Anda di halaman 1dari 20

PERSPEKTIF HISTORIS SUPERVISI BIMBINGAN DAN KONSELING

Makalah ini disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi dan Supervisi
Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Ahmad Yudiar, M.Pd

Disusun oleh :

Puji (2215055)
Jihan Fatia (2215039)
Shilvi (2215059)
Azizah (2215055)
Safarina (2215050)
Rosilawati

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN


ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada teman yang telah mendukung
saat pengerjaan makalah ini. Adapun tema dari makalah ini adalah “ Perspektif
Historis Supervisi Bimbingan Dan Konseling”. Penulis sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penulis merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Petaling, 29 Agustus 2023

penulis

ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
C. Tujuan Masalah..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Perspektif Histories Supervisi Bimbingan dan Konseling................................................
1. Permulaan Perspektif Supervise Binmbingan dan Konseling Awal...................................
2. Bimbingan Pada Biro, Sekolah dan Militer........................................................................
3. Model Bimbingan Konseling Pertama...............................................................................
4. Diversifikasi Bimbingan dan konseling.............................................................................
5. Akuntabilitas, Kode Etik, dan Standarisasi Bimbingan dan Konseling.............................
6. Akuntabilitas, Aturan Konflik, dan Standardisasi Bimbingan dan Konseling...................
7. Bimbingan dan Konseling Profesi (PPG)...........................................................................
8. Sejarah Pandang Konstruksionisme Sosial......................................................................
9. Pendekatan Sistem, Kolaborasi Bahasa............................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
A. Kesimpulan......................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan gagasan yang istimewa bagi negara
modern. Kerangka ilmu bimbingan dan konseling didasarkan kepada pengetahuan
filosofis, pengetahuan psikologis, dan pengetahuan sosiologis. pengetahuan
filosofis yang digunakan dalam bimbingan untuk menemukan atau merasakan
pendekatan yang sesuai.Profesi Bimbingan dan Konseling memiliki historis dalam
karangan rentetan waktu yang melibatkan dinamika masalah pada setiap dekade
generasi terakhir pada beberapa literatur.1

Kerangka ilmu bimbingan dan konseling didasarkan kepada pengetahuan


filosofis, pengetahuan psikologis, dan pengetahuan sosiologis. pengetahuan
filosofis yang digunakan dalam bimbingan untuk menemukan atau merasakan
pendekatan yang sesuai.2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perspektif histories supervisi bimbingan dan konseling ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengertahui perspektif histories supervisi bimbingan dan konseling.

1
Hendra Pribadi, ‘Historis Bimbingan Dan Konseling (Dekade Pergerakan Profesi
Bimbingan Dan Konseling)’, Jurnal Bimbingan Dan Konseling Borneo, 2.1 (2020), 19–28
<https://doi.org/10.35334/jbkb.v2i1.1468>.
2
Saiful Hartoyo, Nur Hidayah, and Fitri Wahyuni, ‘Perspektif Histories Bimbingan Dan
Konseling Global ’, Prosiding Seminar & Lokakarya Nasional Bimbingan Dan Konseling 2022 PD
ABKIN JATIM & UNIPA SBY, 2022, 133–47.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perspektif Histories Supervisi Bimbingan dan Konseling
Sebagai guru BK masih banyak menghadapi kendala dan permasalahan,
penyebab permasalahan tersebut bisa berasal dari beberapa faktor, sehingga hanya
sedikit sekolah yang mampu mengelola urusan pribadinya dengan baik. Tidak
semua guru dan Instruktur mempunyai masalah, namun beberapa guru dan
instruktur mempunyai satu atau lebih masalah. Apabila permasalahan tersebut
tidak segera diselesaikan secara positif, maka kepercayaan diri guru bimbingan dan
konseling dalam menjalankan tugasnya di sekolah pasti akan terganggu.3

Pada saat yang sama, profesi guru dan konseling perlu tumbuh dan
berkembang untuk mampu memberikan layanan konsultasi yang baik. Setiap
instruktur dan konsultan harus memahami bahwa pertumbuhan dan pengembangan
profesional sangat penting untuk mencapai kinerja dan layanan berkualitas.
Perasaan positif konselor terhadap guru atau tenaga kependidikan membantu
menciptakan suasana saling ketergantungan yang kohersif dan positif. Sebaliknya,
konselor yang mengalami emosi negatif akan berdampak buruk pada hubungan
interpersonal dengan guru atau tenaga kependidikan, yang pada akhirnya juga
menimbulkan perilaku negatif.4

