Anda di halaman 1dari 3

SISTEMATIKA LAPORAN

IDENTITAS LAPORAN

Nama mahasiswa : Muhammad Iqram

Semester/ kelas : 4 / komunikasi dan penyiaran islam

Nama Masjid : Masjid Assalam

Alamat masjid : JL.Kesehatan Kota Baru

Tgl/jam pengamatan : Sabtu, 9 Maret 2023 pada pukul 14.00

KEGIATAN YANG DIAMATI (ex. Shalat Taraweh, Tadarrus Al-qur`an, Buka Puasa bersama,
dll)

Nama kegiatan : Tadarus Al-Qur’an dan Sholat Taraweh

Bentuk kegiatan : Sholat Taraweh dan mengaji bersama-sama setelah ba’da taraweh

Detil pelaksanaan : Untuk pelaksanaanya itu setiap hari pada 30 hari di bulan Ramadhan.
Sholat taraweh dilaksanakan setelah sholat isya. Dan dilakukan dengan 11
rakaat. 8 taraweh dan 3 witir sekali salam. Setelah itu dilanjutkan lagi
dengan tadarusan Al-Qur’an.

Aspek khas-spesifik : Untuk aspek khas pesifik dari kegiatan ini adalah yang pertama, untuk
sholat tarawehnya itu dilakukan hanya 11 rakaat. Dan di pimpin imam sholatnya yang mayoritas
masih anak muda. Karena dari info panitia ramadhan di masjid Assalam itu, bahwa semuanya
yang terlibat dalam kegiatan maupun yang menjadi petugas di bulan ramadhan itu harus
diutamakan yang muda-muda saja. Untuk orang tuanya itu hanya membimbing para anak muda
saja. Dan yang kedua, untuk pelaksanaan tadarus Al-Qur’an nya itu dipimpin oleh satu orang
koordinator tadarusnya. Dan uniknya masjid Assalam ini adalah untuk yang ngaji tadarus itu
mayoritas anak-anak kecil saja. bahkan untuk orang tuanya itu hampir tidak ada. Untuk jumlah
anak kecilnya itu ada sekitaran 15 orang lebih.

ANALISIS KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

A. Prinsip Dasar Komunikasi Antar Budaya


Relativitas Bahasa

Untuk relativitas bahasa nya sudah tidak asing lagi bahwa bahasa yang digunakan disini
adalah bahasa melayu khas Pontianak. Walaupun banyak juga masyarakat dengan ras dan
suku yang berbeda-beda, hal itu tidak menjadikan konflik antar sesama masyarakat.

Kesadaran diri dan perbedaan Budaya

Di masjid Assalam khususnya banyak sekali masyarakat yang berbeda beda. Dari segi aliran
maupun segi golongan. Untuk masyarakat disini Alhamdulillah sudah memahami kondisi
dan memahami karakter masing-masing individu jadi hal inilah yang menyebabkan bahwa
perbedaan itu tidak sepenuhnya menimbulkan konflik bagi individu lainnya. Sebagai contoh
sholat taraweh dan tadarus yang saya angkat tadi. Untuk sholat taraweh masyarakat sudah
tahu akan kebiasaan yang dibawakan oleh masjid assalam ini. Dari imam yang menggunakan
qunut ataupun tidak, menggunakan wirid ataupun tidak. Hal ini sudah di ketahui oleh
masyarakat setempat. Dan menjadi khas dan kebiasaan bagi masyarakat disini. Dan
masyarakat juga tahu bahwa hal seperti ini tidak harus di permasalahkan. Yang pastinya kita
fokuskan saja apa tujuan sebenarnya kita beribadah itu.

Interaksi awal dan perbedaan budaya

Masjid assalam adalah masjid yang cukup besar dan dikenal oleh banyak orang. Hal ini lah
yang menjadi tolak ukur bagi pengurus dari masjid assalam ini. Bahwa kita perlu interaksi
awal kepada jamaah ataupun masyarakat sekitaran masjid assalam. Contoh interaksi awalnya
yaitu semisalnya sebelum melaksanakan ataupun menambah gerakan sholat, seperti
pembacaan qunut nazilah pas taraweh, lalu di umumkan juz yang akan dibaca saat tadarus
kepada masyakat sekitar. Ini salah satu contoh interaksi awal yang dilakukan masjid assalam
untuk menarik minat masyarakat untuk pergi ke masjid. Untuk masyarakat yang non muslim
sekitara masjid assalam, Alhamdulillah dari dulu sampai saat ini belum ada yang namanya
gangguan ataupun protes terhadap pengurus masjid assalam itu sendiri.

B. Persepsi Budaya Dan Konteks Budaya

Berdasarkan materi pembelajaran tentang persepsi budaya komunikasi antar budaya, persepsi
budaya adalah interpretasi terhadap apa yang ditangkap oleh indra melalui atensi yang
dipengaruhi oleh sekumpulan nilai hidup dan kehidupan seseorang. Pada pelaksanaan sholat
taraweh dan tadarus terlihat banyak seklai perbedaan yang terdapat di masjid assalam. Dari
imam tarawehnya yang mayoritas anak-anak muda, dan yang tadarusnya juga terlihat
berbeda dengan diisi oleh lima belasan lebih anak kecil. Dan jika dibandingkan dengan
masjid-masjid yang lain itu kebanyakan sholat tarawehnya tu 23 rakaat dan yang mengisi
tadarusannya itu kebanyakan oran-orang tua.

Dan sebelum sholat taraweh, masjid assalam juga mengadakan kultum demi menambah ilmu
untuk masyarakat dan jamaah masjid assalam. Namun hal ini tidak menjadikan permasalahan
bagi saya sendiri dan bagi orang lain. Dan menurut saya sendiri, hal itu tidak masalah dan
tidak menyimpang dari ajaran. Selagi imamnya paham akan rukun-rukun sholat dan paham
akan memimpin sholat itu sah-sah saja. Dan tidak mungkin juga kita terus memaksakan
orang-otang yang sudah tua dipaksa untuk menjadi imam taraweh. Dan memaksa untuk
tadarus itu harus orang-orang tua. Menurut saya itu tidak perlu dimasalahkan. Justru lebih
bagus anak-anak kecil yang mau menyimpung ke masjid demi meramaikan masjid assalam.
Kalau perlu kita support mereka biar mereka juga betah di masjid assalam. Dan konteks
budaya pada kegiatan ini mungkin semua terjadi karena perbedaan yang terdapat pada
masing-masing individu dari jamaah masjid assalam.

C. Pendekatan Pada Komunikasi Antar Budaya

Pendekatan komunikasi yang terjadi di masjid assalam adalah pendekatan dialog kultural.
Kenapa saya bilang demikian ? yaa karena masjid assalam ini selalu menggunakan sistem
musyawarah demi kepentingan masyarakat sekita dan jamaah masjid assalam. Sebagai
contohnya adalah sebelum memasuki bulan ramadhan, pengurus memanggil masyarakat
yang berkenan untuk menghadiri rapat pembentukan panita ramadhan. Tujuan diadakan rapat
ini karena ingin membentuk petugas ramadhan. Mencari imam yang berkualitas, muadzin
yang berkualitas, dan bilal taraweh yang berkualitas. Hal inidilakukan pengurus masjid
assalam demi menjadikan masjid assalam lebih dikenal orang banyak. Dan demi kenyamanan
jamaah masjid assalam bersama.

Anda mungkin juga menyukai