Anda di halaman 1dari 32

DRAF

REVITALISASI STRATEGI SISTEM PENGENDALIAN KETERTIBAN UMUM DAN


KETENTERAMAN “SIAP KAKA” DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Disusun oleh :

Nama : KARACA PATULAK, S.E

Jabatan : Kepala Bidang Trantibum Satuan Polisi Pamong


Praja Provinsi Kalimantan Utara

RANCANGAN AKTUALISASI PERUBAHAN

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR (PKA III)


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2023

1
I. LATAR BELAKANG
A. Urgensi
Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki luas ± 75.467,70 km² dan
merupakan Provinsi termuda ke 34 dengan jumlah penduduk ± 700.000 jiwa.
Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) terdiri dari 5 (lima) wilayah yaitu 4 (empat)
Kabupaten dan 1 (satu) Kota sebagai berikut : Kabupaten Bulungan, Kabupaten
Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan. Satuan
Polisi Pamong Praja adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara
ketertiban umum dan ketentraman serta perlindungan masyarakat juga menegakkan
peraturan daerah dan peraturan kepala daerah yang langsung berhadapan dengan
masyarakat. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut diharapkan selalu
berpedoman pada peraturan daerah dan peraturan kepala daerah agar tidak terjadi
permasalahan di lapangan. Dengan wilayah yang sangat luas di Provinsi Kalimantan
Utara (Kaltara) menjadi salah satu hal yang menyebabkan timbulnya permasalahan
pengawasan dan monitoring dalam melaksanakan ketertiban umum dan
ketentraman, sehingga perlu dipetakan titik-titik kerawanan gangguan ketertiban
umum dan ketentraman yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Beberapa faktor lain yang menjadi permasalahan antara lain karena kapasitas
SDM yang masih terbatas, jumlah satgas/personil belum ideal dibandingkan luas
wilayah, cara penanganan dalam melakukan tindakan terhadap pelanggar peraturan
yang dibuat masih bersifat non yustisi (peringatan). Melihat kondisi dan situasi ini
maka reformer menetapkan inovasi pembentukan Revitalisasi Strategi Sistem
Pengendalian Ketertiban Umum dan Ketentraman “SIAP KAKA” untuk
mempermudah monitoring, pemberian informasi dan pelaporan online kegiatan
pemantauan dan pengendalian ketertiban umum dan kententraman dari Satuan
Polisi Pamong Praja di Wilayah Kalimatan Utara (Kaltara).
Hal tersebut di atas adalah dalam rangka melaksanakan Visi dan Misi
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dimana Visinya yaitu “berpadu dalam
kemajemukan untuk mewujudkan Kaltara 2023 yang mandiri, aman dan damai
dengan didukung pemerintahan yang bersih dan berwibawa” sedangkan misinya
yaitu “mewujudkan kondisi yang mandiri, aman dan damai mewujudkan pemerintah

25
yang bersih dan berwibawa”. Dalam mewujudkan hal tersebut Satuan Polisi Pamong
Praja mempunyai visi yaitu “terwujudnya citra Satpol PP yang humanis sebagai
penegak Perda untuk meningkatkan PAD” dan visinya sebagai berikut
1)melaksanakan perubahan paradigma dan citra Satpol PP; 2)melaksanakan
pendidikan dan pelatihan Satpol PP; 3)melaksanakan pemanfaatan IT dan
4)melaksanakan perubahan perform dan restrukturisasi Satpol PP.
Dalam mendukung visi dan misi Satpol PP mempunyai tugas pertama :
menegakkan perda dan perkada, kedua : menyelenggarakan ketertiban umum dan
ketentraman, ketiga : menyelenggarakan perlindungan masyarakat. Fungsi Satpol PP
adalah menyusun program penegakan perda dan perkada, pelaksanaan kebijakan
penegakan perda dan perkada, pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan
Perkada dan pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum atas
pelaksanaan perda dan perkada. Dalam kewenangan Satpol PP adalah melakukan
tindakan penertiban non yustisia, menindak yang melanggar perda dan perkada,
melakukan tindakan penyelidikan dan melakukan tindakan administratif.
Kondisi Organisasi
Struktur Organisasi Satpol PP Provinsi Kaltara sesuai dengan Perda No. 5
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi
Kalimantan Utara adalah Type B dan jumlah pegawai ASN sebanyak 30 (tiga puluh)
orang yang terdiri dari. Berdasarkan kondisi tersebut SDM pada Satpol PP masih
minim dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam menjaga ketertiban
umum, ketentraman dan penegakan peraturan daerah. Saat ini untuk membantu
kelancaran tugas dan fungsi Satpol PP di bantu dengan Satgas yang fungsinya
adalah tenaga pengamanan dan penertiban.
Berdasarkan kondisi tersebut maka ditentukan prioritas permasalahan untuk
dapat segera dilakukan penyelesaian dan solusi dalam meningkatkan kinerja Satpol
PP Provinsi Kaltara. Sehingga diharapkan SIAP KAKA mampu memberikan solusi dari
permasalahan tersebut yang selama ini belum ada referensi maupun perspektif dari
proyek perubahan yang relevan sebagai bahan rujukan dan yang disusun.
Prioritas permasalahan yang dihadapi oleh Satpol PP Prov Kaltara yang utama
adalah terjaminnya ketertiban umum dan ketentraman selain fungsi dan tugas lain

26
yang dilaksanakan. Hal ini perlu segera untuk dilakukan penyelesaian dan solusi
yang inovatif (tabel 1).

