Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang ini tepat waktu.

  Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai. Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun .
      

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN

A. Ginjal...................................................................................................
B. Ureter...................................................................................................
C. Vesika urinaria....................................................................................
D. Uretra...................................................................................................
E. Kelenjar Prostat..................................................................................
F. Testis....................................................................................................
G. Epididimis............................................................................................
H. Vas deferens........................................................................................
I. Vesika seminalis..................................................................................
J. Penis.....................................................................................................
K. Bulbo uretra........................................................................................
L. Mikturisi..............................................................................................
BAB III PENUTUP

Kesimpulan......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan
homeostasis, yang berarti keseimbangan. :tak dan organ tubuh lainnya bekerja sama
untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan ;ariabel
lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu
'ungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan
bahan kimia dan %airan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. !istem
kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.$elangsungan hidup
dan ber'ungsinya sel se%ara normal bergantung pada  pemeliharaan kosentrasi garam,
asam, dan elektrolit lain di lingkungan %airan internal. $elangsungan hiduop sel juga
bergantung pada pengeluaran se%ara terus menerus #at<#at sisa metabolism toksik
dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan
hidupnya.Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ<organ dan
struktur<struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. =injal berperan
penting mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak
konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua #at
sisa metabolisme.!istem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama
bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium
dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang
disebut urea dari darah.

B. Rumusan Maasalah
1. Jelaskan ginjal
2. Jelaskan ureter
3. Jelaskan vesika urinaria,

3
4. Jelaskan kelenjar prostat
5. Jelaskan testis
6. Jelaskan epididimis
7. Jelaskan vas deferens
8. Jelaskan vesika seminalis
9. Jelaskan bulbouretra

C. Tujuan
1. Dapat memahami ginjal
2. Dapat memahami ureter
3. Dapat memahamivesika urinaria
4. Dapat memahami kelenjar prostat
5. Dapat memahami testis
6. Dapat memahami epididimis
7. Dapat memahami vas deferens
8. Dapat memahami vesika seminalis
9. Dapat memahami bulbouretra

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ginjal
Sepasang ginjal berwarna kemerahan, berbentuk seperti kacang merah,
terletak di atas pinggang diantara peritoneum dan dinding posterior abdomen
(retroperitoneal). Ginjal berada diantara T12 dan L3, dimana terlindungi oleh iga 11
dan 12.Ginjal kanan sedit lebih dibawah posisinya daripada ginjal kiri, karena
terdesak oleh liver.

Ginjal orang dewasa panjangnya 10-12 cm, lebar 5-7 cm, dan ketebalannya 3
cm. Pada batas cekungan medial, tiap ginjal berhadapan dengan columna vertebralis.
Di dekat cekungan pertengahan tersebut (pada 1/3 tengah tepi medial ginjal), terdapat
lekukan yang disebut hilum renalis, dimana arteri renalis dan nervi renalis masuk ke
ginjal, serta vena renalis dan pelvis renalis keluar dari ginjal. 

Pada ginjal, terdapat dua kutub, yaitu kutub superior dengan kutub inferior.
Permukaan pada ginjal terdiri atas permukaan anterolateral dan posteromedial sebab
sumbu panjangnya inferolateral dan sumbu transversalnya posterolateral.

5
Terdapat tiga lapisan jaringan yang mengelilingi ginjal, dari dalam ke luar
yaitu kapsula renalis/ kapsula fibrosa, kapsula adipose/ perinephric fat capsule, dan
fascia renalis. Ketiga lapisan tersebut melindungi ginjal dari trauma dan membuat
ginjal tetap terletak pada tempatnya. 

