Anda di halaman 1dari 107

RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)

No : 001 / 2021

Sekolah : SMK Negeri 1 Kemangkon


Mata Pelajaran : PKK
Kelas/Semester : XI TKJ / Gasal
Materi Pokok : Sikap dan Perilaku Kewirausahaan
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1 Memahami sikap dan perilaku 3.1.1 Siswa mampu menggunakan sikap dan perilaku
wirausahawan: wirausahawan
3.1.2 Siswa mampu menerapkan sikap dan perilaku
wirausahawan

4.1 Mempresentasikan sikap dan perilaku 4.1.1 Siswa mampu menggambarkan sikap dan perilaku
wirausahawan: wirausahawan
4.1.2 Siswa mampu mencontohkan sikap dan perilaku
wirausahawan

Tujuan Pembelajaran a. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat


menjelaskan sikap dan perilaku wirausahawan dengan tepat
b. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelaskan karakteristik wirausahawan dengan tepat
c. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelaskan faktor keberhasilan dan kegagalan wirausaha
d. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
mempresentasikan sikap dan perilaku wirausahawan yang berhasil
dengan benar dan jujur

Model Problem Based Learning


Pendahuluan :
 Memberi Salam
 Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian, kebersihan kelas.
 Meminta pesera didik memimpin doa
 Menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai:
 Memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti :
Pertemuan 1
 Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang disampaikan tentang sikap dan
perilaku wirausahawan
 Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan yang lainnya agar dapat mudah dipahami
 Peserta didik ditugaskan mengerjakan latihan soal, lalu hasil pekerjan dicocokan bersama
Pertemuan 2
 Guru mengarahkan peserta didik untuk mengingat materi yang dipelajari di pertemuan sebelumnya.
 Guru mengarahkan peserta didik untuk menyaksikan video wawancara dengan beberapa
wirausahawan, kemudian mengajukan pertanyaan terkait pengamatan peserta didik.
 Guru menugaskan peserta didik mengidentifikasi/menganalisis factor keberhasilan kegagalan
wirausahawan dan sikap benar dan jujur yang diambil wirausahawan agar berhasil dari video
wawancara tersebut, kemudian peserta didik menuliskan hasil pekerjaannya pada LKPD.
 Peserta didik menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas, peserta didik lainnya memberikan
tanggapan.
 Peserta didik memperbaiki hasil presentasi berdasarkan tanggapan dari temannya
 Guru mengarahkan peserta didik menyimpulkan pembelajaran.
Penutup
 Refleksi
 Menyampaikan rencana untuk pembelajaran pertemuan yang akan datang
 Doa dan penutup
Penilaian Teknik Instrumen
Pengetahuan Tertulis Essay
Evaluasi
Ketrampilan Praktek Rubrik penilaian praktek
Sikap Pengamatan Rubrik Pengamatan

Kemangkon, Mei 2021


Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Kemangkon Urusan Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Warindi, S.Pd. Suliman, S.Pd Nuraziz Jian Warasjati, S.Pd


NIP 19650219 199203 1 005 NIP NIP

Lampiran 1: Rangkuman Materi


WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN

Pada zaman keterpurukan ekonomi yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia, kita harus
bisa menyerukan pentingnya pembangunan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) sehingga
kebanyakan masyarakat tidak ragu lagi untuk mengambil langkah untuk menjadi calon wirausaha.
Sesungguhnya kita semua adalah calon-calon wirausaha yang baik, tinggal bagaimana kita
mengolah jiwa entrepreneurship yang berhasil. Jika hal ini terealisasi akan memberikan nafas lega
untuk pemerintah karena bisa mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan.
Perubahan dan perbaikan nasib kita harus didasarkan pada kehendak, keinginan, dan kerja keras.
Oleh karena itu, peranan wirausaha sangat penting untuk menentukan masa depan bangsa dan
negara.
A. Pengertian kewirausahaan
Entrepreneurship awal mulanya berasal dari bahasa perancis, yaitu Entreprende yang berarti
petualang, pencipta, dan pengelola usaha, sedangkan kewirausahaan dengan istilah
entrepreneurship. Kata entrepreneur secara tertulis pertama kali digunakan oleh Savary pada
tahun 1723 dalam bukunya “Kamus Dagang”.
Wirausaha (entrepreneurship) adalah kemampuan seseorang untuk hidup sendiri atau
berdikari di dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya yang bebas atau merdeka
secara lahir dan batin.
Entrepreneur adalah sosok orang yang tidak mudah diam, biasanya suka melakukan inovasi terus
menerus dan perbaikan dari hal yang sudah ada.
Sedangkan yang dimaksud dengan kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah bentuk usaha
untuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan
risiko yang sesuai dengan peluang yang ada, dan lewat keterampilan komunikasi dan sumber
daya yang diperlukan untuk membawa sebuah proyek sampai berhasil.
(Peter Kilby Entrepreneurship and Economic Development, New York : The Free Press, 1971)
Dalam bentuk yang lain, kewirausahaan didefinisikan sebagai adventurisme (berpetualang),
risk taking (mengambil risiko) dan thrill-seeking (pencari kegentaran).
Dalam bentuk sederhana, kewirausahaan berkonotasi mengimplementasikan, yang berarti
mengerjakan (sesuatu), yaitu sesuatu yang harus dikerjakan seorang wirausaha. Perhatian dan
ketertarikan terhadap masalah kewirausahaan ini sangat tepat karena kita memerlukan apa yang
dapat dikerjakan dan diberikan oleh wirausaha (entrepreneurs) seperti :
1. Produk-produk baru dan jasa-jasa baru
2. Pekerjaan baru
3. Lingkungan kerja yang kreatif
4. Cara-cara baru melakukan kegiatan bisnis
5. Bentuk baru penciptaan bisnis (new business innovation)
Pengertian harfiah/bahasa
Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha diberi awalan ke dan akhiran an.
Wirausaha dari kata wira artinya perwira/berani dan usaha artinya daya upaya.
B. Pengertian kewirausahaan menurut pendapat :
1. ZIMMERER
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
2. SAVARY
Kewirausahaan adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu
belum mengetahui guna ekonomisnya akan dijual.
3. ROBIN
Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang/kesempatan untuk
memenuhi kebutuhan/keinginan melalui inovasi tanpa memperhatikan sumber daya yang
mereka kendalikan.
4. PEKERTI
Kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mendirikan, mengelola,
mengembangkan perusahaan miliknya sendiri.
5. INPRES NO.4 TAHUN 1995 tentang GNMMK (Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan
Membudayakan Kewirausahaan)
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari menciptakan,
menerapkan cara kerja dan teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberi pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.
6. AHLI EKONOMI/EKONOM
Wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang mengorganisasi faktor-faktor produksi
yaitu alam, tenaga kerja, modal dan keahlian.
7. PSIKOLOGI/AHLI KEJIWAAN
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kekuatan untuk memperoleh suatu
tujuan, suka mengadakan eksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya, di luar
kekuasaan orang lain.
8. BUSINESSMAN
Wirausaha adalah ancaman pesaing baru dapat seorang partner, pemasok, konsumen, atau
seseorang yang diajak kerjasama.
9. GEDE PARMA
Wirausaha adalah orang yang berani memaksakan diri untuk menjadi pelayan bagi orang
lain.
10. J.A. SCHUMPETER
Wirausaha adalah seorang inovator sebagai individu yang mempunyai naluri untuk
melibatkan materi sedemikian rupa dan kemudian terbukti benar mempunyai
semangat/kemampuan dan pemikiran untuk menaklukan cara berpikir lamban dan malas.
C. Tujuan kewirausahaan
Menumbuhkembangkan jumlah wirausaha yang berkualitas
1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman kewirausahaan yang tangguh
2. Meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan di masyarakat.
D. Sasaran kewirausahaan
Instansi pemerintah
1. Pelaku ekonomi
2. Generasi muda
E. Asas kewirausahaan
Kemampuan bekerja secara tekun,teliti dan produktif
1. Kemampuan berkarya dengan mandiri
2. Menciptakan etika bisnis yang sehat
3. Memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistemmatis, termasuk keberanian
mengambil risiko
F. Manfaat kewirausahaan
Mengurangi pengangguran
1. Sebagai generator pembangunan
2. Sebagai suri tauladan di masyarakat
3. Mendidik masyarkat hidup yang hemat dan efisien.
4. Proses kewirausahaan
G. Faktor personal yang mendorong pemicu untuk terjun ke dunia wirausaha yaitu:
1. Komitmen atau minat yang tinggi dalam berwirausaha
2. Keberanian menanggung risiko
3. Ketidakpuasan dengan pekerjaan sendiri
4. Phk dan tidak ada pekerjaan lain
5. Faktor usia
H. Faktor personalia yang mendorong adalah:
1. Komitmen tinggi dalam berwirausaha
2. Adanya visi dan misi guna mencapai keberhasilan dalam berwirausaha
3. Adanya menejer pelaksana sebagai tangan kanan dan pembantu utama didalam
berwirausaha
I. Faktor organisasi yang mendorong adalah:
1. Tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua perencanaan dan pelaksanaan
operasional berjalan produktif
2. Struktur organisasi dan berbudaya mantap didalam berwirausaha
3. Strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak didalam berwirausaha
4. Adanya produk yang dibanggakan
J. Sikap wirausahawan
1. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan innovatif
2. Mampu bekerja tekun,teliti dan produktif
3. Mampu berkarya berdasarkan etika bisnis yang sehat
4. Mampu berkarya dengan semangat kemandirian
5. Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang sistematis dan berani
mengambil risiko.
K. Perilaku wirausahawan
Memiliki rasa percaya diri
1. Berorientasi pada tugas dan hasil
2. Pengambil risiko
3. Kepemimpinan
4. Keorisinilan
5. Berorientasi pada masa depan
L. Ketrampilan yang harus dipunyai wirausahawan
Ketrampilan dasar meliputi:
 Memiliki mental dan spiritual yang tinggi
 Memiliki kepribadian unggul
 Pandai berinisiatif
 Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha
Ketrampilan khusus meliputi :
 Ketrampilan konsep (conceptual skill) yaitu ketrampilan untuk melakukan kegiatan usaha
secara menyeluruh berdasar konsep yang dibuatnya.
 Ketrampilan tehnik (technical skill) yaitu ketrampilan melakukan tehnik tertentu dalam
mengelola usahanya.
 Human skill yaitu ketrampilan bekerjasama dengan orang lain, bawahannya dan sesama
wirausahawan
M. Karakteristik wirausahawan
Karakteristik wirausahawan adalah sifat atau tingkah laku yang khas dari wirausahawan
yang membedakannya dengan orang lain. Karakteristik yang perlu dimiliki wirausahawan yaitu:
1. Kerja keras dan disiplin
2. Mandiri dan realistis
3. Komitmen tinggi
4. Kreatif dan Inovatif
5. Jujur
6. Memiliki jiwa kepemimpinan
7. Berpikir kedepan/prespektif
N. Karakteristik wirausahawan menurut pendapat:
1. By Grave
a. Dream yaitu mempunyai visi keinginan di masa depan dan mempunyai kemampuan untuk
mewujudkan impiannya.
b. Decisivenees yaitu orang yang bekerja cepat dan selalu memperhitungkan apa yang akan
dilakukan.
c. Doers yaitu seorang wirausahawan dalam membuat keputusan akan langsung
ditindaklanjuti.
d. Determination yaitu melakukan kegiatan dengan penuh perhatian.
e. Dedication yaitu mencurahkan perhatian pada bisnisnya.
f. Devotion yaitu mencintai pekerjaan bisnis dan hasil produksi.
g. Detail yaitu memperhatikan faktor yang terkecil secara rinci
h. Destiny yaitu bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai.
i. Dollars yaitu tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya bukan uang karena
uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan.
j. Distribute yaitu bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang – orang
kepercayaannya.
2. Fadel Muhammad
a. Kepemimpinan
b. Inovasi
c. Cara pengambilan keputusan
d. Sikap tanggung jawab terhadap perubahan
e. Bekerja ekonomis dan efisien
f.Visi masa depan
g. Sikap terhadap risiko
3. Drs Wasty Soemanto,M.pd
a. Memiliki moral yang tinggi
b. Sikap mental wiraswasta
c. Kepekaan terhadap arti lingkungan
d. Ketrampilan wiraswasta
4. Celland
a. Keinginan untuk berprestasi
b. Keinginan untuk bertanggung jawab
c. Preferensi kepada risiko – risiko menengah
d. Persepsi kepada kemungkinan hasil
e. Rangsangan oleh umpan balik
f. Aktifitas energik
g. Orientasi ke masa depan
h. Ketrampilan dalam pengorganisasian
i. Sikap tentang uang
O. Keberhasilan Dan Kegagalan Wirausaha
Keberhasilan wirausaha
Dari sisi pengusaha meliputi :
1. Jujur : Jujur terhadap diri sendiri,orang lain dan tujuan yang akan dicapai
2. Disiplin dan berani : karena bakat , pengalaman dan pengetahuan dan karena keyakinan dan
fasilitas
3. Menguasi bidang usaha yang digeluti
4. Dapat melaksanakan prinsip management dengan baik
Dari sisi produk
1. Memiliki keunggulan yang berarti bagi konsumen, apakah dari segi harga,kualitas produk,
prestise, manfaat dsb.
2. Didukung oleh promosi yang efektif kepada publik
Kegagalan wirausaha :
1. Tidak ada perencanaan yang matang
2. Bakat yang tidak cocok
3. Kurang pengalaman
4. Tidak punya semangat berwirausaha
5. Kurang modal
6. Lemahnya pemasaran
7. Tidak punya etos kerja yang tinggi
8. Lokasi yang kurang strategis
P. Perilaku Wirausahawan
Menurut Imam Santoso Sukardi ada 9 perilaku wirausaha yaitu :
1. perilaku instrumental
2. perilaku prestatif
3. perilaku keluwesan bergaul
4. perilaku kerja keras
5. perilaku keyakinan diri
6. perilaku pengambilan risiko
7. perilaku swa kendali
8. perilaku inovatif
9. perilaku kemandirian
Karakter wirausaha yang harus dipakai dalam mempertahankan bisnisnya meliputi :
1. Jangan mudah berpuas diri
2. Hidup hemat,cermat dan bersahaja
3. Harus meningkatkan kerja keras ,tekun dan teliti
4. Selalu mengutamakan kepentingan pelanggan
5. Membuat pelanggan setia
6. Tawakal pada Tuhan
7. Selalu dinamis
Contoh wirausaha yang sukses karena keuletan, komitmen tinggi dan ketekunan yaitu :
1. Thomas A. Edison penemu bola lampu, matematika, fisika
2. Bill Gates pendiri Microsoft office
3. Charles F. Wilson presiden Perusahaan General Motor Corporation ( GMC )
4. Andrew Carnegie pendiri industri baja
5. Stave Jobs penemu Apple Computer
6. Donald wirausahawan hambuger dll.

Lampiran 2: Penilaian
1. Jenis Penilaian
a. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
1. Tes tulis 1. Soal tes tertulis Pada saat pembelajaran Skor
(Essay) 2. Lembar penilaian maksimal 100

b.Ketrampilan
No
Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
.
1. Praktek 1. Soal Lembar Keja Pada saat Skor maksimal
Peserta Didik / LKPD pembelajaran atau 100
2. Lembar Penilaian diluar pembelajaran

c. Sikap
Bentuk Waktu
No. Teknik Aspek Peilaian Skor
Instrumen Pelaksanaan
1. Pengamatan Rubrik 1. Kedisiplinan Pada saat Nilai
pengamatan siswa dalam pembelajaran A: Jika
mengikuti mencangkup 4-
Pembelajaran 5 aspek
2. Santun dalam
menjawab B : Jika
pertanyaan/berta mencangkup 1-
nya 3 aspek
3. Keaktifan dalam
pembelajaran C : jika tidak
4. Tanggungjawab kelima
dalam limanya.
penggunaan alat
praktik
5. Ketepatan dalam
pengumpulan
laporan
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Penilaian Pengetahuan

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Kerjakan soal berikut dengan singkat dan jelas!


1. Jelaskan pengertian kewirausahaan secara umum!
2. Sebutkan dan jelaskan manfaat kewirausahaan!
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis wirausaha!
4. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memulai menjadi
wirausaha!
5. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang mengakibatkan kegagalan wirausaha!

Jawaban
1. Secara umum, kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yag dijadikan
dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses
2. Manfaat kewirausahaan :
a. Otonomi
Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha memosisikan seseorang
menjadi pimpinan yang memiliki kehendak terhadap control bisnisnya
b. Tantanga awal dan perasaan motif bersprestasi
Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat mengahasilkan keuntungan
sangat memotivasi wirausaha
c. Kontrol Finansial (pengawasan keuangan)
Bebas dalam mengelola keuangan dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri
d. Memiliki legitimasi moral yang kuat untuk mewujudkan kesejahteraan dan
memciptakan kesempatan kerja
3. Jenis-jenis wirausaha:
a. Neccesity entrepreneur yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dank arena desakan
kebutuhan hidup
b. Replicative entrepreneur yaitu wirausaha yang cenderung meniru-niru bisnis yang
ngetren, sehingga rawan terhadap persaingan dan kejatuhan
c. Inovatif entrepreneur yaitu wirausaha inovatif yang terus berpikir kraetif dalam
melihat peluang
4. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memulai wirausaha:
a. Pilih bidang usaha yang anda minati dan memiliki hasrat dan pengetahuan didalamnya
b. Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemuan
c. Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa anda
d. Jaga kredibilitas dan brand image
e. Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk modal kerja
dan penambahan investasi alat-alat produksi/jasa
5. Penyebab kegagalan wirausaha sebagai berikut:
a. Tidak kompeten dalam manajerial, yaitu tidka memimiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha
b. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaan
c. Kurang dapat mengendalikan keuangan
d. Gagal dalam perencanaan
e. Lokasi yang kurang memadai
f. Sikap yang kurang-kurang sungguh berusaha
Pedoman Penskoran :
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100

b. Instrumen Penilaian Ketrampilan

FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Kerjakan soal berikut dengan baik dan benar!

No Indikator soal Soal Skor


Menganalisis hal-hal Dari video inspiratif yang ditonton. Apakah bisnis
yang mengakibatkan Snack Zanana berhasil atau tidak? Jika sukses jelaskan
kegagalan wirausaha
factor-faktor penyebab keberhasilannya dari kerja
keras yang dilakukan, relasinya bagaimana, ambisis
1 untuk maju bagaiamana, kemampuan memimpin dan 50
mengambil keputusan bagaiamana, serta jujur dan
disiplinnya bagaimana!
Menentukan langkah- Bagaimana sikap benar dan jujur yang diambil
2 langkah yang harus wirausahawan agar berhasil berdasarkan video inspiratif 50
dilakukan untuk
memulai menjadi tersebut?
wirausaha

Total Skor 100


c. Instrumen Penilaian Sikap

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Tanggung Nilai
No. Nama Disiplin Keaktifan Santun Ketepatan
jawab Akhir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
21.
22.
23.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31
RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)
No : 001 / 2021

Sekolah : SMK Negeri 1 Kemangkon


Mata Pelajaran : PKK
Kelas/Semester : XI TKJ / Gasal
Materi Pokok : Peluang Usaha Produk Barang/Jasa
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.2 Menganalisis peluang usaha produk 3.2.1 Siswa mampu memahami peluang usaha produk
barang/jasa barang/jasa
: 3.2.2 Siswa mampu menerapkan peluang usaha produk
barang/jasa

4.2 Menentukan peluang usaha produk 4.2.1 Siswa mampu menilai peluang usaha produk
barang/jasa barang/jasa
4.2.2 Siswa mampu membuka peluang usaha
produkbarang/jasa
Tujuan Pembelajaran a. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelaskan pengertian dan ciri-ciri peluang usaha dengan tepat
b. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelaskan sumber peluang usaha
c. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelasakan faktor keberhasilan dan kegagalan peluang usaha
d. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menentukan peluang usaha produk barang/jasa
e. Setelah kegiatan pebelajaran diharapkan peserta didik dapat
menganalisis peluang usaha produk barang /jasa menggunakan analiis
SWOT
Model Problem Based Learning
Pendahuluan :
 Memberi Salam
 Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian, kebersihan kelas.
 Meminta pesera didik memimpin doa
 Menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai:
 Memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti :
Pertemuan 1:
 Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang disampaikan tentang peluang usaha
produk barang /jasa
 Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan yang lainnya agar dapat mudah dipahami
 Setelah peserta didik membaca buku panduan yang lainnya peserta didik menghubungkan, membagi,
menilai, membedakan peluang usaha produk barang/jasa
 Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh guru
 Guru menugaskan peserta didik untuk mengerjakan latihan soal, lalu hasil pekerjaan dikumpulkan.
Pertemuan 2:
 Gurumengarahkan peserta didik untuk mengingat materi yang dipelajari di pertemuan sebelumnya.
 Guru mengarahkan peserta didik untuk menyaksikan video wawancara dengan beberapa
wirausahawan, kemudian mengajukan pertanyaan terkait pengamatan peserta didik.
 Guru menugaskan peserta didik mengidentifikasi/menganalisis factor keberhasilan kegagalan
wirausahawan dan sikap benar dn jujur yang diambil wirausahawan agar berhasil dari video
wawancara tersebut menggunakan analisis SWOT, kemudian peserta didik menuliskan hasil
pekerjaannya pada LKPD yang telah disediakan.
 Peserta didik menyampaikan hasil pekerjaandi depan kelas, peserta didik yang lainnya memberikan
tanggapan
 Peserta didik memperbaiki hasil presentasi berdasarkan tanggapan dari temannya
 Guru mengarahkan peserta didik menyimpulkan pembelajaran.
Penutup
 Refleksi
 Menyampaikan rencana untuk pembelajaran pertemuan yang akan datang
 Doa dan penutup
Penilaian Teknik Instrumen
Pengetahuan Tertulis Essay
Evaluasi
Ketrampilan Praktek Rubrik penilaian praktek
Sikap Pengamatan Rubrik Pengamatan

Kemangkon, Mei 2021


Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Kemangkon Urusan Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Warindi, S.Pd. Suliman, S.Pd Nuraziz Jian Warasjati, S.Pd


NIP 19650219 199203 1 005 NIP NIP

Lampiran 1: Rangkuman Materi


Pengertian Wirausaha

Pengertian dari Kewirausahaan menurut Hisrich-Peters (1995) dalam buku Entreprenuership


adalah entrepreneurship is the process of creating something different with value by devoting the
necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychic, and social risks, and
receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence. (artinya
Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru (kreatif), yang lain dari yang lainnya
(inovatif) dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas
jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi).
A. Peluang Usaha
Peluang usaha dapat digali melalui berbagai usaha dan cara, diantaranya:
1. Membuka mata dan telinga untuk mengumpulkan berbagai informasi terbaru dari
lingkungan.
2. Pengembangan ide-ide dan gagasan baru berdasarkan kondisi yang ada.
B. Menciptakan peluang usaha baru berdasarkan informasi dari lingkungan
Sumber-sumber potensial peluang
1. Menciptakan produk baru dan berbeda.
2. Mengamati pintu peluang.
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam.
4. Menaksir biaya awal
5. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Peggy Lambing ada dua pendekatan utama yang
digunakan oleh wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru, yaitu:
1. Pendekatan “Inside-out “ atau disebut dengan “ Idea Generation “
2. Pendekatan “ The Out-Side In “ atau disebut juga “ Opportunity recognition“
C. Pemanfaatan peluang usaha yang ada secara Kreatif dan Inovatif
Dalam hal ini, menurut Zimmerer dalam tulisan Suryana (2006: 25) ada tujuh langkah
proses Kreatif  yaitu:
 Persiapan (Preparation)
 Penyidikan (Investigation)
 Transformasi (Transformation)
 Penetasan (Incubation)
 Penerangan (Illumination)
 Pengujian (Verification)
 Implementasi (Implementation)
D. Faktor-faktor Pemicu Keberhasilan dan Kegagalan dalam Berwirausaha
1. Faktor-faktor Keberhasilan wirausaha.
Menurut Murphy and Peck dalam buku kewirausahaan karya Buchari Alma (2000: 83),
ada delapan ciri yang harus dimiliki seorang wirausaha yang juga merupakan kunci
keberhasilan, yaitu:
 Mau Bekerja Keras.
 Bekerjasama Dengan Orang Lain .
 Penampilan Yang Baik.
 Pandai Membuat Keputusan.
 Mau Menambah Ilmu Pengetahuan
 Berambisi Untuk Maju.
 Pandai Berkomunikasi.
Menurut Suryana (2006: 67), kunci keberhasilan dalam wirausaha adalah:
 Kemampuan dan Kemauan.
 Tekad yang kuat dan kerja keras.
 Mengenal peluang dan berusaha meraihnya.
2. Faktor-faktor penyebab kegagalan usaha
 Tidak kompeten dalam hal manajerial.
 Kurang berpengalaman.
 Kurang dapat mengendalikan keuangan.
 Gagal dalam perencanaan.
 Salah memilih lokasi.
 Kurangnya pengawasan peralatan.
 Sikap yang tidak sungguh-sungguh dalam berusaha.
 Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.
Selain beberapa hal tersebut di atas, ada beberapa hal yang sangat berpotensi bagi
seorang wirausaha mundur dalam menjalankan usahanya, yaitu:
 Pendapatan yang tidak menentu.
 Kerugian akibat hilangnya modal investasi.
 Perlu kerja keras dan waktu yang lama.
 Lambatnya perubahan kualitas kehidupan.
E. Resiko Usaha
Berbagai peluang usaha yang ada merupakan bentuk lain dari resiko, sehingga seorang
wirausaha harus memiliki kemauan dan kemampuan mengambil resiko tersebut dengan
perhitungan yang matang, karena pada dasarnya segala resiko dapat diatasi.
Berbagai resiko tersebut dapat dikurangi dengan menerapkan prosedur dalam menganalisis
resiko, yaitu menetapkan terlebih dahulu beberapa langkah berikut:
 Tujuan dan sasaran usaha.
 Meneliti alternatif resiko.
 Merencanakan dan melaksanakan sebuah alternatif.
 Taksiran resiko usaha.

