PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Khidmat Sehat Afiat adalah rumah sakit milik pemerintah kota Depok
yang memberikan pelayanan promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative kepada
seluruh masyarakat di Kota Depok. Rumah Sakit Khidmat Sehat Afiat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Seiring berkembangnya Rumah Sakit Khidmat Sehat Afiat terus berupaya dan
berlomba lomba dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan prima kepada
masyarakat dengan menambah pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat.
Mutu pelayanan rumah sakit merupakan hal yang krusial. Rumah sakit sebagai
penyedia jasa layanan bagi masyarakat luas, dituntut untuk memberikan pelayanan
secara baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan. Upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan merupakan langkah terpenting untuk memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada pasien. Pelayanan rumah sakit yang bermutu dapat
meningkatkan kepuasan pasien dan mendorong pasien tersebut untuk mau datang
kembali ke rumah sakit, sehingga dapat meningkatkan kredibilitas rumah sakit di
masyarakat. Hal ini sangat penting dilakukan oleh rumah sakit karena persaingan
bisnis rumah sakit juga semakin kompetitif (Gultom, 2008).
Pelayanan yang bermutu dan prima merupakan salah satu tuntutan masyarakat diera
globalisasi dimana rumah sakit berlomba lomba dalam memberikan pelayanan
terbaiknya, seiring perkembangan jaman dan teknologi banyak rumah sakit
memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan
pesat pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data
atau informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat.
sektor kesehatan merupakan salah satu sektor pembangunan yang sedang mendapat
perhatian besar dari pemerintah karena sangat potensial untuk dapat diintegrasikan
dengan kehadiran teknologi informasi. Kemajuan perkembangan rumah sakit di
Indonesia baik dari aspek administratif atau pun teknologi memberikan dampak
proses pelayanan kesehatan di Indonesia dapat berlangsung efektif dan efisien. Dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan maka munculah inovasi aplikasi berbasis
android yang diimplementasikan oleh perawat dalam pelayanan.
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan prima kepada pasien dengan memanfaatkan teknologi.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan di ruang rawat inap asoka.
2. Meningkatkan peran pasien atau keluarga dalam memberikan feedback
terhadap pelayanan di ruang rawat inap.
III. TEMPAT KEGIATAN
Kegiatan ini diimplementasikan di ruang rawat inap asoka RSUD Khidmat Sehat
Afiat
IV. SASARAN
Seluruh staff keperawatan yang bertugas di ruang rawat inap Asoka RSUD Khidmat
Sehat Afiat Kota Depok.
BAB II
ANALISA SWOT
I. ANALISA SWOT
Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunity, and Threats) pada
awalnya dikembangkan sebagai alat perencanaan perusahaan dan menjadi
salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun tidak menutup
kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan
keputusan dalam pengenalan program-program baru di lembaga pelayanan
kesehatan. Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat
diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang
berkesinambungan karena melaksanakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan.
SKOR INTERPRETASI
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAK/BAB), berpindah, kekamar
tersebut.
C Kemandirian dalam semua aktifitas kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
Lain-Lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat diklasifikasikan
Tampilan submenu
Perhatikan
Submenu dari menu sebagai sarana komunikasi
laporkan yaitu pesan yang yang mudah dan cepat.
dketik bisa langsung
terhubung dengan nomor
whatsapp ruangan asoka.
Tampilan submenu
Laporkan
BAB IV
KESIMPULAN
I. KESIMPULAN
Pelayanan prima merupakan tindakan atau upaya yang dilakukan perusahaan atau
organisasi tertentu untuk memberikan pelayanan maksimal dengan tujuan agar
pelanggan atau masyarakat bisa mendapatkan kepuasan atas pelayanan yang
dilakukan.
