Pelatihan Perizinan
Berusaha bagi UMKM
(Diklat PTSP
Tingkat Lanjutan Tahun 2023 )
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN PERIZINAN
BERUSAHA BERBASIS RISIKO
PP No. 5/2021: Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Resiko
PP No. 16/2021: Bangunan Gedung
PP No. 21/2021: Penataan Ruang UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
Bukti registrasi/pendaftaran pelaku usaha Perizinan berusaha berupa pernyataan lzin adalah persetujuan Pemerintah Pusat
untuk melakukan kegiatan usaha dan dan/atau bukti pemenuhan standar atau Pemerintah Daerah untuk
sebagai identitas bagi pelaku usaha dalam pelaksanaan kegiatan usaha pelaksanaan kegiatan usaha yang wajib
pelaksanaan kegiatan usahanya. dipenuhi oleh Pelaku Usaha sebelum
melaksanakan kegiatan usahanya
Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk menunjang
kegiatan usaha.
(mencakup standar usaha dan/atau standar produk yang dapat diajukan sebelum dan/ atau sesudah tahap
operasional/komersial
sesuai ketentuan kementerian/lembaga)
TINGKAT RISIKO & JENIS PERIZINAN BERUSAHA
2 3
KESELAMATAN LINGKUNGAN
TERINTEGRASI
1 4
KESEHATAN KETERBATASAN
SUMBER DAYA
5
ASPEK RISIKO LAINNYA
DISESUAIKAN DENGAN SIFAT
KEGIATAN USAHA
NIB BERLAKU SEBAGAI :
01 02 03 04 05
Angka Pengenal Impor : Pendaftaran kepersertaan untuk:
Pelaku usaha harus memilih API-U atau à Jaminan sosial kesehatan; dan
API-P à jaminan sosial ketenagakerjaan
v Khusus Pelaku usaha perseorangan
hanya dapat memilih API-P
- KPPA
-Kantor Perwakilan Jasa Penunjang
Non UMK Perwakilan Tenaga Listrik Asing
- KP3A
- Kantor Perwakilan BUJKA
1. USAHA MIKRO : Paling banyak Rp. 1 milyar tidak termasuk tanah & bangunan tempat usaha.
PERMODALAN UMKM
2. USAHA KECIL : Lebih besar dari Rp. 1 milyar s/d paling banyak Rp 5 milyar tidak termasuk
(Sesuai PP No.7 Tahun 2021 tentang tanah & bangunan tempat usaha
Kemudahan, Pelindungan, dan
3. USAHA MENENGAH : lebih dari Rp. 5 milyar s/d dengan paling banyak Rp. 10 milyar tidak
Pemberdayaan K-UMKM)
termasuk tanah & bangunan tempat usaha
1. PMA dikategorikan sebagai modal besar, dengan modal usaha lebih besar dari Rp. 10 milyar
KETENTUAN PERMODALAN/ per bidang usaha KBLI 5 digit, per lokasi proyek, tidak termasuk tanah & bangunan tempat
NILAI INVESTASI BAGI PMA usaha
Risiko tinggi:
Termuat Penilaian berdasarkan asas Rekomendasi NIB + Izin
KKPR
di RTR? penataan ruang & Pertek
Dokumen Lingkungan
mengikuti pengaturan Luas Lahan Terbangun < 1 ha
Luas Bangunan < 5.000 m2 SPPL Sumber : Bahan
Multisektor Pemakaian Air Tanah ≥ 1 l/dtk Tayang KLHK 2021
Lampiran Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal,
UKL-UPL, atau SPPL (1)
Lampiran Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal,
UKL-UPL, atau SPPL (2)
Lampiran Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal,
UKL-UPL, atau SPPL (3)
Lampiran Daftar Usaha dan/atau Kegiatan
Wajib Amdal, UKL-UPL, atau SPPL (4)
Bantuan Pemerintah terhadap UMK
Amdal bagi Usaha dan/atau
kegiatan Mikro dan Kecil
Sesuai yang berdampak penting
Kewenangannya terhadap lingkungan
Pemerintah &
Pemerintah membantu
Daerah
(melalui pembiayaan APBN
dan/atau APBD)
Bentuk
bantuan:
1. Fasilitasi;
2. Biaya; dan/atau
3. Penyusunan Amdal
PBG
• Apabila kegiatan usaha membutuhkan pembangunan gedung, sistem OSS
memberikan notifikasi keperluan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) kepada Sistem Informasi Manajemen Bangunan
Gedung (SIMBG) yang dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR). Notifikasi juga akan diberikan kepada pelaku
usaha untuk menindaklanjuti permohonan PBG dan SLF melalui SIMBG.
