Anda di halaman 1dari 26

NASRUDDIN HODJA berwarna hijau, genting harus berwarna

hijau, semua rakyarnya harus


1. Pada suatu kesempatan, Timur Lenk berpakaian warna hijau, seluruh
bertemu dengan Nassrudin Hodja. Pada pengawal harus menggunakan atribut
pertemuan itu Timur Lenk berkata “ berwarna hijau dan tidak ada yang
Nassrudin kamu ini dipercaya oleh berani membantah permintaan Raja.
masyarakatmu. Menurutmu hargaku ini Setelah sekian bulan berlalu, benar saja
kalau dijual berapa?” Jawab Nasruddin kondisi kesehatan raja semakin lama
“Ya kalau saya lihat, Anda ini kira-kira semakin membaik hingga pulih dan
harganya tidak sampai seribu dinar”. sehat. Tak lama berselang, Sang Sufi
Timur Lenk tertawa mendengar hal itu kembali melewati kota itu dalam
lalu berkata : “Lho kok bisa, aku ini raja perjalanan pulang. Ketika mendengar
timur dan barat. Hargaku tidak sampai kehadirannya, Sang Raja langsung
seribu dinar. Bajuku saja hamper seribu mengundang Sang Sufi untuk
dinar.” Dengan santai Nassrudin berkunjung ke Istana. Ketika bertemu
menjawab : “Lha iya, saya hanya dengan sang Sufi, Raja langsung
menilai baju anda saja.” meluapkan rasa kagum dan
terimakasihnya yang luar biasa karena
2. Ada sebuah kisah tentang seorang raja nasihatnya ia bisa kembali pulih. Sang
yang menderita sakit keras. Tidak ada sufi merespon dengan nada
satupun tabib yang bisa kebingungan : ”Tuan, saya justru kaget.
menyembuhkannya. Pada suatu hari Kok anda sampai rela capek-capekan
ada seorang sufi yang terkenal membuat semua yang ada di sekeliling
bijaksana terlihat sedang melintasi anda berwarna hijau. Sebenarnya cukup
kerajaan itu. Karena Raja mendengar sederhana saja, anda bisa memakai
kehadirannya di kerajaan maka ia kacamata hijau.”
meminta Sufi ini untuk datang ke istana.
Ketika mereka bertemu, Raja langsung Bacaan :
bertanya kenapa Sang Sufi: ”Kira-kira Thomas More ( UTOPIA)
apa yang bisa menyembuhkan penyakit
saya?”. Sufi tersebut pun maju dan
mulai melihat dan memeriksa tubuh
sang Raja. Setelah yakin dengan apa
yang ia temukan sang sufi pun mulai
menasihati, bahwa penyakit sang raja
akan sembuh jika Raja banyak melihat
hijau-hijauan atau warna hijau. Setelah
memberi nasihat tersebut sang sufi
langsung pamit undur diri untuk
melanjutkan perjalanannya. Karena
mengikuti nasihat sang sufi, maka raja
memerintahkan bahwa semua benda
yang terlihat di kerajaan ini harus dicat
warna hijau. Tembok kerajaan harus
Hussain bin Mansour menantunya tetapi justru
menikahi wanita lain
Al-Hallaj
 Sehingga Al-Hallaj memutuskan
 Pemikirannya tidak terlalu untuk pulang ke kampungnya.
radikal jika dibandingkan
dengan Ibnu Ar’abi dalam  Setelah dia tinggal di
Wahdatul Wujud. kampungnya selama kurang
lebih 5-6 tahun ia pergi haji
 Namun kontroversinya lebih bersama keluarganya. Selama
besar hingga kisah penyiksaan pergi hari dalam perjalanan
yang tragis. pergi atau pulang, ia sering
berdiskusi bersama dengan
 Al Hallaj orang Iran, Kelahiran di rekan-rekan sufinya.
Tush, Baido di provinsi Fars.
 Al-Hallaj dikenal sebagai Sufi
 Nama Aslinya Hussein, nama yang memiliki pendapat bahwa
ayahnya Mansur. Pak Mansur seorang sufi itu tidak hanya
memiliki pekerjaan memintal harus Uzlah tetapi juga harus
benang yang dalam bahasa arab menyebarkan Ilmunya kepada
di sebut Hallaj. masyarakat.

 Al-Hallaj dapat diartikan Sang  Sufi secara umum berpendirian


Pemintal Benang. Ada juga yang bahwa ketika sudah mengalami
menyebut ia Hallajul Asror atau ekstase dan mengalami
dapat diartikan pemintal kedekatan dengan Tuhan maka
Rahasia. Karena ada kisah dia dia tidak akan memikirkan lagi
dapat mengetahui rahasia apakah ada yang mengikuti
orang. ajaran yang dia sampaikan.

 Pada saat masih remaja, ia  Ia pernah berdebat kepada


dititipkan oleh Ayahnya kepada Junaid Al-Baghdadi tentang
seorang Sufi bernama Sahl Al- pendapatnya itu. Bagi Al-Hallaj,
Tustari. Beliau mendapat Kalau kita hanya menikmati
wawasan mengenai Nur keasyikan kedekatan kita pada
Muhammad Tuhan saja maka bagaimana
dengan umat-umat yang lain?
 Setelah itu pindah ke Basroh, Bukannya kita egois hanya
untuk berguru kepada Sufi memikirkan diri kita sendiri,
bernama Syekh Amir Al-Makki umat juga perlu dikenalkan.
yang menulis kitab Qutul Qulub
 Pendirian-pendirian ini yang
 Setelah sekian taun berguru, pada akhirnya menjadi blunder
hubungannya kurang baik karena dianggap menyebarkan
dengan gurunya karena Syekh kesesatan.
Al Makki ingin Al-Hallaj menjadi
 Pada saat pergi Haji yang
kedua, ia sudah memiliki  Tuduhan ini terjadi karena
banyak murid sehingga banyak kebetulan Al-Hallaj lahir di Iran
intrik-intrik politik yang mulai dan daerah tempat ia lahir
terjadi dalam tahun-tahun itu berdekatan dengan tempat
hingga Al-Hallaj sempat munculnya sekte ini.
beberapa kali masuk penjara.
 Alasan kedua adalah karena
 Pada saat Haji yang ketiga, ia pengikut Al-Hallaj yang sangat
sudah menjadi ulama besar banyak sehingga dianggap
dengan pengikut yang juga menjadi ancaman bagi stabilitas
banyak. Ia mengalami Kasyaf politik zaman itu. Banyak orang
(puncak pengalaman yang mengidolakan atau
rohaninya) saat perjalanan haji mengkultuskan Al-Hallaj. Ketika
ini. Yang terkenal dari Al-Hallaj orang banyak
adalah Syatahat-Syatahat mengkultuskannya maka
(ungkapan-ungkapannya) saat ancaman datang dari pada
mengalami ekstase yang tidak penguasa.
terkontrol dan menjadi
kontrovesi luar biasa. Dan dari  Alasan ketiga adalah ucapan-
situ muncul banyak tuduhan- ucapannya saat ekstase.
tuduhan hingga akhirnya dia
dipenjara lagi selama kurang
lebih 7 tahun dan pada akhirnya
dieksekusi. Ajaran- Ajarannya

 Bentuk eksekusi yang dialami  Kitab yang terkenal adalah kitab


Al-Hallaj bukan dipancung atau Al-Tawasin atau diterjemahkan
digantung, tetapi dimutilasi dalam bahawa indonesia Kitab
pelan-pelan. Kematian karena bahasannya
banyak mengarah kepada
 Hussein bin Mansur Al-Hallaj akhirat.
hidup di Abad ke 3 Hijriah  Thasin…... kebenaran adalah
dimana dunia Islam sedang bentuk cahaya yang memancar
panen sufi terutama sufi-sufi dari yang gaib. Ia terlihat dan
dari persia. memancar lagi kepada yang
gaib.
 Tuduhan yang digunakan
kekhalifahan untuk Dan kebenaran itu melampaui
mengeksekusi Al-Hallaj adalah segala cahaya. Dan menjadi
Ia dituduh berkomplot dengan cahaya diatas cahaya
sekte Qaramitah. Sekte
Qaramitah adalah sebuah sekte Dan bederangnya memancar ke
sempalan dari Syiah Ismailiyah seluruh purnama
yang dikenal sesat dan sadis
karena memberontak dinasti
Abbasiah.
Titiknya yang paling terang
menjulang ke angkasa yang
diselimuti oleh rahasia.