Pada penampang coronal ginjal, dapat terlihat bangunan-bangunan pada ginjal, yaitu:
1. Cortex renalis : bagian superficial ginjal yang lebih gelap dan berkontak dengan
kapsula fibrosa. 
2. Medula renalis : bagian di bawah cortex yang lebih terang dan terdiri atas 9-14
struktur triangular atau conical yang jelas yang disebut Piramid renalis. Hilus
Renalis : cekungan pada 1/3 tengah batas medial ginjal.
3. Papilla renalis : apex dari medulla yang berproyeksi ke calyx minor
4. Processus renalis/medulla arrays : Bagian medula yang menjorok ke korteks
5. Columna renalis Bertini : Bagian korteks yang masuk ke medulla
6. Sinus renalis : bagian hilus renalis yang tidak berisi struktur (hanya berisi lemak)
7. Lobus renalis : terdiri atas pyramid renalis, korteks renalis di sekitarnya, dan
setengah dari tiap kolumna renalis di samping pyramid renalis tersebut

6
8. Calix minor (7-14): duktus yang merupakan muara papilla renalis keluarkan urin
9. Calix major (2-1): 3-5 calix minor yang menyatu membentuk struktur ini
10. Pelvis renalis : 2-3 calix major membentuk struktur ini
11. Ureter : lanjutan dari pelvis renalis ke arah vesica urinaria

Pendarahan A/V Renalis


Darah masuk ke ginjal melalui arteri renalis. Arteri renalis ini mendapatkan
aliran darah dari aorta abdominal. Arteri renalis bercabang menjadi arteri
segmental.Kemudian arteri segmental bercabang menjadi arteri interlobar yang
berjalan di bagian luar medulla. Arteri interlobar yang berjalan ke perbatasan korteks
dan medulla disebut arteri arkuata Arteri arkuata bercabang-cabang membentuk arteri
interlobular yang berada di antara lobus renalis. Arteri interlobular akan bercabang
menjadi arteriola afferent yang akan masuk ke corpuscle renalis menjadi kapiler
glomerular lalu keluar dari corpuscle renalis sebagai arteriola efferent. Kemudian
arteriola efferent terbagi-bagi untuk membentuk kapiler peritubular.Kalpiler ini
berlanjut menjadi vena interlobular, lalu darah keluar ke vena arkuata, kemudian ke
vena interlobar dan darah dari ginjal keluar melalui vena renalis ke vena cava
inferior.

7
Ginjal dapat dibagi menjadi korteks di luar dan medulla di dalam. Pada manusia,
struktur ginjal terbagi atas 10-18 struktur berbentuk kerucut atau pyramid,
yaitu pyramid medulla. Dari dasar setiap pyramid medulla, terjulur berkas-berkas
tubulus yang parallel, yaitu berkas medulla / prosesus Ferreini, yang menyusup ke
dalam korteks. Sebaliknya, terdapat bagian korteks yang menjorok ke arah medulla
disebut kolumna renalis Bertini.

Tiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas bagian yang
melebar yaitu korpuskel renalis, tubulus kontortus proksimal, segmen tipis dan tebal
ansa Henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus dan duktus koligens. Terdapat dua
jenis nefron: nefron kortikal dan nefron jukstamedullar.

8
Nefron terdiri dari korpus Malphigi dan tubulus-tubulus. Korpus
Malphigi terdiri atas glomerulus dan kapsula Bowman. Lapisan dalam kapsul ini
menyelubungi kapiler glomerulus disebut lapisan visceral. Lapisan luar membentuk
batas luar korpuskel renalis dan disebut lapisan parietal kapsula Bowman. Antara
kedua lapis ini terdapat ruang urinarius yang menampung cairan yang disaring
melalui dinding kapiler dan lapisan visceral.
Setiap korpuskel ginjal memiliki kutub vasculart empat masuknya arteriol
aferen dan keluarnya arteriol eferen, dan memiliki kutub urinarius, tempat tubulus
kontortus proksimal berasal. Lapisan parietal kapsula Bowman terdiri atas epitel
selapis gepeng yang ditunjang lamina basalisdan selapis tipis serat retikulin. Pada
kutub urinarius epitelnya berubah menjadi selapis kuboid atau silindris rendah.
Sel-sel lapisan visceral disebut podosit. Di antara sel-sel endotel bertingkap dan
kapiler glomerulus dan podosit yang menutup permukaan luarnya,
terdapat membrane basal yang tebal. Lapisan ini berupa sawar filtrasi yang
memisahkan darah dalam kapiler dari ruang urinarius. Dengan bantuan mikroskop
electron dapat dibedakan lapisan tengah yang padat electron (lamina densa) dan
lapisan electron yang lebih lusen pada masing-masing sisi (lamina rara). Selain sel
endotel dan podosit, kapiler glomerulus mempunyai sel mesangial yang melekat pada
dindingnya.

