Anda di halaman 1dari 17

PUTUSAN SELA

Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Sungguminasa yang mengadili perkara pidana


dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama, telah menjatuhkan
Putusan Sela sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:
Nama lengkap : AFIFAH NOVIANTI Alias AFIFAH
Tempat lahir : Enrekang
Umur/Tanggal lahir : 25 Tahun / 5 November 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal :Jalan Barukang No.03 Kelurahan
Pannampu, Kecamatan Tallo, Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : Asisten Rumah Tangga
Pendidikan : SMP

Terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan Negara di Sungguminasa:


1. Penahanan No. Pol. :SP.Han/07/V/2021/Reskrim selama 20 hari sejak
tanggal 21 Mei 2021 sampai dengan tanggal 9 Juni 2021
2. Perpanjangan penahanan oleh Kepolisian selama 40 hari sejak tanggal
10 Juni 2021 sampai dengan tanggal 19 Juli 2021
3. Penahanan oleh Penuntut Umum selama 20 hari sejak tanggal 20 Juli
2021 sampai dengan tanggal 8 Agustus 2021
4. Perpanjangan oleh Penuntut Umum selama 30 hari sejak tanggal 9
Agustus 2021 sampai dengan tangggal 7 September 2021
5. Penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Sungguminasa selama 30 hari
sejak tanggal 8 September 2021 sampai dengan tanggal 7 Oktober 2021
6. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Sungguminasa
selama 60 hari sejak tanggal 8 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 6
Desember 2021

Terdakwa didampingi oleh Penasihat hukumnya, pada Kantor Jimly


Asshidiqie Law Firm beralamat di Jl. Abdul Muthalib Dg.Narang No.11 A 22
Paccinongang Kabupaten Gowa berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor
110/B/JALF/VII/2021 tanggal 21 Mei 2021,yang telah didaftarkan
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sungguminasa tanggal 5 September 2021

Hal. 1 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


Pengadilan Negeri tersebut:
Setelah membaca:
1. Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Sungguminasa Nomor
212/Pid.B/2021/PN Sgm tanggal 8 September 2021 tentang
penunjukan Majelis Hakim;
2. Penetapan Majelis Hakim Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm tanggal
8 September 2021 tentang penetapan hari sidang;
3. Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan.
Setelah mendengar pendapat Penuntut Umum atas keberatan yang
diajukan oleh Penasihat hukum Terdakwa;
Setelah mendengar keberatan yang diajukan oleh Penasihat hukum
Terdakwa atas Surat Dakwaan Penuntut Umum
Menimbang, terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum
berdasarkan Surat Dakwaan Nomor Reg. Perkara: PDM-
177/GOWA/VII/2021Tanggal 25 Juli 2021 dengan dakwaan sebagai berikut :

PRIMAIR
Bahwa ia terdakwa AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH, baik bertindak secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ
Selaku Manager PT.Siraj Sejahtera di Jl. Veteran Utara No.180 Kota
Makassar, Prov. Sulawesi Selatan. Splitsing (yang masing-masing perkaranya
diajukan secara tersendiri) telah melakukan perbuatan pidana, pada 25 Maret
2021 atau setidak-tidaknya pada hari kamis pukul 07:00 WITA, bertempat di
Perumahan BTN Pao-Pao Permai No.21 Kecamatan Somba Opu Kabupaten
Gowa atau setidak-tidaknya ditempat-tempat lain yang termasuk dalam
wilayah hukum pada Pengadilan Negeri Sungguminasa yang berwenang
memeriksa dan mengadili perkara. Barang siapa dengan sengaja dan
dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain. Yang
dilakukan antara lain dengan cara sebagai berikut
- Bahwa bermula pada hari Selasa, 29 Desember 2020 pukul 10.30 WITA,
Perusahaan PT. Siraj Sejahtera yang bergerak dibidang kontruksi berdiri
pada tahun 2015 yang terletak di Jl. Veteran Utara No. 180 Kota Makassar,
Provinsi Sulawesi Selatan dimana perusahaan tersebut dimiliki oleh
pengusaha bernama I PUTU SIRAJ SANJAYA alias SIRAJ yang
mendapatkan amanah dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Surat Perintah
Kerja (SPK) untuk membangun proyek perkeretaapian Trans Sulawesi
yang ditargetkan sepanjang 2.000 km yang membentang dari Makassar ke
Manado.

