Anda di halaman 1dari 65

PENGARUH LATIHAN LOMPAT TALI (SKIPPING) DAN NAIK

TURUN TANGGA TERHADAP LOMPATAN PEMAIN


BOLA VOLI DI SMA NEGERI 7 SIGI

HASIL

ARKEL
A 421 18 272

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : PEGARUH LATIHAN LOMPAT TALI (SKIPPING) DAN


NAIK TURUN TANGGA TERHADAP LOMPATAN PEMAIN
BOLA VOLI DI SMA NEGERI 7 SIGI
Nama : ARKEL

No.Stambuk : A 421 18 272

Telah diperiksa dan disetujui untuk dilaksanakan seminar Hasil

Palu, September 2023

Pembimbing,

Nyoman Sukrawan, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0013029201

Koordinator Program Studi Pendidikan


Jasmani Kesehatan dan rekreasi

Dr.Andi Saparia, M.pd


Nip. 19771021 200604 1 003

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 4
1.5 Batasan Istilah 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA 5
2.1 Penelitian Yang Relevan 5
2.2 Kajian Pustaka 7
2.3 Kerangka Berpikir 19
2.4 Hipotesis Penelitian 21
BAB III METODE PENELITIAN 23
3.1 Desain Penelitian 23
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 26
3.3 Defenisi Oprasional Variabel Penelitian 27
3.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 28
3.5 Teknik Analisis Data 29
DAFTAR PUSTAKA 31

iii
ABSTRAK

Arkel, 2023. “Pengaruh Latihan Naik Turun Tangga dan Lompat Tali Terhadap
Lompatan Pemain Bola Voli Di SMA NEGERI 7 SIGI”. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Pembimbing I Nyoman
Sukrawan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan naik turun
tangga dan lompat tali terhadap lompatanj pemain bola voli di SMA NEGERI 7
SIGI, Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, artinya karena sampel
tidak dikarantina atau tidak di asramakan. Teknik sampel dalam penelitian ini
adalah Total Sampling, Metode yang digunakan dalam permainan ini adalah
metode penelitian eksperimen dengan desain pre-test (tes awal) dan post-test (tes
akhir). Penelitian ini berjumlah 10 orang siswa. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan tes. Pada hasil penelitian ini adanya pegaruh Latihan
Skiping (Lompat Tali) terhadap kemampuan permainan bola voli di SMA
NEGERI 7 SIGI antara data pre-test dan data post-test. Pada tes awal kelompok
eksperimen 1 dari rentangan nilai dari hasil terendah 2,56 – 2,80. jumlah skor total
1.331 dan skor rata-rata 13.31. sedangkan setelah diberi perlakuan selama
1 8 kali pertemuan dengan variabel lompat tali , maka diperoleh dengan
rentangan nilai dari hasil terendah 3,58 dan hasil tertinggi 3,83. jumlah skor total
1.844 dan skor rata-rata 18.44. hal ini berarti ada pengaruh permainan bola voli
setelah mengikuti latihan lompat tali (Skiping). Sedangkan Hasil penelitian ini
terlihat adanya pengaruh Latihan naik turun tangga permainan bola voli di SMA
NEGERI 7 SIGI pada tes awal kelompok eksperimen 2 dari rentangan nilai dari
hasil terendah . jumlah skor total 828 dan skor rata-rata 8,28. sedangkan setelah
anak diberi latihan selama 18 kali pertemuan dengan variabel naik turun tangga,
maka diperoleh dengan rentangan nilai dari hasil terendah 312 dan hasil tertinggi
361. jumlah skor total 1.689 dan skor rata-rata 16,89.hal ini berarti ada pengaruh
kemampuan permainan bola voli setelah mengikuti latihan naik turun tangga.
Dari data-data hasil latihan lompat tali terhadap permainan bola voli di
SMA NEGERI 7 SIGI tersebut akan dimasukkan ke dalam perhitunagan statistik
yang didasarkan sesuai dengan pedoman perhitungan statistik sebagai berikut: N =
5 ;∑X1 = 13,31; ∑X2 = 18.44; ∑D = 4.13; ∑d = 0,02; ∑d2 = 33.433; MD = 8,26;
t = 6.393. Sedangkan dari hasil Dari data-data hasil latihan naik turun tangga
terhadap permainan bola voli di SMA NEGERI 7 SIGI.tersebut akan dimasukkan
ke dalam perhitunagan statistik yang didasarkan sesuai dengan pedoman
perhitungan statistik sebagai berikut: N = 5; ∑X1 = 8,28; ∑X2 = 1.659; ∑D = 860;
∑d = 0.4; ∑d2 = 844,084; MD = 172; t = 2.647.

iv
Kata Kunci : Latihan skipping, Naik turun tangga, bola voli

v
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Pada awalnya permainan ini bukan bernama bola voli melainkan memiliki

nama mintonette. Olahraga bola voli ini pertama kali ditemukan oleh William

G. Morgan lebih tepatnya pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke, Amerika

Serikat. William G. Morgan merupakan seorang instruktur atau pembina

pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) di Young Men Christain

Association (YMCA).

Penemu permainan bola voli atau, William G. Morgan ini lahir pada tahun

1870 di Lockport, New York dan meninggal dunia pada tahun 1942. Organisasi

YMCA pertama kali didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris

Oleh George William. Setelah bertemu dengan James Naismith (dia adalah

seorang penemu atai pencipta olahraga Bola Basket yang lahir pada tanggal 6

November 1861, dan meninggal dunia pada tanggal 28 November 1939).

Terjadi perubahan nama dari mintonette menjadi bola voli, pergantian nama ini

terjadi pada tahun 1896 tepatnya dalam demonstrasi pertamanya di International

YMCA Training School. Setelah melihat perkembangan permainan Bola Voli

yang cukup pesat maka YMCA ini mulai mengadakan kejuaraan Bola Voli

tingkat nasional, lalu permainan Bola Voli menyebar keseluruh penjuru dunia.

Tujuan olahraga nasional yaitu untuk menciptakan manusia yang

berkualitas, sehat jasmani dan rohani. Tujuan dari pembangunan dan

pengembangan olahraga di Indonesia salah satunya untuk meningkatkan

pembinaan, keterampilan, dan juga prestasi, salah satunya yaitu olahraga bola

voli. Dengan aktifitas olahraga bola voli sesorang akan banyak memperoleh

1
2

manfaat, diantaranya pertumbuhan fisik, mental, ataupun sosial. Olahraga bola

voli saat ini merupakan sebuah olahraga prestasi yang sudah memiliki banyak

kompetisi bergengsi baik di tingkat nasional ataupun internasional. Olahraga

bola voli menjadi salah satu cabang olahraga yang cukup mendapatkan

perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Hal ini terbukti dengan keikutsertaan

Indonesia dalam kejuaraan bola voli internasional. Pada tingkat nasional juga

terdapat senuah kompetisi bola voli yang sangat terkenal dengan nama Proliga.

pertandingan Bola voli mulai dipertandingkan pada gelaran PON II di Jakarta

tahun 1951 sampai dengan sekarang. Ruang lingkup olahraga ini tidak saja di

kota-kota besar akan tetapi juga sampai ke tingkat desa atau yang sering dikenal

tengan tarkam.

Menurut PBVSI atau persatuan bola voli seluruh Indonesia, bola voli

merupakan sebuah olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang dipisahkan oleh

sebuah net. Bola voli adalah sebuah permainan yang dilakukan diatas lapangan

persegi empat dengan lebar 900 cm dan panjang lapngan 1800 cm, dibatasi

dengan garis selebar 5 cm. Ditengah-tengah dipasang jaring/ jala dengan lebar

900 cm, yang terbentang kuat dan mendaki pada ketinggian 244 cm untuk laki-

laki dan 224 cm untuk perempuan. Jumlah pemain dalam permainan bola voli

ada 6 pemain, tiga dibelakang dan 3 didepan. Keliling bola 65-67 cm dan

beratnya 260-280 gram. Tekanan bola harus 0,30-0,325 kg/cm2”. Sedangkan

menurut induk organisasi bala voli dunia (FIVB, 2020) tujuan dari olahraga

bola voli adalah mengirim bola melewati atas net menuju lapangan lawan

kemudian mencegah lawan melakukan hal yang sama. Sebuah tim mendapat

tiga kali kesempatan perkenaan untuk memainkan bola (ditambah dengan


3

perkenan blok). Servis menjadi awal dimulainya permainan. Dipukul oleh

pemain pertama melewati atas net menuju daerah lawan. Permainan akan terus

berlangsung hingga bola dapat jatuh pada lapangan permainan, bola keluar

ataupun regu gagal mengembalikan bola. Didalam permainan bola voli, suatu

regu mendapatkan angka dengan sisten reli point dalam satu set atau babak

memiliki poin 25. Ketika regu dari penerima memperoleh angka, akan

menambah poin atau angka dan kemudian menjadi pemukul pertama, dan rotasi

pemain terjadi satu arah yaitu searah putaran jarum jam. Tujuan utama

permainan ini adalah melewatkan bola di atas net supaya dapat jatuh menyentuh

lantai lawan. Setiap regu dapat menyentuh atau memankan bola sebanyak tiga

kali pantulan. Handhin et al. (2019) mengatakan olahraga voli adalah salah satu

dari sekian banyak cabang olahraga di Indonesia yang digemari oleh

masyarakat dan memiliki perkembangan yang cukup besar. Pesatnya

perkembangan cabang olahraga bola voli dapat dilihat dengan banyaknya

kejuaraan seperti Pekan Olahraga Pelajar Daerah, Pekan Olahraga Pelajar

Nasional, Kejuaraan Daerah, Kejuaraan Nasional, Liga Voli, dan Kompetisi

tertinggi bola voli nasional (PROLIGA). Permainan bola voli dapat dikatakan

sebagai sebuah olahraga yang kompleks dan setiap orang tidak mudah untuk

melakukannya. Karena dalam olahraga ini diperlukan koordinasi gerak yang

dapat diandalkan guna melakukan semua rangkaian gerakan yang terdapat

dalam permainan bola voli. Popularitas olahraga bola voli juga tampak pada

sarana lapangan yang terdapat di desa-desa ataupun di lingkungan perkotaan

maupun berbagai kegiatan yang diselenggarakan dalam kejuaraan antar klub,

sekolah, instansi, dan lain-lain. Permainan bola voli termasuk salah satu
4

oalahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu, setiap regu terdiri dari enam

orang. Dalam praktiknya kedua regu harus melewatkan bola di atas net serta

menjatuhkannya pada daerah pertahanan lawan guna meraih kemenangan.

