Di dalam masa karantina itu, ia kerap mengasah Roland Barthes merupakan orang yang
kemampun membaca dan menulis. menerapkan teori-teori dari Ferdinand de
Saussure dalam dunia sosial budaya atau
dengan kata lain “mem-bumi-kan” teori-teori
Ayah Roland Barthes adalah seorang Angkatan
de Saussure dalam konteks riil.
laut dan ia sudah menjadi Yatim sejak usia 1
tahun yang membuat dia tidak pernah melihat
wajah ayahnya selain dari Koleksi Foto-foto. Mayoritas karya Roland Barthes berbentuk
Dibesarkan oleh seorang ibu kumpulan Essai yang berisi analisis atau
komentarnya terhadap berbagai macam isu-isu
Meninggal pada tahun 1980 dalam kecelakaan sosial yang ia temui menggunakan teori-
tertabrak mobil. teorinya.
*** ***
Pada dasarnya Sepakbola hanyalah sebuah Seluruh objek kasat mata yang kita temui setiap
olahraga biasa, dimana kekalahan atau harinya tampak sebagai obyek yg beragam dan
kemenangan merupakan hal yang biasa dalam
bermacam-macam. Mulai dari pakaian, mobil, sendiri, dia selalu merupakan representasi
makanan dll. tanda dari sesuatu yang lain
Kebudayaan itu seperti sistem bahasa, dan kita Dalam Tradisi Filsafat Nusantara Budaya itu
bisa membacanya seperti kita membaca teks memiliki 3 elemen yaitu Cipta, Rasa dan Karsa.
tertulis Binatang tidak memiliki elemen Cipta, dia tidak
Banyak kejadian di dunia ini yang tidak memiliki memiliki kemampuan menciptakan secanggih
teks tertulis tetapi bisa kita baca dan kita kebudayaan manusia
pahami. Binatang tidak memiliki elemen karsa yang
membuatnya dapat berpikir ketika suhu terlalu
Membaca merupakan tindakan yang setara dingin dan membuatnya menggigil maka ia
dengan memahami tidak dapat berpikir untuk membuat selimut
ataupun membuat baju agar tidak kedinginan.
Contoh Sederhananya : ***
Bayangkan di depan anda ada seseorang yang Kita Manusia hidup di sebuah dunia /
sedang menjulurkan tangannya kedepan dan kebudayaan yang dipenuhi oleh tanda dan
mengambil gelas, ia mengambil gelas itu simbol.
dengan tangannya mendekati mulut lalu
menuangkan air itu ke dalam mulut dan Simbol/ Tanda adalah sesuatu yang hadir untuk
meminumnya mewakili sesuatu yang tidak hadir. Contoh :
Jika ada kejadian seperti diatas yang sedang Lampu Merah hadir di hadapan kita di setiap
terjadi di depan anda, tanpa ada pembicaraan persimpangan jalan. Tetapi lampu merah hadir
maka anda langsung dapat membaca bahwa tidak untuk mewakili lampu berwarna merah,
“ada seseorang yang sedang minum di tetapi dia hadir untuk mewakili sesuatu makna
hadapan saya.” Meskipun tidak ada subtitle / yang bernama Berhenti.
kata-kata ataupun teks yang menerangkannya Kain Merah dan Kain Putih yang di jahit menjadi
anda tetap bisa membaca kejadian yang ada di satu tidak hadir untuk merepresentasikan
depan anda keindahan warna tetapi hadir untuk mewakili
Kegiatan seseorang sedang minum Simbol Negara dan Identitas Negara Indonesia
merupakan peristiwa budaya, dan kita Dari dua contoh diatas kita juga bisa menarik
membaca dan memahaminya seperti teks kesimpulan bahwa bentuk dan warnanya bisa
termasuk segala variable teks seperti aktor, sama tetapi simbolnya bisa berbeda
pengarang, lingkungan yang mempengaruhi
dll. Merah dalam Lampu Merah berarti Berhenti,
tetapi Merah di dalam Bendera Negara bisa
*** berarti Berani. Jika Terbalik bisa membahayakan
***
Kesimpulan : Berikut adalah 2 (dua) metode yang digunakan
manusia untuk memberikan Pemaknaan kepada
Hidup manusia cirinya adalah Budaya dan
suatu fenomena budaya /obyek
Budaya diisi dengan banyak Tanda. Jika Budaya
adalah Tanda maka dia hadir tidak mewakili
dirinya sendiri tetapi mewakili sesuatu yang
lain. Yang menentukan suatu tanda mewakili
sesuatu yang lain itu adalah Manusia. Kegiatan TEORI-TEORI ROLAND BARTHES
menempelkan sesuatu pada sesuatu yang lain
itulah yang disebut Memaknai. DENOTASI
Tingkat pertandaan yang
Contoh: menjelaskan hubungan
Rumah Ibadah dimaknai sebagai sesuatu yang penanda dan petanda pada
Sakral sehingga siapapun yang datang akan realitas, menghasilkan makna
menggunakan pakaian yang pantas atau bahkan eksplisit, langsung dan pasti.