Lampiran 2: Penilaian
1. Jenis Penilaian
a. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
1. Tes tulis 1. Soal tes tertulis Pada saat pembelajaran Skor
(Essay) 2. Lembar penilaian maksimal 100

b.Ketrampilan
No
Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
.
1. Praktek 1. Soal Lembar Keja Pada saat Skor maksimal
Peserta Didik / LKPD pembelajaran atau 100
2. Lembar Penilaian diluar pembelajaran

c. Sikap
Bentuk Waktu
No. Teknik Aspek Peilaian Skor
Instrumen Pelaksanaan
1. Pengamatan Rubrik 1. Kedisiplinan Pada saat Nilai
pengamatan siswa dalam pembelajaran A: Jika
mengikuti mencangkup 4-
Pembelajaran 5 aspek
2. Santun dalam
menjawab B : Jika
pertanyaan/bert mencangkup 1-
anya 3 aspek
3. Keaktifan
dalam C : jika tidak
pembelajaran kelima
4. Tanggungjawab limanya.
dalam
penggunaan
alat praktik
5. Ketepatan
dalam
pengumpulan
laporan
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Penilaian Pengetahuan

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Kerjakan soal berikut dengan singkat dan jelas!


1. Jelaskan mengenai peluang usaha dan ciri-ciri peluang usaha yang baik!
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat strategi untuk menentukan peluang usaha!
3. Sebutkan masukan-masukan dari konsumen yang dapat memberikan inspirasi peluang
baru dalam bisnis!
4. Sebutkan dan jelaskan siklus kehidupan produk (product life cycle)!
5. Sebutkan dan jelaskan komponen dalam analisis SWOT !

Jawaban
1. Peluang usaha adalah sebagai kesempatan yang dapat digunakan untuk memperoleh
sesuatu yang diinginkan dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki.
Ciri-ciri peluang usaha diantaranya:
a. Produk dengan nilai tinggi
b. Memenuhi kebutuhan masyarakat
c. Kerugian usaha yang minimal
d. Jenis usaha tidak bersifat musiman
e. Dapat bertahan lama di pasar
f. Ketersedian produk mudah untuk didapatkan dengan harga murah
2. Untuk menemukan peluang usaha yang propektif, sebagai seorang wirausahawan
senantiasa mencari informasi terkait perubahan lingkunga dan kebutuhan masyarakat.
Sumber informasi dapat diperoleh dari intalasi/lembaga emerintah, media massa, pasar
atau mungkin melalui waancara dengan konsumen. Dalam menemukan peluang usaha
yang cocok, kita dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan inside out (dari dalam ke luar) bahwa keberhasilan akan dapat diraih
dengan memenuhi kebutuhan yang ada saat ini
b. Pendekatan outside in (dari luar ke dalam) bahwa keberhasilan akan dapat diraih
dengan menciptakan kebutuhan.
Setelah mengetahui kebutuhan amsyarakat dan berhasil menemukan berbagai lapangan
usaha dan gagasan usaha, langkah berikutnya adalah menjawab pertanyaan “manakah di
antara lapangan usaha dan gagasan-gagasan usaha tersebut yang paling cocok untuk
sendiri?. “Pertanyaan ini sangat tepat, mengingat setiap orang memiliki potensi diri yang
berbeda-beda.Tentunya dalam memilih lapangan usaha dan mengembangkan gagasan
usaha, kita perlu menyesuaikan dengan potensi diri yang dimiliki.Kekeliruan dalam
memilih uang disebabkan karena ketidakcocokan atau ketidaksesuain pad aakhirnya akan
mendatangkan kesulitan atau bahkan kegagalan di kemudian hari
3. Masukan-masukan dari konsumen yang dapat memberikan inspirasi peluang baru dalam
bisnis:
a. Keluhan-keluhan dari konsumen
b. Saran-saran dar konsumen
c. Permintaan khusus dari konsumen dan calon konsumen
d. Angan-angan yang diimpikan oleh konsumen tentang produk dan jasa tertentu
e. Harapan dari konsumen terhadap produk atau jasa, dan sebagainya
4. Siklus kehidupan produk dapat dibagi ke dalam empat tahap utama sebagai berikut:
a. Tahap Introduce/Pengenalan
b. Tahap growth/pertumbuhan
c. Tahap maturity/kedewasaan
d. Tahap decline/penurunan
5. Komponen-komponen dalam analisis SWOT ada empat komponen sebaga berikut:
a. Strengths (kekuatan)
b. Weaknesses (kelemahan)
c. Opportunities (peluang)
d. Threats (ancaman)

Pedoman Penskoran :
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100

b. Instrumen Penilaian Ketrampilan

FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Kerjakan soal berikut dengan baik dan benar!

No Indikator soal Soal Skor


Menentukan peluang Pilihlah 2 video diantara 4 video contoh bisnis yang
usaha produk dianalisis peluang usahanya menggunakan SWOT
barang/jasa 1) Bisnis Laundry (Beehive Laundry)
2) Bisnis Kuliner (Kepiting Nyinyir)
3) Bisnis Pakaian (Kaos Polos Zeed Karawang)
1 4) Bisnis membuat Channel Youtube 50

Menganalisis Isilah analisis SWOT kalian tentang peluang usaha dari


2 komponen- 2 video contoh bisnis yang dipilih! 50
komponen dalam Analisis SWOT :
analisis SWOT 1) Strengths (kekuatan)
2) Weaknesess (kelemahan)
3) Opportunities (peluang)
4) Threaths (ancaman)
Total Skor 100
c. Instrumen Penilaian Sikap

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Tanggung Nilai
No. Nama Disiplin Keaktifan Santun Ketepatan
jawab Akhir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
21.
22.
23.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31
RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)
No : 001 / 2021

Sekolah : SMK Negeri 1 Kemangkon


Mata Pelajaran : PKK
Kelas/Semester : XI TKJ / Gasal
Materi Pokok : Hak Atas Kekayaan Intelektual
Alokasi Waktu : 5 x 45 menit
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Memahami Hak Atas 3.3.1 Siswa mampu menggunakan Hak Atas Kekayaan
Kekayaan Intelektual: Intelektual
3.3.2 Siswa mampu menerapkan Hak Atas Kekayaan
Intelektual
4.3 Mempresentasikan Hak Atas 4.3.1 Siswa mampu menggambarkan Hak Atas
Kekayaan Intelektual Kekayaan Intelektual
4.3.2 Siswa mampu mencontohkan Hak Atas Kekayaan
Intelektual
Tujuan Pembelajaran a. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelaskan hak atas kekayaan intelektual
b. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelaskan jenis-jenis hak atas kekayaan intelektual
c. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat memberi
contoh hak atas kekayaan intelektual
d. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menerapkan hak atas kekayaan intelektual
Model Problem Based Learning
Pendahuluan :
 Memberi Salam
 Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian, kebersihan kelas.
 Meminta pesera didik memimpin doa
 Menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai:
 Memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti :
Pertemuan 1
 Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang ada dilayar komputer tentang hak atas
kekayaan intelektual
 Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan agar dapat mudah dipahami
 Setelah peserta didik membaca buku panduan, peserta didik menghubungkan, membagi, menilai dan
membedakan hak atas kekayaan intelektual
 Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh guru
 Guru mengarahkan peserta didik menyimpulkan pembelajaran
Pertemuan 2
 Guru mengarahkan peserta didik untuk mengingat materi yang dipelajari di pertemuan sebelumnya
 Peserta didik ditugaskan mengerjakan latihan soal, lalu hasil pekerjaan dicocokan bersama
Pertemuan 3
 Guru mengarahkan peserta didik untuk mengerjakan soal/tugas yang diberikan guru di LKP (Lembar
Kerja Peserta Didik), lalu hasil pekerjaan dikumpulkan
Penutup
 Refleksi
 Menyampaikan persiapan belajar melalui berbagai sumber materi yang telah dipelajari dan rencana
untuk pembelajaran pertemuan yang akan datang
 Doa dan penutup
Penilaian Teknik Instrumen
Pengetahuan Tertulis Essay
Evaluasi
Ketrampilan Praktek Rubrik penilaian praktek
Sikap Pengamatan Rubrik Pengamatan

Kemangkon, Mei2021
Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Kemangkon Urusan Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Warindi, S.Pd. Suliman, S.Pd Nuraziz Jian Warasjati, S.Pd


NIP 19650219 199203 1 005 NIP NIP
Lampiran 1: Rangkuman Materi
A. SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL DI INDONESIA
1. Secara historis, peraturan perundang-undangan di bidang HKI di Indonesia telah ada sejak
tahun 1840. Pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan undang-undang pertama
mengenai perlindungan HKI pada tahun 1844. Selanjutnya, Pemerintah Belanda
mengundangkan UU Merek tahun 1885, Undang-undang Paten tahun 1910, dan UU Hak
Cipta tahun 1912. Indonesia yang pada waktu itu masih bernama Netherlands East-Indies
telah menjadi angota Paris Convention for the Protection of Industrial Property sejak tahun
1888, anggota Madrid Convention dari tahun 1893 sampai dengan 1936, dan anggota Berne
Convention for the Protection of Literaty and Artistic Works sejak tahun 1914. Pada zaman
pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 sampai dengan 1945, semua peraturan perundang-
undangan di bidang HKI tersebut tetap berlaku. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa
Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
peralihan UUD 1945, seluruh peraturan perundang-undangan peninggalan Kolonial Belanda
tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan UUD 1945. UU Hak Cipta dan UU Merek
tetap berlaku, namun tidak demikian halnya dengan UU Paten yang dianggap bertentangan
dengan pemerintah Indonesia. Sebagaimana ditetapkan dalam UU Paten peninggalan
Belanda, permohonan Paten dapat diajukan di Kantor Paten yang berada di Batavia
(sekarang Jakarta), namun pemeriksaan atas permohonan Paten tersebut harus dilakukan di
Octrooiraad yang berada di Belanda.
2. Pada tahun 1953 Menteri Kehakiman RI mengeluarkan pengumuman yang merupakan
perangkat peraturan nasional pertama yang mengatur tentang Paten, yaitu Pengumuman
Menteri Kehakiman no. J.S 5/41/4, yang mengatur tentang pengajuan sementara permintaan
Paten dalam negeri, dan Pengumuman Menteri Kehakiman No. J.G 1/2/17 yang mengatur
tentang pengajuan sementara permintaan paten luar negeri.
3. Pada tanggal 11 Oktober 1961 Pemerintah RI mengundangkan UU No.21 tahun 1961
tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan untuk mengganti UU Merek Kolonial
Belanda. UU No 21 Tahun 1961 mulai berlaku tanggal 11 November 1961. Penetapan UU
Merek ini untuk melindungi masyarakat dari barang-barang tiruan/bajakan.
4. 10 Mei 1979 Indonesia meratifikasi Konvensi Paris Paris Convention for the Protection of
Industrial Property (Stockholm Revision 1967) berdasarkan keputusan Presiden No. 24
tahun 1979. Partisipasi Indonesia dalam Konvensi Paris saat itu belum penuh karena
Indonesia membuat pengecualian (reservasi) terhadap sejumlah ketentuan, yaitu Pasal 1
sampai dengan 12 dan Pasal 28 ayat 1.
5. Pada tanggal 12 April 1982 Pemerintah mengesahkan UU No.6 tahun 1982 tentang Hak
Cipta untuk menggantikan UU Hak Cipta peninggalan Belanda. Pengesahan UU Hak Cipta
tahun 1982 dimaksudkan untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan
hasil kebudayaan di bidang karya ilmu, seni, dan sastra serta mempercepat pertumbuhan
kecerdasan kehidupan bangsa.
6. Tahun 1986 dapat disebut sebagai awal era moderen sistem HKI di tanah air. Pada tanggal
23 Juli 1986 Presiden RI membentuk sebuah tim khusus di bidang HKI melalui keputusan
No.34/1986 (Tim ini dikenal dengan tim Keppres 34) Tugas utama Tim Keppres adalah
mencakup penyusunan kebijakan nasional di bidang HKI, perancangan peraturan
perundang-undangan di bidang HKI dan sosialisasi sistem HKI di kalangan intansi
pemerintah terkait, aparat penegak hukum dan masyarakat luas.
7. 19 September 1987 Pemerintah RI mengesahkan UU No.7 Tahun 1987 sebagai perubahan
atas UU No. 12 Tahun 1982 tentang Hak Cipta.
8. Tahun 1988 berdasarkan Keputusan Presiden RI No.32 ditetapkan pembentukan Direktorat
Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek (DJHCPM) untuk mengambil alih fungsi dan tugas
Direktorat paten dan Hak Cipta yang merupakan salah satu unit eselon II di lingkungan
Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-Undangan, Departemen Kehakiman.
9. Pada tanggal 13 Oktober 1989 Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui RUU tentang Paten
yang selanjutnya disahkan menjadi UU No. 6 Tahun 1989 oleh Presiden RI pada tanggal 1
November 1989. UU Paten 1989 mulai berlaku tanggal 1 Agustus 1991.
10. 28 Agustus 1992 Pemerintah RI mengesahkan UU No. 19 Tahun 1992 tentang Merek, yang
mulai berlaku 1 April 1993. UU ini menggantikan UU Merek tahun 1961.
11. Pada tanggal 15 April 1994 Pemerintah RI menandatangani Final Act Embodying the Result
of the Uruguay Round of Multilateral Trade Negotiations, yang mencakup Agreement on
Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPS).
12. Tahun 1997 Pemerintah RI merevisi perangkat peraturan perundang-undangan di bidang
HKI, yaitu UU Hak Cipta 1987 jo. UU No. 6 tahun 1982, UU Paten 1989 dan UU Merek
1992.
13. Akhir tahun 2000, disahkan tiga UU baru dibidang HKI yaitu : (1) UU No. 30 tahun 2000
tentang Rahasia Dagang, UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri, dan UU No. 32
tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
14. Untuk menyelaraskan dengan Persetujuan TRIPS (Agreement on Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rights) pemerintah Indonesia mengesahkan UU No 14 Tahun 2001
tentang Paten, UU No 15 tahun 2001 tentang Merek, Kedua UU ini menggantikan UU yang
lama di bidang terkait. Pada pertengahan tahun 2002, disahkan UU No.19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta yang menggantikan UU yang lama dan berlaku efektif satu tahun sejak di
undangkannya.
15. Pada tahun 2000 pula disahkan UU No 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas
Tanaman dan mulai berlaku efektif sejak tahun 2004.
B. PENGERTIAN HaKI
1. Istilah HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan dari Intellectual
Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang
pengesahan WTO (Agreement Establishing The World Trade Organization). Pengertian
Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang
timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai hubungan dengan hak
seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right).
2. HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu hukum
atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Pada intinya
HaKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual.
Objek yang diatur dalam HaKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena
kemampuan intelektual manusia.
3. Setiap hak yang digolongkan ke dalam HaKI harus mendapat kekuatan hukum atas karya
atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan HaKI. Tujuan dari penerapan HaKI
yang Pertama, antisipasi kemungkinan melanggar HaKI milik pihak lain, Kedua
meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan intelektual,
Ketiga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian,
usaha dan industri di Indonesia.
4. Lalu bagaimana apabila karya kita atau milik orang lain tidak dilindungi? Sudah pasti
dipastikan akan terkena pembajakan. Sebegai contoh untuk di dunia pendidikan saat ini
marak adanya pembajakan buku. Pembajakan buku ini makin marak terjadi di masyarakat,
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pembajakan buku, salah satunya adalah
kurangnya penegakan hukum, ketidaktahuan masyarakat terhadap perlindungan hak cipta
buku, dan kondisi ekonomi masyarakat.
5. Sudah banyak pelaku terjaring oleh aparat, dan masih banyak pula yang masih berkeliaran
dan tumbuh, seiring tingginya permintaan oleh masyarakat. Untuk itu butuh kesadaran dari
masyarakat untuk mengetahui HaKI agar karyanya tidak diambil oleh orang lain. Berikut ini
terdapat macam-macam HaKI.
MANFAAT HaKI ATAU HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
1. Bagi dunia usaha, adanya perlindungan terhadap penyalahgunaan atau pemalsuan karya
intelektual yang dimilikinya oleh pihak lain di dalam negeri maupun di luar negeri.
Perusahaan yang telah dibangun mendapat citra yang positif dalam persaingan apabila
memiliki perlindungan hukum di bidang HKI.
2. Bagi inventor dapat menjamin kepastian hukum baik individu maupun kelompok serta
terhindar dari kerugian akibat pemalsuan dan perbuatan curang pihak lain.
3. Bagi pemerintah, adanya citra positif pemerintah yang menerapkan HKI di tingkat WTO.
Selain itu adanya penerimaan devisa yang diperoleh dari pendaftaran HKI.
4. Adanya kepastian hukum bagi pemegang hak dalam melakukan usahanya tanpa gangguan
dari pihak lain.
5. Pemegang hak dapat melakukan upaya hukum baik perdata maupun pidana bila terjadi
pelanggaran/peniruan.
6. Pemegang hak dapat memberikan izin atau lisensi kepada pihak lain.
C. MACAM-MACAM HaKI ATAU HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,
sastra dan seni. Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu
pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada
pencipta, yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir
suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang
dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Hak Kekayaan Industri, yang Meliputi:
1. Paten
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1, Paten adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan
(baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan
masalah tertentu di bidang teknologi yang berupa : Proses, hasil produksi, penyempurnaan
dan pengembangan proses, penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.
2. Merek
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1 Merek adalah
tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa. Jadi merek merupakan tanda yang digunakan untuk
membedakan produk (barang dan atau jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam rangka
memperlancar perdagangan, menjaga kualitas, dan melindungi produsen dan konsumen.
Terdapat beberapa istilah merek yang biasa digunakan, yang pertama merek dagang
adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-
barang sejenis lainnya.
Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-
jasa sejenis lainnya. Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara
bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya. Hak atas merek
adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar
Umum Merek untuk jangka waktu tertentu, menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi
izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
menggunakannya.
3. Desain Industri
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Desain
Industri, bahwa desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang
berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat
diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
4. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu bahwa, Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi
atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu
dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan
serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan
untuk menghasilkan fungsi elektronik.
5. Rahasia Dagang
Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang bahwa,
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
6. Indikasi Geografis
Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Pasal 56 Ayat 1 Tentang Merek
bahwa, Indikasi-geografis dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal
suatu barang yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia,
atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang
yang dihasilkan.
Folklore
Yang dimaksud dengan “Folklore” dan “Traditional Knowledge” adalah suatu karya
intelektual yang terdapat di dalam masyarakat tradisional secara turun temurun dan apabila
tidak dipertahankan dikhawatirkan akan punah dan apabila itu terjadi akan merupakan kerugian
bagi khasanah pengetahuan manusia pada umumnya, atau dikhawatirkan akan dimanfaatkan
secara tidak sah dan tidak adil oleh pihak-pihak di luar pemiliknya.
Folklor mencerminkan kebudayaan manusia yang diekspresikan melalui musik, tarian,
drama seni, kerajinan tangan, seni pahat, seni lukis, karya sastra dan sarana lain untuk
mengekspresikan kreativitas yang umumnya memerlukan sedikit ketergantungan pada
teknologi tinggi.Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta tidak secara penuh
mengakomodasikan dan melindungi folklor penduduk asli. Ketentuan mengenai perlindungan
bagi folklor penduduk asli dalam Undang-undang Hak Cipta memiliki kekurangan, karena
undang-undang Hak Cipta menentukan syarat-syarat mengenai kepemilikan dan penciptanya,
bentuk utama, keaslian, durasi dan hak-hak dalam karya derivatif (hak-hak pengalihwujudan).
Oleh karenanya batasanbatasan Hak Cipta sebagai bidang HKI masih belum menempatkan
folklor asli untuk memenuhi syarat elemen bagi perlindungan Hak Cipta.Pasal 10 undang-
undang Hak Cipta mementukan bahwa Negara memegang Hak Cipta atas karya peninggalan
prasejarah, sejarah dan benda budaya nasional lainnya; dan Negara memegang Hak Cipta atas
Folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi miliki bersama, seperti cerita, hikayat,
dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi dan karya seni
lainnya.
Untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan tersebut, orang yang bukan Warga
Negara Indonesia harus lebih dahulu mendapat izin dari instansi terkait dalam masalah tersebut.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta yang dipegang oleh Negara sebagaimana dimaksud
di atas, akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
PRINSIP-PRINSIP HaKI ATAU HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah sebagai berikut :
a. Prinsip Ekonomi
Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif dari daya pikir
manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang akan member keuntungan kepada
pemilik hak cipta.
b. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik suatu hasil dari 
kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam penggunaan hak atas kekayaan
intelektual terhadap karyanya.
c. Prinsip Kebudayaan
Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan, sastra dan seni
guna meningkatkan taraf kehidupan serta akan memberikan keuntungan bagi masyarakat,
bangsa dan Negara.
d. Prinsip Sosial
Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara, sehingga hak yang
telah diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan yang diberikan
perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat/
lingkungan.
DASAR HUKUM HaKI ATAU HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DI
INDONESIA
Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :
1. Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade
Organization (WTO)
2. Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
3. Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta
4. Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
5. Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten
6. Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the Protection
of Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual Property
Organization
7. Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty
8. Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the Protection
of Literary and Artistic Works
9. Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
dapat dilaksanakan. Maka setiap individu/kelompok/organisasi yang memiliki hak atas
pemikiran-pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat diperoleh dengan
mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan, dalam hal ini merupakan  tugas dari Direktorat
Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan Perundang-undangan
Republik Indonesia.
HAL-HAL YANG TIDAK DIANGGAP SEBAGAI PELANGGARAN HAK CIPTA
Yang tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta, dengan syarat sumbernya harus
disebut atau dicantumkan, adalah :
1. Penggunaan ciptaan pihak lain untuk keperluan pendidikan, penelitian, penulisan karya
ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik dan tinjauan suatu masalah dengan ketentuan
tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi pencipta;
2. Pengambilan ciptaan pihak lain baik seluruhnya maupun sebagian guna keperluan pembelaan
didalam dan diluar pengadilan;
3. Pengambilan ciptaan pihak lain baik seluruhnya maupun sebagian guna keperluan
4. Ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
5. Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan
kepentingan yang wajar bagi pencipta;
6. Perbanyakan suatu ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra dalam huruf braile guna
keperluan para tunanetra, kecuali jika perbanyakan itu bersifat komersial;
7. Perbanyakan suatu ciptaan selain program komputer, secara terbatas dengan cara atau alat
apapaun atau proses yang serupa dengan perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau
pendidikan dan pusat dokumentasi yang non komersial, semata-mata untuk keperluan
aktivitasnya;
8. Perubahan yang dilakukan atas karya arsitektur seperti ciptaan bangunan berdasarkan
pertimbangan pelaksanaan teknis;
9. Pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik program komputer yang
dilkukan semata-mata untuk digunakan sendiri.
PENTINGNYA HaKI DALAM DUNIA USAHA
Kemajuan dunia usaha tentunya tidak dapat dilepaskan dari pembangunan di bidang
ekonomi yang pelaksanaannya dititikberatkan pada sektor industri. Dalam rangka menunjang
pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha yang dititikberatkan pada sektor industri, faktor
perangkat hukum khususnya perangkat hukum kekayaan intelektual, sangat memegang peran
penting guna memberikan adanya kepastian hukum yang jelas dan tegas dalam melindungi
kepentingan para pelaku usaha dan masyarakat. Penegakkan hukum, khususnya hukum kekayaan
intelektual, diharapkan mampu mengantisipasi kemajuan di setiap sektor usaha, khususnya
sektor industri.
Arus globalisasi ekonomi telah membawa pengaruh yang cukup “significant” bagi
pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di Indonesia, khususya untuk sektor industri.
Sebagai Negara berkembang, Indonesia harus memandang sisi perdagangan internasional yang
menimbulkan adanya persaingan sebagai suatu hal yang mempunyai arti penting. Dalam era
globalisasi ekonomi terdapat lima isu yang berkembang, yaitu Hak Asasi Manusia (HAM),
Demokratisasi, Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Hak atas Kepemilikan Intelektual
dan Standardisasi.[3] Berangkat dari hal itulah, isu perlindungan hukum bagi produk industri,
termasuk produk-produk industri yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual manusia, menjadi
isu yang tidak dapat dilepaskan dalam kerangka perdagangan bebas. Dalam era perdagangan
bebas, usaha-usaha industri kecil perlu ditingkatkan dan dikembangkan agar dapat menghasilkan
produk yang mampu bersaing dalam hal mutu, harga, dan sistem manajemen terpadu agar dapat
menembus pasar, baik pasar dalam negeri maupun internasional.
Begitu pentingnya HKI dalam dunia usaha, khususnya dalam meningkatkan kreatifitas,
perlu adanya suatu tindakan mensosialisasi, membudayakan dan memberdayaan HKI kepada
seluruh lapisan masyarakat, baik pelaku usaha, aparat penegak hukum maupun masyarakat
selaku konsumen. Ada lima langkah strategis dalam pembangunan sistem HKI di Indonesia,
yaitu sosialisasi HKI, pembangunan administrasi dan kelembagaan, penyempurnaan legislasi dan
penyertaan pada perjanjian internasional, serta kerjasama internasional dan koordimasi
penegakan hukum.
Ikut sertanya Indonesia sebagai anggota WTO dan turut serta menandatangani Perjanjian
Multilateral GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) Puturan Uruguay tahun 1994,
serta meratifikasinya dengan Undang-undang (UU) No. 7 Tahun 1994, membawa akibat
Indonesia harus membentuk dan menyempurnakan hukum nasionalnya serta terikat dengan
ketentuan-ketentuan tentang Hak atas Kepemilikan Intelektual (HAKI) yang diatur dalam
GATT, yang salah satu lampirannya dari persetujuan GATT adalah TRIPs (Trade Related
Aspects of Intellectual Property Rights), yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai
Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak atas Kepemilikan Intelektual.
Konsekuensi Indonesia dalam meratifikasi GATT dengan UU No. 7 Tahun 1994 adalah
bahwa Indonesia diwajibkan untuk memasukan perangkat hukum HKI dalam sistem hukum
nasional Indonesia. Indonesia juga telah menyempurnakan peraturan perundang-undangan
dibidang HKI, diantaranya UU Hak Cipta, Paten, Merek, dan juga Indonesia juga telah
mengundangkan UU HKI lainnya, seperti UU Rahasia Dagang, Desain Industri, Tata Letak
Sirkuit Terpadu, Varitas Tanaman.

PENTINGNYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI HKI DALAM PEMBANGUNAN


SEKTOR INDUSTRI
HKI memegang peranan penting dalam perkembangan sektor industri, karena melalui HKI
dapat dihasilkan penemuan baru, teknologi canggih, kualitas tinggi, maupun standar mutu.
Semakin tinggi tingkat kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tentunya akan
makin maju perkembangan HKI dan makin cepat perkembangan sektor industri. Disamping itu
juga HKI merupakan basis perdagangan karena HKI menjadi dasar perkembangan perdagangan
yang menggunakan merek terkenal sebagai goodwill, lambing kualitas dan standar mutu, sarana
menembus pasar, baik domestik maupun internasional.  Begitu pentingnya HKI dalam
pembangunan sektor industri, sudah seharusnya HKI perlu dilindungi oleh hukum. Dasar
pertimbangan HKI perlu dilindungi oleh hukum adalah karena:
1. Alasan yang bersifat non-ekonomis. Perlindungan hukum akan memacu mereka yang
menghasilkan karya-karya intelektual tersebut untuk terus melakukan kreatifitas intelektual.
Hal ini akan meningkatkan self actualization pada diri manusia. Bagi masyarakat hal ini akan
berguna untuk meningkatkan perkembangan hidup mereka.
2. Alasan yang bersifat ekonomis. Untuk melindungi mereka yang melahirkan karya intelektual
tersebut berarti yang melahirkan karya tersebut mendapat keuntungan materiil dari karya-
karyanya. Di pihak lain melindungi mereka dari adanya peniruan, pembajakan, penjiplakan
mampu perbuatan curang lainnya yang dilakukan oleh orang lain atas karya-karya mereka
yang berhak.
Sebagai konsekuensi Indonesia menjadi anggota WTO dengan meratifikasi Persetujuan
GATT dengan UU No. 7 Tahun 1994, komitmen terhadap APEC (Asia Pasific Economic
Cooperation) dan pemberlakuan AFTA (Asean Free Trade Area) 2003 membawa Indonesia
bersedia menerima liberalisme perdagangan. Dalam perdagangan bebas, persaingan adalah hal
yang wajar untuk memperoleh keuntungan maksimal dan menguasai pangsa pasar untuk
mengungguli pelaku usaha lain. Persaingan membawa pengaruh positif dan negatif dalam dunia
usaha. Pengaruh positif dari adanya persaingan adalah terciptanya harga yang bersaing, kualitas
produk yang baik, serta tersediannya berbagai pilihan terhadap suatu produk. Sedangkan dampak
negatifnya adalah terciptanya persaingan usaha tidak sehat di antara para pelaku usaha.
Persaingan usaha tidak sehat dapat diartikan sebagai persaingan antar pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran produk yang dilakukan secara tidak jujur
(melawan hukum). Persaingan tidak sehat dalam bidang HKI adalah melakukan tindakan-
tindakan peniruan, pemalsuan serta praktik-praktik tidak sehat lainnya, yang tentunya ini sangat
merugikan pemilik, Negara, dan juga masyarakat selaku konsumen. Oleh karena itulah maka
pentingnya HKI dilindungi oleh hukum sehingga praktik-praktik persaingan tidak sehat dalam
bidang HKI setidaknya dapat dicegah dan adanya sanksi yang tegas guna memberikan efek jera
bagi para pelaku usaha curang di bidang HKI.
Dalam sistem hukum Indonesia, secara umum terdapat tiga bagian besar untuk mengatasi
persaingan curang, yaitu:
1. Hukum Umum, dalam hal ini Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), Pasal
1365[7] dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHPidana), Pasal 322 jo. Pasal 323 jo.
Pasal 382bis.[8]
2. Hukum Khusus, dalam hal ini adalah peraturan perundang-undangan dibidang HKI, yang
meliputi dua kelompok, yakni Hak Cipta dan Hak Milik Industri/Perindustrian, yang terdiri
dari Paten, Merek, Rahasia Dagang, Desain Industri, Desain Tata Letak Siskuit Terpadu, dan
Varitas Tanaman.
3. Hukum Khusus, yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Untuk masalah pelanggaran dibidang HKI
yang bertujuan untuk menciptakan persaingan secara tidak sehat dapat diajukan berdasarkan
ketentuan UU ini. Tentunya perlu diingat untuk perjanjian-perjanjian yang berkaitan dengan
HKI seperti lisensi paten, merek, hak cipta, desain produk industri, rangkaian elektronik
terpadu dan rahasia dagang serta perjanjian yang berkaitan dengan waralaba tidak dapat
diterapkan ketentuan UU ini karena hal tersebut dikecualikan dari UU No. 5 Tahun 1999
sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan Pasal 50.
Lampiran 2: Penilaian
1. Jenis Penilaian
a. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
1. Tes tulis 1. Soal tes tertulis Pada saat pembelajaran Skor
(Essay) 2. Lembar penilaian maksimal 100

b.Ketrampilan
No
Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
.
1. Praktek 1. Soal Lembar Keja Pada saat Skor maksimal
Peserta Didik / LKPD pembelajaran atau 100
2. Lembar Penilaian diluar pembelajaran

c. Sikap
Bentuk Waktu
No. Teknik Aspek Peilaian Skor
Instrumen Pelaksanaan
1. Pengamatan Rubrik 1. Kedisiplinan Pada saat Nilai
pengamatan siswa dalam pembelajaran A: Jika
mengikuti mencangkup 4-
Pembelajaran 5 aspek
2. Santun dalam
menjawab B : Jika
pertanyaan/bert mencangkup 1-
anya 3 aspek
3. Keaktifan
dalam C : jika tidak
pembelajaran kelima
4. Tanggungjawab limanya.
dalam
penggunaan
alat praktik
5. Ketepatan
dalam
pengumpulan
laporan

2.
3. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Penilaian Pengetahuan

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Kerjakan soal berikut dengan singkat dan jelas!


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hak Kekayaan Intelektual!
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Hak Kekayaan Intelektual!
3. Jelaskan yang dimaksud hak cipta berdasarkan UU Hak Cipta!
4. Jelaskan yang dimaksud dengan merek dagang!
5. Sebutkan syarat desain industri!

Jawaban
1. Hak Kekayaan Intelektual adalah harta kekayaan yang tidak terwujud yang bersumber
dari intelektual seseorang, untuk itu doktrin perlindungan hokum HKI diberlakukan
secara efektif, hukum nasional menyerapnya menjadi undanh-undang yang berlaku dan
mengikat setiap orang, sehingga undang-undang mewajibkan pemilik HKI untuk
mendaftarkan haknya itu dan setiap hak yang terdaftar dibuktikan dengan sertifikt
prndaftaran.
2. Prinsip-prinsip yang terdapat Hak Kekayaan Intelektual :
a. Prinsip ekonomi, dimana hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif suatu
kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang
akan memberikan keuntungan kepada pemilik yang bersangkutan
b. Prinsip keadilan, yaitu di dalam menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja
membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu pengetahuan, seni,
dan sastra yang akan mendapat perlindungan dalam pemiliknya
c. Prinsip kebudayaan, yakni perkembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan seni untuk
meningkatkan kehidupan manusia
d. Prinsip social (mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara), artinya hak
yang diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada individu merupakan satu
kesatuan sehingga perlindungan diberikan berdasarkan keseimbangan kepentingan
individu dan masyarakat.
3. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014, Hak Cipta adalah hak ekslusif bagi
pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratifsetelah suatu ciptaan
diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan (Pasal 1 ayat (1)).
4. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau bdan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
5. Syarat desain industry:
a. Memiliki unsur kebaruan
b. Memiliki nilai estetika
c. Kreasi suatu desain dapat dilihat baik dengan kasatmata maupun menggunakan alat
bantu
d. Dapat diproduksi secara missal baik dengan mesin maupun tangan sepanjang jika
diproduksi akan memberikan hasil yang konsisten.
Pedoman Penskoran :
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100

b. Instrumen Penilaian Ketrampilan

FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

1. Apakah yang dimaksud Hak Atas Kekayaan Intelektual menurut Mc. Keough dan
Stewart?
2. Sebutkan undang – undang yang mengatur hak merek!
3. Apakah isi pasal 12 bab v?
4. Mengapa suatu produk harus dibuat hak patenkan?
5. Apakah yang dimaksud merek kolektif?

Jawaban
1. Sekumpulan hak yang diberikan oleh hokum untuk melindungi investasi ekonomi dari
usaha-usaha yang kreatif
2. UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 81)
UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan
UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 31)
UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor
110)
3. Yaitu setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama
secara keseluruhan dengan merek terdaftar milik orang lain atau badan hukum lain, untuk
barang atau jasa sejenis yang diproduksi dan diperdagangkan, dipidana penjara paling
lama tujuh tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,-
4. Pemilik ide atau pemikiran inovasi mengenai suatu hasil penentuan dan kreatifitas dalam
pemberian nama merek suatu produk/jasa untuk dihargai dengan semestinya dengan
memberikan hak merek kepada pemilik baik individu maupun kelompok organisasi
(perusahaan/industri) agar dapat tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan perekonomiannya
dengan tanpa ada rasa was-was terhadap pencurian nama merek dagang/jasa tersebut.
5. Merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.
Pedoman Penskoran :
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100

c. Instrumen Penilaian Sikap

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Tanggung Nilai
No. Nama Disiplin Keaktifan Santun Ketepatan
jawab Akhir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
21.
22.
23.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31
RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)
No : 001 / 2021

Sekolah : SMK Negeri 1 Kemangkon


Mata Pelajaran : PKK
Kelas/Semester : XI TKJ / Gasal
Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk
Materi Pokok :
Barang/Jasa
Alokasi Waktu : 5 x 45 menit

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.4 Menganalisis konsep 3.4.1 Siswa mampu memahami konsep desain/prototype


desain/prototype dan kemasan dan kemasan produk barang/jasa
produk barang/jasa 3.4.2 Siswa mampu menerapkan konsep
desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa

4.4 Membuat desain/prototype dan 4.4.1 Siswa mampu memodifikasi desain/prototype dan
kemasan produk barang/jasa kemasan produk barang/jasa
4.4.2 Siswa mampu mengubah desain/prototype dan
kemasan produk barang/jasa

Tujuan Pembelajaran a. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat


menjelaskan konsep desain/prototype produk
b. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelaskan kemasan produk
c. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat memberi
contoh konsep desain/prototype dan kemasan produk
d. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menerapkan konsep desain/prototype dan kemasan produk

Model Discovery Learning


Pendahuluan :
 Memberi Salam
 Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian, kebersihan kelas.
 Meminta pesera didik memimpin doa
 Menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai:
 Memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti :
Pertemuan 1
 Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang ada dilayar komputer tentang konsep
desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
 Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan yang lainnya agar dapat mudah dipahami
 Setelah peserta didik membaca buku panduan, peserta didik menghubungkan, membagi, menilai dan
membedakan konsep desain/prototype dan kemasan produk
 Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh guru
 Guru mengarahkan peserta didik menyimpulkan pembelajaran
Pertemuan 2
 Guru mengarahkan peserta didik untuk mengingat materi yang dipelajari di pertemuan sebelumnya
 Peserta didik ditugaskan mengerjakan latihan soal, lalu hasil pekerjaan dicocokan bersama
Pertemuan 3
 Guru memberikan apersepsi tentang produk dengan menanmpilkan beberapa contoh gambar kemasan
produk yang kreatif dan inovatif
 Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok (5 orang) melalui Whatsapp grup, kemudian
berdiskusi tentang:
a. Desain kemasan yang menarik dan inovatif
b. Mencari desain kemasan untuk produk
- Makanan ringan dengan bahan dasar lokal
- Minuman buah berbahan dasar buah lokal
- Disertai penjelasan tentang kemasan produk
Hasil diskusi poin a langsung disampaikan di depan kelas. Tugas poin b waktu pengerjaan 1 minggu,
dikirim melalui Whatsapp pribadi.
Penutup
 Refleksi
 Menyampaikan persiapan belajar melalui berbagai sumber materi yang telah dipelajari dan rencana
untuk pembelajaran pertemuan yang akan datang
 Doa dan penutup
Penilaian Teknik Instrumen
Pengetahuan Tertulis Essay
Evaluasi Ketrampilan Produk (hasil kerja Rubrik penilaian proyek
kelompok)
Sikap Pengamatan Rubrik Pengamatan

Kemangkon, Mei 2021


Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Kemangkon Urusan Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Warindi, S.Pd. Suliman, S.Pd Nuraziz Jian Warasjati, S.Pd


NIP 19650219 199203 1 005 NIP NIP

Lampiran 1: Rangkuman Materi


PENGERTIAN PROTOTYPE PRODUK
Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management (TQM)
sebagai prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk. Karena kualitas suatu produk
berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) serta keuntungan industri.
Dengan kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi,
sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini penting
agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan
karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka sebaiknya perhatian terhadap kualitas
harus dimulai pada saat awal pembangunan produk. Tahapan yang sangat penting dalam
perencanaan awal pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk.
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan
tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan
produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai
tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user)
agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki
komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk
proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang
dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan
pelanggan (customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama
seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya
ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang
diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha
prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses
produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan
akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.
TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE
Berikut tahapan prototype:
1. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan
kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk
dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
2. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan
dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan
menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga
dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
3. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun
mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun
mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau
untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
4. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan
rancangan sistem produksi.
5. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi
operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala
sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
6. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi
pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar
maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan
kepada umum.
7. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu
memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan,
regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break
even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
8. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models).
Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang
diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan
lingkungan produk maupun lingkungan user.
9. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan
sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan
menyamakannya dengan produk akhir.
PENGERTIAN KEMASAN PRODUK
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan,
mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang
dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan
adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting
sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik
atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk
dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan
yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.
FUNGSI KEMASAN PRODUK
Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari
pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran
distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para
konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga
digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan
preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran,
yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana
kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi
kesan menyeluruh yang mendukung produk.
2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan,
ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan
yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau
merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga
memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu
sebagai berikut:
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah untuk
mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan
penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan
memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan
menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
TUJUAN KEMASAN PRODUK
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan,
yaitu:
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam
satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau
membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
(menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket
juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan,
pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk
membeli produk.
JENIS-JENIS KEMASAN
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol
minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah
buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman
atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama
pengangkutan.
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali
pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan
kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian
dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu
dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat
dari kertas, foil atau plastik.
PENGERTIAN SKETSA
1. Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu komposisi atau
2. sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang
menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain sebagainya.
3. Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan. Merupakan
gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata garis besar. Kegiatan
menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan bahan yang sangat sederhana untuk
dapat membuat tanda goresan yang mewakili bentuk sesungguhnya.
4. Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan simbol
tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang terlihat dan terlintas
dalam benak seseorang.
5. Dengan demikian pikiran dan perasaan dapat diungkapkan dalam bentuk visual melalui
kegiatan menggambar, sehingga menggambar termasuk kegiatan mendasar dalam berkarya seni
rupa.
6. Kegiatan menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika kita hendak
menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung menulis dan merangkai
beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat yang sesuai.
7. Demikian pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat membuat karya
seni rupa yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa terlebih dahulu.
8. Menurut Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsur yang paling menonjol
hakiki dalam seni lukis, akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan antara sketsa dengan
lukisan. Ada ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh Kusnadi, seorang seniman dan
kritikus seni rupa.
Sketsa ibarat gesekan biola tunggal, sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes yang
lengkap.
Ungkapan ini menyatakan dua hal, pertama, sketsa sebagai ungkapan estetis dihadirkan secara
sangat sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan selektif.
Umumnya sketsa dikerjakan dengan cepat dan secara spontan. Jika sketsa dibangun oleh
unsur-unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan lengkap, dalam arti
penyajiannya dibangun dengan menggunakan unsur-unsur lain, seperti tekstur, kedalaman/ruang,
gelap-terang, dan warna di samping unsur garis.
Bahkan, dalam lukisan unsur warna menjadi penting sebagai unsur tambahannya
(Schinneller,1966). Sebagaimana halnya dengan karya lukisan, sketsa juga memiliki keragaman
tema, gaya dan teknik pengungkapannya. Perbedaan yang mencolok hanyalah pada medium
pengucapannya.
JENIS-JENIS SKETSA
1. Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa rincian dan
tidak selesai.
2. Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan citra
suatu sketsa yang sudah selesai.
3. Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci hanya
menunjukan bentuk global.
KOMPOSISI UNSUR SKETSA
Komposisi memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus.
Komposisi atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada perbandingan yang tepat
agar dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara lain :
1. Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk komposisi. Jenis
garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus; komposisi garis lengkung.
2. Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi pengaturan
komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar memberikan kesan harmonis.
Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur berdasarkan gelap terang pencahayaan.
3. Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui garis-garis yang
disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari komposisi bentuk ditentukan dari
berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris, asimetris, sentral, dan diagonal.
4. Efek pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam pengkomposisian warna.
Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar yang tidak selesai, akan tetapi goresan-
goresan yang dihasilkan kerap kali menghasilkan efek gelap terang sehingga sebuah objek
dapat diamati dengan cukup jelas.
ATURAN DALAM MEMBUAT SKETSA
1. Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal, maupun lengkung
secara tipis.
2. Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak dalam keadaan
tipis
3. Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis garis yang
diinginkan.
FUNGSI ATAU MANFAAT SKETSA
Senada dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema
2. Meminimalisir kesalahan
3. Mempertajam pengamatan
4. Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan keterampilan tangan.