1. Permulaan Perspektif Supervise Binmbingan dan Konseling Awal


Perspektif histories ilmu dan bimbingan konseling 1900-an. secara
formatif, permulaan pergerakan bimbingan telah didorong oleh pionir di dasarkan
pada ide-ide atau pemikiran sosialisme Adapun pioner yang memplopori yakni
Frank Parson, Jesse Buttrick Davis, Cliffold W. Beers Eli Witwer Wafer dan Anna
Yomans Reed. Pada masa ini, pergerakan bimbingan, ilmu bimbingan sudah
disadari sebagai satu konsep. Namun ilmu bimbingan tidak memiliki ststus yang
independent hanya program tambahan pada sistem Pendidikan.5

3
Muhammad Eka Prasetia, ‘Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Kinerja Guru
Bimbingan Dan Konseling’, Islamic Counseling : Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 5.2 (2021),
165 <https://doi.org/10.29240/jbk.v5i2.3035>.
4
Eni, ‘済無 No Title No Title No Title’, Angewandte Chemie International Edition, 6(11),
951–952., Mi, 1967, 5–24.hlm.4-7
5
Hartoyo, Hidayah, and Wahyuni.

2
Profesi Bimbingan dan Konseling memiliki historis dalam karangan
rentetan waktu yang melibatkan dinamika masalah pada setiap dekade generasi
terakhir pada beberapa literatur, seperti buku John M. Brewer (1942) berjudul
"History of Vocational Guidance". Disertasi Barry dan Wolf (1955) yang berjudul
"A History of The Guidance Personal Movement in Jesse Buttrick Davis (1871-3
November 1955) merupakan konselor pertama yang melaksanakan program
bimbingan secara sistematis pada lingkungan sekolah di Detroit dari tahun 1897
hingga 1907. Pada tahun 1907, Davis menjabat kepala sekolah pada sekolah
menengah, kemudian Davis mendorong para guru bahasa inggris di sekolah untuk
menggunakan susunan pelajaran mengarah pada minat karier, pengembangkan
karakter, dan komunikasi interpersonal. Selama kunan waktu itu, program
bimbingan ini menekankan pada jabatan, seleksi, dan penempatan.

Clifford Whittingham Beers (30 Maret 1876-9 Juli 1943) kenal sebagai
penggerak kesehatan mental di Amerika Serikat. Pada tahun 1908, Beers telah
menulis buku yang berjudul "A Mind That Found Itself" yang berisi tentang
riwayat perawatan dan perlakuan yang telah dialami dalam tekanan psikologis
pada lembaga kesehatan mental selama masa anak-anak. Buku otobiografi ini
sudah menjadi buku penjualan yang terlaris dan masih dicetak. Pergerakan
kesehatan mental ini digunakan sebagai pengobatan emosional dan kebutuhan
perkembangan dalam metode klinis, sebagaimana ilmu bimbingan menjalankan
fungsinya. Eli Witwer Weaver (5 Agustus 1862-1 November 1922) dikenal sebagai
edukator terbaik dan guru matematika di Sekolah Menengah Umum, Weaver diberi
julukan "Bapak Bimbingan Vokasi pada Sekolah Umum.menyusun pula bimbingan
pada kurikulum sekolah “. Reed membangun layanan bimbingan pada sekolah di
Seattle. Reed meyakini bahwa layanan bimbingan penting sebagaimana
pengembangan hasil dari pendidikan. Dalam persaingan yang ketat, orang-orang
memerlukan usaha terbaik pada beberapa tugas dalam melihat diri.

2. Bimbingan Pada Biro, Sekolah dan Militer


Perspektif historis ilmu bimbingan dan Konseling tahun 1910 an. Biro
bimbingan yang dibangun masih berlanjut setelah Frank Parson meninggal. Pada
tahun 1910, Biro bimbingan pada kepemimpinan bana menawarkan layanan

3
bimbingan kepada publik. Biro bimbingan juga membangun pelatihan guru sebagai
konselor. Pada proposal awal layanan bimbingan dinamakan instruksional bagi
siswa dalam informasi jabatan, pengembangan layanan penempatan, dan
menemukan tindak lanjut informasi. Komite bir bimbingan melaksanakan
konferensi nasional bimbingan vokasional pertama pada 15-16 November 1910 di
Boston. Konferensi ini didelegasikan pada spektrum tenaga kerja, industri, bisnis,
pekerja sosial.6

Buletin pertama dipublikasikan oleh NVGA dari tahun 1915 hingga 1918
"The Vocational Guidance Buletin" yang berisi medium komunikasi tentang
bimbingan vokasional. Tahun 1918 hingga 1921, Buletin berubah "Vocational
Guidance Association Buletin" seiring perubahan pada struktur organisasi NVGA.
Pada tahun 1924, nama diubah "National Vocational Guidance Magazone". Saat
ini, publikasi ini yang diterbitkan berjudul "Journal of Counselling and
Development".

