Mengunjungi sebuah pesantren, rasanya kurang afdhol ketika kita tidak mengetahui sejarah pesantren
terlebih dahulu. Oleh karenannya, pada segmen rihlah pesantren kali ini, saya sudah berada di komplek
makam Simbah K. Syamsuri Dahlan, Sang Pendiri Pesantren Sirojuth Tholibin Desa Brabo, Kecamatan
Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah bersama dengan Bapak KH. M. Shofi Al
Mubarok yang merupakan cucu dari simbah K. Syamsuri Dahlan dan juga penerus perjuangan beliau.
"Assalamualaikum Pak Kiai, kami mohon pak kiai dapat mengisahkan sejarah singkat dari pendiri Ponpes.
Sirojuth Tholibin Brabo, Simbah K. Syamsuri Dahlan. Bagaimana awal mula perjalanan dakwah beliau
hingga akhirnya menetap di Desa Brabo?"
(Framing; model dakwah beliau yang tidak pernah marah, keberanian beliau hijrah ke Brabo,
Keistiqomahan dan Kewira'ian)
(Mobil NU Online Masuk Gerbang Pesantren, Aldi turun dari mobil, parkit tepat di depan masjid)
"Oke teman-teman, Alhamdulillah saat ini kita telah sampai di komplek Pesantren Sirojuth Tholibin
Brabo. Tepat di belakang saya ini adalah Masjid Al Muhajirin Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo. Tempat
di mana dakwah Simbah Kiai Syamsuri Dahlan dimulai dan sekaligus menjadi cikal bakal berdirinya
pesantren. Masjid ini kini telah mengalami renovasi menjadi tiga lantai, namun kabarnya masih ada
bagian masjid legendaris yang masih dipertahankan, benarkah demikian pak yai?"
"Pak Yai, Dulu, bagaimanakah awal dakwah Simbah Kiai Syamsuri Dahlan?"
"Kitab apa sajakah yang dikaji oleh Simbah K. Syamsuri Dahlan, dan bagaimanakah metodenya?"
"Adakah kisah yang menceritakan tentang Simbah K. Syamsuri Dahlan dalam semangat dan istiqomah
mengajar?" (Mbah Syam Tetap mengaji walau pun dalam keadaan sakit, bahkan sampai dipapah oleh
santri)
"Mengapa dinamai Masjid Al Muhajirin, adakah filosofi tertentu?" (Kaitannya dengan Masjid Desa yang
bernama Al Anshor)
"Selain Masjid, salah satu elemen pokok pondok pesantren adalah kitab kuning sebagai simbol
kurikulum pembelajaran di pesantren. Oleh karena itu, saya mohon pak yai dapat menghantarkan
teman-teman NU Online untuk menuju ke Madrasah Pesantren, monggo pak yai..."
(Shoot Al Jauhar dan Muhadloroh, Santri berangkat sekolah muhadloroh, membaca saaltu, bersalaman
dengan asatidz, masuk kelas, pembelajaran di kelas dengan kitab kuning)
"Perkembangan apa sajakah yang dialami pesantren pada masa kepengasuhan Bapak KH. Ahmad
Baidlowie Syamsuri?" (Sistem pesantren yang sistematis dan bangunan yang representatif)
"Selain pendidikan salaf, seiring perkembangan zaman, banyak pesantren pun juga mengakomodir
pendidikan formal. Apakah juga demikian dengan pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Pak Yai? Mari kita
ke komplek kurikulum..."
"Bagaimana sistem kepengurusan di pesantren, bagaimanakah job desk nya? Tips mengompakkan
kepengurusan?" (Rapat malam selasa, pertemuan secara berkala)
"Kantor pusat juga bersebelahan dengan kantor multi media, menurut pak yai, bagaimana sikap santri
terhadap kemajuan teknologi dan sosial media?"
"Bisakah kami diantar ke salah satu badan udaha tersebut?" (Sirbin Barbershop- footage dan lokasi
memadai)
"Siapa sajakah yang terlibat dalam usaha inu? Bagaimana sistem perekrutannya? Apa saja manfaat yang
didapatkan?"
"Selain pendidikan kitab kuning dan pendidikan formal, pendidikan Al Quran sebagai kitab suci umat
islam sudah tentu sangat penting untuk diperhatikan. Bagiamankah sistem pengajian Al Quran di
Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo?"
"Adakah komplek khusus bagi para santri penghafal Al Quran? Bolehkah teman-teman NU Online
berkunjung dan melihat ke sana? (Huffadz putri)
"Mengapa bangunannya dibuat konsep etnik jawa demikian? Hal apakah yang menginspirasi?"
"Bagaimakah prosedur bagi santri yang ingin menghafalkan Al Quran di Pesantren ini?"
(Clossing)