Menurut Ikbar et al. (2017) bola voli adalah olahraga yang membutuhkan

kemampuan untuk mengambil keputusan dalam waktu yang singkat. Membaca

arah bola serta melaksanakan strategi penyerangan membutuhkan kemampuan

itelegensi yang baik dari atlet. Tak hanya dituntut untuk menguasai teknik dasar

saja, seorang pemain voli harus memiliki kemampuan melompat ke atas

(vertical jump) yang sangat baik karena akan bermanfaat dan mendukung saat

pemain melakukan pertahanan atau blocking dan smash. Permainan bola voli

sendiri termasuk ke dalam jenis permainan bola besar. Menurut Aguss (2020),

permainan bola besar adalah permainan yang suka dimainkan dengan anak-anak

dimainkan dengan cara kompetisi, dalam permainan bola besar selain untuk

mengembangkan kegiatan bermain para siswa, sekaligus didalamnya terdapat

nilai-nilai untuk mengembangkan kepribadian. Teknik dasar dalam permainan

bola voli yang perlu dikuasai adalah servis, passing, smash, dan block. Servis

adalah pukulan awal yang dilakukan untuk memulai sebuah pertandingan,

servis juga bisa menjadi sebuah serangan awal. Ada 4 teknik dalam melakukan

smash yaitu: Underhand Service, Underhand Floating Service, Overhead

Service, Floating Overhead Service. Passing merupakan gerakan yang

dilakukan untuk memberikan umpan kepada teman satu tim, passing yang baik

juga bisa digunakan sebagai senjata dalam pertahanan saat menerima smash.

Passing terdiri dari: Passing atas, passing bawah, membendung atau blok. Blok

dilakukan untuk membendung smash yang dilakukan lawan. Blok dilakukan


5

dengan pergerakan tangan aktif (kekiri dan kekanan saat tangan melakukan

blok) atau tangan pasif, maksudnya pemain juga bisa menjulurkan tangan ke

atas dengan tidak melakukan gerakkan. Blok bisa dilakukan dengan satu, dua,

atau tiga orang pemain sekaligus. Smash merupakan rangkaian gerakan akhir

dalam bola voli berupa pukulan serangan yang menghujam daerah lapangan

lawan dengan keras untuk menghasilkan. Rangkaian gerakan smash adalah:

Awalan, tolakan, sikap perkenaan, dan sikap akhir.

Permasalahan mendasar dari penelitian ini adalah tingkat keterampilan

bermain bola voli siswa kelas SMA NEGERI 7 SIGI, yang nantinya diharapkan

akan memacu semangat siswa dalam berprestasi dalam bidang permainan

terlebih dalam bidang bola voli. Maka dari itu, peneliti mengambil judul tentang

“Pengaruh Latihan Lompat Tali dan Latihan Naik Turun Tangga Terhadap

Lompatan Pemain Bola Voli Di SMA NEGERI 7 SIGI”.

1. 2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1) Apakah ada pengaruh latihan lari Skipping terhadap tinggi lompatan pemain

bola voli SMA Negeri 7 Sigi?

2) Apakah ada pengaruh Latihan Naik turun tangga terhadap tinggi lompatan

pemain bola voli SMA Negeri 7 Sigi?

3) Apakah ada perbedaan pengaruh latihan Skipping dan Naik turun tangga

terhadap tinggi lompatan pemain bola voli SMA Negeri 7 Sigi?


6

1. 3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh latihan skiping dan latihan naik

turun tangga terhadap tinggi loncatan pemain bola voli di SMA Negeri 7 Sigi?

1. 4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Agar dapat digunakan sebagai bahan informasi serta kajian penelitian ke

depan, khususnya bagi para pemerhati peningkatan prestasi bola voli

maupun seprofesi dalam membahas peningkatan tinggi lompatan pada

pemain bola voli. Bahan referensi dalam memberikan materi latihan kepada

pemain di lingkungan tempat latihan.

2. Secara Praktis

Untuk mengetahui pengaruh latihan skiping dan naik turun tangga terhadap

tinggi lompatan pemain bola voli. Memberikan referensi pada pelatih

tentang metode melatih fisik. Sebagai bahan pertimbangan variasi pelatih

dalam membuat metode latihan fisik. Sebagai variasi menu latihan fisik di

sekolah.

1. 5 Batasan Istilah

Dari rumusan masalah untuk itu perlu diadakan pembatasan masalah.

Mengingat perlunya pembahasan yang mendalam, maka penelitian ini dibatasi

pada permasalahan pengaruh latihan skiping dan latihan naik turun bangku

terhadap tinggi lompatan pemain bola voli SMA Negeri 7 Sigi.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rizang Khalfi (2013) yang berjudul

“Pengaruh Latihan Plyometric Hurdle Hopping dan Depth Jumps terhadap

Peningkatan Vertical Jumps Atlet Bola voli Klub JIB Kids Bantul”.

Penelitian ini menggunakan eksperimen semu, dengan membagi menjadi

dua kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok eksperimen

A dengan perlakuan plyometric hurdle hopping dan kelompok eksperimen

B dengan perlakuan latihan plyometric depth jump. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh atlet bola voli senior Klub JIB Kids Bantul

yang berjumlah 24 atlet. Sampel yang diambil dari hasil total sampling

berjumlah 24 atlet. Instrumen yang digunakan adalah tes vertical jump.

Analisis data menggunakan uji t dan persentase. Hasil pengujian

menunjukan ada perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen

plyometric hurdle hopping, t hitung = 9.574 > t tabel = 2.20 dan nilai

signifikansi p sebesar 0.000 < 0.05, kenaikan persentase sebesar 6.284%.

Ada perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen plyometric

depth jump, dengan t hitung = 3.350 < t tabel = 2.20 dan nilai signifikansi p

0.006 < 0.05, kenaikan persentase sebesar 2.805%. Latihan plyometric

hurdle hopping lebih efektif daripada latihan plyometric depth jumps

terhadap peningkatan vertical jump atlet bola voli Klub JIB Kids Bantul.

Selisih postest sebesar 2.33 cm. Oleh karena itu latihan plyometric hurdle

7
8

hopping lebih efektif dalam peningkatan kemampuan vertical jump atlet

bola voli Klub JIB Kids.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Luki Dwi Setiawan (2013) yang berjudul

“Pengaruh Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Satu Kaki Bergantian

dengan Naik Turun Bangku Tumpuan Dua Kaki terhadap Tinggi Loncatan

Atlet Bola Voli Yunior Putra di Klub GANEVO Yogyakarta”. Penelitian

ini menggunakan metode eksperimen dengan desain “two group pre test

post test design”. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet bola voli

yunior putra di Klub GANEVO SC Yogyakarta yang berjumlah 24 atlet.

Sampel yang diambil dari hasil purposive sampling, berjumlah 20 atlet.

Instrumen yang digunakan untuk tes tinggi loncatan adalah vertical jump.

Analisis data menggunakan uji validitas, reliabilitas, dan uji t. Hasil

analisis menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh latihan naik turun bangku

tumpuan satu kaki bergantian terhadap tinggi loncatan atlet bola voli usia

16-19 tahun Klub bola voli GANEVO SC Yogyakarta, dengan t hitung

3.361 > t tabel 2.26, dan nilai signifikansi 0.008 < 0.05, kenaikan

persentase sebesar 2.72%. (2) Ada pengaruh latihan naik turun bangku

tumpuan dua kaki terhadap tinggi loncatan atlet bola voli usia 16-19 tahun

Klub bola voli GANEVO SC Yogyakarta, dengan nilai t hitung 2.333 > t

tabel 2.26, dan nilai signifikansi 0.045 < 0.05, kenaikan persentase sebesar

1.19%. (3) Latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian lebih

baik untuk meningkatkan tinggi loncatan atlet bola voli usia 16-19 tahun

Klub bola voli GANEVO SC Yogyakarta, dengan t hitung 3.361 > t tabel

2.26 dan sig. 0.008 < 0.05. Selisih posttest sebesar 1.6 cm.
9

2. 2 Kajian Pustaka

2.2.1 Hakikat Permainan Bola Voli

Bola voli adalah salah satu olahraga yang ditandingkan oleh dua tim, yang

setiap timnya terdiri dari enam orang pemain. Batas antara kedua tim dibatasi

oleh sebuah net penghalang yang dipasang dengan dengan ketinggian tertentu.

Permainan ini memiliki aturan yang berbeda dengan permainan dengan bentuk

tim lainnya, dimana setiap pemain memiliki tugas yang berbeda dan disetiap

“pindah bola” ada rotasi dalam posisi pemain. Sungguh berbeda dengan

permainan bola lainnya, seperti permainan sepak bola atau bola basket dimana

seorang pemain biasanya memiliki posisi yang sama sepanjang permainan

berlangsung.

Menurut Suharno yang dikutip Ariyani Lynda (2009: 22) menyatakan

bahwa bolavoli adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang

masing-masing regu terdiri dari enam (6) orang, bermain di lapangan dengan

ukuran 18 x 9 meter, permainan dilakukan dengan cara memantulkan bola ke

udara hilir mudik dengan syarat pemain bersih dan setiap pemain berusaha

menjatuhkan bola ke lapangan lawan. Ukuran panjang 9.50 meter dan lebar 1

meter. Ukuran petak-petak jaring/ net (10x10) cm. Tali pemancang jarring

kalau mungkin dengan kawat, bila tidak mungkin dapat memakai tali yang

cukup kuat dan tidak terlalu lentur bila telah ditegangkan. Ukuran jaring untuk

pria 2.43 meter dan untuk wanita setinggi 2.24 meter. Pada kedua samping

jaring dipasang pita tegak lurus di atas pertemuan antara garis batas samping

dan garis tengah selebar 5 cm. Bola harus bulat, terbuat dari kulit, bola

dalamnya terbuat dari bahan lain yang semacam. Warna bola harus tunggal/
10

polos untuk di dalam ruangan warnanya harus terang. Keliling bola 65-67 cm.