9
Tubulus-tubulus nefron yang terdapat pada korteks antara lain tubulus kontortus
proksimal dantubulus kontortus distal. Tubulus kontortus proksimal berukuran lebih
besar dengan inti sel epitelnya tersusun berjarak.Tubulus ini memiliki banyak
mikrovili pada lumennya yang membentukbrush border. Tubulus kontortus
distal memiliki bentuk yang lebih bulat dengan inti sel epitelnya tersusun rapat yang
terkadang akan membentuk suatu bentukan yang disebut macula densa padaapparatus
juxtaglomerular.

Pada bagian medulla dapat ditemui ansa Henle segmen tipis, ansa Henle
segmen tebal pars asendens, ansa Henle segmen tebal pars desendens, dan duktus
koligens.

10
B. Ureter
Merupakan sepasang saluran muscular yang keluar dari ginjal ke vesica
urinaria. Panjangnya 25-30 cm. Ureter dimulai pada bagian renal pervis yang
berbentuk corong. Ureter berjalan inferior dan medial, di atas permukaan anterior otot
psoas major. Ureter terletak retroperitoneal. Pada laki-laki, basis vesica urinaria
berada di antara rectum dan simfisis pubis, sedangkan pada perempuan, basis vesica
urinaria menduduki inferior uterus dan anterior vagina. Pada basis vesica urinaria,
ureter membelok medial dan berjalan oblik dan berakhir pada dinding dari aspek
posterior vesica urinaria. 

11
Ureter terdiri atas dua bagian yaitu bagian abdominal dan bagian panggul. Pada
bagian abdominal, ureter berjalan vertikal dari batas pelvis renalis yang kemudian
bifurkasi (melintas melewati) A. illiaca communis dan turun pada M. Psoas Major.
Pada bagian panggul, perjalanan ureter dimulai ketika masuk PAP (Pintu Panggul
Atas). Ketika memasuki area ini, ureter membentuk flexura marginalis. Kemuadian
ureter menyilang bifurkasi A. iliaca communis, di sebelah ventral articulation
sacroilliaca.Lalu ke tepi incissura ischiadica major. Ureter kemudian berjalan di
sebelah medial arteri/vena/ nervus obturatoria, lalu turun ke bawah berjalan di
sebelah ventral arteri illiaca interna.
Selama melintas dari pelvis renalis sampai vesica urinaria, ureter memiliki
tiga tempat penyempitan, yaitu (1) di tempat peralihan pelvis renalis dengan ureter,
(2) pada flexura marginalis ureter, (3) pada muara ureter ke dalam vesica urinaria.
Pada muara ureter ke dalam vesica urinaria, ureter menembus aspek vesica urinasia
dan melintas serong/oblik sehingga mencegah aliran balik urin ke ureter, karena
ureter intramural tertutup sewaktu tekanan vesica urinaria meningkat.

Pendarahan Ureter
Ureter diperdarahi oleh cabang A. renalis, cabang aorta abdominalis, cabang A.
testicularis/ A. ovarica, cabang arteri illiaca communis, cabang arteri vesicalis
inferior.