Lampiran 2: Lampiran
1. Jenis Penilaian
a. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
1. Tes tulis 1. Soal tes tertulis Pada saat pembelajaran Skor
(Essay) 2. Lembar penilaian maksimal 100

b.Ketrampilan
No
Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
.
1. Praktek 1. Soal Lembar Keja Pada saat Skor maksimal
Peserta Didik / LKPD pembelajaran atau 100
2. Lembar Penilaian diluar pembelajaran

c. Sikap
Bentuk Waktu
No. Teknik Aspek Peilaian Skor
Instrumen Pelaksanaan
1. Pengamatan Rubrik 1. Kedisiplinan Pada saat Nilai
pengamatan siswa dalam pembelajaran A: Jika
mengikuti mencangkup 4-
Pembelajaran 5 aspek
2. Santun dalam
menjawab B : Jika
pertanyaan/bert mencangkup 1-
anya 3 aspek
3. Keaktifan
dalam C : jika tidak
pembelajaran kelima
4. Tanggungjawab limanya.
dalam
penggunaan
alat praktik
5. Ketepatan
dalam
pengumpulan
laporan
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Penilaian Pengetahuan

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Kerjakan soal berikut dengan singkat dan jelas!


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hak Kekayaan Intelektual!
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Hak Kekayaan Intelektual!
3. Jelaskan yang dimaksud hak cipta berdasarkan UU Hak Cipta!
4. Jelaskan yang dimaksud dengan merek dagang!
5. Sebutkan syarat desain industri!

Jawaban
1. Hak Kekayaan Intelektual adalah harta kekayaan yang tidak terwujud yang bersumber
dari intelektual seseorang, untuk itu doktrin perlindungan hokum HKI diberlakukan
secara efektif, hukum nasional menyerapnya menjadi undanh-undang yang berlaku dan
mengikat setiap orang, sehingga undang-undang mewajibkan pemilik HKI untuk
mendaftarkan haknya itu dan setiap hak yang terdaftar dibuktikan dengan sertifikt
prndaftaran.
2. Prinsip-prinsip yang terdapat Hak Kekayaan Intelektual :
e. Prinsip ekonomi, dimana hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif suatu
kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang
akan memberikan keuntungan kepada pemilik yang bersangkutan
f. Prinsip keadilan, yaitu di dalam menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja
membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu pengetahuan, seni,
dan sastra yang akan mendapat perlindungan dalam pemiliknya
g. Prinsip kebudayaan, yakni perkembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan seni untuk
meningkatkan kehidupan manusia
h. Prinsip social (mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara), artinya hak
yang diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada individu merupakan satu
kesatuan sehingga perlindungan diberikan berdasarkan keseimbangan kepentingan
individu dan masyarakat.
3. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014, Hak Cipta adalah hak ekslusif bagi
pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratifsetelah suatu ciptaan
diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan (Pasal 1 ayat (1)).
4. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau bdan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
5. Syarat desain industry:
e. Memiliki unsur kebaruan
f. Memiliki nilai estetika
g. Kreasi suatu desain dapat dilihat baik dengan kasatmata maupun menggunakan alat
bantu
h. Dapat diproduksi secara missal baik dengan mesin maupun tangan sepanjang jika
diproduksi akan memberikan hasil yang konsisten.
Pedoman Penskoran :
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100

b. Instrumen Penilaian Ketrampilan

FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Siswa diminta untuk membentuk kelompok (5 orang) untuk mencari desain kemasan untuk
produk :
a. Makanan ringan dengan bahan dasar lokal
b. Minuman buah berbahan dasar buah lokal
c. Disertai penjelasan tentang kemasan produk

Pedoman Penskoran :
a. Penilaian Kelompok
N Sikap/Aspek
Memuaskan Baik Cukup Kurang Cukup
o Yang Dinilai
1 Luas Bidang Lembar Lembar Lembar Belum Mampu
Gambar Kerja/Gambar Kerja/Gambar Kerja/Gambar Menggambar
Berada Di Berada Di Berada
Bidang Tempat Setengah Kurang Dari
Menggambar Atau Lebih Di Setengah
Bidang Bidang
Tempat Tempat
Menggambar Menggambar
2. Kerapian Pola Pola Pola Belum Mampu
Dalam Menggambar Menggambar Menggambar Menggambar
Menggambar Terlihat Halus Terlihat Halus Terlihat Kasar
Dan Tidak Ada Dan Ada Dan Ada
Bekas Coretan Bekas Bekas
Disekitar Coretan Coretan
Bidang Tempat Disekitar Disekitar
Menggambar Bidang Bidang
Tempat Tempat
Menggambar Menggambar
3. Keterangan/ Lengkap/ Berada Di Kurang Dari Tidak Ada
N Sikap/Aspek
Memuaskan Baik Cukup Kurang Cukup
o Yang Dinilai
Isi Terinci Setengah Setengah Keterangan/Rincia
Atau Lebih Lengkap/Rinc n
Tapi Kurang i
Lengkap/Rinc
i
Jumlah Nilai
Kelompok

b. Penilaian Individu
Sikap/Aspek yang Nama Nilai Nilai
No
dinilai Kelompok/peserta Kualitatif Kuantitatif
1 Berani mengemukakan
pendapat
2 Berani menjawab
pertanyaan
3 Inisiatif
4 Ketelitian
Jumlah nilai individu

Kriteria Penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang Cukup 1

Nilai Akhir = Skor yang diperolehanx 100


Skor maksimal
c. Instrumen Penilaian Sikap

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Tanggung Nilai
No. Nama Disiplin Keaktifan Santun Ketepatan
jawab Akhir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
21.
22.
23.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31
RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)
No : 001 / 2021

Sekolah : SMK Negeri 1 Kemangkon


Mata Pelajaran : PKK
Kelas/Semester : XI TKJ / Genap
Alur dan Proses Kerja Pembuatan
Materi Pokok : Desain/Prototype dan Kemasan Produk
Barang/Jasa
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5 Menganalisis proses kerja 3.5.1 Siswa mampu memahami proses kerja pembuatan
pembuatan desain/protype dan desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
kemasan produk barang/jasa 3.5.2 Siswa mampu menerapkan proes kerja pembuatan
desain/prototype dan kemasan produk brang/jasa

4.5 Membuat alur dan proses kerja 4.5.1 Siswa mampu menyusun alur dan proses kerja
pembuatan desain/prototype dan pembuatan desain/prototype dan kemasan produk
kemasan produk barang/jasa barang/jasa
4.5.2 Siswa mampu memodifikasi alur dan proses kerja
pembuatan desain/prototype dan kemasan produk
barang/jasa
Tujuan Pembelajaran a. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelaskan proses kerja pembutan desain/prototype dan kemasan
produk barang/jasa
b. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelaskan gambaran alur dan proses kerja pembuatan desain prototype
dan kemasan produk barang/jasa
c. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat memberi
contoh alur dan proses kerja pembuatan konsep desain/prototype dan
kemasan produk
d. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menerapkan alur dan proses kerja pembuatan konsep desain/prototype
dan kemasan produk

Model Discovery Learning


Pendahuluan :
 Memberi Salam
 Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian, kebersihan kelas.
 Meminta pesera didik memimpin doa
 Menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai:
 Memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti :
Pertemuan 1
 Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang ada dilayar komputer tentang hak atas
kekayaan intelektual
 Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan yang lainnya agar dapat mudah dipahami
 Setelah peserta didik membaca buku panduan, peserta didik menghubungkan, membagi, menilai dan
membedakan alur dan proses kerja pembuatan konsep desain/prototype dan kemasan produk
 Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh guru
 Guru mengarahkan peserta didik menyimpulkan pembelajaran
Pertemuan 2
 Guru mengarahkan peserta didik untuk mengingat materi yang dipelajari di pertemuan sebelumnya
 Guru memberikan apersepsi dalam bentuk video tentang proses kerja pembuatan prototype produk
barang/jasa dengan memberikan sebuah pertanyaan singkat guna menumbuhkan rasa ingin tahu
 Berdasarkan pembagian kelompok sebelumnya, guru mengarahkan peserta didik sebagai tugas
membuat alur dan proses kerja pembuatan produk barang/jasa
 Dalam forum diskusi kelompok, peserta didik secara kolaboratif membuat rencana bentuk rancangan
langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek beserta pengelolaannya dari awal sampai akhir
 Peserta didik dengan kelompoknya dan dibantu oleh guru berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas
yang sudah direncanakan sebelumnya
Penutup
 Refleksi
 Menyampaikan persiapan belajar melalui berbagai sumber materi yang telah dipelajari dan rencana
untuk pembelajaran pertemuan yang akan datang
 Doa dan penutup
Penilaian Teknik Instrumen
Pengetahuan Tertulis Essay
Evaluasi Ketrampilan Produk (hasil kerja Rubrik penilaian proyek
kelompok)
Sikap Pengamatan Rubrik Pengamatan

Kemangkon, Mei 2021


Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Kemangkon Urusan Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Warindi, S.Pd. Suliman, S.Pd Nuraziz Jian Warasjati, S.Pd


NIP 19650219 199203 1 005 NIP NIP

Lampiran 1: Rangkuman Materi


TAHAPAN – TAHAPAN KEGIATAN DESAIN PRODUK
Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu produk,
tahapan tersebut yaitu :
1. Memformulasikan hasil marketing research
Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset
pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat
memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset ini
dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang sudah ada.
Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau ide
untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan saat riset
itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk yang
sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
 Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya denga
tidak mengabaikan penentuan harga
 Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada apakah
perusahaan mampu untuk membayarnya.
Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang
berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan
pengalaman.
2. Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan
Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus
mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja, mesin –
mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk, desainer harus
mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin.
a. Membuat sketsa
Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu
dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan gambar
kerja ( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan
ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan.
b. Membuat gambar kerja
Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain Produk,
dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang sebenarnya
dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan –
bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja
tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan untuk segera
dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DESAIN PRODUK
Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Produk
Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini
tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu
berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting dalam
menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan yang
maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi kuantitas.
2. Standar dan Spesifikasi Desain
 Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari :
 Sambungan – sambungan | Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana
menyambung bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.
 Bagian | Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain  disambung
dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat
 Bentuk | Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan
penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.
 Ukuran | Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk  secara
keseluruhan.
 Mutu | Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan
digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila
dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.
 Bahan | Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan
yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud
dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.
 Warna | Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri
dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh
perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
3. Tanggungjawab Produk
Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk
kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena itu
faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu mendesain
produk tersebut.
4. Harga dan Volume
Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan
dibuat  berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang dibuat
untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga desain
produknya akan berbeda pula.
5. Prototype
Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan
memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.
Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran
mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam penyusunan
terakhir desain produk.
ALUR DAN PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA
a. Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram)
Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu
proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah pengetesan
dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan agar
produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu pun, tingkat
toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat diterima. Artinya, melalui tes-
tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila terjadi komponen atau
barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing
jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain
karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram
alur proses produksinya belum tentu persis sama karena masing-masing mempunyai ciri khas
atau spesifikasi sendiri-sendiri.
Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi
tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan
(farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan), diagram
alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet, sedangkan yang lain
berbentuk cair.
b. Prosedur pengawasan mutu produk
Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan
hal-hal berikut:
1. Kerusakan dan Mutu Produk
Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses
pembuatan tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan.
2. Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk)
Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana saja,
yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi.
3. Kendali Mutu Terpadu
Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses
produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu. Bila
ada pengendalian atau controlling atas mutu tentunya harus dimulai sejak perencanaan
(planning) mutu produk bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti
pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating) harus disertai pengawasan mutu. Hal
ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu (quality management) meliputi berbagai apsek
keikutsertaan (participation) dari berbagai pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu
produk yang mutunya harus dikendalikan.
c. Jenis-jenis pengawasan mutu produk
1. Pemantauan Mutu Bahan-Bahan
Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini
perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang, penyimpanan di
gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.
2. Pemantauan Proses Produksi
Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-mesin
produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi
yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin tersebut dipantau agar
menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.
3. Pemantauan Produk Jadi
Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan
rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah selama
proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran, dan
mutu yang direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan. Selanjutnya
dipasarkan (didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka barang tersebut
harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat.
4. Pemantauan Pengepakan
Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi sesuai
dengan mutu.
d. Pemecahan masalah mutu dengan statistik
Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu perusahaan
dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode statistik sebenarnya
mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang perlu diketahui adalah
bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk pengendalian mutu,
termasuk dalam pencegahan kerusakan barang (defect prevention).
Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut:
 Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.
 Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya penyimpangan
(variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat memberi gambaran
tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut. Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu
proses yang tidak mengalami penyimpangan (deviasi), tentu saja produk tersebut tidak
mengalami kerusakan. Akan tetapi, mengingat proses produksi merupakan kombinasi mesin-
mesin dan orang-orang maka bisa terjadi kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan
mengalami penyimpangan (deviasi). Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk
mengurangi terjadinya penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir.
Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data sampel
yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data tersebut
sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak.
Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan terutama
dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya. Seorang
supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak manajemen
tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang direncanakan.
e. Alat kendali mutu
Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan
histogram.
1. Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart)
Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda, dapat membuat suatu rencana kerja pemantauan agar
produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini Anda,
membuat suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk memperoleh
gambar atau diagram sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
Cause and Effect Diagram (CED).
2. Histogram
Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dik:umpulkan secara statistik pada berbagai
tahap atau jenjang kegiatan, Anda, kemudian dapat membuat suatu histogram mutu. Bila
terdapat penyimpangan, Anda akan mengetahui berapa besar penyimpangannya dan faktor
apa yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu tindakan koreksi atau.
perbaikan.
3. Peranan Komputer
Secara umum dapat dikemukakan di sini bahwa berbagai kegiatan pengendalian, terutama
pada perusahaan besar, seyogianya menggunakan program komputer sesuai dengan
kebutuhan. Tetapi, patut Anda ketahui bahwa komputer hanyalah merupakan alat bantu
analisis. Adapun faktor yang penting dalam pengendalian mutu, adalah manusia.

Lampiran 2: Penilaian
1. Jenis Penilaian
a. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
1. Tes tulis 1. Soal tes tertulis Pada saat pembelajaran Skor
(Essay) 2. Lembar penilaian maksimal 100

b.Ketrampilan
No
Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
.
1. Praktek 1. Soal Lembar Keja Pada saat Skor maksimal
Peserta Didik / LKPD pembelajaran atau 100
2. Lembar Penilaian diluar pembelajaran

c. Sikap
Bentuk Waktu
No. Teknik Aspek Peilaian Skor
Instrumen Pelaksanaan
1. Pengamatan Rubrik 1. Kedisiplinan Pada saat Nilai
pengamatan siswa dalam pembelajaran A: Jika
mengikuti mencangkup 4-
Pembelajaran 5 aspek
2. Santun dalam
menjawab B : Jika
pertanyaan/bert mencangkup 1-
anya 3 aspek
3. Keaktifan
dalam C : jika tidak
pembelajaran kelima
4. Tanggungjawab limanya.
dalam
penggunaan
alat praktik
5. Ketepatan
dalam
pengumpulan
laporan
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Penilaian Pengetahuan

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Kerjakan soal berikut dengan singkat dan jelas!


1. Apakah yang dimaksud aliran intermiten?
2. Apa sajakah yang harus dipersiapkan administrasi pergudangan dalam mengurus keluar
masuknya barang?
3. Sebutkan pencatatan administrasi gudang!
4. Bagaimanakah sistem kerja pencatatan terus menerus?
5. Apakah yang Anda ketahui tentang Last-in, First-out (LIFO)?

Jawaban
1. Proses produksi dengan kumpulan/kelompok produk yang sejenis dandengan waktu
yang terputus-putus.
2. Menyelenggarakan tata buku penggudangan yang jelas dan mudah diperiksa.
Membukukan mutasi barang setiap terjadi mutasi.
Menyelenggarakan pembukuan dan administrasi barang dalam buku-buku dan/atau
kartu-kartu barang,
3. Pencatatan terus menerus dan pencatatan periodic
4. Sistem pencatatan terus menerus" atau disebutjuga "sistem Buku", pencatatan
persediaan barang dilakukan secara terns-menerus. Tiapjeni-s
barangdibuatperkiraan/rekening/kartu atau buku tersendiri. Eertarnbahnya
barangdicatat di sebelah debet. Berkurangnya barang dicatat di sebelah kredit setiap
saat terjadi transaksi. saldodari perkiraan dicocokkan dengan persediaan barang yang
sebenarnya ada.
5. Pencatatan dengan metode LIFO berarti barang yang paling akhir masuk, barang itulah
yang lebih dahulu dikeluarkan. Metode ini juga dapat dikatakan bahwa masuk akhir,
keluar pertama (MAKP).

Pedoman Penskoran :
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
b. Instrumen Penilaian Ketrampilan

FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

1. Berdasarkan pembagian kelompok sebelumnya peserta didik membuat gambar/desain


produksesuai kreasi masing-masing kelompok yang disertai penjelasan tentang
kemasan produk meliputi:
a. Nama Produk
b. Alat Yang Digunakan
c. Bahan Yang Dibutuhkan
d. Cara Pembuatan
e. Lampiran gambar produk
2. Melampirkan foto produk dan persentasi kelompok !

Pedoman Penskoran
a. Penilaian Kelompok
Sikap/Aspek yang Nama Nilai Nilai
No
dinilai Kelompok/peserta Kualitatif Kuantitatif
1 Menyelaesaiakn tugas
kelompok dengan baik
2 Kerjasam kelompok
Hasil tugas (relevansi
dengan bahan)
3 Pembagian job
4 Sistematika Pelaksanaan
Jumlah nilai kelompok

b. Penilaian Individu
Sikap/Aspek yang Nama Nilai Nilai
No
dinilai Kelompok/peserta Kualitatif Kuantitatif
1 Berani mengemukakan
pendapat
2 Berani menjawab
pertanyaan
3 Inisiatif
4 Ketelitian
Jumlah nilai individu

Kriteria Penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai unatitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang Cukup 1

Nilai Akhir = Skor yang diperolehanx 100


Skor maksimal

c. Instrumen Penilaian Sikap

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Tanggung Nilai
No. Nama Disiplin Keaktifan Santun Ketepatan
jawab Akhir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
21.
22.
23.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31

RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)
No : 001 / 2021

Sekolah : SMK Negeri 1 Kemangkon


Mata Pelajaran : PKK
Kelas/Semester : XI TKJ / Genap
Lembar Kerja/Gambar untuk Pembuatan
Materi Pokok :
Desain/Prototype Produk Barang/Jasa
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6 Menganalisis lembar 3.6.1 Siswa mampu memahami lembar kerja/gambar


kerja/gambar kerja untuk kerja untuk pembuatan prototype produk
pembuatan prototype produk barang/jasa
barang/jasa 3.6.2 Siswa mampu mengetahui lembar kerja/gambar
kerja untuk pembuatan prototype produk
4.6 Membuat lembar kerja/gambar kerja 4.6.1 barang/jasa
Siswa mampu menyusun lembar kerja/gambar
untuk pembuatan prototype produk kerja untuk pembuatan prototype produk
barang/jasa barang/jasa
4.6.2 Siswa mampu mengonsep lembar kerja/gambar
kerja untuk pembuatan prototype produk
barang/jasa
Tujuan Pembelajaran a. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
memahami lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan prototype
produk barang/jasa
b. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelaskan lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan desain
prototype produk barang/jasa
c. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menganalisis lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan desain
prototype produk barang/jasa
d. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menerapkan lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan
desain/prototype produk barang/jasa

Model Discovery Learning


Pendahuluan :
 Memberi Salam
 Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian, kebersihan kelas.
 Meminta pesera didik memimpin doa
 Menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai:
 Memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti :
Pertemuan 1
 Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang ada dilayar komputer tentang hak atas
kekayaan intelektual
 Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan yang lainnya agar dapat mudah dipahami
 Setelah peserta didik membaca buku panduan, peserta didik menghubungkan, membagi, menilai dan
membedakan lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan desain/prototype produk barang/jasa
 Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh guru
 Guru mengarahkan peserta didik menyimpulkan pembelajaran
Pertemuan 2
 Guru mengarahkan peserta didik untuk mengingat materi yang dipelajari di pertemuan sebelumnya
 Guru memberikan apersepsi tentang lembar/gambar kerja untuk pembuatan prototype produk dengan
memberikan sebuah pertanyaan singkat guna menumbuhkan rasa ingin tahu.
 Berdasarkan pembagian kelompok sebelumnya, guru mengintruksikan peserta didik sebagai tugas
membuat rancangan langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek, pengelolaannya dari awal sampai
akhir dengan disertai gambar desain produk yang dibagi menjadi beberapa bagian
 Peserta didik dengan kelompoknya dan dibantu oleh guru berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas
yang sudah direncanakan sebelumnya
Penutup
 Refleksi
 Menyampaikan persiapan belajar melalui berbagai sumber materi yang telah dipelajari dan rencana
untuk pembelajaran pertemuan yang akan datang
 Doa dan penutup
Penilaian Teknik Instrumen
Pengetahuan Tertulis Essay
Evaluasi Ketrampilan Produk (hasil kerja Rubrik penilaian proyek
kelompok)
Sikap Pengamatan Rubrik Pengamatan

Kemangkon, Mei 2021


Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Kemangkon Urusan Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Warindi, S.Pd. Suliman, S.Pd Nuraziz Jian Warasjati, S.Pd