Hal. 2 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


- Bahwa dengan amanah dari pemerintah pusat tersebut, pada hari Senin,
4 Januari 2021 tepat pukul 07.30 WITA, I PUTU SIRAJ SANJAYA alias
SIRAJ selaku pimpinan perusahaan tersebut mengumumkan kepada para
Manajernya yakni AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban,
AHMAD NURSYAH alias NURSYAH dan ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ
untuk membuat proposal terkait dengan tender proyek perkeretaapian
tersebut. Dan barang siapa yang memiliki proposal paling menarik akan
mendapatkan bonus berupa kenaikan jabatan dan 10% uang hasil dari
keuntungan tender proyek perkeretaapian tersebut.

- Bahwa dalam pembuatan proposal proyek perkeretaapian, AGUNG


MUNANDAR alias AGUNG selaku korban lebih unggul dibanding
ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ. Sehingga, membuat ANTONIO SYAFIQ
alias SYAFIQ merasa iri terhadap keunggulan proposal yang dimiliki oleh
AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban.

- Bahwa dengan rasa iri hati terhadap keunggulan proposal yang dimiliki oleh
AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban, akhirnya membuat
ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ berencana mencuri proposal milik
AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban. Dengan niat tersebut
ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ meminta bantuan dengan mengajak
AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa untuk bekerja sama
yang merupakan Asisten Rumah Tangga (ART) di rumah AGUNG
MUNANDAR alias AGUNG selaku korban tepatnya di Jl. Perumahan BTN
Pao-Pao Permai No.21, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa .

- Bahwa pada tanggal 24 Maret 2021 pukul 20:00 WITA ANTONIO SYAFIQ
alias SYAFIQ menelpon AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa
untuk mencari proposal AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban
dan memotret tiap isi proposal tersebut menggunakan HP Android
kemudian mengirimkannya melalui via WhatsApp, dengan iming-imingan
pekerjaan dan gaji yang layak dan AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku
Terdakwa pun menyetujuinya. Pada pukul 20.45 WITA, ANTONIO SYAFIQ
alias SYAFIQ menerima gambar yang telah dikirim oleh AFIFAH NOVIANTI
alias AFIFAH selaku Terdakwa berupa isi proposal tersebut, yang
didapatkan didalam laci lemari AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku
korban pada pukul 20.30 WITA.

Hal. 3 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


- Bahwa pada pukul 22.00 WITA, ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ yang
merasa takut dengan kehadiran AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku
korban pada saat presentasi proposal yang ANTONIO SYAFIQ alias
SYAFIQ paparkan nanti adalah proposal AGUNG MUNANDAR alias
AGUNG selaku korban, ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ kembali
menelpon AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa untuk
bertemu di sebuah Caffe yang bernama fireflies di JL. Hertasning No.16
Tidung Kec. Rappocini kota Makassar, dan mengajak bekerja sama
menghilangkan nyawa AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban
karena ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ merasa takut dengan kehadiran
AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban pada saat presentasi
proposal yang ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ paparkan nanti adalah
proposal AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban.

- Bahwa pada pukul 22.30 WITA,sebelum ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ


bertemu dengan AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa,
ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ singgah di rumah temannya bernama
ANWAR DG GASSING alias ANWAR di JL. Hertasning No.10
Kab.Makassar untuk membeli racun sianida dengan dalih mau membasmi
hama

- Bahwa pada pukul 23:00 WITA, ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ dan
AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa telah sampai dan
bertemu di caffe yang telah disepakati sebelumnya di via telfon dan
langsung masuk ke private room untuk membahas rencana pelenyapan
nyawa AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban. ANTONIO
SYAFIQ alias SYAFIQ memberikan racun sianida kepada AFIFAH
NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa yang sebelumnya telah ia beli,
yang dimana ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ meminta AFIFAH
NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa meracuni AGUNG MUNANDAR
alias AGUNG selaku korban. Dan jika AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH
selaku Terdakwa berhasil membunuh si AGUNG MUNANDAR alias
AGUNG selaku korban, AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa
dijanjikan oleh ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ dengan imbalan lebih,
selain pekerjaan yang lebih dan gaji yang layak. Dari hasil pertemuan
tersebut, AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa menyetujui
rencana ANTONIO SYAFIQ alias SYAFIQ dengan uang muka
Rp.15.000.000,00- (liman belas juta rupiah) untuk meracuni AGUNG
MUNANDAR alias AGUNG selaku korban karena terdakwa juga sudah

Hal. 4 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


tidak tahan dengan penyiksaan yang di lakukan oleh AGUNG MUNANDAR
alias AGUNG selaku korban terhadap AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH
selaku Terdakwa.