12
Persarafan Ginjal dan Ureter
Ginjal dan ureter dipersarafi oleh nn renalis. Persarafan simpatis ini berasal
dari segmen T10-L1 atau 2 yang melewati Nn splanchnicus minor, Nn splanchnicus
imus, dan Nn splanchnicus lumbalis menuju pleksus coeliacus dan selanjutnya plexus
renalis. Persarafan simpatis ini akan mengatur kecepatan pembentukan urin dengan
mengubah aliran darah dan tekanan darah pada nephron, menstimulasi pengeluaran
rennin, yang akan membatasi kehilangan air dan garam pada urin dengan
menstimulasi reabsorbsi pada nephron. Sedangkan persarafan parasimpatisnya
berasal dari N. Vagus.
Kaliks, pelvis renalis, ureter, dan vesika urinaria memiliki struktur histologi
dasar yang serupa dengan dinding ureter yang secara berangsur menebal sewaktu
mendekati vesika urinaria. Mukosa organ-organ ini terdiri atas epitel transisional dan
lamina propria di jaringan ikat yang padat sampai longgar. Suatu selubung anyaman
otot polos padat mengelilingi lamina propria dan organ-organ tersebut.

13
Epitel transisional kandung kemih dalam keadaan tidak teregang memiliki tebal
lima atau enam sel, dengan sel superficial membulat dan menonjol ke dalam lumen.
Sel-sel ini seringkali berbentuk poliploid atau binukleus. Bila epitel ini teregangkan
ketika kandung kemih penuh dengan urin, epitel transisional hanya setebal tiga atau
empat sel dan superfisialnya menjadi gepeng.

C. Vesika Urinaria
Vesica urinaria merupakan organ muscular berbentuk kantong yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara urin. Bagian superior vesica urinaria di lapisi
oleh selapis peritoneum. Terdapat beberapa ikat pada vesica urinaria, yaitu
Ligamentum umbilicalemedianus, mediale, lateral dan ligamentum pubovesical.
Ligamentum umbilicale medianus yang berasal dari urakus, terdapat pada anterior,
batas superior ke arah umbilicus. Ligamentum umbilicale lateral berjalan sepanjang
tepi vesica urinaria ke umbilicus. Selain itu juga terdapat ligamentum umbilicale
mediale (lebih lateral dari ligamentum umbilicale medianus) yang berasal dari a.
umbilikalis.Terdapat pula ligamentum pubovesical yang disertai dengan
pubouretrhral pada perempuan dan puboprostatica pada laki-laki.

14
Pada penampang sectional, mukosa vesica urinaria membentuk rugae, yang akan
menghilang ketika vesica urinaria terisi penuh. Area triangular yang membatasi pintu
masuk ureter (orificium ureteris dextra dan sinistra) ke vesica urinaria dan pintu
masuk ke uretra dari vesica urinaria (orificium urethral internus) disebut trigonum
vesicae yang terletak di mukosa permukaan posteroinferior. Area yang mengelilingi
orificium urethral internus disebut collum vesicae/neck vesia urinaria.
Collum vesiae mempunyai otot polos yang berbeda dengan M. detrusor
(muskulus utama pada vesica urinaria). Pada laki-laki, sel-sel otot polos membentuk
lingkar sempurna. Sedangkan pada perempuan, sel-sel otot polos membentang serong
atau memanjang menuju dinding urethra sehingga tidak memiliki sphincter otot polos
dan tidak berperan aktif menahan urin.

Perdarahan Vesica Urinaria


a) vesicalis superior mensuplai banyak cabang menuju fundus vesicae, ductus
deferens, dan testis serta ureter. Pangkal A. vesicalis superior merupakan bagian
paten A. umbilicalis janin. A. vesicalis inferior seringkali muncul bersama A.
Rectalis media, mendarahi fundus vesicae, gl. prostate, gl. vesiculosa dan bagian
bawah ureter.Kadang-kadang mempercabangkan A. deferentialis.

15
b) Pada perempuan, tidak terdapat a. vesikalis inferior.Arteri ini diganti dengan a.
vaginalis.A. vaginalis, seringkali berjumlah 2 atau tiga, turun pada vagina,
mendarahi membrana mukosa dan mengirimkan cabang-cabangnya menuju
bulbus vestibuli, fundus vesicae dan bagian-bagian berdekatan dari rectum. 