Selama Perang Dunia I (1914-1918), tes Intelegensi (Army Alpha dan


Ammy Beta) Selama kurun waktu ini, tes intelegensi digunakan sebagai instrumen
untuk seleksi, penempatan dan pelatihan bagi militer. Sesudah Perang Dunia ke 1,
instrumen digunakan pada populasi penduduk. Kondisi ini menandakan pergerakan
psikometri sebagai salah satu keahlian dalam basis konseling.

Pada akhir tahun 1920-an, kebutuhan bimbingan dalam penyesuaian diri


semakin disadari dan proses konseling semakin terlihat pada model yang
ditekankan oleh konselor. Suatu, individu menyadari perlunya proses bimbingan
ditambah model konseling yang semakin menarik. Sebagai trend yang berlanjut,
bimbingan karier digolongkan dalam bagian bimbinganyang merupakan
keseluruhan dari pendidikan seperti halnya bimbingan pribadi dan sosial. Selama
proses ini bimbingan dilihat sebagai program layanan tambahan di sekolah.

3. Model Bimbingan Konseling Pertama


Perspektif histons ilmu bimbingan dan Konseling tahun 1930-an. Selama
dekade 1930-an, Amerika Serikat mengalami depresi dan keputusasaan. Salah satu
masalah yang dihadapkan adalah penempatan pada pekerjaan. Selama kurun waktu
6
Pribadi.

4
ini presiden Roosevelt meminta dan memperoleh dari kongres legislatif tentang
mendirikan lembaga "Federal Emergency Relief Act" dalam membangun sistem
bantuan federal. Menurut Harry L. Hopkinn, Solusi ini memandang bahwa
"bantuan pekerjaan lebih baik daripada memberikan uang". Kemudian didirikan
pula "The Civilian Conversation”.

Gysbers dan Moore telah mengembangkan panduan pemodelan dan


panduan yang komprehensif. Model ini mendapat pujian yang tinggi, antara lain:
pertama, istilah kanker menggabungkan semua peran yang diambil individu dalam
situasi kehidupan yang berbeda, kedua, penggunaan istilah pengembangan pribadi
adalah proses menjadi sesuatu atau keadaan yang dilaluinya. Ketiga, pekerjaan
berkaitan dengan konteks kehidupan individu. Keempat, memiliki pandangan
holistik terhadap individu, seperti: kebutuhan fisik, emosional, dan unik individu.
Banyak upaya telah diinvestasikan dalam program pendampingan dan
pendampingan untuk memfasilitasi pengembangan karir di sekolah.7

4. Diversifikasi Bimbingan dan konseling


Gysbers dan Henderson (2006) menelusuri tren mentoring dan konseling di
AS dari tahun 1910 hingga 1970. Mentoring dan konseling sebagai layanan
tambahan bagi siswa menjadi program pengembangan, Perspektif Sejarah Ilmu
Bimbingan dan Konseling pada Tahun 1980an. Pada tahun 1980an, APGA menjadi
American Association for Consulting and Development (AACD), dan standar
konsultasi terus berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan menjadi pusat
refleksi orang dewasa dan lanjut usia, pertanyaan tentang gender dan preferensi
seksual, perkembangan etika dan lintas budaya.8

5. Akuntabilitas, Kode Etik, dan Standarisasi Bimbingan dan Konseling


Perspektif Sejarah Ilmu Bimbingan dan Konseling Tahun 1990an. Pada
tahun 1990an, AACD berubah menjadi American Counseling Association (ACA).

7
Hariko, R. (2020). Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Agentik untuk
Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa Sekolah Menengah Pertama (Doctoral dissertation,
Universitas Negeri Malang).
8
Syaifullah Nur, ‘PENGEMBANGAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA
PENGUNGKAPAN MASALAH SISWA KEPADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Syaifullah Nur Universitas Muhammadiyah Makassar Email : Syaifullahnur.Edu@gmail.Com
PENDAHULUAN Era Globalisasi Hasil Dilihat Dalam Undang-Undang RI No . Te’, Jurnal J-
BKPI, 01.01 (2021), 48–59.