Berat bola 250-280 gr.

Permainan bola di udara (reli) berlangsung secara teratur sampai bola

menyentuh lantai, “bola keluar” atau salah satu regu mengembalikan bola

secara sempurna. Dalam permainan bola voli siapa saja yang memenangkan

reli mendapat angka (reli point scoring). Apabila regu penerima servis

memenangkan reli, ia mendapat angka dan berhak untuk melakukan servis dan

setiap pemain melakukan pergeseran satu posisi menurut arah jarum jam.

2. 2. 2 Teknik Dasar Permainan Bola Voli

Untuk dapat bermain bola voli dengan baik diperlukan penguasaan teknik

dasar. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang

tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebap, dalam permainan bola voli

dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk

melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli. Oleh karena

itu diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik dasar dan teknik-teknik

lanjutan yang baik untuk dapat bermain bola voli secara efektif (Nuril Ahmadi,

2007: 20).

Disamping itu permainan ini sangat penting artinya bagi para siswa,

utamanya dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan secara umum.

Untuk meningkatkan prestasi bola voli, dituntut adanya berbagai usaha dalam

membina olahraga bola voli. Adapun untuk mencapai prestasi maksimal dalam

permainan bola voli diperlukan upaya dan usaha dalam meningkatakan kualitas

fisik, teknik, dan mental, upaya dalam meningkatkan teknik dasar seperti

servis, passing, smash dan block diperlukan suatu metode yang efisien dan
11

efektif. Permainan bola voli sekarang sudah berkembang dengan pesatnya, baik

di dunia maupun di Indonesia sendiri. Hal ini merupakan modal dasar bagi

PBVSI khususnya dan Pembina Bola Voli pada umumnya untuk terus

mengembangkan serta meningkatkan mutu bola voli nasional kita.

2. 2. 2. 1. Passing

Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik

tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya

untuk dimainkan dilapangan sendiri. Sehingga passing seorang pemain

haruslah akurat guna memperoleh strategi penyerangan yang baik pula

(Menurut Nuril Ahmadi 2007: 22).

1. Passing Bawah
Passing bawah menurut Nuril Ahmadi (2007: 23) adalah teknik

memainkan bola dengan sisi lengan bawah bagian dalam baik dengan

menggunakan satu atau pun dua lengan secara bersamaan. Kegunaan dari

passing bawah bola voli antara lain adalah untuk menerima bola servis,

menerima bola smash atau serangan dari lawan, untuk mengambil bola setelah

terjadi blok atau bola pantul dari net, untuk menyelamatkan bola yang terpantul

keluar menjauhi lapangan permainan dan untuk mengambil bola rendah yang

datang secara tiba-tiba.


12

Gambar 3. Sikap lengan saat passing bawah


(Sumber : Amung Ma’mun & Toto Subroto, 2001: 58)

2. Passing atas

Melakukan operan dengan dua tangan terbuka di atas kepala dalam

permainan bola voli disebut passing atas. Teknik passing atas merupakan cara

mengoper bola yang dilakukan melalui persentuhan bola dengan ujung jari

tangan pada saat bola datang setinggi bahu atau lebih tinggi. Biasanya passing

atas dilakukan ketika membangun serangan, tepatnya dengan memberikan bola

kepada smasher atau spiker. Sehingga, bola hasil teknik passing atas harus

mudah diterima atau berada dalam posisi optimal untuk melakukan pukulan

serangan (smash atau spike).

Gambar 4. Rangkaian gerakan Passing Atas


(Sumber : Amung Ma’mun & Toto Subroto, 2001: 59)
13

2.2.2.2 Smash (Spike)

Smash adalah teknik memukul bola voli dengam keras dan cepat yang

bertujuan agar bola tidak dapat dihentikan lawan dan masuk kedaerah lawan.

Smash biasa dilakukan saat bola berada diatas dekat net, hal ini ditujukan agar

pemain lawan tidak memilik waktu untuk menghentikan bola.

Gambar 5. Rangkaian gerakan Smash


(Sumber : Amung Ma’mun & Toto Subroto, 2001: 67)

2.2.2.3. Block

Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis

serangan. Dalam permainan bola voli block merupakan alat pertahanan yang

paling efektif. Block dapat dilakukan oleh satu orang pemain, dua orang

pemain, bahkan tiga orang pemain dari posisi depan. Presentasi keberhasilan

suatu block relatif kecil karena arah bola smash yang akan di block,

dikendalikan oleh lawan. Keberhasilan melakukan block sangat ditentukan oleh

ketinggian loncatan dan jangkauan tangan pada bola yang sedang di pukul

lawan. Block dapat dilakukan dengan pergerakan tangan aktif (saat melakukan

block tangan digerakkan ke kanan atau ke kiri) atau juga pasif, tangan hanya

dijulurkan ke atas tanpa di gerakkan. (Nuril Ahmadi, 2007: 30).


14

Gambar 6. Rangkaian Gerakan Block


(Sumber : Amung Ma’mun & Toto Subroto, 2001: 71)

2.2.2.4. Gerakan Servis

Servis Menurut Nuril Ahmadi (2007: 20), “Servis adalah pukulan bola

yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui net

ke daerah lawan.” Pukulan servis adalah pukulan pertama yang mengawali

rentetan bolak-baliknya bola dalam permainan.

(1) Servis Bawah

Cara melakukan servis yang benar dalam permainan bola voli adalah

sebagai berikut:

Gambar 1. Rangkaian gerakan Servis Bawah


(Sumber : Amung Ma’mun & Toto Subroto, 2001: 62)
15

a. Berdiri dengan kaki kiri ke depan, kaki kanan di belakang.

b. Bola dipegang oleh tangan kiri Lambungkan bola setinggi bahu Pada saat

bersamaan ayunkan lengan kanan ke belakang, kemudian pukul bola dengan

tangan kanan.

c. Perkenaan bola tepat pada tangan dan telapak tangan menghadap ke arah

bola.

d. Pukulan dilakukan dengan tangan dalam keadaan mengepal.

e. Setelah bola dipukul, diteruskan dengan melangkahkan kaki kanan ke

depan.

(2) Servis Atas

Cara melakukan servis atas yang benar dalam permainan bola voli adalah

sebagai berikut:

Gambar 2. Rangkaian gerakan Servis Atas


(Sumber : Amung Ma’mun & Toto Subroto, 2001: 65)

a. Sikap awal melakukan servis atas adalah pemain bola voli yang melakukan

serangan pertama atau servis terletak pada posisi 1 dan mengambil posisi

servis di luar garis belakang.

b. Tubuh dalam posisi tegak dengan pandangan mata fokus melihat ke arah

datangnya bola.

c. Kaki kiri dilangkahkan ke depan. Hal ini dilakukan bersamaan dengan salah
16

satu memegang bola.

d. Bola dilemparkan ke atas dan dipukul dengan menggunakan jari tangan

yang dalam posisi rapat.

e. Bola harus dipukul dengan sekuat tenaga agar bisa mencapai area lawan.

f. Setelah memukul bola, posisi tubuh harus kembali dalam posisi siap.

2.2.2.5 Pengertian Latihan

Menurut Djoko Pekik Irianto (2002: 11), latihan adalah suatu proses

mempersiapkan organisme atlet secara “sistematis” untuk mencapai mutu

prestasi maksimal dengan diberi beban fisik dan mental yang teratur, terarah,

meningkat, dan “berulang-ulang” waktunya. Sistematis tersebut di atas artinya

proses pelatihan dilaksanakan secara teratur, terencana menggunakan pola dan

sistem tertentu, metodis, berkesinambungan dari sederhana menuju yang

komplek, dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sedikit ke yang banyak, dan

sebagainya. Sedangkan berulang-ulang yang dimaksudkan di atas artinya setiap

gerak harus dilatih secara bertahap dan dikerjakan berkali-kali agar gerakan

yang semula sukar dilakukan, kurang koordinatif menjadi semakin mudah,

otomatis, reflektif gerak menjadi efisien.

Nossek (dalam Djoko Pekik Irinto, 2002: 11-12) menyatakan bahwa

latihan adalah proses “penyempurnaan” berolahraga melalui “pendekatan

ilmiah”, khususnya “prinsip-prinsip pendidikan” secara teratur dan terencana

sehingga mempertinggi kemapuan diri kesiapan olahragawan. Penyempurnaan

artinya meningkatkan keterampilan dari apa yang telah dimiliki oleh atlet atau

peserta didik ke tingkat yang lebih baik, dan pendekatan ilmiah dimaksudkan

artinya dalam suatu proses latihan menggunakan metode yang dapat


17

dipertanggung jawabkan kebenarannya secara keilmuan bukan karena faktor

kebetulan atau ketidaksengajaan, sedangkan prinsip pendidikan berarti upaya

untuk membawa peserta didik kepada tingkat kemandirian dan kedewasaan.

Menurut Sukadiyanto (2005: 6) latihan adalah suatu proses

penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan

praktek, menggunakan metode, dan aturan, sehingga tujuan dapat tercapai tepat

pada waktunya.

Sukadiyanto (2005: 7) menjelaskan beberapa ciri-ciri dari latihan adalah

sebagai berikut:

1. Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik dalam

berolahraga, yang memerlukan waktu tertentu (pentahapan), serta

memerlukan perencanaan yang tepat dan cermat.

2. Proses latihan harus teratur dan progresif. Teratur maksudnya latihan harus

dilakukan secara berkelanjutan (kontinyu). Sedangkan bersifat progresif

maksudnya materi latihan diberikan dari yang mudah ke yang sukar, dari

yang sederhana ke yang lebih sulit (kompleks), dari yang ringan ke yang

berat.

3. Pada setiap kali tatap muka (satu sesi/satu unit latihan) harus memiliki

tujuan dan sasaran.