NIP 19650219 199203 1 005 NIP NIP

Lampiran 1: Rangkuman Materi


PENGERTIAN GAMBAR KERJA
1. Menurut Suratman pada buku menggambar teknik mesin dengan standar iso di halaman 15,
diterbitkan oleh CV. Pustaka Setia di Bandung tahun 2011. Gambar kerja adalah suatu teknik
penggambaran yang digunakan untuk menjelaskan secara gamblang persyaratan item yang di
rekayasa, aktifitas menggambar mesin menghasilkan dokumen gambar yang berfungsi sebagai
bahasa atau media untuk menyampaikan ide, gagasan, atau informasi dari para insinyur yang
mendesian suatu produk kepada para pekerja yang akan membuatnya.
2. Menurut Sujiyanto pada buku menggambar teknik mesin di halaman 7, diterbitkan oleh
Kanisus diYogyakarta tahun 2012. Gambar kerja adalah komunikasi utama antara si pembuat
gambar atau ide dengan si pelaksana di lapangan, dan gambar harus dipahami oleh kedua belah
pihak.
3. Menurut Ir. Ohan Juhana pada buku menggambar teknik mesin dengan standar iso di halaman
14, diterbitkan oleh CV. Pustaka Setia di Bandung tahun 2011. Gambar teknik adalah gambar
yang menitik beratkan pada penyampaian maksud dari pembuat gambar secara obyektif,
gambar jenis ini menggunakan simbol-simbol yang dapat diterima secara internasional. Simbol
tersebut sudah di rangkumkan dalam sebuah standar yang dapat di terima di seluruh dunia,
yaitu standar ISO. Selain itu ada juga standar lain yang di keluarkan oleh suatu Negara.
4. Berdasarkan teori-toeri diatas dapat disimpulkan gambar Kerja adalah suatu bahasa yang
digunakan oleh designer kepada si pelaksana dilapangan, dengan menggunakan standar-standar
internasional dan harus dipahami oleh kedua belah pihak.
FUNGSI GAMBAR KERJA
1. Gambar kerja sebagai bahasa teknik dan pola penyampaian informasi, Fungsi-fungsi gambar
dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :
2. Penyampaian Informasi
3. Gambar berfunsi untuk meneruskan maksud dari perancangan dengan tepat kepada orang –
orang yang bersangkutan kepada perancanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan sebagainya.
Orang-orang yang bersangkutan bukan hanya orang-orang pabrik atau orang di bengkel sendiri,
tetapi juga orang orang dalam pabrik atau bengkel sub kontrak atau orang asing dengan bahasa
lain
Pengawet, penyimpanan dan penggunaan keterangan
Gambar merupakan data teknik yang sangat ampuh, dimana teknologi dari suatu perushaan
di padatkan di kumpulkan. Oleh karena itu gambar bukan saja diawetkan untuk mensuplai bagian
bagian produk untuk diperbaiki ( reparasi ) atau untuk di perbaiki, tetapi gambar diperlukan juga
sebagai bahan informasi untuk rencana-rencana baru di kemudian hari. Sehingga diperlukan
penyimpanan, kondifikasi nomor urut gambar dan sebagainya.
Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran diwujudkan dalam bentuk
gambar melalui proses masalahnya pertama-tama di analisa dan disintesa dengan gambarnya di
teliti dan dievaluasi. Proses ini di ulang-ulang, sehingga dapat di hasilkan gambar-gambar yang
sempurna.
Tujuan-tujuan gambar kerja
Adapun tujuan –tujuan gambar yaitu :
1. Internasional gambar
Peraturan-peraturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara orang yang
bersangkutan dan kemudian menjadi standar perusahaan. Agar tujuan dapat di capai, penunjukan
simbol-simbol gambar harus sama secara intenasional.
2. Mempopulerkan gambar
Dalam lingkup teknologi, mempopulerkan gambar menjadi suatu keharusan, karena dalam
teknologi tinggi dibutuhkan data-data yang pasti dan akurat dan tidak berdasarkan kebiasaan atau
feeling.
3. Perumusan gambar
Berdasarkan sifat-sifat kerja masing-masing maka dari tiap-tiap bagian, mesin, listrik harus
memiliki keterangan yang sama agar dapat dimengerti oleh semua orang.
4. Sistematika gambar
Mengingat gambar menyajikan banyak perbedaan tidak hanya dalam bentuk dan ukuran,
tetapi tanda-tanda tolenrasi, lambang-lambang dst, maka harus ada sistematika dalam lingkungan
perusahaan sendiri.
5. Penyederhanaan Gambar
Tujuannya agar dapat menghemat waktu, menghindari kesalahan pengerjaan, mempermudah
pengerjaan dan mempercepat perencanaan.
ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM
Pembangunan sistem informasi memerlukan penyelidikan dan analisis mengenai alasan
timbulnya ide atau gagasan untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi. Analisis
dilakukan untuk melihat berbagai komponen yang dipakai sistem yang sedang berjalan meliputi
hardware, software, jaringan dan sumber daya manusia.
Analisis juga mendokumentasikan aktivitas sistem informasi meliputi input, pemrosesan,
output, penyimpanan dan pengendalian (O’Brien, 2005).
Selanjutnya melakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk merumuskan informasi yang
dibutuhkan pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang
diusulkan (Mulyanto, 2009).
Analisis kebutuhan sistem sebagai bagian dari studi awal bertujuan mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi mengenai hal-
hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan (Mulyanto, 2009).
Analisis kebutuhan sistem harus mendefinisikan kebutuhan sistem yang spesifik antara lain :
1)     Masukan yang diperlukan sistem (input)
2)     Keluaran yang dihasilkan (output)
3)     Operasi-operasi yang dilakukan (proses)
4)     Sumber data yang ditangani
5)     Pengendalian (kontrol)
Spesifikasi Kebutuhan Sistem
Tahap analisis kebutuhan sistem memerlukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan sistem
dengan mendefinisikan apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh sistem tersebut kemudian
menentukan kriteria yang harus dipenuhi sistem.
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi adalah pencapaian tujuan, kecepatan, biaya, kualitas
informasi yang dihasilkan, efisiensi dan produktivitas, ketelitian dan validitas dan kehandalan atau
reliabilitas (Mulyanto, 2009).
DESAIN SISTEM
Analisis sistem (system analysis) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan sistem untuk
memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
Desain sistem  (system design) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut.
Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi fungsional.
Desain sistem dapat dipandang sebagai desain interface, data dan proses dengan tujuan
menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pemakai, struktur
database serta pemrosesan dan prosedur pengendalian (Ioanna et al., 2007).
Desain sistem akan menghasilkan paket software prototipe, produk yang baik sebaiknya
mencakup tujuh bagian :
 Fitur menu yang cepat dan mudah.
 Tampilan input dan output.
 Laporan yang mudah dicetak.
 Data dictionary yang menyimpan informasi pada setiap field termasuk panjang field,
pengeditan dalam setiap laporan dan format field yang digunakan.
 Database dengan format dan kunci record yang optimal.
 Menampilkan query online secara tepat ke data yang tersimpan pada database.
 Struktur yang sederhana dengan bahasa pemrograman yang mengizinkan pemakai melakukan
pemrosesan khusus, waktu kejadian, prosedur otomatis dan lain-lain.
PENGUJIAN SISTEM
Paket software prototipe diuji, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-
ulang hingga dapat diterima pemakainya (O’Brien, 2005). Pengujian sistem bertujuan menemukan
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dan melakukan revisi sistem.
Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto, 2009).
Menurut Sommerville (2001) pengujian sistem terdiri dari :
 Pengujian unit untuk menguji komponen individual secara independen tanpa komponen sistem
yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.
 Pengujian modul yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan.
 Pengujian sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan.
 Pengujian sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara subsistem
dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan fungsional dan non fungsional.
 Pengujian penerimaan dengan data yang dientry oleh pemakai dan bukan uji data simulasi.
 Dokumentasi berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai akhir
pembuatan program.
Pengujian sistem informasi berbasis web dapat menggunakan teknik dan metode pengujian
perangkat lunak tradisional. Pengujian aplikasi web meliputi pengujian tautan, pengujian browser,
pengujian usabilitas, pengujian muatan, tegangan dan pengujian malar  (Simarmata, 2009).
Penerimaan pengguna (user) terhadap sistem dapat dievaluasi dengan mengukur kepuasan user
terhadap sistem yang diujikan. Pengukuran kepuasan meliputi tampilan sistem, kesesuaian dengan
kebutuhan user, kecepatan dan ketepatan sistem untuk menghasilkan informasi yang diinginkan
user. Ada beberapa model pengukuran kepuasan user terhadap sistem, diantaranya adalah
Technology Acceptance Model (TAM), End User Computing (EUC) Satisfaction, Task Technology
Fit (TTF) Analysis dan  Human Organizational Technology (HOT) Fit Model.
Salah satu model pengukuran yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa berbeda
dan tidak menunjukkan perbedaan hasil pengukuran yang signifikan adalah End User Computing
(EUC) Satisfaction. Model ini menekankan kepuasan user terhadap aspek teknologi meliputi aspek
isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan sistem (Chin & Mathew, 2000).

IMPLEMENTASI
Setelah prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem yang siap
dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelajaran terhadap sistem baru dan
membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan operasional serta  interaksi
pengguna, sistem dan teknologi informasi.
ALAT PERANCANGAN SISTEM
Perancangan sistem membutuhkan peralatan berupa alat alat perancangan proses dan  alat
perancangan data. Alat perancangan proses terdiri dari diagram aliran data dan diagram arus sistem.
Sedangkan alat perancangan data terdiri dari diagram relasi entitas (entity relationship) dan kamus
data (data dictionary).
Diagram Aliran Data
Diagram aliran data (data flow diagram/DFD) adalah sebuah alat dokumentasi grafik yang
menggunakan simbol-simbol untuk menjelaskan sebuah proses. Diagram ini menunjukkan aliran
proses seluruh sistem kepada pemakai dan dapat diatur detailnya sesuai dengan kemampuan
pemahaman pemakai.
DFD terdiri dari tiga elemen yaitu lingkungan, pemrosesan, aliran data dan penyimpanan
data. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang kurang
menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang sedang akan dikerjakan (Ladjamudin,
2005).
Diagram Arus Sistem
Diagram arus sistem (Sistem Flow chart) adalah peralatan yang digunakan untuk
menggambarkan proses sistem secara rinci untuk menggambarkan aliran sistem informasi dan
diagram arus sistem untuk menggambarkan aliran program (Ladjamudin, 2005).
Diagram Relasi Entitas
Diagram relasi entitas menunjukkan antar entitas satu dengan yang lain dan bentuk
hubungannya sehingga data tergabung dalam satu kesatuan yang terintegrasi (Ladjamudin, 2005).
Kamus Data
Kamus data adalah penjelasan tertulis lengkap dari data yang diisikan ke dalam database
(Ladjamudin, 2005).
PEMBUATAN LEMBAR KERJA/ GAMBAR KERJA
Gambar kerja berisi semua informasi yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu produk.
Informasi yang ada dalam gambar kerja meliputi gambar rakitan, gambar detail, dimensi keterangan
gambar dan semua standar informasi yang dibutuhkan dalam membuat suatu produk.
Tiga komponen dari satu set gambar kerja adalah:
1. Detail dari setiap bagian
2. Daftar komponen, atau bahan untuk merakit produk akhir
3. Gambar rakitan
Gambar kerja adalah set lengkap standar gambar yang menentukan pembuatan dan perakitan
produk berdasarkan desainnya. Kerumitan desain akan menentukan jumlah dan jenis gambar.
Gambar kerja bisa lebih dari satu lembar dan mungkin berisi instruksi tertulis yang disebut dengan
spesifikasi. Gambar kerja merupakan cetak biru yang digunakan untuk pembuatan produk.
Gambar Rakitan dan Sub-rakitan
Gambar rakitan adalah gambar dari keseluruhan produk atau mesin atau sistem dengan
semua komponennya berada dan diidentifikasi. Gambar sub-rakitan adalah dua atau lebih bagian
yang membentuk bagian dari suatu gambar rakitan.
Fungsi gambar rakitan
Gambar rakitan berfungsi untuk menunjukkan kumpulan dari komponen-komponen yang
digabungkan menjadi produk jadi.
Fungsi gambar sub-rakitan
Gambar sub-rakitan digunakan jika pada gambar rakitan tidak dengan jelas menyajikan
bagian komponen, maka gambar sub-rakitan harus disertakan untuk menunjukkan bagaimana
bagian dari komponen itu dirakit.
Pandangan
Gambar rakitan dan sub-rakitan harus menunjukkan bagian-bagian komponen dan posisi
relative antara komponen yang satu dengan yang lain. Pandangan menjadi penting untuk
menunjukan bagian-bagian dari komponen itu berada dan yang digabungkan menjadi satu.
Pandangan yang digunakan bisa dari salah satu gambar pandangan sebagai berikut.
1. Pandangan Paralel
2. Pandangan Isometrik
3. Pandangan Kombinasi paralel dan isometrik
4. Garis Tersembunyi
Gambar rakitan dan sub-rakitan umumnya tidak boleh menyertakan garis tersembunyi yang
tidak menjelaskan bagaimana produk tersebut dirakit. Jadi tidak adanya garis tersembunyi tidak
menandakan bahwa tidak ada bagian yang tersembunyi di lokasi itu.
Dimensi
Pada umumnya dimensi yang ditunjukkan pada gambar rakitan dan sub-rakitan adalah
dimensi yang dibutuhkan untuk merakit komponen, komponen standar, dan sub-rakitan. Dengan
demikian dimensi yang diperlukan untuk membuat gambar bagian tidak boleh ditampilkan pada
gambar rakitan dan sub-rakitan.
Nomor Bagian
Setiap bagian komponen atau sub-rakitan yang dibuat harus diidentifikasi dengan nomor
bagian yang ditunjukkan dapa gambar rakitan atau sub-rakitan. Nomor bagian atau nomor
komponen ditunjukkan dengan dengan balon melingkar yang ditarik di luar gambar rakitan.
Balon harus diberi nonor secara berurutan searah jarum jam dengan angka 1 di lokasi tengah
atas gambar seperti pada jam angka yang menunjukkan posisi jam 12 siang. Setiap balon harus
dihubungkan ke item atau titik pada permukaan bagian gambar. Garis balon tidak boleh saling
menyilang.
Gambar Detail
Gambar detail adalah gambar yang memiliki dimensi dan keterangan secara lengkap dari
satu bagian komponen yang dibuat berdasarkan gambar kerja sehingga informasi yang didapat
sudah bisa digunakan untuk membuat produk.
1. Fungsi
Fungsi gambar detail adalah gambar bagian yang menyediakan semua informasi yang
diperlukan untuk membuat bagian. Ini termasuk bagian bentuk, dimensi, material, dan
persyaratan khusus apa pun.
2. Pandangan
Gambar detail setidaknya terdapat tiga pandangan ortografi (depan, atas, dan kanan) dan
bisa juga ditampilkan gambar isometriknya. Pandangan ortografi ditunjukkan dalam proyeksi
sudut ketiga atau pertama.
Daftar Komponen
1. Isi
Daftar isi komponen ditunjukkan dalam daftar tabel komponen yang ditunjukkan pada
gambar baik untuk gambar rakitan maupun sub-rakitan. Daftar komponen ini paling tidak harus
mencakup beberapa keterangan seperti:
1. Nomor komponen
2. Deskripsi komponen
3. Nomor bagian yang digunakan untuk gambar detail, gambar sub-rakitan dan nomor bagian
vendor.
4. Informasi vendor digunakan jika komponen yang akan dibeli tidak umum tersedia dipasaran
sehingga perlu informasi khusus.
5. Jumlah komponen yang dibutuhkan dalam perakitan.
Penulisan nomor urut dituliskan berdasarkan nomor item dengan angka terendah dibagian
bawah dan di urutkan ke atas.
2. Lokasi
Penempatan lokasi untuk daftar komponen dapat dipilih dari salah satu lokasi yang
diinginkan dari beberapa posisi turan sebagai berikut:
1. Sudut kiri atas lembar gambar menyentuh batas atas kiri
2. Sudut kiri bawah lembar gambar menyentuh garis batas kiri bawah
3. Diatas blok judul menyentuh garis batas kanan dan blok judul
4. Disebelah kiri blok judul menyentuh garis batas bawah dan blok judul
Lokasi yang dipilih harus memaksimalkan ruang yang dapat digunakan untuk
menggambar rakitan atau sub-rakitan.
3. Format Standar
Pemilihan format standar kadang sudah disediakan oleh beberapa aplikasi yang dipakai
seperti pada Inventor atau Solidworks. Standar huruf yang dipakai biasanya menggunakan huruf
Arial. Gambar dan model yang dirancang bisa menggunakan salah satu standar yang dipilih
seperti menggunakan standar ANSI atau standar ISO atau yang lainnya.
Penomoran Gambar
Standar penomoran gambar juga beragam, paling tidak nomor gambar harus unik dan bisa
membedakan dengan gambar yang lain.
Kertas Gambar
Standar ukuran kertas secara internasional terutama untuk standar ISO (A4, B5, C4, dst.)
dan standar Amerika (letter, legal, dst.) ukuran-ukuran ini akan mempengaruhi penggunannya.
Etiket
Blok judul harus disertakan pada semua lembar di sudut kanan bawah. Minimal blok judul
harus menyertakan sub-blok untuk:
1. Menuliskan judul
2. Nomor gambar
3. Bagian Revisi
4. Nama Departemen atau sekolah
5. Nama orang yang meliputi bisa meliputi
6. Tanggal yang terkait dengan semua nama (dalam format DDMMYY di mana YY adalah dua
digit terakhir tahun, MM adalah dua digit angka bulan, dan DD adalahdua digit angka hari
dalam bulan, misalnya, 210418 untuk 21 April 2018)
7. Skala gambar yang dominan (misalnya, 1: 2), untuk skala yang khusus bisa di bawah
8. Penunjukan huruf ukuran gambar
9. Unit yang digunakan untuk dimensi dan catatan toleransi umum
10. Simbol proyeksi
11. Nomor lembar dan jumlah total lembaran (misalnya, 1 dari 2)
Etiket Revisi
1. Lokasi dan Isi
Blok revisi harus ditempatkan di sudut kanan atas gambar. Blok harus menyertakan
kolom untuk:
a. Tempat gambar di mana revisi telah dibuat
b. Huruf revisi bisa menggunakan huruf Arial
c. Deskripsi perubahan dengan huruf besar
d. Nama pemberi perubahan (nama depan dan belakang)
e. Tanggal persetujuan perubahan (dalam format DDMMYY)
2. Ruang harus disediakan untuk memperpanjang blok revisi ke bawah sesuai kebutuhan.
3. Penamaan revisi pertama ke gambar aslinya menggunakan keterangan mulai huruf abjad sebagai
contoh revisi A.
4. Format Standar
Format standar yang bisa digunakan jika menggunakan program Inventor atau Solidwork
sudah ada template yang disediakan.
Dimensi
Gambar komponen maupun gambar rakitan, selain memberikan deskripsi bentuk yang
lengkap, juga harus memberikan informasi mengenai deskripsi ukuran. Dimensi dibuat melalui
jarak antara permukaan, lokasi lubang, sifat finising permukaan, jenis material, dll. Ekspresi fitur ini
pada gambar, menggunakan garis, simbol, angka dan catatan disebut dengan dimensi.
Prinsip Umum
Dimensi adalah nilai numerik yang dinyatakan dalam unit pengukuran yang tepat dan
ditunjukkan pada gambar, menggunakan garis, simbol, catatan, dll. Sehingga semua fitur benar-
benar dapat diketahui ukurannya. Cara membuat ukuran atau dimensi harus memenuhi kaidah
pengukuran sebagai berikut.
1. Sejauh mungkin dimensi harus ditempatkan di luar gambar benda.
2. Dimensi harus diambil dari garis terluar yang terlihat
3. Dimensi ke garis tengah harus dihindari kecuali ketika garis tengah melewati pusat
4. Setiap benda dimensinya hanya sekali pada gambar.
5. Dimensi harus ditempatkan pada tampilan atau bagian yang paling jelas berhubungandengan
fitur terkait.
6. Setiap gambar harus menggunakan unit yang sama untuk semua dimensi, tetapi
tanpamenunjukkan simbol unit.
7. Dimensi yang diperlukan untuk menentukan gambar komponen harus ditampilkan pada
8. Tidak boleh ada bagian yang digambar lebih dari satu dimensi dalam satu arah.
9. Cara membuat dimensi
Elemen dimensi meliputi garis proyeksi, garis dimensi, garis panah, pemutusan garis
dimensi, indikasi asal dan dimensi itu sendiri.
Cara membuat dimensi sebagai berikut:
1. Garis proyeksi dan dimensi harus digambarkan sebagai garis kontinu tipis.
2. Garis proyeksi harus melebar sedikit di luar garis dimensi masing-masing.
3. Garis proyeksi harus ditarik tegak lurus dengan fitur dimensinya. Jika perlu, garis dapatditarik
secara miring, tetapi sejajar satu sama lain. Namun, dimensi harusberhubungan dengan fitur
tersebut.
4. Garis proyeksi dan garis dimensi tidak boleh saling silang, kecuali jika tidak dapat dihindari.
5. Garis dimensi harus ditunjukkan tidak terputus, bahkan jika fitur yang ditunjukkannyagambar
yang dipotong.
6. Garis tengah atau garis besar bagian tidak boleh digunakan sebagai garis dimensi, tetapidapat
digunakan sebagai pengganti garis proyeksi.
7. Tanda panah, garis miring atau tanda bulat
Dimensi yang dibuat pada ujung garis dapat diberi tanda panah, garis miring, atau tanda
bulat. Metode penunjukkan dimensi Dimensi harus ditampilkan pada gambar dalam karakter
dengan ukuran yang cukup, untuk memastikan keterbacaan lengkap. Dimensi harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga dimensi tidak disilangkan atau dipisahkan oleh garis lain pada gambar.
Lampiran 2: Penilaian
1. Jenis Penilaian
a. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
1. Tes tulis 1. Soal tes tertulis Pada saat pembelajaran Skor
(Essay) 2. Lembar penilaian maksimal 100

b.Ketrampilan
No
Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
.
1. Praktek 1. Soal Lembar Keja Pada saat Skor maksimal
Peserta Didik / LKPD pembelajaran atau 100
2. Lembar Penilaian diluar pembelajaran

c. Sikap
Bentuk Waktu
No. Teknik Aspek Peilaian Skor
Instrumen Pelaksanaan
1. Pengamatan Rubrik 1. Kedisiplinan Pada saat Nilai
pengamatan siswa dalam pembelajaran A: Jika
mengikuti mencangkup 4-
Pembelajaran 5 aspek
2. Santun dalam
menjawab B : Jika
pertanyaan/bert mencangkup 1-
anya 3 aspek
3. Keaktifan
dalam C : jika tidak
pembelajaran kelima
4. Tanggungjawab limanya.
dalam
penggunaan
alat praktik
5. Ketepatan
dalam
pengumpulan
laporan
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Penilaian Pengetahuan

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Kerjakan soal berikut dengan singkat dan jelas!