- Bahwa pada hari kamis 25 Maret 2021, pukul 07.00 WITA, AFIFAH
NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa memulai aksinya sebelum
presentasi proposal proyek AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku
korban yang dimulai pada pukul 10.00 WITA, dengan membuat kopi serta
memasukkan racun sianida kedalam kopi tersebut untuk diberikan kepada
AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban yang secara tidak
sengaja dilihat oleh MANSYUR MAKMUR alias MAKMUR selaku supir
pribadi AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban yang juga pergi
membuat kopi, tetapi MANSYUR MAKMUR alias MAKMUR tidak
menghiraukan hal tersebut karena tidak mengetahui bahwa yang AFIFAH
NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa masukkan kedalam kopi
Majikannya adalah racun sianida. AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku
Terdakwa pun masuk ke dalam kamar AGUNG MUNANDAR alias AGUNG
selaku korban untuk membawakan sarapan yang telah ia siapkan lalu
membangunkan AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban yang
sebelumnya masih tertidur.

- Bahwa pada Pukul 07.30 WITA, sebelum berangkat ke kantor AGUNG


MUNANDAR alias AGUNG selaku korban sarapan terlebih dahulu dan
meminum segelas kopi yang berisi racun sianida yang telah disuguhkan
oleh AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa, seketika itu
AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban langsung kejang-kejang
dan pingsan

- Bahwa pada pukul 09:00 WITA, MANSYUR MAKMUR alias MAKMUR yang
sudah lama menunggu di depan karena telah diamanahkan menyiapkan
mobil untuk mengantar AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban
ke Kantor pada pukul 08:45 WITA, langsung masuk ke Rumah dan menuju
kamarnya untuk memanggil si AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku
korban. Namun, MANSYUR MAKMUR alias MAKMUR tidak berani masuk
ke dalam kamar Tuannya dan hanya memanggilnya dari luar kamar.
AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa yang masih berada
didalam kamar AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban dan
mendengar panggilan MANSYUR MAKMUR alias MAKMUR langsung
bersandiwara dengan seolah-olah kaget serta histeris, MANSYUR

Hal. 5 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


MAKMUR alias MAKMUR yang mendengar teriakan AFIFAH NOVIANTI
alias AFIFAH selaku Terdakwa langsung masuk dan melihat keadaan
AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban yang wajahnya begitu
pucat, tubuh yang dingin, dan terlihat bekas busa pada mulutnya.

- Bahwa pada pukul 10:00 WITA, NASIRAH YUSUF alias NASIRAH selaku
dokter keluarga AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban tiba
setelah di telfon oleh AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa
atas perintah si MANSYUR MAKMUR alias MAKMUR untuk memeriksa
AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban. Pada pukul 10.15
WITA Setelah diperiksa oleh Dokter, ditemukan ternyata AGUNG
MUNANDAR alias AGUNG selaku korban keracunan makanan, sehingga
dinyatakan meninggal dunia.

- Akibat perbuatan AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH selaku Terdakwa


tersebut mengakibatkan AGUNG MUNANDAR alias AGUNG selaku korban
meninggal dunia sesuai dengan Autopsi Forensik No : UK
01.15/III/19/VER/199/2021 pada tanggal 28 Maret 2021 dan dibuat dan
ditanda tangani oleh dr.Faisal Ansar Sp.F dengan kesimpulan :
 Pada Minuman Coffe dalam gelas, positif mengandung Zat / Bahan
beracun dan atau berbahaya yaitu ion sianida (CN) = 7.400 mg/l. Setara
dengan NaCN 14 g/l, dengan ph = 13,0.
 Pada Lambung mengandung Zat / Bahan beracun dan atau berbahaya
yaitu ion sianida (CN) = 0.20 mg/l, dengan ph = 5,5.
 Menurut literatur (No.2) Nilai Lethal Dosis (LD) Natrium Sianida untuk
manusia adalah LDLo : 2857 mg/kg
 Pada empedu, hati, dan urine positif mengandung Zat / Bahan aktif yaitu
kafein yang secara alami merupakan senyawa aktif yang terkandung
dalam kopi.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana


dalam Pasal 340 jo Pasal 55 ayat 1 butir (1) KUHPidana tentang
Pembunuhan Berencana

Hal. 6 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


Menimbang, bahwa atas dakwaan dari Penuntut Umum tersebut
Penasihat hukum Terdakwa telah mengajukan keberatan.
Adapun keberatan/Eksepsi Terdakwa bersama Penasihat hukumnya
adalah sebagai berikut :
A. KEBERATAN TENTANG KEWENANGAN MENGADILI

Bahwa dalam dakwaan Primair Pengadilan Negeri Gowa tidak


berwenang Mengadili, Memeriksa, dan memutus perkara Aquo. Bahwa
Dakwaan Subsidaritas :

 Ada beberapa hal yang membuat kami Penasihat Hukum terdakwa


berkeyakinan bahwa Pengadilan Negeri Sungguminasa tidak berwenang
mengadili.