D. Uretra
Merupakan saluran kecil dari orificium urethral internus ke bagian eksterior
tubuh. Ureter pada laki-laki selain berperan sebagai alat ekskresi urin, juga berperan
untuk mentransport semen.
Pada perempuan, urethra berjalan dari orificium urethrae internum setinggi
pertengahan symphysis pubis secara langsung posterior terhadap simfisis pubis, lalu
secara langsung oblik, inferior, dan anterior dan memiliki panjang 4 cm. Pembukaan
urethra ke bagian eksterior tubuh disebut orificium urethral eksternus yang berada
diantara clitoris dengan lubang vagina.
Pada laki-laki, urethra juga berjalan dari orificium urethral internus ke
eksterior, tetapi urethra pada laki-laki lebih panjang, sekitar 20 cm. Urethra awalnya
melalui prostat kemudian ke otot-otot dalam dari perineum, lalu berakhir di penis.
Urethra pada laki-laki melintasi masa gl. Prostata, menembus diaphragma
urogenitale, bulbus penis, corpus spongiosum penis dan glans penis.
Urethra pada pria terdiri dari empat region anatomical, yaitu: (1) Urethra pars
pre prostatica, (2) Urethra pars prostatica, (3) urethra pars membranacea, dan (4)
urethra pars cavernosa/spongiosa (lewat bulbus, corpus spongiosum dan glans penis)
Urethra pars preprostatica panjangnya 1-1,5 cm, berjalan vertikal , dari collum
vesicae sampai dengan aspek superior gl. Prostata, dikelilingi otot polos sphincter
vesicae (sphincter internal) yang berlanjut dengan capsula gl. Prostata, dan disuplai
oleh saraf simpatik.
Urethra pars prostatica panjangnya 3-4 cm, menembus gl prostata yang lebih
dekat ke permukaan anterior, dinding posteriornya memiliki rigi: crista urethralis.,

16
terdapat bangunan: sinus prostaticus; colliculus seminalis (verumontanum); utriculus
prostaticus; dan muara ductus ejaculatorius.
Urethra pars membranacea merupakan bagian terpendek, tersempit, berjalan
dari prostat menuju bulbus penis; melintasi diaphragma urogenitale, 2,5 cm postero-
inferior symphysis pubis. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh M. sphincter
urethrae; disarafi oleh N. splanchnicus pelvicus 
Urethra pars spongiosa panjangnya 15 cm, berjalan dari ujung urethra pars
membranacea sampai dengan orificium urethrae externum di ujung glans penis.
Melebar di bulbus penis: fossa intrabulbar dan di glans penis: fossa navicularis.
Orificium urethrae externumnya tersempit. 

Uretra merupakan suatu saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke
luar.Uretra pria berbeda dengan wanita. Pada pria uretra terdiri atas 4 bagian: pars
prostatika, pars membranosa, pars bulosa, pars pendulosa. Uretra pars prostatika
dilapisi epitel transisional. Uretra pars membranosa dilapisi epitel berlapis atau
bertingkat silindris. Uretra pars bulbosa dan pendulosa dilapisi epitel bertingkat dan
silindris dengan daerah epitel gepeng dan berlapis. Sedangkan uretra wanita

17
merupakan suatu tabung dengan panjang 4-5 cm, yang dilapisi dengan epitel gepeng
berlapis dan memiliki area dengan epitel silindris bertingkat.

E. Kelenjar (glandula) Prostat


Sebagian bersifal glandular dan sebagian lagi bersifat otot.Glandula prostate
terdapat dibawah orivisium uretra interna dan sekeling permukaan uretra, melekat
dibawah vesika urenaria dalam rongga pelpis dibawah simfisis pubis posterior.Prostat
merupakan suatu kelenjar yang mempunyai 4 lobus, yaitu posterior, anterior, lateral,
dan medial.
Fungsi kelenjar pstat mengekuarkan cairan alkali yang encer seperti susu yang
mengandung asam sitrat yang berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap
tekanan pada uretra. Basis prostat menghadap keatas berhubungan dengan permukaan
inferior vesika urinaria.Uretra menembus glandula prostat tepi anterior dan
posterior.Apeks prostat mengarah kebawah berhubungan dengan diafragma
urogenitalis.
Prostat dipertahankan posisinya oleh:
a. Ligamentum puboprostatika
b. Lapisan dalam diafragma urogenitalis
c. M. levator ani pars anterior.
d. M. levator prostat bagian dari M. levator ani.