27
TABEL 1
SKALA PRIORITAS PERMASALAHAN SATPOL PP PROV KALTARA
BIDANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN

N PRIORITAS MASALAH JML


MASALAH/ ISU PENGUTAMAAN
O URGENTLY SERIOUSLY GROWTH NILAI
1 2 3 4 5 6 7
1. Terjamin Tramtib di Kaltara 5 5 5 15 Pertama
2. Penegakan Perda dan Perkada 5 4 4 13 Ketiga
3. Perlindungan Masyarakat 5 4 5 14 Kedua
4. Pembentukan PPNS 4 4 4 12 Keempat
5. Pengendalian DamKar 4 4 4 12 Kelima

Catatan :
Urgently/Penting/ Kritis/ Gawat; Seriously/Serius/Segera; Growth/ Penyebaran/Ekses
Penilaian :
o Nilai 5 : Sangat Penting/sangat serius
o Nilai 4 : Penting/serius
o Nilai 3 : Cukup
o Nilai 2 : Kurang penting/kurang serius/kurang berekses
o Nilai 1 : Tidak penting/tidak serius/tidak berekses

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi Perubahan


1. Tujuan
a. Jangka pendek (s.d berakhirnya PKA III atau 60 hari) : terwujudnya Tim Agile
dalam penanganan ketertiban umum dan ketentraman dengan sistem
pemantauan secara digital pada wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Utara
(Kaltara) serta regulasi pengendalian ketertiban umum dan ketentraman
dalam bentuk Peraturan Gubernur. Tujuan jangka pendek ini dianggap
sebagai pengungkit (leverage) yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
jangka panjang yaitu “INOVASI DALAM SISTEM PENGENDALIAN
BIDANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN DI PROVINSI
KALIMANTAN UTARA (KALTARA)”.
b. Jangka menengah (6 Bulan s.d 1 Tahun) : terwujudnya sistem pengendalian
ketertiban umum dan ketentraman di wilayah perbatasan di Provinsi
Kalimantan Utara (Kaltara).

28
c. Jangka panjang (1 Tahun s.d 2 Tahun) : terwujudnya model strategi
pengendalian dan penanganan ketertiban umum dan ketentraman di seluruh
wilayah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
2. Manfaat
a. Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara)
1) Memenuhi kewajiban pemerintah dalam rangka mewujudkan good
government di lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
2) Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah.
3) Bagi masyarakat akan menjamin adanya ketertiban umum dan
ketentraman.
b. Satpol PP Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara)
1) Meningkatkan profesionalitas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Satpol PP
2) Mewujudkan organisasi yang mendukung visi dan misi Kepala Daerah
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
c. Masyarakat
1) Membantu menjamin dalam ketertiban umum dan ketentraman di
masyarakat

29
A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup proyek perubahan ini dibatasi pada tujuan dan tahapan jangka
pendek (60 hari), dengan rincian sebagai berikut:
1. Penggalangan dukungan (taking ownership) Sistem Pengendalian Ketertiban Umum
dan Ketenteraman (Siap Kaka) kepada Satkeholder Provinsi Kalimantan Utara.
2. Mapping Wilayah untuk menentukan titik-titik Pemantauan rawan gangguan
pengendalian ketertiban umum dan ketentraman
3. Pemasangan CCTV pada titik-titik Pemantauan yang sudah ditentukan
4. Membangun aplikasi dan mengimplementasikan SIAP KAKA di Instansi
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Utara.

30
BAB II
ANALSIS MASALAH KINERJA ORGANISASI

A. Kinerja Organisasi Saat Ini


Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki luas ± 75.467,70 km² dan
merupakan Provinsi termuda ke 34 dengan jumlah penduduk ± 700.000 jiwa. Provinsi
Kalimantan Utara (Kaltara) terdiri dari 5 (lima) wilayah yaitu 4 (empat) Kabupaten dan 1
(satu) Kota sebagai berikut : Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten
Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan. Satuan Polisi Pamong Praja
adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketertiban umum dan
ketentraman serta perlindungan masyarakat juga menegakkan peraturan daerah dan
peraturan kepala daerah yang langsung berhadapan dengan masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut diharapkan selalu


berpedoman pada peraturan daerah dan peraturan kepala daerah agar tidak terjadi
permasalahan di lapangan. Dengan wilayah yang sangat luas di Provinsi Kalimantan
Utara (Kaltara) menjadi salah satu hal yang menyebabkan timbulnya permasalahan
pengawasan dan monitoring dalam melaksanakan ketertiban umum dan ketentraman,
sehingga perlu dipetakan titik-titik kerawanan gangguan ketertiban umum dan
ketentraman yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Visi dan misi pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Utara 2021 – 2024
yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Visi

“Terwujudnya Provinsi Kalimantan Utara yang Berubah, Maju dan


Sejahtera”

b. Misi
1. Mewujudkan Kalimantan Utara, yang aman, nyaman dan damai melalui
penyelenggaraan pemerintahan yang baik;
2. Mewujudkan sistem Pemerintahan provinsi yang di topang oleh Tata
Kelola Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pilar utama secara
profesional, efisian, efektif, dan fokus pada sistem penganggaran yang
berbasiskan kinerja;

31
3. Mewujudkan pembangunan Sumber Daya Manusia yang sehat, cerdas,
kreatif, inovatif, berakhlak mulia, produktifitas dan berdaya saing
dengan berbasiskan Pendidikan wajib belajar 16 Tahun dan
berwawaskan;
4. Mewujudkan pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Alam dengan
nilai tambah tinggi dan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan,
secara efisien, terencana, menyeluruh, terarah, terpadu, dan bertahap
dengan berbasiskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
5. Mewujudakan peningkatan pembangunan infrastruktur pedesaan,
pedalaman, perkotaan, pesisir dan perbatasan untuk meningkatkan
mobilisasi dan produktifitas daerah dalam rangka pemerataan
pembangunan;
6. Mewujudkan peningkatan ekonomi yang berdaya saing, dan
mengurangi kesenjangan antar wilayah serta meningkatkan ketahanan
pangan dengan berorientasi pada kepentingan rakyat melalui sektor
perdagangan, jasa, industri, pariwisata, dan pertanian dalam arti luas
dengan pengembangan infrastruktur yang berkualitas dan merata serta
meningkatkan konektivitas antar kabupaten/kota;
7. Mewujudkan kualitas kerukunan kehidupan beragama dan etnis dengan
berbagai latar belakang budaya dalam kerangka semangat Kebhinekaan
di provinsi Kalimantan Utara;
8. Mewujudkan ketahanan Energi dan pengembangan PLTA serta energi
terbarukan dengan pemanfaatan potensi daerah;
9. Mewujudkan peningkatan kualitas kesetaraan gender dan Melinial
dalam pembangunan;
10. Mewujudkan perlindungan dan pemberdayaan Koperasi dan UMKM;
11. Mewujudkan Kalimantan Utara, yang aman, nyaman dan damai melalui
penyelenggaraan pemerintahan yang baik;
12. Meningkatkan kinerja Pembangunan dan Investasi Daerah dengan
melibatkan Pengusaha dan investor Lokal serta Nasional;

