Anda di halaman 1dari 35

KONSEP BIOMOLEKULER TERHADAP EMOSI DAN PERILAKU

Dr.Antonius Ngadiran, SKep, Ners, M.Kep.M.Pd

Email : antoniusngadiran@yahoo.co.id

Hp: 082117337439
Sistim saraf

Sistem saraf Pusat / CNS Sistem syaraf Perifer (tepi) /PNS

Otak : Sumsum Saraf otonom Saraf


Tulang
mengendalikan mengendalikan organ somatik :
perilaku yg Belakang dalam tubuh dan
kompleks semua syaraf
(medulla kelenjar: jantung,
•Otak besar pernapasan, tek. yang
spinalis) :
•Otak kecil megendalikan Darah. membawa
perilaku sederhana impuls dari
indera

Simpatetik : Parasimpatetik :
merangsang organ viseral pengatur kerja normal organ
dlm situasi emosional viseral dlm keadaan santai
Neuron = 1 cell Syaraf = sejumlah neuron
STRUKTUR NEURON
1. Dendrit adalah serabut pendek bercabang yang merupakan tonjolan dari
sitoplasma, Dendrit memiliki badan Sel dan mitokondria, Fungsi dendrit adalah
menghantarkan impuls ke badan sel.
2. Akson adalah serabut panjang dari badan sel dan
memiliki fungsi menghantarkan impuls dari badan sel menuju ujung akson,
Terminal akson, yaitu tempat bertemunya sel saraf dengan sel saraf lainnya
3. Nodus Ranvier adalah anggota atau titik pada akson yang tidak terbungkus
selubung mielin.
4. Mielin adalah lapisan fosfolipid yang membungkus akson secara konsentrik,
Lapisan mielin atau myelin sheath adalah lapisan lemak tipis yang
menyelubungi akson dan beberapa dendrit (pada umumnya). Fungsi selubung
mielin adalah untuk melindungi neuron dari kerusakan dan mencegah impuls
bocor.
5. Sel Schwann merupakan sel yang membentuk selubung pada sistem saraf tepi,
sedangkan oligodendrosit merupakan sel yang membentuk selubung yang
sama pada sistem saraf pusat.
6. Neurotransmitter berfungsi menghantarkan sinyal dari terminal akson yang
satu ke terminal akson lainnya.
Bagaimana Neuron bekerja ?

Merupakan proses elektrokimia


• Listrik di dalam neuron
• Kimia luar neuron (dalam sinapsis dalam
bentuk neurotransmitter).

• Aksi neuron disebut Potensi Aksi (Action


Potential).
Karena antar neuron tidak berkontak langsung, sinyal kimiawi
atau neurotransmitters akan berjalan melalui sinapsis antara 2
neuron

Neurotransmitters : warna pink


Pesan ditransfer
ketika
RECEPTORS
menerima
neurotrans-
mitters.
Synapse (gap)
• Pre frontal cortex (PFC) merupakan area kortikal pada otak bagian
depan yang mengatur fungsi kognitif dan emosi. Dalam
neuropsikologi dikenal dengan istilah executive function yang
merupakan kinerja dari pre frontal cortex tersebut.

Pre frontal cortex (PFC) merupakan area kortikal pada otak bagian depan yang mengatur fungsi kognitif dan
emosi. Dalam neuropsikologi dikenal dengan istilah executive function yang merupakan kinerja dari pre frontal
cortex tersebut.
• Pre frontal cortex (PFC) merupakan area kortikal pada otak bagian
depan yang mengatur fungsi kognitif dan emosi. Dalam
neuropsikologi dikenal dengan istilah executive function yang
merupakan kinerjPre frontal cortex (PFC) merupakan area kortikal
pada otak bagian depan yang mengatur fungsi kognitif dan emosi.
Dalam neuropsikologi dikenal dengan istilah executive function yang
merupakan kinerja dari pre frontal cortex tersebut.a dari pre frontal
cortex tersebut.
Amigdala bagian integral dari sistem limbik, yang terletak di temporal dan bawah lobus frontal, amigdala adalah
penghubung dan komunikator yang mengirimkan pesan langsung ke hipokampus, yang menyampaikan informasi ke
area otak lainnya, termasuk hipotalamus ( melepaskan hormon), thalamus (menyampaikan sinyal motorik).
HIPPOCAMPUS

