Anda di halaman 1dari 3

Nama: Rezky Hanif Arianto.

NIM : 14406244015.
Mata Kuliah ; Sejarah Lisan.
Transkrip Wawanacara dengan Tokoh Penggagas Masjid Chen Ho di Desa Lambaur, Kec.
Mrebet, Purbalingga Jawa Tengah
Profil tokoh/narasumber pengagas Masjid Cheng Ho
Nama : Hery Susetyo ( Tio Hwa Kong)
Umur : 68
Alamat : Bobotsari
Peranan : Pengagas utama Pembagunan masjid Cheng Ho
Penanya : Assalamualaikum sata Rezky Hanif Arianto mahasiswa Pend Sejarah Universitas
Negeri Yogyakarta ingin menanyajan/mewawancarai bapak menelusuri bagaimana
seluk beluk sejarah pendirian masjid Cheng Ho di Lambur. Untuk kelancaran
wawancara ini maaf saya ingin menanyakan bapak siapa, umur berapa, Alamat nya dan
bagaimana peranan bapak dalam pendirian masjid Cheng Ho
Penjawab : Wasalamualaikum, warohmatilohu wabarakatu, saya bernama Herry Susetyo nama
China saya Tio Hwa Kong. Tempat lahir Purbalingga 1 Oktober 1952 ( 68 Tahun ), saya
termotivasi membangun masjid karena saya mualaf tahun 2001, saya belajar mengaji
sampai tahun 2004 daqn setelah khatam saya berpikir harus bagaimana apakah naik haji
dulu atau membangun masjid. Dan saya terpanggil membangun masjid dan saya dapat
hidayah karena punya keberanian dan mental membangun masjid.
Penanya : Siapa pengagasnya dan apakah ada kendala selama pembangunan masjid?
Narasumber :Pengagasnya saya, bahkan ada penghargaan dari bupati dan selama saya membangun
tidak ada gejolak dan damai-damai saja bahkan masyarakat nya setelah kita kumpulkan
responnya bahkan ikut bergotong royong.
Penanya : mengapa banyak memilih pembangunan masjid kok ditempatkan di desa Lambur bukan
di kota Bobotsari atau Purbalingga atau yang lebih strategis?
Narasumber : karena saya kebetulan berpenduduk di Bobotsari kalau membangun masjid Purbalingga
terlalu jauh minimal radius 5 km dan akhirnya saya naik motor survei tanah sampai
Desa Karangnangka balik lagi sampai tiga kali belum dapat, akhirnya saya memutuskan
di sini, kondisi tanah masih balong ( basah ) banyak pepohonan dan tanah nya gelap di
depan nya rawan sering terjadi kecelakaan dan banyak yang meninggal dan saya tetap
mlih ini dengan harapan dan saya sulap menjadi tanah rata dan kalau dibangun di sini
kemungkinan nya posisinya bagus di tepi jalan dan tidak jauh dari Bobotsari.
Penanya : Kira-kira butuh berapa lama pembangunan masjid ini?
Narasumber : Saya membangun masjid ini pelatakaan batu pertama tepatnya tanggal 5 Maret 2005 dan
selesai Juni 2010 jadi hampir 5 tahun lebih.
Penanya : Apakah ada pihak lain yang membantu dana pembangunan Masjid?
Narasumber : Secara kebetulan kalau yang membantu ada saja tapi memang nilainya sangat terbatas
sekali yang namanya orang membantu tetap kita mengucapkan terima kasih sekecil
apapun, namun dalam perjalanan pembangunan masjid ini, 50 persen ada tokoh
kebetulan orang ini berpenduduk di Pekalongan. Beliau ini adalah Presiden Direktur
Kospin Jasa. Dua berhenti di jalan dan menanyakan kepada saya ingin membangun aoa,
saya jawab bilang insya Allah akan membangun Masjid pak haji, kok begibni
bentuknya, boleh lihat gambarnya dan saya berikan gambarnya, beliau tertarik, saat itu
bulan puasa pada hari ke 21. Setelah melihat gambarnya, kalau begini saya tertarik,
bolehkah saya ikut membantu. Alhamdulilah Pak Haji tersebut bernama Bapak Haji
Zaki Arslan Junaid.
Penanya : mengapa nama masjid ini diberi nama masjid Cheng Ho, apakah yang melatarbelakangi
nama tersebut.
Narasumber : kalau kita menggunakan atau mengabadikan nama Muhammad Cheng Ho kebetulan dia
berkaitan dengan kerajaan Sriwijaya di Palembang dan Mataram di Jawa. Pada saat itu
Muhamad Cheng Ho adalah panglima perang China Daratan dan sebagai seorang
Muslim yang membawa ajaran agama Islam ke Indonesia itu boleh dikatakan dia.
Sejarah berbunyi bahwa panglima Cheng Ho berkaitan dengan seperti wali Gunung Jari
di Cirebon, Tuban sembilan wali ini terkait jadi patut Muhammad Cheng Ho
diabadikan.
Penanya : apakah pernah ada oknum yang menolak pembangunan masjid ini.
Narasumber : tidak ada sama sekali.
Penanya : mengapa Masjid ini bangunan nya identik dengan budaya China.