• PBG adalah perizinan yang diberikan kepada pemilik bangunan gedung
untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau
merawat bangunan gedung sesuai dengan standar teknis bangunan gedung.
Sementara SLF adalah sertifikat yang diberikan oleh pemerintah daerah
untuk menyatakan kelaikan fungsi bangunan gedung sebelum dapat
dimanfaatkan.
• Pemrosesan permohonan perizinan berusaha tetap dapat dilakukan dalam
waktu yang bersamaan dengan permohonan PBG dan SLF.
PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA BAGI UMK
Diberi Kemudahan :
Sumber : Bahan
Paparan BSN
27
KOLABORASI UNTUK PEMBERDAYAAN UMK
Sumber : Bahan
Paparan BSN
28
KEUNTUNGAN UNTUK UMK
UMK
• Kemudahan mendapatkan perizinan berusaha.
• Kemudahan untuk mendapatkan pembinaan
penerapan/ sertifikasi SNI.
USAHA MIKRO DAN KECIL • Pelatihan/ Bimtek terkait SNI.
• Pembimbingan SNI.
• Peningkatan kualitas (mutu) produk UMK.
• Kolaborasi dengan UMK lain untuk pengembangan
pasar.
Bina UMK
Sumber : Bahan
Paparan BSN
29
Definisi Sertifikasi Halal
• Produk Halal adalah produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan
syariat islam
• Jaminan Produk Halal adalah kepastian hukum terhadap kehalalan
suatu produk yang dibuktikan dengan sertifikat halal
• BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) adalah badan
yang dibentuk oleh pemerintah pusat untuk menyelenggarakan JPH
• Sertifikat Halal adalah pengakuan kehalalan suatu produk yang
dikeluarkan oleh BPJPH berdasarkan fatwa halal tertulis yang
dikeluarkan oleh MUI
BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN PRODUK HALAL
KEMENTERIAN AGAMA RI
tan
Penahapan Penahapan
Pertama
Kedua
(17 Oktober
2019 s.d. 17 (Mulai 17
Oktober 2024) Oktober 2021)
Bara
Kos
Hasil Bahan baku, bahan
tambahan pangan, ng
sembelihan bahan penolong
met
gun
dan jasa untuk produk
makanan dan
penyelbelihan
ik
minuman
aan
1 2
Sumber : Bahan Paparan Tata cara Sertifikasi Halal dari BPJPH
BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN PRODUK HALAL
KEMENTERIAN AGAMA RI Konsep Halal dari Hulu ke Hilir
Pengemasan
Fork
Farm Penjualan/
Alam, Kebun, Proses Produksi
(Penyimpanan/ Penyajian
Pertanian,
Perkebunan, Raw Material pengolahan)
Laut/Perikanan, (Bahan Baku
Hewani/ Nabati)
Penyembelihan
Hewan
Konsumen
Distribusi
(pengangkutan/ pengapalan/
pergudangan/logistik)
INFORMASI
Informasi, edukasi, dan sosialisasi mengenai system JPH
Pelaku usaha
berhak
memperoleh: PEMBINAAN
Pembinaan dalam memproduksiProduk Halal
PELAYANAN
Pelayanan untuk mendapatkan Sertifikasi Halal secara cepat,
efisien, biaya terjangkau, dan tidak diskriminatif
INFORMASI
Memberikan informasi secara benar, jelas dan jujur
Pelaku usaha yang LOKASI Memisahkan lokasi, tempat dan alat penyembelihan,
permohonan
sertifikat halal
PENYELIA HALAL
wajib: Memiliki penyelia halal yang memenuhi persyaratan
sesuai ketentuan perundang-undangan
PROSES PRODUKSI
Melaporkan perubahan komposisi bahan dan PPH
(proses produksi halal)
Pernyataan Halal 2
Penetapan kehalalan Produk oleh Komite Fatwa Produk Halal
dilakukan paling lama I (satu) hari kerja sejak diterimanya hasil
pendampingan PPH
3
Berdasarkan penetapan kehalalan Produk, BPJPH menerbitkan
Sertifikat Halal
4
Pemerintah menjalankan tugas Komite Fatwa Produk Halal
sampai dengan terbentuknya Komite Fatwa Produk Halal
Dalam hal pelaku usaha menyampaikan permohonan pemenuhan persyaratan kepada K/L/D yang terkait dengan :
Namun K/L/D sesuai kewenangannya tidak memberikan notifikasi hasil verifikasi, dan/atau tidak menerbitkan persetujuan sampai
terlampauinya jadwal waktu NSPK, maka permohonan pemenuhan persyaratan tersebut diatas dianggap dikabulkan secara hukum dan
ketentuan.