• Sebagai bagian integral dari sistem limbik, yang terletak di temporal


dan bawah lobus frontal, amigdala adalah penghubung dan

Hippocampus atau hipokampus adalah bagian kecil di otak yang berperan penting
dalam mengingat informasi baru dan menghubungkan emosi ke dalam ingatan
tersebut. Kerusakan pada bagian hippocampus bisa menyebabkan gangguan
pembentukan memori.
HORMON/NEUROTRANSMITER YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU DAN EMOSI
1. SEROTONIN
2. KORTISOL
3. DOPAMIN
4. ENDORPHIN
5. Norepinefrin
6. BDNF
SEROTONIN

1. Serotonin adalah neurotransmitter fungsional yang terletak di SSP,


mukosa saluran pencernaan ( produsen terbesar serotonin), dan
trombosit darah.
2. Serotonin dilepaskan ke celah sinaptik untuk berinteraksi dengan
reseptor pra-sinaptik dan pasca-sinaptik.
3. Serotonin adalah neurotransmitter pembawa pesan kimia dari
dalam otak  memberikan komunikasi antara sel-sel syaraf.
4. Serotonin berfungsi sebagai neurotransmitter dalam SSP dan
sebagai regulator pertumbuhan selama pengembangan.
SEROTONIN

1. Serotonin adalah neurotransmitter yang berperan sebagai regulator


emosi
2. Serotonin dihasilkan dari metabolism asam amino triptofan.
3. Aktifitas perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh interaksi
neurotransmitter antara dopamin, serotonin dan glutamate yang
terletak di sinapsis neostriatal.
4. Serotonin berperan dalam perkembangan otak (
neurodevelopmental) dengan cara menstimulasi neurogenesis,
perkembangan dendrit, synaptogenesis, dan meilinisasi akson.
SEROTONIN

1. Serotonin di simpan didalam trombosit 99%


2. Serotonin terlibat dalam mudulasi proses fisiologis, termasuk
control tidur, nafsu makan, perilaku seksual, mood, kognisi, suhu
tubuh.
3. serotonin berperan pada perilaku social, tidur, agresi, ansietas dan
gangguan afektif
Hyperserotomia

• Banyak bukti riset menyatakan ada hubungan yang kuat antara


hipersetonemia denga kasus autism spectrum disorder (ASD)
• Penderita autism hyperserotonemia terjadi karena kadar serotonin
dalam sistem limbik yang rendah.
Metabolisme serotonin
• Serotonin disintesis dari asam amino esensial triptophan, yang
dicerna secara oral yang di temukan dalam makanan seperti pisang,
nanas, plum, kalkun, dan susu.
• Serotonin diproduksi didalam otak dari asam amino esensial
triptophan secara enzimatis melalui reaksi hidroksilasi dan
dekarboksilasi.
• Vit C dibutuhkan untuk konversi tryptophan menjadi serotonin.
KORTISOL

• Kortisol merupakan hormon yang sebagai indikator adanya stres pada


seseorang.
• Kortisol merupakan salah satu dari hormon stres selain epinephrine,
norepinephrin, kortisol, beta-endorphin (ßE), oxytocin, dan vasopresin.
• Kortisol (hidrokortisol) adalah bagian dari kortikosteroid berupa
glukokortikoid, yang merupakan hormon yang dilepaskan dari
adrenal, membantu tubuh mempersiapkan untuk menghadapi atau
melarikan diri, meningkatkan pelepasan glukosa dan lipid darah untuk
metabolisme energi
KORTISOL

• Kortisol memainkan peran sentral dalam perubahan biokimia yang terjadi


pada kehamilan.
• Kortisol merupakan indikator stres emosional dan tantangan fisiologis
dalam kehamilan.
• Kortisol berperan dalam membantu tubuh mengelola stres, mengubah
protein menjadi glukosa untuk meningkatkan kadar gula.
• Kortisol juga bekerja sama dengan insulin untuk menjaga kestabilan kadar
glukosa darah tetap konstan.
• Selama kehamilan, kortisol ibu akan meningkat 2 – 4 kali dan beredar ke
plasenta yang menstimulasi produksi plasenta corticotropin releasing
hormon (pCRH).
DOPAMIN

• Dopamin adalah salah satu zat kimia di neurotransmitter yang


berperan mempengaruhi emosi, motorik dan memori.
• Struktur utama di otak yang mengendalikan semua jenis gerakan
tubuh adalah basal ganglia atau inti basal.
• Gerakan tubuh sangat di pengaruhi oleh sekresi dopamin dari neuron
disekitarnya.
• Bila dopamin yang di basal ganglia tidak mencukupi maka fungsi
motoriknya jadi lambat dan tidak terkordinasi dengan baik.
DOPAMIN