Kompetensi absolut (absolute competentie) atau kewenangan mutlak adalah


kewenangan suatu badan pengadilan dalam memeriksa jenis perkara tertentu
yang secara mutlak tidak dapat diperiksa oleh badan Pengadilan lain.

Berdasarkan pikiran M. Yahya Harahap dalam bukunya pembahasan


permasalahan dan penerapan KUHAP terkait dengan kewenangan mengadili
menjelaskan bahwa kewenangan Munculnya persoalan kewenangan absolut
mengadili (absolute competence), sebagai akibat pasal 10 uu no 14/1970 yang
telah menetapkan dan membagi’’ yurisdiksi subtantif’’ untuk setiap lingkungan
peradilan pada satu segi, dan pada segi lain disebabkan faktor pembentukan
jenis peradilan khusus yang kewenanganya secara absolut diberikan kepada
peradilan khusus tersebut (seperti pengadilan hubungan industrial) sebelum
UU nomor 2 Tahun 2004 yang mengatur tentang perselisihan hubungan
industrial terdapat Panitia Penyelesaian Perselisihan hubungan hubungan
industrial (P4) yang berwenang menyelesaikan perselisihan perburuhan, yang
oleh undang-undang Nomor 22 Tahun 1957 hanya berupa perselisihan hak
dan perselisihan kepentingan.

Sementara untuk perselisihan kepentingan hanya dapat diajukan ke


P4.49 Dengan melihat Pasal 125 UU Nomor 2 Tahun 2004, ditegaskan bahwa
dengan berlakunya UU Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial ini, maka UU Nomor 2 Tahun 1957 dan UU
Nomor 12 Tahun 1964 dinyatakan tidak berlaku lagi. UU Nomor 2 Tahun 2004
ini memang menyatakan dengan tegas tentang yurisdiksi absolut dari
Pengadilan Hubungan Industrial yang bertindak: sebagai pengadilan khusus;
kewenangannya memeriksa, mengadili, dan memberikan putusan terhadap
perselisihan hubungan industrial; organisasinya dibentuk di Lingkungan

Hal. 7 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


Pengadilan Negeri. Pasal 1 angka 17 berbunyi: “Pengadilan Hubungan
Industrial adalah pengadilan khusus yang dibentuk di lingkungan Pengadilan
Negeri yang berwenang memeriksa, mengadili, ,dan memberi putusan
terhadap perselisihan hubungan industrial.

 Bahwa melihat uraian perbuatan yang di jelaskan oleh saudara


Penuntut Umum dalam surat Dakwaan khususnya dalam :
Dalam dakwaan Kesatu paragraf 1 halaman 2 menyatakan berdasarkan
pasal Pasal 340 KUHPidana tentang tindak pidana pembunuhan
berencana jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana, masih termasuk dalam
wilayah hukum Pengadilan Tindak Pidana pada Pengadilan Negeri Gowa yang
berwenang memeriksa dan mengadilinya.
Namun berdasarkan fakta hukum yang terjadi bahwa perkara ini merupakan
perselisihan hak karena korban di paksa bekerja diluar jam kerja dan hak
gajinya pun tidak diberikan sebagai upah lembur. Jadi karena perkara ini
masuk dalam perselisihan hak pekerja dan kewajiban perusahaan maka hal ini
menjadi kewenangan pengadilan hubungan industrial bukan Pengadilan
Negeri Sungguminasa.

B. EKSEPSI DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM TIDAK DAPAT


DITERIMA
(EROR IN PERSONA)

Kekeliruan terhadap orang yang ditangkap atau ditahan padahal sudah


dijelaskan bahwa bukan mereka yang melakukan suatu tindak pidana
merupakan error in persona. Beberapa kali terjadi error in persona yang
berawal dari kurangnya alat bukti, namun seseorang tetap dinyatakan bersalah
oleh pengadilan. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka
kami selaku penasihat hukum mengangkat dua rumusan masalah yaitu: (1)
Bagaimana pemaknaan error in persona dalam Putusan Banding Nomor
50/Pid/2014/PT.DKI (2) Bagaimana akibat hokum dari pelaksanaan Putusan
Kasasi Nomor 1055K/PID/2014. Tujuan analisis kami adalah untuk
mengidentifikasi dan menganalisis pemaknaan error in persona dalam
Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor 50/Pid/2014/PT.DKI, dan akibat
hukum dari pelaksanaan Putusan Mahkamah Agung Nomor 1055K/Pid/2014.
Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif dengan jenis pendekatan penelitian
perundang-undangan dan pendekatan kasus.