1. Mengapa di kota berkembang / kota besar dunia industry cepat berkembang?
2. Apakah yang dimaksud pengecekkan?
3. Sebutkan factor – factor yang menunjang efektivitas dan efisiensi dalam usaha!
4. Sebutkan ruang lingkup yang mempengaruhi berkembangnya suatu perusahaan!
5. Apakah yang dimaksud gambar kerja dalam wirausaha?

Jawaban
1. Karena dipengaruhi akses serta infrastruktur yang sudahsangat mendukung
2. Pengecekan ataupemeriksaan adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan
bukti tentanginformasi yang dapat diukur mngenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukanseseorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan
melaporkankesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang
telahditetapkan
3. Membuat gambar kerja yang mudah dimengerti.
Menggunakan metode yang tepat dan cepat.
Mengoptimalkan penggunaan mesin yang ada.
Membuat standar pengecekan pada material yang dibeli.
Membuat standar pengecekan pada material yang dibeli.
4. Produk yang diproduksi secara massal untuk pertama kali.
Metode yang digunakan masih belum tepat dan efektif.
Mesin yang digunakan masih belum optimaldan efeisien.
Operator yang mash kurang mengerti tentang kualitas pekerjaan yang baik
Material yang digunakan.
5. Gambar kerja adalah komunikasi utama antara sipembuat gambar atau ide dengan si
pelaksana di lapangan, dan gambar harus didipahami oleh kedua belah pihak.

Pedoman Penskoran :
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
b. Instrumen Penilaian Ketrampilan

FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

1. Peserta didik membuat lembar kerja/gambar produk sesuai kreasi masing-masing


disertai penjelasan tentang kemasan produk meliputi:
a. Nama Produk
b. Alat Yang Digunakan
c. Bahan Yang Dibutuhkan
d. Cara pembuatan
2. Melampirkan foto hasil lembar kerja/gambar produk yang dibuat

Pedoman Penskoran
Sikap/Aspek
No Memuaskan Baik Cukup Kurang Cukup
Yang Dinilai
1 Luas Bidang Lembar Lembar Lembar Belum Mampu
Gambar Kerja/Gambar Kerja/Gambar Kerja/Gambar Menggambar
Berada Di Berada Di Berada
Bidang Tempat Setengah Atau Kurang Dari
Menggambar Lebih Bidang Di Setengah
Tempat Bidang
Menggambar Tempat
Menggambar
2. Kerapian Pola Pola Pola Belum Mampu
Dalam Menggambar Menggambar Menggambar Menggambar
Menggambar Terlihat Halus Terlihat Halus Terlihat Kasar
Dan Tidak Ada Dan Ada Dan Ada
Bekas Coretan Bekas Coretan Bekas Coretan
Disekitar Disekitar Disekitar
Bidang Tempat Bidang Bidang
Menggambar Tempat Tempat
Menggambar Menggambar
Keterangan/ Lengkap/Terinci Berada Di Kurang Dari Tidak Ada
Isi Setengah Atau Setengah Keterangan/Rincian
Lebih Tapi Lengkap/Rinc
Kurang i
Lengkap/Rinci
Jumlah Nilai
Individu
Kriteria Penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai unatitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang Cukup 1

Nilai Akhir = Skor yang diperolehanx 100


Skor maksimal

c. Instrumen Penilaian Sikap

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Tanggung Nilai
No. Nama Disiplin Keaktifan Santun Ketepatan
jawab Akhir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
21.
22.
23.
25.
26.
27.
28.
Tanggung Nilai
No. Nama Disiplin Keaktifan Santun Ketepatan
jawab Akhir
29.
30.
31
RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)
No : 001 / 2021

Sekolah : SMK Negeri 1 Kemangkon


Mata Pelajaran : PKK
Kelas/Semester : XI TKJ / Genap
Materi Pokok : Biaya Produksi Prototype Produk Barang/Jasa
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.7 Menganalisis biaya produksi 3.7.1 Siswa mampu menyusun komponen-kompnen


contoh produk barang/jasa biaya produksi suatu produk barang dan jasa
3.7.2 Siswa mampu menulis biaya produksi suatu
produk barang dan jasa produk barang/jasa
4.7 Menghitung biaya produksi contoh 4.7.1 Siswa mampu menghitung biaya produksi suatu
produk barang/jasa produk
4.7.2 Siswa mampu mempresentasikan hasil penyusunan
biaya produksi suatu produk
Tujuan Pembelajaran a. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
memahamikomponen-komponen biaya produksi suatu produk barang
dan jasa
b. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menganalisis komponen-kompnen biaya produksi suatu produk barang
dan jasa
c. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menyusun
komponen-komponen biaya produksi suatu produk barang dan jasa
d. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menerapkan penyusunan komponen-kompnen biaya produksi suatu
produk barang dan jasa

Model Discovery Learning


Pendahuluan :
 Memberi Salam
 Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian, kebersihan kelas.
 Meminta pesera didik memimpin doa
 Menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai:
 Memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti :
Pertemuan 1
 Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang ada dilayar komputer tentang hak atas
kekayaan intelektual
 Guru meminta peserta didik untuk membaca buku panduan yang lainnya agar dapat mudah dipahami
 Setelah peserta didik membaca buku panduan, peserta didik menghubungkan, membagi, menilai dan
membedakan lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan desain/prototype produk barang/jasa
 Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah dari materi yang disajikan oleh guru
 Guru mengarahkan peserta didik menyimpulkan pembelajaran
Pertemuan 2
 Guru mengarahkan peserta didik untuk mengingat materi yang dipelajari di pertemuan sebelumnya.
 Guru mengarahkan peserta didik untuk menyaksikan video tentang biaya produksi (biaya tetap, biaya
variable, biaya total, biaya marginal dan biaya rata-rata) dapat dilihat melalui
https://www.youtube.com/watch?v=XFGR3EKXI_8
 Berdasarkan pembagian kelompok sebelumnya, guru menugaskan peserta didik
mengidentifikasi/menganalisis berkaitan tentang perbedaan biaya produksi meliputi biaya tetap, biaya
variable, biaya total, biaya marginal dan biaya rata-rata, kemudian peserta didik menuliskan hasil
pekerjaannya pada lembar kerja kelompok.
 Peserta didik menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas, peserta didik lainnya memberikan
tanggapan.
 Peserta didik memperbaiki hasil presentasi berdasarkan tanggapan dari temannya
Penutup
 Refleksi
 Menyampaikan persiapan belajar melalui berbagai sumber materi yang telah dipelajari dan rencana
untuk pembelajaran pertemuan yang akan datang
 Doa dan penutup
Penilaian Teknik Instrumen
Pengetahuan Tertulis Soal pilihan ganda dan essay
Evaluasi
Ketrampilan Praktek Rubrik penilaian praktek
Sikap Pengamatan Rubrik Pengamatan

Kemangkon, Mei 2021


Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Kemangkon Urusan Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Warindi, S.Pd. Suliman, S.Pd Nuraziz Jian Warasjati, S.Pd


NIP 19650219 199203 1 005 NIP NIP

Lampiran 1: Rangkuman Materi


A. PENGERTIAN BIAYA
Untuk memahami arti biaya, seseorang harus memahami proses yang digunakan dalam
menentukan biaya. Memperbaiki penentuan biaya akan merupakan faktor kunci dalam
pengembangan dalam bidang manajemen biaya.
1. Biaya
Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk produk yang
diharapkan dapat membawa keuntungan masa kini dan masa yang akan datang bagi
organisasi. Disebut “setara dengan kas” karena asset non-kas dapat ditukar dengan
produk yang diinginkan. Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dalam bentuk
pendapatan di masa kini maupun di masa datang.  Dengan demikian biaya digunakan
untuk menghasilkan manfaat pendapatan disebut beban. Oleh karenanya Setiap periode,
beban tersebut dikurangkan dari pendapatan pada laporan Laba Rugi. Kerugian adalah
biaya yang kedaluarsa tanpa menghasilkan manfaat pendapatan pada satu periode.
Misalnya Persediaan yang rusak akibat kebakaran dan tidak diasuransikan dapat
diklasifikasikan sebagai kerugian dalam Laporan Laba Rugi. Sementara Biaya yang tidak
kedaluarsa dalam suatu periode tertentu dikelompokkan sebagai aktiva dan muncul pada
Neraca.  Misalnya Mesin dan komputer adalah contoh aktiva yang berumur lebih dari
satu periode. Prinsip utama dalam pembedaan antara biaya sebagai beban atau sebagai
aktiva adalah soal penentuan waktu, yakni apakah biaya tersebut digunakan dalam satu
periode atau lebih dari satu periode.
2. Obyek Biaya
Obyek biaya adalah segala hal seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, kegiatan
dan yang lain dimana biaya-biaya diukur dan dibebankan.
Misalnya, bila ingin menentukan berapa biaya untuk membuat pisang goreng, maka
obyek biaya adalah pisang goreng. Bila ingin menentukan biaya operasi sebuah program
studi dalam sebuah Universitas maka obyek biaya adalah program studi. Bila tujuannya
adalah menentukan biaya proyek pengembangan produk maka obyek biaya adalah proyek
pengembangan produk baru.
Kegiatan
Kegiatan adalah suatu unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam suatu organisasi.
Definisi lain dari kegiatan adalah keseluruhan tindakan dalam organisasi yang berguna
bagi manajer untuk maksud perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Pada
masa sekarang, kegiatan telah menjadi isu utama sebagai obyek biaya yang penting..
Kegiatan memainkan peran penting dalam proses pembebanan biaya pada obyek biaya
yang lain. Contoh kegiatan yang semacam itu antara lain memelihara peralatan,
merancang produk, menagih pelanggan dll. Kegiatan dijelaskan oleh kata kerja tindakan
dan obyek yang menerima tindakan. Misal kegiatan merancang produk maka kata kerja
tindakannya adalah ”merancang” dan obyek yang menerima adalah ”produk”.
 
B. BIAYA PRODUK BERWUJUD DAN JASA
Keluaran organisasi setidaknya ada satu dari dua jenis yang mewakili obyek biaya, yakni
produk berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang yang diproduksi dengan
mengubah bahan baku melalui penggunaan bahan, tenaga kerja dan masukan lain. Organisasi
yang memproduksi produk berwujud disebut organisasi pemanufakturan. Jasa adalah tugas
atau kegiatan yang dilakukan untuk pelanggan atau kegiatan yang dilakukan pelanggan
dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan
menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan masukan lain. Organisasi yang memproduksi
barang tak berwujud disebut organisasi jasa.

Ada tiga dimensi perbedaan antara produk berwujud dan jasa, yakni:
1. Tidak berwujud artinya bahwa pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar,
atau mencicipi jasa sebelum dibeli. Hal sebaliknya adalah produk berwujud.
2. Tidak tahan lama. Tidak tahan lama berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan.
3. Tidak terpisahkan. Artinya, produsen jasa dan pembeli jasa biasanya harus berada dalam
hubungan langsung agar terjadi pertukaran. Akibatnya jasa sering kali tidak dapat
dipisahkan dari produsennya.
 
Berikut aspek Barang dan Jasa dalam kaitannya dengan manajemen biaya.
Dampak Pada Akuntansi
Aspek Sifat Tujuan
Manajemen

 Jasa tidak dapat disimpan


 Tidak ada perlindungan hak
1. Tidak ada persediaan
paten
Ketidakberwujud 2. Tuntutan terhadap pembebanan biaya
 Tidak dapat menampilkan
an yang akurat
atau mengkomunikasikan
3. Kode etik yang ketat
jasa
 Harga sulit ditetapkan

 Manfaat jasa cepat


kedaluarsa  Memerlukan standard dan
Perishability
 Jasa sering kali berulang konsistensi mutu yang tinggi
untuk satu pelanggan
1. Biaya ditentukan sesuai dengan jenis
 Pelanggan terlibat langsung
pelanggan
pada produksi jasa
Inseparibility 2. Menuntut pengukuran dan
 Produksi massal jasa yang
pengendalian mutu untuk
tersentralisasi sulit dilakukan
mempertahankan konsistensi
1. Pengukuran produktivitas dan mutu
 Dimungkinkan variasi yang serta pengendalian harus dilakukan
Heterogenitas
luas pada produk jasa terus menerus
2. Manajemen mutu total adalah penting

Baik organisasi yang memproduksi produk berwujud maupun yang tidak berwujud
berkepentingan untuk mengetahui berapa biaya produk per unit untuk sejumlah kepentingan
misalnya penetapan harga, desain produk dll.
 

BIAYA PRODUK
Biaya produk adalah pembebanan biaya yang memenuhi tujuan manajerial yang telah
ditetapkan. Dengan demikian biaya produk bergantung pada tujuan manajerial yang hendak
dicapai. Artinya biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Misalnya metode
pembebanan biaya alokasi untuk tujuan pelaporan keuangan, sedang metode penelusuran
langsung dan penelusuran pendorong/ penggerak ditujukan untuk menyediakan pembebanan
biaya produk individu yang akurat yang diperlukan untuk perencanaan manajerial dan
pengambilan keputusan. Yang perlu diingat adalah bahwa penggunaan perhitungan harga
pokok yang lebih banyak dari yang diperlukan akan dapat menimbulkan kebingungan
terutama bagi manajer non-keuangan dan dapat mengurangi kredibilitas sistem informasi
manajemen biaya.
 
BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA NON PRODUKSI
Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan harga pokok produk
untuk kepentingan pelaporan keuangan eksternal. Oleh karenanya, kesepakatan eksternal
mengharuskan biaya diklasifikasikan berdasarkan funsionalnya yakni biaya produksi dan
biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi barang
atau penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi
penjualan dan administrasi. Untuk produksi barang berwujud, biaya produksi dan biaya non
produksi sering mengacu pada istilah biaya manufaktur dan biaya non manufaktur.

BIAYA PRODUKSI
Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga elemen biaya tersebut lah
yang dapat dibebankan pada produk untuk kepentingan laporan keuangan eksternal.

Biaya Bahan Baku Langsung


Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang dan
jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini dapat secara langsung dikenakan
pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang
dikonsumsi oleh tiap produk.. Contoh Bahan baku langsung antara lain. Tepung terigu pada
roti, pisang pada pisang goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk koreksi gigi,
dll.

Biaya Tenaga Kerja Langsung


Biaya  tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau
penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah
tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang berwujud atau penyediaan jasa..
Contoh dari tenaga kerja langsung ini misalnya, juru masak pada rumah makan, juru parkir
pada pelayanan parkir, teller pada bank, sopir pada transjogja dll.

 Biaya Overhead
Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi barang atau penyediaan jasa
selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Perlu diingat dari komponen biaya
tenaga kerja langsung, hanya biaya lembur yang dikategorikan dalam biaya overhead.
 
BIAYA NON PRODUKSI
Biaya Penjualan dan Administrasi
Biaya Penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan mendistribusikan
barang atau ajasa. Biaya tersebut sering mengacu pada biaya mendapatkan pesanan/
pelanggan dan memenuhi pesanan/ pelanggan. Misalnya gaji tenaga penjual, iklan,
pergudangan, pelayanan, pengiriman dll. Biaya Administrasi adalah semua biaya yang
berhubungan dengan administrasi umum organisasi yang tidak dapat diestimasi secara tepat
baik untuk pemasaran ataupun produksi.  Contoh biaya administrasi adalah gaji manajemen
puncak, biaya administrasi, pencetakan laporan tahunan, akuntansi umum, penelitian dan
pengembangan dll. Biaya Penjualan/ pemasaran dan Administrasi adalah biaya yang tidak
dapat disimpan atau disebut biaya periode. Biaya periode yang tidak dapat disimpan
dibebankan pada periode dimana biaya tersebut terjadi. Oleh karena itu tidak satupun dari
biaya ini tampak sebagai persediaan yang dilaporkan pada nareca.
 
BIAYA UTAMA DAN KONVERSI
Biaya utama adalah penjumlahan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
Sedang biaya konversi adalah penjumlahan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.
Untuk perusahaan manufaktur biaya konversi diartikan sebagai biaya mengubah bahan baku
menjadi produk akhir. (Hendra Poerwanto G)
 
ANALISA BIAYA PRODUKSI
Sebagai seorang Enterpleneur haruslah tau cara menghitung biaya produksi untuk mengetahui
laba/ rugi suatu perusahaan (usaha yang dilakukan), roda produksi perusahaan setiap harinya
memproduksi barang dan jasa yang dinikmati konsumen. Semua perusahaan mulai dari
perusahaan raksasa multinasional hingga kepedagang kaki lima mengeluarkan biaya agar bisa
menyediakan barang dan jasa yang dapat dimanfaatkan konsumen. Biaya peluang
(opportunity cost) adalah pengorbanan yang dilakukan seseorang karena mengambil sebuah
pilihan.

Biaya tetap (FC)


Biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas output berubah. Biaya ini akan tetap ada
walaupun perusahaan tidak melakukan produksi. Yang termasuk biaya ini Sewa ruangan took,
gaji pegawai, dan penyusutan mesin-mesin.

Biaya Variable (VC)


Merupakan biaya yang jumlahnya berubah ketika jumlah barang yang diproduksi berubah.
Yang tergolong biaya variable adalah biaya pembelian bahan mentah atau bahan dasar yang
digunakan untuk prosuksi.
 
Biaya Total (TC)
Merupakan seluruh biaya atau pengeluaran yang dibayar perusahaan untuk membeli berbagai
input (barang atau jasa) untuk keperluan produksi.
RUMUS :
BIAYA TOTAL = BIAYA TETAP + BIAYA VARIABLE
TC  = FC + VC
NB :
Biaya tetap :
Berapapun jumlah barang yang diproduksi, jumlah biaya tetap sama.
Biaya Variable :
Jumlah biaya berubah-ubah besarnya tergantung pada kualitas produksi.
 
Contoh Kasus Menghitung Harga Pokok Produksi:
CV GM memproduksi 2 (dua) macam barang yakni barang A dan B. Dari Budget Produksi,
diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut:

Terdapat 2 (dua) bagian produksi, yakni bagian produksi I, dan II, serta I (satu) bagian jasa
/pembantu, yakni bagian Reparasi. Bagian Produksi I hanya dilalui oleh barang A, sedangkan
bagian Produksi II dilalui oleh kedua macam barang (A dan B). Satuan kegiatan masing-
masing bagian adalah sebagai berikut:

Angka standar pada bagian Reparasi:

Biaya overhead yang akan timbul pada masing-masing bagian diperkirakan sebagai berikut:

Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah untuk
masing-masing jenis barang sebagai berikut:

Sedangkan dari Anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tertentu rencana biaya tenaga
kerja langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:
Dengan data-data yang tersedia di atas hitunglah harga pokok produksi (cost of goods
manufactured) masing-masing barang!

JAWAB!
Langkah 1. Menghitung Tingkat Kegiatan
Terlebih dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing bagian (baik bagian produksi
maupun bagian jasa/pembantu) sebagai berikut:
tingkat kegiatan masing-masing bagian adalah:
Bagian Produksi I    = 7.000 unit barang A
Bagian Produksi II    = 40.000 DMH
Bagian Reparasi    = 4.200 DRH
Dengan demikian dapat ditabulasikan sbb:

Langkah 2: Menghitung Tarif BOP


Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tarif biaya overhead (overhead rate) bagi masing-
masing bagian produksi sebagai berikut:
Keterangan:
1)      Rp 28.000,00 / 7.000 unit = Rp 4,00 per unit
2)      Rp20.000,00 / 40.000 DMH = Rp 0,50 per DMH
Tingkat kegiatan dalam suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity
base), misalnya :
 Jam mesin langsung (Direct machine hour/ DMH)
 Jam Kerja Langsung (Direct labor hour/ DLH)
 Jam Reparasi Langsung (Direct Repair Hour/ DRH)
 Kilo Watt per Jam (Kilo Watt per hour)
Lampiran 2: Penilaian
1. Jenis Penilaian
a. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
1. Tes tulis 1. Soal tes tertulis Pada saat pembelajaran Skor
(Essay) 2. Lembar penilaian maksimal 100

b.Ketrampilan
No
Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
.
1. Praktek 1. Soal Lembar Keja Pada saat Skor maksimal
Peserta Didik / LKPD pembelajaran atau 100
2. Lembar Penilaian diluar pembelajaran

c. Sikap
Bentuk Waktu
No. Teknik Aspek Peilaian Skor
Instrumen Pelaksanaan
1. Pengamatan Rubrik 1. Kedisiplinan Pada saat Nilai
pengamatan siswa dalam pembelajaran A: Jika
mengikuti mencangkup 4-
Pembelajaran 5 aspek
2. Santun dalam
menjawab B : Jika
pertanyaan/bert mencangkup 1-
anya 3 aspek
3. Keaktifan
dalam C : jika tidak
pembelajaran kelima
4. Tanggungjawab limanya.
dalam
penggunaan
alat praktik
5. Ketepatan
dalam
pengumpulan
laporan
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Penilaian Pengetahuan

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Kerjakan soal berikut dengan singkat dan jelas!


1. Apakah yang dimaksud biaya?
2. Apakah yang Anda ketahui tentang biaya produksi?
3. Apakah perbedaan antara biaya produksi dengan biaya non produksi?
4. Sebutkan contoh biaya operasional!
5. Sebutkan penggolongan biaya non produksi!

Jawaban
1. Pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi.
2. Keseluruhan biaya produksi ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi suatu
barang
3. Biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi pengembangan,
pemasaran / distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya.
Menurut ilmu ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam dua kategori yakni
biaya penjualan yang melingkupi tentang biaya pemasaran / distribusi, dan pelayanan
kepada pelanggan. Serta yang kedua adalah mengenai administrasi yang melingkupi
biaya pengembangan, adminitrasi umum dan pengembangan.
4. Biaya perlengkapan toko, biaya asuransi, biaya tagihan telepon / listrik / air untuk
perusahaan, biaya iklan, biaya pajak, biaya pengiriman, biaya perlengkapan kantor, biaya
perawatan alat-alat kantor / perusahaan atau biaya perawatan mesin
5. Biaya pemasaran dan biaya pengembangan

Pedoman Penskoran :
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
b. Instrumen Penilaian Ketrampilan

FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

1. Tentukan salah satu produk baik berupa barang maupun layanan jasa berdasarkan
rancangan produk yang sudah dilaksanakan pada kompetensi sebelumnya. Untuk
dihitung biayaproduksinya
2. Kumpulkan informasi yang berhubungan dengan data biaya produksi pembuatan
produk tersebut yang terdiri dari biaya tetap dan biayavariabel
3. Hitunglah masing-masing biaya tetap dan biaya variabel kemudian hitung secara total!