• Fungsi perhatian dan memori dibentuk di otak pada bagian prefrontal


cortex dipengaruhi fungsi dopamine untuk memaksimalkan kerja
memori.
• Bila terjadi kekurangan atau kelebihan kadar-dopamine menyebabkan
masalah pada ingatan.
• Dopamin sangat mempengaruhi sistem kerja memori, hal ini bisa
mempengaruhi proses belajar dan penyimpanan informasi.
• Dopamin juga dapat meningkatkan fokus dan perhatian.
• Ketika konsentrasi dopamine rendah maka bisa menimbulkan
gangguan pada focus dan perhatian atau hiperaktivitas
DOPAMIN

• Dopamin sebagai neurotransmiter kunci yang mengatur enam


keterampilan kognitif hemispheric.
• Fungsi kognitif dominan bagi bahasa dan pemikiran manusia:
1. Perencanaan motorik,
2. Memori kerja,
3. Fleksibilitas kognitif,
4. Penalaran abstrak,
5. Analisis / sekuensing temporal,
6. Generativitas
ENDORFIN

• Hormon Endorfin adalah zat kimia seperti morfin yang diproduksi


sendiri oleh tubuh.
• Endorfin memiliki efek mengurangi rasa sakit dan memicu perasaan
senang, tenang, atau bahagia.
• Endorfin diproduksi oleh sistem saraf pusat dan kelenjar hipofisis.
• Hormon Endorfin terdiri dari neuropeptida opioid endogen
FUNGSI ENDORFIN
• Meredakan nyeri. Merupakan fungsi utama hormon ini yaitu
memblokir reseptor opioid yang terdapat pada sel - sel saraf. Hal ini
kemudian menyebabkan terganggunya penghantaran sinyal rasa sakit.
• Meningkatkan Mood. Endorfin dapat menenangkan saraf dengan
menciptakan perasaan tenang dan damai, sehingga terjadi perbaikan
pada suasana perasaan anda.
• Meningkatkan imunitas. Hormon ini dapat memicu pembentukan
natural killer cell yang merupakan bagian dari sistem kekebalan
tubuh. sehingga hormon ini juga dapat meningkatkan kekebalan
tubuh.
• Mempengaruhi Sel Otak. Hormon ini juga dipercaya dapat
berpengaruh terhadap sel otak dan membantu meningkatkan daya
ingat dan konsentrasi
• Sebagai zat anti penuaan. Endorfin juga dipercaya dapat
menghilangkan superoksida yang menyebabkan proses penuaan pada
tubuh
Kelebihan Hormon Endorfin
• Endorfin dapat menghasilkan perasaan euforia yang sangat mirip
dengan yang dihasilkan oleh opioid lainnya.
• Bila kadarnya terlalu banyak, maka dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan seseorang selalu merasa tersudutkan atau terancam,
dan memicu refleks cemas dan ketakutan untuk setiap hal kecil.
Kekurangan Hormon Endorfin
• Kadar Endorfin yang rendah dapat menyebabkan gangguan
kepribadian terutama dalam regulasi suasana perasaan dan mood.
• Kekurangan endorfin diketahui berhubungan dengan beberapa
kelainan seperti depresi,
• Ambang rangsang nyeri rendah
CARA MENINGKATKAN ENDORFIN
• Berpikir yang positif.
• Bangun perasaan dan emosi positif.
• Lakukan kebaikan setiap saat.
• Olahraga
• Makan cokelat
• Konsumsi karbohidrat
• Meditasi
• BERJEMUR MATAHARI PAGI 10-15 MENIT
• Konsumsi vitamin B
Norepinefrin

• Norepinefrin (NE) adalah kimia organik dalam


kelompok katekolamin yang di dalam otak dan tubuh berfungsi
sebagai hormon dan neurotransmiter. Neurotransmitter norepinefrin
terlibat dalam mempertahankan proses alerting. Alerting adalah
suatu proses waspada dan kemampuan untuk mempertahankan
atensi terhadap suatu kejadian yang akan datang. Lobus frontal
sebelah kanan dan lobus parietal dan locus coeruleus berperan
penting dalam fungsi alerting
Acetylcholine