4. Materi latihan harus berisikan meteri teori dan praktek, agar pemahaman

dan penguasaan keterampilan menjadi relatif permanen.

5. Menggunakan metode tertentu, yaitu cara paling efektif yang direncanakan

secara bertahap dengan memperhitungkan faktor kesulitan, kompleksitas

gerak, dan penekananan pada sasaran latihan.


18

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa latihan

merupakan proses penyempurnaan keterampilan (olahraga) yang dilakukan

peserta didik ataupun atlet secara sistematis, terstruktur, berulang-ulang, serta

berkesinambungan, dan bertahap dari bentuk maupun beban latihannya.

2.2.2.6. Prinsip Latihan

Untuk mendpatakan hasil yang maksimal dalam latihan perlu

adanya pedoman, pendoman ini dalam bentuk prinsip latihan. Prinsip

latihan menurut Bompa (2009:2) latihan adalah proses dimana seorang

atlet dipersiapkan untuk performa tinggi”, Budiwanto (2012:16)

menjelaskan bahwa latihan adalah proses melakukan kegiatan olahraga

yang berdasarkan program latihan yang disusun secara sistematis,

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atlet dalam upaya mencapai

prestasi yang semaksimal mungkin, terutama dilaksanakan untuk

persiapan menghadapi suatu pertandingan‟. Latihan adalah suatu proses

yang sangat kompleks yang melibatkan variabel-variabel internal dan

eksternal, antara lain motivasi dan ambisi pemain, kuantitas dan kualitas

latihan, volume dan intensitas latihan, pengalaman-pengalaman latihan

(Harsono, 2004:7). Latihan bolavoli sangat penting untuk memprogram

latihan-latihan yang akan digunakan dalam latihan. program latihan adalah

suatu pedoman latihan tertulis yang didalamnya berisi petunjuk-petunjuk

latihan untuk mencapai prestasi. Program latihan dalam penelitian ini

adalah berisi tentang latihan naik turun bangku yang akan digunakan

dalam pemberian treatment. Lubis, Johansyah (2013:12) prinsip - prinsip

latihan adalah hal yang wajib diketahui oleh seorang pelatih agar tujuan
19

latihannya dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Semua prinsip

Latihan adalah bagian dari semua konsep serta tidak dipandang sebagi unit

yang terpisah walaupun untuk suatu maksud tertentu dan diambil dari

banyak pengertian akan tetapi disajikan dan digambarkan secara terpisah.

Prinsip latihan yang penting dan dapat diterapkan pada semua cabang

olahraga adalah prinsip multilateral, prinsip spesialisasi, prinsip individual,

prinsip beban berlebih (over load), memperhitungkan perbedaan gender,

variasi latihan, pengembangan model latihan.

Interval training adalah latihan atau sistem latihan yang diselingi

interval -interval berupa masa istirahat. Jadi dalam pelaksanaannya adalah;

istirahat – Latihan - istirahat - latihan - istirahat dan seterusnya. Interval

training merupakan cara latihan yang penting untuk dimasukan ke dalam

program latihan keseluruhan. Banyak pelatih menganjurkan menggunakan

interval training untuk melaksanakan latihan karena hasilnya sangat positif

untuk mengembangkan daya tahan keseluruhan maupun stamina atlet.

Bentuk latihan interval dapat berupa latihan lari (interval running) atau

renang (internal swimming) dapat pula dilakukan dalam program weight

training maupun circuit training. Latihan interval dapat dilakukan dalam

semua cabang olahraga yang membutuhkan daya tahan dan stamina,

seperti atletik, basket ball, renang, voli, sepakbola, bulutangkis dan

sebagainya. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam internal

training, yaitu;

a. intensitas/beban latihan

b. lamanya latihan
20

c. repetisi/ulangan latihan, dan

d. recovery internal (masa istirahat diantara latihan)

Beban latihan dapat diterjemahkan kedalam tempo, kecepatan dan

beratnya beban. Sedangkan lamanya latihan dapat dilihat dari jarak tempuh

atau waktu, Repetisi dapat ditinjau dari ulangan latihan yang harus

dilakukan; kemudian masa istirahat adalah masa berhenti melakukan

latihan/istirahat diantara latihan-latihan tersebut.

Keseimbangan (Balance) Keseimbangan adalah kemampuan

seseorang untuk mempertahankan posisi tubuh baik dalam kondisi statik

maupun dinamik. Dalam keseimbangan ini yang perlu diperhatikan adalah

waktu refleks, waktu reaksi, dan kecepatan bergerak. Dan biasanya latihan

keseimbangan dilakukan bersama dengan latihan kelincahan dan

kecepatan, bahkan kelentukan. Ada dua macam keseimbangan :

a. Keseimbangan statis adalah mempertahankan sikap pada posisi diam di

tempat. Ruang geraknya biasanya sangat kecil, seperti berdiri di atas alas

yang sempit.

b. Keseimbangan dinamis adalah kemampuan seseorang untuk

mempertahankan posisi tubuhnya pada waktu bergerak. Seperti Sepatu roda,

ski air, dan olahraga sejenisnya.

2.2.2.7. Daya Ledak Otot Tungkai

Daya ledak merupakan perpaduan antara kekuatan dan kecepatan,

bahwa kekuatan otot dan kecepatan gerak merupakan ciri utama dari

kemampuan daya ledak. Kekuatan otot tungkai merupakan salah satu

unsur membentuk daya ledak otot tungkai, dalam peningkatan kekuatan


21

untuk menghasilkan lompatan yang baik, smash yang keras dan jump

servis yang baik diperlukan kualitas otot tungkai yang baik pula. Kekuatan

otot tungkai dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui latihan-latihan

daya ledak otot tungkai. Dilihat dari beberapa cabang olahraga sering

terlihat bentuk latihan lompat-loncat untuk meningkatkan kekuatan dan

daya ledak otot tungkai. Beberapa bentuk latihan yang digunakan untuk

meningkatkan daya ledak otot tungkai seperti latihan naik turun tangga

bertujuan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai, namun pengaruh

bentuk latihan diduga memiliki hasil tehadap daya ledak otot tungkai.

Pelatihan plyometric banyak digunakan sebagai metode untuk

mengembangkan kapasitas daya ledak dalam olahraga manapun yang

membutuhkan kemampuan melompat (Kim dan Park 2016). Latihan

skipping dan naik turun tangga merupakan latihan pliometrik yang dapat

menambah massa daya ledak otot tungkai. Menurut Abduh dkk (Ikhwan

Abduh, Zaiful Basri, & Hendrik Mentara, 2019) menegaskan bahwa,

latihan skipping adalah latihan yang dilakukan dengan cara melompat ke

atas yang dilakukan berulang-ulang dengan tali sebagai medianya. Latihan

skipping dianggap dapat berpengaruh, hal ini dikarenakan latihan skipping

merupakan salah satu jenis latihan yang dapat meningkatkan daya ledak

otot power tungkai.

Sudarsana dkk (I Putu Agus B.S, J.A Pangkahila, Bagus K.S, I

Wayan Weta, I.N Sandi,& N.N Ayu Dewi, 2019) menegaskan bahwa,

latihan loncat naik turun tangga atau tribun merupakan gerakan untuk

mengubah momentum horizontal menjadi vertikal dengan mengusahakan


22

efesiensi gerakan untuk mencapai ketinggian yang cukup. Menurut

Paputungan (2013) menyatakan bahwa proses pelatihan dengan

menggunakan Indonesian Journal for Physical Education and Sportbentuk

latihan Skiping memiliki pengaruh positif terhadap Peningkatan tinggi

loncatan vertikal pada pemain olahraga bola voli diawali dengan

pemberian suatu penjelasan tentang bentuk latihan Skiping itu sendiri

serta penjelasan tentang cara melakukannya dengan baik dan benar.

Menurut Gunawan (2014:23) menjelaskan bahwa latihan naik turun tangga

dapat juga disebut harvard step, yang dilakukan untuk meningkatkan

kondisi fisik pada unsur kecepatan dan kekuatan yang merupakan unsur

mendasar pada komponen daya ledak otot. Dari pendapat yang wq292di

jelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa, latihan skipping atau lompat tali

dan latihan naik turun tangga bisa menjadi menu wajib yang harus

dilakukan oleh seorang pemain bola voli. Latihan ini dapat membantu

seorang pemain bola voli untuk meningkatkan daya tahan tubuh,

kelincahan kaki, dan kecepatan.

2.2.2.8. Vertical Jump

Dalam cabang Bolavoli unsur fisik sangat dominan dalam

membangun terealisasinya kemampuanteknik. Kemampuan fisik dalam

Bolavoli dapat dikatakan penentu dalam pertandingan karena Bolavoli

merupakan olahraga yang tergolong dalam anaerobic yang memiliki

tempo yang tinggi. Dengan demikian setiap pemain dibutuhkan kesiapan

fisik yang prima. Unsur fisik dalam Bolavoli yang dominan dalam

membangun serangan serta bertahan dari serangan lawan adalah loncatan


23

yang tinggi. Loncatan yang dimaksud adalah vertical jump pemain yang

dapat berungsi untuk melakukan serangan seperti smash dan bertahan

dari serangan lawan seperti block. Vertical jump adalah kemampuan

melompat keatas setinggi-tingginya yang dimiliki oleh seseorang

dengan memanfaatkan daya ledak ledak otot tungkai. Kemampuan

vertical jump yang dimiliki oleh seseorang berbeda antara yang satu

dengan yang lainya. Hal ini dipengaruhi oleh anatomi tubbuh orang

tersebut. Selain struktur anatomi, kemampuan vertical jump ini juga

dipengaruhi oleh latihan yang dijalani. Semakin cocok model latihan

yang diberikan pada seseorang atau sekelompok orang, maka akan

semakin baik kemampuan vertical jump yang dimiliki oleh orang

tersebut. Ada banyak model latihan yang dapat diberikan untuk

meningkatkan vertical jump, salah satunya adalah latihan skipping.

2.2.2.9. Latihan Skipping

Skipping merupakan olahraga yang mengunakan seutas tali untuk

melakukan lompatan. Skipping yang dimaksud adalah mengayunkan tali

ketika tali melewati kaki dan kepala dengan alat sederhana berupa tali.