Hal. 8 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan, yaitu: (1) Makna error
in persona dapat ditemukan pada doktrin M. Marwan, yang mеnjеlaskan kеliru
mеngеnai orang yang dimaksud atau kеkеliruan mеngеnai orangnya. Dan
doktrin M. Yahya Harahap, yang menjelaskan kеkеliruan dalam pеnangkapan
mеngеnai orangnya diistilahkan dеngan disqualification in pеrson yang bеrarti
orang yang ditangkap atau ditahan tеrdapat kеkеliruan, sеdangkan orang yang
ditangkap tеrsеbut tеlah mеnjеlaskan bahwa bukan dirinya yang dimaksud
hеndak ditangkap atau ditahan. Selain itu juga ditemukan pada Pasal 95 Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana mengenai rehabilitasi dan upaya ganti
rugi. Menurut Putusan Pengadilan error in persona ialah kekeliruan terhadap
orang yang didakwa, yang berawal dari proses penangkapan, padahal sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa bukan terdakwalah yang melakukan tindak
pidana tersebut. Sehingga mengakibatkan adanya putusan bebas dari segala
dakwaan. (2) Akibat hokum adanya Putusan Mahkamah Agung Nomor
1055K/Pid/2014 terbagi menjadi dua, akibat hokum yuridis dan non yuridis.
Akibat hokum yuridis tersebut ialah menguatkan norma/ menguatkan putusan
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta; mengkaburkan norma dikarenakan perbedaan
putusan dari 3 lembaga pengadilan diantaranya Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan Mahkamah Agung. Sedangkan,
akibat hukum secara non yuridis ialah berdasarkan alat bukti dan keyakinan
hakim yang ada harus dipertimbangkan secara cermat oleh hakim sebelum
memutus perkara pidana.

Sehingga dalam dakwaan benar menyatakan bahwa ada tekanan


yang dilakukan oleh pihak perusahan untuk menambah beban kerja kepada
karyawannya yaitu Agung sehingga ia harus terpaksa bekerja lebih extra,
akibatnya karena bekerja dengan extra dan dalam keadaan mengalami gejala
Covid-19 yang menyebabkan kelelahan dan berujung pada kematian Agung.
Dan kami selaku Penasihat Hukum dari Afifah Novianti alias Afifah berpikir
bahwa pokok perkara ini bermula dari I Putu Siraj Sanjaya selaku pimpinan
perusahaan, yang telah menekan Agung untuk bekerja diluar daripada jam
kerja yang mengakibatkan kematian sehingga harusnya status terdakwa tidak
dilimpahkan kepada Afifah Novianti alias Afifah tetapi status terdakwa
sepenuhnya harus dilimpahkan kepada I Putu Siraj Sanjaya.

Hal. 9 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


C. EKSEPSI DAKWAAN BATAL DEMI HUKUM TIDAK CERMAT
 DAKWAAN TIDAK CERMAT
Jikalau kita akan membahas tentang surat dakwaan maka kita harus
berdasar pada Pasal 143 ayat (2) KUHAP, dalam Pasal tersebut dikatakan
bahwa Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan
ditandatangani serta berisi :
a) nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka
b) uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan.
Undang-Undang memang tidak memberikan uraian lebih lanjut tentang
apa yang dimaksud dengan uraian secara cermat, jelas dan lengkap. Akan
tetapi, sepanjang yang kami tahu, bahwa surat dakwaan yang dianggap telah
memenuhi syarat, sebagaimana diatur dalam Pasal 143 ayat (2) huruf a dan
huruf b KUHAP, apabila telah memenuhi syarat-syarat formil dan materiil.
Syarat formil adalah sebagaimana ditentukan dalam Pasal Pasal 143 ayat (2)
huruf a KUHAP, yaitu Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi
tanggal dan ditanda tangani serta berisi identitas lengkap terdakwa.
Pencantuman identitas lengkap terdakwa ini dimaksudkan agar tidak terjadi
“error in persona” dan menyebabkan pembatalan surat dakwaan atau
“vernietibaar”.
Memenuhi syarat materil, sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal
143 ayat (2) huruf b KUHAP, apabila surat dakwaan telah dibuat secara
cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana itu dilakukan.
Adapun yang dimaksud dengan cermat, jelas, dan lengkap, memang Undang-
Undang tidak mengurai lebih lanjut. Namun demikian, dalam praktek
pembuatan surat dakwaan, yang dipedomani adalah para Penuntut Umum
selama ini, adalah sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Jaksa Agung
Republik Indonesia, tanggal 16 November 1993, Nomor : SE/004/JA/11/1993
tentang pembuatan surat dakwaan jo tanggal 12 November 1993 Nomor : B
607/E/11/1993, yang menentukan bahwa yang dimaksud dengan :
Cermat adalah membuat uraian yang didasarkan pada ketentuan
pidana terkait, tanpa adanya kekurangan/kekeliruan yang menyebabkan surat
dakwaan batal demi hukum atau dapat dibatalkan atau dinyatakan tidak dapat
diterima (nirt onvankelijk verklaard). Dalam hal ini, Penuntut Umum dituntut
untuk bersikap korek terhadap keseluruhan materi surat dakwaan.

