Anda di halaman 1dari 56

Bahan Tayang Mata

Pelatihan Perizinan
Berusaha bagi UMKM
(Diklat PTSP
Tingkat Lanjutan Tahun 2023 )
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN PERIZINAN
BERUSAHA BERBASIS RISIKO
PP No. 5/2021: Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Resiko
PP No. 16/2021: Bangunan Gedung
PP No. 21/2021: Penataan Ruang UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

PP No. 22/2021: Perlindungan & Pengelolaan


Lingkungan Hidup
PP No. 6/2021: Penyelenggaraan PBdi
1. UNDANG-UNDANG
Daerah

PP No.7/2021: Kemudahan, Perlindungan dan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga


Pemberdayaan K-UMKM 2. PERATURAN yang terkait dengan Perizinan
4. PERMEN
PEMERINTAH Berusaha Berbasis Risiko
PP No. 8/2021: Modal Dasar Perseroan Serta
Pendaftaran Pendirian, Perubahan dan
Pembubaran Perseroan yang memenuhi
Kriteria untuk UMK 3. PERPRES 5. PERBAN BKPM

Peraturan BKPM No. 3/2021 : Sistem Perizinan


Perpres No. 10/2021: Berusaha B.R Terintegrasi Secara Elektronik
Bidang Usaha Penanaman Modal
jo. Perpres No. 49/2021 Peraturan BKPM No. 4/2021 : Pedoman dan Tata
Cara Pelayanan Perizinan Berusaha B.R dan
Fasilitas Penanaman Modal
Peraturan BKPM No. 5/2021: Pedoman dan Tata
Cata Pengawasan Perizinan Berusaha B.R
JENIS PERIZINAN BERUSAHA SESUAI PP 5/2021
PERIZINAN BERUSAHA adalah Legalitas yang diberikan kepada pelaku usaha untuk memulai dan menjalankan kegiatan usaha.

Perizinan berusaha mencakup :


1. Perizinan Berusaha Berbasis Risiko : NIB, Sertifikat Standar, & Izin.
2. Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (UMKU)

Nomor Induk Berusaha (NIB) Sertifikat Standar Izin

Bukti registrasi/pendaftaran pelaku usaha Perizinan berusaha berupa pernyataan lzin adalah persetujuan Pemerintah Pusat
untuk melakukan kegiatan usaha dan dan/atau bukti pemenuhan standar atau Pemerintah Daerah untuk
sebagai identitas bagi pelaku usaha dalam pelaksanaan kegiatan usaha pelaksanaan kegiatan usaha yang wajib
pelaksanaan kegiatan usahanya. dipenuhi oleh Pelaku Usaha sebelum
melaksanakan kegiatan usahanya

Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk menunjang
kegiatan usaha.
(mencakup standar usaha dan/atau standar produk yang dapat diajukan sebelum dan/ atau sesudah tahap
operasional/komersial
sesuai ketentuan kementerian/lembaga)
TINGKAT RISIKO & JENIS PERIZINAN BERUSAHA

KRITERIA RISIKO TINGKAT RISIKO PERIZINAN BERUSAHA

2 3
KESELAMATAN LINGKUNGAN

TERINTEGRASI
1 4
KESEHATAN KETERBATASAN
SUMBER DAYA

5
ASPEK RISIKO LAINNYA
DISESUAIKAN DENGAN SIFAT
KEGIATAN USAHA
NIB BERLAKU SEBAGAI :

à Identitas bagi pelaku usaha Wajib lapor ketenagakerjaan


à Bukti pendaftaran untuk Hak Akses Kepabeanan untuk periode pertama
melakukan kegiatan usaha Pelaku Usaha.

01 02 03 04 05
Angka Pengenal Impor : Pendaftaran kepersertaan untuk:
Pelaku usaha harus memilih API-U atau à Jaminan sosial kesehatan; dan
API-P à jaminan sosial ketenagakerjaan
v Khusus Pelaku usaha perseorangan
hanya dapat memilih API-P

v NIB wajib dimiliki oleh setiap pelaku usaha


v Setiap pelaku usaha hanya memiliki 1 (satu) NIB
Kategori Pelaku Usaha
- Persyarikatan atau Persekutuan
Orang - Yayasan
Perseorangan
UMK - Perseroan Terbatas (PT)
- Persekutuan Komanditer (CV)
Badan Usaha - Badan Hukum Lainnya
- Persekutuan Firma
- Persekutuan Perdata
- Koperasi
SISTEM - Perusahaan Umum
Orang
“Online Single Submission Perseorangan
(OSS)”
Badan Usaha

- KPPA
-Kantor Perwakilan Jasa Penunjang
Non UMK Perwakilan Tenaga Listrik Asing
- KP3A
- Kantor Perwakilan BUJKA

-Pemberi Waralaba asing


Badan Usaha Luar - Perdagangan Berjangka
Negeri - Penyelenggara Sistem Elektronik Asing
- Bentuk Usaha Tetap

Online Single Submission (OSS) berbasis risiko memberikan layanan


bagi pelaku usaha yang terbagi ke dalam kedua kelompok besar, yaitu
Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Non Usaha Mikro Kecil (Non UMK)
CAKUPAN SEKTOR USAHA