Narasumber : kalau kita membangun masjid bernuansakan yang sifatnya umum berarti tidak ada
istimewanya. Tapi kita adalah dari lembaga PITI ( Persatuan Islam Tionghoa
Indonesia ) jadi selagi Unsur nya masih ada ngga ada salahnya, kalau bangunan kita
bernuansakan keChinaan sambil menunjukan bahwa Islam itu mendunia. Islam itu
besar, kalau mungkin China nuansanya begini. Kemungkinan kalau Korea begini,
Jepang mungkin begini beda-beda lagi kita hanya menunjukan di sisi lain ada hadist
tuntulan Ilmu ke Negeri China tapi tetap harus pakai biaya ke sana dan kalau masjid nya
di sini kan murah.
Penanya : Kapan Masjid Cheng Ho diresmikan/
Narasumber : 5 Juni 2010.
Penanya : Masjid ini sering dikunjungi oleh warga lokal maupun luar daerah. Apakah ada ide
kalau masjid ini dijadikan wisata religius.
Narasumber : kalau sekarang sudah dinyatakan oleh ibu Bupati sudah menjadi wisata religius bahkan
masjid ini dijadikan wista religius bahkan masijd ini sudah menjadi eventnya dan ikon
nya Purbalingga.
Penanya : Faktor apa saja masjid Cheng Ho dikunjungi Banyak orang?
Narasumber : mungkin suatu keanehan atau kelainan kan orang mengatakan masjid Muhammad
Cheng Ho atau Masjid China. Sebenarnya tidak ada masjid China di Purbalingga. Tetapi
masjid ya masjid Cuma kebetulan yang pengurusnya warga bersuku. China mungkin
bagi orang awam sehingga menarik dan menjadi pusat keramaian. Nyatanya saya
menduga dalam 5 sampai 6 tahum menjadi mahal bahkan sekarang sudah rapet menjadi
toko semua ngga ada tanah kosong kalau ada tanah kosong sudah di tawar orang.
Penanya : bagaimana kontribusi peran masjid ini terhadap pereekonomian masyarakat Desa
Lambur dan sekitarnya.
Narasumber : secara otomatis ya, kita tidak hanya mengkhususkan warga Selaganggeng dan Lambur
dan ini menjadi pusat keramaian bagi saya monggo siapa saja bisa berdagang dan
berusaha disini. Kenapa karena ada kesemparan mendapatkan hasil untuk kehidupan.
Penanya : waktu apa saja masjid ini ramai dikunjungi oleh masyarakat?
Narasumber : yang pasti waktu hari Raya atau bulan yang sering pada bulan Syura atau Muharram.
Penanya : saya kira iru saja pak, mudah-mdah bapak diberi keseharan. Terima kasih atas waktrunya.
Narasumber : Amin.
.

Anda mungkin juga menyukai