Anda di halaman 1dari 6

Nama : MOHAMMAD RAIHAN GALANG RAMADHANI

Kelas : 2A – D-IV AKUNTANSI MANAJEMEN


Hari : Rabu, 6 September 2023

PERBEDAAN KARAKTERISTIK ORGANISASI NONLABA DAN PEMERINTAH,


PEMERINTAH DENGAN ORGANISASI BISNIS

A. Pengertian, tujuan dan manfaat entitas nonlaba dan pemerintah

Definisi entitas nonlaba menurut PSAK No. 45 (IAI, 2011:45.1) adalah entitas nonlaba yang
memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak
mengharapkan imbalan apapun dari entitas nirlaba tersebut.

Definisi menurut Lilis Setiawan, (2011:175) menyebut bahwa entitas nonlaba merupakan suatu
organisasi sosial yang didirikan oleh perorangan atau sekelompok orang yang secara sukarela
memberikan peluanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan
dari kegiatannya. Fokus dari visi dan misi organisasi nirlaba adalah pelayanan kepada masyarakat,
seperti yayasan pendidikan, LSM, organisasi keagamaan, panti asuhan, dan sebagainya.

Entitas non laba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu uang memilki
tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi nirlaba berusaha
mencapai keuntungan tersebut untuk tujuan sosial atau pendidikan dari organisasi dan bukan untuk
kepentingan pribadi. Adanya entitas nonlaba memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat,
antara lain meringankan penderitaan, mengentaskan kemiskinan, memelihara lingkungan hidup,
menyediakan layanan sosial dasar atau melakukan kegiatan pengembangan masyarakat.

Salah satu bentuk entitas nonlaba adalah entitas nonlaba yang dibawah naungan pemerintah.
Entitas nonlaba pemerintah adalah entitas yang didirkan sesuai dengan undang-undang, dibawah
naungan pemerintah. Entitas nonlaba pemerintah bertujuan untuk membantu masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti pelayanan rumah sakit, tempat ibadah, pendidikan,
layanan pemerintah umum, dan lain-lainnya.

B. Perbedaan karakteristik entitas nonlaba dan pemerintah dengan organisasi bisnis

Dari Segi Sumber Dana dan Kepemilikan Entitas


PSAK No. 45 (Revisi 2011) (IAI,2011: 45.2 – 45.3) menjelaskan karakteristik entitas nonlaba,
antara lain:
a). Sumber daya entitas
Sumber daya entitas nonlaba berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Jenis
pendapatan yang terdapat pada entitas nonlaba adalah tidak terikat, terikat secara permanen, dan
terikat temporer.
b). Menghasilan barang/jasa tanpa bertujuan untuk memupuk laba
Suatu entitas nonlaba jika menghasilkan laba, maka jumlah laba tersebut tidak pernah dibagikan
kepada para pemilik entitas tersebut. Melainkan untuk menambah sumbangan, ataupun
meningkatkan fasilitas entitas agar entitas dapat mencakup masyarakat dan memberi manfaat yang
lebih luas.
c). Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi binis
Kepemilikan organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan atau ditebus kembali atau
kepemilikan tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada suatu likuidasi atau
pembayaran entitas.

Sedangkan organisasi bisnis/privat memiliki karakteristik antara lain:


a). Sumber daya organisasi
Sumber daya organisasi berasal dari laba aktivitas jual beli barang atau jasa.
b). Bertujuan untuk memupuk sebanyak-banyaknya laba
Organisasi bisnis dalam menjalankan aktivitas perusahaan, perlu adanya sumber pendanaan.
Sumber pendaan tersebut diperoleh dari laba. Perusahaan memupuk laba sebanyak-banyak guna
memperoleh pendanaan perusahaan yang digunakan untuk ekspansi atau peningkatan mutu produk,
sehingga diharapkan dengan adanya ekspansi atau peningkatan mutu produk tersebut akan
memperoleh laba yang lebih banyak.
c). Adanya kepemilikan organisasi bisnis
Kepemilikan organisasi bisnis dapat dijual dan dialihkan kepada siapapun melalui kontrak dan
perjanjian.