harus melepaskan alas kakinya untuk masuk Ruang lingkup ekspresi sama
luasnya dengan content atau
Sedangkan Mall atau Gedung Kampus atau makna yang terkandung
mungkin Kantor tidak dimaknai sesuatu yang
sakral sehingga seakan tidak ada keharusan KONOTASI
yang khusus untuk berpakaian atau kewajiban Tingkat pertandaan yang
melepas alas kaki menjelaskan hubungan
Padahal keduanya hanyalah sebuah Bangunan penanda dan petanda yang di
yang sama bahkan dengan keramik material- dalamnya beroperasi makna
material lain yang sama. Yang membedakan yang tidak eksplisit, tidak
adalah tempelan-tempelan makna yang langsung dan tidak pasti.
melekat pada bangunan tersebut Konten makna lebih luas dari
pada ekspresi atau penandanya
*** Contoh :
***
***
Iklan-iklan yang seringkali kita lihat di televisi Mitos tentang Nyai Roro Kidul masih bisa
atau di media-media lainnya, Seringkali bermain digunakan untuk konservasi lingkungan atau
di ranah Konotasi. bisa dijadikan Aset Pariwisata sebagai salah satu
bentuk daya tarik.
Dalam iklan atau berita yang bermain dalam
ranah konotasi biasanya memiliki ***
kecenderungan untuk mengarah pada MITOS.
Contoh lain, ada di berita bahwa ada suatu
Konotasi yang digiring, diseragamkan, sudut disebuah desa yang begitu banyak orang
disodorkan dan diyakinkan kepada masyarakat buang sampah sembarangan sehingga banyak
sebagai konotasi tunggal yang paling benar sampah yang menumpuk di sudut tersebut.
secara terus-menerus maka hal ini bisa disebut Karena geram dengan kebiasaan mengotori dan
sebagai MITOS. mengurangi estetika desa maka salah satu
kepala desa memutuskan untuk menaruh
CONTOH :
replika Makan / kuburan di sudut tersebut.
Proses-proses menuju MITOS Alhasil tidak ada lagi orang yang berani
membuang sampah di sudut tersebut
Kita dipaksa yakin bahwa
***
”Apapun makanannya minumannya
_________.” Begitu juga ada cerita tentang orang yang
dinding dirumahnya sering di-kencingi oleh
”Yang lebih Mahal banyak.” orang-orang yang lewat meskipun sudah ada
”Buat Anak kok coba-coba” palang peringatan yang bertuliskan, “Dilarang
Kencing Sembarangan, Yang kencing
sembarangan hanya anjing.” Akhirnya solusi
*** terakhir adalah menaruh bunga Makam untuk
Tebar Makam di depan tempok tersebut.
MITOS - ROLAND BARTHES
***
Mitos adalah suatu bentuk pesan atau tuturan
yang diyakini kebenarannya tetapi tidak dapat Dari contoh-contoh diatas maka dapat
dibuktikan. disimpulkan bahwa Mitos juga merupakan
suatu jenis tuturan atau suatu sistem komikasi,
Mitos bukan merupakan sebuah konsep atau
yakni ada pesan yang ingin disampaikan.