1) Kelautan dan Perikanan 5) Ketenaganukliran


2) Pertanian 6) Perindustrian
3) LHK 7) Perdagangan
4) ESDM 8) PUPR
9) Transportasi

10) Kesehatan, Obat & Makanan


11) Pendidikan dan Kebudayaan
12) Pariwisata
13) Keagamaan

14) Pos, Telekomunikasi, Penyiaran & Sistem,


& Transaksi Elektronik
15) Pertahanan & Keamanan
16) Ketenagakerjaan
17) Keuangan *)

*) à Sektor keuangan hanya untuk mendapatkan layanan penerbitan NIB


melalui sistem OSS bagi pelaku usaha perbankan dan non perbankan.

à Penerbitan perizinan berusaha untuk perbankan dan non perbankan diterbitkan


oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Bank Indonesia tanpa melalui sistem OSS.
PEMBAGIAN KEWENANGAN PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO BERDASARKAN KEGIATAN USAHA

Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Kab/Kota Administrator KEK &


Badan Pengusahaan
Untuk kegiatan usaha: Untuk kegiatan usaha : Untuk kegiatan usaha : KPBPB
1. Berlokasi di lintas propinsi 1. Berlokasi di lintas kab/kota dalam 1. Berlokasi di kabupaten/kota
2. Terkait dengan SDA yang tidak satu propinsi 2. Penanaman modal yang Mencakup kewenangan pemerintah
terbarukan 2. Penanaman modal yang didelega- dipertugasbantukan kepada kabupaten/kota dan dilaksanakan
3. Industri prioritas tinggi pada skala sikan dari pem.pusat kepada pemerintah Kab/Kota. berdasarkan pelimpahan/
nasional gubernur. 3. Penanaman modal yang menjadi pendelegasian kewenangan dari
4. Terkait dengan fungsi pemersatu 3. Penanaman modal yang menjadi kewenangan pemerintah Kab/ Pemerintah Pusat/Pemerintah
dan penghubung antar wilayah kewenangan pemerintah propinsi Kota sesuai peraturan perundangan Daerah dan memperhatikan
5. Terkait dengan strategi pertahanan sesuai peraturan perundangan 4. Industri yang diklasifikasikan peraturan perundang-undangan
dan keamanan nasional 4. Industri yang diklasifikasikan sebagai industri menengah dan terkait KEK dan KPBPB.
6. PMA / penanam modal yang sebagai industri besar, kecuali utk kecil kecuali utk jenis industri yang
menggunakan modal asing jenis industri yang menjadi menjadi kewenangan Pemerintah
7. Penanaman modal yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat Pusat dan Pemerintah Propinsi
urusan pemerintah pusat menurut
Undang-Undang

Poin No. 3, Industri prioritas tinggi meliputi :


1) Ind. strategis 5) Ind. yang berdampak penting terhadap lingkungan
2) Ind. teknologi tinggi 6) Ind. PMA/yang menggunakan modal asing berdasarkan perjanjian
3) Ind. minuman beralkohol Pemerintah RI dgn negara lain
KETENTUAN NILAI INVESTASI & PERMODALAN

1. USAHA MIKRO : Paling banyak Rp. 1 milyar tidak termasuk tanah & bangunan tempat usaha.
PERMODALAN UMKM
2. USAHA KECIL : Lebih besar dari Rp. 1 milyar s/d paling banyak Rp 5 milyar tidak termasuk
(Sesuai PP No.7 Tahun 2021 tentang tanah & bangunan tempat usaha
Kemudahan, Pelindungan, dan
3. USAHA MENENGAH : lebih dari Rp. 5 milyar s/d dengan paling banyak Rp. 10 milyar tidak
Pemberdayaan K-UMKM)
termasuk tanah & bangunan tempat usaha

1. PMA dikategorikan sebagai modal besar, dengan modal usaha lebih besar dari Rp. 10 milyar
KETENTUAN PERMODALAN/ per bidang usaha KBLI 5 digit, per lokasi proyek, tidak termasuk tanah & bangunan tempat
NILAI INVESTASI BAGI PMA usaha

2. Modal ditempatkan dan disetor paling sedikit Rp. 10 milyar.


PENERBIT PERIZINAN BERUSAHA

Kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko mencakup:

NIB Diterbitkan oleh Lembaga OSS (BKPM)


Diterbitkan oleh :
a. Lembaga OSS atas nama menteri/kepala
Ø Sertifikat Standar Usaha lembaga pemerintahan non kementerian
Ø Izin, dan b. DPMPTSP Propinsi atas nama Gubernur
Ø Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha c. DPMPTSP Kab/Kota atas nama Bupati/
(Perizinan Berusaha UMKU) Walikota
d. Administrator KEK
e. Badan Pengusahaan KPBPB
sesuai kewenangannya masing-masing
Khusus Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan
Usaha berupa standar produk diterbitkan oleh Lembaga
OSS atas nama menteri/kepala lembaga pemerintah non
kementerian.
KKPR bagi UMK
KKPR bagi pelaku usaha UMK
tidak melalui proses penerbitan KKPR
Pelaku UMK membuat pernyataan mandiri
bahwa kegiatan usahanya
telah sesuai dengan RTR ( Rencana Tata
Ruang)
Dalam hal pernyataan mandiri terbukti tidak
benar,
maka Kegiatan pemanfaatan ruangnya
dilakukan pembinaan oleh K/L/D
Proses KKPR dalam Perizinan Berusaha
Proses Pengisian Perizinan
Identitas Usaha
Proses Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Berusaha

