Anda di halaman 1dari 15

Nama : Putri Miranda

Nim : 31119081

Kelas : A2 Akuntansi

UTS ANALISIS DATA

4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran data

sampel yang akan diteliti. Hasil analisis statistik deskriptif setiap variabel

diperoleh sebagai berikut:

1. Deskripsi Voluntary Auditor Switching

Auditor switching atau biasa disebut pergantian auditor. Keadaan

yang menyebabkan terjadinya pergantian auditor adalah saat suatu

perusahaan bertujuan untuk meningkatkan reputasi karena terjadi beberapa

faktor yang medukung agar perusahaan mengganti auditornya dengan

auditornya yang lebih baik. Auditor switching dapat di ukur dengan cara :

Auditor Switching : Nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan auditor

switching Nilai 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan auditor

switching . Berikut ini disajikan tabel terkait distribusi frekuensi variabel

voluntary auditor switching untuk dapat diinterpretasikan.

Tabel 4. 2 Frekuensi Voluntary Auditor Switching


Auditor Switching

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Adanya Pergantian 123 61.2 61.2 61.2


Auditor
Adanya Pergantian Auditor 78 38.8 38.8 100.0

Total 201 100.0 100.0

Sumber: Data Diolah Dengan Menggunakan SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut dapat dideskripsikan bahwa terdapat

78 sampel yang melakukan auditor switching dari 201 jumlah keseluruhan

sampel. Sisanya sebanyak 123 sampel tetap mempertahankan auditornya

dan tidak melakukan voluntary auditor switching. Dari deskripsi di atas

dapat dikatakan bahwa selama periode 2019-2021 terdapat 38,8% sampel

perusahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melakukan auditor

switching, sedangkan 61,2% sisanya tidak melakukan auditor switching.

2. Deskripsi Opini Audit

Opini audit merupakan penyataan akhir yang dikeluarkan oleh


auditor guna mengetahui kewajaran suatu laporan keuangan
perusahaan. Dalam penelitian ini opini audit dapat diukur dengan cara:

Opini Audit: Nilai 1 untuk perusahaan yang mendapat opini Wajar Tanpa
Pengecualian Nilai 0 untuk perusahaan yang mendapat selain opini Wajar
Tanpa Pengecualian.. Berikut ini disajikan tabel terkait distribusi frekuensi
variabel opini audit untuk dapat diinterpretasikan.

Tabel 4. 3 Frekuensi Opini Audit

Opini Audit

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Opini Selain WTP 6 3.0 3.0 3.0

Opini WTP 195 97.0 97.0 100.0


Total 201 100.0 100.0

Sumber: Data Diolah Dengan Menggunakan SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut dapat dideskripsikan bahwa terdapat

6 sampel yang memperoleh opini selain unqualified dari 201 jumlah

keseluruhan sampel. Sisanya sebanyak 195 sampel dinyatakan

memperoleh opini unqualified atas laporan auditnya. Dari deskripsi di atas

dapat dikatakan bahwa selama periode 2019-2021 terdapat 3% sampel

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memperoleh opini

selain unqualified, sedangkan 97% sisanya memperoleh opini unqualified

atas laporan auditnya.

3. Deskripsi Financial Distress

Variabel financial distress adalah tahap penurunan kondisi

keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, yang terjadi sebelum

terjadinya kebangkrutan atau likuiditas Berikut ini disajikan tabel terkait

statistik deksriptif variabel financial distress untuk dapat diinterpretasikan.

Tabel 4. 4 Statistik Deskriptif Financial Distress

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Financial Distress 201 -753.54 17.30 -2.6216 53.32639

Valid N (listwise) 201

Sumber: Data Diolah Dengan Menggunakan SPSS 25

Variabel (Financial Distress) mempunyai nilai minimum -753,54

tahun 2019, nilai tersebut merupakan nilai finacial distress yang paling
rendah. Nilai maksimum senilai 17.30 yaitu nilai finacial distress paling

tinggi. Nilai rata-rata menunjukan angka sebesar -2.6216 dengan standar

deviasi 53.32639.

4.3.2 Analisis Regresi Logistik

Model regresi logistik tidak lagi membutuhkan pengujian normalitas atas

variabel independen yang digunakan pada model karena variabel independen

merupakan campuran antara kontinu dan kategori. Analisis ini melibatkan

beberapa tahap uji seperti menilai kelayakan model fit (overall fit model), menguji

kelayakan model regresi (goodness of fit test), uji koefisien determinasi

(Negelkerke’s R Square), tabel klasifikasi. Berikut ini pembahasan dari masing-

masing uji yang dilakukan.

4.3.2.1 Menilai Keseluruhan Model (Overall model Fit)

Pengujian dapat dilihat dari angka -2 log likelihood pada block number = 0

dan -2 log likelihood block number = 1. Nilai -2 log likelihood yang mengalami

penurunan menandakan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data.

Tabel 4. 7 Uji Overal Fit Block number = 0

Iteration Historya,b,c

Coefficients

Iteration -2 Log likelihood Constant

Step 0 1 268.487 -.448

2 268.485 -.455
3 268.485 -.455

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 268.485

c. Estimation terminated at iteration number 3


because parameter estimates changed by less than
.001.

Tabel 4.7. menunjukan nilai yang diperoleh pada -2LogL sebesar 268.485

yang dapat dilihat pada kolom kedua baris terakhir pada tabel di atas. Sedangkan

hasil uji kelayakan model -2LogL block number = 1 adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 8 Uji Overal Model Fit: Block number = 1

Iteration Historya,b,c,d

Coefficients

Financial
Iteration -2 Log likelihood Constant Opini Audit Distress

Step 1 1 267.402 -.005 -.450 .002

2 267.205 -.010 -.456 .004

3 267.127 -.014 -.453 .005

4 267.083 -.020 -.450 .008

5 267.041 -.031 -.444 .012

6 267.019 -.047 -.434 .018

7 267.019 -.049 -.434 .019

8 267.019 -.049 -.434 .019

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.


c. Initial -2 Log Likelihood: 268.485

d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates


changed by less than .001.

Tabel 4.8. menunjukan nilai yang diperoleh pada -2LogL pada block

number = 1 sebesar 284,204. Hasil ini menunjukan penurunan sebesar 2,303 dari

perbandingan block number = 0 sebesar 486,507 dengan hasil block number = 1

sebesar 284,204. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa model yang

dihipotesiskan fit dengan data.

4.3.2.2 Uji Kelayakan Model Regresi(Goodness of Fit)

Pengujian kelayakan model regresi logistik dapat dilakukan dengan

melakukan uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit. Jika nilai signifikansi

yang dihasilkan lebih besar dari 0,05 maka menandakan model mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena

cocok dengan data obeservasinya. Adapun hasil dari uji kelayakan model regresi

sebagai berikut:

Tabel 4. 9 Hosmer and Lemeshow Test

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 11.920 8 .155

Dari output diatas menunjukan nilai chi-square sebesar 11.920 dengan

signifikansi 0,155. Nilai signifikansi diatas lebih besar dari 0,05 sehingga model

regresi dalam penelitian ini diterima karena cocok dengan data observasinya.
4.3.2.3 Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R square)

Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan

Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai

Nagelkerke’s R Square menunjukan seberapa besar variabilitas variabel dependen

yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen.

Tabel 4. 10 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R square)

Model Summary

Cox & Snell R Nagelkerke R


Step -2 Log likelihood Square Square

1 267.019a .007 .010

Dari tabel output Model Summary diatas dapat diketahui bahwa nilai Cox

& Snell R Square adalah sebesar 0,007. Sedangkan, nilai Nagelkerke R Square

adalah sebesar 0,010. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabilitas variabel independen adalah sebesar 0,10% dan sisanya

99% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

4.3.2.4 Tabel Klasifikasi

Tabel klasifikasi menunjukan seberapa besar kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya voluntary auditor switching


yang dilakukan oleh perusahaan. Adapun nilai dari uji klasifikasi dari model

regresi adalah sebagai berkut:

Tabel 4.11 Tabel Klasifikasi

Classification Tablea,b

Predicted

Auditor Switching

Tidak Adanya Adanya


Pergantian Pergantian
Observed Auditor Auditor

Step 0 Auditor Switching Tidak Adanya Pergantian 123 0


Auditor

Adanya Pergantian Auditor 78 0

Overall Percentage

Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa kekuatan prediksi dari model regresi

untuk memprediksi perusahaan tidak melakukan auditor switching sebesar 100%,

yang berarti bahwa dengan regresi yang digunakan ada sebanyak 123 perusahaan

dari seluruh perusahaan yang diprediksi melakukan auditor switching. Dan

kekuatan prediksi model perusahaan yang melakukan auditor switching sebesar

0%, yang berarti dengan model regresi yang digunakan, tidak ada perusahaan

yang diprediksi tidak melakukan auditor switching dari total 78 perusahaan yang

tidak melakukan auditor switching. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kekuatan prediksi dari model regresi sebesar 61.2%


4.3.2.5 Uji Regresi Logistik

Uji regresi logistik digunakan untuk pengujian hipotesis yang dilakukan

terhadap masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dalam

penelitian. Untuk mengetahui apakah hasil dari regresi ini diterima atau ditolak,

perlu diketahui apabila nilai dari signifikan kurang dari 0,05 maka hipotesis

diterima. Dan sebaliknya, apabila nilai analisis lebih dari 0,05 maka hasilnya

ditolak. Tabel 4.12 berikut ini merupakan tabel variabel in the equation yang

bertujuan untuk menunjukan hubungan antar variabel serta pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.12 Tabel Variabel In The Equation

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Opini Audit -.434 .837 .269 1 .604 .648

Financial Distress .019 .045 .172 1 .678 1.019

Constant -.049 .830 .003 1 .953 .953

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2,


Hasil pengujian Tabel 4.12 variabel in the equation digunakan untuk

menguji hipotesis-hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini. Berdasarkan

tabel tersebut, maka diperoleh persamaan sebagai berikut :

Adapun interpretasi dari nilai koefisien regresi logistik dalam persamaan diatas

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta sebesar -0.049 menunjukkan bahwa jika variabel independen

dianggap konstan, maka variabel dependen (Auditor Switching) adalah

sebesar -0.049.

2. Koefisien regresi X1 (Opini Audit) sebesar -0.434 menunjukkan bahwa

jika perusahaan pendapatkan opini wajar tanpa pengecualian maka

keputusan dalam melakukan auditor switching akan menurun sebesar

0.434 kali dibandingkan perusahaan yang mendapat opini selain wajar

tanpa pengecualian.

3. Koefisien regresi X2 (Financial Distress) sebesar 0.019 menunjukkan

bahwa apabila perusahaan mengalami peningkatan tingkat financial

distress sebesar satu dalam satuan maka keputusan perusahaan dalam

melakukan auditor switching akan mengalami peningkatan sebesar 0.019.

4.3.3 Pengujian Hipotesis

4.3.3.1 Uji Secara Parsial (Uji T)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing pengaruh

variabel independen yaitu opini audit dan financial distress terhadap variabel
dependen yaitu auditor Switching secara parsial. Jika nilai sig < 0,05 maka dapat

disimpulkan variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel

dependen. Sebaliknya jika nilai sig > 0,05 maka variabel independen secara

parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji wald yang

diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13

Uji Parsial

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Opini Audit -.434 .837 .269 1 .604 .648

Financial Distress .019 .045 .172 1 .678 1.019

Constant -.049 .830 .003 1 .953 .953

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3.

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Opini Audit menunjukkan nilai koefisien sebesar -0.434 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,604 yang berarti lebih besar dari 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor

switching.

2. Financial distress menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,019 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,678 yang berarti lebih besar 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor

switching.
4.3.3.1 Uji Secara Simultan (Uji F)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel variabel opini audit,

dan financial distress secara simultan berpengaruh terhadap voluntary auditor

switching. Hasil Omnibus Test Of Model Coeficient dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 4.14

Uji Simultan (Likelihood)

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 1.466 2 .481

Block 1.466 2 .481

Model 1.466 2 .481

Sumber : Data diolah dengan menggunakan SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat dilihat hasil Chi-Square sebesar 1.466 dengan

df sebesar 2 dan signifikansi sebesar 0,481 yang berarti lebih besar dari 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa opini audit dan financial distress secara simultan tidak

berpengaruh terhadap voluntary auditor switching.


4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

4.4.1 Pengaruh Opini Audit terhadap Voluntary Auditor Switching

Hipotesis pertama ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh

antara opini audit terhadap voluntary auditor switching. Hasil pengujian regresi

logistik diperoleh nilai koefisien sebesar -0,434 dengan tingkat signifikan 0,604

berada lebih besar dari (5%). Maka hipotesis pertama ditolak, artinya opini audit

tidak berpengaruh terhadap voluntary auditor switching. Hasil penelitian ini tidak

berhasil mendukung hipotesis yang diajukan.

Hasil penelitian memberikan bukti bahwa opini audit tidak berpengaruh

terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2019-2021. Perusahaan melihat auditor tidak semata

dari opininya saja namun melihat kinerja dan independensinya. Perusahaan tidak

akan berpengaruh dengan opini audit yang diberikan auditor dikarenakan opini

auditor sebagai evaluasi perusahaan untuk menilai mengevaluasi perusahaan

tersebut untuk tahun selanjutnya, tidak menutup kemungkinan opini auditor yang

memberikan opini diluar wajar tanpa pengecualian mungkin saja tidak terjadi

auditor switching dikarenakan kepercayaan dan kinerja auditor sudah dipercayai

prinsipal.

4.4.2 Pengaruh Financial Distress terhadap Voluntary Auditor Switching

Hipotesis kedua ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh

antara financial distress terhadap voluntary auditor switching. Hasil pengujian

regresi logistik diperoleh nilai koefisien sebesar 0,019 dengan tingkat signifikan

0,678 berada lebih besar dari (5%). Maka hipotesis kedua ditolak, artinya
financial distress tidak berpengaruh terhadap voluntary auditor switching. Hasil

penelitian ini tidak berhasil mendukung hipotesis yang diajukan.

Hasil penelitian memberikan bukti bahwa financial distress tidak

berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-2021. Hal ini dikarenakan

jika perusahaan mengganti auditor pada saat kinerja keuanggannya kurang baik

atau semakin memburuk ditakutkan auditor yang baru kurang memahami jenis

industri klien dan tentunya auditor yang baru akan membutuhkan waktu untuk

menyesuaikan dan mempelajari materi yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini

menyatakan bahwa kebangkrutan perusahaan tidak cukup untuk menentukan

perusahaan melakukan auditor switching.

4.4.4 Pengaruh Opini Audit dan Financial Distress terhadap Voluntary

Auditor Switching

Berdasarkan hasil pengujian ditemukan bahwa opini audit dan financial

distress secara simultan tidak memiliki pengaruh terhadap voluntary auditor

switching. Hasil ini ditunjukkan dengan Chi-Square sebesar 1.466 dengan df

sebesar 2 dan signifikansi sebesar 0,481 yang berarti lebih besar dari 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa opini audit, financial distress dan fee audit secara simultan

tidak berpengaruh terhadap voluntary auditor switching pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021. Dilihat dari

nilai Nagelkerke R Square hanya sebesar 0,010 (0,010%) dan nilai Cox & Snell R

Square sebesar 0,007 (0,7%). Sehingga variabel independen yaitu opini audit dan
financial distress tidak mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu

voluntary auditor switching yang hanya sebesar 0,010%, sedangkan sisanya 99%

dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor lain diluar dari penelitian ini

Anda mungkin juga menyukai