ide, tetapi merupakan suatu cara pemberian
makna Dan defisini pesan tidak melekat pada objeknya
tetapi diberikan oleh penuturnya yaitu orang
Mitos tidak terdefinisikan oleh objeknya
yang menggunakan Mitos. Bagi yang tidak
melaikan makna yang melekat kepadanya
paham mungkin tidak akan paham atau bahkan
Contoh : mengabaikan pesan yang dimaksudkan
Bagi orang modern, sangat susah untuk Ketika kita berwisata ke desa Pelosok dan kita
menerima atau mempercayai Mitos tentang membawa iphone keluaran terbaru dengan
Nyai Roro Kidul. Tetapi pemaknaan itu tidak fitur yang paling canggih. Maka kemungkinan
sama-mata dibuang atau ditinggalkan karena besar orang-orang di desa tersebut tidak akan
menghargai Iphone yang kita bawa karena primer dimana maknanya
kemungkinan besar mereka tidak paham bahwa langsung, eksplisit dan pasti
Iphone itu hanya digunakan oleh orang-orang
yang Elit luar biasa. Mungkin mereka akan lebih Tetapi Bendera Merah Putih
kagum ketika kita membawa Laptop atau Juga memiliki banyak sekali
Televisi besar yang banyak berisi gambar- makna konotatif tergantung
gambar/film yang menarik bagi mereka latar belakang pembaca yang
meskipun Laptop/TV yang kita bawa sudah sifatnya sekunder.
ketinggalan jaman. Mereka belum bisa Anak panah dibawah
memahami Mitos Elit yang melekat pada menunjukan proses sebuah
iphone yang kita bawa. tanda atau Expression menuju
sebuah mit
Dari contoh diatas. Tidak penting bentuk
Dari konotasi Sebuah Tanda /
mitosnya apa tetapi pesan apa yang ingin
Expression maka akan muncul
dibawa oleh penutur mitos.
satu dari sekian banyak
konotasi yang lahir menjadi
mitos karena dianggap paling
***
baik, paling benar dan paling
Expression Relation Content
valid.
Bendera Merah Putih Primer Lambang Negara RI (Denotasi) Proses Makna Konotatif yang
beranjak menjadi mitos,
Sekunder Nasionalisme (Konotasi)
Bendera Merah Putih biasanya dilakukan dengan
Sekunder Berani dan Suci ( Konotasi upaya penyeragaman, politisasi,
atau ideologisasi sehingga
dapat mengeliminasi makna
konotatif yang lain.
SIGN DENOTASI KONOTASI
***
MITOS
ANALISIS MITOS ROLAND BARTHES
Contoh analisis membaca tanda dengan Pada suatu hari Roland Barthes pergi ke
menggunakan metode Denotasi dan Konotasi Barbershop untuk mencukur rambutnya. Ketika
Roland Barthes pada fenomena Bendera Merah sedang duduk bersantai sambil menunggu
Putih antrian, ia melihat sebuah majalah ”Paris
Match” yang memuat gambar seorang anak
kulit hitam dengan berseragam tentara Perancis
Secara Denotatif Bendera dengan sikap hormat dan wajah terangkat
merah putih merupakan keatas memandang jauh ke depan. Gambar ini
Lambang Negara Republik dalam perspektif semiotik Roland Barthes
Indonesia yang memiliki sifat sangat menarik perhatiannya, dan dikemudian
hari gambar ini menjadi sangat terkenal karena
menjadi representasi yang pas untuk dapat digunakan untuk membedah makna asli
pemikirannya. dari mitos yang ingin dibentuk
Semiologi II
*** Mengapa harus anak berkulit hitam yang
digunakan dalam gambar tersebut?
Mengapa tidak warga asli untuk sebagai
simbol penghormatan? Mengapa sorot
Pembacaan : mata agak mendongak ke atas?
Semiologi I :
”Pemuda berkulit Hitam dengan atribut
seragam Perancis yang tengah memberikan
hormat pada bendera Perancis, karena Perancis
adalah sebuah negara besar, bahwa semua
yang berada pada naungannya adalah anak-
anak ibu pertiwi, tanpa diskriminasi dan warna
kulit.”
*** Contoh :
Orang Elit mencitrakan bahwa orang
Kaya itu harus memiliki Mobil. Lalu
ANALISIS MITOS PADA BORJUASI agar terlihat kaya Seseorang yang
PERANCIS yang secara ekonomi berada pada
kelas menengah kebawah berusaha
Orang-orang borjuis / kaum elit banting tulang untuk membeli mobil
inilah yang menurut Roland Barthes agar terlihat kaya, meskipun ia akan
banyak melahirkan Mitos menderita secara finansial tetapi ia
tetap berusaha memiliki mobil
Untuk mengulang pemahaman. karena Orang kaya harus memiliki
Mitos adalah Tanda yang dianggap Mobil bukan karena ia memerlukan
Kosong (Empty) lalu diberikan mobil itu sendiri.