SUB-SISTEM PELAYANAN Permohonan


INFORMASI (SPI) Perizinan Berusaha
Pelaku usaha
BARU (Pemohon belum
Self Declaration/ Automated Response
Melihat Informasi
memiliki NIB)
menginput
(Self Assessed) rencana usaha ATR/BPN: Wilayah Darat KKP: Wilayah Perairan/Laut
UMK
Cek Lokasi Kegiatan
GIS KBLI 5 digit –
TARU GISTARU MODUL KKPR Berusaha dapat
Satupeta.KKP risiko usaha dijalankan
Pendaftaran/
Cek Risiko HAK Skala usaha Pembayaran
Satupeta. • KBLI-Risiko REGISTRASI
KKP
AKSES
Koordinat PNBP
• NSPK
Data Identitas Apakah RDTR Penilaian KKPR
Standar lokasi usaha
tersedia? RDTR (otomatis sistem)
• Negative Luas tanah INTERAKTIF
SPI List Daerah/ Data Legalitas
yang dimohon Perizinan Berusaha
(SUBSISTEM
catatan Berlokasi di dalam berbasis Risiko
PELAYANAN
INFORMASI)
kekhususan Informasi Konfirmasi
penguasaan KEK/KI/KP yang KKPR (KBLI 3 digit):
tanah telah memiliki HPL? (by system)

 Kegiatan bersifat Non UMK RTRWN


 Risiko rendah:
strategis nasional RTR KSN Pengecekan RTR & Pertek untuk NIB sebagai legalitas
RTRWP
 Bank Tanah
Permohonan Perizinan RTRWK
Persetujuan KKPR Persetujuan  Risiko menengah
 Kawasan/tanah yang
Berusaha TAMBAHAN (RTRL, GISTARU
(sementara manual oleh Menteri ATR/BPN KKPR rendah:
akan diberikan HPL RZ KAW, Satupeta. melalui Dirjen Tata Ruang) (by system)
(Pemohon telah memiliki NIB) RZ KSN/T, NIB + sertifikat standar
KKP
untuk kegiatan RZWP3K) ATR/BPN: Wilayah Darat (self declare)
strategis nasional KKP: Wilayah Perairan/Laut
 Risiko menengah
tinggi:
Hanya untuk Pemohon Badan Usaha* NIB + sertifikat standar

 Risiko tinggi:
Termuat Penilaian berdasarkan asas Rekomendasi NIB + Izin
KKPR
di RTR? penataan ruang & Pertek

*Untuk Pemohon non-Badan Usaha melalui Mekanisme Perizinan Non-Berusaha


PP No. 21/2021: Pasal 100 – 115, Pasal 135-143
**Pertek disampaikan paling lama 10 hari sejak pendaftaran/penerimaan PNBP UU CK: Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15 UU CK Sumber: Bahan Paparan Kementerian ATR BPN 9
Persetujuan Lingkungan bagi UMK
qPersetujuan Lingkungan wajib dimiliki oleh setiap Usaha dan/atau
Kegiatan yang memiliki Dampak Penting atau tidak penting
terhadap lingkungan. Persetujuan Lingkungan diberikan kepada
Pelaku Usaha atau Instansi Pemerintah
qSetiap rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak
terhadap Lingkungan Hidup wajib memiliki
1. Amdal,
2. UKL-UPL;
3. atau SPPL
Persetujuan Lingkungan (Cont…)
v Persetujuan Lingkungan ini berakhir bersamaan dengan berakhirnya
Perizinan Berusaha atau Persetujuan Pemerintah.
v Dalam Hal perizinan berusaha berakhir dan tidak terjadi perubahan
badan usaha dan/atau kegiatan perpanjangan perizinan berusaha dapat
menggunakan dasar persetujuan lingkungan yang existing
v B a g i Us a h a M i k ro d a n Ke c i l ya n g t i d a k m e m i l i k i d a m p a k p e n t i n g
terhadap lingkungan maka persetujuan lingkungannya dapat berbentuk
SPPL
v Bagi Usaha Mikro dan Kecil serta menengah apabila memiliki dampak
penting terhadapa lingkungan maka bentuk persetujuan lingkungannya
dapat berbentuk UKL/UPL atau AMDAL
v Ketentuan lebih detail mengenai persetujuan lingkungan diatur dalam
PP No 22 Tahun 2021 tenta ng Penyele ng garaa n Pe rli ndungan da n
Pen g e lo l a an L i n gku n ga n H i d u p d a n Pe r m e n LH K N o 4 Ta h u n 2 0 2 1
mengenai daftar usaha dan/atau kegiatan wajib AMDAL, UKL-UPL atau
SPPL
Bagaimana membaca PerMen LHK No 4 Tahun 2021
Usaha dan/Kegiatan
yang akan ditapis

