Anda di halaman 1dari 13

Makalah tentang Permainan Bola Kasti

Laporan ini kami buat dengan semestinya untuk memenuhi nilai akademis kami dalam
bidang mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Anggota Kelompok :

1. Agsyan Muhammad Sayidar


2. Andika Pratama
3. Andika Syafiq Althaf
4. Ariel Zildjian
5. Arya Jaka Ramadan
6. Farras Chaidar Rahman
7. Ikkyu Dewo Rachajudan
8. Muhammad Anggi Hermawan
9. Muhammad Ichwanul Hakim
10. Muhammad Shafa Fadilah
11. Sakhi Rahman Rahim
12. Sulthan Naufal Anwar
13. Zeta Prawira Syah
SMP NEGERI 1 CIBINONG Jalan Mayor Oking
Jayaatmaja No 71, Kabupaten Bogor Provinsi
Jawa Barat, Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi Indonesia adalah mutu pendidikan.
Sampai saat ini, mutu pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan
negara maju dan berkembang lainnya. Rendahnya mutu pendidikan, berimplikasi pada
rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) (Anik, 2010). Rendahnya SDM, mengakibatkan
kurang kompetitifnya Bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan di era globalisasi.
Menurut Degeng (dalam Anik 2010), manusia yang dapat ‘hidup’ di abad 21 adalah manusia
yang kompetitif, cerdas, dan siap menghadapi perubahan. Oleh karena itu, dunia pendidikan
mendapatkan sorotan tajam untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.
Kualitas seseorang dalam hal ini peserta didik khususnya siswa Sekolah Dasar sangat
dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang diperoleh. Kegiatan pembelajaran yang efektif
dan efisien menjadi hal yang penting untuk di aplikasikan. Pengaplikasian materi pelajaran
oleh narasumber (guru) menuntut adanya penerimaan yang jelas oleh siswa. Tanpa ada
respons atas stimulus yang diberikan, mustahil materi yang disampaikan dapat dipahani
optimal oleh peserta didik. Senada dengan usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik
(guru), pemerintah dalam hal ini telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan mutu
pendidikan sains di Indonesia. Usaha yang dilakukan berupa pengembangan model-model
pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, penataran bagi guru, penyediaan sarana-
prasarana yang menunjang pembelajaran sains, dan pelatihan-pelatihan (Depdiknas, 2004;
Ida, 2008; Anik 2010).
Pengembangan model pembelajaran, penggunaan media serta pelatihan yang dilakukan
tentu membutuhkan suasana belajar yang baik. Trends International Mathematics and
Sciences Study (TIMSS), lembaga yang mengukur hasil pendidikan di dunia, melaporkan
bahwa kemampuan sains peserta didik SD Indonesia berada pada peringkat ke-32 dari 38
negara Nurhadi, et al., 2004 (dalam Anik, 2010). Laporan Programme For International
Student Assessment (PISA) 2003, menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei, untuk
bidang sains, Indonesia menempati peringkat ke-38 (Depdiknas, 2005:36; Anik, 2008). Hasil
ini tentu bukan hal yang mengembirakan mengingat usaha optimal sudah dilakukan.
Kekurang sempurnaan hasil ini, tidak menutup kemungkinan karena suasana belajar yang
kurang mendukung sebagai salah satu bentuk penunjang proses belajar mengajar. Suasana
belajar mencangkup keadaan ekstern (lingkungan) dan keadaan intern (fisik) pendidik dan
peserta didik. Untuk tetap menjaga kestabilan kondisi tersebut, perlukan dilakukan beberapa
kegiatan yang mampu menjaga bahkan meningkatkan kondisi tersebut. Kegiatan yang
dimaksud adalah pendidikan mengenai usaha untuk tetap menjaga kebugaran jasmani. Hal ini
penting dilaksnakan mengingat dengan kondisi fisik yang baik, tidak hanya pendidik tetapi
juga para siswa akan dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk
menghasilkan output berupa insan cerdas berkarakter guna kemajuan bangsa dan negara
Indonesia. Dengan demikian mengajarkan pendidikan jasmani kepada peserta didik menjadi
salah satu strategi dalam meningkatkan kondisi esensial belajar mengajar di dalam kelas.
