Anda di halaman 1dari 9

Memakmurkan Masjid Melalui Gerakan Magrib Mengaji....

Memakmurkan Masjid Melalui Gerakan Magrib Mengaji Di Cucimanah


Timur, Desa Cirebon Girang, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon

Deni Kurniawan
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
e-mail: kdenik30@gmail.com

ABSTRAK

Masjid merupakan tempat yang suci yang tidak asing lagi kedudukannya bagi umat Islam.
Masjid selain sebagai pusat ibadah untuk umat Islam, masjid pun sebagai lambang kebesaran
syiar dakwah Islam. Kaum muslimin pun terpanggil untuk bahu – membahu membangun masjid-
masjid di setiap daerahnya masing-masing. Hampir tidak dijumpai lagi suatu daerah yang
mayoritasnya kaum muslimin kosong dari masjid. Tidak ada lagi keluhan dari kaum muslimin
untuk menunaikan shalat lima waktu secara berjama’ah di masjid. Bahkan terlihat renovasi
pembangunan masjid semakin semarak dan mencolok di masing-masing daerah. Masjid semakin
diperlebar dan diperindah serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas, agar dapat menarik dan
membuat nyaman jamaah. Jika kita melihat kondisi masjid-masjid yang ada saat ini, baik di desa
maupun di kota maka semakin sepi dari jama’ah. Bahkan ada beberapa masjid yang tidak
Melaksanakan ibadah shalat jama’ah lima waktu secara penuh. Kebanyakan masjid ramai
dikunjungi jama’ah ketika shalat maghrib dan isya’.Walaupun tak jarang juga didapati masjid
yang berukuran megah dan mewah Cuma berisi beberapa shaf jama’ah saja. Bahkan tidak jarang
juga yang menjadi imam dan makmum ialah sekaligus dirangkap oleh muadzin sendiri.
Demikianlah kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Boleh jadi ada yang
menyangkal bahwa hukum melaksanakan shalat berjama’ah di masjid bukanlah wajib, namun
sebatas sunnah saja. Sehingga tidak mengapa shalat berjama’ah di rumah bersama sanak
keluarga. Demikianlah kondisi nyata yang tampak di tengah masyarakat pada umumnya sehingga
menarik simpati untuk mengadakan pembinaan.

Kata Kunci: Masjid, Bersholawat

ABSTRACT

The mosque is a holy place that is no stranger to its position for Muslims. Apart from being a
center of worship for Muslims, the mosque is also a symbol of the greatness of the propagation
of Islam. The Muslims are also called to work together to build mosques in each of their
respective regions. Almost no longer found an area where the majority of Muslims are empty of
mosques. There are no more complaints from the Muslims to perform the five daily prayers in
congregation in the mosque. It can even be seen that the renovation of the mosque construction
is getting more lively and striking in each area. The mosque is increasingly being widened and
beautified and equipped with various facilities, in order to attract and make pilgrims
comfortable. If we look at the condition of the mosques that exist today, both in the village and in
the city, it is increasingly quiet from the congregation. There are even some mosques that do not
carry out the five daily congregational prayers in full. Most mosques are crowded with
congregations during the Maghrib and Isha prayers. Although it is not uncommon to find
mosques that are majestic and luxurious, only contain a few rows of congregation. In fact, it is
not uncommon for those who become priests and congregations to be concurrently held by the
muezzin himself. This is a fact that does not match what was expected. There may be those who
deny that the law of praying in congregation in the mosque is not obligatory, but only sunnah. So
there is nothing wrong with praying in congregation at home with relatives. Such is the real
condition that appears in the community in general so that it attracts sympathy for conducting
coaching.
Keywords: mosque, pray
Memakmurkan Masjid Melalui Gerakan Bersholawat....

