir berupa inflamasi dan hipereaktivitas saluran
napas. Inhalasi alergen akan mengaktifkan sel mast intralumen, makrofag alveolar,
nervus vagus dan mungkin juga epitel saluran napas. Reflek bronkus terjadi karena
adanya peregangan nervus vagus, sedangkan pelepasan mediator inflamasi oleh sel
mast dan makrofag akan membuat epitel jalan napas lebih permeabel dan
memudahkan alergen masuk ke dalam submukosa, sehinggameningkatkan reaksi
yang terjadi. Keterlibatan sel mast tidak ditemukan pada beberapa keadaan seperti
pada hiperventilasi, inhalasi udara dingin, asap, kabut dan SO2. Reflek saraf
memegang peranan pada reaksi asma
yang tidak melibatkan sel mast. Ujung saraf eferen vagal mukosa yang terangsang
menyebabkan dilepasnya neuropeptid sensorik senyawa P, neurokinin A dan
calcitonin Gene-Related Peptide (CGRP). Neuropeptida itulah yang menyebabkan
terjadinya bronkokontriksi, edema bronkus, eksudasi plasma, hipersekresi lendir, dan
aktivasi sel-sel inflamasi.
4
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma
Asma adalah penyakit inflamasi kronis yang ditandai dengan meningkatnya
responsivitas bronkial serta obstruksi jalan napas secara episodik. Asma memerlukan
perawatan berkelanjutan dan komprehensif yang bertujuan untuk mengontrol gejala
sambil mempertahankan tingkat aktivitas normal, serta meminimalkan risiko efek
samping seperti eksaserbasi, keterbatasan aliran udara menetap.
5
Menjelang dewasa perbandingan tersebut kurang lebih berjumlah sama dan
bertambah banyak pada perempuan usia menopause. Obesitas, ditandai dengan
peningkatan Body Mass Index (BMI) > 30kg/m2.
Mekanismenya belum diketahui pasti, namun diketahui penurunan berat badan
penderita obesitas dengan asma dapat memperbaiki gejala fungsi paru, morbiditas dan
status kesehatan. Alergen dalam lingkungan tempat tinggal seperti tungau, debu
rumah, spora jamur, kecoa, serpihan kulit binatang seperti anjing, kucing, dll adalah
faktor lingkungan yang dapat mencetuskan terjadinya asma. Begitu pula dengan
serbuk sari dan spora jamur yang terdapat di luar rumah. Faktor lainnya yang
berpengaruh diantaranya alergen makanan (susu, telur, udang, kepiting, ikan laut,
kacang tanah, coklat, kiwi, jeruk, bahan penyedap, pengawet, dan pewarna makanan),
bahan iritan (parfum, household spray, asap rokok, cat, sulfur,dll), obat-obatan
tertentu (golongan beta blocker seperti aspirin), stress/gangguan emosi, polusi udara,
cuaca, dan aktivitas fisik.
Tanda dan gejala yang muncul yaitu hipoventilasi, dyspnea, wheezing, pusing-
pusing, sakit kepala, nausea, peningkatan nafas pendek, kecemasan, diaphoresis, dan
kelelahan. Hiperventilasi adalah salah satu gejala awal dari asma. Kemudian sesak
nafas parah dengan ekspirasi memanjang disertai wheezing (di apeks dan hilus).
Gejala utama yang sering muncul adalah dipsnea, batuk dan mengi. Mengi sering
dianggap sebagai salah satu gejala yang harus ada bila serangan asma muncul.
Pola gejala pada setiap pengidap asma pun bisa berbeda. Meski begitu, pola gejala
yang paling umum yaitu:
6
Datang dan pergi seiring waktu atau dalam hari yang sama
Mulai atau memburuk dengan infeksi virus, seperti pilek
Dipicu oleh olahraga, alergi, udara dingin, atau hiperventilasi karena tertawa
atau menangis
Lebih buruk di malam hari atau di pagi hari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma merupakan penyakit tidak menular yang sulit disembuhkan secara tuntas,
kesembuhan pasien dari serangan asma tidak menjamin bahwa dalam waktu dekat pasien
akan terbebas dari kekambuhan, apalagi jika pasien berada di lingkungan yang banyak
mengandung asap rokok. Maka penderita akan berhadapan dengan factor-faktor allergen
yang menyebabkan kekambuhan.
B. Saran
Masyarakat diharapkan lebih mengutamakan pencegahan asma terhadap pemicu
kekambuhan asma yang disebabkan oleh kepemilikan Binatang piaraan. Masyarakat agar
waspada apabila setiap anggota keluarga yang merokok didalam rumah merupakan
pemicu penderita asma bronkial, dan apabila penderita merupakan perokok aktif,
sebaiknya tidak merokok lagi karena merokok merupakan salah satu faktor penyebab
7
asma dan rokok merupakan zat beracun / zat asing jika masuk kedalam tubuh sehingga
dapat menyebabkan penyakit – penyakit lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Diakses pada 2021. Asma: pedoman diagnosis &
penatalaksanaan di Indonesia.
National Health Service – UK. Diakses pada 2021. Health A-Z. Asthma
Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Penderita Asma di Indonesia.
Kemenkes RI, 2019.
Pohan, M. Y. H., Yunus, F., & Wiyono, W. H. (2003). Asma dan polusi udara. Cermin
Dunia Kedokt, 141, 27-9.
Putri, J., Sangadah, L. N., Mulyati, N. W., & Fitriani, R. (2022). Upaya Peningkatan
Pengetahuan tentang Penyakit Asma pada Masyarakat. Kolaborasi: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 2(2), 132-140.
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/asma-bronkial-apa-gejala-dan-
penyebabnya
8
https://www.halodoc.com/kesehatan/asma