Berdasarkan uraian diatas, diperlukan suatu bentuk realisasi nyata untuk dapat
menunjang sekaligus meningkatkan kualitas belajar siswa. Bentuk usaha yang dimaksudkan
dapat berupa pengoptimalan berbagai teori-teori dan praktik langsung terkait dengan
pendidikan jasmani. Menyimak lebih dalam mengenai hal yang dipaparkan di atas, penulis
bermaksud memberikan sebuah gagasan berupa pembuatan karya tulis (makalah) yang
berjudul “Permainan Bola Kasti”. Karya tulis ini diharapkan mampu membeberikan
tambahan informasi kepada pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNDIKSHA mengenai pendidikan jasmani
terutama mengajarkan teknik permainan bola kasti dalam aplikasi pendidikan jasmani di SD
nantinya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diuraikan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan permainan bola kasti?
2. Bagaimanakah peraturan dalam permainan bola kasti?
3. Bagaimanakah taktik dan takti dalam permainan bola kasti?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka dapat diuraikan tujuan yang ingin
dicapai dalam pembuatan karya tulis ini sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pengertian permainan bola kasti.
2. Mendeskripsikan peraturan dalam permainan bola kasti.
3. Mendeskripsikan taktik dan taktik dalam permainan bola kasti.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari luaran karya tulis ini sebagai berikut.
1. Bagi Mahasiswa
Mampu dipahaminya pengertian dan deskripsi mengenai permainan bola kasti,
sehingga mampu menciptakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
permainan bola kasti untuk anak SD.
2. Bagi Penulis
Menambah pemahaman mengenai permainan bola kasti untuk dapat dilakukan
implementasi dalam konteks belajar mengajar di bangku perkuliahan.
3. Bagi Pembaca
Menambah wawasan baru mengenai permainan bola kasti dalam konteks
pembelajaran siswa SD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.0 Sejarah Permainan Bola Kasti
Kasti Hampir sama dengan Softball. Permainan sofbol lahir berasal dari enaltAmerika
Serikat. Diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun 1887.
Sejarah Permainan Kasti Telah Bermain Di Inggris Sejak Zaman Tudor, dengan referens
awal berada di 1744 di Pretty Pocket-Book kecil di mana itu disebut “dasar-bola” oleh John
Newbery. Pada tahun 1828, William Clarke di London menerbitkan edisi kedua Sendiri Buku
The Boy, yang mencakup aturan kasti dan yang berisi deskripsi dicetak pertama dalam
bahasa Inggris dari pemukul dan bola dasar-menjalankan permainan yang dimainkan di
berlian. Tahun berikutnya, buku ini diterbitkan di Boston, Massachusetts , Yang pertama
aturan nasional diformalkan disusun oleh Gaelic Athletic Association (GAA) di Irlandia pada
tahun 1884..
Permainan ini masih diatur oleh GAA di Irlandia. Di Inggris itu diatur oleh Rounders Inggris,
yang dibentuk pada tahun 1943. Sedangkan dua asosiasi yang berbeda, mereka berbagi
elemen yang sama bermain game dan budaya. Kompetisi diadakan antara tim dari kedua
tradisi, dengan permainan bergantian antara kode dan satu versi yang dimainkan di pagi hari
dan yang lain di sore hari. Setelah aturan kasti yang diformalkan di Irlandia, asosiasi
didirikan di Liverpool dan Skotlandia pada tahun 1889. Baik ‘New York permainan’ dan
versi ‘Massachusetts permainan’ sekarang sudah tidak berfungsi bisbol, serta softball, berbagi
akar sejarah yang sama seperti kasti dan memiliki kemiripan dengan versi GAA permainan.