32
13. Memberi bantuan pengembangan sektor produktif dan potensi strategis
di setiap desa dan kelurahan melalui Pengembangan Produk lokal
masing-masing Kabupaten/Kota;
14. Mewujudkan pembangunan yang berbasiskan RT/Komunitas dalam
upaya gerakan membangun desa menata kota, serta memberi Bantuan
Keuangan kepada Kabupaten/Kota sebagai pilar provinsi sesuai
kemampaun APBD setiap Tahun;
15. Mewujudkan Tanjung Selor menjadi DOB sebagai Ibu Kota Provinsi
Kalimantan Utara serta Beberapa DOB yang telah diusulkan yaitu; Kota
Sebatik, Kabupaten Kabudaya, Kabupaten Kerayan, Kabupaten Apo
Kayan.

C. ANALISIS MASALAH KERJA


Dalam kerangka berpikir di harapkan dengan analisa kondisi saat ini dan
kondisi yang diharapkan akan mampu menjawab persoalan dan penyelesaian
permasalahan yang terjadi selama ini.

GAMBAR 1
PERBANDINGAN SITUASI SAAT INI DAN YANG DIINGINKAN
BIDANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN

Kondisi Saat ini Kondisi yang diinginkan

 Wilayah yang luas


Terbentuknya suatu strategi pengendalian
 Sarana prasarana yang belum memadai
ketertiban umum dan ketentraman di
 Belum ada pemantauan dan pengendali Wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) sebagai
pada titik titik wilayah langkah awal menuju Kaltara terdepan
 Keterbatasan SDM

GAP

33
AREA PERUBAHAN

Peningkatan SDM dan penambahan jaringan CCTV di


wilayah Provinsi Kalimantan Utara sebagai akses untuk
“SIAP KAKA” Revitalisasi Strategi Sistem
Dalam menentukan isu dengan prioritas
Pengendalian utama untuk
Ketertiban diselesaikan,
Umum dan digunakan methode
Urgency, Seriousness, Growth (USG). Metode USG merupakan cara menetapkan
Ketentraman
urutan prioritas isu dengan metode scoring. Terdapat tiga faktor yang menjadi
pertimbangan dalam penggunaan
metode ini yakni:
1. Urgency berkaitan dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan isu.
Semakin mendesak isu untuk diselesaikan maka semakin tinggi tingkat urgensi isu
tersebut.
2. Seriousness berkaitan dengan dampak dari isu tersebut. Dampak ini terutama
yang menimbulkan kerugian terhadap produktivitas dan kinerja.
3. Growht berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat permasalahan
berkembang prioritas untuk penyelesaian permasalahan tersebut semakin tinggi.
Skala scoring yang digunakan adalah skala 1-5. Skala ini akan menunjukan prioritas isu
dimana semakin tinggi nilai yang diperoleh maka semakin tinggi pula tingkat urgensi,
keseriusan dan pertumbuhan masalah tersebut.
Hasil USG dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.7

Hasil USG

No Isu/Permasalahan Urgency Seriousness Growth Skor

1 Kekurangan tenaga pendukung


pengawasan,dan pengendalian 4 4 3 11
ketertiban (Banpol);

2 Sarana dan Prasarana pendukung


penegakan Perda belum 4 4 4 12
sepenuhnya tersedia memadai;

3 Kondisi Kantor Satpol PP yang 5 4 3 12


34
belum tetap dan pengamanan
asset yag tidak memadai;

4 Meningkatnya Pelanggaran
ketertiban umum dan
5 4 5 14
ketentraman Pemerintah Provinsi
Kaimantan Utara.

Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang,


2=kecil, 1=sangat kecil)

Untuk menganalisis lebih lanjut terhadap penyebab permasalahan ” Meningkatnya


Pelanggaran ketertiban umum dan ketentraman Pemerintah Provinsi Kaimantan
Utara” maka dilakukan analisis lanjutan dengan memakai metode Fishbone.
Fishbone Analysis atau yang sering disebut juga Cause Effect Diagram merupakan
sebuah metode yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah yang ada
dengan melakukan analisis sebab dan akibat dari suatu keadaan dalam sebuah
diagram yang terlihat seperti tulang ikan.
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau
masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan
dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup man, metodel, money,
lingkungan. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi
brainstorming.

Gambar 2.1
Fishbone Analysis

35
Melihat kondisi belum ada sarana pengawasan dan pengendalian yang cepat dan terintegrasi,
maka reformer menetapkan inovasi pembentukan Strategi Sistem Pengendalian Ketertiban
Umum dan Ketenteraman “SIAP KAKA” untuk mempermudah aktivitas monitoring, pemberian
informasi dan pelaporan online kegiatan pemantauan dan pengendalian ketertiban umum dan
ketenteraman dari Satuan Polisi Pamong Praja di Wilayah Kalimatan Utara (Kaltara).

BAB II
ANALSIS MASALAH KINERJA ORGANISASI

A. Terobosan Inovasi
Melihat kondisi belum ada sarana pengawasan dan pengendalian yang cepat dan terintegrasi,
maka reformer menetapkan inovasi pembentukan Strategi Sistem Pengendalian Ketertiban
Umum dan Ketenteraman “SIAP KAKA” untuk mempermudah aktivitas monitoring,
pemberian informasi dan pelaporan online kegiatan pemantauan dan pengendalian
ketertiban umum dan ketenteraman dari Satuan Polisi Pamong Praja di Wilayah Kalimatan
Utara (Kaltara).