Hal. 10 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor : 808 K/Pid/1984 menyatakan bahwa dakwaan tidak cermat, jelas dan
lengkap sehingga harus dinyatakan batal demi hukum. Juga dalam
Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 33 K/NIL/1985
menyatakan karena surat dakwaan tidak dirumuskan secara cermat, jelas dan
lengkap, dakwaan dinyatakan batal demi hukum.

Bahwa dengan mengacu kepada ketentuan dan pandangan doktrin


sebagaimana tersebut dan terurai di atas, setelah kami menerima, membaca
dan meneliti secara seksama Surat Dakwaan Penuntut Umum tertanggal 4
Agustus 2021, kami berpendapat Dakwaan Saudara Penuntut Umum TIDAK
CERMAT DAN KABUR (Obscuur libels), hal ini didasarkan pada alasan :
bahwa Penuntut Umum TIDAK CERMAT dalam menentukan Pasal 340
KUHPidana yang semestinya menggunakan Pasal 1 ayat 2 UU No 2 Tahun
2004 tentang pengadilan hubungan industrial terkait dengan perselisihan hak
yang berbunyi : Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak
dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran
terhadap ketentuan peraturan perundangundangan, perjanjian kerja, peraturan
perusa-haan, atau perjanjian kerja bersama. Serta Berdasarkan pasal 187
ayat (1) dan (2) UU Cipta Kerja No.11/2020 menyatakan jika
pengusaha/perusahaan tidak membayar upah kerja lembur maka dikenai
sanksi pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12
(dua belas) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).Sebagaimana pengakuan saksi yaitu istri korban bahwa korban yaitu
Agung dipekerjaan secara paksa dengan beban kerja yang banyak serta
keseluruhan gaji lemburnya tidak dibayarkan oleh pihak perusahaan.
Dan berdasarkan fakta hukum surat dakwaan yang telah diajukan oleh
penuntut umum telah mengalami kesalahan dalam penerapan pasal.

Dari ketiga macam keberatan tersebut baik terdakwa maupun Penasihat


Hukumnya dapat mengajukan keberatan mengenai salah satu atau ketiga
macam keberatan sekaligus, asalkan ada relevansinya dan dasar hukum
terhadap dakwaan, hal ini bersifat elementer, karena apabila keberatan tidak
relevan atau tidak memiliki dasar hukum, terlebih lagi apabila sampai dicari-
cari atau mengada-ada maka keberatan tersebut akan dinyatakan tidak dapat
diterima atau ditolak.

Hal. 11 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


Menimbang, bahwa kemudian Majelis Hakim mempertimbangkan
dakwaan, eksepsi dan pertimbangan terhadap eksepsi dari kedua belah pihak.

Menimbang, bahwa setelah memperhatikan hal tersebut diatas maka


Majelis Hakim akan memberikan tanggapan satu persatu terhadap bantahan
atau sangkalan dari Penasihat hukum melalui eksepsinya.

Menimbang, bahwa setelah membaca dan meneliti uraian keberatan


terdakwa melalui Penasihat hukum Terdakwa, maka pada pokoknya alasan-
alasan keberatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Keberatan Pertama Tentang Kewenangan Mengadili
2. Keberatan Kedua Tentang Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Tidak
Dapat Diterima
Eror In Persona
3. Keberatan Ketiga Dakwaan Batal Demi Hukum
Dakwaan Tidak Cermat

Menimbang, bahwa terhadap keberatan tersebut, Majelis Hakim


mempertimbangkan sebagai berikut :