 Para Sufi persia membawa


revolusi besar pada zaman itu.
kompetisi karena tujuan utamanya adalah
SEMIOTIKA – untuk kesehatan dan kebugaran jasmani. Tetapi
ROLAND BARTHES pada kenyataanya banyak sekali elemen-
elemen diluar itu yang ikut terwakilkan dalam
setiap gelaran pertandingan sepakbola. Ada
Roland Gérard Barthes (1915-1980[+]) usia 64 Nasionalisme, ada bisnis, ada identitas dll.
tahun
Dengan kacamata Mitologi Roland Barthes kita
Pada usianya yang menginjak 20 tahunan ia dapat menyadari bahwa ada proses-proses
terkena penyakit TBC yang membuatnya harus yang tidak semata-mata bisa diketahui dari
mondar-mandir ke Rumah Sakit untuk penampilannya saja atau penampakannya
menjalani masa karantina. saja

Di dalam masa karantina itu, ia kerap mengasah Roland Barthes merupakan orang yang
kemampun membaca dan menulis. menerapkan teori-teori dari Ferdinand de
Saussure dalam dunia sosial budaya atau
dengan kata lain “mem-bumi-kan” teori-teori
Ayah Roland Barthes adalah seorang Angkatan
de Saussure dalam konteks riil.
laut dan ia sudah menjadi Yatim sejak usia 1
tahun yang membuat dia tidak pernah melihat
wajah ayahnya selain dari Koleksi Foto-foto. Mayoritas karya Roland Barthes berbentuk
Dibesarkan oleh seorang ibu kumpulan Essai yang berisi analisis atau
komentarnya terhadap berbagai macam isu-isu
Meninggal pada tahun 1980 dalam kecelakaan sosial yang ia temui menggunakan teori-
tertabrak mobil. teorinya.

*** ***

Dengan menggunakan kerangka teori semiotik TEORI-TEORI ROLAND BARTHES


Roland Barthes ; yang lebih dikenal dengan
istilah Mitologi; untuk melihat realitas pada “Pakaian, Mobil, Makanan, Gaya, Film,
zaman ini, kita seakan memiliki pisau bedah Musik, Iklan, Mebel, Headline Surat Bakar-
yang dapat digunakan untuk memisah, memilah semua hal itu tampak sebagai obyek-obyek
dan memahami mengapa hal-hal seperti sepak- yang beragam. Apa yang dimiliki oleh
bola, siaran TV, gaya berpakaian menjadi sangat semua hal itu bersama? Setidaknya ini:
penting sekali dalam kehidupan pribadi maupun semuanya adalah tanda... mobil ini
kehidupan bermasyarakat. menunjukkan padaku status sosial
pemiliknya, pakaian ini menunjukkan
*** padaku secara tepat tingkatan konformis
atau eksentrik pemakainya.”
Contoh sederhana untuk bahan pengamatan
adalah kontroversi dalam dunia Sepak Bola Roland Barthes
pada gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Pada dasarnya Sepakbola hanyalah sebuah Seluruh objek kasat mata yang kita temui setiap
olahraga biasa, dimana kekalahan atau harinya tampak sebagai obyek yg beragam dan
kemenangan merupakan hal yang biasa dalam
bermacam-macam. Mulai dari pakaian, mobil, sendiri, dia selalu merupakan representasi
makanan dll. tanda dari sesuatu yang lain

Tetapi mereka memilki sebuah kesamaan, ***


obyek-obyek itu semua menggunakan seragam
Objek-objek itu menunjukan status kita secara
yang sama. Seragam dari obyek-obyek itu
sosial, menunjukan apakah kita orang kaya atau
adalah Tanda, semuanya adalah Tanda.
miskin, bahkan kadang kala menunjukan afiliasi
Bagi manusia yang hidup di hari ini Pakaian politik. Kalau pakai kotak-kotak pendukung
bukanlah sekedar pakaian, Mobil bukanlah Ahok, Kalau kuning Golkar, kalau merah PDIP dll
hanya sekedar mobil, Makanan pun tidak
Saat ini manusia di dalam masyarakat memiliki
sekedar makanan
kencederungan untuk membaca realitas dengan
Bagi Roland Barthes kendaraan menunjukan kacamata semacam ini
status sosial pemiliknya. Ketika kita melihat
***
seseorang menggunakan Ferrari, atau Pajero
atau Avanza atau menggunakan Motor sebagai Maka Roland Barthes berkesimpulan bahwa
kendaraanya maka kita langsung bisa menebak dunia manusia saat ini tidak bisa dibaca apa
pemiliknya berada pada level apa secara sosial adanya. Semuanya menyimbolkan sesuatu
Begitu juga dengan baju. Ketika kita berjalan- ***
jalan di Mall dan mengamati pakaian para
pengunjung, maka dapat diamati bahwa Karena salah satu sifat manusia adalah Homo
pakaian itu menunjukkan status. Symbolicum. Yaitu makluk yang biasa bermain
dengan simbol sehingga segala sesuatu yang
Untuk manusia-manusia yang hidup di zaman manusia lakukan selalu memiliki sifat simbolik
ini, orang yang datang ke mall berpakaian
dengan design yang tidak biasa atau mungkin Salah satu contohnya adalah wanita bercadar,
dengan brand-brand tertentu maka kita sebagai jika kita hanya membaca pada level
yang mengamati juga tidak sekedar membaca penampakannya saja tanpa mengetahui apa
bahwa ada seseorang yang menarik dengan simbolnya maka besar kemungkinan kita bisa
baju yang unik tetapi juga membaca dan salah paham. Jika kita hanya melihat sebagai
mengukur status sosialnya. wanita yang menutup wajahnya, seorang
tukang yang bekerja dalam sebuah kontruksi
Bahkan minuman, makanan ataupun rokok juga menutup wajahnya, kita yang menempuh
juga menjadi representasi status sosial perjalanan jauh dengan kendaraan motor juga
seseorang menutup wajah kita.
Ada yang suka kopi sachet ada juga yang suka Begitu dengan fenomena jenggot. Jika orang
kopi vietnam, ada yang sering makan steak atau Berjenggot tebal maka banyak yang
ada juga yang biasa makan pecel ayam, begitu mengasosiasikannya dengan terorisme. Tetapi
juga dengan merokok lintingan ataupun cerutu. jika kita lihat baik-baik Tokoh Besar Komunisme
Karl Marx pun juga berjenggot.
***

Bagi Roland Barthes, Semua pada hari ini


tidak ada yang telanjang berbicara dirinya ***
Dunia Manusia yaitu dunia Kebudayaan
merupakan sebuah keunikan yang
membedakan manusia dengan makluk-makluk
lainnya. Tidak ada binatang yang memiliki
konsep budaya atau hidup dalam horizon
ASUMSI-ASUMSI ROLAND BARTHES budaya.