Pedoman Penskoran
No Skor
1 50
2 50
Jumlah 100
c. Instrumen Penilaian Sikap

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Tanggung Nilai
No. Nama Disiplin Keaktifan Santun Ketepatan
jawab Akhir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
21.
22.
23.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31
RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)
No : 001 / 2021

Sekolah : SMK Negeri 1 Kemangkon


Mata Pelajaran : PKK
Kelas/Semester : XI TKJ / Genap
Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk
Materi Pokok :
Barang/Jasa
Alokasi Waktu : 2x 45 menit

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.8 Menerapkan proses kerja 3.8.1 Siswa mampu memahami proses kerja pembuatan
pembuatan contoh produk prototype produk barang/jasa
barang/jasa 3.8.2 Siswa mampu mengetahui proses kerja pembuatan
prototype produk barang/jasa
4.8 Membuat contoh produk barang/jasa 4.8.1 Siswa mampu menyusun prototype produk
barang/jasa
4.8.2 Siswa mampu memodifikasi prototype produk
barang/jasa
Tujuan Pembelajaran a. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
memahami proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
b. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelaskanproses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
c. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menganalisisproses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
d. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
Model Discovery Learning
Pendahuluan :
 Memberi Salam
 Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian, kebersihan kelas.
 Meminta pesera didik memimpin doa
 Menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai:
 Memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti :
 Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang disampiakan tentang proses kerja
pembuatan prototype produk barang/jasa
 Guru meminta peserta didik beserta kelompoknya untuk membaca buku panduan yang lainnya agar
mengumpulkan informasi mengenai proses kerja pembuatan produk yang dibuat, kemudian
menuliskan hasil pekerjaannya pada lembar kerja kelompok
 Peserta didik menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas, peserta didik lainnya memberikan
tanggapan.
 Peserta didik memperbaiki hasil presentasi berdasarkan tanggapan dari temannya
Penutup
 Refleksi
 Menyampaikan persiapan belajar melalui berbagai sumber materi yang telah dipelajari dan rencana
untuk pembelajaran pertemuan yang akan datang
 Doa dan penutup
Evaluasi Penilaian Teknik Instrumen
Pengetahuan Tertulis Essay
Ketrampilan Praktek Rubrik penilaian praktek
Sikap Pengamatan Rubrik Pengamatan

Kemangkon, Mei 2021


Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Kemangkon Urusan Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Warindi, S.Pd. Suliman, S.Pd Nuraziz Jian Warasjati, S.Pd


NIP 19650219 199203 1 005 NIP NIP
Lampiran 1: Rangkuman Materi
I. PENGERTIAN UNIT PRODUKSI
Unit produksi adalah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan sekolah/madrasah secara
berkesinambungan bersifat akademis, dan bisnis dengan memberdayakan warga
sekolah/madrasah dan lingkungan dalam bentuk unit usaha produksi/jasa yang dikelola secara
profesional (PMPTK DEPDIKNAS, 2007).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unit produksi yang
diselenggarakan di sekolah adalah pembelajaran yang berbasis industri yang dapat membina
peserta didik dalam hal ketrampilan kejuruan, pengelolaan unit usaha yang bersifat bisnis dan
sebagai tempat praktik secara langsung dalam bidang-bidang pekerjaan. Unit produksi sekolah
digunakan sebagai sarana untuk mengimplementasikan atau menerapkan teori yang telah
diajarkan secara nyata karena dengan praktik langsung akan mempermudah untuk menguasai
teori dan sebaliknya praktik dapat berjalan dengan efektif apabila telah mengetahui atau
memahami teorinya.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Finch dan Crunkilton (1999: 11) yang menyatakan:
“Learning and personal growth do not take place strictly within the confines of classroom or
labolatory. Student develop skills and competence through avariety of learning activities and
experiences that may not necessarily be counted as constructive credit for graduation”.
Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa belajar dan pengembangan kepribadian tidak hanya
sebatas di dalam kelas atau labolatorium. Peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya
melalui berbagai aktivitas pembelajaran dan pengalaman.
II. TUJUAN DILAKSANAKANNYA UNIT PRODUKSI
Berdasarkan buku Manajemen Unit Produksi/Jasa Sebagai Sumber Belajar Siswa (2007)
tujuan penyelenggaraan unit produksi dan jasa di sekolah adalah:
 Wahana pelatihan berbasis produksi atau jasa bagi siswa
 Wahana menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa
 Sarana praktik secara langsung bagi siswa
 Membantu pendanaan untuk memelihara penambahan fasilitas dan biaya-biayaoperasional
pendidikan lainnya
 Menambah semangat kebersamaan karena dapat menjadi wahana peningkatanaktivitas
produktif guru dan siswa serta memberikan income serta peningkatankesejahteraan warga
sekolah.
 Mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatanpraktik siswa.
Meninjau dari tujuan diselenggarakan unit produksi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
unit usaha memiliki keseimbangan antara aspek komersial dan aspek akademik yang
diselenggarakan dalam lingkup organisasi sekolah dengan memanfaatkan fasilitas yang
dimiliki sekolah. Selain itu sebagai sumber belajar siswa dan sumber pendanaan pendidikan
di sekolah. Karena unit produksi menyangkut aspek komersial dan akademik maka
diperlukan pengelolaan yang professional.
III. PENGERTIAN KONSULTAN PAJAK
Konsultan pajak adalah orang yang memberikan jasa konsultasi perpajakan kepada Wajib
Pajak dalam rangka melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Sistem perpajakan di Indonesia yang menganut sistem self assessment pada saat ini memang
sedikit memudahkan para wajib pajak untuk menangani sendiri kewajiban perpajakannya.
Namun, hal tersebut memiliki konsekuensi yang besar dikarenakan wajib pajak biasanya lebih
fokus pada keuntungan serta kegiatan bisnisnya daripada memperhatikan aturan-aturan hukum
dan administrasi perpajakan.
Saat ini banyak masyarakat yang telah sadar untuk taat dalam membayar dan melaporkan
pajaknya. Masyarakat menjadi memiliki kewajiban untuk membayar pajak ke negara sesuai
dengan aturan pemerintah.
Tidak heran banyak dari wajib pajak badan usaha maupun wajib pajak orang pribadi yang
memilih untuk menggunakan konsultan pajak sehingga permasalahan perpajakan mereka ada
yang menanganinya dan mereka cukup dengan membayar fee dan menyerahkan data serta
berkonsultasi saja tanpa harus pusing dan ribet.
Manfaat menggunakan jasa tersebut antara lain adalah lebih efisien karena dapat
meminimalkan kesalahan ataupun risiko dalam bidang perpajakan. Wajib pajak badan usaha
maupun wajib pajak orang pribadi juga tidak dibebani dengan urusan administratif perpajakan.
Misalnya, dengan membuat laporan sampai pelaporannya karena semua sudah ditanganinya.
Ketika klien dihadapkan pada pemeriksaan, mereka juga tidaklah harus pusing, mereka juga
akan lebih aman karena didampingi oleh orang yang lebih berpengalaman serta lebih
memahami tentang prosedur pemeriksaan dan mengantisipasi kesalahan yang akan terjadi.
Konsultan pajak yang sebenarnya itu adalah yang memiliki lisensi atau surat izin yang sah
dari lembaga yang berwenang untuk benar-benar menjadi konsultan pajak yang terdaftar. Ada
banyak sekali pekerjaan dari konsultan pajak yang mengharuskan bekerja secara profesional
(seperti salah satunya adalah melindungi data kliennya), maka dari itu mereka harus menjadi
lembaga yang legal dalam menawarkan jasanya.
Beberapa kewajibannya adalah:
A. Jasa Kepatuhan Pajak
Para konsultan pajak memiliki kewajiban untuk mematuhi hal-hal terkait pajak yang
dibebankan kepada klien. Konsultan akan melakukan tugas apa saja untuk kliennya seperti
perhitungan pajak klien, pembayaran pajak sampai pada pelaporan pajaknya.
B. Jasa Perencanaan Pajak
Jasa ini mencakup pemberian bantuan bagi klien, dan mengoptimalkan keuntungan
bagi klien.
C. Jasa Periksa Laporan Pajak
Konsultan akan memberikan layanan bantuan bagi kliennya untuk menekan pajak
yang harus ditanggung kliennya, konsultan juga akan melakukan evaluasi data terkait
dengan munculnya beban pajak yang dirasa tidak menguntungkan perusahaan.
D. Jasa Pendampingan dalam Pemeriksaan
Konsultan pajak memiliki tanggung jawab untuk mewakili ataupun mendampingi
klien disaat adanya pemeriksaan pajak. Hal ini dilakukan dikarenakan kliennya yang dirasa
kurang memahami permasalahan-permasalahan perpajakan. Selain itu, juga bertugas untuk
menyiapkan data-data maupun dokumen yang dibutuhkan dalam pemeriksaan.
E. Jasa Konsultasi
Para klien bebas boleh mengkonsultasikan permasalahan perpajakannya kepada
konsultan pajak mereka.
F. Jasa Restitusi Pajak
Jika klien membutuhkan restitusi (pengembalian kelebihan pembayaran pajak) maka
harus membantu dalam pelaksanaannya, dari mulai persiapan data, penyampaian restitusi,
pemeriksaan sampai pada proses akhir dari restitusi itu sendiri.
G. Jasa Penyelesaian Sengketa Pajak
Memberikan layanan ini kepada klientnya. Layanan seperti ini dilakukan saat klient
mengajukan banding, keberatan pajak, dan lainnya. Setelah mengetahui tugas dan
tanggung jawabnya, maka mari bahas sedikit mengenai tarif yang wajar dibayarkan. Dalam
memilih konsultan pajak, wajib pajak badan usaha maupun wajib pajak orang pribadi harus
memilihnya dengan benar. Konsultan pajak yang sudah memiliki izin pastinya akan
memberikan tarif yang lebih besar dibandingkan mereka yang masih belum memiliki izin.
Besarnya tarif sangat bervariasi tergantung pada jenis pelayanan yang dibutuhkan
oleh kliennya. Sebuah kantor konsultan pajak bersertifikasi saja bisa mengenakan biaya per
jam namun banyak juga yang menggunakan tarif flat, besarnya biaya juga tergantung dari
kesepakatan antara klien mengenai berapa besar dan berapa banyak tugas dan tanggung
jawab yang harus dilakukan konsultan pajak terhadap kliennya.
IV. PROSPEK DAN KELEBIHAN
Saat ini, iklan-iklan pemerintah seputar kewajiban pajak mulai gencar dijalankan. Selain
mengingatkan para wajib pajak, iklan tersebut mengindikasikan bahwa saat ini, wajib pajak
telah merambah sampai pekerja profesional.
 Penghitungan pajak yang rumit membuat setiap pengusaha mau tak mau menggunakan
jasa para konsultan secara rutin.
 Bisnis ini tergolong bagus karena pekerjaan yang digarap bisa mencapai ratusan juta
rupiah. Untuk konsultan pemula saja, penghasilannya bisa mencapai minimum Rp5 juta
dengan melayani minimum 5 klien perbulan.
V. PERSYARATAN KONSULTAN PAJAK
Setiap orang perseorangan yang akan menjadi Konsultan Pajak harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
 Warga Negara Indonesia;
 Bertempat tinggal di Indonesia;
 Tidak terikat dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah/Negara dan/atau Badan Usaha
Milik Negara/Daerah;
 Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang;
 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
 Menjadi anggota pada satu Asosiasi Konsultan Pajak yang terdaftar di Direktorat Jenderal
Pajak; dan
 memiliki Sertifikat Konsultan Pajak.
VI. HAK DAN KEWAJIBAN KONSULTAN PAJAK
Konsultan Pajak berhak untuk memberikan jasa konsultasi di bidang perpajakan sesuai
dengan batasan tingkat keahliannya.
Konsultan Pajak wajib:
 memberikan jasa konsultasi kepada Wajib Pajak dalammelaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakansesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan;
 mematuhi kode etik Konsultan Pajak dan berpedoman padastandar profesi Konsultan Pajak
yang diterbitkan olehAsosiasi Konsultan Pajak;
 mengikuti kegiatan pengembangan profesional berkelanjutanyang diselenggarakan atau
diakui oleh Asosiasi KonsultanPajak dan memenuhi satuan kredit
pengembanganprofesional berkelanjutan;
 menyampaikan laporan tahunan Konsultan Pajak; dan
 memberitahukan secara tertulis setiap perubahan padanama dan alamat rumah dan kantor
dengan melampirkanbukti perubahan dimaksud.
VII. PERSIAPAN USAHA
A. Sertifikat Konsultan Pajak
Sertifikat Konsultan Pajak sebagai persyaratan untuk menjadi Konsultan Pajak terdiri
atas:
1. Sertifikat Konsultan Pajak tingkat A, yaitu Sertifikat Konsultan Pajak yang
menunjukkan tingkat keahlian untuk memberikan jasa di bidang perpajakan kepada
Wajib Pajak orang pribadi dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya, kecuali Wajib Pajak yang berdomisili di negara yang mempunyai
persetujuan penghindaran pajak berganda dengan Indonesia.
2. Sertifikat Konsultan Pajak tingkat B, yaitu Sertifikat Konsultan Pajak yang
menunjukkan tingkat keahlian untuk memberikan jasa di bidang perpajakan kepada
Wajib Pajak orang pribadi dan Wajib Pajak badan dalam melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakannya, kecuali kepada Wajib Pajak penanaman modal
asing, Bentuk Usaha Tetap, dan Wajib Pajak yang berdomisili di negara yang
mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda dengan Indonesia.
3. Sertifikat Konsultan Pajak tingkat C, yaitu Sertifikat Konsultan Pajak yang
menunjukkan tingkat keahlian untuk memberikan jasa di bidang perpajakan kepada
Wajib Pajak orang pribadi dan Wajib Pajak badan dalam melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakannya.
B. Memperoleh Ijin Praktek
Izin Praktik adalah Izin Praktik Konsultan Pajak yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuk. Untuk memperoleh Izin Praktik, Konsultan Pajak
harus menyampaikan permohonan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak disertai
dengan dokumen sebagai berikut:
1. daftar riwayat hidup/pengalaman kerja dan riwayat pendidikan;
2. fotokopi Sertifikat Konsultan Pajak yang telah dilegalisasi oleh Panitia Penyelenggara
Sertifikasi Konsultan Pajak; (usia sertifikat maksimal 2 tahun)
3. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia
(POLRI);
4. pas foto terakhir berwarna dan berlatar belakang putih ukuran 2×3 cm sebanyak 3 (tiga)
lembar;
5. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
6. fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
7. surat pernyataan tidak terikat dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah/Negara
dan/atau Badan Usaha Milik Negara/Daerah;
8. fotokopi surat keputusan keanggotaan Asosiasi Konsultan Pajak yang telah dilegalisasi
oleh Ketua Umum Asosiasi Konsultan Pajak; dan
9. surat pernyataan yang berisi komitmen untuk melaksanakan peraturan perundang-
undangan perpajakan dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Ujian Sertifikasi
Konsultan Pajak (USKP) adalah ujian sertifikasi untuk jenjang profesi konsultan pajak.
Sertifikat USKP menjadi pra-syarat untuk mendapat ijin praktek sebagai konsultan pajak.
Secara teori, yang dimaksud dengan USKP (Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak) adalah
ujian yang diselenggarakan oleh IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) untuk
memeroleh Sertifikat Konsultan Pajak. Sedangkan Sertifikat Konsultan Pajak adalah
sertifikat yang menunjukkan tingkat keahlian seorang Konsultan Pajak dalam
memberikan jasa profesional di bidang perpajakan itu sendiri, yang diperoleh setelah
Anda lulus Ujian Sertifikat Konsultan Pajak. Berkiprah sebagai konsultan pajak adalah
salah satu peluang karir yang yang tersedia di dunia perpajakan di Indonesia yang cukup
menarik. Namun menjadi seorang konsultan pajak bukan hal yang mudah. Pemahaman
akan peraturan perpajakan, kemampuan dalam berkomunikasi yang baik, dan memiliki
jaringan yang luas merupakan bekal utama untuk menjadi konsultan pajak. Namun hal-
hal tersebut pun tidak berarti apa-apa jika kita belum lulus USKP.
C. Persiapan Kantor
Siapkan peralatan kerja seperti telepon, laptop serta software yang berhubungan
dengan perpajakan atau akuntansi.
D. Pemasangan Tarif Jasa
Pasang tarif flat per tugas yang Anda kerjakan dengan sistem range yaitu tergantung
besar kecilnya perusahaan yang dilayani. Sebagai contoh, untuk perusahaan tetapkan tarif
Rp 600.000 sampai Rp 1 juta. Sementara itu untuk orang yang memiliki usaha kecil-
kecilan tetapkan Rp 350.000 sampai Rp700.000.
VIII. KUNCI SUKSES MENJALANKAN JASA KONSULTAN PAJAK
Telah Mengikuti Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP)
Syarat utama untuk menjadi seorang konsultan pajak yang diakui oleh Pemerintah
Indonesia adalah telah lulus Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP) dan mendapatkan izin
untuk berpraktek sebagai konsultan pajak di wilayah Indonesia.
1. Berikan Jasa Konsultan Pajak secara Profesional
Menjadi seorang konsultan pajak haruslah profesional. Memiliki kemampuan teknis
perpajakan yang memadai dan didukung dengan integritas yang tinggi dan menjunjung kode
etik sebagai konsultan pajak.
2. Konsultan harus mampu menjalankan tugas yang diberikan oleh klien
Tugas utama  konsultan adalah memberikan pelayanan kepada klien untuk mampu
memecahkan masalah, kebutuhan dan tantangan yang sedang dihadapi oleh klien.
3. Konsultan bekerja dengan tenggat waktu yang telah ditentukan
Jangan membiasakan menunda pelaksanaan pekerjaan. Begitu tugas-tugas telah
dipahami, segera rencanakan dan laksanakan kegiatan kegiatan lanjutan yang mengarah
kepada pemecahan persoalan.
4. Konsultan harus memiliki keterampilan teknis
Tugas-tugas konsultan terkait dengan pengumpulan data, analisis, dan memberikan
rekomendasi. Konsultan harus memiliki penguasaan terhadap ketrampilan teknis dalam
pengumpulan data, analisis, dan memberikan rekomendasi.
5. Konsultan harus memiliki keterampilan Komunikasi
Penguasaan terhadap ketrampilan teknis  itu penting, tetapi sebagai seorang konsultan
ada yang lebih penting, yaitu keterampilan mengkomunikasikan pelaksanaan tugas.
6. Konsultan harus mempunyai sikap yang baik, diantaranya adalah menjaga hubungan
baik dengan klien
Yang harus dijaga dalam berhubungan baik dengan klien adalah sikap saling percaya
atau trust. Apabila sikap saling percaya sudah terbentuk, maka langkah-langkah selanjutnya
dalam pelaksanaan tugas akan sangat mudah dilakukan.
7. Konsultan harus mampu menyimpan dan menjaga informasi dari setiap tugas yang
dilaksanakan
Semua data dan informasi yang diperoleh sepenuhnya adalah hak klien.  Data dan
informasi mengenai klien adalah rahasia, bukan untuk konsumsi publik, melainkan hanya
untuk konsumsi konsultan semata untuk kepentingan analisis pemecahan solusi dan
rekomendasi. Konsultan harus memiliki profesionalisme untuk menjaga semua informasi
mengenai kliennya. Apabila  konsultan ingin memberikan informasi kepada publik, maka
harus seizin klien tersebut.
8. Konsultan harus mampu menjaga reputasi dan kredibilitas tim konsultan di mata
klien
Salah satu hal yang harus dihindari adalah beda pendapat dan berdebat, apalagi
bertengkar, di depan klien, meskipun ada anggota tim yang berbuat salah. Setiap perbedaan
harus diselesaikan dalam rapat internal tim konsultan. Konsultan adalah pekerja yang
mengandalkan pengetahuan (knowledge worker)
9. Konsultan harus senantiasa meng up to date pengetahuan dan keterampilan di
bidangnya. Konsultan harus memiliki kemampuan untuk belajar secara mandiri dan
terus menerus.
Bekerjasama dengan konsultan hokum. Khusus dalam membuat kontrak kerja pertama
sebaiknya gunakan jasa konsultan hukum untuk menghindari penggunaan kata-kata ambigu
yang dapat menyebabkan salah penafsiran.
Lampiran 2: Penilaian
1. Jenis Penilaian
a. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
1. Tes tulis 1. Soal tes tertulis Pada saat pembelajaran Skor
(Essay) 2. Lembar penilaian maksimal 100

b.Ketrampilan
No
Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
.
1. Praktek 1. Soal Lembar Keja Pada saat Skor maksimal
Peserta Didik / LKPD pembelajaran atau 100
2. Lembar Penilaian diluar pembelajaran

c. Sikap
Bentuk Waktu
No. Teknik Aspek Peilaian Skor
Instrumen Pelaksanaan
1. Pengamatan Rubrik 1. Kedisiplinan Pada saat Nilai
pengamatan siswa dalam pembelajaran A: Jika
mengikuti mencangkup 4-
Pembelajaran 5 aspek
2. Santun dalam
menjawab B : Jika
pertanyaan/bert mencangkup 1-
anya 3 aspek
3. Keaktifan
dalam C : jika tidak
pembelajaran kelima
4. Tanggungjawab limanya.
dalam
penggunaan
alat praktik
5. Ketepatan
dalam
pengumpulan
laporan
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Penilaian Pengetahuan

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Kerjakan soal berikut dengan singkat dan jelas!


1. Apakah yang dimaksud prototype?
2. Sebutkan ancaman – ancaman produk ketika memasuki pasar!
3. Apa yang Anda ketahui tentang model dari suatu produk?
4. Apa tujuan prototype rekayasa dibuat?
5. Apa yang Anda ketahui tentang prototipe produk?

Jawaban
1. Bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana
pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan
kemajuan suatu usaha di masa mendatang.
2. Keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear),
pelanggaran, siklus breakeven dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan
program pemasaran
3. Merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models).
Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang
diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai
dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
4. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan
kebutuhan rancangan sistem produksi.
5. bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan
dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data
kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.

Pedoman Penskoran :
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
b. Instrumen Penilaian Ketrampilan

FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

1. Berdasarkan pembagian kelompok sebelumnya peserta didik membuat dan


mempresentasikan produk disertai penjelasan tentang kemasan produk meliputi:
a. Nama Produk
b. Alat Yang Digunakan
c. Bahan Yang Dibutuhkan
d. Cara Pembuatan
e. Lampiran gambar produk
2. Melampirkan foto produk dan persentasi kelompok !