5
Isu keberagaman dan multikultural semakin meningkat, permasalahan spiritual
mulai bermunculan.

Perspektif sejarah ilmu bimbingan dan konseling di Indonesia. Di


Indonesia, SK Menpan No. 83/1993 mengatur tentang jabatan fungsional guru dan
memuat peraturan tentang bimbingan dan konseling di sekolah yang dikeluarkan
melalui keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. bimbingan dan konseling
sebagai layanan tambahan bagi mahasiswa yang terdaftar pada program tersebut
mengembangkan.

Perspektif Sejarah Ilmu Bimbingan dan Konseling pada Tahun 1980an.


Pada tahun 1980an, APGA menjadi American Association of Counseling and
Development (AACD), standar konseling semakin meningkat, dan pertumbuhan
dan perkembangan menjadi fokus konseling.

6. Akuntabilitas, Aturan Konflik, dan Standardisasi Bimbingan dan


Konseling
Perspektif Sejarah Ilmu Bimbingan dan Konseling. Pada tahun 1990an,
AACD menjadi American Counseling Association (ACA). Isu keberagaman dan
multikultural semakin meningkat, permasalahan spiritual mulai bermunculan.
Telah disetujui.

Perspektif sejarah ilmu bimbingan dan konseling di Indonesia. Di


Indonesia, SK Menpan Nomor 83 Tahun 1993 mengatur tentang jabatan fungsional
guru, termasuk peraturan tentang bimbingan dan konseling di sekolah yang
dikembangkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 1995. sebagai pedoman kinerja guru. fungsi dan tugas. dan nilai kredit
mereka. Dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini, istilah
bimbingan dan konseling diubah menjadi bimbingan dan konseling di sekolah
yang dilakukan oleh guru pengawas. Oleh karena itu dilaksanakannya layanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Terealisasi.9

Sedangkan pada tahun 1993, pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling


di sekolah kurang berorientasi sehingga berdampak negatif terhadap citra BP di
9
Fatimah, S. (2020). Asesmen Akuntabilitas Kinerja Konselor: Ditinjau Dari Segi
Permasalahan Dan Model Pelaksanaannya. QUANTA, 4(2), 77-86.

6
sekolah. Konselor dianggap polisi sekolah, BP dianggap sebagai konselor siswa
saja, BP terbatas pada siswa tertentu, BP melayani yang sakit dan/atau luar biasa,
BP bekerja sendiri, wali siswa berwarna n tidak ramah terhadap BP. Mereka
beranggapan bahwa anak yang berobat ke BP adalah anak bermasalah. Setelah
model 17 dan 17 plus, lahirlah model baru yang disebut orientasi global, yaitu
layanan bimbingan dan konseling menyeluruh bagi semua siswa, yang di dalamnya
semua siswa diorientasikan. dan layanan konsultasi. Penekanan pada layanan
bimbingan dan konseling yang komprehensif adalah untuk membantu peserta didik
mencegah berbagai masalah yang menghambat perkembangannya. Pelayanan
konseling dan bimbingan komprehensif mempunyai empat komponen, yaitu:

a. program orientasi,
b. perencanaan individual,
c. pelayanan responsif, dan
d. dukungan sistem. (Zamroni dan Raharjo, 2015)

Pada tahun 2003, UUSPN (UU No. 20/2003) menyatakan dalam Pasal 1
(Ayat 6) UU Pendidikan Nasional bahwa “Bimbingan adalah salah satu sifat
seorang pendidik”. Pengakuan akan adanya hukum bagi dengan adanya penasihat
di Pendidikan Nasional adalah kondisi terbaik. prestasi dalam sejarah BK di
Indonesia. Sebagai sebuah perkumpulan profesi, ABKIN (Asosiasi Pemandu
Konseling Indonesia) menyatakan bahwa “konselor adalah pendidik dan layanan
profesional yang diberikan konselor adalah bimbingan dan nasehat”.

Setelah BK selesai maka terbitlah Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 yang menjelaskan bahwa bimbingan dan
konseling adalah suatu pelayanan profesional pada satuan pendidikan yang
dilakukan oleh pendidik pendidikan profesi khususnya sebagai guru atau
pembimbing. yang membimbing dan memberi nasihat. Konselor adalah seseorang
yang mempunyai sekurang-kurangnya gelar sarjana pendidikan (S-1) di bidang
pengajaran dan konseling serta telah menyelesaikan program pelatihan.