Ada Masuk dalam pengaturan lampiran I, ikuti


Cek Lampiran I ketentuan pengaturan jenis Dokumen
Lingkungannya
Jenis
Tidak ada
Lampiran II, Multisektor dokumen
lingkungan
Luas Lahan Terbangun ≥ 5 ha
Luas Bangunan ≥ 10.000 m2 AMDAL
yang harus
Cek Lampiran II, Pemakaian Air Tanah ≥ 50 l/dtk disusun
(Untuk Kegiatan/KBLI
DIKETAHUI
yang tidak masuk di
Lampiran I) Luas Lahan Terbangun 1 ha≤ x <5 ha
Luas Bangunan 5.000 m2 ≤ x <10.000 m2 UKL - UPL
Ketentuan jenis Pemakaian Air Tanah 1 l/dtk ≤ x <50 l/dtk

Dokumen Lingkungan
mengikuti pengaturan Luas Lahan Terbangun < 1 ha
Luas Bangunan < 5.000 m2 SPPL Sumber : Bahan
Multisektor Pemakaian Air Tanah ≥ 1 l/dtk Tayang KLHK 2021
Lampiran Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal,
UKL-UPL, atau SPPL (1)
Lampiran Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal,
UKL-UPL, atau SPPL (2)
Lampiran Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal,
UKL-UPL, atau SPPL (3)
Lampiran Daftar Usaha dan/atau Kegiatan
Wajib Amdal, UKL-UPL, atau SPPL (4)
Bantuan Pemerintah terhadap UMK
Amdal bagi Usaha dan/atau
kegiatan Mikro dan Kecil
Sesuai yang berdampak penting
Kewenangannya terhadap lingkungan
Pemerintah &
Pemerintah membantu
Daerah
(melalui pembiayaan APBN
dan/atau APBD)

Bentuk
bantuan:
1. Fasilitasi;
2. Biaya; dan/atau
3. Penyusunan Amdal
PBG
• Apabila kegiatan usaha membutuhkan pembangunan gedung, sistem OSS
memberikan notifikasi keperluan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) kepada Sistem Informasi Manajemen Bangunan
Gedung (SIMBG) yang dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR). Notifikasi juga akan diberikan kepada pelaku
usaha untuk menindaklanjuti permohonan PBG dan SLF melalui SIMBG.
• PBG adalah perizinan yang diberikan kepada pemilik bangunan gedung
untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau
merawat bangunan gedung sesuai dengan standar teknis bangunan gedung.
Sementara SLF adalah sertifikat yang diberikan oleh pemerintah daerah
untuk menyatakan kelaikan fungsi bangunan gedung sebelum dapat
dimanfaatkan.
• Pemrosesan permohonan perizinan berusaha tetap dapat dilakukan dalam
waktu yang bersamaan dengan permohonan PBG dan SLF.
PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA BAGI UMK

PELAKU USAHA PENERBITAN KEWAJIBAN PELAKU PEMBINAAN OLEH K/L/D,


UMK PERIZINAN USAHA UMK Aministrator KEK, Badan
BERUSAHA (Untuk Risiko MR, MT & T) Pengusahaan KPBPB
Klik Menu
Permohonan UMK Atas hasil validasi, OSS Ø Untuk risiko MR, MT wajib
menerbitkan perizinan K/L/D, Administrator KEK, dan
di OSS dan mengisi memenuhi persyaratan SS Badan Pengusahaan KBPB
data: Nama & NIK, NPWP berusaha : Ø Untuk risiko T, wajib melakukan pembinaan kepada
dan rencana permodalan memenuhi persyaratan Izin UMK dalam pemenuhan
Risiko Ø wajib memperhatikan persyaratan SS dan/atau
Rendah à terbit NIB aspek: persyaratan izin
à keamanan,
OSS akan Risiko Menengah à keselamatan,
Memvalidasi data: Rendah/Menengah Tinggi/ à kesehatan, dan
Ø Kriteria UMK à terbit NIB + SS à lingkungan hidup.
Ø KBLI dan tingkat
risiko Risiko Tinggi à terbit NIB +
Izin
KEMUDAHAN PERIZINAN BERUSAHA
Bagi Usaha Mikro & Kecil

Diberi Kemudahan :

• Pemerintah memberikan kemudahan kepada usaha mikro dan kecil


berupa perizinan tunggal
• Perizinan tunggal meliputi perizinan berusaha, standar nasional
Indonesia dan sertifikasi jaminan produk halal
… Perizinan Tunggal
• Perizinan tunggal diberikan pada usaha mikro dan usaha kecil dengan
kategori risiko rendah, dimana perizinan berusaha bagi risiko rendah
adalah NIB
• Perizinan tunggal bagi usaha mikro dan kecil berlaku selama kegiatan
usaha berlangsung, namun untuk sertifikat halal jangka waktu
mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
jaminan produk halal,
Definisi SNI
• SNI atau standar nasional Indonesia adalah standar ditetapkan oleh
BSN dan berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Tanda SNI Bina UMK? Tanda SNI bina Usaha Mikro dan Kecil yang
selanjutnya disingkat Tanda SNI Bina-UMK adalah tanda yang
ditetapkan oleh BSN untuk digunakan oleh UMK bersamaan dengan
diperolehnya NIB.
• Perbedaan Tanda SNI dengan Tanda SNI Bina UMK ialah Tanda SNI
Bina UMK diperoleh melalui pendaftaran usaha di aplikasi sistem
perijinan tunggal (OSS)
SIMULASI UNTUK SNI BAGI UMK

• Landing page UMK.