Kebudayaan itu seperti sistem bahasa, dan kita Dalam Tradisi Filsafat Nusantara Budaya itu
bisa membacanya seperti kita membaca teks memiliki 3 elemen yaitu Cipta, Rasa dan Karsa.
tertulis Binatang tidak memiliki elemen Cipta, dia tidak
Banyak kejadian di dunia ini yang tidak memiliki memiliki kemampuan menciptakan secanggih
teks tertulis tetapi bisa kita baca dan kita kebudayaan manusia
pahami. Binatang tidak memiliki elemen karsa yang
membuatnya dapat berpikir ketika suhu terlalu
Membaca merupakan tindakan yang setara dingin dan membuatnya menggigil maka ia
dengan memahami tidak dapat berpikir untuk membuat selimut
ataupun membuat baju agar tidak kedinginan.
Contoh Sederhananya : ***
Bayangkan di depan anda ada seseorang yang Kita Manusia hidup di sebuah dunia /
sedang menjulurkan tangannya kedepan dan kebudayaan yang dipenuhi oleh tanda dan
mengambil gelas, ia mengambil gelas itu simbol.
dengan tangannya mendekati mulut lalu
menuangkan air itu ke dalam mulut dan Simbol/ Tanda adalah sesuatu yang hadir untuk
meminumnya mewakili sesuatu yang tidak hadir. Contoh :

Jika ada kejadian seperti diatas yang sedang Lampu Merah hadir di hadapan kita di setiap
terjadi di depan anda, tanpa ada pembicaraan persimpangan jalan. Tetapi lampu merah hadir
maka anda langsung dapat membaca bahwa tidak untuk mewakili lampu berwarna merah,
“ada seseorang yang sedang minum di tetapi dia hadir untuk mewakili sesuatu makna
hadapan saya.” Meskipun tidak ada subtitle / yang bernama Berhenti.
kata-kata ataupun teks yang menerangkannya Kain Merah dan Kain Putih yang di jahit menjadi
anda tetap bisa membaca kejadian yang ada di satu tidak hadir untuk merepresentasikan
depan anda keindahan warna tetapi hadir untuk mewakili
Kegiatan seseorang sedang minum Simbol Negara dan Identitas Negara Indonesia
merupakan peristiwa budaya, dan kita Dari dua contoh diatas kita juga bisa menarik
membaca dan memahaminya seperti teks kesimpulan bahwa bentuk dan warnanya bisa
termasuk segala variable teks seperti aktor, sama tetapi simbolnya bisa berbeda
pengarang, lingkungan yang mempengaruhi
dll. Merah dalam Lampu Merah berarti Berhenti,
tetapi Merah di dalam Bendera Negara bisa
*** berarti Berani. Jika Terbalik bisa membahayakan

***
Kesimpulan : Berikut adalah 2 (dua) metode yang digunakan
manusia untuk memberikan Pemaknaan kepada
Hidup manusia cirinya adalah Budaya dan
suatu fenomena budaya /obyek
Budaya diisi dengan banyak Tanda. Jika Budaya
adalah Tanda maka dia hadir tidak mewakili
dirinya sendiri tetapi mewakili sesuatu yang
lain. Yang menentukan suatu tanda mewakili
sesuatu yang lain itu adalah Manusia. Kegiatan TEORI-TEORI ROLAND BARTHES
menempelkan sesuatu pada sesuatu yang lain
itulah yang disebut Memaknai.  DENOTASI
Tingkat pertandaan yang
Contoh: menjelaskan hubungan
Rumah Ibadah dimaknai sebagai sesuatu yang penanda dan petanda pada
Sakral sehingga siapapun yang datang akan realitas, menghasilkan makna
menggunakan pakaian yang pantas atau bahkan eksplisit, langsung dan pasti.
harus melepaskan alas kakinya untuk masuk Ruang lingkup ekspresi sama
luasnya dengan content atau
Sedangkan Mall atau Gedung Kampus atau makna yang terkandung
mungkin Kantor tidak dimaknai sesuatu yang
sakral sehingga seakan tidak ada keharusan  KONOTASI
yang khusus untuk berpakaian atau kewajiban Tingkat pertandaan yang
melepas alas kaki menjelaskan hubungan
Padahal keduanya hanyalah sebuah Bangunan penanda dan petanda yang di
yang sama bahkan dengan keramik material- dalamnya beroperasi makna
material lain yang sama. Yang membedakan yang tidak eksplisit, tidak
adalah tempelan-tempelan makna yang langsung dan tidak pasti.
melekat pada bangunan tersebut Konten makna lebih luas dari
pada ekspresi atau penandanya

*** Contoh :

Seorang Mahasiswa memberikan makanan /


minuman kepada dosen pembimbing
Pada suatu titik tertentu proses pemberian
makna ini memiliki bentuk ekstrim / bentuk Secara Denotasi, seorang mahasiswa
ideologisnya yang dinamakan MITOS. memberikan makanan / minuman kepada
dosen pembimbingnya.
Dari rangkaian pemahaman inilah Roland
Barthes menyimpulkan bahwa manusia hidup di Secara Konotasi, upaya memberikan makanan/
dalam dunia Mitologis. Hidup manusia tidak minuman kepada dosen pembimbingnya bisa
berubah hanya berganti mitos. bermakna penghormatan, mungkin formalitas,
mungkin juga terpaksa.

***
***
Iklan-iklan yang seringkali kita lihat di televisi Mitos tentang Nyai Roro Kidul masih bisa
atau di media-media lainnya, Seringkali bermain digunakan untuk konservasi lingkungan atau
di ranah Konotasi. bisa dijadikan Aset Pariwisata sebagai salah satu
bentuk daya tarik.
Dalam iklan atau berita yang bermain dalam
ranah konotasi biasanya memiliki ***
kecenderungan untuk mengarah pada MITOS.
Contoh lain, ada di berita bahwa ada suatu
Konotasi yang digiring, diseragamkan, sudut disebuah desa yang begitu banyak orang
disodorkan dan diyakinkan kepada masyarakat buang sampah sembarangan sehingga banyak
sebagai konotasi tunggal yang paling benar sampah yang menumpuk di sudut tersebut.
secara terus-menerus maka hal ini bisa disebut Karena geram dengan kebiasaan mengotori dan
sebagai MITOS. mengurangi estetika desa maka salah satu
kepala desa memutuskan untuk menaruh
CONTOH :
replika Makan / kuburan di sudut tersebut.
Proses-proses menuju MITOS Alhasil tidak ada lagi orang yang berani
membuang sampah di sudut tersebut
Kita dipaksa yakin bahwa
***
”Apapun makanannya minumannya
_________.” Begitu juga ada cerita tentang orang yang
dinding dirumahnya sering di-kencingi oleh
”Yang lebih Mahal banyak.” orang-orang yang lewat meskipun sudah ada
”Buat Anak kok coba-coba” palang peringatan yang bertuliskan, “Dilarang
Kencing Sembarangan, Yang kencing
sembarangan hanya anjing.” Akhirnya solusi
*** terakhir adalah menaruh bunga Makam untuk
Tebar Makam di depan tempok tersebut.
MITOS - ROLAND BARTHES
***
Mitos adalah suatu bentuk pesan atau tuturan
yang diyakini kebenarannya tetapi tidak dapat Dari contoh-contoh diatas maka dapat
dibuktikan. disimpulkan bahwa Mitos juga merupakan
suatu jenis tuturan atau suatu sistem komikasi,
Mitos bukan merupakan sebuah konsep atau
yakni ada pesan yang ingin disampaikan.
ide, tetapi merupakan suatu cara pemberian
makna Dan defisini pesan tidak melekat pada objeknya
tetapi diberikan oleh penuturnya yaitu orang
Mitos tidak terdefinisikan oleh objeknya
yang menggunakan Mitos. Bagi yang tidak
melaikan makna yang melekat kepadanya
paham mungkin tidak akan paham atau bahkan
Contoh : mengabaikan pesan yang dimaksudkan