Pelayanan prima diera saat ini sudah menjadi tuntutan masyarakat dimana perawat
harus bisa memberikan pelayanan yang prima kepada pasien, pemanfaatan kemajuan
teknologi informasi bisa menjadi tempat untuk perawat bisa meningkatkan
kemampuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan. Aplikasi SiPRIMA
dirancang untuk memberikan kemudahan informasi kepada perawat dalam
memberikan pelayanan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, D., Nugraha, T., & Muhammad, I. (2020). Analisis faktor penentu kepuasan kerja
perawat pelaksana di instalasi rawat inap rsud langsa. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 23–
37.
Desimawati, D.W. (2013). Hubungan Layanan Keperawatan dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Skripsi. Program Studi
IlmuKeperawatan Universitas Jember
Gunawan, D., Hariyati, R. T. S., & Afriani, T. (2019). Hubungan Peran , Fungsi Manajemen
Kepala dan pelaksanaan serah terima yang dipersepsikan oleh perawat. Universitas indonesia.
Lueckenotte, A.G. 2000. Gerontologic Nursing. (2nd ed.). Missouri:Mosby
Sugiarto, Andi. 2005. Penilaian Keseimbangan Dengan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
Pada Lansia Dip Anti Werdha Pelkris Elim Semarang Dengan Menggunakan Berg Balance
Scale Dan Indeks Barthel. Semarang : UNDIP.
LAMPIRAN
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL
( Indeks Kemandirian Katz )
Nama :
No. Rekam Medik :
Tanggal :
1 Mandi
Mandiri :
Tergantung :
2 Berpakaian
Mandiri :
Tergantung :
3 Ke Kamar Kecil
Mandiri :
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
4 Berpindah
Mandiri :
Bergantung :
5 Kontinen
Mandiri :
Tergantung :
6 Makan
Mandiri :
Bergantung :
Nama :
No. Rekam Medik :
Tanggal / Shift :
Paremeter Hasil Pemeriksaan Score Keterangan
Fisiologis
Pernafasan 12 – 20 = 0 Rekomendasi :
9 – 11 = 1 1. Stabil (0) monitoring
21 – 24 = 2 berkala / 8 jam dengan
< 8 / > 25 = 3 monitor dan evaluasi
keluhan dan perubahan
Saturasi >96 = 0 fisiologis
Oksigen 94-95 = 1 2. Penurunan Kondisi,
92 – 93 = 2 pemeriksaan menyeluruh :
<91 = 3 pasang monitor
Alat Bantu Ya = 2 3. Skor 1 – 4 Asesment
nafas Tidak = 0 segera response time 5
Suhu 36.1 – 38.0 = 0 menit dengan eskalasi
35.1 – 36.0 / 38.1 – 39.0 = 1 perawatan manajemen
>39.1 = 2 nyeri, demam, terapi
<35.0 = 3 oksigen dll
Tekanan 111 – 219 = 0 4. Skor 5 – 6 asesement
darah 101 – 110 = 1 segera oleh dokter jaga,
sistolik 91 – 100 = 2 eskalasi perawatan dan
<90 / > 220 = 3 terapi, dan frekuensi
Nadi 51 – 90 = 0 monitoring minimal / jam
41 – 50 / 91 – 110 = 1 serta saran HCU
111 – 130 = 2 5. Skor > 7 resusitasi dan
<40 / > 131 = 3 monitoring secara
Tingkat A=0 kontinyu, assessment
kesadaran VPU = 3 dokter jaga bila perlu
lapor DPJP
BRADEN SCALE
Nama :
Rekam Medik :
Tanggal :
6. Status Mental
- Lansia menyadari kondisi dirinya 0
- Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai
Pemeriksa
( )
Keterangan:
No Penilaian Ya Tidak
a Cara berjalan pasien (Salah satu atau lebih)
1. Tidak Seimbang / Sempoyongan/ Limbung
2. Jalan dengan Menggunakan alat bantu (Kruk, Tripot, Kursi
roda, orang lain)
b Menopang saat akan duduk : tampak memegang pinggiran kursi atau
meja / benda lain sebagai penopang saat akan duduk