• Perbaikan data.
• Membuat akun.
Bina UMK
• Login.
Tranfer data Bina UMK Email
UMK Konfirmasi • Explore dashboard.
UMK pemberitahuan • Upload bukti pemenuhan
komitmen.
• Lihat daftar pelatihan.
• Lihat daftar edukasi.
• Logout.
• Login.
• Cek verifikasi
• Login.
pemenuhan.
• Verifikasi
komitmen UMK.
pemenuhan
• Registrasi
komitmen UMK.
pelatihan.
UMK • Logout. Operator
• Regsitrasi
konsultasi..
PENDAMPINGAN • Materi edukasi
• Logout.

Sumber : Bahan
Paparan BSN
27
KOLABORASI UNTUK PEMBERDAYAAN UMK

• Membuka web OSS (Online Single Submission) https://oss.go.id/


• Mengisikan data-data yang diperlukan untuk pengajuan NIB
(Nomor Induk Berusaha).
UMK • Mendapatkan kandidat NIB.
• Melakukan cek lis (self declare)/ komitmen untuk menerapkan SNI
terhadap produk UMK.
• Mendapatkan sertifikat NIB dan Tanda SNI Bina UMK.
Bina UMK • Siap untuk pembinaan penerapan/ sertifikasi SNI.

Sumber : Bahan
Paparan BSN
28
KEUNTUNGAN UNTUK UMK

UMK
• Kemudahan mendapatkan perizinan berusaha.
• Kemudahan untuk mendapatkan pembinaan
penerapan/ sertifikasi SNI.
USAHA MIKRO DAN KECIL • Pelatihan/ Bimtek terkait SNI.
• Pembimbingan SNI.
• Peningkatan kualitas (mutu) produk UMK.
• Kolaborasi dengan UMK lain untuk pengembangan
pasar.
Bina UMK

Sumber : Bahan
Paparan BSN
29
Definisi Sertifikasi Halal
• Produk Halal adalah produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan
syariat islam
• Jaminan Produk Halal adalah kepastian hukum terhadap kehalalan
suatu produk yang dibuktikan dengan sertifikat halal
• BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) adalah badan
yang dibentuk oleh pemerintah pusat untuk menyelenggarakan JPH
• Sertifikat Halal adalah pengakuan kehalalan suatu produk yang
dikeluarkan oleh BPJPH berdasarkan fatwa halal tertulis yang
dikeluarkan oleh MUI
BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN PRODUK HALAL
KEMENTERIAN AGAMA RI

Sumber : Bahan Paparan Tata cara Sertifikasi Halal dari BPJPH


BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN PRODUK HALAL
KEMENTERIAN AGAMA RI

Penahapan Kewajiban Bersertifikat Halal


Oba
Produk
Makanan t-
oba
dan
Minuman

tan

Penahapan Penahapan
Pertama
Kedua
(17 Oktober
2019 s.d. 17 (Mulai 17
Oktober 2024) Oktober 2021)

Bara
Kos
Hasil Bahan baku, bahan
tambahan pangan, ng
sembelihan bahan penolong
met
gun
dan jasa untuk produk
makanan dan
penyelbelihan

ik
minuman

aan
1 2
Sumber : Bahan Paparan Tata cara Sertifikasi Halal dari BPJPH
BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN PRODUK HALAL
KEMENTERIAN AGAMA RI Konsep Halal dari Hulu ke Hilir

Pengemasan

Fork
Farm Penjualan/
Alam, Kebun, Proses Produksi
(Penyimpanan/ Penyajian
Pertanian,
Perkebunan, Raw Material pengolahan)
Laut/Perikanan, (Bahan Baku
Hewani/ Nabati)
Penyembelihan
Hewan

Konsumen

Distribusi
(pengangkutan/ pengapalan/
pergudangan/logistik)

Sumber : Bahan Paparan Tata cara Sertifikasi Halal dari


BPJPH
HALAL VALUE CHAIN
Hak Pelaku Usaha
BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN PRODUK HALAL
KEMENTERIAN AGAMA RI

INFORMASI
Informasi, edukasi, dan sosialisasi mengenai system JPH

Pelaku usaha
berhak
memperoleh: PEMBINAAN
Pembinaan dalam memproduksiProduk Halal

PELAYANAN
Pelayanan untuk mendapatkan Sertifikasi Halal secara cepat,
efisien, biaya terjangkau, dan tidak diskriminatif

