Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan.

Budaya Literasi
Kemampuan literasi menjadi kemampuan yang sangat penting untuk dikuasai oleh
peserta didik secara aplikatif di era disrupsi sebagai keterampilan utama untuk menghadapi
lonjakan transformasi digital di abad-21 (Harahap et al., 2022). Menilik skor PISA (Programme
for International Student Assessment) yang baru diumumkan oleh Kemendikbudristek pada 5
Desember 2023, hasil assesmen yang diselenggarakan oleh OECD pada tahun 2022 di 81 negara
menunjukan bahwa peringkat Indonesia pada literasi mengalami peningkatan 5 posisi
dibandingkan hasil PISA 2018. Indonesia berada di peringkat 68 dengan skor literasi dan
numerasi 379 poin. Meskipun secara peringkat mengalami peningkatan, perolehan skor literasi di
Indonesia tahun 2022 mengalami penurunan 13 poin dibandingkan skor PISA 2018
(Kemendikbudristek, 2023).

Selain itu, hasil laporan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat tahun 2023 yang dirilis
oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menyebutkan nilai IPLM Nasional tahun 2023
sebesar 69,42 dengan kategori sedang. IPLM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 77,50
dengan kategori sedang (Perpusnas, 2023). Meskipun angka tersebut telah memenuhi kriteria
yang ditetapkan, hal ini tidak dapat diabaikan. Sebaliknya, hal tersebut menjadi landasan bagi
para pelaku pendidikan untuk meningkatkan kemampuan literasi masyarakat secara lebih luas
dan berkelanjutan.

Penurunan skor PISA dan IPLM jelas memberikan informasi bahwa masih banyaknya
anak-anak yang kurang sadar akan pentingnya budaya literasi, khususnya sekolah dasar. Budaya
Literasi dalam menumbuhkan minat membaca dan menulis untuk anak sekolah dasar merupakan
suatu budaya yang mempunyai tujuan awal dalam mencerdaskan dan memperluas wawasan anak
sekolah dasar (Jatnika, 2019).

Oleh karena itu perlu adanya terobosan dalam meningkatkan budaya literasi di dunia
pendidikan melalui kegiatan dalam pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas
(Iman, 2022)
. Kemampuan dalam literasi merupakan kunci untuk keberhasilan dalam semua mata
pelajaran. Penting bagi pelaku pendidikan terutama guru untuk menyadari pentingnya
pengembangan literasi. Guru perlu menerapkan strategi literasi dalam setiap tahap pembelajaran,
yang mencakup pengembangan keterampilan berbahasa dan kemampuan berpikir. Dua aspek ini
harus diperhatikan secara serius dan konsisten dalam semua kegiatan pembelajaran, baik di
dalam maupun di luar kelas, untuk menanamkan budaya literasi sejak dini kepada peserta didik.
Dengan meningkatnya kemahiran literasi, mutu pendidikan di Indonesia dapat ditingkatkan
secara signifikan.

Harahap, D. G. S., Nasution, F., Nst, E. S., & Sormin, S. A. (2022). Analisis Kemampuan Literasi Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 6(2), 2089–2098. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2400

Iman, N. B. (2022). Budaya Literasi dalam Dunia Pendidikan. Jurnal UM Surabaya, 1(1), 23–41.

Jatnika, S. A. (2019). Budaya Literasi untuk Menumbuhkan Minat Membaca dan Menulis.
Indonesian Journal of Primary Education, 3(2), 1–6.
http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index

Kemendikbudristek. (2023). Peringkat Indonesia pada PISA 2022 Naik 5-6 Posisi Dibanding 2018 .
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2023/12/peringkat-indonesia-pada-pisa-2022-naik-56-
posisi-dibanding-2018

Perpusnas. (2023). Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) 2023.


https://ckan.perpusnas.go.id/dataset/fcf7538b-499a-4e6c-9928-a01cb3578285/resource/
9c4784c7-f410-4a3e-a627-886f65ac2999/download/iplm-2023.csv

Anda mungkin juga menyukai