Mitos tentang Nyai Roro Kidul Contoh :

Bagi orang modern, sangat susah untuk Ketika kita berwisata ke desa Pelosok dan kita
menerima atau mempercayai Mitos tentang membawa iphone keluaran terbaru dengan
Nyai Roro Kidul. Tetapi pemaknaan itu tidak fitur yang paling canggih. Maka kemungkinan
sama-mata dibuang atau ditinggalkan karena besar orang-orang di desa tersebut tidak akan
menghargai Iphone yang kita bawa karena primer dimana maknanya
kemungkinan besar mereka tidak paham bahwa langsung, eksplisit dan pasti
Iphone itu hanya digunakan oleh orang-orang
yang Elit luar biasa. Mungkin mereka akan lebih  Tetapi Bendera Merah Putih
kagum ketika kita membawa Laptop atau Juga memiliki banyak sekali
Televisi besar yang banyak berisi gambar- makna konotatif tergantung
gambar/film yang menarik bagi mereka latar belakang pembaca yang
meskipun Laptop/TV yang kita bawa sudah sifatnya sekunder.
ketinggalan jaman. Mereka belum bisa  Anak panah dibawah
memahami Mitos Elit yang melekat pada menunjukan proses sebuah
iphone yang kita bawa. tanda atau Expression menuju
sebuah mit
Dari contoh diatas. Tidak penting bentuk
 Dari konotasi Sebuah Tanda /
mitosnya apa tetapi pesan apa yang ingin
Expression maka akan muncul
dibawa oleh penutur mitos.
satu dari sekian banyak
konotasi yang lahir menjadi
mitos karena dianggap paling
***
baik, paling benar dan paling
Expression Relation Content
valid.

Bendera Merah Putih Primer Lambang Negara RI (Denotasi)  Proses Makna Konotatif yang
beranjak menjadi mitos,
Sekunder Nasionalisme (Konotasi)
Bendera Merah Putih biasanya dilakukan dengan
Sekunder Berani dan Suci ( Konotasi upaya penyeragaman, politisasi,
atau ideologisasi sehingga
dapat mengeliminasi makna
konotatif yang lain.
SIGN DENOTASI KONOTASI

***

MITOS
ANALISIS MITOS ROLAND BARTHES

Contoh analisis membaca tanda dengan Pada suatu hari Roland Barthes pergi ke
menggunakan metode Denotasi dan Konotasi Barbershop untuk mencukur rambutnya. Ketika
Roland Barthes pada fenomena Bendera Merah sedang duduk bersantai sambil menunggu
Putih antrian, ia melihat sebuah majalah ”Paris
Match” yang memuat gambar seorang anak
kulit hitam dengan berseragam tentara Perancis
 Secara Denotatif Bendera dengan sikap hormat dan wajah terangkat
merah putih merupakan keatas memandang jauh ke depan. Gambar ini
Lambang Negara Republik dalam perspektif semiotik Roland Barthes
Indonesia yang memiliki sifat sangat menarik perhatiannya, dan dikemudian
hari gambar ini menjadi sangat terkenal karena
menjadi representasi yang pas untuk dapat digunakan untuk membedah makna asli
pemikirannya. dari mitos yang ingin dibentuk

 Semiologi II
*** Mengapa harus anak berkulit hitam yang
digunakan dalam gambar tersebut?
Mengapa tidak warga asli untuk sebagai
simbol penghormatan? Mengapa sorot
Pembacaan : mata agak mendongak ke atas?

Dari gambar yang ada diatas dari penanda dan


Petanda yang ada kita akan melihat seorang
Pemuda berkulit hitam yang sedang hormat
dengan Mata terangkat menatap bendera.

Makna denotatif dari gambar tersebut sangat


sederhana yaitu Hormat sebagai bentuk
patriotisme dan kepatuhan sebagai warga
negara Perancis apakah itu warga negara
jajahan ataupun warga negara asli itu Hormat
kepada Negara.

Pembacaan Pertama dapat rangkum dalam

 Semiologi I :
”Pemuda berkulit Hitam dengan atribut
seragam Perancis yang tengah memberikan
hormat pada bendera Perancis, karena Perancis
adalah sebuah negara besar, bahwa semua
yang berada pada naungannya adalah anak-
anak ibu pertiwi, tanpa diskriminasi dan warna
kulit.”

Tetapi bagi Roland Barthes jika kita jeli Signifier Signified


melihatnya, maka Pemuda berkulit hitam itu Pemuda Kulit Hitam Kolonialisme
Berseragam Militerisme
memiliki hubungan erat dengan Kolonialisme.
Hormat
Negeri Koloni Perancis pada masa itu adalah
Mata Terangkat
Aljazair. Mayoritas penduduk di negeri Jajahan
Menatap Bendera
pada masa itu adalah orang berkulit hitam,
sehingga gambar pemuda berkulit hitam di  Primary Signification
majalah tersebut bukanlah penduduk asli
Perancis tetapi Penduduk negeri jajahan
Perancis. Maka dari fakta diatas maka
dimungkinkan ada pertanyaan-pertanyaan yang
Sign (Full) - denotation Kesimpulan :
([Tentara Kulit Hitam Hormat Ada nuansa ideologi dibalik gambar itu. Ada
Kepada Bendera Perancis]) mitos imperialisme perancis, Bahwa
Patriotisme / Kepatuhan Perancis masih besar dan masih agung,
kepada Negara Perancis Padalah kenyataan Perancis Kalah Perang.
Itulah yang disebut MITOS, tidak penting
 Secondary Signification
kenyataannya / faktanya apa, yang lebih
Sign (Empty)/ + Form = Sign II penting adalah Citra, Makna atau Keyakinan
-- connotation yang kita bangun dan pegang bersama-
Perancis sebagai Negara Besar sama.
Dicintai oleh semua "Anak- ***
anaknya."
Dari Pembacaan diatas mungkin kita bisa
Fakta penunjang : berkaca pada diri kita sendiri sebagai
Bangsa Indonesia. Mungkinkah ada mitos
Roland Barthes mengaitkan penunjang .
besar yang kita bangun dengan citra dan
Seperti misalnya situasi politik pada masa
makna tertentu tetapi justru fakta berkata
itu, dimana Perancis tengah menjajah
sebaliknya?
Aljazair (Mayoritas Warganya kulit hitam)
dan Perlawanan Aljazair telah berujung ***
pada kemenangan bagi negeri Jajahan.
Ambil contoh bahwa Indonesia adalah
Dari fakta-fakta diatas maka pada Negara yang Ramah. Jangan-jangan ini juga
kenyataanya kekalahan Perancis di negeri merupakan Mitos.
jajahan sungguh menjatuhkan harga diri
Faktanya banyak sekali pertentangan dan
Perancis sebagai negeri Jajahan yang
perseturuan di Indonesia, mulai dari kelas
mengagungkan kejayaannya.
elit hingga warga sipilnya. banyak sekali
Bentuk pelipur frustasi dari kekalahan itu kekerasan yang terjadi antar warga, banyak
adalah dengan menampilkan gambar juga persekusi yang terjadi, banyak juga
semacam itu sebagai bentuk penghiburan ketidakadilan dan susah sekali saling
dari rasa frustasi untuk menunjukan bahwa menghargai.
imperium Perancis masih agung dan masih
Untuk mengatasi ini kadang kala kita
dihormati oleh negeri Jajahan bahkan anak-
membangun citra bahwa indonesia adalah
anak jajahan masih kagum dan masih
negara yang ramah entah dengan cara apa.
hormat kepada Perancis maka dia Hormat
Salah satunya mungkin dengan perlakuan
dan mendongak dalam gambar tersebut.
kita kepada turis-turis asing yang datang ke
Indonesia untuk tinggal / mungkin berlibur.
Kita mungkin akan tersenyum ramah
***
kepadanya, menjabat tangannya atau dan bagaimana seharusnya Orang
menerimanya selayaknya tamu penting. Baik Berlaku dengan segala atribut
yang dimilikinya.
Kita membangun citra bahwa di Indonesia
aman dan tenang. Padahal mungkin
 Sementara orang-orang kecil,
kenyataannya tidak seaman dan senyaman
terpaksa atau mungkin dipaksa
itu. Kita membangun citra keramahan untuk
untuk berkiblat kearah itu sehingga
mempertahankan Mitos bahwa Indonesia
referensinya untuk menjadi Kaya,
adalah negara yang ramah
menjadi Soleh dan menjadi Baik
Mungkinkah? terpaku kepada citra yang dibangun
oleh kaum borjuis / Kaum Elit.

