Anda di halaman 1dari 2

*Ratusan Ribu Peserta Didik Ikuti Program AKMI, Tahun Ini 354.

000 Peserta dari


13.500 Madrasah*

Jakarta
Sepanjang tahun 2021-2022 sebanyak 640.125 peserta didik dari 24.410 madrasah
telah mengikuti program Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI). Angka itu
terdiri dari 325.506 peserta di tahun 2021, dan 314.619 pada 2022. Adapun rincian
madrasah berturut-turut dari 2021-2022 adalah 12.809 dan 11.601 madrasah.

Program AKMI diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen


Pendis) Kemenag melalui Proyek Realizing Education’s Promise – Madrasah Education
Quality Reform (REP-MEQR).

“Proyek ini bertujuan meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan


madrasah dalam binaan Kementerian Agama. Proyek ini dilaksanakan dalam kurun
waktu lima tahun, 2020-2024, di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh
Indonesia,” kata Direktur KSKK Madrasah, Moh Isom.

Ishom menjelaskan, REP-MEQR terdiri atas empat komponen yaitu; 1) tata kelola
madrasah berbasis digital melaluia EDM-eRKAM, 2) Asesemen Kompetensi Madrasah
Indonesia (AKMI), 3) Peningkatan kualitas SDM melalui pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB), 4) Manajemen data base Pendidikan Islam melalui Emis 4.0 yang
diharapkan dapat meningkatkan sistem pengelolaan pendidikan di Kementerian Agama.

Dirjen Pendis, Moh Ali Ramdhani menyampaikan AKMI menjadi salah satu instrumen
Kementerian Agama dalam merespon perkembangan zaman, khususnya dalam konteks
pendidikan agama dan keagamaan. Menurutnya, dunia saat ini dihadapkan pada fakta
VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), yakni dunia yang bergejolak,
penuh ketidakpastian, serba kompleks, dan serba tidak jelas.

“Kita juga tengah berada pada Era digital, kita perlu beradaptasi. Karena itu, guru harus
menjadi pengantar batas-batas dan memfilter informasi dari luar. Kita perlu
menyiapkan generasi emas 2045. Anak madrasah bukan sebagai penonton, harus
berperan penting. Karena itu anak-anak harus dikuatkan dengan literasi. AKMI adalah
jawabannya,” tegas Kang Dhani, sapaan akrabnya, di Jakarta, Selasa (10/7/2023).

Program AKMI bertujuan untuk mengembangkan sistem penilaian siswa yang


terstandar di pendidikan dasar yang dapat memungkinkan Kemenag untuk mengukur
hasil investasi dalam pembelajaran siswa dan mengidentifikasi area-area yang
memerlukan perbaikan. AKMI memungkinkan dilaksanakannya sistem penilaian siswa
kelas 5 di semua madrasah sehingga akan diperoleh informasi penting tentang hasil
belajar siswa.

Selain itu, AKMI juga bertujuan mengukur kemampuan siswa dalam berliterasi dan
berpikir tingkat tinggi pada empat literasi yaitu literasi membaca, literasi numerasi,
literasi sains, dan literasi sosial budaya.
Hasil AKMI 2022 memperlihatkan bahwa secara umum berada posisi tengah yaitu
cakap yang terlihat di sebagian Sumatera, Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, sebagian Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. Capaian tingkat
kemahiran literasi membaca dan numerasi di kota lebih tinggi dari kabupaten (desa).
Capaian tingkat kemahiran di kabupaten lebih tinggi dari daerah 3T.

Pada bidang Literasi Sains dan Sosial Budaya, capaian tingkat kemahiran di daerah 3T
lebih tinggi dibandingkan kota dan capaian tingkat kemahiran di kota lebih tinggi
dibandingkan di kabupaten (desa).

Hasil AKMI 2022 juga berbeda dengan hasil AKMI 2021 yang menempatkan daerah 3T
sebagai daerah dengan tingkat capaian kemahiran yang paling rendah.

Literasi sosial budaya berada pada kemahiran dasar dengan capaian yang sama, yaitu
33%, baik madrasah negeri maupun swasta. Kemahiran cakap mencapai 53% di
madrasah negeri dan 55% di madrasah swasta. Sedangkan kemahiran perlu
pendampingan mencapai 5% di swasta dan 7% di negeri.

Literasi membaca menunjukkan capaian yang sama pada kemahiran dasar (45%) dan
cakap (42%), baik madrasah negeri maupun swasta. Adapun madrasah yang perlu
pendampingan di literasi membaca mencapai 7% pada madrasah negeri dan 6% pada
madrasah swasta.

Literasi sains pada kemahiran dasar menunjukkan capaian yang sama (26%), baik
negeri ataupun swasta. Sedangkan kemahiran cakap mencapai 59 % di madrasah
swasta dan 58% di madrasah negeri. Sedangkan kemahiran perlu pendampingan
mencapai 4% di swasta dan 6% di negeri.

Capaian kompetensi peserta didik secara nasional dalam AKMI menggambarkan bahwa
rata-rata masih berada pada tingkat kemahiran Dasar dan Cakap, belum banyak yang
berada pada tingkat Terampil dan hampir mendekati 0% pada tingkat Perlu Ruang
Kreasi.

Distribusi tingkat kemahiran AKMI 2022 menunjukkan bahwa mayoritas peserta didik
mencapai tingkat cakap pada literasi Numerasi (62%), Sains (59%) dan Sosial Budaya
(55%), sementara, pada literasi membaca pada tingkat Dasar yaitu sebesar 45%.

Hasil ini menandakan bahwa kemampuan membaca teks panjang masih menjadi
kendala bagi sebagian besar siswa MI.

Untuk meningkatkan capain tersebut, pada tahun 2023 ini akan digelar kembali AKMI
yang menyasar 354.000 peserta didik dari 13.500 madrasah.

Anda mungkin juga menyukai