18
Pembuluh darah dan syaraf untuk glandula prostate meliputi arteri pudenda
interna, arteri sesikalis inferior, arteri haemoroidalis medialis. Vena akan membentuk
fleksus disekitar sisi dan basis glandula prostate dan berakhir di vena hipogastrika.
Nervus merupakan cabang dari pleksus pelvis.

F. Testis
Testis merupakan 2 buah organ glandula yang memproduksi semen, terdapat
didalam skrotum dan digantung oleh fenikulus spermatikus.pada janin, testes terdapat
dalam kavum abdominalis di belakang peritoneum. Sebelum kelahiran akan turun ke
kanalis inguinalis bersama dengan fenikulus spermatikus kemudian masuk ke dalam
skrotum. Testis merupakan tempat dibentuknya spermatozoa dan hormone laki-laki,
terdiri dari belahan-belahan disebut lobules testis.

19
Testis menghasilkan hormone testosterone yang menimbulkan sifat kejantanan
setelah masa pubertas, disamping itu follicle stimulating hormone (FSH) dan lutein
hormone (LH). Testis dibungkus oleh:
a. Fasia spermatika eksterna, suatu membrane yang tipis memanjang kearah bawah
diantara fenikulus dan testes, berakhir pada cincin subkutan inguinalis.
b. Lapisan kremasterika, terdiri dari selapis otot. Lapisan ini sesuai dengan M
oblikus abdominis internus dan kasies abdominus internus.
c. Fascies spermatika interna, suatu membrane tipis dan menutupi fenikulus
spermatikus. Fasia ini akan berakhir pada cincin inguinalis interna bersama
dengan fasia transversalis. Lapisan otot ini sesuai dengan M oblikus abdominis
internus dan fasianya.
Pembuluh darah testes:
a. Arteri pudenda eksterna pars superpisialis merupakan cabang dari arteri
femoralis.
b. Arteri perinialis superfisialis cabang dari arteri pudenda interna.
c. Arteri kremasterika cabang dari arteri epigestrika inferior.
Untuk pembuluh darah vena mengikuti arteri. Persarafan testes meliputi N.
ilioinguinalis, N. lumboinguinalis cabang dari pleksus lumbalis, dan N. ferinialis
superfisialis.

20
G. Epididimis
Epididymis adalah saluran halus yang panjangnya kira-kira 6 cm, terletak
disepanjang atas dan belakang testes dan terdiri dari:
a. Kaput epididimis, berhubungan erat dengan bagian ats testes sebagai duktus
eferens dari testis.
b. Kaput epididimis: badan ditutupi oleh membrane serosa servikalis sepanjang tepi
posterior.
c. Kauda epididymis: ekor disebut juga globulus minor ditutupi oleh membrane
serosa dan berhubungan dengan duktus deferens.
d. Ekstremitas superior: bagian yang besar.
e. Ekstremitas inferior: seperti titik.
Diantara korpus dan testes terdapat ruangan yang disebut sinus epididimis (fossa
digitalis).Epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan viseral. Lapisan ini bagian medias
tinum menjadi lapisan parietal, dikelilingi oleh jaringan ikat spermatozoa melalui
duktus eferen, merupakan bagian dari kaput epididymis tempat bermuaranya
spermatozoa lalu disimpan masuk kedalam vas deferens. Fungsinya sebagai saluran
penghantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memprodusi sperma.