PT Perorangan
Kriteria PT Perorangan
• Pelaku Usaha yang bisa mendirikan PT Perorangan dengan Kriteria Usaha
Mikro dan Kecil dengan Modal usaha paling banyak Rp 5.000.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
• PT Perorangan didirikan oleh 1 (satu ) orang
• Perseroan wajib memiliki modal dasar perseroan
• Modal dasar perseroan harus ditempatkan dan disetor penuh paling sedikit
25 % yang dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah
• Bukti penyetoran disampaikan kepada Menteri dalam waktu paling lama
60 hari, untuk PT Perorangan melakukan pengisian pernyataan mandiri
Pendirian PT Perorangan
• PT Perorangan didirikan oleh WNI dengan mengisi pernyataan
pendirian dalam Bahasa Indonesia
• WNI dengan syarat berusia paling rendah 17 tahun dan cakap hukum
• PT Perorangan memperoleh status badan hukum setelah didaftarkan
kepada Menteri dan mendapakan sertifikat pendaftaran secara
elektronik
• PT Perorangan yang telah memperoleh status badan hukum
diumumkan oleh Menteri di laman resmi Dirjen yang
menyelenggarakan tugas di bidang administrasi hukum umum
PERUBAHAN PT PERORANGAN
• Perseroan perorangan harus mengubah status badan hukumnya
menjadi Perseroan jika:
• a. pemegang saham menjadi lebih dari 1 (satu) orang; dan/atau
• b. tidak memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PT PERORANGAN
• PT Perorangan melaporkan laporan keuangan secara elektronik
melalui SABH paling lama 6 bulan setelah akhir periode akuntansi
berjalan
• Format isian penyampaian laporan keuangan memuat:
a. laporan posisi keuangan;
b. laporan laba rugi; dan
c. catatan atas laporan keuangan tahun berjalan.
• Laporan keuangan masuk dalam daftar Perseroan perorangan dan
Menteri menerbitkan bukti penerimaan laporan keuangan secara
elektronik
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PT PERORANGAN…
Cont
• Perseroan perorangan yang tidak menyampaikan laporan keuangan
dikenai sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
b. penghentian hak akses atas layanan; atau
c. pencabutan status badan hukum
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PT
PERORANGAN… Cont
1. Dalam hal Perseroan perorangan tidak menyampaikan laporan keuangan dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan 2021, No.470 -17- sejak kewajiban penyampaian laporan
keuangan maka akan disampaikan teguran tertulis secara elektronik
2. Dalam hal Perseroan perorangan tidak memenuhi kewajiban untuk menyampaikan
laporan keuangan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah teguran tertulis Menteri
menyampaikan teguran tertulis kedua secara elektronik
3. Dalam hal Perseroan perorangan tidak memenuhi kewajiban untuk menyampaikan
laporan keuangan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah teguran tertulis
kedua, Menteri menghentikan hak akses Perseroan atas layanan SABH
4. Permohonan pembukaan hak akses Perseroan perorangan yang telah dihentikan
iajukan secara tertulis kepada Menteri
5. Dalam hal Perseroan perorangan tidak memenuhi kewajiban untuk menyampaikan
laporan keuangan paling lama 5 (lima) tahun sejak hak akses atas layanan SABH
dihentikan, Menteri mencabut status badan hukum Perseroan perorangan yang
bersangkutan
PEMBUBARAN PT PERORANGAN
Inspeksi Lapangan
Pengawasan standar dan kewajiban pelaksanaan
kegiatan usaha (sektoral) dan Pengawsan
perkembangan penanaman modal