7. Bimbingan dan Konseling Profesi (PPG).


Program studi pengajaran dan konseling, khususnya kegiatan pengajaran
dan konseling, dirancang untuk memfasilitasi perkembangan siswa guna

7
membantu mereka mencapai perkembangan yang baik, memperoleh keterampilan
dasar dan mempunyai pola pikir yang sehat. Layanan perencanaan pribadi
merupakan layanan pendukung yang dapat membantu individu merencanakan dan
mewujudkan masa depannya. Layanan Respon adalah layanan dukungan bagi
siswa yang mempunyai masalah mendesak atau mungkin memerlukan bantuan
dengan cepat. Dukungan sistematis adalah kegiatan yang meningkatkan dan
meningkatkan keseluruhan program bimbingan dan konseling melalui
pengembangan profesional, hubungan staf dan masyarakat, konseling guru,
program, penelitian, penelitian dan pengembangan. Program ini memberikan
dukungan kepada instruktur dan konselor (konselor). Dalam upaya percepatan
implementasi kurikulum dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya
berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan.10

Ia juga bertanggung jawab terhadap perkembangan kepribadian siswa.


Berdasarkan (Ahmadi. 2010), guru harus menciptakan proses pembelajaran yang
dapat merangsang siswa belajar secara efektif dan dinamis untuk mencapai dan
mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka akan semakin banyak perubahan yang terjadi di berbagai bidang
kehidupan manusia dan akan mempengaruhi perkembangan nilai-nilai budaya dan
agama dalam kehidupan setiap individu.

Guru yang profesional bukan lagi sekedar guru yang mampu mengajar
dengan baik, namun guru yang mampu menjadi pembelajar dan agen perubahan di
sekolah. Guru profesional juga dapat menjalin dan mengembangkan hubungan
untuk meningkatkan pembelajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, guru
profesional pada umumnya dan instruktur serta konsultan pada khususnya selalu
beradaptasi dengan perkembangan zaman. Saat ini, di era Industri 4.0, sesuai
peraturan yang berlaku saat ini, guru wajib memiliki 4 keterampilan:

a. kapasitas pedagogi,

b. kapasitas profesional,

c. kompetensi sosial,
10
Nurrahmi, H. (2015). Kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling. Jurnal
Dakwah Alhikmah, 9(1), 45-55.

8
d. kapasitas personal. Jadi, BK gunu perlu mengembangkan empat
keterampilan lagi, yaitu:

1. kapasitas kritis,
2. kapasitas kreatif,
3. kapasitas komunikasi, dan
4. kapasitas kolaboratif untuk menghadapi tantangan era disruptif industri
4.0.

Perspektif ilmiah postmodern tentang bimbingan dan konseling. Lahirnya


postmodernisme tidak terlepas dari keberadaan modernisme. Pandangan
modernisme berpendapat bahwa kebenaran ilmiah bersifat mutlak dan obyektif,
artinya tidak mempunyai nilai kemanusiaan. Dari sinilah lahir paham baru yaitu
postmodernisme yang dikemukakan oleh sejumlah tokoh seperti Jean Francouis
Lyotard, Anderson & Goolishian, Insookimberg Steve de Shazer, Michael White,
David Epston. Postmodernisme merupakan kelanjutan dan penyesuaian
modernisme guna menghadirkan pemikiran baru dan solusi baru terhadap visi
ilmiahnya. Terutama nasihat orientasi. Tokoh teoritis postmodern, INSOO KIM
BERG menghargai pengembang dengan pendekatan yang berfokus pada solusi.
Hingga kematiannya pada tahun 2007, dia adalah direktur Pusat Terapi Keluarga
Ringkas di Milwaukee, Wisconsin. Sebagai pemimpin dalam praktik terapi ringkas
yang berfokus pada solusi, ia telah mengadakan seminar di Amerika Serikat,
Jepang, Korea, Australia, Denmark, Inggris, dan Jerman. Di antara tulisannya
adalah layanan berbasis keluarga Pendekatan berorientasi solusi (1994),
Memecahkan masalah mabuk: Satu pendekatan. Fokus pada solusi dan wawancara
untuk menemukan solusi.

8. Sejarah Pandang Konstruksionisme Sosial


Historical Glimpse Constructionism Social Freud, Adler, dan Jung adalah
bagian dari paradigma besar pergeseran yang mengubah psikologi maupun filsafat,
ilmu pengetahuan, medis, dan bahkan seni. Pada abad ke-21, postmodern
konstruksi alternatif sumber pengetahuan tampaknya menjadi salah satu pergeseran
paradigma yang paling mungkin mempengaruhi bidang psikoterapi. Penciptaan
diri, yang begitu mendominasi modernis mencari hakikat manusia dan kebenaran.

