PEMBIMBING :
dr. Jusuf Saleh Bazed, Sp. U
DISUSUN OLEH:
M Fachry Rahman
2017730073
Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena berat rahmat dan
hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan mengenai “batu salauran
kemih”. Laporan kasus ini penulis buat sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik stase
ilmu bedah RSIJ Cempaka Putih.
Dengan rasa hormat saya juga menyampaikan banyak terima kasih dari semua pihak
atas bantuan, terutama, kepada dr. Jusuf Saleh Bazed, Sp. U selaku pembimbing tugas ini.
Penulis menyadari dalam penulisan dan pembuatan laporan ini masih ada kekurangan
dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran guna perbaikan
dalam pembuatan makalah selanjutnya. Harapannya semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita bersama. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
II. 1 Anatomi..........................................................................................................................4
II. 2 Definisi............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
Di indonesia, masalah batu saluran kemih masih menduduki kasus tersering di antara seluruh
kasus urologi. Belum terdapat data angka prevalensi batu saluran kemih nasional di
indonesia. Di beberapa negara di dunia berkisar antara 1-20%. Laki-laki lebih sering terjadi
dibandingkan perempuan yaitu 3:1 dengan puncak insiden terjadi pada usia 40-50 tahun. Batu
saluran kemih merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemukan di seluruh dunia,
contohnya negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Australia. Di Asia, angka
kejadian batu saluran kemih sekita 1-5%. kasus batu saluran kemih banyak ditemukan di
negara-negara berkembang, seperti India, Thailand, dan Indonesia yang kejadiannya sekitar
2-15%, biasanya terdapat hubungan dengan perkembangan ekonomi dan peningkatan
pengeluaran biaya untuk kebutuhan makanan perkapita.
Batu saluran kemih (bsk) didefinisikan sebagai pembentukan batu di saluran kemih yang
meliputi batu ginjal, ureter, buli, dan uretra. Pembentukan batu dapat diklasifikasikan
berdasarkan etiologi, yaitu infeksi, non-infeksi, kelainan genetik, dan obat-obatan. Faktor
terjadinya pembentukan batu antara lain, terjadinya bsk di usia muda, faktor keturunan, batu
asam urat, batu akibat infeksi, hiperparatiroidisme, sindrom metabolic, dan obat-obatan.
terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungan dengan ganguan aliran urin, infeksi
saluran kemuh, dehidrasi dan keadaan lain.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Anatomi
A. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-
masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal
kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini
disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri
adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi
bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus
transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah
ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat
bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.
Bagian-bagian Ginjal terdiri atas :
Korteks, adalah bagian ginjal yang didalamnya terdiri dari korpus
renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul bowman), tubulus kontortus
proksimal dan tubulus kontortus distal.
Medula, terdiri atas 9-14 pyramid. didalamnya terdiri dari tubulus rektus,
lengkung henle dan tubullus pengumpul (ductus colligent)
Columna renalis, merupakan bagiankorteks diantara pyramid ginjal
Proc. Renalis merupakan bagian pyramid/medulla yang menonjol kearah
korteks
Hilus renalis, merupakan bagian dimana pembuluh darah, serabut saraf, atau
duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
Papilla renalis, merupakan penghubung anara duktus pengumpul dan calix
minor
Calix minor, merupakan percabangan dari calix mayor
Calix mayor, merupakan percabangan dari pelvis renalis
Pelvis renalis/piala ginjal, merupakan penghubung antra calix mayor dan
ureter
Ureter , merupakan saluran yang membawa urin ke vesika urinaria
Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/ Malpighi
4
(yaitu glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung
Henle, tubulus kontortus distal yang bermuara pada tubulus colectus.
Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta
abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah
memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris
yang akan memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen
superior, anterior-superior, anterior-inferior, inferior serta posterior4.Ginjal memiliki
persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal melalui
segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan
n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan
persarafan simpatis melalui n.vagus.
5
B. Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan
ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria.
terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk
setiap ginjal. Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan
m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis.
Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan
pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria.
Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus.
Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis,
a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui
segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus
hipogastricus superior dan inferior.