Pedoman Penskoran
a. Penilaian Kelompok
Sikap/Aspek yang Nama Nilai Nilai
No
dinilai Kelompok/peserta Kualitatif Kuantitatif
1 Menyelaesaiakn tugas
kelompok dengan baik
2 Kerjasam kelompok
Hasil tugas (relevansi
dengan bahan)
3 Pembagian job
4 Sistematika Pelaksanaan
Jumlah nilai kelompok

b. Penilaian Individu
Sikap/Aspek yang Nama Nilai Nilai
No
dinilai Kelompok/peserta Kualitatif Kuantitatif
1 Berani mengemukakan
pendapat
2 Berani menjawab
pertanyaan
3 Inisiatif
4 Ketelitian
Jumlah nilai individu

Kriteria Penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai unatitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang Cukup 1

Nilai Akhir = Skor yang diperolehan x 100


Skor maksimal

c. Instrumen Penilaian Sikap

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Tanggung Nilai
No. Nama Disiplin Keaktifan Santun Ketepatan
jawab Akhir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
21.
22.
23.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31
RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)
No : 001 / 2021

Sekolah : SMK Negeri 1 Kemangkon


Mata Pelajaran : PKK
Kelas/Semester : XI TKJ / Genap
Pengujian Kesesuaian Prototype Produk
Materi Pokok :
Barang/Jasa
Alokasi Waktu : 2x 45 menit

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9 Menentukan pengujian 3.9.1 Siswa mampu menilai pengujian kesesuaian fungsi
kesesuaian fungsi prototype prototype produk barang/jasa
produk barang/jasa 3.9.2 Siswa mampu membedakan pengujain kesesuaian
fungsi prototype produk barang/jasa
4.9 Menguji prototype produk barang/jasa 4.9.1 Siswa mampu menilai prototype produk
barang/jasa
4.9.2 Siswa mampu memeriksa prototype produk
barang/jasa
Tujuan Pembelajaran a. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
memahami pengujian kesesuaian prototype produk barang/jasa
b. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menjelaskan pengujian kesesuaian prototype produk barang/jasa
c. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menganalisis pengujian kesesuaian prototype produk barang/jasa
d. Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
menerapkan pengujian kesesuaian prototype produk barang/jasa
Model Discovery Learning
Pendahuluan :
 Memberi Salam
 Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian, kebersihan kelas.
 Meminta pesera didik memimpin doa
 Menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai:
 Memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti :
 Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan materi yang disampaikan pengujian kesesuaian
prototype produk barang/jasa
 Guru meminta peserta didik beserta kelompoknya untuk membaca buku panduan yang lainnya agar
mengumpulkan informasi mengenai kesesuaian fungsi produk barang/jasa yang dibuat dalam kondisi
pandemi covid19 saat ini, kemudian menuliskan hasil pekerjaannya pada lembar kerja kelompok
 Peserta didik menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas, peserta didik lainnya memberikan
tanggapan.
 Peserta didik memperbaiki hasil presentasi berdasarkan tanggapan dari temannya.
Penutup
 Refleksi
 Menyampaikan persiapan belajar melalui berbagai sumber materi yang telah dipelajari
 Doa dan penutup
Evaluasi Penilaian Teknik Instrumen
Pengetahuan Tertulis Essay
Ketrampilan Praktek Rubrik penilaian praktek
Sikap Pengamatan Rubrik Pengamatan

Kemangkon, Mei 2021


Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Kemangkon Urusan Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Warindi, S.Pd. Suliman, S.Pd Nuraziz Jian Warasjati, S.Pd


NIP 19650219 199203 1 005 NIP NIP

Lampiran 1: Rangkuman Materi


PENGUJIAN KESESUAIAN PRODUK BARANG ATAU JASA
1. Pengertian
Pengujian terhadap produk adalah upaya untuk memprediksi keberhasilan sebuah ide
mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar .Proses biasanya melibatkan reaksi orang
lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tsb .
2. Tujuan
1. Memberikan penilaian yang lebih rinci mengenai peluang sukses produk baru.
2. Mengidentifikasi peluang penyesuain- penyesuain akhir yang dibutuhkan untuk produk.
3. Menetapkan elemen lain yang terpenting dalam pengenalan produk baru
3. Manfaat dari pengujian produk
1. Untuk membuat peramalan penjualan masa datang yang lebih di percaya .
2. Pengujian awal terhadap berbagai alternative rencana pemasaran .
3. Perusahaan akan menentukan sumber kegagalan produk yang luput dari perhatian pada tahap
pembuatan produk .
4. Metode Pengujian Produk
a) SALES WAVE RECEACH
Konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara gratis ditawarkan lagi
produk tersebut atau produk pesaing, dengan harga lebih murah .
b) SIMULASI TEST MARKETING
Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada mereka, berhubungan dengan awarenes
dan prefernsi mereka terhadap berbagai merek pada jenis produk tertentu .
c) TEST MARKET
Menguji sebuah produk baru dalam situasi sama yang nantinya akan dihadapi dalam
peluncuran produk yang bersangkutan .
d) CONTROLLED TEST MARKETING
Menguji pengaruh faktor dalam toko dan iklan terbatas pada perilaku pembelian konsumen
tanpa harus melibatkan konsumen itu sendiri langsung .
5. Prosedur Pengujian Produk Baru
Secara garis besar, terdapat 4 kegiatan dalam pengujian produk:
a. Pengujian teknis (technical testing)
Dengan cara membuat prototipe yang merupakan approximationproduk akhir. Sebagai
contoh estimasi usia pajang produk dapat mempengaruhi frekuensi dan biaya pengiriman.
Kemungkinan timbulnya masalah pemakaian yang signifikan dapat mengakibatkan
diperlukannya tambahan informasi periklanan, labeling, atau point-of-sale.
b. Pengujian preferensi dan kepuasan (preference and satisfaction testing)
Yang digunakan untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana
pemasaran dan untuk membuat ramalan penjualan awal dari produk baru. Secara umum ada
dua cara utama untuk keperluan tipe pengujian ini. Pendekatan pertama adalah meminta
konsumen untuk memakai suatu produk selama jangka waktu tertentu, lalu kemudian mereka
diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan berkaitan dengan preferensi dan kepuasan
mereka. Pendekatan kedua adalah melakukan “blind test” sedemikian rupa sehingga
konsumen membandingkan berbagai alternatif produk tanpa, mengetahui nama merek atau
produsennya. Tujuan dan metode pengujian preferensi dan kepuasan
c. Pengujian pasar simulasi (simulated test markets atau laboratory test markets)
Merupakan prosedur riset pemasaran yang dirancang untuk memberikan gambaran yang
cepat dan murah mengenai pangsa pasar yang dapat diharapkan dari produk baru. Beberapa
model yang dapat digunakan adalah BASES, ASSESSOR, LITMUS, dan DESIGNOR.
d. Pengujian pasar (test markets)
Dalam uji pasar, perusahaan menawarkan suatu produk untuk dijual di wilayah pasar
yang terbatas yang sedapat mungkin mewakili keseluruhan pasar di mana produk tersebut
nantinya akan dijual. Keputusan untuk melakukan pengujian pasar atau tidak ditentukan oleh
sejumlah faktor.
6. Penerapan metode pengujian produk baru
Metode ini dapat di terapkan untuk produk atau jasa apa saja, seperti mobil listrik, jasa
perbankan yang baru, jeni rekreasi baru, atau suatu program kesehatan. Banyak perusahan
merasa puas apa bila sudah mendapatkan kan gagasan produk, dan tidak mematangkan gagasan
tersebut menjadi konsep untuk di uji. Produk tersebut tentu akan banyak mengalami kesulitan di
pasaran, yang sebenarnya dapat di hindarkan apabila sebelumnya telah di kembangkan konsep
produk dan di uji.
7. menejemen operasi pengujian produk barang dan jasa
Memahami definisi manajemen operasi memungkinkan untuk mengetahui secara umum apa
yang beroperasi dalam suatu organisasi. Ada beberapa fungsi dari manajemen operasi (Heizer
dan Render, 2011:38) dibagi menjadi empat fungsi, yaitu:
1. Manajemen operasi adalah tiga fungsi utama dari setiap organisasi, dan secara integral terkait
dengan semua fungsi bisnis lainnya. Bagaimana orang mengorganisir diri untuk usaha
produktif.
2. Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan.
3. Untuk memahami apa yang manajer operasi dilakukan.
4. Operasi manajemen adalah suatu bagian mahal dari sebuah organisasi. Hal ini juga
memberikan kesempatan besar bagi sebuah organisasi untuk mengingatkan profitabilitas dan
meningkatkan layanan kepada masyarakat.
Jadi, operasi telah didefinisikan sebagai sistem transformasi atau proses yang mengubah
input menjadi output. Ketika proses transformasi yang terjadi, ada nilai yang dimassukkan. Nilai
mengambil bentuk sebagai output barang atau jasa. Manajemen operassi ini juga sangat
membantu bagi para manajer untuk memahami pentingnya kegiatan operasi yang efektif dari
suatu organisasi.
8. Manajemen Kualitas
Dalam kehidupan pasar, kualitas dapat ditentukan oleh pelanggan karena produk yang ada
diciptakan untuk pelanggan. Untuk meraih kkualitas tersebut perlu diterapkan suatu manajemen
kualitas. Menurut ISO 8402 (Quality Vocabulary) Mendefinisikan manajemen kualitas sebagai
semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang mmenentukan kebijaksanaan
kualitas, tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat sebagai
berikut;
1. Perencanaan kualitas (Quality Planning). Perencanaan adalah penetapan dan pengembangan
tujuan dan kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas.
2. Pengendalian kualitas(Quality Control). Pengendalian kkualitas adalah teknik dan aktivitas
operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.
3. Jaminan kualitas (Quality Assurance). Jaminan kualitas adalah semua tindakan terencana dan
sistematis yang diimplementasikan dan didemonstrasikan untuk memberikan kepercayaan
yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas tertentu.
4. Peningkatan kualitas (Quality Improvement). Peningkatan kualitas adalah tindakan-tindakan
yang diambil untuk meningkatkan nilai produk pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan
efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur organisasi.
Jadi sistem manajemen kualitass ini berfokus pada konsistensi dari setiap proses kerja yang
ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Dalam menciptakan sebuah sistem
manajemen yang berkualitas dibutuhkan sebuah tahapan-tahapan proses yang harus dilakukan,
hal tersebut dikenal sebagai PDCA (Plan-Do-Check-Act). Gaspersz (2012:35) PDCA dapat
dijabarkan sebagai berikut;
1. Rencanakan (Plan). Merupakan sebuah proses untuk merencanakan suatu sistem manajemen
kualitas. Dalam melakukan sebuah perencanaan, harus mengandung konsep SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Result-Oriented, Timely) yang artinya ketika menetapkan
tujuan-tujuan kualitas harus ditetapkan secara spesifik dan bukan bersifat umum, dapat
diukur, dapat dicapai, berorientasi pada pencapaian hasil dan memiliki tolok ukur waktu
untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Laksanakan (Do). Setelah menentukan perencanaan dari sebuah sistem, langkah berikutnya
adalah menerapkan dan mengoperasikan sistem menejemen kualitass tersebut dengan
mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan
produk, menciptakan struktur manajemen, menerapkan tanggung jawab dengan kewenangan
yang memadai yang artinya bahwa manajemen puncak harus menjamin bahwa tanggung
jawab dan wewenang didefinisikan dan dikomunikasikan dalam organisasi
3. Periksa (Check). Berikutnya adalah melakukan pemeriksaan pada proses sistem manajemen
kualitas dengan melakukan pemantauan dan pengukuran. Pengukuran yang dilakukan seperti
terhadap kepuasan pelanggan dengan melakukan survei atas kepuasan pelanggan, opini,
persepsi pelanggan dan sebagainya yang mencakup segala masukan terhadap kualitas menurut
pandangan konsumen. Hal yang diperiksa tidak hanya sebatas terhadap kualitas yang ada,
tetapi juga keada identifikasi penyebab ketidaksesuaian terhadap perencanaan yang
direncanakan untuk mengambil tindakan koperatif
4. Bertindak (Act). Yang terakhir adalah melakukan tindakan perbaikan atas segala ketidak
sesuaian yang ada dan melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki atau meningkatkan
sistem menejemen kualitas secara terus menerus untuk mencegah pengulangan kembali
tindakan ketidaksesuaian tersebut. Tindakan perbaikan tersebut seperti melakukan peninjauan
ulang terhadap sistem manajemen kualitas.
4. Tindakan 1. Perencanaan
Mengimplementasikan Mengidentifikasi
rencana, dokumen masalah dan membuat
rencana
3. Pengecekan
Apakah rencananya 2. Pelaksanaan
berjalan? Menguji rencana

Gambar 1. Alur Plan-Do-Check-Act


Sumber: (Heizer dan Render, 2015: 248)

Kualitas adalah istilah yang berarti hal-hal yang berbeda untuk orang-orang yang berbeda.
Kualitas sebagai keseluruhan fitur dan karakteristik sebuah barang atau jasa yang menggunakan
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang tertulis atau tersirat. Mmendefinisikan
ekspektasi kualitass adalah penting untuk operasional yang efektif dan efisien. Kualitass
memerlukan pembangunan lingkungan manajemen kualitass total (TQM) karena kualitas tidak
dapat diinspeksi ke dalam sebuah produk. Secara umum kualitass didefinisikan terhadap lima
pendekatan utama yakni (Gesperz, 2012: 1-2);
1. Transcendent quality adalah suatu kondisi ideal menuju keunggulan
2. Product-based quality adalah suatu atribut produk yang memenuhi kualitas
3. User-based quality adalah kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk (barang atau
jasa)
4. Manufacturing-based qualiity adalah kesesuaian terhadap persyaratan standar
5. Value-based quality adalah derajat keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif.
Kualitas tersebut sudah mewakili lima sudut pandang atau pendekatan kualitass yakni,
1. Kualitas sudut pandang keadaan yang sukar untuk diukur atau bersifat abstrak dimana suatu
kualitas diukur berdassarkan kondisi yang sedang berlangsung dan terdapat standar-standar
untuk pencapaian kualitas
2. Kualitas diukur menurut atribut-atribut dari produk itu sendiri seperti bentuk kemasan dan
sebagainya. Hal tersebut menjadi tolok ukur suatu barang berkualitas atau tidak
3. Bagaimana suatu barang digunakan atau kesesuaian penggunaan barang terkait dengan
penggunanya
4. Kesesuaian proses produksi terhadap prosedur atau ketentuan-ketentuan dalam proses
produksi
5. Kesesuaian harga dengan nilai suatu barang atau jasa yang diberikan.
Stevenson dan chuong (2014:10) mengatakan, “Kualitas produk sering dinilai dalam enam
dimensi kualitas, sebagai berikut” :
1. Fitur khusus: karakteristik tambahan
2. Kesesuaian: seberapa baik suatu produk atau jasa sesuai dengan spesifikasi
3. Keandalan: konsistensi kinerja
4. Ketahanan: masa manfaat dari produk atau jasa
5. Persepsi kualitas: evaluasi langsung kualitas(misalnya reputasi)Kemampuan pelayanan:
penanganan keluhan atau perbaikan
9. Biaya Kualitas
 Prevention Cost
Biaya ini muncul untuk mencegah terjadinya kualitas buruk dalam proses produk atau
jasa yang dihassilkan. Ketika biaya pencegahan meningkat, maka diharapkan biaya kegagalan
akan menurun. (biaya untuk menjaga failure & appraisal cost minimum). Contoh:
perencanaan kualitas, review produk baru, pengendalian proses untuk menentukan status
proses, audit kualitas, evaluasi kualitas supplier, training.
 Appraisal Cost
Biaya ini muncul untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan
pelanggan atau spesifikasi mereka. Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah menghindari
dikirimnya barang-barang yang tidak sesuai dengan kualitas kepada para pelanggan. Contoh :
inspeksi dan uji material, inspeksi & uji akhir, audit kualitas produk, menjaga akurasi
peralatan inspeksi evaluasi inventori (cek degradasi).
 Internal Failure Cost
Biaya ini timbul karena produk dan jasa tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan
pelanggan. Ketidaksesuaian ini di deteksi sebelum produk dan jasa dikirimkan ke pihak luar.
Biaya-biaya ini tidak akan ada jika tidak ada barang cacat. Contoh: sekrap, kerja ulang,
analisis kegagalan, sekrap & kerja ulang supplie, 100% sorting inspection, kesalahan proses
yang dapat dihindarkan inspeki & uji ulang dan downgrading.
 External Failure Cost
Biaya ini timbul karena produk dan jasa gagal memenuhi persyaratan atau memenuhi
kebutuhan pelanggan setelah dikirim ke pelanggan. Dari semua biaya, kategori ini merupakan
biaya yang paling menghancurkan perusahaan. Seperti halnya biaya gagal internal, biaya ini
tidak akan timbul jika tidak ada barang cacat. Contoh : biaya warranty, penyesuaian terhadap
complain, material yang dikembalikan dan allowances.
Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumppulan variabel untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari semua proses
pengendalian adalah pemikiran untuk mengarahkan suatu variabel atau sekumpulan variabel
guna mencapai tujuan tertentu. Variabel tersebut berupa manusia, mesin dan organisasi. Evans
dan Lindsay (2007:236) pengendalian diperlukan karena adanya 2 alasan, yaitu:
1. Pengendalian merupakan dassar bagi manajemen kerja harian yang efektif bagi semua
tingkatan
2. Perbaikan angka panjang tidak dapat diterapkan pada suatu proses kecuali proses tersebut
terkendali dengan baik.
Suatu sistem pengendalian mempunyai 3 komponen (Evans dan Lindsay, 2007:236), yaitu;
1. Standar atau tujuan
2. Cara mengukur keberhasilan
3. Perbandingan antara hasil sebenarnya dengan standar serta umpan balik guna membentuk
dasar untuk tindakan korektif.
Terdapat 4 langkah untuk melakukan pengendalian, yaitu;
1. Menentukan standar (setting standard)
2. Menentukan standar mutu biaya (cost quality)
3. Standar mutu kerja (performance quality), standar mutu keamanan (safety quality), standar
mutu keandalan (realibility quality)yang diperlukan untuk suatu produk
4. Menilai kesesuaian (appraising conformance).
Membandingkan kesesuaian dari produk yang dibuat dengan standar yang telah
ditetapkan. Bertindak bila perlu (acting when necessary). Mengoreksi masalah dan
penyebabnya melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Merencanakan
perbaikan (planning for improvement). Merencanakan suatu upaya yang berlanjut untuk
memperbaiki standar biaya, kinerja, keamanan dan keandalan.
10. Pengendalian Kualitas
Rusdiana (2014:221), pengendalian kualitas adalah teknik dan aktivitas operasional
yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Berdasarkan pengertian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas atau
tindakan terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan mengaitkan
kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat
memenuhi kepuasan konsumen.
Perusahaan menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
akan kepuasan, sehingga output yang dihasilkan seharusnya dapat memuaskan konsumen.
Oleh karena itu produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen
(perusahaan) kepada konsumen.
Untuk dapat mencapai maksud tersebut maka sudah selayaknya perusahaan
memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui strategi bisnis,
diantaranya pembedaan (differensiasi), biaya rendah (kepemimpinan biaya), respon cepat
(rapaid response) atau kombinasi diantara kerja strategi tersebut. Suatu produk yang
diciptakan baik berupa barang atau jasa pada umumnya mengalami tahapan kehidupan produk
(PLC = Produk Life Cycle).
Lampiran 2: Penilaian
1. Jenis Penilaian
a. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
1. Tes tulis 1. Soal tes tertulis Pada saat pembelajaran Skor
(Essay) 2. Lembar penilaian maksimal 100

b.Ketrampilan
No
Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Skor
.
1. Praktek 1. Soal Lembar Keja Pada saat Skor maksimal
Peserta Didik / LKPD pembelajaran atau 100
2. Lembar Penilaian diluar pembelajaran

c. Sikap
Bentuk Waktu
No. Teknik Aspek Peilaian Skor
Instrumen Pelaksanaan
1. Pengamatan Rubrik 1. Kedisiplinan Pada saat Nilai
pengamatan siswa dalam pembelajaran A: Jika
mengikuti mencangkup 4-
Pembelajaran 5 aspek
2. Santun dalam
menjawab B : Jika
pertanyaan/bert mencangkup 1-
anya 3 aspek
3. Keaktifan
dalam C : jika tidak
pembelajaran kelima
4. Tanggungjawab limanya.
dalam
penggunaan
alat praktik
5. Ketepatan
dalam
pengumpulan
laporan
2. InstrumenPenilaian
a. Instrumen Penilaian Pengetahuan

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Kerjakan soal berikut dengan singkat dan jelas!


1. Apakah yang dimaksud pengujian teknis?
2. Apa yang dihasilkan dalam technical testing?
3. Sebutkan manfaat pengujian preferensi!
4. Sebutkan model – model pengujian pasar simulasi!
5. Apakah yang dimaksud pengujian pasar?

Jawaban
1. Pengujian dengan cara membuat prototype yang merupakan approximation produk akhir
2. Produsction shelf life, tingkat keusangan produk, masalah yang timbul dari pemakaian
yang tidak seharusnya, jadwal pemeliharaan yang tepat
3. Uji preferensi actual dan uji teknis, estimeasi tingkat pembelian ulang, dimensi kinerja
produk
4. BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, LITMUS
5. Perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual di wilayah pasar terbatas yang
sebisa mungkin mewakili keseluruhan pasar dimana produk akan dijual

Pedoman Penskoran :
No Skor
1 20
2 20
3 20
4 20
5 20
Jumlah 100
b. Instrumen Penilaian Ketrampilan

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

1. Berdasarkan pembagian kelompok sebelumnya peserta didik mempresentasikan


mengenai kesesuaian fungsi produk barang/jasa yang dibuat dalam kondisi pandemi
covid19 saat ini!

Pedoman Penskoran
a. Penilaian Kelompok
Sikap/Aspek yang Nama Nilai Nilai
No
dinilai Kelompok/peserta Kualitatif Kuantitatif
1 Menyelaesaiakn tugas
kelompok dengan baik
2 Kerjasam kelompok
Hasil tugas (relevansi
dengan bahan)
3 Pembagian job
4 Sistematika Pelaksanaan
Jumlah nilai kelompok

b. Penilaian Individu
Sikap/Aspek yang Nama Nilai Nilai
No
dinilai Kelompok/peserta Kualitatif Kuantitatif
1 Berani mengemukakan
pendapat
2 Berani menjawab
pertanyaan
3 Inisiatif
4 Ketelitian
Jumlah nilai individu

Kriteria Penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai unatitatif
80-100 Memuaskan 4
70-79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45-59 Kurang Cukup 1

Nilai Akhir = Skor yang diperolehanx 100


Skor maksimal
c. Instrumen Penilaian Sikap

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : PKK


Kelas : XI
Semester :2
Tahun Pelajaran : 2021/2020

Tanggung Nilai
No. Nama Disiplin Keaktifan Santun Ketepatan
jawab Akhir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
21.
22.
23.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31

Anda mungkin juga menyukai