9
Untuk beberapa constructionists sosial proses "mengetahui" temasuk sebuah
ketidak percayaan dari posisi yang dominan menyerap budaya keluarga dan
masyarakat hari ini dan perubahan dimulai dengan dekonstruksi kekuatan narasi
budaya dan kemudian dilanjutkan dengan co-konstruksi kehidupan makna baru.11

Ada sejumlah perspektif praktek terapi postmodem, yang paling terkenal


adalah pendekatan sistem bahasa kolaboratif , yang berfokus pada solusi terapi
singkat, berorientasi terapi solusi, dan narasi terapi. Bagian berikutnya membahas
bahasa kolaboratif pendekatan sistem, tapi bab ini membahas dua dari pendekatan
postmodern yakni: berfokus pada terapi solusi dan terapi narasi singkat.

9. Pendekatan Sistem, Kolaborasi Bahasa


The Collaborative Language Systems Approach Dinyatakan oleh Harlen
Anderson dan almarhum Harold Goolishian (1992) dari Institut Calveston
Houston. Lebih menolak tempis dikontrol dan intervensi berdasarkan teori-lain
pendekatan terapeutik Amerika Utara, Anderson dan terapi Goolishian
mengembangkan kepedulian dengan klien. Sikap mereka mirip dengan Carl
Rogers.

Sistem sosiokultural di mana orang hidup adalah produk interaksi sosial,


bukan pendekatan terapeutik Amerika Utara, Anderson dan terapi Goolishian
mengembangkan kepedulian dengan klien. Sikap mereka mirip dengan Carl
Rogers, Sistem sosiokultural di mana orang hidup adalah produk interaksi sosial,
bukan sebaliknya. Ketika orang mencari tempi, mereka sering "terjebak dalam
sistem dialogis yang memiliki bahasa yang unik, makna, dan proses yang terkait
dengan "masalalaya. "Dalam pendekatan ini pertanyaan-pertanyaan yang diminta
terapis selalu diinformasikan oleh klien. Terapis memasuki sesi dengan beberapa
pengertian dari arahan atau dari apa yang diinginkan Idien. Jawaban klien
menyediakan informasi yang merangsang kepentingan therapist, masih dalam
penyelidikan postur, dan pertanyaan lain merupakan hasil dari setiap jawaban yang
diberikan.

11
IM Hambali, ‘Perspektif “Family System Intervency” Untuk Proteksi Karakter
Kebajikan Siswa Sma’, Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling, 1.2 (2016), 12–18
<https://doi.org/10.17977/um001v1i12016p012>.

10
Suatu cerita adalah representasi pengalaman; “itu membangun sejarah di
masa sekarang". Percakapan berkembang menjadi dialog makna baru, constructing
kemungkinan naratif baru Therapis telah menanamkan sebagai kedua konsep
kunci: yang berfokus pada solusi dan pendekatan terapi naratif Solutions Focused
Brief Therapy (SFBT) (TempiSingkat Solusi Terfokus) Key Concepts De Shazer
(1988, 1991) menunjukkan bahwa tidak perlu mengetahui penyebab masalah untuk
menyelesaikannya, dan bahwa tidak ada hubungan antara masalah dan solusi
mereka. Mengumpulkan informasi tentang problem tidak diperlukan untuk
perubahan, kecuali: Jika mengetahui problem dan memahami problem tidak
penting, jadi mencari solusi yang "benar". Setiap orang mungkin
mempertimbangkan beberapa solusi, dan apa yang benar bagi satu orang mungkin
tidak cocok untuk orang lain.12

Orientasi positif, Solusi yang berfokus pada terapi singkat SFBT didasarkan
pada asumsi bahwa orang-orang yang sehat dan berkompeten, memiliki
kemampuan untuk membangun solusi yang dapat meningkatkan kehidupan mereka
Proses tempeutik menyediakan suatu konteks dimana individu fokus pada
pemulihan dan menciptakan solusinya. bukan membicarakan masalah mereka.
O'Hanlon (1994) menggambarkan orientasi positif ini: "mengembangkan solusi-
meningkatkan kehidupan bagian dari kehidupan manusia daripada berfokus pada
masalah dan perubahan luar biasa dapat terjadi sangat cepat" Terapis dapat
berperan dalam membantu orang dalam membuat suatu pergeseran dari masalah
dengan kemungkinan-kemungkinan baru, dapat mendorong dan menantang klien
untuk menulis cerita yang berbeda dan berakhir pada sesuatu yang baru.