Ad.1 Keberatan pertama tentang kewenangan Mengadili


Menimbang, bahwa Penasihat hukum memaparkan dalam eksepsinya
bahwa ‘’berdasarkan fakta hukum yang terjadi bahwa perkara ini merupakan
perselisihan hak karena korban di paksa bekerja diluar jam kerja dan hak
gajinya pun tidak diberikan sebagai upah lembur. Jadi karena perkara ini
masuk dalam perselisihan hak pekerja dan kewajiban perusahaan maka hal ini
menjadi ‘’kewenangan Pengadilan Hubungan Industrial bukan Pengadilan
Negeri Sungguminasa.’’
Menimbang, berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Bab XVI Bagian Ketiga tentang
Eksepsi yang menyatakan ‘’eksepsi adalah tangkisan (plead) atau pembelaan
yang tidak mengenai atau tidak ditujukan terhadap “materi pokok” surat
dakwaan, tetapi keberatan atau pembelaan yang ditujukan terhadap cacat
formal yang melekat pada surat dakwaan.’’
Menimbang, bahwa karena eksepsi Penasihat hukum sudah
menyangkut “materi pokok” maka harus dibuktikan terlebih dahulu

Hal. 12 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


Maka hal ini akan dipertimbangkan di putusan akhir sehingga
sidang ini harus dilanjutkan ke tahap pembuktian
Menimbang, bahwa berdasarkan eksepsi Penasihat hukum
terdakwa, mengenai Kewenangan Mengadili haruslah ditolak;

Ad.2 Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Tidak Dapat Diterima


(Error in Persona).
Menimbang bahwa Penasihat hukum memaparkan dalam eksepsinya
bahwa ‘’Dalam dakwaan benar menyatakan ada tekanan yang dilakukan oleh
pihak perusahan untuk menambah beban kerja kepada karyawannya sehingga
pekerja harus terpaksa bekerja lebih extra akibat tuntutan perusahaan
meskipun dalam keadaan dalam gejala covid yang berakibat pada kematian
agung.’’
Menimbang, Penasihat hukum dari Afifah Novianti alias Afifah berpikir
bahwa ‘’pokok perkara ini bermula dari I Putu Siraj Sanjaya selaku pimpinan
perusahaan, yang telah menekan Agung untuk bekerja diluar daripada jam
kerja yang mengakibatkan kematian sehingga harusnya status terdakwa tidak
dilimpahkan kepada Afifah Novianti alias Afifah tetapi status terdakwa
sepenuhnya dilimpahkan pada I Putu Siraj Sanjaya.’’

Menimbang, bahwa berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara


Pidana (KUHAP) dalam pasal 7 ayat (1) yakni tentang kewenangan penyidik
yakni :
1. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak
pidana
2. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian
3. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal
diri tersangka
4. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan
5. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat
6. Mengambil sidik jari dan memotret seorang
7. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi
8. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara
9. Mengadakan penghentian penyidikan
10. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab

Hal. 13 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


Menimbang bahwa berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP) yakni tentang kewenangan Penuntut Umum yakni :

1. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik atau


penyidik pembantu
2. Mengadakan pra penuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan
dengan memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan ayat (4),
dengan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan
dari penyidik
3. Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau
penahanan lanjutan dan atau mengubah status tahanan setelah
perkaranya dilimpahkan oleh penyidik
4. Membuat surat dakwaan
5. Melimpahkan perkara ke pengadilan
6. Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari
dan waktu perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik
kepada terdakwa maupun kepada saksi, untuk datang pada sidang
yang telah ditentukan
7. Melakukan penuntutan
8. Menutup perkara demi kepentingan hukum
9. Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab
sebagai penuntut umum menurut ketentuan undang-undang ini
10. Melaksanakan penetapan hakim

Menimbang, berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981


tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Bab XVI Bagian Ketiga tentang
Eksepsi yang menyatakan ‘’eksepsi adalah tangkisan (plead) atau pembelaan
yang tidak mengenai atau tidak ditujukan terhadap “materi pokok” surat
dakwaan,tetapi keberatan atau pembelaan yang ditujukan terhadap cacat
formal yang melekat pada surat dakwaan.’’

Menimbang, bahwa yang berwenang melakukan pemeriksaan dan


mengajukan terdakwa ke persidangan adalah penyidik.

Menimbang, bahwa yang berwenang memilih terdakwa dan


mengajukannya untuk diperiksa adalah penuntut umum.

Hal. 14 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


Menimbang, disamping itu bahwa karena eksepsi Penasihat
hukum sudah menyangkut “materi pokok” maka harus dibuktikan
terlebih dahulu.

Maka hal ini akan dipertimbangkan di putusan akhir sehingga


sidang ini harus dilanjutkan ke tahap pembuktian.