Sumber : Bahan Paparan Tata cara Sertifikasi Halal dari BPJPH


BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN PRODUK HALAL
KEMENTERIAN AGAMA RI Kewajiban Pelaku Usaha

INFORMASI
Memberikan informasi secara benar, jelas dan jujur

Pelaku usaha yang LOKASI Memisahkan lokasi, tempat dan alat penyembelihan,

mengajukan pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian,


penjualan dan penyajian antara produk halal dan tidak halal

permohonan
sertifikat halal
PENYELIA HALAL
wajib: Memiliki penyelia halal yang memenuhi persyaratan
sesuai ketentuan perundang-undangan

PROSES PRODUKSI
Melaporkan perubahan komposisi bahan dan PPH
(proses produksi halal)

Sumber : Bahan Paparan Tata cara Sertifikasi Halal dari BPJPH


Perubahan Mendasar
Sertifikasi Halal Reguler

UU No. 11 Tahun 2020 tentang Perpu 2 Tahun 2022 tentang


Cipta Kerja Cipta Kerja

Penetapan kehalalan Produk disampaikan oleh MUI, MUI


Penetapan kehalalan Produk dilakukan oleh MUI, MUI
1 4 Provinsi, MUI Kabupaten/ Kota, atau Majelis
Provinsi, MUI Kabupaten /Kota, atau Majelis
Permusyawaratan Ulama Aceh kepada BPJPH sebagai
Permusyawaratan Ulama Aceh
dasar penerbitan Sertifikat Halal
Penetapan kehalalan Produk dilakukan dalam Sidang
2 Dalam hal batas waktu penetapan kehalalan Produk
Fatwa Halal
dilakukan oleh MUI, MUI Provinsi, MUI Kabupaten /Kota,
Sidang Fatwa Halal MUI, MUI Provinsi, MUI atau Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh terlampaui,
5
Kabupaten/Kota, atau Majelis Permusyawaratan penetapan kehalalan Produk dilakukan oleh Komite
Ulama Aceh untuk memutuskan kehalalan Produk Fatwa Produk Halal, berdasarkan ketentuan Fatwa
3 paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak MUI, MUI Provinsi, Halal
MUI Kabupaten/ Kota, atau Majelis Penetapan kehalalan Produk oleh Komite Fatwa Produk
6
Permusyawaratan Ulama Aceh menerima hasil Halal dilakukan paling lama 2 (dua) hari kerja
pemeriksaan dan/atau pengujian Produk dari LPH

Sumber : Bahan Tayang Kepala BPJPH


#MyHalalMyWay halal.go.id halal.indonesia
Sertifikasi Halal 1 Dalam permohonan sertifikasi halal dilakukan oleh Pelaku Usaha mikro dan
kecil melalui pernyataan halal, penetapan kehalalan Produk dilakukan oleh
dengan Komite Fatwa Produk Halal berdasarkan ketentuan Fatwa Halal

Pernyataan Halal 2
Penetapan kehalalan Produk oleh Komite Fatwa Produk Halal
dilakukan paling lama I (satu) hari kerja sejak diterimanya hasil
pendampingan PPH

3
Berdasarkan penetapan kehalalan Produk, BPJPH menerbitkan
Sertifikat Halal

Sumber : Bahan Tayang Kepala BPJPH


#MyHalalMyWay halal.go.id halal.indonesia
Komisi Fatwa
Produk Halal
1
Komite Fatwa Produk Halal dibentuk dan bertanggungjawab
kepada Menteri

Komite Fatwa Produk Halal terdiri atas unsur : Ulama


2
Akademisi
Komite Fatwa Produk Halal sudah harus dibentuk paling
3 lambat I (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan

4
Pemerintah menjalankan tugas Komite Fatwa Produk Halal
sampai dengan terbentuknya Komite Fatwa Produk Halal

Sumber : Bahan Tayang Kepala BPJPH

#MyHalalMyWay halal.go.id halal.indonesia


Masa Berlaku
Sertifikat Halal
1 Sertifikat Halal berlaku sejak diterbitkan oleh
BPJPH dan tetap berlaku sepanjang tidak terdapat
perubahan komposisi Bahan dan/atau PPH

2 Dalam hal terdapat perubahan komposisi Bahan


dan/atau PPH, Pelaku Usaha wajib memperbarui
Sertifikat Halal

Sumber : Bahan Tayang Kepala BPJPH

#MyHalalMyWay halal.go.id halal.indonesia


Pendampingan PPH diselesaikan
Pendampingan paling lama l0 (sepuluh) hari kerja
sejak permohonan sertifikasi halal
Proses Produksi Halal disampaikan Pelaku Usaha mikro dan
kecil

Sumber : Bahan Tayang Kepala BPJPH

#MyHalalMyWay halal.go.id halal.indonesia


Layanan penyelenggaraan JPH wajib menggunakan sistem
Layanan 1
elektronik terintegrasi
Penyelenggaraan 2
Sistem elektronik terintegrasi menghubungkan proses
Jaminan Produk Halal layanan sertifikasi halal yang dilakukan oleh:
BPJPH; LPH;
Berbasis Sistem MUI, MUI Provinsi, MUI Kabupaten/ Kota, dan Majelis
Elektronik Permusyawaratan Ulama Aceh;
Komite Fatwa Produk Halal; dan
Pendamping PPH