PENDAHULUAN
Mengaji Alquran sejak dulu telah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Namun, akhir-
akhir ini mengaji Alquran sudah mulai ditinggalkan. Umat Islam lebih asik mengikuti sinetron
dan film seraya duduk berlama-lama di depan televisi dari pada membuka mushaf Alquran.
Kementerian Agama (Kemenag) RI ingin mengembalikan tradisi mengaji setiap selesai shalat
Maghrib dapat kembali dihidupkan di seluruh pelosok negeri. Masyarakat diajak untuk kembali
membuka Alquran kendati mereka sudah khatam Alquran sebelumnya. Dengan mengaji selepas
shalat Maghrib, pengaruhpengaruh negatif dari televisi dan media elektronik lainnya bisa
diminimalisasi. Kementerian Agama (Kemenag) RI telah mencanangkan Gerakan Maghrib
Mengaji atau yang lebih dikenal dengan GEMAR Mengaji. GEMAR Mengaji adalah suatu
program yang bertujuan untuk membudayakan membaca Alquran kembali setelah shalat
Maghrib di kalangan masyarakat. Program GEMAR Mengaji yang dicanangkan pemerintah
melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI telah berjalan sejak tahun 2011.
Namun dalam pengamatan penulis, program Kementerian Agama (Kemenag) RI tersebut
masih tertuju pada anak-anak saja. Sedangkan program mengaji Alquran kepada orang dewasa
atau orang tua baik untuk bapak-bapak atau ibu-ibunya belum terlaksana dengan baik di
masyarakat luas. Kegiatan mengaji untuk orang dewasa atau orang tua masih bersifat pada majlis
taklim berupa mendengarkan ceramah agama ataupun pembacaan wirid yasin yang menjadi
rutinitas mingguan. Kegiatan Wirid yasin yang penulis amati di masyarakat sering dilakukan
bapak-bapak dan ibu-ibu setiap hari Kamis malam Jumat.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, pada dasarnya masalah keinginan
untuk belajar al-qur’an itu mayoritas sangat didambakan oleh ibu-ibu. Akan tetapi terdapat
beberapa faktor yang dapat menghambat keinginan tersebut salah satunya ialah faktor usia dan
faktor mengurus rumah tangga. Selain itu tidak adanya lembaga atau masjid disekitar lingkungan
mereka yang berupaya membuka program membaca al-qur’an sehingga menyebabkan mereka
hanya mengikuti kegiatan keagamaan islam apa adanya dalam usaha mendekatkan diri dengan
Allah SWT. Selain itu untuk daerah kota cirebon khususnya di kecamatan pekalipan desa
cucimanah timur sangat minim sekali kegiatan belajar al-qur’an untuk kaum ibu-ibu. Memang
ada lembaga yang mengajarkan membaca al-qur’an namun diperuntukan hanya untuk anak-anak
tidak untuk orang dewasa.
Mempelajari kitab suci Alquran merupakan suatu anjuran untuk kaum muslim, karena
kitab suci Alquran adalah sebagai pedoman hidup umat manusia yang harus dipelajari dan
diamalkan. Dalam hal ini yang menjadi tolok ukur keimanan seorang muslim ialah sejauh mana
upaya dan usahanya dalam mempelajari dan mengajarkan kitab suci Alquran. Hal ini sesuai
dengan Hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi sebagai berikut:
: :‫ ل ثلنال ثلنال لمعحةمقق وةد عبق;;ق ةن لغعيلللن لقققال ل;;ل‬:‫ألنققال ةشقق ععلب ل أعنلب ل أةبقق و لدواةولد لقققال لل‬
‫ ةي لحدد ةث ل;;ع‬، ‫ ل ِسدمعع ةت لسععلد عب لن ةعلبعيلدلة‬:‫ لقال لل‬، ‫لحققددل لحققددل ِدب ي لععبِدد أ ل للقلمةة عب ةن لمعرلثٍدد‬
، ‫ ل د لعيققِده لو لسقق ةدل لعل دل لص;;دال ى وا أ دن ل;;ر ةس و ل;;ل وا ِد ل ِدن لع;;دفال لن‬:‫عخلبلردن ي لعع ل لم لقققال لل‬
ِ ‫عن أ‬
‫ «لفققلذوا أةبقق و لععبقِدد وال در عحلمق;;ق ل للمقق;;ةه » لقققال‬:‫ لع عن ةعع وال در عحلم دلققِدذ ي لك وا ِدن‬، ‫ثلمال لن عب ِدن‬
‫لل ةققق عرنآ لن لو لعد لم وال ل « لخعيةرةكعم لمعن لتلعد ثلمقال لن لحدتقا ى لبللق لغ وال لح دجقال لج عب لن ِدن ةعع قعرنآ‬
‫ « لهلذوا ل ِحددي حث لح لسحن لص‬: » ‫ لو لعد قلعل ِددن ي لمع ع أ ل ةي و ةس لف‬، ‫لن ِدف ي لزلم ة لم وال ل قل ِعدد ي لهلذوا‬
3 » ‫ِدحي حح‬
“Telah bercerita kepada kami Mahmud ibn Ghailan, dia berkata: Abu Dawud
memberitahukan bahwa Syu’bah telah bercerita bahwa Alqamah ibn Marsadin berkata: aku
mendengar Sa’ad ibn ‘Ubaidah bercerita dari Abi Abdurrahman dari ‘Usman ibn Affan bahwa
Rasulullah SAW bersabda: ‘Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari Alquran
dan mengajarkannya...” Bagi setiap muslim selayaknya isi Alquran harus dijadikan tuntunan
bukan tontonan. Ayat-ayat suci Alquran hendaknya dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam
mengarungi kehidupan di dunia. Oleh karena itu wajib hukumnya seorang muslim membaca
,mempelajari dan mengamalkan kitab suci al-qur’an. Setiap ayat yang tertulis dalam kitab suci al-
qur’an memiliki makna dan maksud yang berbeda. Apabila kita banyak membaca ayat-ayat suci
Alquran, maka kita akan makin banyak mendapatkan manfaat dan kebaikan.
Allah SWT menurunkan kitab suci Alquran kepada Nabi Muhammad Saw untuk
mengeluarkan umat manusia dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya Islam, sehingga
menjadi benar-benar umat yang baik dan terbaik yang pernah ada di muka bumi ini. Diantara ciri
khas atau keistimewaan yang dimiliki Alquran adalah ia bisa memberi syafa’at pada hari kiamat
pada orang-orang yang membacanya dan mengkajinya. Dalam Islam kewajiban menuntut ilmu
memang tidak ada tawar menawar lagi, pria, wanita, serta tidak memandang usia dan tempat
menuntut ilmu itu sendiri. Berarti setiap muslim mempunyai kewajiban dan hak yang sama
dalam memperoleh ilmu.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konseptual
1. Masjid
Masjid merupakan suatu tempat untuk beribadah kaum muslim. Dari sekian banyak para ahli yang
mendefinisikan tentang Masjid maka peneliti menarik benang merahnya yaitu tempat yang mulia untuk
beribadah kepada Allah SWT serta tempat untuk shalat berjamaah,berdzikir,dan bersyukur
((M.Zafeeruddin,1996,hal 11) dan (Al-Hasan,2005,hal 82))