• Acetylcholine adalah kimia organik dalam kelompok katekolamin yang


di dalam otak dan tubuh berfungsi sebagai hormon dan
neurotransmiter. Neurotransmitter acetylcholine terlibat dalam
proses otak dalam kewaspadaan, perhatian dan memori
Brain Derived Nerve Factor ( BDNF )
• BDNF berfungsi sebagai perangsang neurogenesis yang berguna
mendukung kemampuan neuron untuk tetap bertahan hidup.
• BDNF ini bekerja dalam perkembangan sinaps, plastisitas sinaps, dan
fungsi kognitif.
• Ekspresi BDNF pada otak paling banyak ditemukan dihipocampus.
• BDNF merupakan factor neurotropik yang merangsang neurogenesis
serta mendukung kemampuan neuron untuk bertahan hidup
sehingga sel tubuh tetap tumbuh dengan baik.
Brain Derived Nerve Factor ( BDNF )
• BDNF adalah protein yang dikodekan oleh gen BDNF.
• BDNF merupakan neurotropik (Growth Factor) yang merupakan
bagian dari Nerve Growth Factor (NGF).
• BDNF ditemukan di otak, sistem saraf perifer dan plasma darah.
• Ekspresi protein plasma BDNF pada laki-laki perempuan sama.
• Namun BDNF pada lansia dipengaruhi oleh hormon estrogen
sehingga semakin bertambahnya usia pada lansia perempuan
menyebabkan penurunan estrogen.
Brain Derived Nerve Factor ( BDNF )
• Hasil penelitian meta-analisis menunjukkan adanya penurunan
ekspresi protein plasma BDNF seseorang yang mengalami depresi
• Ekspresi protein plasma BDNF orang depresi lebih rendah
dibandingkan ekspresi protein plasma BDNF orang sehat
Referensi
• Borowski, IW, Resnick, MD, Ireland, M, Blum, RW. Suicide Attempt Among American Indian and Alaska Native Youth. Risk and Protective Factors. Psychol
Rev.2010 April ; 117(2): 575–600.
• Darmaningtyas, 2002. PulungGantung: MenyingkapTragediBunuhDiridi GunungKidul.Yogyakarta.
• Doihara, C, Kawanishi, C MD, Yamada, T, Sato, R, Hasegawa, H,Furuno, T, Nakagawa, M, Hirayasu, Y. Trait Aggression In Suicide Attempters: A Pilot Study.
Psychiatry and Clinical Neurosciences,2008; 62: 352–354.
• Melhem, NM, Brent, DA, Ziegler, M, Iyengar, S, Kolko, D, Oquendo, M, et al. Familial Pathways to Early-Onset Suicidal Behavior: Familial and Individual
Antecedents of Suicidal Behavior. Am J Psychiatry,2007; 164:1364–1370.
• PolresGunungkidul(2012), LaporanBunuhDiridi Gunungkidultahun2005-2012.HumasPolresGunungkidul
• Soloff, PH, Lynch, KG, Kelly, TM, Malone, KM, Mann, JJ. Characteristics of Suicide Attempts of Patients With Major Depressive Episode and Borderline
Personality Disorder: A Comparative Study. Am J Psychiatry, 2000; 157:601–608.
• Stanley, B, Gameroff, MJ, Michalsen, V, Mann, JJ.Are Suicide Attempters Who Self-Mutilate a Unique Population?Am J Psychiatry, 2001;158:427–432.
• Surilena. 2004, 3 September FenomenaBunuhDiripadaMasyarakatIndonesia, EbersPapyrus; 147 –163
• Rochmawati, I. 2009. Nglalu: Melihatfenomenabunuhdiridenganmatahati. Yogyakarta: JejakKata Kita.
• ModulPelatihanDeteksiDinidanPendampinganKelompokRisikoTinggiBunuhDiridi KabupatenGunungKidulYogyakarta, 2009. Rochmawati, I danHandoko, M
(editor). Jogjakarta: JejakKata Kita
• Van Orden, KA, Witte, TK, Cukrowicz, KC, Braithwaite, S, Selby, EA, Joiner, TE. The Interpersonal Theory of Suicide. Psychol Rev.2010 April ; 117(2): 575–600.
• WHO 2009, Country report and chart available. WHO website: Mental health. World Health Organization.
• Dewi L A K, Hamidah”hubungan antara kesepian ide bunuh diri remaja” jurnal psikoligi klinis dan kesehatan mental , 2013
• Gamayanti W, “usaha bunuh diri dari teori ekologis Bronfenbenner” 2014
• Stuart Sunden” Buku saku keperawatan Jiwa , ECG. 1995
• Fitria , 2009, “ prinsip prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan keperawatan 7 dignosa keperawatan jiwa

Anda mungkin juga menyukai