Mencari kerja apa; Individu membawa cerita untuk terapi. Beberapa


digunakan untuk membenarkan keyakinan kehidupan mereka, data tidak dapat
diubah atau lebih buruk lagi hahwa hidup akan bergerak semakin jauh dari tujuan
mereka.Terapis yang berfokus solusi Singkat membantu klien dalam memberi
perhatian pada pengecualian untuk pola masalah mereka , SFBT berfokus pada
mencari tahu apa yang dilakukan orang-orang yang bekerja dan kemudian

12
Wahyu Nanda Eka Saputra, ‘Evaluasi Program Konseling Di Smp Kota Malang:
Discrepancy Model’, Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi
Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 1.2 (2015), 180 <https://doi.org/10.26858/jpkk.v1i2.1815>.

11
membantu mereka dalam menerapkan budaya untuk menghilangkan masalah
dalam jumlah waktu yang sesingkat mungkin O'Hanlon (1999) menyatakan "in
mendorong orang untuk pindah dari sifat menganalisis masalah yang muncul dan
sebagai gantinya mulai mencari solusi dan mengambil tindakan pemecahannya".

Ada berbagai cara untuk membantu klien dalam berpikir entang apa yang
telah mereka kerjakan. De Shazer (1991) lebih memilih untuk melibatkan klien
dalam percakapan yang mengurah. Menurut Hill (2012), itu adalah penting untuk
menekankan strategi yang diprakarsai konsdor untuk perguruan tinggi dan
kesiapan karir, sesuatu kelompok konselor sekolah ini menemukan tantangan.
Salah satu dari beberapa layanan BK yang dapat digunakan sesuai dengan
perkembangan zaman dan dapat dilakukan untuk berbagai macam masalah adalah
hyanan konseling berorientasi postmodern. Pendekatan postmodern merupakan
pendekatan yang berjalan singkat yang berfokus pada pemecahan masalah yang
menekankan pada potensi konseli, bukan berfokus pada penyebab atau problem.

Pendekatan postmodern menekankan pada konseli yang merupakan


individu yang unik dan subjektif serta bahasa atau naratif yang dikonstruksikan
sendiri oleh konseli, pendekatan postmodem menjelaskan bahwa proses layanan
sepenuhnya berada pada konseli. Kegiatan natatif memberikan kesempatan untuk
menyusun sistematika dalam peristiwa, dan untuk menciptakan kesinambungan
antara masa lalu, saat ini, dan pandangan ke depan. Perspektif histons ilmu
bimbingan dan konseling di revolusi industri 4.0. Sedangkan di era revolusi
industri 4.0 ini, pemenuhan kebutuhan berupa informasi menjadi sangat mudah
dengan hadirnya internet yang menyediakan transfer informasi secara cepat ,
Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan sendi teknologi menuntut
pergeseran dari paradigma pembelajaran konvensional menuju berbasis teknologi
paradigma belajar, Selain itu, pembelajaran yang unggul membutuhkan guru yang
profesional.13

Sementara itu, para guru yang berasal dari era pra-digital mengalami
kesulitan dalam membangun komunikasi yang efektif dengan anak-anak atau siswa

13
Yasmini, N. W. S. (2020). Integrasi satua bali dalam konseling postmodern untuk
meminimalisasi perilaku bullying siswa. Indonesian Journal of Educational Development
(IJED), 1(2), 190-198.

12
dari era digital, Kebiasaan dan cara mereka belajar tentu sangat berbeda dengan
kebiasaan dan cara guru dan orang tua belajar di masa lalu. Hal ini sering membuat
kedua belah pihak, siswa di satu sisi dan para guru dan orang tua di sisi lain,
menjadi frustrasi karena kurangnya pemahaman yang baik antara murid dan guru.

Sesuai dengan perkembangan zaman dari segala aspek kehidupan termasuk


pendidikan khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling yang terus
mengalami perkembangan mulai dari teori yang muncul di awal sampai saat ini
terdapat banyak sekali pendekatan-pendekatan baik yang bersifat kognitif, afektif,
dan behavior. Menjadi suatu tantangan tersendiri bagi para konselor atau Guru BK
dalam memberikan layanan di era yang serba digital dan online ini.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada tingkat formatif, pemulaan perspektif historis mengenai bimbingan
dan konseling didorong. Oleh para prionir berdasarkan gagasan atau pemikiran
sosialisme keadaan efolusi di setiap dekadenya, telah memberikan konstribusi yang
besar terhadap perkembangan profesi pengajar dan historis perspektif of global

13
guidance and consulting Indonesia di terbirkan modern dan refolusioner. Program
bimbingan dan konseling tercantum dengan nomr kementrian Pendidikan dan
kebudayaan 111 tahun 2014 adalah program tahunan dan program semester. Selain
itu, seseorang guru BK mendampingi 150 siswa dengan memberikan layanan. Pada
dasarnya permendikbut 2014 nomor 111 melalui bimbingan dan konsultasi
komprehensif sebagai referensi utama.

