Anda di halaman 1dari 8

RENUNGAN

Nama : Yohana Legen Wati S


Nim : G1D123076
Prodi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

UNIVERSITAS JAMBI
SETIALAH DAN BERBUAHLAH LEBAT DEMI KERAJAAN ALLAH
“MATIUS 21: 33-46”

Saudara saudari yang dikasihi Tuhan


Syalom salam Sejahtera bagi kita semua
Kita mengucap Syukur kepada Tuhan karena sampai pada hari ini kita masih diberkati dan
dikaruniai nafas kehidupan.
Didalam perjalanan Tuhan kedunia, Dia mengajarkan banyak sekali perumpamaan, mulai dari
perumpamaan domba yang hilang (Matius 18:12-14, Lukas 15:3-7), perumpaan biji sesawi
(Matius 13: 31-32, Markus 4: 30-32, Lukas 13 ;18-19), perumpaan tentang talenta (Matius 25
: 14-30), perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh
(Matius 25: 1-13), perumpamaan Tuhan Yesus dalam menghadapi masa depan (Matius 6 : 25-
34), perumpamaan tentang Mutiara yang berharga (Matius 13 : 45-46), perumpamaan tentang
hamba yang setia dan hamba yang jahat (Matius 24 : 45-52).
Murid-murid Yesus adalah gambaran kesetiaan yang diajarkan Tuhan didunia, sejak Tuhan
dicobai di padang gurun selama 3 kali oleh iblis . Dari sini Tuhan banyak mengajarkan
tentang kesetiaan.
Firman Tuhan mengajarkan kita untuk belajar memahami arti kesetiaan disepanjang
kehidupan, Dalam Perjanjian Baru, kata “ setia ” memiliki tiga makna yang berbeda dan lebih
jelas, yaitu dapat dipercaya ; taat menjalankan perintah; dan (orang yang) percaya (menjadi
pengikut atau penganut).
Tema yang dapat kita ambil yaitu “ setialah dan berbuahlah lebat demi kerajaan Allah).
Kehidupan didunia hanyalah sementara, kehidupan dalam kerajaan Allah Bapalah yang ingin
kita pertaruhkan dalam dunia ini. Berbuah lebat didalam Tuhsn yang berarti memberikan
hidupnya sebagai persembahan yang terbaik dihadapan Tuhan melalui laku dan caranya serta
mengorbankan kehidupannya didunia demi kerajaan Allah.

(Ayat 33) “ Dengarkanlah suatu perumpaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah
membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnnya. Ia menggali lobang
tempat memeras anggur dan mendirikan Menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian
ia menyewakan kebun itu kepada penggarap penggarap lalu berangkat ke negeri lain.”
Kehidupan kita layaknya seperti firman yang dicantumkan diatas :

Seperti biasanya, Yesus dalam berbagai pengajaran-Nya tentang Kerajaan Sorga melakukan
banyak perumpamaan. Dan di ayat ini, Yesus memulai perumpamaan itu dengan kisah
seorang tuan tanah yang membuka kebun anggur yang dipagar sekelilingnya. Menggali
lobang pemerasan serta mendirikan menara jaga di dalam kebun anggurnya itu. Kemudian
menyewakannya kepada para penggarap lalu si tuan itu berangkat ke negeri lain. Nats ini
menggambarkan upaya maksimal si tuan tanah dengan terlebih dulu mempersiapkan segala
sesuatu di tempat usahanya/ kebunnya itu. Pada prinsipnya, persiapan terbaik yang
dilakukannya agar si penggarap/penyewa/pengontrak kebunnya itu menjadi produktif,
menghasilkan keuntungan terhadap penggarap dan kepadanya dan hal itu nampak nyata dari
upaya si tuan mendirikan tempat pengawasan agar apapun yang sifatnya merusak atau
merugikan dapat segera terpantau dan teratasi.