Rounders terkait dengan bisbol Inggris, yang masih bermain di Liverpool, Cardiff dan
Newport. Meskipun kasti diasumsikan lebih tua dari bisbol, referensi sastra untuk bentuk
awal ‘dasar-bola’ di Inggris pra-date penggunaan jangka kasti. Permainan ini sekarang
dimainkan hingga tingkat internasional.
2.1 Permainan Kasti
Permainan kasti merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer
di Indonesia jauh sebelum zaman penjajahan Jepang. Bahkan pada zaman Belanda juga sudah
dikenal masyarakat. Pada waktu itu permainan kasti sering dipertandingkan dalam kejuaraan
antar sekolah, sehingga permainan ini sangat dikenal dan
diajarkan di sekolah-sekolah dasar maupun menengah dan bahkan di masyarakat. Oleh
karena itu, permainan kasti dikenal sebagai permainan tradisional. Pada acara nasional
permainan ini pernah dipertandingkan, tetapi belakangan ini mulai kurang dikenal dan
terpingirkan akibat muncul dan berkembangnya teknologi yang semakin menganaktirikan
permainan tradisional.
Apabila kita perhatikan dari sifat permainan, ada yang berpendapat negatif, yaitu akan
menjadikan anak dendam terhadap teman yang menjadi lawan mainnya. Ini mungkin saja
terjadi bila di sekolah itu guru hanya memberikan permainan kasti tanpa mempertimbangkan
aspek pendidikan jasmani, sehingga guru tidak melaksanakan pendidikan jasmani melalui
permainan kasti.
2.2 Peraturan dalam Permainan Kasti
Peraturan permainan kasti di Indonesia sebenarnya sudah disusun yang ada sekarang
ini. Akan tetapi karena tidak ada induk organisasinya, maka peraturan kasti ini banyak
dimodifikasi oleh daerah-daerah sehingga beberapa peraturan sedikit berbeda. Walaupun
demikian peraturan permainan ini dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan
permainan.
A. Lapangan Kasti Dua Tiang Hinggap
Lapangan kasti berbentuk persegi panjang dengan luas ± 60 x 30 m (tidak
mutlak). 5 m dari panjang lapangan digunakan untuk ruangan penjaga belakang,
pemukul, pelambung, dan tempat pemain pemukul. Lapangan dilengkapi dengan tiang
penyelamat dengan jarak 5 m dari garis pemukul dan garis samping. Sedangkan tiang
hinggap ada 2 buah, masing-masing 10 m dari tiang lainnya, 10 m dari garis belakang
dan 5 m dari garis samping.
Semua garis batas dinyatakan dengan kapur, tali, bilah, atau dengan cara
menggali tanah tidak lebih dari 3 cm. Pada keempat sudut lapangan dan pertengahan
garis samping dipasangkan bendera. Tinggi tiang bendera sekurang-kurangnya 1,5 m
dari tanah. Dalam pertandingan, di luar garis (batas) harus ada tanah kosong dengan
lebar sekurang-kurangnya 5 m, sedang untuk di luar garis sebelah kiri 10 m. Penonton
harus berada di luar tanah kosong tersebut.
Bendera disiapkan untuk setiap sudut lapangan dan tanda tengah lapangan. Untuk
tiang hinggap juga terdiri dari tiang yang diberi bendera yang tidak mudah tercabut
sewaktu pelari memegangnya.
B. Kayu Pemukul
Kayu pemukul terbuat dari kayu yang panjangnya 50 – 60 cm. Penampang bulat
telor (oval), lebar tidak lebih dari 5 cm, dan tebal 3,5 cm. Panjang pegangannya antara
15 – 20 cm, tebal 3 cm, dan boleh dibalut. Kayu pemukul tidak boleh diganti dengan
bahan logam atau benda lainnya. Setiap regu dibenarkan menggunakan kayu
pemukulnya masing-masing, asal memenuhi syarat yang tersebut di atas.