2. Mengaji

Mengaji secara bahasa artinya belajar atau mempelajari. Dari sekian Banyak para ahli yang
mendefinisikan tentang Mengaji maka peneliti menarik benang merahnya yaitu suatu aktivitas
membaca Al-Qur’an oleh seseorang bahkan bisa dikatakan jika dalam hal ini yaitu peserta didik
yang berusaha memahami atau mempelajarai Al-Qur’an yang bermula tidak tahu sama sekali
menjadi tahu
B. TINJAUAN TEORI
Gerakan mengaji magrib memiliki peran yang cukup besar terhadap keimanan seseorang
dengan dibuktikan melalui 2 buah Teori yaitu Teori Humanistik dan Teori Asosiatif

1. Teori Humanistik
Teori Humanistik merupakan teori belajar yang memanusiakan manusia,teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar seseorang dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut
pandang pengamatnya.Sementara itu, ada banyak ahli yang mendefinisikan tentang teori
Humanistik namun terdapat kesamaan dalam hal isi yang ungkapkan oleh para ahli,maka dari
itu peneliti dapat menarik benang merahnya ialah proses memanusiakan manusia dimana
seorang individu dapat menggali semua kemampuannya untuk di terapkan dalam lingkungan
sekitarnya (abraham maslow (1954),Sri Esti W Dwijandon(2002:181) Alwisol 2006:317 )
2. Teori Asosiatif
Menurut Ivan Petrovich Pavlov mengatakan bahwa Teori Asosiatif Merupakan perilaku belajar
yang dapat dibentuk dengan kebiasaan atau kondisioning artinya perilaku belajar dapat
dikendalikan dengan cara mengganti stimulus dengan tepat untuk mendapatkan respon yang di
inginkan ,sedangkan perilaku belajar individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya
Deni Kurniawan |