(Ayat 34, 35, 36) “ 34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya
kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagian- nya. 35
Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mere- ka memukul
yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. 36
Kemudian tuan itu menyu- ruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada
yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.”
Dalam nats ini, di ambang waktu untuk berbagi untung/hasil sesuai dengan kesepakatan
sebagaimana umumnya sistem kontrak/sewa/rental maka si tuan atau pemilik kebun anggur
itu bermaksud mengambil/menerima keuntungan yang merupakan bagiannya/haknya maka la
menyuruh para utusannya/ delegasinya/perwakilannya/tangan kanannya untuk mengambilnya
atau menerimanya dari para penggarap itu. Namun faktanya, setelah orang-orang
kepercayaan atau suruhan/ delegasi tahap pertama itu tiba di lokasi, menghadapi
resiko/konsekuensi yang sangat berat dan tragis mengenaskan

Karena para penggarap/penyewa/perental/ pengontrak kebun anggur itu akhirnya menangkap


mereka. Sebagian dianiaya, dipukuli, dibunuh serta dilempari dengan batu. Kemudian, tuan
kebun anggur itu kembali menyuruh delegasinya di tahap kedua dengan jumlah personilnya
lebih banyak untuk menjumpai para penggarap itu. Namun keadaan tetap sama. Hasilnya
tetap nihil, mereka semua juga diperlakukan sama secara sadis dan tragis, semuanya dianiaya
dan mati mengenaskan.

Keadaan sedemikian telah terbukti di sepanjang sejarah Israel sebagaimana dialami para Nabi
yang telah berabad-abad lamanya silih berganti diutus Allah, namun banyak dari para Nabi
itu dianiaya, disiksa dan dibunuh secara sadis dan tragis karena kesetiaannya pada Tuhan
pada saat mengabarkan injil. Yakni Rasul Yohannes (Santo Yohanes, Saint John ) beliau ini
dipakai Tuhan untuk menyelesaikan pelayanan Alla dan menunjukkan kekuasaan-Nya. Di
Roma ia di lemparkkan kedalam tempat penggorengan yang di isi minyak mendidih, ia
merupakan salah satu rasul yang tidak mengalami kematian yang tidak mengerikan. Kedua
ada Rasul Bartolomeus( Santo Bartolomeus, Saint Bartholomew ) beliau ini memberikan
kesaksian di Turki kemudian menerjemahkan injil Matius kedalam Bahasa India timur dan
mengajarkannya di negara itu. Bangsa kafir dengan memukuli dan menyalibkannya di
Armenia. Ketiga Rasul Tadeus/Yudas (Santo Yudas yang bukan Iskariot, Saudara
Yakobus, Saint Jude disebut juga Tadeus, sokoguru di Yerusalem. Yudas disalibkan di Edesa,
kota kuno Mesopotamia, tahun 72 M, karena ia tidak bersedia untuk mengingkari Yesus.
Yang keempat ada Rasul Simon (Santo Simon orang Zelot, Saint Simon) Ia memberitakan
Injil di Mauritania di Afrika dan Inggris. Di Inggris ia disalibkan pada tahun 74 M karena ia
tidak bersedia untuk mengingkari imannya pada Yesus. Kelima ada Rasul Stefanus (Santo
Stefanus, Saint Stephen ) Stefanus diadili oleh Sanhedrin dengan dakwaan hujat terhadap
Nabi Musa dan Allah serta berkata-kata menentang Bait Allah dan Hukum Taurat. Hukuman
yang diterimanya adalah dirajam sampai mati kira-kira antara tahun 34-35 Masehi oleh
sekelompok massa yang marah. Mereka meletakkan jubahnya di kaki seorang muda bernama
Saulus dari Tarsus, yang kelak dikenal sebagai Rasul Paulus dan yang terakhir ada Rasul
Paulus (Santo Paulus, Saint Paul) Paulus dipenggal di Roma pada masa pemerintahan Nero
pada sekitar pertengahan 60-an di Tre Fontane Abbey.