*** Contoh :
Orang Elit mencitrakan bahwa orang
Kaya itu harus memiliki Mobil. Lalu
ANALISIS MITOS PADA BORJUASI agar terlihat kaya Seseorang yang
PERANCIS yang secara ekonomi berada pada
kelas menengah kebawah berusaha
 Orang-orang borjuis / kaum elit banting tulang untuk membeli mobil
inilah yang menurut Roland Barthes agar terlihat kaya, meskipun ia akan
banyak melahirkan Mitos menderita secara finansial tetapi ia
tetap berusaha memiliki mobil
 Untuk mengulang pemahaman. karena Orang kaya harus memiliki
Mitos adalah Tanda yang dianggap Mobil bukan karena ia memerlukan
Kosong (Empty) lalu diberikan mobil itu sendiri.
Konotasi
 Pada contoh diatas, Orang kecil
 Orang Borjuis / kaum Elit banyak menderita secara finansial karena
sekali memproduksi / Produsen mengkonsumsi mitos-mitos yang
mitos karena mereka berkuasa diciptakan oleh kaum Elit.

 Sementara Orang-orang kecil /  Padahal Mitos seperti yang sudah


Masyarakat Miskin adalah kita pahami sifatnya konotatif, Ia
Konsumen dari Mitos dalam kasus sebenernya merupakan tanda
apapun. Orang kecil selalu menjadi Kosong yang mereka isi. Sebagai
Korban Mitos sedangkan Kaum orang Kecil kita tidak boleh mengisi
Borjuis adalah Produsen Mitos. tanda-tanda kosong itu, kita dipaksa
 Orang Borjuis sering memproduksi untuk mengikuti Tanda yang mereka
Citra bagaimana seharusnya Orang isi dan menjadi tidak kritis.
Kaya Bergaya. Bagaimana
seharusnya Orang Soleh bersikap
 Pada dunia dewasa ini, mayoritas
aktor-aktor yang memproduksi
***
mitos adalah media yang melayani
kepentingan kelompok Elit. Contoh :
Kalau sabun saya harus menggunakan LUX
*** karena LUX adalah sabun yang dipakai oleh
artis-artis dan bintang Film terkenal
ANALISIS TERHADAP MITOS ”PERANCIS
NEGARA ANGGUR.” Kalau urusan pasta gigi saya hanya mau
pakai Pepsodent karena pepsodent
 Anggur dalam kebudayaan perancis melindungi 24 jam
merupakan simbol status sosial yang
tinggi. Pesan yang ditampilkan oleh Faktanya entah sabun ataupun Pasta Gigi,
Anggur Perancis adalah suatu semua merk menggunakan bahan yang
“Kualitas yang Baik” sama, tetapi kita termakan oleh mitos-mitos
yang dibangun oleh merk-merk tersebut
 Tetapi hal ini menjadi pertanyaan melalui iklan dan pemberitaan
bagi Roland Barthes. Bukankah yang Begitu juga dengan Mode Pakaian, Make Up
memiliki kebun Anggur adalah Handphone, Laptop dll
negeri-negeri jajahan Perancis di
Afrika Utara? Jika orang menjadi fanatik terhadap merk,
maka tidak penting contentnya apa yang
 Anggur dalam hal ini menurut penting merk tersebut.
Roland Barthes merupakan suatu
barang komoditas seperti barang
lainnya yang diproduksi oleh rezim ***
Kapitalisme Perancis di negeri ANALISIS MITOS PADA MODE PAKAIAN
Jajahan, Komoditas ini diekspor dr
Negeri jajahan dan diolah menjadi
Wine di Negeri Perancis.

 Lalu Perancis mengklaim dirinya


sebagai negeri penghasil Anggur
padahal produsen utamanya adalah
negeri-negeri Jajahan

 Mitos Bahwa Perancis sebagai


negeri Penghasil Anggur ini
menafikan eksistensi orang-orang
afrika Utara yang memproduksi
Anggur.
simbol status kelas tertentu. Yang
tidak mengikuti arus Trend akan
dikatan sebagai tidak Fashionable
atau tidak modis. Sehingga kadang
kala ketika orang memilih baju,
bukan keinginan diri tetapi karena
tuntutan mitos-mitos yang diyakini
kebenarannya.