C. Bola
Bola yang digunakan adalah bola kasti, terbuat dan karet atau kulit, dengan
ukuran lingkaran 19 – 20 cm, dan beratnya 70 – 80 gram. Bola yang terlalu tinggi
pantulannya seperti bola tenis tidak baik untuk kasti. Yang terbaik adalah bola yang
tidak terlalu kenyal dan tidak terlalu keras.
D. Lama Bermain
Lama pertandingan kasti sekurang-kurangnya 2 x 20 menit dan selama-lamanya
30 menit, dan tidak terhitung waktu istirahat ± 10 menit.
E. Regu
Setiap regu terdiri atas 12 orang pemain. Salah seorang ditunjuk menjadi (kapten)
regu. Semua pemain memakai nomor dada yang tampak jelas. Sebelum pertandingan
dimulai, kapten regu menyerahkan daftar nama pemain dengan nomor urutnya kepada
wasit. Giliran memukul bola berdasarkan urutan nomornya. Selama pertandingan
urutan nomornya tidak boleh diubah. Wasit membolehkan adanya penggantian seorang
pemain.
F. Wasit
Sama seperti permainan lainnya, wasit bertugas memimpin jalannya
pertandingan. Ia harus memegang teguh aturan-aturan main dan menjaga agar aturan-
aturan diikuti dengan seksama oleh pemain. Petunjuk dan keputusannya adalah mutlak
harus ditaati.
Nilai-nilai dicatat oleh seorang penulis yang dibantu oleh seorang pembantu, di
bawah pengawasan wasit. Penulis dan pembantunya berdiri di luar lapangan, dekat
dengan batas antara ruang pemukul dan ruang bebas.
G. Tempat Pemain
Sebelum pertandingan dimulai, diadakan undian oleh wasit untuk menentukan
regu mana yang akan menjadi regu pemukul atau regu lapangan. Selain dengan cara
mengundi, wasit juga dapat menentukan mana regu pemukul dan regu lapangan dengan
suit.
1) Regu Pemukul
Regu pemukul berkumpul dalam ruang bebas. Setelah dipanggil nomornya oleh
penulis, pemukul mengambil tempat di dalam bujur sangkar tengah, dan siap
untuk memukul. Pelempar pertama memulai permainan dengan melemparkan
bola dari dalam ruangan lempar dan berusaha melemparkan bola sejauh mungkin
dalam daerah lemparan dan tidak keluar dari lapangan, maka lemparan dianggap
betul. Setelah melemparkan bola ia dapat lari ke tiang 2 bila ia sanggup, tetapi
dapat pada tiang 1 sebagai penyelamat. Bila ia lari ke tiang 2 sebelum sampai ke
tiang tersebut ia dilempar oleh regu penjaga dan tidak kena maka ia boleh
kembali masuk ke ruang bebas dan ia memperoleh nilai 2 kalau itu hasil
lemparannya sendiri dan nilai 1 bila lemparan temannya. Tetapi bila ia kena maka
terjadi penggantian permainan tidak bebas, penjaga lapangan dapat nilai 1 bila ia
berhasil menangkap bola lemparan dari pelempar. Pemain akan diganti dengan
tidak bebas, kalau regu pelempar kena lemparan yang sah oleh salah seorang regu
lapangan.
2) Regu Lapangan
Anggota regu lapangan menempati tempatnya yang telah ditentukan sebelumnya
oleh pemimpin regu. Mereka dibenarkan berdiri di mana saja di luar atau di
dalam lapangan, dengan ketentuan:
a. Tidak boleh berdiri di ruang bebas
b. Tidak boleh ada pemain lain di dalam ruang pemukul, kecuali
pelambung dan pembantunya,
c. Jalan lurus dan ruang pemukul ke tiang pertolongan tidak boleh
dirintang.
H. Peringatan
Bila pemukul menunjuk suatu tempat lambungan bola, pelambung harus
memenuhinya. Bila pemukul tidak menunjuk tempat lambungan, bola yang memenuhi
syarat harus dipukul. Pemukul tidak boleh meminta lambungan bola di luar (melewati
garis pukul) ruang pukul.