Dengan kata lain, dalam injil ini digambarkan sebagaimana para penggarap itu telah
bertindak sewenang- wenang sehingga kebun anggur itu, yang adalah Kerajaan Allah
seringkali tidak memberikan hasilnya/buahnya kepada si pemilikNya.(Ayat 37, 38 dan 39) “
37
Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka
segani. 38 Tetapi ke- tika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata
seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya
warisannya menjadi milik kita. 39 Mereka menangkap- nya dan melemparkannya ke
luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya.” Berdasar nats ini adalah fakta bahwa tak
seorangpun delegasi pertama dan kedua pulang membawa hasil/untung. Apa daya? Maka
pemilik kebun anggur itu akhirnya mencoba berpikir ulang untuk mengutus Anaknya yang
menurutnya akan dihormati atau disegani para penggarap itu. Namun yang terjadi adalah di
luar dugaan tuan itu karena para penggarap setelah melihat anaknya, mereka
sepakat/berkompromi untuk menangkap, melemparkannya ke luar kebun anggur itu serta
membunuhnya. Di sini ditegaskan bahwa para penggarap itu sadar bahwa si anak adalah ahli
waris kebun anggur sehingga akhirnya membunuhnya dengan harapan agar penggarap dapat
mengambil warisannya. Dalam hal ini, penggarap ini sebenarnya menyadari betul aspek
yuridis/ hukum tentang sewa, terlebih lagi hal-hal yang berkaitan dengan pewarisan
sebagaimana berlaku hingga saat ini. Namun faktanya, anaknya dilemparkan, disiksa,
dianiaya dan dibunuh pula oleh para penggarap itu. (Ayat 40, 41) “40Maka apabila tuan
kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-
penggarap itu?" 41 Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membina- sakan orang-orang
jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain,
yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya”

Di sini kembali menegaskan bahwa pengertian kebun anggur sebagai Kerajaan Allah yang
harus dikelola, diusahakan, dirawat agar menghasilkan buah-buah Kerajaan itu kapan dan di
mana saja oleh para pengerjanya. (Ayat 42, 43, 44) “ 42 Kata Yesus kepada mereka: "Belum
pernahkah kamu baca dalam Ki- tab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu
perbuatan ajaib di mata kita. 43Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan
Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan
menghasilkan buah Kerajaan itu.[44 Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan
hancur dan barangsiapa ditim- pa batu itu, ia akan remuk.]Sedangkan di nats ini, Yesus
mengajak para pendengar itu untuk mengingat nats bacaan Kitab Suci tentang batu
yang dibuang oleh para tukang bangunan menjadi batu penjuru, yang terjadi dari
pihak Tuhan dan menjadi suatu perbuatan ajaib di mata kita.” Lihat Mazmur 118:22-24
“ 22 Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. 23
Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita. 24 Inilah hari
yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!” Itu
artinya bahwa Yesus harus menjalani Salib, menderita sengsara, dianiaya, disiksa dan
dibunuh para Pemimpin rohani Israel, khususnya Yahudi dimana penderitaan dan
kematianNya itu mendatangkan Keselamatan, tidak saja bagi umatNya, juga bagi bangsa-
bangsa lain. Karena kemudian dalam pengajaranNya, Yesus berkata bahwa Kerajaan Allah
akan diambil dari mereka dan diserahkan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah
Kerajaan itu. Dan di ayat 44, agaknya hanya penegasan ulang dari ayat 42, yakni barangsiapa
yang jatuh di atas batu itu akan hancur dan barangsiapa ditimpa akan remuk. Batu dalam hal
ini adalah mengacu kepada diriNya sendiri, Yesus Kristus.(Ayat 45, 46) “45 Ketika imam-
imam kepala dan orang- orang Farisi mendengar perumpamaan- perumpamaan Yesus,
mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan- Nya. 46 Dan mereka berusaha
untuk me- nangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang
banyak itu menganggap Dia nabi.” Di bagian ini, pendengarnya menyadari pengajaran
melalui perumpamaan itu ditujukan kepada mereka semua, yakni kepada bangsa Israel,
khususnya para pemimpin rohani, yang sebenarnya terdiri dari para imam kepala dan kaum
Farisi, Para ahli Taurat, para tua-tua, para pelayan rohani Israel yang tidak setia; egoistis atau
sektarian; yang mementingkan diri sendiri serta kelompoknya saja, atau pelayan rohani
sebagai para penggarap/ pengerja/ pelayan yang jahat dan sadis sehingga menjadikan mereka
marah dan berupaya menangkap Yesus. Namun pemimpin rohani palsu dan jahat itu takut
melakukan aksinya pada saat itu karena orang banyak menganggap Yesus sebagai seorang
Nabi. Meskipun sebenarnya, fakta sejarah bahwa Yesus jauh melebihi para nabi yang pernah
terbunuh hingga Yohanes Pembaptis yang dulu juga dipenggal kepalanya. Yesus jauh lebih
tinggi dari pada mereka semua, karena Yesus tidak saja mampu melakukan berbagai mujizat,
membangkitkan orang mati. Lebih lagi dari itu, bahwa Yesus rela menderita, mati disalibkan
demi pertobatan dan pengampunan dosa para umatNya yang berdosa. Dan melalui
pengorbananNya itu, sebenarnya Yesus mengharapkan hakNya, upahNya yaitu menerima
buah-buah lebat dari bangsaNya khususnya para pemimpin rohani saat itu.