Skipping sendiri merupakan suatu bentuk latihan dengan menggunakan

tali yang dilakukan dengan cara meloncati tali tersebut terusmenerus atau

sesuai waktu yang telah ditentukan Olahraga skipping ini degemari oleh

atlet-atlet dari berbagai macam cabang, misalnya bola voli, badminton,

tinju, dan olahraga yang lain. Olahraga skipping digemari karena dengan

melakukan olahraga skipping ini dapat meningkatkan kekuatan,

kelincahan, keseimbangan. Olahraga ini sampai saat ini masih menjadi


24

pilihan dari berbagai cabang olahraga. Saat ini perkembangan skipping

juga sangat hebat, skipping mengalami perkembangan dari segi variasi

pengunaan maupun bahan yang digunakan. Zaman dahulu skipping

digunakan hnya untuk meloncat satu atau dua macam loncatan saja namun

sekarang variasi penggunaan skipping sangat variatif dan berkembang

berbagai macam variasi, selain itu bahan yang digunakan untuk membuat

skipping pada zaman dulu hanya tali saja dan pegangannya hanya dari

kayu, namun sekarang dengan berkembangnya zaman bahan skipping bisa

dari plastik yang bahannya ringan dan mudah digunakan.

Menurut Abduh dkk (Ikhwan Abduh, Zaiful Basri, & Hendrik

Mentara, 2019) menegaskan bahwa, latihan skipping adalah latihan yang

dilakukan dengan cara melompat ke atas yang di lakukan berulang-ulangg

dengan tali sebagai medianya. Latihan skipping dianggap dapat

berpengaruh, hal ini dikarenakan latihan skipping merupakan salah satu

jenis llatihan yang dapat meningkatkan daya ledak otot power tungkai.

Menurut Bayu Surya (2010: 3) lompat tali dikenal dengan istilah

rope skipping. Skipping adalah suatu aktivitas yang menggunakan tali

dengan kedua ujung tali dipegang dengan kedua tangan lalu diayunkan

melewati kepala sampai kaki sambil melompatinya. Menurut Chrissie

Gallagher (2006: 99) lompat tali atau skipping adalah suatu bentuk latihan

yang sangat baik dapat dijadikan sebuah latihan yang dapat meningkatkan

daya tahan dan kecepatan.


25

Gambar 1. Gerakan Skipping


(Dok. Pete McCall, 2017)
2.2.2.8. Latihan Naik Turun Tangga

Latihan naik turun tangga adalah metode latihan untuk melatih

kekuatan otot kaki. Latihan naik turun tangga merupakan bentuk metode

latihan untuk mengembangkan kondisi fisik dengan sasaran utama adalah

power tungkai. Latihan naik turun tangga merupakan salah satu dari

latihan plyometric, di mana menjelaskan bahwa plyometric adalah suatu

metode latihan yang menitik beratkan pada gerakan-gerakan dengan

kecepatan tinggi. Sudarsana dkk (I Putu Agus B.S, J.A Pangkahila, Bagus

K.S, I Wayan Weta, I.N Sandi, & N.N Ayu Dewi, 2019) menegaskan

bahwa, latihan loncat naik turun tangga atau tribun merupakan gerakan

untuk mengubah momentum horizontal menjadi vertikal dengan


26

mengusahakan efesiensi gerakan untuk mencapai ketinggian yang cukup.

Sedangkan menurut Summit (dalam, Lolly, 2001), berpendapat

bahwa plyometric adalah latihan spesifik untuk meningkatkan kemampuan

lompatan yang dilengkapi dengan latihan peregangan dan mempersingkat

terjadinya kontraksi otot, tenaga elastis ini kemudian dipakai ulang untuk

mempersingkat aktivitas otot yang menjadi lebih kuat.

Menurut Gunawan (2014:23) menjelaskan bahwa latihan naik

turun tangga dapat juga disebut harvard step, yang dilakukan untuk

meningkatkan kondisi fisik pada unsur kecepatan dan kekuatan yang

merupakan unsur mendasar pada komponen daya ledak otot. Dari

pendapat yang di jelaskan di atas dapat di simpulkan bahwa, latihan

skipping atau lompat tali dan latihan naik turun tangga bisa menjadi menu

wajib yang harus dilakukan oleh seorang pemain bola voli. Latihan ini

dapat membantu seorang pemain bola voli untuk meningkatkan daya tahan

tubuh, kelincahan kaki, dan kecepatan. Selain itu latihan skipping dan

latihan naik turun tangga dapat membantu meningkatkan kemampuan atau

kualitas gerak pada pergelangan tangan, yang pada akhirnya sangat

membantu.
27

Gambar 2. Gerakan Naik Turun Tangga


(Sumber : https://www.google.com/imgres)

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini latihan naik turun tangga dilakukan dengan

memakai tangga yang tingginya 20 cm. Ketinggian tangga diturunkan karena

untuk menyetarakan beban dengan latihan skipping. Dosis latihan sama dengan

latihan skipping 2 repetisi dan meningkat 2 repetisi setiap tiga kali pertemuan,

setiap pertemuan 2 set, dilakukan dengan irama cepat recovery 1 menit antar

set, pemberian perlakuan dilakukan 3x seminggu dengan lama pemberian 18

kali tatap muka.

Menurut Dekdikbud (2000: 51), latihan dengan menggunakan metode

Naik turun tangga mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:

1. Selalu lakukan pemanasan dan penguluran terutama untuk bagian kaki.

2. Gerakan maksimal diperlukan untuk mencapai hasil yang baik.

3. Penting untuk mengetahui penempatan kaki yang tepat cobalah untuk

mendarat dengan memantapkan posisi pergelangan kaki.

Berdasarkan kajian teoritik di atas maka dapat disimpulkan bahwa latihan

skipping dan naik turun tangga diharapkan mampu meningkatkan tinggi

lompatan pada pemain bola voli. Oleh karena itu, latihan untuk meningkatkan

kemampuan.

Latihan naik turun tangga adalah bentuk latihan kecepatan yang

tujuannya untuk meningkatkan power tungkai. Untuk melakukan gerakan naik


28

turun tangga diawali dengan posisi berdiri menghadap tangga, kedua lengan

berada di samping badan, kemudian lakukan gerakan menaiki dan menuruni

tangga dengan secepat mungkin, dengan ketinggian tangga 20 cm, repetisi 2x

dan meningkat setiap tiga kali pertemuan, setiap pertemuan 2 set, Irama: cepat,

Frekuensi: 3x/ minggu, Rec 1 menit /set, lama latihan 40 menit. Latihan

skipping adalah bentuk latihan plyometric. Untuk melakukan gerakan skipping

ini diawali dengan posisi berdiri dengan salah satu kaki, kedua lengan berada

di samping badan dengan memegang ujung tali skipping, kemudian ayunkan

tali skipping melewati kepala sampai kaki dan meloncatinya, lakukan gerakan

skipping cepat, repetisi 2x, repetisi meningkat setiap tiga kali pertemuan, setiap

pertemuan 2 set, Irama: cepat, Frekuensi: 3x/ minggu, Rec 1 menit /set, lama

latihan 40 menit.

Latihan skipping lebih baik daripada latihan naik turun tangga terhadap

peningkatan tinggi lompatan pemain. Hal ini disebabkan beban yang harus

ditahan oleh otot tungkai pada latihan skipping lebih besar, karena gerakan

lompat dilakukan hanya dengan satu kaki. Dengan kata lain pada latihan

skipping tuntutan kekuatan dan kecepatan pada saat pelaksanaan lebih tinggi

dari pada latihan naik turun tangga. Dengan perbedaan tuntutan kecepatan dan

kekuatan yang harus diterima/ditahan oleh otot tungkai menyebabkan power

yang dibutuhkan otot tungkai juga berbeda sesuai dengan beban yang diterima.

Semakin besar tuntutan kecepatan dan kekuatan yang diterima/ditahan otot saat

kontraksi maka semakin besar pengaruhnya dalam meningkatkan power

tungkai yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap peningkatan tinggi

lompatan. Adapun beberapa faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil


29

penelitian baik secara internal maupun eksternal yaitu saat pengambilan

sampel, proses latihan, sarana prasarana, psikologi atlet, lingkungan latihan dan

cuaca pada saat proses pemberian treatment.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti beranggapan bahwa kedua latihan

tersebut sudah sesuai dengan pedoman-pedoman latihan kecepatan sehingga

sama-sama akan memberikan efek. Tetapi latihan skipping akan memberikan

efek yang lebih baik karena beban yang diterima otot lebih besar daripada

latihan naik turun tangga. Sehingga peningkatan kekuatan akan lebih signifikan

yang secara langsung berpengaruh terhadap power yang dihasilkan.

Siswa SMA Negeri 7 Sigi

Pre-Test ( Tes awal )

Latihan Skipping Latihan Naik turun tangga


30

Post-Test ( Tes akhir )

Hasil perubahan ketika di berikan latihan

2. 4 Hipotesis Penelitian

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1. apakah ada pengaruh latihan skiping dan latihan naik turun tangga

terhadap tinggi lompatan pemain bola voli di SMA Negeri 7 Sigi?

2. Apakah ada pengaruh Latihan Naik turun tangga terhadap tinggi

lompatan pemain bola voli SMA Negeri 7 Sigi?

3. Apakah ada perbedaan pengaruh latihan Skipping dan Naik turun

tangga terhadap tinggi lompatan pemain bola voli SMA Negeri 7

Sigi?
BAB III
METODE PENELITIAN

3. 1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, artinya karena sampel

tidak dikarantina atau tidak di asramakan. Penelitian eksperimen bertujuan

untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara

mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental, satu atau lebih

kondisi perlakuan dari membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih

kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan (Cholid Narbuko, 2007:

51). Desain penelitian yang digunakan adalah “Two Groups Pretest- Posttest

Design”, yaitu desain penelitian yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan

dan posttest setelah diberi perlakuan. Dengan demikian dapat diketahui lebih

akurat, karena dapat membandingkan dengan diadakan sebelum diberi

perlakuan (Sugiyono, 2007: 64). Dengan latihan yang diberikan tersebut, akan

terlihat hubungan sebab akibat sebagai pengaruh dari pelaksanaan latihan.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh latihan

skipping dan naik turun tangga terhadap tinggi lompatan pemain bola voli.