Menimbang, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa berdasarkan hal


tersebut eksepsi Penasihat hukum terdakwa, mengenai Error in Persona
di tolak;

Ad.3 Dakwaan Batal Demi Hukum

 Dakwaan tidak cermat

Menimbang bahwa Penasihat hukum memaparkan dalam eksepsinya


bahwa ‘’pada dakwaan penuntut umum tidak cermat dan kabur (Obscuur
Libels) hal ini didasarkan pada alasan bahwa Penuntut Umum TIDAK
CERMAT dalam menentukan Pasal 340 KUHPidana yang semestinya
menggunakan Pasal 1 ayat 2 UU No 2 Tahun 2004 tentang pengadilan
hubungan industrial terkait dengan perselisihan hak.’’
Menimbang, bahwa Penasihat hukum memaparkan bahwa ‘’surat
dakwaan yang telah diajukan oleh penuntut umum telah mengalami kesalahan
dalam penerapan pasal.’’
Menimbang, bahwa berkaitan dengan penyusunan Surat Dakwaan,
Pasal 143 UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP menentukan sebagai
berikut:
Pasal 143
(1) Penuntut Umum melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri
dengan permintaan agar segera mengadili perkara tersebut
disertai dengan surat dakwaan.
(2) Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi
tanggal dan ditandatangani serta berisi:
a. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis
kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan
pekerjaan tersangka;
b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak
pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu
dan tempat tindak pidana itu dilakukan.

Hal. 15 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


(3) Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b batal demi
hukum.
(4) Turunan surat pelimpahan perkara beserta surat dakwaan
disampaikan kepada tersangka atau kuasanya atau
Penasihat hukumnya dan penyidik, pada saat yang
bersamaan dengan penyampaian surat pelimpahan perkara
tersebut ke pengadilan negeri.
Adapun yang dimaksud dengan cermat, jelas, dan lengkap, memang
Undang-Undang tidak mengurai lebih lanjut. Namun demikian, dalam praktek
pembuatan surat dakwaan, yang dipedomani adalah para Penuntut Umum
selama ini, adalah sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Jaksa Agung
Republik Indonesia, tanggal 16 November 1993, Nomor Nomor :
SE/004/JA/11/1993 tentang pembuatan surat dakwaan jo tanggal 12
November 1993 Nomor : B 607/E/11/1993, yang menentukan bahwa yang
dimaksud dengan :
Cermat adalah membuat uraian yang didasarkan pada ketentuan
pidana terkait, tanpa adanya kekurangan/kekeliruan yang
menyebabkan surat dakwaan batal demi hukum atau dapat dibatalkan
atau dinyatakan tidak dapat diterima (nirt onvankelijk verklaard).

Menimbang bahwa, dakwaan dari penuntut umum telah memenuhi


syarat materiil dakwaan sesuai ketentuan yang terdapat dalam KUHAPidana.

Menimbang, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa dakwaan tidak


cermat yang diajukan Penasihat hukum terdakwa tentang dakwaan tidak
cermat yang menyebabkan dakwaan batal demi hukum haruslah ditolak.

MENGADILI:

Bahwa eksepsi dari Penasihat hukum tidak di terima seluruhnya;


1. Menyatakan keberatan Penasihat hukum Terdakwa AFIFAH NOVIANTI
alias AFIFAH ditolak untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Sungguminasa berwenang mengadili
perkara Nomor. Reg. Perkara : Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm atas nama
terdakwa AFIFAH NOVIANTI alias AFIFAH;
3. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan persidangan ke tahap
pembuktian;
4. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir.

Hal. 16 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm


Demikianlah diputuskan dalam rapat pemusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Umum Pada Pengadilan Negeri Sungguminasa pada hari
SABTU, tanggal Juli 2021 oleh kami, NUR ANNISA SAFITRI,SH.,M.H,
selaku Hakim Ketua, ANANDA NAMIRA,S.H.,M.Hum. dan MUH.FATUR
RAHMAN,S.H.,M.H. masing - masing sebagai Hakim Anggota putusan
tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari dan
tanggal itu oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota pada
Pengadilan Negeri Makassar dihadiri oleh M.SALDY,S.H.,M.H. dan
SALMAWATI,S.H. Penuntut Umum dan Terdakwa AFIFAH NOVIANTI
alias AFIFAH dan didampingi Penasihat hukumnya.

HAKIM ANGGOTA HAKIM KETUA

ANANDA NAMIRA,S.H.,M.Hum. NUR ANNISA SAFITRI,SH.,M.H.

HAKIM ANGGOTA

MUH.FATUR RAHMAN,S.H., M.H.

Hal. 17 dari 24 Putusan Nomor 212/Pid.B/2021/PN Sgm

Anda mungkin juga menyukai