Saudara saudari yang terkasih , Melalui firman ini, dapatlah kita pahami bahwa si pemilik
kebun anggur itu adalah Allah sendiri. Dan kebun anggur itu melambangkan Kerajaan Allah
di dunia ini, yakni, persekutuan gerejaNya sebagai Tubuh Kristus di dunia ini. Sedangkan
para penggarap(ranting-rantingnya) itu adalah semua orang Kristen maupun para pengerja/
pelayan Gerejawi. Yakni orang yang dipercayakan mengelola Kerajaan Allah di dunia ini.

Melalui Firman Tuhan yang sudah disampaikan, kita diberi pilihan hidup untuk berlaku
sebagai penggarap yang bijaksana atau hanya mementingkan harta duniawi. Terlebih sikap
kita dalam menghadapi masalah yang diberikan Tuhan yang tidak melebihi batas kemampuan
kita, bersyukur serta membawa Tuhan senantiasa dalam jalan hidupnya.
Melalui firman ini dapat terlihat jelas bahwa di mulanya bangsa Israel adalah alamat
Kerajaan Allah yang harus terus menerus diupayakan kehadiran dan eksistensinya di tengah
Bangsa itu agar berbuah lebat dan menjadi kemuliaan bagi Allah Israel. Namun ternyata, para
pengerjanya, yakni para pemimpin rohani Israel itu tidak setia terhadap Allah sebagai Tuan
yang Empunya kebun anggur. Mereka tidak tahan akan iman mereka yang telah dipercayakan
Tuhan sebagai perpanjangan tanganNya didunia ini. Segala pencobaan-pencobaan yang kita
hadapi itu layaknya Tuhanlah yang ambil alih.

Karena kegagalan total para pemimpin rohani Yahudi menjadikan Kerajaan Allah diserahkan
kepada semua bangsa hingga saat ini, yakni semua umat kristen, persekutuan warga Gereja
dan yang harus tetap menghasilkan buah-buah Kerajaan Allah. Allah Israel telah terjun
langsung ke kebun anggur Nya melalui AnakNya ke dunia ini agar kebun anggurNya itu
produktif, menghasilkan buah yang lebat. Itu artinya, DIA telah datang, menderita dan mati di
Kayu Salib di dunia ini demi kita sebagai umatNya, orang Kristen, warga Gereja agar
menghasilkan buah-buah rohani sebagaimana diharapkan Allah di dalam Kristus Yesus si
pemilik Kerajaan Sorga itu.

Iblis selalu berusaha agar seluruh umat Kristen, warga Gereja khususnya para hambaNya agar
gagal total sebagai penggarap/ pengerja/ pelayan KerajaanNya secara setia. Iblis berupaya
menjadikan setiap orang Kristen agar gagal memberikan buah-buah yang terbaik melalui
pertobatan dan pengampunan dosa bagi umatNya agar menghasilkan buah yang lebat, baik
buah dalam keadilan, kebenaran, segala buah yang baik bagi Allah dan berguna bagi sesama.

Saudara-saudari terkasih,

Puji Syukur terimakasih kita kepada Tuhan Allah Tritunggal yang telah memberikan Kuasa
Roh KudusNya kepada setiap orang Kristen yang setia agar senantiasa produktif
menghasilkan buah yang baik di dunia ini dengan tetap mengacu kepada apa yang
dimaksudkan rasul Paulus dalam Galatia 5:22-23 “ 22Tetapi buah Roh ialah kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 23kelemahlembutan,
penguasaan diri.” Dengan memegang landasan hidup menurut buah-buah roh ini maka
senantiasa kehidupan kita akan sesuai dengan yang diajarkan Tuhan serta kehendakNya lah
yang nyata dalam kehidupan kita.

Dan terakhir, bahwa setiap orang Kristen juga harus tetap ingat ucapan Yesus di Yohanes 15
agar setiap umatNya, insan Gerejani, khususnya para Hamba Tuhan tetap tinggal di dalam
Nya sebagai syarat satu-satunya untuk berbuah lebat sebagaimana diharapkan Tuhan, Allah
Tritunggal, Bapa, Putra dan Roh Kudus. Amin

Anda mungkin juga menyukai