Adapun desain penelitian sebagai berikut:

KELOMPOK A
Tes awal Tes akhir
(pretest) (posttest)
Kelompok B

Gambar 3. Desain Two Group Pretest-Postest Design


(Sugiyono, 2007: 32)

31
32

Penyusunan program latihan tidak bisa dibuat begitu saja tanpa ada dasar

pengetahuan atau pengalaman dari pelatih itu sendiri, penyusunan program latihan

harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi artinya harus

memperhitungkan kemampuan atlet dalam menerima program latihannya agar

bisa secara bertahap mampu mengembangkan kemampuan seorang atlet.

Sukadiyanto (2011: 43) penyusunan program latihan adalah proses

merencanakan dan menyusun materi, beban, sasaran, dan metode latihan pada

setiap tahapan yang akan dilakukan oleh setiap olahragawan. Dalam menyusun

program latihan perlu memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai faktor,

antara lain meliputi: mengetahui biodata olahragawan, langkah-langkah

penyusunan program, dan karakteristik cabang olahraga.

Program latihan harus diatur dan direncanakan dengan baik sehingga dapat

menjamin tercapainya tujuan latihan. Jadi proses perencanaan program latihan

menunjukkan sesuatu yang teratur dengan baik, metodis, dan ilmiah serta dapat

membantu para atlet untuk mencapai hasil yang tinggi dalam penampilannya

berdasarkan proses latihan (Imanudin, 2008: 149).

Keterangan:

MSOP: Matched Subject Ordinal Pairing

Kelompok A dengan latihan skipping

Kelompok B dengan latihan naik turun bangku

Tes Awal: vertical jump

Tes Akhir: vertical jump setelah pemberian treatment 24 kali pertemuan


33

Tabel .1 Program Latihan Skipping

Set/
Lama Waktu
Minggu Ke Hari Isi Latihan Repetisi/
Melakukan
Irama
a. Pemanasan
15 Menit
1 b. Pengukuran awal
45 Menit
vertical Jump

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 2 Repetisi
2 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 4 Repetisi
3 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 6 Repetisi
4 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 8 Repetisi
5 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 10 Repetisi
6 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 12 Repetisi
7 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 14 Repetisi
8 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat
34

Tabel .2 Program Latihan Naik Turun Tangga

Set/
Lama Waktu
Minggu Ke Hari Isi Latihan Repetisi/
Melakukan
Irama
a. Pemanasan
15 Menit
1 b. Pengukuran awal
45 Menit
vertical Jump

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 2 Repetisi
2 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 4 Repetisi
3 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 6 Repetisi
4 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 8 Repetisi
5 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 10 Repetisi
6 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 12 Repetisi
7 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat

Senin
a. Pemanasan 15 Menit 2 Set
b. Latihan Skipping 40 Menit 14 Repetisi
8 Rabu
c. Recovery per-set 1 Menit Cepat
Jumat
35

Prinsip latihan secara progresif menekankan bahwa atlet harus menambah

waktu latihan secara progresif dalam keseluruhan program latihan. Prinsip latihan

ini dilaksanakan setelah proses latihan berjalan menjelang pertandingan.

Contoh penerapan prinsip latihan secara progresif adalah jika seorang atlet

telah terbiasa berlatih dengan beban latihan antara 60%-70% dari kemampuannya

dengan waktu selama antara 40-50 menit, maka atlet tersebut harus menambah

beban latihan. Dibanding pada latihan sebelumnya.

Tentang prinsip latihan harus progresif, Bompa (dalam Budiwanto, 2013:

24) menjelaskan bahwa dalam melaksanakan latihan, pemberian beban latihan

harus ditingkatkan secara bertahap, teratur hingga mencapai beban maksimum.

.Menurut pendapat Hazeldine (dalam Budiwanto, 2013: 24) program

latihan harus direncanakan, beban ditingkatkan secara pelan bertahap, yang akan

menjamin memperoleh adaptasi secara benar.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 101) populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2007: 55) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian disimpulkan. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain bola voli

SMA Negeri 7 Sigi.


36

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi

Arikunto, 2006: 117). Teknik sampel dalam penelitian ini adalah Total

Sampling, teknik ini didasarkan atas tujuan tertentu. Adapun syarat-syarat yang

harus dipenuhi dalam pengambilan sampel ini, yaitu; Pemain bola voli di SMA

Negeri 7 Sigi, dan bersedia menjadi mengikuti latihan selama penelitian

berlangsung. Berdasarkan kriteria tersebut yang memenuhi adalah berjumlah

10 pemain.

Seluruh sampel tersebut dikenai pretest untuk menentukan kelompok

treatment, dirangking nilai pretestnya, kemudian dipasangkan dengan pola dua

kelompok dengan anggota masing-masing pemain. Sampel dibagi menjadi dua

kelompok, Kelompok I diberi perlakuan skipping dan Kelompok II diberi

perlakuan naik turun tangga selama 18 kali pertemuan kemudian dilakukan

posttest sama seperti pretest, yaitu tes vertical jump. Adapun prosedur

pembagian kelompok I dan kelompok II adalah dengan mengunakan ordinal

pairing. Langkah pertama adalah melakukan pretest pada pertemuan pertama

yaitu melakukan pretest, lalu kemudian hasil tersebut diranking dari yang

tertinggi sampai terendah. Hasil ranking pretest tersebut dibuat ordinal pairing

berdasarkan ranking yang diperoleh dari latihan. Hasil pengelompokkan

berdasarkan ordinal pairing adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Ordinal Pairing


Kelompok A Kelompok B
1 2
4 3
5 6
8 7
9 10
(Sumber: Sugiyono, 2007: 57)
37

3.3 Defenisi Oprasional Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 118) “Variabel adalah objek

penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Adapun

definisi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Latihan skipping adalah latihan cara melakukan lompatan dengan skipping

yang diulang-ulang makin lama makin bertambah bebannya dengan tujuan

untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam melakukan lompatan.

2. Latihan naik turun tangga adalah latihan naik turun tangga yang diulang-

ulang makin lama makin bertambah bebannya dengan tujuan untuk

mengetahui hasil yang dicapai dalam melakukan lompatan.

3. Tinggi lompatan adalah kemampuan seseoarang untuk melakukan lompatan

setinggi-tingginya yang diukur menggunakan tes vertical jump.

3.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Suharsimi Arikunto (2006: 136) instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan lebih baik. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

dengan tes pengukuran yang digunakan untuk pengukuran awal (pretest)

maupun pengukuran akhir (posttest) menggunakan tes vertical jump (lompat

tegak). Adapun petunjuk instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

(Depdiknas, 2010: 24):

1. Tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengukur tinggi lompatan.

2. Alat dan fasilitas meliputi:

1. Dinding

2. Serbuk kapur putih,alat tulis.


38

3. Petugas tes: Pengamat dan pencatat hasil.

4. Pelaksanaan: Sikap permulaan: Terlebih dahulu ujung jari peserta diolesi

serbuk kapur, kemudian peserta berdiri tegak dekat dengan dinding kaki

rapat. Kemudian tangan yang dekat dengan dinding diangkat atau

diraihkan ke dinding berskala sehingga meninggalkan bekas raihan jari,

Gerakan: Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan

kedua lengan diayunkan ke belakang. Kemudian peserta melompat

setinggi mungkin sambil menepuk dinding dengan tangan yang terdekat

sehingga menimbulkan bekas. Gerakan ini diulangi sampai 2 kali

berturut-turut. Pencatatan Hasil: Hasil yang dicatat adalah selisih raihan

lompatan dikurangi raihan tegak, ketiga selisih raihan dicatat.

Gambar 4. Sikap Tes Pengukuran Vertical Jump


Sumber: (Depdikbud, 2000: 19)

3.5 Teknik Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji

prasyarat. Pengujian data hasil pengukuran yang berhubungan dengan hasil

penelitian bertujuan untuk membantu analisis agar menjadi lebih baik. Untuk

itu dalam penelitian ini akan diuji normalitas dan uji homogenitas data

.
39

1. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Instrumen ini dapat dikatakan tepat apabila terlebih dahulu teruji

validitasnya. Suatu intrumen dikatakan sahih apabila instrumen itu mampu

mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Saifuddin Azwar (2001: 5) logical

validity adalah kesesuaian antara alat dan pengukuran dengan komponen-

komponen keterampilan penting yang diperlukan dalam melakukan tugas

motorik yang memadai. Apabila tes secara pikiran logis/akal sehat tes dapat

mengukur komponen-komponen dari suatu keterampilan yang sedang diukur,

dapat ditegaskan bahwa tes tersebut termasuk logical validity.

a. Reliabilitas

Seperti dikemukakan oleh Saifuddin Azwar (2001: 6) reliabilitas adalah

menunjukan pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data jika instrument tersebut sudah

baik. Reliabilitas dicari menggunakan teknik test-retest pada nilai pretest

dengan mengkorelasikan tes pertama dan tes kedua.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan menggunakan bantuan

program, yaitu dengan membandingkan mean antara kelompok 1 dan

kelompok 2. Apabila nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ha ditolak, jika

t hitung lebih besar dibanding t tabel maka Ha diterima. Uji hipotesis dalam

penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program. Mengetahui persentase

peningkatan setelah diberi perlakuan digunakan perhitungan persentase

peningkatan dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 1991: 48):


BAB VI
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskriptif Data Hasil Dan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari - 17 Maret 2023. Subjek dalam

penelitian ini adalah siswa di SMA NEGERI 7 SIGI yang berjumlah 10 siswa. Hasil

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh latihan skipping dan naik turun

tangga terhadap tinggi lompatan pemain bola voli di SMA NEGERI 7 SIGI.

Menggunakan sampel sebanyak 10 orang. Sampel sebanyak 10 orang merupakan jumlah

sampel yang cukup untuk melakukan uji statistik yang dapat memberikan hasil yang

akurat dan representatif, terutama jika penelitian dilakukan dengan hati-hati dan teliti.