Perubahannya terletak pada perkembangan fungsi orientasi dan saran yang


diterjemahkan ke dalam pemahaman, pencegahan, perbaikan,pemeliharaan,
mengembangkan, mendistribusikan, mengadaptasi dan beradaptasi. Instruktur dan
kopnselor saat ini menghadapi tantangan yang paling besar. oleh karena itu, guru
BK mempunyai kewajiban untuk mempengaruhi keterampilannya. Menasehati dan
membimbing siswa di sekolah.

Jadi tantangan untuk guru BK di era disrupsi ini merupakan guru BK yang
perlu memperbarui keterampilannya antara lain pembaruan pastoral, melalui dari
pola piker hingga strategi pelayanan. Sebab, propesor BK membawa
mahasiswanya untuk mengembangkan potensinya, untuk sementara waktu
dinamika, pemikiran, dan perilaku mahasiswa pun ikut berubah di era disruptip ini.
Salah satu dari sekian banyak layanan BK dapat digunakan tergantung pada
berkali-kali dan dapat dilakukan untuk berbagai jenis masalah sebaagai layanan
orientasi postmodernis.

Pendekatan postmodern adalah metode pemecahan masalah jangka pendek


(solusi) menekankan potensi ytang dimiliki konseli tanpa berfokus pada penyebab
atau masalah. Pendekatan postmodern menekankan konseli sebagai seorang
individu orisinalitas dan subjektivitas serta Bahasa atau cerita mentor itu sendiri,
pendekatan postmodern menjelaskan bahwa proses pelayanan bersifat menyeluruh
menasehati. Kegiatan naratif memberikan kesempatan untuk Menyusun secara
sistematis secara mendalam perintiwa dan menciptakan kontinum antara masa lalu,
masa kini dan tinjauan ke masa depan.

B. Saran
Setiap instruktur dan konsultan harus memahami bahwa pertumbuhan dan
pengembangan profesional sangat penting untuk mencapai kinerja dan layanan

14
berkualitas. Perasaan positif konselor terhadap guru atau tenaga kependidikan
membantu menciptakan suasana saling ketergantungan yang kohersif dan positif.
Sebaliknya, konselor yang mengalami emosi negatif akan berdampak buruk pada
hubungan interpersonal dengan guru atau tenaga kependidikan, yang pada akhirnya
juga menimbulkan perilaku negatif

15
DAFTAR PUSTAKA
Eni, ‘済無 No Title No Title No Title’, Angewandte Chemie International Edition,
6(11), 951–952., Mi, 1967, 5–24

Hambali, IM, ‘Perspektif “Family System Intervency” Untuk Proteksi Karakter


Kebajikan Siswa Sma’, Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling, 1.2 (2016),
12–18 <https://doi.org/10.17977/um001v1i12016p012>

Hartoyo, Saiful, Nur Hidayah, and Fitri Wahyuni, ‘Perspektif Histories Bimbingan
Dan Konseling Global ’, Prosiding Seminar & Lokakarya Nasional
Bimbingan Dan Konseling 2022 PD ABKIN JATIM & UNIPA SBY, 2022,
133–47

Nur, Syaifullah, ‘PENGEMBANGAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA


PENGUNGKAPAN MASALAH SISWA KEPADA GURU BIMBINGAN
DAN KONSELING Syaifullah Nur Universitas Muhammadiyah Makassar
Email : Syaifullahnur.Edu@gmail.Com PENDAHULUAN Era Globalisasi
Hasil Dilihat Dalam Undang-Undang RI No . Te’, Jurnal J-BKPI, 01.01
(2021), 48–59

Prasetia, Muhammad Eka, ‘Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Kinerja


Guru Bimbingan Dan Konseling’, Islamic Counseling : Jurnal Bimbingan
Konseling Islam, 5.2 (2021), 165 <https://doi.org/10.29240/jbk.v5i2.3035>

Pribadi, Hendra, ‘Historis Bimbingan Dan Konseling (Dekade Pergerakan Profesi


Bimbingan Dan Konseling)’, Jurnal Bimbingan Dan Konseling Borneo, 2.1
(2020), 19–28 <https://doi.org/10.35334/jbkb.v2i1.1468>

Saputra, Wahyu Nanda Eka, ‘Evaluasi Program Konseling Di Smp Kota Malang:
Discrepancy Model’, Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling: Jurnal
Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 1.2 (2015), 180
<https://doi.org/10.26858/jpkk.v1i2.1815>

16
17

Anda mungkin juga menyukai