Anda di halaman 1dari 12

“Satu, dua, tiga… cheese”

“Hahahahhaa”
“Lihat, bagus kann?”

“Aku lagi makan mie gitu, gemmm”


“Tapi bagus sihh… kamera analognya bagus.”

“Iyaa dong…”
“Kamera lama tapi tetap bagus...”

“Nanti kita cetak yaa…”

“Iyaa….”
“Fotoin aku juga, iel.”
Halo, Iel.
Terima kasih untuk hari ini.
“Bagaimana?”
“Sudah sampai rumah kah?”

“Sudah, Iel.”
“Oh iya, tadi aku pergi dengan temanku si Jesya.”

“Hanya untuk membeli alat lukis?”


“Kenapa tidak denganku saja?”

“Iya…”
“Kamu sedang sibuk biasanya.”
Aku memang gemar melukis.
Sudah banyak lukisan yang aku buat.
Dengan perasaan senang maupun tidak.

Aku akan menunjukkan beberapa karyaku di halaman selanjutnya yaaa!

Kalau kalian sudah melihatnya,


Katakan kepadaku mana yang paling kalian suka!!

-G.
FOTO
“Aku mencintaimu, Gemma.”
“Kau tahu itu.”

“Aku tahu...”
“Dan, aku mencintaimu juga, Iel.”
“Bagaimana kalua kita pulang sekarang? Aku lelah.”

“Baiklah.”
Malam itu, kami berbincang banyak.
Tentang kehidupan dan percintaan.
Gabriel, jauh lebih tampan jika dilihat dari dekat.
Potongan rambutnya yang pas,
Dan sikapnya yang dingin.

Sesaat, aku menyentuh hidungnya yang mancung,


Dan menatap matanya.

“Aku mencintaimu, Iel.” Kataku.

-G.
“Aku minta maaf, Gemma.”
“Aku tahu aku salah.”
“But, can we be friends?”

“Aku tidak tahu mau bilang apa.”


“Yang penting selama ini, kisah kita adalah kisah yang indah.”
Kalau aku mengingat wajahnya,
Aku ingin menangis.

Tidak menangis sedih,


Tapi, karena aku menyadari betapa bahagianya aku dulu.
Saat bersama, Iel.

Saat dia menatapku.


Saat dia mengambil potret wajahku.
Saat dia menguncir rambutku.
Dan, saat dia membawaku ke took buku vintage.

-G.

Anda mungkin juga menyukai