Dalam penelitian ini, 10 orang partisipan dipilih secara acak untuk diikutsertakan

dalam penelitian. Partisipan dibagi secara acak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

yang menjalani latihan skipping, kelompok yang menjalani latihan naik turun tangga.

Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang partisipan. Sebelum dan setelah latihan,

tinggi lompatan partisipan diukur menggunakan alat yang telah terstandardisasi:

Data penelitian ini adalah ialah didasari pada hasil data pre-test dan post-test yang

dipeoleh dari ruangan hasil pre-test dan post-test terhadap lompatan pemain bola voli di

SMA Negeri 7 Sigi

40
41

Tabel 2. Data Tes Kelompok 1 Lompat Tali

D
No.
Pre-Test Post-Test
Subjek (Post-Test) – (Pre-Test)

1. 1,02
2,56 3,58

2. 0,03
2,65 3,68

3. 1,03
2,70 3,73

4. 1,02
2,60 3,62

5. 1,03
2,80 3,83
∑ 1.331 ∑1.844
N=5 ∑D = 4,13

X1 = 13,31 X2 = 18,44

Tabel 3. Data Tes Kelompok 2 Naik Turun Tangga

No. D
Pre-Test Post-Test
Subjek (Post-Test) – (Pre-Test)

1. 162 312 150

2. 151 361 210

3. 161 322 161

4. 193 352 159

5. 162 342 180

∑ 828 ∑ 1.689
N=5 ∑D = 860
X1 = 8,28 X2 = 1,689
42

1. Hasil latihan lompat tali normal terhadap terhadap pemain bola voli di SMA

NEGERI 7 SIGI. Pada tes awal kelompok eksperimen 1 dari rentangan nilai dari

hasil terendah 2,56 – 2,80. jumlah skor total 1.331 dan skor rata-rata 13.31.

sedangkan setelah diberi perlakuan selama 1 8 kali pertemuan dengan variabel

lompat tali , maka diperoleh dengan rentangan nilai dari hasil terendah 3,58 dan

hasil tertinggi 3,83. jumlah skor total 1.844 dan skor rata-rata 18.44. selain itu dari

penjabaran hasil kemampuan siswa terhadap permainan bola voli yang diperoleh

yaitu hasil prestasi bahwa seluruh siswa diatas rata-rata 5 anak (50%).

2. Hasil latihan naik turun tangga normal terhadap terhadap pemain bola voli di

SMA NEGERI 7 SIGI. Data pada tes awal kelompok eksperimen 2 dari rentangan

nilai dari hasil terendah . jumlah skor total 828 dan skor rata-rata 8,28. sedangkan

setelah anak diberi latihan selama 24 kali pertemuan dengan variabel naik turun

tangga, maka diperoleh dengan rentangan nilai dari hasil terendah 312 dan hasil

tertinggi 361. jumlah skor total 1.689 dan skor rata-rata 16,89. selain dari

penjabaran hasil yang diperoleh yaitu hasil semua siswa diatas rata-rata 5 anak

(50%).

Dari data-data hasil latihan lompat tali terhadap permainan bola voli di SMA

NEGERI 7 SIGI tersebut akan dimasukkan ke dalam perhitunagan statistik yang

didasarkan sesuai dengan pedoman perhitungan statistik sebagai berikut: N =

5 ;∑X1 = 13,31; ∑X2 = 18.44; ∑D = 4.13; ∑d = 0,02; ∑d2 = 33.433; MD = 8,26;

t = 6.393.

Dari data-data hasil latihan naik turun tangga terhadap permainan bola voli

di SMA NEGERI 7 SIGI.tersebut akan dimasukkan ke dalam perhitunagan

statistik yang didasarkan sesuai dengan pedoman perhitungan statistik sebagai

berikut: N = 5; ∑X1 = 8,28; ∑X2 = 1.659; ∑D = 860; ∑d = 0.4; ∑d2 = 844,084;

MD = 172; t = 2.647.
43

4.2 Hasil Analisa Data.

Analisa data digunakan untuk menjawab hipotesis yang di ajukan sebelum

analisis data dilakukan, maka perlu dilakukan uji persyratan analisis yaitu dengan

uji normalitas, dan uji homogenitas. Hasil uji hipotesis dapat dilihat sebagai

berikut.

4.2.1 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis untuk uji hipotesis yang

diajukan dalam penelitian dengan menggunakan uji – t menggunakan pre test dan

post test one group design, maka hasilnya akan dapat disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Eksperimen 1

t– t – tabel Keterangan
hitung

6.393 2.447 Berbeda

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan t – tes diperoleh t – hitung

sebesar 6.393. Selanjutnya dibandingkan dengan t – tabel pada tarf signifikasi 5%

yaitu sebesar 2.447. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa t – hitung berbeda

dengan t – tabel (t-hitung = 6.393 > t-tabel = 2.447), hal ini dapat diketahui bahwa

ada pengaruh latihan lompat tali terhadap kemampuan permainan bola voli di

SMA NEGERI 7 SIGI.


44

Tabel 5. Hasil Uji Eksperimen 2

t– t – tabel Keterangan
hitung
2.647 2.447 Berbeda

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan t – tes diperoleh t – hitung

sebesar 2.647. Selanjutnya dibandingkan dengan t – tabel pada tarf signifikasi 5%

yaitu sebesar 2.447. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa t – hitung berbeda

dengan t – tabel (t-hitung = 2.647 > t-tabel = 2.447), hal ini dapat diketahui bahwa

ada pengaruh latihan naik turun tangga terhadap kemampuan permainan bola voli

di SMA NEGERI 7 SIGI

4.2.2 Uji Prasyarat

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel-

variabel dalam penelitian mempunyai sebaran distribusi normal atau tidak.

Penghitungan uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov- Smirnov Z,

dengan pengolahan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.

Hasilnya sebagai berikut.

Tabel 7. Uji Normalitas


Kelompok P Sig. Keterangan
Pretest Skipping 0.305 0.05 Normal
Postest Skipping 0.827 0.05 Normal
Pretest naik turun bangku 0.770 0.05 Normal
Postest naik turun bangku 0.974 0.05 Normal
45

Dari hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa data pretest dan postest

memiliki nilai p (Sig.) > 0.05, maka variabel berdistribusi normal. Karena semua

data berdistribusi normal maka analisis dapat dilanjutkan.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas berguna untuk menguji kesamaan sampel yaitu seragam

atau tidak varian sampel yang diambil dari populasi. Kaidah homogenitas jika p >

0,05, maka tes dinyatakan homogen, jika p < 0.05, maka tes dikatakan tidak

homogen. Hasil uji homogenitas penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Uji Homogenitas


Kelompok df1 df2 Sig. Keterangan
Pretest 1 20 .771 Homogen
Posttest 1 20 .747 Homogen

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai sig. p > 0.05 sehingga data bersifat

homogen. Oleh karena data bersifat homogen maka analisis data dapat dilanjutkan

dengan statistik parametrik.

4.1. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh latihan lompat

tali dan latihan naik turun tangga terhadap permainan bola voli di SMA NEGERI 7

SIGI dapat dijelaskan sebagai berikut.


46

4.2.1 Pegaruh Latihan Skiping Terhadap Kemampuan Permainan Bola Voli

Di SMA NEGERI 7 SIGI

Pada hasil penelitian ini adanya pegaruh Latihan Skiping (Lompat Tali)

terhadap kemampuan permainan bola voli di SMA NEGERI 7 SIGI antara data

pre-test dan data post-test. Pada tes awal kelompok eksperimen 1 dari rentangan

nilai dari hasil terendah 2,56 – 2,80. jumlah skor total 1.331 dan skor rata-rata

13.31. sedangkan setelah diberi perlakuan selama 1 8 kali pertemuan dengan

variabel lompat tali , maka diperoleh dengan rentangan nilai dari hasil terendah

3,58 dan hasil tertinggi 3,83. jumlah skor total 1.844 dan skor rata-rata 18.44. hal

ini berarti ada pengaruh permainan bola voli setelah mengikuti latihan lompat tali

(Skiping).

Latihan skipping adalah bentuk latihan plyometric. Untuk melakukan

gerakan skipping ini diawali dengan posisi berdiri dengan salah satu kaki, kedua

lengan berada di samping badan dengan memegang ujung tali skipping, kemudian

ayunkan tali skipping melewati kepala sampai kaki dan meloncatinya, lakukan

gerakan skipping secepat mungkin, repetisi 20x, masing-masing kaki 10x

bergantian kaki kanan dan kaki kiri secara langsung, repetisi meningkat setiap tiga

kali pertemuan, setiap pertemuan 4 set, Irama: secepat mungkin (eksplosif),

Frekuensi: 3x/ minggu, Rec 30 detik /set, lama latihan 4 menit.

Latihan skipping dapat meningkatkan tinggi loncatan atlet karena latihan ini

merangsang otot untuk selalu berkontraksi dengan cepat baik saat memanjang

(eccentric) maupun memendek (concentric) sesuai prinsip gerakan latihan

plyometrics. Dengan gerakan yang dilakukan berulang- ulang dan intensitasnya

semakin bertambah di setiap pertemuan maka secara tidak langsung dapat

meningkatkan power tungkai.


47

4.2.2 Pengaruh Latihan Naik Turun Tangga Terhadap Kemampuan

Permainan Bola Voli Di SMA NEGERI 7 SIGI

Hasil penelitian ini terlihat adanya pengaruh Latihan naik turun tangga

permainan bola voli di SMA NEGERI 7 SIGI pada tes awal kelompok eksperimen 2

dari rentangan nilai dari hasil terendah . jumlah skor total 828 dan skor rata-rata

8,28. sedangkan setelah anak diberi latihan selama 18 kali pertemuan dengan

variabel naik turun tangga, maka diperoleh dengan rentangan nilai dari hasil

terendah 312 dan hasil tertinggi 361. jumlah skor total 1.689 dan skor rata-rata

16,89.hal ini berarti ada pengaruh kemampuan permainan bola voli setelah

mengikuti latihan naik turun tangga

Latihan naik turun tangga dapat meningkatkan tinggi loncatan atlet karena

latihan ini merangsang otot untuk selalu berkontraksi dengan cepat baik saat

memanjang (eccentric) maupun memendek (concentric) sesuai prinsip gerakan

latihan plyometrics. Dengan gerakan yang dilakukan berulang-ulang dan

intensitasnya semakin bertambah di setiap pertemuan maka secara tidak langsung

dapat meningkatkan power tungkai.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan

pembahasan, dapat diambil kesimpulan, yaitu: Ada pengaruh latihan Lompat

Tali (Skiping) terhadap kemampuan permainan bola voli di SMA NEGERI 7 SIGI

dan Ada pengaruh latihan Latihan naik turun tangga terhadap kemampuan

permainan bola voli di SMA NEGERI 7 SIGI.