Sistem elektronik terintegrasi dikelola oleh BPJPH


3

Sumber : Bahan Tayang Kepala BPJPH

#MyHalalMyWay halal.go.id halal.indonesia


ASAS FIKTIF POSITIF

ASAS FIKTIF POSITIF diberlakukan dengan kondisi :

Dalam hal pelaku usaha menyampaikan permohonan pemenuhan persyaratan kepada K/L/D yang terkait dengan :

1. Kesesuaian Pemanfaatan Ruang :


a. Lokasi Daratan (terdapat dalam Pasal 26 ayat 5 & 10 Peraturan BKPM No. 4/2021)
b. Lokasi Laut (terdapat dalam Pasal 27 ayat 6 Peraturan BKPM No. 4/2021)
c. Lokasi Kawasan Hutan (Pasal 28 ayat 10 Peraturan BKPM No. 4/2021)
2. UKL-UPL (terdapat dalam Pasal 40 ayat 4 Peraturan BKPM No. 4/2021)
3. Sertifikat Standar untuk kegiatan risiko menengah tinggi (terdapat dalam Pasal 41 ayat 9, 11,& 12 Peraturan BKPM No. 4/2021)
4. Izin (terdapat dalam Pasal 45 ayat 8 & 10 Peraturan BKPM No. 4/2021)
5. Pembebasan bea masuk atas impor mesin/barang/bahan (terdapat dalam Pasal 74 ayat 14 Peraturan BKPM No. 4/2021)

Namun K/L/D sesuai kewenangannya tidak memberikan notifikasi hasil verifikasi, dan/atau tidak menerbitkan persetujuan sampai
terlampauinya jadwal waktu NSPK, maka permohonan pemenuhan persyaratan tersebut diatas dianggap dikabulkan secara hukum dan
ketentuan.
PT Perorangan
Kriteria PT Perorangan
• Pelaku Usaha yang bisa mendirikan PT Perorangan dengan Kriteria Usaha
Mikro dan Kecil dengan Modal usaha paling banyak Rp 5.000.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
• PT Perorangan didirikan oleh 1 (satu ) orang
• Perseroan wajib memiliki modal dasar perseroan
• Modal dasar perseroan harus ditempatkan dan disetor penuh paling sedikit
25 % yang dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah
• Bukti penyetoran disampaikan kepada Menteri dalam waktu paling lama
60 hari, untuk PT Perorangan melakukan pengisian pernyataan mandiri
Pendirian PT Perorangan
• PT Perorangan didirikan oleh WNI dengan mengisi pernyataan
pendirian dalam Bahasa Indonesia
• WNI dengan syarat berusia paling rendah 17 tahun dan cakap hukum
• PT Perorangan memperoleh status badan hukum setelah didaftarkan
kepada Menteri dan mendapakan sertifikat pendaftaran secara
elektronik
• PT Perorangan yang telah memperoleh status badan hukum
diumumkan oleh Menteri di laman resmi Dirjen yang
menyelenggarakan tugas di bidang administrasi hukum umum
PERUBAHAN PT PERORANGAN
• Perseroan perorangan harus mengubah status badan hukumnya
menjadi Perseroan jika:
• a. pemegang saham menjadi lebih dari 1 (satu) orang; dan/atau
• b. tidak memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PT PERORANGAN
• PT Perorangan melaporkan laporan keuangan secara elektronik
melalui SABH paling lama 6 bulan setelah akhir periode akuntansi
berjalan
• Format isian penyampaian laporan keuangan memuat:
a. laporan posisi keuangan;
b. laporan laba rugi; dan
c. catatan atas laporan keuangan tahun berjalan.
• Laporan keuangan masuk dalam daftar Perseroan perorangan dan
Menteri menerbitkan bukti penerimaan laporan keuangan secara
elektronik
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PT PERORANGAN…
Cont
• Perseroan perorangan yang tidak menyampaikan laporan keuangan
dikenai sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
b. penghentian hak akses atas layanan; atau
c. pencabutan status badan hukum
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PT
PERORANGAN… Cont
1. Dalam hal Perseroan perorangan tidak menyampaikan laporan keuangan dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan 2021, No.470 -17- sejak kewajiban penyampaian laporan
keuangan maka akan disampaikan teguran tertulis secara elektronik
2. Dalam hal Perseroan perorangan tidak memenuhi kewajiban untuk menyampaikan
laporan keuangan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah teguran tertulis Menteri
menyampaikan teguran tertulis kedua secara elektronik
3. Dalam hal Perseroan perorangan tidak memenuhi kewajiban untuk menyampaikan
laporan keuangan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah teguran tertulis
kedua, Menteri menghentikan hak akses Perseroan atas layanan SABH
4. Permohonan pembukaan hak akses Perseroan perorangan yang telah dihentikan
iajukan secara tertulis kepada Menteri
5. Dalam hal Perseroan perorangan tidak memenuhi kewajiban untuk menyampaikan
laporan keuangan paling lama 5 (lima) tahun sejak hak akses atas layanan SABH
dihentikan, Menteri mencabut status badan hukum Perseroan perorangan yang
bersangkutan
PEMBUBARAN PT PERORANGAN