METODE
Desain Penelitian adalah rencana dalam melakukan penelitian yang akan dilaksanakan
oleh peneliti yaitu dengan menentukan cara pengumpulan data dan analisis data yang sesuai
dengan tujuan penelitian. Untuk Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada tanggal 01-31 Juli
2021 di RW 06, desa cucimanah timur, Kecamatan Pekalipan, kota Cirebon. Desain penelitian
yang digunakan ialah menggunakan pendekatan partisipatif dan kualitatif dalam mengumpulkan
data, dan diolah menjadi sebuah deskripsi atau narasi. Teknik pelaksanaan yang digunakan
dalam kegiatan pengabdian yaitu observasi dan praktek langsung terhadap anak-anak yang ada di
desa cucimanah timur. Observasi dilakukan untuk mengetahui pergaulan anak-anak yang ada di
desa cucimanah timur. praktek langsung, ditujukan untuk mengajak dan memberikan semangat
agar minat belajar mengaji dari anak-anak mulai tumbuh sampai pada akhirnya menjadi
kebiasaan yang baik. Untuk jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
Data kualitatif yaitu data yang hanya dapat diukur secara tidak langsung (Hadi, 2015: 91).
Adapun yang termasuk data kualitatif adalah gambaran mengenai objek penelitian. Sementara itu
pendapat ahlinya bahwasanya data kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata-kata
verbal bukan dalam bentuk angka (Muhadjir (1998: 29)). Jadi dapat ditarik benang merahnya,
bahwa data kualitatif ialah data yang hanya dapat diukur secara tidak langsung dan biasanya data
yang digunakan itu berbentuk kata-kata verbal bukan dalam bentuk angka. Adapun yang
termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran umum dari objek penelitian, yang
meliputi gambaran umum GEMAR mengaji, penjelasan mengenai upaya peningkatan GEMAR
Mengaji melalui Program-program yang sudah dijalankan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Tujuan dan Peran Taman Baca Arumsari
Tujuan didirikan nya GEMAR mengaji ialah menjadikan anak-anak yang
sebelumnya tidak bisa membaca kitab suci al-qur’an bisa menjadi gemar membaca kitab
suci al-qur’an dimana pun dan kapanpun. Selain itu GEMAR Mengaji memiliki peran
terhadap lingkungan sekitar. Peranan yang GEMAR Mengaji dapat dilihat dari tujuan
didirikan nya GEMAR Mengaji tersebut. Berikut ini ialah peran dari GEMAR Mengaji :
1. Sebagai tempat informasi
2. Sebagai tempat memperluas wawasan dan pengetahuan keagamaan
3. Sebagai tempat pembinaan watak dan moral
B. Kegiatan GEMAR Mengaji
Kegiatan yang dilakukan oleh GEMAR Mengaji ada 3 yaitu kegiatan Sambung
ayat, kegiatan adzan, kegiatan mengaji al-qur’an.
Berikut ini penjelasan mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan di GEMAR
Mengaji :
1. Kegiatan sambung ayat
Tujuan : Untuk menarik anak-anak agar berkunjung kemudian menghafal
surat-surat yang ada di al-qur’an
Manfaat : Anak-anak menjadi terbiasa dengan membaca al-qur’an yang akhirnya
menjadi budaya tersendiri
Peserta : Anak-anak usia 6 tahun sampai 12 tahun
Proses : Anak-anak datang berkunjung kemudian mereka memilih surat yang
ingin mereka baca dan halfakan dimana tidak ada batasan waktu untuk
membaca buku tersebut

Gambar 1. Sambung ayat


2. Kegiatan adzan
Tujuan : Memberi rasa keberanian
Manfaat : Untuk mengenalkan bacaan yang benar
Peserta : Anak-anak usia 6 tahun hingga 12 tahun
Proses :Anak-anak datang ke masjid kemudian mulai melakukan adzan satu
persatu

Gambar 2. Adzan
3. Kegiatan Mengaji Al-qur’an
Tujuan :Mengasah ketrampilan membaca al-qur’an dari setiap anak
Manfaat : membaca al-qur’an secara tartil dan makhroj dengan baik dan benar
Peserta : anak-anak usia 6 tahun hingga 12 tahun
Proses : anak-anak datang ke masjid kemudian anak-anak duduk dan mulai
melakukan kegiatan mengaji al-qur’an
Gambar 3. Membaca al-qur’an

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan oleh penulis,maka dapat ditarik benang
merahnya sebagai berikut : Memakmurkan Masjid Melalui Gerakan Magrib Mengaji Di
Cucimanah Timur, Desa Cirebon Girang, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon yang meliputi
kegiatan sambung ayat, kegiatan adzan, kegiatan membaca al-qur’an, kegiatan tersebut bisa
dikatakan mampu membangun minat membaca al-qur’an anak-anak,terutama untuk anak-anak
usia 6 hingga 12 tahun. Selain untuk membangun minat membaca al-qur’an kegiatan tersebut
juga bertujuan untuk menyalurkan bakat membaca al-qur’an yang dimiliki oleh anak-anak,
mengasah kecerdasan dan agar memiliki ketrampilan membaca al-qur’an.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih diucapkan kepada RW 06 desa cucimanah timur, Kecamatan
Pekalipan, Kota Cirebon yang telah banyak mendukung berjalannya program pengabdian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fanani, Arsitektur Masjid. Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2009.


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1996, h. 747
John L. Esosito, Ensiklopodia Oxford Dunia Islam Modern Jilid III.Bandung: Mizan, 2001.
KODI DKI Jakarta: “ldarah Masjid (Management Masjid)
Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat.Yogyakarta: Tiarawacana, 2006.
Muhammad E. Ayub, Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus/Penulis. Jakarta:
Gema Insani Pres, 1996.
Nurul Huda SA, Cahaya Pembebasan, Agama, Pendidikan dan Perubahan Sosial .Yogyakarta:
Fajar Pustaka Baru, 2002.
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an.Bandung: Mizan, 2007. Sidi Gazalba: “Mesiid Pusat lbadat
dan Kebudayaan Istam
TM Hasbi Ash Shiddieqy: “Koleksi Hadits Hadirs Hurkum,,,jilid 2

Anda mungkin juga menyukai