B. Pentahapan (Milestone) pada Kegiatan Proyek Perubahan

Guna mencapai tujuan terhadap proyek perubahan terkait dengan Strategi


Sistem Pengendalian Ketertiban Umum dan Ketentraman “SIAP KAKA Provinsi

36
Kalimantan Utara”, penulis menetapkan berbagai tahapan dan kegiatan antara lain
dijelaskan pada tabel sebagai berikut :

1. Milestone Jangka Pendek

II. TAHAPAN PEMBENTUKAN RENCANA STRATEGIS

A. Milestone Jangka Pendek

TABEL 2
MILESTONE TAHAP JANGKA PENDEK (60 HARI) SIAP KAKA
BIDANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN
NO MILESTONE KEGIATAN HASIL WAKTU
1 2 3 4 5
I.
Tahap Persiapan
1.Menyusun 1. Melakukan konsultasi 1. Kartu control mentor Minggu III
rencana kerja dengan mentor untuk Bulan Maret
mendapatkan arahan terkait 2023
rancangan proyek
perubahan
2. Membentuk 1. Melaksanakan rapat 1. Undangan, daftar hadir, Minggu III
tim agile pembentukan Tim agile notulen, sk tim Bulan Maret
2. menetapkan sk tim agile 2. dokumentasi 2023
3. Evaluasi 1. Rapat Evaluasi Pelaksanaan 1. Undangan, daftar hadir, Minggu III
Pelaksanaan kegiatan notulen, Ceklist Bulan Maret
Persiapan persiapan/perencanaan pemenuhan tahapan 2023
II. Tahap Pelaksanaan
4. Menyusun SOP 1. melaksanakan rapat dengan 1. undangan, daftar hadir, Minggu III
dan tim agile notulen, dokumentasi Bulan Maret
mekanisme 2. Menyusun SOP dan 2. Dokumen SOP 2023
kerja mekanisme kerja
3. Evaluasi SOP dengan tim 3. Dokumentasi dan
agile notulen
5. Membangun 1. Koordinasi dengan 1. Memperoleh dukungan Minggu IV
dukungan stakeholder internal stakeholder internal Bulan Maret
stakeholder 2. Koordinasi dengan 2. Memperoleh dukungan 2023
stakeholder eksternal stakeholder eksternal
dalam bentuk
pernyataan video
6. Melakukan 1. Melakukan kordinasi dan 1. Dokumentasi, LPT
koordinasi dan kunjungan ke Pemda lain kegiatan
study banding yang telah menerapkan
penerapan aksi pusat pengendalian sejenis
7. Menyusun 2. Melaksanakan rapat tim 2. Surat pemberitahuan, Minggu I
pemetaan agile dan stakeholder terkait undangan, daftar hadir Bulan April
maping dan notulensi 2023
wilayah 3. Menentukan titik-titik rawan 3. Undangan Rapat,
gangguan pengendalian Notulen, Daftar Hadir
ketertiban umum dan Rapat, Laporan Jumlah
ketentraman data-data area yang
diinginkan di Ibu Kota
Provinsi Kalimantan

37
Utara
8. Menyediakan 1. Melaksanakan rapat terpadu 1. Undangan, notulen, Minggu II
pusat tim agile, tim digital dan daftar hadir, Bulan Bulan
pengendali stakeholder eksternal dokumentasi April 2023
ketertiban 2. Menetapkan sk tim 2. Dokumen SK Tim
umum dan eksternal eksternal
ketentraman 3. Mempersiapkan Ruangan 3. Tersedianya ruangan
Pusat Pengendalian pusat pengendalian
pada kantor Satpol PP
Prov. Kaltara
4. Peningkatan kapasaitas 4. SDM yang berdaya
SDM tim digital saing dan mumpuni
9. Pemasangan 1. Pengadaan peralatan digital 1. Tersedia Peralatan Minggu III
digital system system digital sistem Bulan April
(CCTV) pada 2. Pemasangan digital system 2. CCTV ditempatkan 2023
titik yang telah (CCTV) sesuai titik dan
ditentukan terkoneksi dengan
pusat pengendalian
10. Terlaksananya 1. Melaksanakan rapat dengan 1. undangan, daftar hadir Minggu II
uji coba tim terpadu dan notulensi Bulan April
strategi 2. Uji Coba peralatan dan 2. Dokumentasi foto dan 2023
pengendalian konektivitas video pengendalian siap
ketertiban digunakan
umum dan 3. Melaksanakan evaluasi 3. Laporan evaluasi
ketentraman dengan tim terpadu
11. Evaluasi Tahap 1. Rapat Evaluasi Pelaksanaan 1. Undangan, daftar hadir, Minggu II
pelaksanaan kegiatan notulen, Ceklist Bulan April
pemenuhan tahapan 2023
III. Evaluasi dan Pelaporan Jangka Pendek
12. Penyusunan 4. Laporan kper Jk. Pendek 4. Laporan Minggu IV
Laporan Akper telah disusun Bulan Juni
Jk. Pendek 2023
13. Seminar Hasil 5. Pelaksanaan seminar hasil 5. Dokumentasi dan Minggu I
Akper Jk. kepada BPSDM Prov. Kaltara Laporan Akhir Akper Bulan Juli
Pendek 2023

J. Milestone Jangka Menengah

TABEL 3
MILESTONE TAHAP JANGKA MENENGAH SIAP KAKA
BIDANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN
NO MILESTONE KEGIATAN HASIL WAKTU
1 2 3 4 5
1. Membangun 1. Koordinasi dengan 1. Memperoleh dukungan Juli 2023-
dukungan stakeholder eksternal stakeholder eksternal Desember
stakeholder (danramil, kodim, dalam bentuk pernyataan 2023
polsek, polpp video
kab/kota,aparatur
kecamatan dan
instansi terkait)
2. Terbentunya 1. melaksanakan rapat 1. undangan, daftar hadir, Juli 2023-
Peraturan dengan tim agile notulen, dokumentasi Desember
Gubernur 2. Menyusun peraturan 2. Dokumen Pergub 2023