I. Banyaknya Pukulan
Setiap anggota dari regu pemukul hanya berhak atas satu pukulan saja. Pembebas
adalah pemain dan regu pemukul yang mendapat giliran memukul pada saat anggota
regu lainnya sedang berdiri di dalam lingkaran tiang pertolongan atau tiang bebas. Ia
mendapat hak memukul 3 kali.
J. Mendapat Nilai
Seorang pemukul mendapat nilai 2, bila dapat lari dari ruang pemukul ke tiang
bebas dan kembali ke ruang bebas dengan selamat, atas pukulannya sendiri. Jika
perjalanan kembali ke ruang bebas dilakukan dalam 2 atau 3 bagian dan pukulannya
betul, maka pelari akan mendapat nilai 1.
Setiap anggota regu lapangan akan mendapat nilai 1 bila dapat melakukan satu
kali tangkap bola. Bila pada akhir pertandingan jumlah nilai kedua regu sama besar,
maka regu yang mendapat nilai lari terbanyak yang dinyatakan menang.
K. Meninggalkan Ruang Bebas
Keluar dan ruang bebas dengan maksud akan turut bermain (ada dugaan akan
terjadi pertukaran tidak bebas), tidak dibenarkan. Hukuman atas pelanggaran ini,
dinyatakan “pertukaran bebas”.
L. Bola Tangkap
Setiap bola yang terpukul dan dapat ditangkap oleh pemain lapangan sebelum
mengenai tanah, dinyatakan sebagai bola tangkap, dan penangkap mendapat nilai 1.
M. Pukulan Betul atau Salah
Pukulan dikatakan betul bila bola dipukul melewati garis pukul dan menyentuh
tanah pada lapangan atau tidak keluar lapangan. Pelari tidak diperbolehkan lari ke tiang
bebas, tetapi ia harus berhenti di tiang pertolongan sampai salah seorang temannya
memukul bola.
N. Melanjutkan Lari
Pelari yang dengan pukulan salah berada pada tiang pertolongan, ia dapat
melanjutkan larinya bila ada giliran pukulan dari temannya. Ia boleh terus lari pada
tempat yang dituju.
O. Bola Mati
Bola dikatakan mati apabila: Bola sudah pada tangan pelambung, pukulan salah,
bola hilang, dan terjadi pertukaran bebas.
P. Bola dalam Permainan
Bola dalam permainan bila: Sehabis memukul, Sesudah pukulan luncas (salah)
lalu bola dimainkan oleh regu lapangan, ada tanda dari wasit.
Q. Bola hilang
Bola hilang kalau bola tidak dapat diambil regu lapangan, atau bola jauh ke
daerah penonton, dan peluit wasit menentukannya.
R. Bertukar Tempat Bebas Tidak Bebas
Apabila regu pemukul kena lemparan maka saat itu regu pemukul langsung
menjadi regu lapangan, dengan segera ia dapat melempar lawannya yang berusaha
untuk menyelamatkan dirinya ke ruang bebas serta tiang pertolongan. Pertukaran juga
bisa terjadi bila regu pemukul memegang bola walaupun pada saat menerima bola yang
akan dipukul. Begitu juga halnya bila pemain lapangan sudah masuk lebih dulu ke
dalam ruangan bebas sebelum temanya melempar (lemparannya tidak sah), atau regu
pemukul lebih dulu ke luar sebelum temannya akan dilempar.
S. Pertukaran Bebas
Pertukaran bebas terjadi bila:
 Regu lapangan memiliki 3 bola tangkap dalam satu babak
 Pukulan pembebas tidak berhasil dan dibakar oleh regu lapangan
 Pemukul ke luar ruang bebas tidak untuk memukul
 Kayu pemukul lepas
 Pelari yg tidak menyentuh tiang bebas masuk kembali ke ruang bebas.