 Pada titik ini Baju telah luput dari


fungsi utamanya sebagai penutup
tubuh, tetapi banyak mitos-mitos
 Dalam dunia mode pada awalnya yang bermain di dalamnya.
merupakan proyek kaum aristokrat
sebagai wujud prestise. ***
Contoh :
 Seperti contoh pertama, secara
denotatif merupakan baju atasan Sepatu secara denotatif merupakan sesuatu
dan rok sebagai bawahan. Dari yang digunakan untuk melindungi kaki.
penampakannya manusia akan Tetapi ketika kita membeli sepatu yang
menempelkan mitos-mitos terhadap bermerk dan dianggap merepresentasikan
petanda Atasan dan bawahan itu status sosial kita maka ketika hujan atau
dengan makna ”Anggun”, ”Casual” melewati medan yang berat kita lebih
dan ”Elegant”. memilih untuk menyimpannya di tempat
yang aman agar tidak kotor atau lecet dari
 Dari konotasi yang ditempelkan itu pada kaki kita sendiri yang lecet.
maka sebagai konsumen mitos maka Inilah yang disebut Mitos-mitos manusia
seseorang akan memakai baju modern bagi Roland Barthes
tersebut agar terlihat Anggun,
Casual dan Elegant tanpa ***
memperhatikan postur tubuhnya “Mitos Adalah Naturalisasi Konsep.”
sendiri.
Roland Barthes
 Begitu juga dengan contoh pada  Menurut Roland Barthes tuturan
bagian kedua dimana Punk Dress mitologis bukan saja berbentuk
ditempelkan makna konotatif tuturan oral tetapi tuturan itu dapat
Pengangguran, Urakan, Pencari berbentuk tulisan, fotografi, film,
Perhatian dan Menakutkan. laporan ilmiah, olahraga,
pertunjukan, iklan dan lukisan
 Manusia yang mengikuti trend akan
mengejar apa yang tengah menjadi
 Naturalisasi konsep adalah sesuatu berbagai macam sumber dan latar
yang tidak alami diposisikan sebagai belakang
alami.
 Nanti pada gilirannya ada opini-opini
Contoh : yang akan naik kelas dan berubah
menjadi ideologi. Inilah yang dinamakan
Baju tidur pada dasarnya merupakan baju
Mitos
biasa dengan model tertentu. Baju
semacam itu secara natural boleh
digunakan untuk apa saja. Tetapi baju ANALISIS ROLAND BARTHES TERHADAP KASUS
semacam itu dirumuskan / dikonsepkan LAIN YANG DAPAT DICARI :
bahwa baju model itu adalah baju untuk 1. Switzerland : Posters vs Minarets
tidur dan itu adalah kebenarannya. Ini 2. Fernomena WWF / SMACKDOWN
adalah bentuk Naturalisasi.
MITOS DAN IDEOLOGI
Contoh lain adalah Baju Koko, Sarung, Peci
 Mitos memiliki sifat seperti ideologi
yang dianggap baju / atribut umat Muslim.
karena dianggap pasti benar dan
diposisikan untuk menjadi pedoman
bertindak karena dianggap pasti benar

 Dianggap bukan kreasi manusia tetapi


***
hakikat dari sesuatu yang sebenarnya
sehingga memiliki sifat ideologis

”Kita hidup bukan diantara benda-benda


melainkan dari opini-opini yang diyakini  Biasanya Tanda / Obyek yang dianggap
kebenarannya.” benar akan dipertahankan oleh kaum
Roland Barthes elit / kaum penguasa.

Contoh :
***
Pemerintahan Orde Baru mempertahankan
 Opini itu memiliki level yang lebih mati-matian sebuah mitos tentang kejamnya
rendah dari pada pemikiran komunisme sehingga orang Indonesia gagap
atau kikuk ketika membaca sebuah sistem yang
 Meskipun bisa jadi opini merupakan bernama sosialisme. Pada konteks masyarakat
hasil dari pemikiran Indonesia, konotasi apapun tentang komunisme
tidak terbuka. Konotasi tunggal yang bertahan
 Opini merupakan pendapat. Orang dari adalah bahwa Komunisme itu Jahat dan Sadis.
kelas apapun, dari strata pendidikan
apapun bisa memproduksi opini Namun ketika seandainya pada suatu hari
Indonesia dipimpin oleh Pemimpin yang
memiliki latar belakang sosialisme,
 Menurut Roland Barthes kita hidup
kemungkinan besar Mitos ini bisa diganti.
diantara opini-opini ini yang berasal dari
 Menolak pembedaan radikal antara dua
***
ekstrem
 Menganut Opini dalam posisi di tengah
tidak memilih dan memihak
MENDETEKSI MITOS
1. TAUTOLOGI  Contoh : dalam Pertentangan antara
 Menurut Roland Barthes Mitos Lahir Kaum liberal dan Kaum konservatif akan
yang pertama dalam bentuk Tautologi ada orang-orang yang ingin dianggap
bijaksana dan memilih tidak memihak
 Tautologi biasanya berupa kalimat- dan menyebut dirinya kaum Moderat .
kalimat yang tidak dapat dipertanyakan Faktanya yang tadinya hanya ada 2
kubu yang berseteru sekarang ada 3
 Tautologi merupakan suatu
kubu karena kaum moderat memiliki
pendefinisian dari suatu pernyataan
mitos-mitos terhadap kebenaran yang
yang tidak dapat diperdebatkan lagi
mereka anggap benar
misalnya : ”karena dari sananya sudah
begitu” isi dari pernyataan tersebut
3. KUANTIFIKASI KUALITAS
telah direduksi menjadi penampilan
 Sesuatu yang seharusnya kualitatif
tetapi disampaikan secara kuantitatif
 Contoh : ”Midnight’s Summer Dream
adalah karya Shakespeare.” Kalimat ini
tidak mengatakan apa-apa tentang  Kualitas direduksi ke kuantitas, semua
buku tersebut tetapi mengandung tingak laku manusia realitas sosial dan
implikasi lain seperti ”Pasti Bagus” politik direduksi kepada pertukaran nilai
karena karya tersebut ditulis oleh kuantitas
seorang penyair besar bernama Contoh :
Shakespeare
Kesuksesan dihitung dari banyaknya uang
 Contoh : Sebuah iklan produk Keberhasilan dihitung dari banyaknya gaji
menggunakan Tokoh terkenal sebagai
bintang iklan dan berkata “Saya pakai Masyarakat Indonesia akan sejahtera jika GDP
Produk ini.” Pada kasus ini Tokoh tidak mencapai angka tertentu
mendeskripsikan apa-apa soal kualitas Iklan
produk tersebut tapi justru menunjuk
dirinya sendiri. “Dengan minum teh ini, kebersamaan kita akan
semakin dekat.”
 Kalimat Tautologis tidak menjelaskan
4. IDENTIFIKASI
manfaat atau detail terhadap objek
 Perbedaan dan keunikan direduksi
tertentu tetapi berfokus ada sesuatu
menjadi satu identitas fundamental.
yang lain. Pada akhirnya ini adalah
 Ciri pada suatu identitas biasanya
proses menuju mitos
beragam tetapi direduksi pada satu
perilaku budaya entah itu memakai
2. NEITHER-NORISM
 Neither-Norism ( Bukan ini bukan itu)
produk tertentu atau mengadopsi Sebagai produsen maka fokus yang
pendekatan tertentu. diutamakan adalah pada penanda
penanda kosong dan membiarkan
Contoh :
konsep memenuhi tanda dan
”Lelaki Sejati adalah ........” membangun mitos sesuai kepentingan

”Orang Pintar Minum .........” Contoh :