38
Pengendalian gubernur
Ketertiban Umum 3. Evaluasi Peraturan 3. Dokumentasi dan notulen
dan ketentraman Gubernur
3. Menentukan titik- 1. melaksanakan rapat 1. undangan, daftar hadir, Juli 2023-
titik pemantauan terpadu dengan dokumentasi dan notulen Desember
secara digital stakeholder terkait 2023

2. survey titik 2. Tersusunnya titik


pemantauan di pemantauan secara digital
wilayah perbatasan
4. Pemasangan 1. Pengadaan peralatan 1. Peralatan digital sistem Juli 2023-
digital system digital system Desember
(CCTV) 2. Pemasangan digital 2. Terwujudnya konektivitas 2023
Pemasangan system (CCTV) digital system
digital system
(CCTV)
5. Peningkatan 1. Melaksanakan rapat 1. Undangan, daftar hadir, Juli 2023-
kapasitas SDM Tim pembentukan tim notulen, sk tim digital Desember
digital digital 2023
2. Training untuk tim 2. SDM yang berdaya saing
digital dan mumpuni
6. Sosialisasi kepada 1. Melaksanakan FGD 1. Undangan, daftar hadir, Juli 2023-
masyarakat dengan stakeholder laporan dan dokumentasi Desember
terkait dan tokoh 2023
masyarakat
7. Terlaksananya uji 1. Melakukan rapat 1. Pemberitahuan, undangan Juli 2023-
coba strategi dengan tim internal dan notulensi Desember
pengendalian dan eksternal 2023
ketertiban umum 2. Melakukan persiapan 2. dokumentasi
dan ketentraman rapat
3. Launching 3. Dokumentasi (foto dan
video)
4. Melakukan evaluasi 4. Laporan Evaluasi
dengan Tim Internal
8. Evaluasi 2. Rapat Evaluasi 2. Undangan, daftar hadir, Desember
pelaksanaan Akper Pelaksanaan kegiatan notulen, Ceklist 2023
Jk. menengah pemenuhan tahapan

K. Milestone Jangka Panjang

TABEL 4
MILESTONE TAHAP JANGKA PANJANG SIAP KAKA
BIDANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN

NO MILESTONE KEGIATAN HASIL WAKTU


1 2 3 4 5
1. Membangun 1. Koordinasi dengan 1. Memperleh dukungan Tahun 2024
dukungan stakeholder eksternal stakeholder eksternal
stakeholder dalam pernyataan vidio
2. Terbentuknya 1. Melakukan rapat dengan 1. Daftar hadir, notulen Tahun 2024
model tim terpadu dan dokumentasi
kebijakan 2. Membuat kuesioner 2. Kuesioner kebijakan dan
Pemerintah kebijakan dan program program bidang
Daerah bidang ketertiban umum ketertiban umum dan
39
dan ketentraman ketentraman
3. Melaksanakan survey 3. Data mentah kinerja
kebijakan dan program kebijakan dan program
bidang ketertiban umum bidang ketertiban
dan ketentraman umum dan ketentraman
4. Menyusun data hasil 4. Data kinerja kebijakan
survey kebijakan dan dan program bidang
program bidang ketertiban ketertiban umum dan
umum dan ketentraman ketentraman
5. Melakukan evaluasi dengan 5. Laporan evaluasi
tim terpadu
3. Pemutahiran 1. Melaksanakan rapat tim 1. Surat pemberitahuan, Tahun 2024
maping kerja internal dan eksternal undangan, daftar hadir
wilayah dan notulensi
2. Menentukan titik-titik 2. Memperoleh Jumlah
dalam pengendalian data-data area yang
ketertiban umum dan diinginkan
ketentraman
3. Evaluasi Tim Kerja Internal 3. Laporan Tim Kerja
ketentraman Internal
4. Evaluasi 1. Melakukan evaluasi dengan 1. Laporan evaluasi Tahun 2024
pelaksanaan tim internal dan eksternal
aksi perubahan

40
C. Kebutuhan Sumberdaya TIM Efektif

Berdasarkan Keputusan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan


Utar Nomor : K.23 Tahun 2020 tentang Tim Agile Strategi Pengendalian Ketertiban
Umum dan Ketenteraman Masyarakat, disebutkan bahwa SIAP KAKA dikelola oleh
Tim Agile. Tim Agile mempunyai tugas sebagai berikut :
Proyek perubahan berjudul Strategi Sistem Pengendalian Ketertiban Umum
dan Ketenteraman “Siap Kaka” di Provinsi Kalimantan Utara dikelola dengan struktur
sebagai berikut :

Sponsor/Mentor

Sponsor/Mentor adalah Selamet Riady, S.STP, M.Si., selaku Plt. Kasat Pol PP Provinsi
Kalimantan Utara bertindak untuk :

a. Bertindak sebagai pembimbing peserta berdasarkan sikap professional;

b. Memberikan otorisasi kepada peserta diklat untuk menyusun rencana proyek


perubahan;

c. Memberikan dukungan penuh kepada peserta diklat dalam mempersiapkan


proposal proyek perubahan yang dilakukan;

d. Sebagai atasan langsung memberikan kesepakatan dan persetujuan atas dokumen


proposal proyek perubahan yang diajukan oleh peserta diklat;

e. Memastikan rencana perubahan tersebut membantu peningkatan kinerja


organisasi;

f. Memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta dalam merumuskan atau


mengidentifikasi permasalahan krusial organisasi yang memerulukan terapi melalui
proyek perubahan;

g. Membantu peserta dalam memetakan agenda project yang akan dilaksanakan dan
rencana jadwal pertemuan yang akan dilaksanakan;

h. Memberikan dukungan kepada peserta dalam mendayagunakan seluruh potensi


sumberdaya yang diperlukan dalam melakukan implementasi proyek perubahan;

i. Memonitor perkembangan peserta diklat pada tahap taking ownership;

j. Memberikan bimbingan kepada peserta dalam mengatasi kendala yang muncul

41
selama proses implentasi berlangsung;