• Pembubaran Perseroan perorangan dilakukan dengan mengisi format


isian Pernyataan Pembubaran secara elektronik melalui SABH
• Dalam hal Perseroan perorangan dinyatakan pailit, penghapusan
Perseroan perorangan dapat dilakukan setelah kurator melakukan
pemberesan atas aset pailit.
• Menteri mencatat berakhirnya status badan hukum Perseroan
perorangan dan menghapus nama Perseroan perorangan dari daftar
Perseroan terhitung sejak Pernyataan Pembubaran didaftarkan secara
elektronik.
CONTOH TAMPILAN PENDAFTARAN PT PERORANGAN DI
OSS
PENGAWASAN PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO

Inspeksi Lapangan
Pengawasan standar dan kewajiban pelaksanaan
kegiatan usaha (sektoral) dan Pengawsan
perkembangan penanaman modal

Pelaporan Pelaku Usaha


Laporan standar kegiatan usaha (Sektoral) dan
Laporan Perkembangan Penanaman Modal
Pengawasan Insidental
Pengawasan Rutin Berdasarkan adanya Pengaduan Masyarakat
dan/atau Pelaku Usaha
Tindak lanjut klarifikasi substansi pengaduan dan
dapat dilakukan Inspeksi lapangan / virtual
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
(Over View Penyelenggaraan Pelayanan dan Pengawasan Perizinan Berusaha secara terintegrasi)

Risiko Pendaftaran Persiapan Operasional dan/ atau Komersial


Area Pengawasan Perizinan Berusaha

Rendah Pembinaan, pendampingan, penyuluhan terkait kegiatan


NIB
usaha, pemenuhan kewajiban kegiatan beruaha

Menengah Pembinaan, pendampingan, pemenuhan standar dan


NIB + SS
Rendah kewajiban kegiatan usaha, penilaian kepatuhan pelaku usaha

pemenuhan standar dan


Menengah kewajiban kegiatan usaha,
NIB + SS (belum verifikasi) SS (sudah verifikasi)
Tinggi penilaian kepatuhan pelaku
usaha
pemenuhan standar dan
kewajiban kegiatan usaha,
Tinggi NIB Izin (sudah verifikasi)
penilaian kepatuhan pelaku
usaha
Pengawasan bagi Usaha Mikro dan Kecil
• Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko bagi Pelaku Usaha mikro dan Pelaku Usaha kecil
dilakukan melalui pembinaan, pendampingan atau penyuluhan terkait kegiatan usaha
• Pembinaan dapat berupa pendampingan dan penyuluhan meliputi pemberian penjelasan,
konsultasi, bimbingan teknis dan/atau kegiatan fasilitasi penyelesaian oleh kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, administrator KEK, dan/atau
badan pengusahaan KPBPB atas permasalahan yang dihadapi Pelaku Usaha.
• Atas pembinaan, Pelaku Usaha wajib menindaklanjuti dengan melakukan perbaikan terhadap
hasil evaluasi yang diberikan
• Dalam hal perbaikan tidak dilakukan, kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota, administrator KEK, dan/atau badan pengusahaan KPBPB
yang berwenang dapat menindaklanjuti dengan penerapan sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan.
• Dalam hal Pelaku Usaha diberikan sanksi, kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota, administrator KEK, dan/atau badan pengusahaan KPBPB
mencatatkan informasi pemberian sanksi ke dalam Sistem OSS.
Pengawasan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko secara Terintegrasi
Sub Sistem Pengawasan
Pengawasan Rutin
✓ perencanaan inspeksi lapangan tahunan
✓ Sistem OSS menyediakan daftar Pelaku Usaha yang
laporan berkala dari Pelaku Usaha dapat dilakukan inspeksi lapangan sesuai dengan
✓ Laporan yang disampaikan sesuai ketentuan kewenangan pengawasan
Ketentuan Sektoral
✓ LKPM
perangkat kerja pengawasan
Pengaduan
Pengaduan terhadap Pelaku Usaha dan
Sistem OSS ✓ data, profil, dan informasi Pelaku Usaha yang
terdapat pada Sistem OSS;
pelaksana pengawasan serta tindak lanjutnya ✓ surat tugas pelaksana inspeksi lapangan;
✓ surat pemberitahuan kunjungan;
✓ daftar pertanyaan bagi Pelaku Usaha terkait
✓ pemenuhan standar pelaksanaan kegiatan
Tindakan Administatif usaha dan kewajiban; dan BAP.
Tindakan administratif atas dasar permohonan
Pelaku Usaha atau putusan pengadilan Tindak lanjut hasil pengawasan
pembinaan; perbaikan; dan/atau
penerapan sanksi
penilaian kepatuhan pelaksanaan Perizinan Berusaha
Kualifikasi : Baik Sekali; Baik; atau Kurang Baik
Sumber: PerBKPM No 5/21 Pasal 8

Anda mungkin juga menyukai