Anda di halaman 1dari 3

TERJEBAK DENGAN KATA SAHABAT

Hans Ondrio

“Gimana, enak gak minumannya?” tanyaku pada Abigail.

“enak dong, ini kan minuman kesukaanku” jawab Abigail, sambil meminum jus dari sedotannya.

“Pulang yuk, sudah kenyang nasi goreng nih” kataku.

“ya udah deh, antarin aku pulang ya Shawn!” canda Abigail. “kalau bukan aku yang antar siapa lagi?”
jawabku.

Aku mengantar Abigail pulang ke rumahnya, setelah aku mentraktirnya makan malam nasi goreng.
Sesampai di rumah Abigail aku menyempatkan diri untuk mampir dulu, kupikir rumahnya tidak
ramai, tapi ternyata ada adiknya.

“ciee.. ka Bigel, cowoknya ya?” kata Adik Abigail.

“apa sih? dia Cuma temen woy” jawab Bigeil santai.

Aku dan Bigeil asik bercanda, hingga kira-kira pukul delapan malam, dan aku memutuskan untuk
pulang, sebelum aku pulang aku memberi dia sebuah boneka yang kubeli sebagai oleh-oleh saat aku
pergi ke pulau Bangka “Bigeil aku pulang ya, ini oleh-oleh dariku” kataku sambil menyerahkan
boneka yang kubungkus dengan kertas kado bergambar beruang yang lucu.

“iya deh, makasih ya traktirannya” jawab Bigeil dengan senyum manisnya. Lalu aku segera
menyalakan mesin motorku dan segera pulang.

Abigail, dia orang yang kukenal semenjak aku masuk satu SD dan satu kelas dengannya, dia memang
cewek yang baik, dan juga mempunyai wajah manis, tak jarang saat ini jika siapa saja yang bertemu
dengannya akan jatuh hati, bahkan aku juga yang mengenalnya sejak umur enam tahun, tapi baru
sekarang jatuh hatinya, tapi sayang dia sudah mempunyai seorang pacar,pacarnya bernama Hans
yang merupakan idola para siswi disekolahku.

Sampai di rumah, aku membuka laptop dan masuk ke akun Twitterku, sebenarnya hanya iseng, tapi
aku lihat Bigail juga sedang online.
“hey tidur sana udah malem” kataku membalas mentionnya.
“lo aja yang tidur” jawabnya. Aku dan Bigail sering bercanda tak hanya di Twitter bahkan tiap kali
bertemu kami selalu bercanda. Lama kelamaan, aku jatuh hati, tapi aku tahu aku tidak bisa
melakukan itu, karena dia sudah punya pacar, jadi aku tetap memendam perasaanku, aku tak tahu
kapan akan mengungkapkannya.
Karena sering kami saling balas mention di Twitter, ternyata itu membuat pacar Abigail mungkin
terlihat cemburu, Hans melarang Bigeil agar tidak terlalu sering membalas mentionku itu. ”ayolah,
aku tidak akan merebut Bigeil, aku yakin dia jodohmu, aku hanya akan terus menjadi temannya”
kataku dalam hati.

Sejak itu aku jarang berkomunikasi dengan Bigeil, dan aku tak mau memulai, mungkin dia akan
mengira aku pengacau. “kapan aku bisa jadi pacar Bigeil ya, apa aku hanya akan terus menjadi
temannya, bahkan sampai aku mati” kataku dalam hati. Hingga saat ini aku tetap hanya memendam
perasaan, sampai saat aku hendak pergi ke Semarang, dimana aku akan melanjutkan pendidikanku
sebagai mahasiswa. Satu malam sebelum aku pergi, aku memutuskan bertemu Abigail di taman dan
ada sesuatu yang akan aku bicarakan.

Saat sampai di taman, aku menemui Bigeil yang sudah menunggu dia terlihat begitu manis malam
ini. “sudah lama ya?” kataku
“ya gitu deh” candanya. “Bigeil besok aku sudah pergi, sebelum aku pergi aku mau ngomong sama
kamu”.
“ngomong aja susah amat” candanya lagi.

“heemm.. aku sudah lama mengenalmu, dan sudah mengetahui sifatmu, dan juga kebiasaanmu, tapi
aku baru tahu bahwa aku suka sama kamu” kataku spontan.
“Shawn apaan sih, kamu tau kan aku sudah punya cowok, ngapain mau nembak aku, ya pasti aku
tolak lah” jawabnya.
“aku tahu, aku bukan mau nembak kamu, aku hanya menyatakan perasaanku, karena aku juga tahu
kamu akan menolakku” jawabku.
“jadi buat apa kamu ngomong ini?” tanya Bigail.

“Sejak kita satu kelas di SMA, aku tahu kamu orangnya berbeda, aku tidak tahu tapi setiap kali kita
bercanda, aku lebih merasa nyaman, sekalipun kamu tidak, aku hanya ingin kau tahu saja kalau aku
suka kamu” aku menjelaskan.

“maaf Shawn tapi aku..” belum selesai Bigeil berbicara, aku langsung memotongnya.
“Aku mungkin tidak sempurna dari pacarmu, bahkan tidak ada yang bisa kulakukan untukmu,
mungkin aku hanya akan terus menjadi teman dari masa lalumu, dan kau tidak butuh aku, karena
sudah ada Hans. Meski aku akan terus jadi masa lalumu tapi aku akan terus hidup di masa depanmu”
“Shawn, aku sudah tahu kamu suka aku, dari semua caramu terhadapku saat ini, tapi aku memang
sudah dapat yang menurutku sempurna, dan saat ini mungkin aku belum butuh bantuanmu” kata
Abigail.

“ya, bahkan yang kamu anggap sempurna sebenarnya juga tidak sempurna, tidak apa aku bisa
menerima, aku hanya akan terus jadi temanmu, bahkan mungkin ketika aku sudah tiada, kau baru
sadar bahwa aku berarti untukmu, maaf ya oh iya, kalau kamu merasa kangen sama aku, anggap saja
boneka yang aku kasih sebagai penggantiku” kataku.

Sesaat kami saling terdiam, aku baru sadar inilah yang dinamakan terjebak difriendzone, aku salah
menyukai dia, tapi aku tidak bisa membohongi perasaan. Malam itu, akhirnya kami lewati. Pagi hari
aku siap berangkat, aku megirimkan pesan singkat sebelum aku pergi “Bigail, sampai jumpa aku
senang bisa mengungkapkan perasaanku”

Abigail membalasnya” Terima kasih atas pertemanan kita, kamu yang terbaik”

Aku senang mengetahuinya, tapi tetap aku hanya temannya, meski cintaku tak berbalas, aku tau ada
kalanya Sheila akan membutuhkanku. Aku mungkin hanya selalu jadi teman masa lalunya, tapi
seberapa keras ia coba lupakan aku, aku akan terus hadir di masa depannya meski hanya ingatan.
“Aku harap kamu bahagia dengan pacarmu, bagimu aku mungkin bukan siapa-siapa, tapi aku yakin
ada hubungan khusus di antara kita yang melebihi seorang teman, sahabat, bahkan pacar sekalipun
aku berharap bisa jadi pacarnya tapi aku tau itu tak mungkin. Sampai Jumpa Abigail.”

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai