KAJIAN PUSTAKA
No Thema
Metode
Penelitian & Variabel Hasil
Penelitian
Author
1. The Effect of X1: Jenis penelitian 1. Fleksibilitas
Human Resource Fleksibilitas kuantitatif berpengaruh
Flexibility, X2: dengan analisis signifikan
Employee Kompetensi SEM-PLS terhadap kinerja
Competency, Z1: Budaya dengan 2. Kepuasan kerja
Organizational Organisasi SmartPLS 3.0 berpengaruh
Culture Z2: signifikan
Adaptation and Kepuasan terhadap kinerja
Job Satisfaction Kerja
on Employee Y: Kinerja
Performance
(Sabuhari et al.,
2020)
2. Pengaruh X1: Jenis penelitian 1. Kompensasi
Kompensasi Dan Kompensasi kuantitatif berpengaruh
Fleksibilitas Kerja X2: dengan analisis signifikan
Driver Grab Fleksibilitas jalur (Path terhadap kinerja
Terhadap Kinerja Kerja analysis) 2. Fleksibilitas kerja
Dan Motivasi Z: Motivasi menggunakan tidak berpengaruh
Sebagai Variabel Y: Kinerja SPSS terhadap kinerja
Intervening Di
Mataram
(Saputro et al.,
2021)
9
10
1. Fleksibilitas Kerja
a. Pengertian Fleksibilitas Kerja
lebih rendah. Hubungan pekerja dengan kehidupan rumah dan keluarga akan lebih
harmonis sehingga dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja. Rasa
tanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan dan tingkat konsentrasi dari
pekerja lebih tinggi sehingga akan mudah bagi mereka dalam mengembangkan
karirnya.
Tujuan fleksibilitas kerja Moorhead & Griffin (2013: 134) antara lain, yaitu:
1) Fleksibilitas berkomunikasi
2) Fleksibilitas menentukan rekan kerja
3) Fleksibilitas program kerja
2. Kompensasi
a. Pengertian Kompensasi
akan diterima. Jika kompensasi yang diberikan tidak sesuai maka akan terjadi
penurunan kinerja serta berdampak terhadap penurunan kepuasan kerja.
Pemberian kompensasi bermaksud untuk membantu perusahaan dalam mencapai
target dan sasaran yang telah ditetapkan serta menjamin terciptanya keadilan
secara internal maupun eksternal (Mujanah, 2019: 3).
b. Jenis Kompensasi
c. Tujuan Kompensasi
d. Indikator Kompensasi
3. Kepuasan Kerja
a. Pengertian Kepuasan Kerja
Menurut Marnis & Priyono (2008: 115) kepuasan kerja dapat dipengaruhi
beberapa faktor antara lain :
Menurut (Rivai & Sagala, 2009); Tarmidi et al. (2021) indikator dalam
mengukur kepuasan kerja terdiri dari :
Menurut Sabuhari et al. (2020) indikator dalam mengukur kepuasan kerja terdiri
dari:
4. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai hasil
dari perannya dalam perusahaan (Rivai & Sagala, 2009). Keberhasilan dari
perusahaan juga tidak lepas dari kinerja mitra. Kinerja mitra dapat dikatakan
sebagai hasil yang telah dicapai mitra dengan dipengaruhi beberapa faktor
(Asfiah, 2021). Perusahaan tidak selalu menerapkan level kinerja setinggi
mungkin, namun harus selalu ada perbaikan kinerja menuju yang lebih baik
sehingga dapat memberikan pangsa yang lebih besar bagi perusahaan.
Kinerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang sesuai
dengan tanggung jawab dan wewenang yang diberikan kepadanya (Adamy, 2016:
93). Kinerja mengarah pada kuantitas, kualitas, jangka waktu, kehadiran di
tempat kerja dan sikap kooperatif. Apabila kinerja mitra sudah mencapai hasil
sesuai dengan standar yang telah ditentukan perusahaan, maka dapat dikatakan
mitra sudah baik. Sedangkan, jika kinerja mitra belum mencapai target dapat
dikatakan kinerja kurang maksimal. Perlu bagi mitra untuk meningkatkan
semangat kerja agar mencapai target dan sasaran. Apabila target dapat tercapai
dapat memberikan kepuasan kerja bagi para mitra yang akhirnya berdampak
terhadap peningkatan kinerja.
Jadi dapat dikatakan bahwa kinerja mitra merupakan hasil kerja baik secara
kualitas maupun kuantitas yang dapat diukur dalam suatu periode tertentu.
Penilaian kinerja berperan penting dalam hal pengambilan keputusan perusahaan
yang berhubungan dengan pemberian umpan balik terhadap mitra.
Penilaian mengenai kinerja harus memiliki tujuan yang jelas, sehingga akan
memberikan manfaat yang lebih dirasakan oleh organisasi dan pekerja yang
bersangkutan (Priyono, 2010: 187). Penilaian kinerja memiliki beberapa tujuan
(Rivai & Sagala, 2009), penilaian kinerja memiliki tujuan antara lain:
c. Indikator Kinerja
Menurut Adamy (2016: 93); Rosalia et al. (2020) indikator kinerja terdiri dari:
1) Kuantitas
2) Ketepatan waktu
Menurut (Rivai & Sagala, 2009); Yusuf et al. (2020) indikator kinerja terdiri dari:
1) Inisiatif
2) Kerjasama
3) Kreativitas
4) Ketahanan dalam bekerja
1) Kemampuan individu
C. Kerangka Berpikir
FLX1 STF1 STF2 STF3 STF4 STF5 STF6 STF7 STF8 STF9
FLX2
FLX3
FLX4 EMP1
FLX5 FLX
EMP2
FLX6 EMP3
EMP
STF EMP4
COM1 EMP5
COM2 EMP6
COM
COM3 EMP7
COM4 EMP8
COM5 EMP9
COM6
Gambar 2. 1 Kerangka Pikir
Keterangan:
FLX : Fleksibilitas Kerja (Work Flexibility)
COM : Kompensasi (Compensation)
STF : Kepuasan Kerja (Job Satisfaction)
EMP : Kinerja (Employee Performance)
Sumber : Haryono (2017: 407); Sabuhari et al. (2020); Emerole & Ogbu (2019);
Siddiqi & Tangem (2018); Sudiarditha, (2019); Wicaksono (2019); Siregar et al.
(2021); Saputro et al. (2021); (Kafid & Putra, 2020); (Hashim et al., 2017).
24
D. Hipotesis
Upaya dalam mencapai tujuan dan target perusahaan, sumber daya manusia
memegang peranan penting dalam suatu perusahaan. Salah satu cara dalam
mencapai keunggulan kompetitif perusahaan yaitu dengan menerapkan
fleksibilitas kerja. Fleksibilitas kerja memberikan kebebasan seseorang untuk
menentukan jadwal kerja mengenai kapan mulai bekerja dan berapa lama bekerja
(Moorhead & Griffin, 2013: 133). Selain itu fleksibilitas kerja juga memberikan
kemudahan pekerja dalam menentukan tempat kerja. Mereka bebas memilih
lingkungan dan rekan kerja yang membuat mereka lebih nyaman sehingga dapat
meningkatkan semangat kerja yang berdampak terhadap peningkatan kinerja.
Peningkatan kinerja yang secara terus menerus akan memberikan dampak yang
positif bagi perusahaan dalam mencapai target dan sasaran (Saputro et al., 2021).
Jadwal kerja yang fleksibel mempunyai banyak keuntungan bagi driver dalam
melaksanakan tanggung jawabnya terkait dengan pekerjaan. Jam kerja yang telah
ditetapkan perusahaan Shopee-food 24 jam kerja para mitra dengan mudah dan
bebas dalam mengatur jadwal kerja. Tujuan dengan pemberian jadwal yang
fleksibel yaitu untuk membuat para mitra lebih produktif dalam bekerja sehingga
dapat meningkatkan kinerja yang dapat berdampak terhadap kepuasan kerja.
Meskipun bekerja secara fleksibel peraturan dari organisasi harus tetap dipatuhi.
Driver Shopee-food yang bekerja secara fleksibel tentunya juga harus
memperhatikan aturan dan larangan apa saja yang telah ditentukan oleh Shopee-
food. Jika driver melakukan pelanggaran maka akan berujung dengan pemberian
sanksi bahkan pemutusan hubungan kerja yang nantinya akan berdampak terhadap
penurunan kinerja dan ketidakpuasan kerja.
Kompensasi tidak pernah lepas dari alasan utama seseorang untuk bekerja
(Rosalia et al., 2020). Kompensasi dapat meningkatkan semangat kerja jika
kompensasi yang diberikan sepadan dan sesuai dengan harapan dari pekerja. Salah
satu bentuk kompensasi yang diberikan kepada driver Shopee-food yaitu upah dari
setiap trip pengantaran sebesar 80% dan sisanya 20% masuk biaya layanan di
Shopee-food. Tarif secara otomatis akan ditentukan oleh pihak Shopee-food jika
titik antar lebih dari 3 km. Adanya kenaikan tarif dapat membuat para driver lebih
28