Coach

Coach adalah Wahyu Eko Handayani, S.Pd.,M.Pd., selaku Pembimbing bertindak


untuk :

a. Memastikan peserta diklat telah menetapkan area perubahan yang akan menjadi
proyek perubahan;
b. Melakukan monitoring kegiatan peserta selama tahap komitmen bersama dan
selama tahap laboratorium kepemimpinan;
c. Melakukan koordinasi dengan mentor untuk membantu peserta apabila peserta
mengalami permasalahan selama tahapan komitmen bersama maupun tahapan
laboratorium kepemimpinan;
d. Memberikan masukan kepada peserta terkait usulan proyek perubahan yang
sedang dirumuskan peserta selama tahap komitmen bersama dan tahap
laboratorium kepemimpinan;

e. Memberikan feedback terhadap laporan progress implementasi proyek perubahan


yang disampaikan peserta bimbingan;

f. Mengkomunikasikan proses, kemajuan dan hasil coaching kepada


penyelenggara Pelatihan Kepemimpinan Administrator (KPA III);

g. Menjadi counsellor pada saat peserta mengalami lack of motivation selama proses
pembelajaraan atau menyusun proyek perubahan.

Project Leader

Project Leader adalah Karaca Patulak, S.E selaku Kepala Bidang Trantibum Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Utara, bertindak untuk :

a. Menetapkan area perubahan pada organisasi yang dipimpin;

b. Berkoordinasi dengan Coach/ Pembimbing dan Mentor/ Atasan langsung tentang


area perubahan;

42
c. Mempengaruhi stakeholder internal dan eksternal untuk menerima area
perubahan;

d. Mengkoordinir team dalam penyelesaian pekerjaan;

e. Memberikan pengetahuan (know-how) dan kepakaran yang dimiliki untuk


menyelesaikan proyek;

f. Memastikan penyelesaian dan penyerahan semua output yang telah ditentukan


secara berkualitas dan tepat waktu;

g. menyelesaikan isu yang berpotensi menghambat jalannya penyelesaian proyek;

h. Menyiapkan dan menyerahkan laporan kemajuan dan akhir kepada Sponsor.

JABATAN DALAM
NO NAMA JOB DESCRIPTION
KEGIATAN

1. 1). Selamet Riady, S.STP. Mentor 1. Memberikan persetujuan


M.Si. serta arahan terhadap
proposal rencana proyek
perubahan
2. Membimbing dan
memberikan arahan dan
dukungan penuh
terhadap proyek
perubahan
3. Memantau/memonitor
jalannya kegiatan proyek
perubahan
2. 1). Karaca Patulak, S.E Team Leader 1. Membuat/
merencanakan
pelaksanaan kegiatan
proyek
2. Melaksanakan penataan
organisasi untuk
persiapan pelaksanaan
kegiatan
3. Merancang dan
mengarahkan
pembuatan RPP

43
4. Memimpin koordinasi
(baik Koordinasi Internal
maupun Koordinasi
Eksternal)
5. Memberikan instriksi-
instruksi terkait kegiatan
proyek
6. Memberikan pengarahan
terkait pengolahan dan
updating data dan peta
7. Melaksanakan
pengawasan serta
quality control agar
kegiatan dapat berjalan
sesuai rencana
3. 1). Hasnan Mutaqim, S.H., Co Team Leader 1. Membantu Team Leader
M.HP. dalam
membuat/merancang
pelaksanaan kegiatan
proyek
2. Membantu Team Leader
dalam memimpin dan
mengarahkan koordinasi
3. Menjadi penghubung
antara Team Leader
dengan Tim Teknis, Tim
Anggaran, serta Tim
Administrasi
4. Membuat
schedule/jadwal kegiatan
5. Membantu
melaksanakan
pengwasan serta quality
control agar kegiatan
dapat berjalan sesuai
rencana

44
4. 1). Arnopriyanto, S.STP Koordinator Tim 1. Melaksanakan
IT/Digital pengawasan pusat
pengendalian ketertiban
umum dan ketentraman
2. Melakukan quality
control pusat
pengendalian ketertiban
umum dan ketentraman
3. Mengkoordinasikan
bersama stakeholder
terkait kegiatan yang
berkaitan dengan
pengendalian
1. ketertiban umum dan
ketentraman

2). Maijekson, S.Sos Anggota Tim 1. Membantu merancang


draft aplikasi “SIAP KAKA”
3). Andi Rachmat Hidayat, Anggota Tim 2. Membantu
S.Kom melaksanakan
pengawasan pusat
4). Evan Fauzi Hamdani, S.P. Anggota Tim
pengendalian ketertiban
5). Halomoan Sihotang, S.Pd Anggota Tim dan ketentraman

5. 1). Muhammad Arsyad, S.H. Koordinator Tim 1. Membantu Team Leader


Sumber Daya dalam merancang
Manusia pelaksanaan kegiatan
proyek
2. Melakukan quality
control tahap awal
terkait data-data spasial
3. Memberikan masukan
kepada Team Leader
terkait data-data dan
kegiatan proyek
perubahan
45
4. Menyusun SOP dan
Pergub tentang
Pengendalian Ketertiban
Umum dan Ketentraman
5. Berkoordinasi dengan
stakeholder terkait
2). Yanuar Nora Wijayanti, S.E Anggota Tim 1. Membuat
schedule/jadwal
3). Yuyun Putri Pertiwi, S.H Anggota Tim kegiatan
2. Membantu
4). Rendra Eka Aditya, S.H Anggota Tim
melaksanakan
pengawasan serta
quality control agar
kegiatan dapat berjalan
sesuai rencana
3. Membantu merancang
dan mengarahkan terkait
data-data yang
dibutuhkan
4. Membantu koordinator
tim