Dari data-data hasil latihan lompat tali terhadap permainan bola voli di SMA

NEGERI 7 SIGI tersebut akan dimasukkan ke dalam perhitunagan statistik yang

didasarkan sesuai dengan pedoman perhitungan statistik sebagai berikut: N =

5 ;∑X1 = 13,31; ∑X2 = 18.44; ∑D = 4.13; ∑d = 0,02; ∑d2 = 33.433; MD = 8,26;

t = 6.393. Dari data-data hasil latihan naik turun tangga terhadap permainan bola

voli di SMA NEGERI 7 SIGI.tersebut akan dimasukkan ke dalam perhitunagan

statistik yang didasarkan sesuai dengan pedoman perhitungan statistik sebagai

berikut: N = 5; ∑X1 = 8,28; ∑X2 = 1.659; ∑D = 860; ∑d = 0.4; ∑d2 = 844,084;

MD = 172; t = 2.647.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat

disampaikan yaitu:

1. Bagi pelatih untuk memberikan latihan yang lebih bervariasi lagi sebagai

upaya untuk mengurangi kejenuhan latihan.

2. Dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu bagi peneliti

selanjutnya hendaknya mengembangkan dan menyempurnakan program

latihan pada penelitian ini.

48
49

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian


DATA HASIL TES AWAL (PRE-TEST) DAN AKHIR (POST TEST)
KELOMPOK EKSPERIMEN 1
50

Nama Hasil Pre-Test Hasil Post-Test

RS 2,56 3,58

AG 2,65 3,68

FQ 2,70 3,73

RI 2,60 3,62

MU 2,80 3,83

DATA HASIL TES AWAL (PRE-TEST) DAN AKHIR (POST TEST)


KELOMPOK EKSPERIMEN 2

Nama
Pre-Test Post-Test

RS 162 312

AG 151 361

FQ 161 322

RI 193 352

MU 162 342

Lampiran 2. Statistik Data Penelitian

Perhitungan Statistik T-Hitung Latihan Lompat Tali (Skiping)


51

D
No. D
(D-MD
d2

1. 1,02 81,58 6,655

2. 0,03 82,57 6,817

3. 1,03 81,57 6,653

4. 1,02 81,58 6,655

5. 1,03 81,57 6,653

∑d =0,02
∑D = 4,13 ∑d2 =33,433

MD 82,6 82,6
t= 82,6 82,6
√∑ d 2 = √ 33,433 = √ 33,433 = 1,671 = 1.292 =6,393
N (N −1) 6 x5 30

∑ D 62
MD = = = 82,6
N 6

T tabel = 2.447

Perhitungan Statistik T-Hitung Pada Latihan Naik Turun Tangga


52

10 D
No.
(D-MD
d2

1. 150 -22 484

2. 210 78 6,084

3. 161 -11 121

4. 159 -13 169

5. 180 -8 64

∑D = 860 ∑d =0,4
∑d2 =844,084

MD 172 172
t= 172 172
√∑ d 2 = √ 844,084 = √ 844,083 = 42,2042 = 6,496 = 2,647
N (N −1) 5X4 20

∑ D 860
MD = = = 172
N 5

ttabel = 2.447

Lampiran 3. Uji Homogenitas


Test of Homogeneity of Variances
53

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Pretest Skipping .087 1 20 .771


Postestt Skiping .107 1 20 .747

ANOVA

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.

Pretest Skipping Between Groups 1.136 1 1.136 .063 .804

Within Groups 360.364 20 18.018

Total 361.500 21

Postestt Skiping Between Groups 1.136 1 1.136 .054 .818

Within Groups 417.636 20 20.882


Total 418.773 21

Lampiran 4. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest Naik Postestt


Pretest Postestt Turun Naik Turun
Skipping Skiping Bangku Bangku

N 5 5 5 5
Normal Parameters a
Mean 25.7273 26.5455 25.2727 26.0909

Std. Deviation 4.45176 4.71940 4.02718 4.41485

Most Extreme Absolute .292 .189 .200 .146


Differences Positive .292 .189 .163 .146

Negative -.162 -.120 -.200 -.130

Kolmogorov-Smirnov Z .969 .627 .664 .483

Asymp. Sig. (2-tailed) .305 .827 .770 .974

a. Test distribution is Normal.


Gambar 1. Dokumentasi perhitungan latihan skipping

Gambar 2. Dokumentasi perhitungan latihan skipping

54
55

Gambar 3. Dokumentasi perhitungan naik turun tangga

Gambar 4. Dokumentasi perhitungan naik turun tangga


56

Gambar 5. Dokumentasi perhitungan lompatan vertikal jump

Gambar 6. Dokumentasi perhitungan lompatan vertikal jump


57

Gambar 7. Dokumentasi perhitungan lompatan jangkauan awal

Gambar 8. Dokumentasi perhitungan lompatan jangkauan awal


DAFTAR PUSTAKA

Aguss, Rachmi Marsheilla, Eko Bagus Fahrizqi, and Prabowo Aji Wicaksono. "Efektivitas
vertical jump terhadap kemampuan smash bola voli putra." Jurnal Pendidikan Jasmani
Indonesia 17.1 (2021): 1-9.
Amung Ma,mum dan Toto Subroto (2001). Pendekatan Keterampilan Teknik Dalam Permainan
Vola Voli Konsep dan Metode Pembelajaran. Jakarta: Depniknas. Dirjendikbut Proyek
Pembinaan Tenaga kependidikan
Akbari, Hadiyatullah. "Pengaruh latihan skipping terhadap hasil peningkatan lompatan block
pada permainan bolavoli (Studi pada atlet Bolavoli Putera Universitas Negeri
Surabaya)." Jurnal Kesehatan Olahraga 1.3 (2013).
Aziza, Zelliana, et al. Pengaruh latihan skipping terhadap vertical jump atlet bola voli di UKM
bola voli putera Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diss. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2015.
Broto, Danang Pujo. "Pengaruh Latihan Plyometrics Terhadap Power Otot Tungkai Atlet
Remaja Bola Voli." Motion: Jurnal Riset Physical Education 6.2 (2015): 174-185.
Bayu Surya. (2010). Skipping.(http://bayumuhammad.blogspot.com/2010//). Diunduh pada
tanggal 12 September 2013.
Chrissie Gallagher. (2006). Skipping.(http://.ChrissieGallagherblogspot. com/2006//).Diunduh
tanggal 12 September 2013.
Djoko Pekik Irianto. (2002). Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: FIK UNY. Fakultas Ilmu
Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Cholid Narbuko. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdikbud. (2000). Pendidikan Jasmani SMA. Jakarta: Balai Pustaka.
http://eprints.uny.ac.id/68607/1/TAS%20Ilham%20Krisna%20Sugianto%2015602244012.pdf
Haspami, Pebrianto. "Pengaruh Latihan Skipping terhadap Tinggi Loncatan Vertical Jump Atlet
Bolavoli." Jurnal Patriot 1.2 (2019): 399-410
Lubis, Muhammad Ridwan, Baiq Satrianingsih, and Johan Irmansyah. "Model program latihan
pembinaan prestasi cabang olahraga bola voli pantai di NTB." Prosiding Seminar
Nasional Pendidik dan Pengembang Pendidikan Indonesia. 2018.
Lolly. (2001). Cara Meremidi Kesalahan Belajar Tekhnik Lompat Jauh Gaya Lenting dalam
Pembelajaran Atletik di UNY. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY.
Listina, Ria. Mengenal Olahraga Bola Voli. PT Balai Pustaka (Persero), 2012.

58
59

Muhyi Faruq. (2009). Tujuan Lompat Tali.(http://MuhyiFaruq.blogspot. com/2010//)Diunduh


pada tanggal 12 September 2013.
Nuril Ahmadi. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama.
Pratama, Lucky Febri, and Agung Wahyudi. "Pengaruh Latihan Skipping dan Naik Turun
Tangga Terhadap Tinggi Loncatan Pada Atlit Bola Voli Klub Tunas Kabupaten
Tegal." Indonesian Journal for Physical Education and Sport 3.1 (2022): 92-96.
PP.PBVSI. (2001-2004) peraturan permaina bola voli. Jakarta: PBVSI
Roziandy, Mochamad, and Setyo Budiwanto. "Pengaruh Latihan Naik Turun Bangku Terhadap
Power Otot Tungkai pada Atlet Bolavoli Putri." Indonesia performance journal 4.1
(2020): 36-40.
Rifán, Moh, and Palu Sulawesi Tengah. "Pengaruh Latihan Skipping Terhadap Loncatan
Vertikal Smash Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4
Palu." Tadulako Journal Sport Sciences And Physical Education 1.1 (2013): 1-14.
Sukadiyanto. (2005). Pengantar Teori Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: Fakultas ilmu
Keloahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Saifuddin Azwar. (2001). Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Umsppgpjk. (2012). Musclespindle.http://umsppgpjk.blogspot.com/2012/05/
(Diunduh 31 Januari 2014
YULIANSYAH, HENDRA. "PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN TANGGA DAN LATIHAN
HURDLE JUMP TERHADAP KEMAMPUAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI."
Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi 1.1 (2015).
Yudiana, Yuyun, Herman Subardjah, and Tite Juliantine. "Latihan fisik." Bandung: FPOK-UPI
Bandung (2012).
60

Anda mungkin juga menyukai