Konotasi
Pada contoh diatas, Orang kecil
Orang Borjuis / kaum Elit banyak menderita secara finansial karena
sekali memproduksi / Produsen mengkonsumsi mitos-mitos yang
mitos karena mereka berkuasa diciptakan oleh kaum Elit.
Contoh :
***
Pemerintahan Orde Baru mempertahankan
Opini itu memiliki level yang lebih mati-matian sebuah mitos tentang kejamnya
rendah dari pada pemikiran komunisme sehingga orang Indonesia gagap
atau kikuk ketika membaca sebuah sistem yang
Meskipun bisa jadi opini merupakan bernama sosialisme. Pada konteks masyarakat
hasil dari pemikiran Indonesia, konotasi apapun tentang komunisme
tidak terbuka. Konotasi tunggal yang bertahan
Opini merupakan pendapat. Orang dari adalah bahwa Komunisme itu Jahat dan Sadis.
kelas apapun, dari strata pendidikan
apapun bisa memproduksi opini Namun ketika seandainya pada suatu hari
Indonesia dipimpin oleh Pemimpin yang
memiliki latar belakang sosialisme,
Menurut Roland Barthes kita hidup
kemungkinan besar Mitos ini bisa diganti.
diantara opini-opini ini yang berasal dari
Menolak pembedaan radikal antara dua
***
ekstrem
Menganut Opini dalam posisi di tengah
tidak memilih dan memihak
MENDETEKSI MITOS
1. TAUTOLOGI Contoh : dalam Pertentangan antara
Menurut Roland Barthes Mitos Lahir Kaum liberal dan Kaum konservatif akan
yang pertama dalam bentuk Tautologi ada orang-orang yang ingin dianggap
bijaksana dan memilih tidak memihak
Tautologi biasanya berupa kalimat- dan menyebut dirinya kaum Moderat .
kalimat yang tidak dapat dipertanyakan Faktanya yang tadinya hanya ada 2
kubu yang berseteru sekarang ada 3
Tautologi merupakan suatu
kubu karena kaum moderat memiliki
pendefinisian dari suatu pernyataan
mitos-mitos terhadap kebenaran yang
yang tidak dapat diperdebatkan lagi
mereka anggap benar
misalnya : ”karena dari sananya sudah
begitu” isi dari pernyataan tersebut
3. KUANTIFIKASI KUALITAS
telah direduksi menjadi penampilan
Sesuatu yang seharusnya kualitatif
tetapi disampaikan secara kuantitatif
Contoh : ”Midnight’s Summer Dream
adalah karya Shakespeare.” Kalimat ini
tidak mengatakan apa-apa tentang Kualitas direduksi ke kuantitas, semua
buku tersebut tetapi mengandung tingak laku manusia realitas sosial dan
implikasi lain seperti ”Pasti Bagus” politik direduksi kepada pertukaran nilai
karena karya tersebut ditulis oleh kuantitas
seorang penyair besar bernama Contoh :
Shakespeare
Kesuksesan dihitung dari banyaknya uang
Contoh : Sebuah iklan produk Keberhasilan dihitung dari banyaknya gaji
menggunakan Tokoh terkenal sebagai
bintang iklan dan berkata “Saya pakai Masyarakat Indonesia akan sejahtera jika GDP
Produk ini.” Pada kasus ini Tokoh tidak mencapai angka tertentu
mendeskripsikan apa-apa soal kualitas Iklan
produk tersebut tapi justru menunjuk
dirinya sendiri. “Dengan minum teh ini, kebersamaan kita akan
semakin dekat.”