46
6. 1). Supardi, S.H. Koordinator Tim 1. Mengumpulkan data-
System Analis data spasial yang
dibutuhkan dalam
kegiatan proyek
2. Melakukan pengecekan
2). Sri Rahayu Budilestari, S.E Anggota Tim data yang diperoleh dari
stakeholder terkait
3). Gilang Anggota Tim 3. Melakukan updating dan
reclassing data-data
spasial
4. Melakukan analisis
spasial terkait kegiatan
proyek
7. 1). Okta Dede Legianto, S.Sos Koordinator Tim 1. Mengkoordinasikan
Administrasi kegiatan proyek yang
berkaitan dengan
2). Mila Kesuma Dewi, S.H Anggota Tim administrasi
2. Menyusun dan membuat
3). Matahari Anggota Tim
administrasi terkait surat
4). Cenna Patiyosi Anggota Tim keputusan, surat
undangan, daftar hadir,
notulensi, dll
3. Melakukan
pengumpulan avidence
4. Mengumpulkan
peraturan-peraturan/das
ar hukum terkait proyek
perubahan

8. 1). Aidir, S.E., M.AP. Koordinator Tim 1. Mengkoordinasikan


Perencanaan kegiatan proyek yang
berkaitan dengan
2). Yuni Berry, A.Md Anggota Tim anggaran

47
3). Sabathino Henoch Anggota Tim
Handoko, S.E

2. Menyusun RAB kegiatan


proyek
3. Menyelenggarakan
pengurusan anggaran
4. Memberikan masukan
9. 1). Hamdan, S.Sos Koordinator Tim 1. Memberikan training
Pengembang atau pelatihan kepada
Tim Digital baik Tim
2). Andi Rajman, S.H Anggota Tim Digital Provinsi maupun
Kabupaten/Kota
3). Ade Putra Febrianto Anggota Tim
2. Membuat aplikasi “SIAP
Harahap, S.H. KAKA”
3. Menghubungkan
4). M. Shiddiq Ar Rozaq La Anggota Tim
konektivitas CCTV
Side, S.IP.
dengan pusat pengendali
5). Asriel Thomas, S.H Anggota Tim ketertiban umum dan
ketentraman
6). Ichwan Rizani, S.I.P Anggota Tim 4. Memelihara alat digital
dan pusat pengendali
7). Iwan Iskandar, S.IP Anggota Tim agar tetap dalam kondisi
baik
5. Pelatihan penanganan
dan pelaporan kegiatan
di lapangan

A. Peta Pemangku Kepentingan (Stakeholders)

Pemangku kepentingan atau Stakeholder adalah siapapun (orang, organisasi,


komunitas) yang dipengaruhi oleh atau mempengaruhi suatu kegiatan atau program
atau upaya perubahan yang akan meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat.
Stakeholder yang akan terkena dampak baik itu positif maupun negatif dari suatu
kebijakan proyek atau menjadi pihak yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan atau
proyek.
48
Pemangku kepentingan atau stakeholders dalam Proyek Perubahan terdiri atas
stakeholder internal dan eksternal yang memiliki dan/atau tidak memiliki kepentingan serta
pengaruh terhadap proyek perubahan. Berdasarkan jenis Stakeholder di tingkat
kepentingannya, maka keterlibatan peran masing – masing Stakeholder dalam proyek
perubahan dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kuadran sebagaimana terlihat pada
Gambar 3.1 berikut ini.

GAMBAR 3.1

HUBUNGAN PETA STAKEHOLDER


BIDANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN

LATENS
PROMOTERS
1. BPBD
2. BIRO HUMPRO 1. SEKRETARIS DAERAH
3. SATPOL PP KAB. NUNUKAN 2. KASAT POL PP
4. SATPOL PP KAB. MALINAU 3. KABID SATPOL PP PROV
5. SATPOL PP KAB. TANA TIDUNG
6. SATPOL PP KAB. BULUNGAN
4. KASI SATPOL PP PROV
7. SATPOL PP KOTA TARAKAN 5. KASUBAG SATPOL PP PROV
8. DINAS PERHUBUNGAN 6. STAF BIDANG SATPOL PP
9. DINAS SOSIAL PROV
10. DINAS KESEHATAN
7. STAF SEKRETARIAT SATPOL

DEFENDER
APHATETIC
1. ASISTEN PEMERINTAHAN DAN
1. Masyarakat KESEJAHTERAAN RAKYAT
2. Media Cetak 2. BIRO HUKUM
3. Media Online 3. DINAS KOMINFO

49
A. Strategi Komunikasi dengan Stakeholder

Berdasarkan pengelompokan stakeholders di atas maka strategi komunikasi


yang akan digunakan Project Leader agar mendapatkan dukungan dari seluruh
stakeholders terhadap proyek perubahan yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut:

1. Promoters (High Influence / High Interest)

Strategi komunikasi dengan pemangku kepentingan di kelompok


Promoters merupakan strategi komunikasi yang utama dan prioritas, karena
stakeholders pada kelompok ini memiliki pengaruh yang tinggi dan sekaligus juga
memiliki kepentingan yang tinggi terhadap proyek perubahan ini. Stakeholders
yang dikelompokkan pada kategori Promoters adalah Gubernur Kalimantan Utara,
Sekda, dan seluruh staf anggota satpol PP Provinsi Kalimantan Utara.

Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Project Leader terhadap kelompok


Promoters adalah menggunakan metode konsultasi dan penyampaian informasi
secara langsung, intensif dan komprehensif, dalam rangka memperoleh dukungan
dan komitmen dari kelompok tersebut. Dukungan dan komitmen dari kelompok
Promoters menjadi prioritas penting dalam rangka menggerakkan dukungan dari
kelompok Latents, Defenders, dan Apathetics kepada proyek perubahan ini.