21
Apendiks testis adalah bagian ektremitas superior testis dekat kaput
epididimis.Berupa benda kecil, oval yang merupakan sisa dari duktus muleri bagian
atas.Apendiks epididimis berupa tangkai kecil yang terdapat pada kaput epididimis,
dianggap sebagai duktus eferens.

H. Vas Deferens
Duktus deferens adlah duktus ekskretorius dari testis, merupakan lanjutan darri
kanalis epididymis, panjangnya 50-60 cm. mulai dari bagian bawah kauda,
epididymis berbelit-belit, secara berangsur-angsur naik sepanjang tepi posterior testis
dan sisi medialis bagian fenikulus spermatikus. Melalui cincin kanalis iguinalis
masuk ke venikulus spermatika, membelok sepanjang sisi lateral arteri epigastrika

22
kemudian menjurus ke belakang agak turun ke fosa iliaka eksterna dan mencaai
kavum pelvis.
Diantara peritoneal dan dinding lateralis pelvis, selanjutnya saluran ini tururn
pada sisi medialis arteri umbilikalis dan nervus obturatorius, menyilang didepan
ureter dan mencapai medial ureter, berbelok-belok berbentuk sudut turun kemedial
agak kedepan diantara fundus vesika urinaria bagian atas vesika seminalis. Berlanjut
menjurus ke bawah anara fundus vesika urinaria dan rectum menuju basis glandula
prostate bergabung dengan duktus vesika seminalis membentuk duktus ejakulatorius,
bermuara pada pars prostatika uretra melalui orifisium utrikulus protatikus.
Duktus deferens kerass seperti tali dan berbentuk silinder.Dinding salurannya
sangat kecil.Pada funfus vesika urinaria membesar dan membelok-belok, disebut
ampula.

I. Vesicula Seminalis
Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar
kandung kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki panjang 5 cm
dan menempel lebih erat pada kandung kemih daripada pada rectum. Pasokan darah
ke vas deferens dan vesikula seminalis berasal dari arteri vesikulkaris inferior. Arteri
ini berjalan bersama vas deferens menuju skrotum beranastomosis dengan arteri
testikukar, sedangkan aliran limfatik berjalan menuju ke nodus iliaka interna dan
eksterna. Vesikula seminalis memproduksi sekitar 50-60 % dari total volume cairan

23
semen. Komponen penting pada semen yang berasal dari vesukula seminalis adalah
fruktosa dan prostaglandin.

J. Penis
Penis terlatak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung disebut glands
penis, bagian tengah korpus penis, dan bagian pangkal radiks penis.Kulit
pembungkus amat tipis tidak berhubungan dengan bagian permukaan dalam dari
organ dan tidak mempunyai jaringan adipose.Kulit ini berhungan dengan velvis,
skrotum dan perineum.
Dibelakang orifisium uretra eksterna kulit ini membentuk perlipatan kecil yang
disebut frenulum prepusium.Kulit yang menutupi glans penis bersambung dengan
membrane mikosa uretra pada orifisium dan tidak mempunyai rambut.
Prepusium menutupi glans, dipisahkan dari prepusium terdapat ruangan yang
dangkal. Fasia superfisialis secara langsung berhungan dengan fasia skrotum dengan
lapisan sel otot polos.Diantara fasia superfasialis dan profunda terdapat celah yang
menyebabkan kulit bergerak bebas.Pada bagian anterior dari ujung M.
bulbokavernosus.Iskiakavernosus terbelah menjadi lapisan dalam dan lapisan
luar.Lapisan luar menutupi permukaan superior otot-otot ini dan fasia perinealis dari
perineum, lapisan dlama merupkan lanjutan fasia penis, lamina profunda, dan fasia
profunda dari penis menutupi organ dengan kapsul yang kuat.
Korpora kavernosa terdiri dari 2 masa silinder yang erektil terdiri dari ¾ dari
bagian anterior batang penis.Pada simfisis pubis bagian posterior secara berangsur-
angsur membentuk bangunan lonjong.Korpora kavernosus penis ditutupi kapsul yang
kuat yang terdiri dari benang-benang superfisialis dan profunda, mempunyai arah
longitudinal dan membentuk satu saluran masing-masing mengelilingi korvora dan
membentuk septum penis.Septum ini tebal terdiri dari bangunan vertical, disebut
pektiniformis.
Permukaan terdapat atas celah kecil tempat vena dorsalis penis profunda dan
permukaan bawah terdapat celah kecil yang dalam dan luas berisi korpus kavernosa