Kalimat Tautologis tidak menjelaskan
4. IDENTIFIKASI
manfaat atau detail terhadap objek
Perbedaan dan keunikan direduksi
tertentu tetapi berfokus ada sesuatu
menjadi satu identitas fundamental.
yang lain. Pada akhirnya ini adalah
Ciri pada suatu identitas biasanya
proses menuju mitos
beragam tetapi direduksi pada satu
perilaku budaya entah itu memakai
2. NEITHER-NORISM
Neither-Norism ( Bukan ini bukan itu)
produk tertentu atau mengadopsi Sebagai produsen maka fokus yang
pendekatan tertentu. diutamakan adalah pada penanda
penanda kosong dan membiarkan
Contoh :
konsep memenuhi tanda dan
”Lelaki Sejati adalah ........” membangun mitos sesuai kepentingan
Produsen
Sebagai pribadi yang kritis, fokus pada muncul ”Alam begitu menyayangi kita
penanda mitis. Dapat membedakan sehingga diberi berkat dan kesegaran
secara jelas antara makna dan melalui Hujan.”
penampakannya serta menganalisis
distorsi yang terjadi di dalamnya. Pada contoh diatas Hujan dan Tidak
Kemudian dapat menemukan adanya Hujan memiliki definisi yang sama
signifikansi / pengaruh dari Mitos bahwa Alam menyanyai kita. Sehingga
tersebut dalam masyarakat. tanda menjadi tidak penting, yang lebih
penting adalah makna yang dimuat
Konsumen Kritis adalah pembaca yang sehingga orang tetap dengan niat
bisa membedakan anatar makna dan penuh melakukan Demo / Aksi Massa.
bentuknya, Petanda dan penandanya.
Tetapi menurut Catatan Roland Barthes
Contoh : ada yang perlu diwaspadai juga dari
Hujan merupakan tanda yang kosong. seorang Konsumen Kritis, karena ketika
Semua manusia memiliki hak dan dia mengerti makna yang sesungguhnya
kapasitas yang sama untuk mengisi maka ia bisa naik kelas dan pada
makna sesuai keinginannya. akhirnya memproduksi Mitos juga
karena sesuatu yang ia sendiri anggap
Sebagai Produsen kita akan memiliki benar.
keberanian untuk mengisi makna hujan
bahwa Hujan adalah berkat
***
Tetapi jika kita berkata bahwa Hujan
adalah Berkat menurut petinggi agama
saya, atau menurut tokoh terkenal
tertentu maka kita menjadi konsumen
Mitos. Kita hanya ikut pendapat PERAN ORANG PANDAI (SCHOLAR)
seseorang, kita mengikuti Tanda yang
sudah di isi oleh orang lain. Mitos bukan semata-mata sesuatu yang
Sebagai Konsumen Kritis maka kita akan bohong, namun merupakan suatu
bisa menganalisis dan membedah Pembelokan/Pengubahan/Distorsi
ketika jargon Hujan adalah berkat dalam bentuk Naturalisasi dan
hanya digunakan untuk kepentingan Pendangkalan terhadap obyek, Konsep
tertentu dan Sejarah.
Orang Pandai (Scholar) Harus mampu
Salah satu contohnya adalah pada Aksi membedakan antara Petanda dan
Massa / Demo besar. Ketika hari Penanda (signifier + signifies) anatar
pertama demo, tidak turun hujan maka representasi dan konsep.
jargon yang muncul adalah ”Alam
menyayangi kita karena diberi udara
yang baik untuk menyampaikan Tugas yang dianjurkan Roland Barthes :
Aspirasi”. Ketika hari kedua Demo,
turun hujan deras maka jargon yang 1. Fokus pada mekanisme produksi /
Lahirnya Mitos. Roland Barthes
menyarankan para Scholar untuk menjadi pendukung Status Quo dari
mempertanyakan mengapa ada / ideologisasi mitos.
muncul mitos tertentu dalam
masyarakat tertentu?
***
lalu memperhatikan proses lahirnya
mitos-mitos tersebut di masyarakat.
***
KRISHNA
Beberapa kalingan aliran dalam Islam
menyebut Krishna sebagai Nabi. Yang
secara terang memberi gelar kepada
Krishna sebagai Nabi adalah aliran Islam
Ahmadiyah. Mirza Ghulam Ahmad, Pendiri
Jamaah Ahmadiyah pernah berkata secara
eksplisit bahwa Krishna adalah satu dari
sekian banyak Nabi yang diturunkan Allah
ke bumi, yang jumlahnya kurang lebih
124.000.
Hazrat Inayat Khan – Dimensi
Mistik Musik dan Bunyi