2. Latens (High Influence / Low Interest)

Stakeholders yang dikelompokkan pada kategori Latents adalah dinas


Perhubungan, Polda Kaltara, Polres Bulungan Meskipun kepentingannya rendah
terhadap proyek perubahan ini, Project Leader telah berupaya untuk membangun
komunikasi yang baik dengan stakeholders kelompok Latens untuk meyakinkan
bahwa hasil dari proyek perubahan ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
produktivitas organisasi.
Strategi komunikasi yang digunakan adalah metode informatif (bersifat
penerangan); koordinatif (bersifat koordinasi) dengan pihak lain sehingga
peraturan dan tindakan yang dilaksanakan tidak saling bertentangan; dan
komunikatif (bersifat komunikasi yang terbuka), sehingga Project Leader dapat
meraih dukungan dan komitmen dari kelompok ini.

50
3. Defenders (Low Influence / High Interest)

Project Leader telah membangun komunikasi yang baik dengan para


stakeholders kelompok Defenders untuk meminta masukan dan saran terkait
proyek perubahan yang akan dilaksanakan. Sehingga, stakeholders kelompok ini
secara tidak langsung merasa turut terlibat dalam keberhasilan proyek perubahan
ini, karena stakeholders kelompok Defenders adalah kelompok penerima manfaat
dari hasil proyek perubahan. Kelompok ini terdiri dari Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat, Biro Hukum dan Diskominfo Provinsi Kalimantan Utara.

Strategi Komunikasi yang digunakan oleh Project Leader adalah


menggunakan metode informatif (bersifat penerangan), edukatif (bersifat edukasi)
yaitu mempengaruhi dengan memberikan fakta-fakta dan pengetahuan dan
persuasif, mempengaruhi dengan membujuk.

4. Apathetics (Low Influence / Low Interest)


Komunikasi yang baik telah dibangun oleh Project Leader kepada para
stakeholders kelompok Apathetics, yaitu dengan memberikan informasi yang
seluas- luasnya terkait proyek perubahan ini, sehingga diharapkan stakeholders ini
dapat mendukung dan memahami pentingnya proyek perubahan ini. Kelompok ini
terdiri dari Masyarakat, Media Massa cetak, online, dll.
Strategi komunikasi yang digunakan adalah menggunakan metode
informatif (bersifat penerangan); dan edukatif (bersifat edukasi) yaitu
mempengaruhi dengan memberikan fakta-fakta dan pengetahuan; dan persuasif
(mempengaruhi dengan membujuk)

51
B. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam mengelola sebuah aksi
perubahan untuk memastikan aksi perubahan tersebut berhasil. Manajemen risiko
diperlukan untuk mengendalikan risiko sebelum terjadi dan mengetahui
alternatif/mitigasinya. Dalam rangka meminimalkan potensi risiko, reformer sebagaimana
berikut ini:
Tabel 3. 4
Manajemen Risiko Aksi Perubahan

Skala
Skala Dampak Level Risiko
Kemungkinan
Kode
No. Kegiatan Uraian Risiko Penyebab Dampak
Risiko
Sko
Skor Ket. Ket Skor Ket
r

I Persiapan Pelaksanaan Aksi Perubahan

a. Membentuk Tim tidak R1 Penentuan Tim tidak


Luar Hampir
tim agile bekerja sesuai unsur Tim tidak efektif 4 1 4 Rendah
Biasa Mustahil
target kinerja Kompeten

II Pelaksanaan Aksi Perubahan

a. Menyusun SOP SOP tidak di R2 Urgensi SOP tidak


dan mekanisme dukung kegiatan tidak tersedia tepat Luar Hampir
kerja kepala OPD menjadi waktu 4 1 4 Rendah
Biasa Mustahil
prioritas

b. Menyusun Peta daerah R3 Penentuan Pembinaan


pemetaan rawan daerah rawan Ketertiban
maping wilayah pelanggaran tidak dilakukan tidak efektif 2 Rendah 2 Kecil 4 Rendah
tidak sesuai sesuai SOP

d. Menyediakan Pengelolaan R4 Anggaran Pemantauan


pusat pengendalian pengelolaan pengendalian
pengendali tidak dan tidak terlaksana Luar
4 3 Besar 12 Ekstrim
ketertiban sesuai/efektif pemeliharaan maksimal Biasa
umum dan kurang
ketentraman

53 | rancangan proyek perubahan siap kaka


e. R5 Belum Peralatan tidak
Pemasangan berkoordinasi bisa di
digital system Ijin dengan unit optimalkan
(CCTV) pada pemasangan kerja dan 3 Besar 3 Besar 9 Tinggi
titik yang telah CCTV sulit pemda
ditentukan eksternal

f. Terlaksananya R6 Tenaga Pemantauan


uji coba pengelolaan pengendalian
Konektifitas
strategi dan peasangan tidak terlaksana
peralatan
pengendalian tidak kometen maksimal 3 Besar 3 Besar 9 Tinggi
belum
ketertiban
maksimal
umum dan
ketentraman

Gambar 3.4
Peta Risiko

Tabel 3.5
Penanganan Risiko

Kode Uraian Risiko Level Penanganan


Risik Risiko
o Rencana Mitigasi Output Waktu
54 | rancangan proyek perubahan siap kaka
R2 SOP tidak di Rendah Meminta Draft SOP 1 bulan
dukung kepala OPD Pendampingan
Penyusunan SOP
kepada Biro Organisasi

R3 Peta daerah rawan Rendah Evaluasi terus menerus Dokumen telaah Mingguan
pelanggaran tidak berdasarkan data komprehensif
sesuai

R4 Pengelolaan Ekstrim Menyusun SOP kegiatan SOP yang telah 2 Bulan


pengendalian tidak diinternalisasikan
sesuai/efektif

R5 Ijin pemasangan Tinggi Koordinasi pihak terkait Dokumen 1 bulan


CCTV sulit Persetujuan
pemasangan cctv

R6 Konektifitas Tinggi memperbaiki kegiatan 1 Bulan


peralatan belum infrastruktur jariangan perbaikan
maksimal

55 | rancangan proyek perubahan siap kaka


56 | rancangan proyek perubahan siap kaka

Anda mungkin juga menyukai