C. Vesica Urinaria
Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan
tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk
selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme
relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis ( pelvic floor) , bersama-
sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta
pembuluhpembuluh darah, limfatik dan saraf.
Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga
bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan
(superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior,
dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor
(otot spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat trigonum vesicae pada bagian
posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian
berbentuk miripsegitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae,
bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan
kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada
perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis. Sedangkan persarafan
pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis. Persarafan
simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus
lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus
6
S2- S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik.
D. Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju
lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra
pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual
(berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada Wanita panjangnya
sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna
(otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa
(di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya
memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat
volunter).
II. 2 Definisi
Batu saluran kemih (BSK) didefinisikan sebagai pembentukan batu di saluran kemih
yang meliputi batu ginjal, ureter, buli dan uretra. Pembentukan batu dapat
diklasifikasikan berdasarkan etiologi yaitu infeksi, non-infeksi kelainan genetik dan obat-
obatan
Batu saluran kemih merupakan suatu kondisi didapatkannya batu mulai dari didalam
saluran kemih, mulai ginjal sampai uretra, dimana komposisi batu yang terbentuk dapat
terdiri atas campuran dari asam urat, kalsium oksalat kalsium fosfat, sistin, struvite, atau
xantin.
Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-
tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urine), yaitu pada sistem
kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises (stenosis uretero-
pelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis seperti pada hiperplasia prostat benigna,
striktura, dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan
terjadinya pembentukan batu.
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun
anorganik yang terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam
keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu
yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan
presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi,
dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun
ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu
saluran kemih. Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih
(membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu
sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih.
Kondisi metastabel dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine,
konsentrasi solut di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran kemih, atau adanya
korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu. Lebih dari 80%
batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium, baik yang berikatan dengan oksalat maupun
dengan fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat; sedangkan sisanya
8
berasal dari batu asam urat, batu magnesium amonium fosfat (batu infeksi), batu
xanthyn, batu sistein, dan batu jenis lainnya. Meskipun pathogenesis pembentukan batu-
batu di atas hampir sama, tetapi suasana di dalam saluran kemih yang memungkinkan
terbentuknya jenis batu itu tidak sama. Dalam hal ini misalkan batu asam urat mudah
terbentuk dalam suasanya asam, sedangkan batu magnesium amonium fosfat terbentuk
karena urine bersifat basa.
10
menarik-narik penisnya (pada anak laki-laki) atau menggosok-gosok vulva (pada
anak perempuan).
Batu Uretra
Keluhan yang disampaikan pasien adalah miksi tiba-tiba berhenti hingga terjadi
retensi urine, yang mungkin sebelumnya didahului dengan nyeri pinggang. Jika
batu berasal dari ureter yang turun ke buli-buli kemudian ke uretra, biasanya
pasien mengeluh nyeri pinggang sebelum mengeluh kesulitan miksi. Batu yang
berada di uretra anterior seringkali dapat diraba oleh pasien berupa benjolan keras
di uretra pars bulbosa maupun pendularis, atau kadang kadang tampak di metus
uretra eksterna. Nyeri dirasakan pada glans penis atau pada tempat batu berada.
Batu yang berada pada uretra posterior, nyeri dirasakan di perineum atau rektum
Batas lama konservatif adalah 6 mingggu. disamping ukuran batu syarat lain
untuk observasi adalah berat ringannya keluhan pasien, ada tidaknya infeksi dan
obstruksi. adanya kolik berulang atau ISK menyebabkan observasi bukan
merupakan pilihan. begitu uga dengan adanya obstruksi, apalagi pada pasien
tertentu (misalnya ginjal tunggal, ginjal transplan, dan penurunan fungsi ginjal),
pasien seperti ini harus segera dilakukan intervensi.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo BB, Dasar-dasar Urologi, Edisi Kedua. CV Sagung Seto, Jakarta, 2007
2. Purnomo BB., Besut Daryanto., Kurnia PS. Batu saluran kemih , dalam
pedoman diagnosis dan terapi. FK Universitas Brawijaya, 2010
14