Upcycle Fashion by ‘Shela Label’

Bidang : Industri

Nama : Shilke Winda Octavia Sihite

Fakultas : Fakultas Ilmu Administrasi
No. Peserta : 394

A. Latar Belakang
Fashion merupakan bagian penting dari kehidupan seseorang.
Perkembangan industri fashion yang sangat pesat merupakan mimpi buruk bagi
bumi. Perkembangan yang pesat ini menjadi ancaman bagi lingkungan, karena
industry fashion merupakan penyumbang limbah terbesar kedua di dunia. Limbah
pakaian ini didukung oleh fenomena fast fashion yang menghasilkan berbagai
macam model fashion dengan jangka waktu pemakaian yang singkat. Dampak
yang dihasilkan dari fenomena fast fashion dapat dilihat di depan mata. Oleh
karena itu, munculah motivasi konsep “Upcycle Fashion by Shela Label”. Upcycle
Fashion ini merupakan upaya untuk menurunkan jumlah limbah pakaian dengan
membuat pakaian lama menjadi baru kembali. Dengan konsep perancangan
upcycle, diharapkan dapat menjadi solusi untuk memanfaatkan secara maksimal
limbah pakaian agar bernilai lebih.

B. Deskripsi Produk
“Upcycle Fashion by Shela Label” adalah eksplorasi penggabungan
material pakaian dengan karakteristik yang berbeda. Dengan memanfaatkan secara
maksimal limbah pakaian lama yang masih berkualitas untuk dapat dimanfaatkan
lagi masyakarat dengan tampilan yang unik dan berbeda dari sebelumnya. Konsep
akhir desain ditentukan berdasarkan limbah pakaian lama yang tersedia, yang
kemudian dipadukan dengan beberapa limbah pakaian lainnya yang sesuai dengan
warna senada maupun sesuai tema. Upcycle fashion ini tidak murni 100% terbuat
dari material limbah pakaian lama. Material baru tetap digunakan sebagai material
tambahan untuk dekorasi.

C. Mekanisme Produksi Barang atau Jasa Layanan

“Upcycle Fashion by Shela Label” dijalankan dengan berbagai langkah
untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Salah satu mekanisme inti yang
dilakukan adalah menjalin kerjasama dengan penjual pakaian bekas. Karakteristik
pakaian bekas yang didapatkan masih sederhana.
Dimulai dengan pemilahan beberapa warna dan karakteristik limbah
pakaian lama yang sesuai dengan mood board yang telah disusun. Adapun jumlah
limbah pakaian yang digunakan untuk perancangan satu buah baju baru dengan
menggabungkan dua atau tiga pakaian bekas lainnya.
Kemudian, merancang desain untuk model fashion yang baru yang
kemudian dirancang model dasar dari pakaian sebelum kemudian dilakukan proses
pengaplikasian material baru yang akan menghasilkan fashion dengan model yang
baru.
D. Rencana Pemasaran
Untuk memperkenalkan “Upcycle Fashion by Shela Label” kepada
masyarakat, kami memanfaatkan media sosial dan platform daring seperti TikTok,
Instagram, Facebook, dan Shopee untuk memasarkan produk kami. Dengan
membuat konten fashion ideas khususnya untuk kalangan Gen Z dan Milenial.
Selain itu, kami juga akan menawarkan penawaran-penawaran menarik, seperti
memberi thankyou card, sticker, dan mengemas produk dengan packaging yang
menarik. Dengan strategi ini, kami berharap masyarakat lebih tertarik untuk
menggunakan pakaian upcycle guna mengurangi fenomena fast fashion demi
menjaga lingkungan dan peduli pada Bumi.

E. Rencana Anggaran
Dengan omzet 2-3 juta perbulan kami akan mengalokasikan 70% dana
untuk pengadaan bahan baku dan investasi untuk memperluas jangkauan. Selain
itu, kami juga akan menalokasikan dana untuk biaya operasional seperti
pemeliharaan dan perbaikan mesin dan lain-lain. Anggaran ini akan dikelola
dengan baik dan efisien sehingga penggunaan dana tidak sia-sia.

F. Kesimpulan
Fenomena fast fashion yang marak dengan menyediakan pakaian yang
cepat, kuantitas yang besar, harga yang murah, dan kualitas yang rendah. Pakaian
yang rusak atau ketinggalan zaman kebanyakan berakhir di tempat pembuangan.
Sehingga, “Upcycle Fashion by Shela Label” hadir untuk menekan permasalahan
utama fast fashion yaitu waste. Dengan upcycle pakaian yang sudah tidak terpakai
lagi menjadi sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perancangkan ini dibuat
untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang upcycle yang menjadi identitas
“Upcycle Fashion by Shela Label”.