5. PRIVATISASI SEJARAH Produsen biasanya adalah pihak-pihak
 Membuang arti sejarah yang yang memiliki pengaruh besar di
sebenarnya masyarakat sehingga memiliki kapasitas
 Mengabaikan historisitas untuk mempengaruhi masyarakat
fenomena/fakta tentang sesuatu seperti Tokoh-tokoh terkenal,
korporasi, Pemerintah, Kaum Elit dalam
6. STATEMENT OF FACT bidang-bidang apapun.
 Common Sense; Truism; segala sesuatu
tidak lebih dari penampakannya  Pembaca / Konsumen
Sebagai Pembaca / Konsumen, fokus
Contohnya : pada penanda yang penuh. Tidak
“Biasanya begitu …….. “ mampu melepaskan diri dari mitos,
terpesona oleh mitos dan menyerap
“Tidak perlu dibuktikan lagi, sudah teruji…..” pesan-pesannya secara suka rela.
Biasanya terdapat pada iklan-iklan yang
Konsumen Mitos hanya berhenti pada
menggunakan pendekatan testimoni
bahasa linguistik sehingga ia menerima
7. INOCULATION fakta yang disodorkan sebagai fakta
 Menerima sedikit ”Kejelekan” dalam mutlak tanpa melihat mitos sebagai
satu institusi sehingga menyingkirkan sistem Semiologis / Sistem Tanda
kesadaran tentang adanya masalah mencakup dengan pesan dan motifnya
yang lebih mendasar.
Contoh :
Contoh :
Konsumen selalu menjadi korban mitos,
Mengakui adanya beberapa polisi jahat sebagai koran isu, korban mode dan korban
oknum sehingga adanya kelemahan yang lebih berita / hoax
sistemik dalam satu lembaga kepolisian
terabaikan untuk mempertahankan mitos Konsumen selalu berhadapan dengan
Kebaikan lembaga Kepolisian. Sehingga tidak penanda yang sudah penuh (Full).
adanya introspeksi diri atau otokritik. Konsumen tidak dapat memposisikan
tanda sebagai kosong (Empty) artinya
*** Konsumen selalu melihat tanda beserta
maknanya. Secara umum biasanya
masyarakat menengah kebawah.
3 (TIGA) POSISI BERHADAPAN DENGAN
MITOS  Konsumen Kritis

 Produsen
Sebagai pribadi yang kritis, fokus pada muncul ”Alam begitu menyayangi kita
penanda mitis. Dapat membedakan sehingga diberi berkat dan kesegaran
secara jelas antara makna dan melalui Hujan.”
penampakannya serta menganalisis
distorsi yang terjadi di dalamnya. Pada contoh diatas Hujan dan Tidak
Kemudian dapat menemukan adanya Hujan memiliki definisi yang sama
signifikansi / pengaruh dari Mitos bahwa Alam menyanyai kita. Sehingga
tersebut dalam masyarakat. tanda menjadi tidak penting, yang lebih
penting adalah makna yang dimuat
Konsumen Kritis adalah pembaca yang sehingga orang tetap dengan niat
bisa membedakan anatar makna dan penuh melakukan Demo / Aksi Massa.
bentuknya, Petanda dan penandanya.
 Tetapi menurut Catatan Roland Barthes
Contoh : ada yang perlu diwaspadai juga dari
Hujan merupakan tanda yang kosong. seorang Konsumen Kritis, karena ketika
Semua manusia memiliki hak dan dia mengerti makna yang sesungguhnya
kapasitas yang sama untuk mengisi maka ia bisa naik kelas dan pada
makna sesuai keinginannya. akhirnya memproduksi Mitos juga
karena sesuatu yang ia sendiri anggap
Sebagai Produsen kita akan memiliki benar.
keberanian untuk mengisi makna hujan
bahwa Hujan adalah berkat

***
Tetapi jika kita berkata bahwa Hujan
adalah Berkat menurut petinggi agama
saya, atau menurut tokoh terkenal
tertentu maka kita menjadi konsumen
Mitos. Kita hanya ikut pendapat PERAN ORANG PANDAI (SCHOLAR)
seseorang, kita mengikuti Tanda yang
sudah di isi oleh orang lain.  Mitos bukan semata-mata sesuatu yang
Sebagai Konsumen Kritis maka kita akan bohong, namun merupakan suatu
bisa menganalisis dan membedah Pembelokan/Pengubahan/Distorsi
ketika jargon Hujan adalah berkat dalam bentuk Naturalisasi dan
hanya digunakan untuk kepentingan Pendangkalan terhadap obyek, Konsep
tertentu dan Sejarah.
 Orang Pandai (Scholar) Harus mampu
Salah satu contohnya adalah pada Aksi membedakan antara Petanda dan
Massa / Demo besar. Ketika hari Penanda (signifier + signifies) anatar
pertama demo, tidak turun hujan maka representasi dan konsep.
jargon yang muncul adalah ”Alam
menyayangi kita karena diberi udara
yang baik untuk menyampaikan Tugas yang dianjurkan Roland Barthes :
Aspirasi”. Ketika hari kedua Demo,
turun hujan deras maka jargon yang 1. Fokus pada mekanisme produksi /
Lahirnya Mitos. Roland Barthes
menyarankan para Scholar untuk menjadi pendukung Status Quo dari
mempertanyakan mengapa ada / ideologisasi mitos.
muncul mitos tertentu dalam
masyarakat tertentu?
***
lalu memperhatikan proses lahirnya
mitos-mitos tersebut di masyarakat.

Contoh: DEATH OF THE AUTHOR


Mengapa muncul stigma buruk terhadap orang (MATINYA SEORANG PENGARANG)
Yahudi di Indonesia?
”The Birth
Mengapa muncul stigma tentang terorisme
of the Reader
pada dunia Islam?
must be at the cost
Untuk membedah dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan itu maka cara-cara yang dilakukan of the Death of the
Roland Barthes adalah
Author.”
2. Menghubungkan Mitos dengan
latar/setting sejarahnya (historisitasnya) + Roland Barthes

Contoh:  Mengapa harus ada pemisahan antara


Mitos, Penanda dan penanda?
Kapan Mitos itu Lahir?
 Karena ketika teks itu lahir, saat itu juga
Dalam Situasi apa Mitos itu Lahir?
pengarangnya ”Mati”
Siapa yang melahirkan Mitos itu?  Pembacaan itu sifatnya Independen
Dan Untuk kepentingan apa Mitos itu
 Ketika kita membaca buku maka yang
dilahirkan?
berbicara bukan pengarangnya tetapi
bahasa teksnya
3. Menunjukkan hubungan antara mitos  Analogi yang digunakan Roland Barthes
dengan kepentingan sosial-budaya-
politik yang bermain dibaliknya Pengarang (Author) adalah orang tua
bagi teks. Orangtua akan melahirkan
4. Membuktikan bahwa Mitos itu ternyata anak-anaknya. Tetapi ketika anak itu
memang menyembunyikan ideologi lahir maka Anak-anak itu sudah menjadi
tertentu entitas yang sama sekali lain dan
terpisah dari orangtuanya. Anak-anak
ketika dia lahir, dia akan memiliki
 Saran ini dibuat oleh Roland Barthes dunianya sendiri
karena kegelisahannya ketika melihat
kenyataan bahwa Ilmuwan dan para  Sama seperti ketika sebuah buku ditulis,
Cendekiawan pada dunia dewasa ini terbit dan dibaca oleh orang, maka Sang
juga menjadi konsumen Mitos. Ia Pengarang tidak memiliki kapasitas /
kemampuan lagi untuk menyetir agar KODE-KODE DALAM TEKS DALAM
orang bisa memahami buku itu seperti PROSES PEMBACAAN
yang dipahami oleh Sang Pengarang
sehingga secara simbolik pengarang  Ketika kita sendang membaca sebuah
dianggap ”Mati” fenomena maka coba temukanlah
makna-makna yang terkandung dari
 Oleh karena itu tafsir dan pemaknaan tanda-tanda yang ada melalui kode-
menjadi hak sepenuhnya bagi pembaca. kode yang disarankan oleh Roland
Barthes
 Itulah yang membuat adanya
fenomena bahwa satu buah buku bisa 1. Kode Hermeneutik
melahirkan banyak jenis pemahaman. Kode ini merujuk adanya misteri dari
Contoh : Kitab Suci teks, Ada petunjuk, namun tidak ada
jawaban pasti. Adanya Enigma (teka-
 Ketika membaca teks maka kita tidak teki) dalam teks sehingga pembaca
sedang membaca Pikiran Pengarangnya memiliki ruang improvisasi makna yang
tetapi kita sendirilah yang lebih luas.
membunyikan teks dan memahaminya
sesuai versi kita. 2. Kode Proairetic / Kode Narasi
Kode Narasi ini merujuk adanya urutan-
 Bagi Roland Barthes Makna itu sifatnya urutan tindakan (sekuensial element of
multiple ”Multiplicity of Meaning.” action) dalam teks. Yang membuat
pembaca penasaran terhadap apa yang
“ In the Multiplicity of Writing / Meading, akan terjadi selanjutnya. Kode ini bisa
everyting is to be disentangled, nothing berwujud eksplisit maupun eksplisit.
deciphered.”