2.3 Teknik dan Taktik Permainan Kasti
A. Teknik Individu
Dalam keterampilan individu semua permainan kecil yang menggunakan bola kecil
hampir sama, hanya saja dalam permainan kasti dengan 2 tiang hinggap adalah dasar
permainan untuk mempergunakan taktik bermain bagi individu, tetapi taktik ini juga sangat
berhubungan dengan keterampilan dasar yang sudah dikuasainya, yang akan menimbulkan
kepercayaan diri dalam melakukan suatu taktik, yaitu bagaimana menghindari lemparan regu
lapangan sehingga sulit untuk dilempar. Adapun teknik perorangan permainan kasti secara
umum:
1. Teknik jalan dan lari.
2. Teknik melempar.
3. Teknik menangkap.
4. Teknik melambungkan.
5. Teknik memukul.
6. Teknik mengelak (membungkuk, melompat, meliuk).
Teknik dan taktik dalam permainan kasti yang utama bagi regu pemukul adalah; sudah
menguasai teknik memukul yang baik sehingga ia dapat mengarahkan bolanya kemanapun
yang ia suka, yaitu dengan membentuk posisi kakinya dan mengarahkan bahu ketempat
sasaran yang akan dituju. Mungkin bola akan dipukul kuat, pelan, dan mungkin hanya
menyentuhkan pemukulnya saja pada bola dan kemudian ia akan melanjutkan dengan teknik
berlari yang baik, apakah ia akan berlari berbelok-belok atau membungkuk atau juga
melompat.
B. Taktik Regu Lapangan
Taktik bagi regu lapangan adalah menjaga bola yang datang padanya dapat ditangkap
dengan baik sehingga dapat menghasilkan satu nilai. Di samping teknik menangkap bola
yang datang padanya sebagai kiriman dari temannya untuk dilanjutkan melempar pelari yang
sedang berlari. Bagi mereka yang mempunyai keyakinan lemparannya tidak akan
menghasilkan maka ia akan mengirim bola pada temannya, dan mereka akan mengepung
lawannya. Jadi usaha regu penjaga adalah bagaimana agar regu pemukul dapat dilempar atau
seluruh bola yang dipukulnya dapat ditangkap, dan dapat melempar regu pemukul.
2.4 Tujuan dan Manfaat Bermain Kasti
Tujuan dan manfaat bermain kasti bagi pendidikan jasmani antara lain:
1) Melestarikan budaya olahraga tradisional bangsa kita.
2) Dapat mengembangkan berbagai macam fungsi tubuh.
3) Meningkatkan sikap sportivitas antar pemain atau teman.
4) Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan.
5) Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat
dalam aktivitas yang terorganisasi.
6) Dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik
7) Belajar berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
8) Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas.
9) Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat
dalam aktivitas suatu permainan.
10) Mendapatkan olahraga yang murah meriah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan-simpulan sebagai
berikut.
1. Permainan kasti dikenal sebagai permainan tradisional yang merupakan salah
satu cabang olahraga permainan yang sangat populer di Indonesia jauh sebelum
zaman penjajahan Jepang dan sempat diadakan kejuaraan nasional yang akhir-akhir
ini keberadaan sedikit berkurang.
2. Pada awalnya peraturan bola kasti sudah diatur di Indonesia, akan tetapi karena
tidak ada induk organisasinya, maka peraturan kasti ini banyak dimodifikasi oleh
daerah-daerah sehingga beberapa peraturan sedikit berbeda.
3. Untuk dapat melaksanakan permainan bola kasti dengan baik diperlukan taktik
dan teknik individu dan regu penjaga lapangan (kelompok).
DAFTAR PUSTAKA
Anik, dkk. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kuantum dan Seting Kooperatif Terhadap
Hasil Belajar Sains Siswa Kelas V SD. Singaraja: Tidak diterbitkan.
Anonim. 2011. Permainan Bola Kasti. Tersedia pada. tugas2kuliah.wordpress.
com/2011/12/16/makalah-keolahragaan-permainan-bola-kasti/ diunduh tanggal 16
Maret 2013.
Anonim. 2011. Bola Kasti.
http://ajiezaenulamry.blogspot.com/2015/08/makalah-tentang-permainan-bola-kasti.html

Anda mungkin juga menyukai