24
uretra. Bagian anterior korpus kavernosa penis akan melebar, disebut bulbus korpus
kavernosa penis. Bagian ini terikat kuat pada ramus iskium pubis yang ditutupi oleh
M. iskium kavernosus. Korpus kavernosa uretra bagian dari penis yang berisi uretra
didalam batang penis berbentuk silinder, lebih kecil dari kavernosa penis, pada
ujungnya akan melebar, bagian anterior membentuk glans penis dan posterior
membentuk bulbus uretra.
Glans penis adalah bagian akhir anterior dari korpus kavernosa uretra,
memanjang ke dalam dan bentuknya seperti jamur.Glans penis licin dan kuat, bagian
perifer lebih besar sehingga membentuk tepi yang bundar, disebut korona
glandis.Bagian perifer menyempit membentuk bulbus retroglandularis dari leher
penis, dan pada puncak dan glans penis terdapat celah dari orifisium uretra eksterna.

Penggantung penis:
1. Ligamentum fundiformis penis: lapisan tebal yang berasal dari fascia
superfisialis dari dinding abdominalis anterior diatas pubis.
2. Ligamentum suspensorium penis: berupa benang berbentuk segitiga bagian
eksterna dari fascia profunda, menggantung pada dorsum, dan akar penis
kebagian inferior linea alba, simfisis pubis dan ligamentum arquarta pubis.
Krusis iskhio pubis dan bulbus diafragma urogenitalis sebagai alat penggantung
penis.

25
Pembuluh darah penis:
1. Arteri pudenda interna: cabang arteri hipogastrika yang menyuplai darah untuk
ruangan kavernosus.
2. Arteri profunda penis: cabang dari arteri dorsalis, bercabang terbuka langsung
keruangan kavernosa. Cabang kaviler darah ke trabekula ruangan kavernosa,
dikembalikan ke vena pada dorsum. Vena dorsalis penis melewati permukaan
superior korpora kavernosa dan bergabung dengan vena yang lain.
Saraf penis berasal dari cabang dari nervus pudendus dan pleksus pelvikus pada glans
penis dan bulbus, beberapa dari filamen N. Kutaneus

K. Kelenjar Bulbouretralis
Kelenjar ini terdapat di belakang lateral pars membrane nasea uretra, diantara
kedua lapisan diafragma urogenitalis dan disebelah bawah kelenjar prostat.
Bentuknya bundar, kecil, dan warnanya kuning, panjangnya 2,5 cm. fungsinya
hampir sama dengan kelenjar prostat.

26
l. Mikturisi
Mikturisis adalah peristiwa pembentukan urine. Karena dibuat di dalam, urine
mengalir melalaui ureter ke kandung kencing. Keinginan membuang air kecil
disebabkan penambahan tekanan di dalam kandung kencing, dan tekanan ini di
sebabkan isi urone di dalamnya. Hal ini terjadi bila tertimbun  170 sampai 230 ml.
mikturisi adalah gerak reflek yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat
persarafan yang lebih tinggi pada manusia.
Gerakannya ditimbulkan kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di
dalam rongga abdomen, dan berbagai organ yang menekan kandung kencing
membantu mengkosongkannya. Kandung kencing dikendalikan saraf pelvis dan
serabut saraf simpatis dari pleksus hipogastrik.

27
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan
mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung
kemih, dua otot sphincter, dan uretra.

Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan


darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan
oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).

28
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6255250/54042154-Makalah-Anatomi-Sistem-
Perkemihan

29

Anda mungkin juga menyukai