Roland Barthes 3. Kode Semantik


Kode ini merujuk kepada kemungkinan
 Yang artinya dalam segala sesuatu yang makna teks di luar yang literar /
berhubungan dengan teks / pembacaan penampakannya. Dalam kode ini
maka segala sesuatu itu bukan tampak sifat konotatif dari teks.
Diartikan tetapi Diuraikan.
Contoh
 Dalam setiap pembacaan selalu ada Gambar Meja hubungannya dengan
upaya untuk menafsikan bukan sekedar Kursi
memahami / mengartikan sehingga
hasil dari itu adalah Tafsir setiap Atau Meja hubungannya dengan
pembaca kegiatan belajar.

 Sebaik dan sebagus apapun tulisan itu 4. Kode Simbolik


maka menjadi hak sepenuhnya bagi Kode ini mirip kode semantik, namun
pembaca untuk memahaminya sesuai beroperasi lebih luas. Kode ini memiliki
kapasitasnya masing-masing karakter simbolisme dengan teks lain.
Kode ini merujuk pada bagian-bagian
teks yang memuat makna tambahan di Tragisnya manusia hari ini menurut Roland
luar yang tampak dari teks. Barthes lebih menginginkan citra bahwa kita
menyayangi dari pada Kasih Sayang itu sendiri.
Contoh : Manusia lebih suka terhadap sesuatu yang
Kursi ditarik maknanya menjadi Pemilu kelihatannya demikian dan kenyataan dan
atau Jabatan Politik faktanya seperti apa tidak menjadi perhatian.

Tikus ditarik maknanya untuk


merepresentasikan korupto
***
Untuk kode simbolik perlu perhatian
Pesan Sri Krisna Kepada Arjuna
khusus kepada konteksnya tidak bisa
hanya aspek kebahasannya saja. Ketika Arjuna akan terjun ke dalam perang
di Kurusetra, Sri Krisna sempat memberikan
Kuda dalam konteks Zoologi akan pesan kepada Arjuna karena Keraguannya
dimaknai sebagai binatang tetapi dalam
untuk ambil bagian dalam perang.
dunia otomitif akan dimaknai sebagai
kekuatan mesin Arjuna mengalami keraguan karena ia sadar
bahwa pada dasarnya ia akan perang
5. Kode Kultural melawan saudaranya sendiri. Oleh karena
Kode ini merujuk pada hal-hal diluar itu Sri Krishna berpesan
teks dalam budaya pengetahuan,
moralitas dan ideologi yang lebih luas ”Arjuna, jalankan dharma-mu, jangan
memikirkan Hasilnya.”

*** ”Jangan jadikan pamrih-pamrih sebagai


motif-mu dan jangan juga kamu diam saja.”
”Ingat Arjuna, jangan biarkan dirimu
“The Bastard form of Mass Culture is dikuasai kemarahan karena kemarahan
humiliated repetition…… Always new akan membuatmu hilang kewaspadaan.
books, new programs, new films, new Hilangnya kewaspadaan akan
items. But always the same menghilangkan budi. Dan hancurnya budi
adalah sumber kemusnahan.”
meaning.”
Mengapa jangan memikirkan hasil?
+ Roland Barthes
Karena jikalau kita men-target-kan hasil,
mungkin akan timbul banyak kekecewaan-
“What the Public wants is The Image kekecewaan, banyak stress-stress, dan
of Passion, Not Passion Itself.” banyak galau-galau. Sehingga jalankan
segala sesuatu semata-mata karena
+ Roland Barthes dharmamu/niat baikmu.
Mengapa jangan menjadikan pamrih- Kelompok lain, yang merupakan bagian dari
pamrih sebagai motifmu? Islam tapi tidak diakui sebagai Islam dan
mendirikan Agama sendiri bernama Baha’i,
Karena ketika kita melakukan dharma
Juga percaya bahwa Krishna adalah Seorang
karena ingin dipuji, ketika ingin dihargai,
Nabi. Tidak sampai itu, bahkan kelompok
ingin di anggap pahlawan maka akan kontra
Bahai’i yang di inisiasi oleh Mirza Husayn Ali
produktif dengan perjuangan kita. Karena
Nuri juga masih memiliki garis Genealogis
dengan pamrih-pamrih, kita dapat
sampai Nabi Ibrahim.
mengalihkan spirit atau semangat
perjuangan kita kepada sesuatu yang sama
sekali lain dengan tujuan awalnya.
Tetapi juga jangan diam saja, jika ada
sesuatu yang dirasa tidak pantas, tidak
benar dan lalai, maka harus disuarakan dan
diperjuangkan.
Dan yang terpenting jangan
dipernuhi/dikuasai kemarahan. Marah itu
bahaya. Ketika ada orang yang sedang
marah, ada baiknya lepaskan semua apa
yang sedang kamu lakukan, jangan berbuat
apa-apa. Karena jika orang yang sedang
dikuasai oleh kemarahan berubuat sesuatu,
maka biasanya akan timbul penyesalan-
penyesalan dari apa yang ia perbuat.

***
KRISHNA
Beberapa kalingan aliran dalam Islam
menyebut Krishna sebagai Nabi. Yang
secara terang memberi gelar kepada
Krishna sebagai Nabi adalah aliran Islam
Ahmadiyah. Mirza Ghulam Ahmad, Pendiri
Jamaah Ahmadiyah pernah berkata secara
eksplisit bahwa Krishna adalah satu dari
sekian banyak Nabi yang diturunkan Allah
ke bumi, yang jumlahnya kurang lebih
124.000.
Hazrat Inayat Khan – Dimensi
Mistik Musik dan Bunyi

BERAGAMA MIE INSTANT

Agama itu seperti bungkus Mie Instan.


Setiap nama memiliki beragam warna,
beragam jargon, beragam deskripsi
kenikmatan dan beragam cara penyajian.
Tetapi dibalik bungkus yang beraneka
ragam itu, ada bahan dasar Mie yang sama-
sama memiliki tujuan untuk mengisi dan
mengenyangkan jasmani penikmatnya.
Manusia sebagai penikmat Mie Instan untuk
menjamah dan merasakan kenikmatan
masing-masing Nama Mie Instan. Ada yang
memilih secara bebas berdasarkan selera
pribadi, ada juga yang menikmati karena
budaya dalam keluarga atau preferensi
orang-orang terdekat.

KISAH BANJIR BANDANG

Ziusudra, Sumerian, 2.150 BCE


Atrahasis, Akkadian, 1.800 BCE
Uta-Napishti, Babylonian,1.300 BCE
Noah, Israel, 1.000 BCE

Anda mungkin juga menyukai