Dari Segi Pihak Pengguan Laporan Keuangan


Selain dari segi kegiatan bisnisnya, kedua organisasi tersebut (entitas nonlaba dan organisasi
bisnis) memiliki perbedaan dari segi pengguna laporan keuangan. Menurut PSAK No. 45
(IAI:2011), tujuan utama laporan keuangan entitas nonlaba adalah untuk memenuhi kepentingan
para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak yang menyediakan sumber daya bagi
entitas nonlaba.
Pihak pengguna laporan keuangan entitas nonlaba memiliki kepentingan bersama dalam rangka
menilai:
a) Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan
jasa tersebut.
b) Cara menajer malaksanakan tanggung jawab dan aspek lain dari kinerja mereka.
Sedangkan tujuan utama laporan keuangan organisasi bisnis adalah untuk memenuhi
kepentingan para investor, kreditur, dan masyarakat umum untuk menilai suatu organisasi bisnis ini
apakah memiliki prosepek dan bisnis yang bagus kedepannya.
Entitas nonlaba membutuhkan pengelolaan yang berbeda dengan organisasi bisnis. Pengelolaan
entitas dan kriteria-kriteria pencapain kinerja organisasi tidak berdasar pada pertimbangan ekonomi
semata, tetapi sejauh mana masyarakat yang dilayaninya diberdayakan sesuai konteks hidup dan
potensi-potensi kemanusiannya. Sifat sosial dan kemanusaiaan sejati merupakan ciri khas
pelayanan entitas-entitas nonlaba.
Dari Segi Bentuk Klasifikasi Organisasi Non Laba dan Organisasi Bisnis
Dalam segi klasifikasi emiten nonlaba, Koteen (1991) mengidentifikasi menjadi 3 bagian antara
lain:
1. Badan badan pemerintahan yang dibentuk dengan undang-undang dan diberiki wewenang
untuk memberikan pelayanan dan memungut pajak.
2. Entitas nonlaba swasta atau sektor independen yang biasanya beroprasi sebagai organisasi
bebas pajak, tetapi diorganisisr di luar kewengan pemerintah dan perundang-undangan.
Organisasi bergerak dalam bidang pendidikan, pelayanan kemanusaiaan, perdanganan atau
perhimpunan profeis.
3. Organisasi swasta kuasi-pemerintah yang dibentuk dengan wewenang legislatif dan biasanya
diserahu monopoli yang terbatas untuk memberikan pelayanan atau menyediakan barang
kebutuhan tertentu kepada kelompok-kelompok masyarakat.
Menurut Oleck (1988), organisasi nonlaba dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu:
1. Public benefit, yaitu keuntungan yang dinikati oleh masyarakat umum seperti museum,
sekolah, dan rumah sakit.
2. Mutual benefit, yaitu keuntungan yang dinikmari secara bersma-sama seperti koperasi,
perhimpunan profesi, dan klub-klub.
3. Private benefit, yaitu organisasi yang mencari untuk tipis dan dibebaskan dari pajak. Pada
umumnya keuntungan finansial yang didapat hanya membiayai belanja rutin dan
pemeliharaan.

Menurut Salmon (Gies et al, 1990), memberkan entitas nonlaba kedalam empat tipe sebagai
berikut:
1. Organisai kemasyarakatan yang terutama hanya melayani anggor-anggotanya, seperti
perhimpunan profesi.
2. Organisasi-organisasi keagamaan
3. Organisasi atau yayasan yang melayani masyarakat, atau memberikan sumbangan kepada
masyarakat, tetapi dilakukan semata- mata untuk menyalurkan dana kepada organisasi
nonlaba lainnya.
4. Organisasi yang membuka berbagai usaha untuk secara langsung melayani atau memberikan
sumbangan kepada masyarakat yaitu badan-badan yang mengelola sekolah, perguruan
tinggi, rumah sakit, dan rumah yatim.

Sedangkan bentuk-bentuk organisasi bisnis antara lain:


1. Perusahaan Perseorangan
Usaha pribadi adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan diperasikan oleh hanya satu orang dan
mengambil segala keputusan dan bertanggung jawab secara pribadu atas segala hal yang
dilakukan perusahaan.
Kelebihan dari perusahaan perseorangan adalah:
a) Mudab dibentuk, murah biaya dalam pembentukannya
b) Tidak memerlukan banyak izin pembentukan dari pemerintah
c) Pembuat keputusan dan pengendalian hanya dilakukan oleh satu orang
d) Fleksibel dalam mengambil keputusan
e) Relatif tidak ada kontrol dari pemerintah sehingga pajak yang harus dibayarkan adalah
pahak pribadi bukan pajak usaha.
Kelemahan dari perusahaan perseorangan adalah:
a). Tanggung jawab utang tidak terbatas, artinya apabila terjadi kewajiban pembayaran
makan kewajiban harys dipenuhi dengan menyerahkan seluruh harta perusahaan dan harta
pribadi miliknya
b). Relatif sulit untuk memperoleh pinjaman jangka panjang dengan bunga yang rendah
c). Relatif bergantung pada pola pikir satu orang saja
d). Resiko yang ditanggung sangat besar

2. Perusahaan Persekutuan
Persekutuan (firma dan komanditer) merupakan bentuk organisasi binis dimama dua orang
atau lebih bertindak sebagai pemilik dari perusahaan sehingga tanggung jawab dan hak yang
ada akan ditanggung oleh mereka. Firma adalah perseoran yang didirikan untuk menjalankan
suatu perusahaan di bawah satu nama bersama dimana peserta langusng bertanggung jawab
penuh kepada pihak ketiga. Sedangkan persekutuan komanditer (CV) adalah perseroan yang
didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih
sebagai pihak yang bertanggung jawab dan satu orang atau lebih sebagai pihak yang
mempercayakan uangnnya.
Kelebihan perusahaan persekutuan:
a). Modal tersedia banyak
b) Usaha dikendalikan orang yang profesional
c). Adanya kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang
Kekurangan perusahaan persekutuan:
a). Tanggung jawab tidak terbatas
b) Umur perusahaan terbatas
c). Lemahnya pengendalian

3. Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan hukum terpisah dari individu-
individu yang memilkinya. Perseroan Terbaras didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan-kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham, dan
memnuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang serta peraturan
pelaksanaannya. Perusahaan mengumpulkan dana yang diperlukan dengan cara menjual
saham kepada masyarakat dan para pemegang saham tersebut menjadi pemiliki perusahaan.
Jika perusahaan mendapatkan keuntungan maka perusahaan akan membayarkan sejumlah
uang kepada pemegang saham berupa deviden. Sebagian keuntungan yang diperoleh
perusahaan akan digunakan untuk operasi perusahaan. Sebaliknya jika perusahaan
dilikuidasi maka para pemegang saham akan mendapatkan aktiva sesuai dengan modal yang
diinvestasikan setelah semua hutang perusahaan dibayar.
Kelebihan perusahaan PT:
a). Adanya tanggung jawab atas utang yang terbatasm dimana tanggung jawab utang yang
harus dibayar hanya sebatas jumlah saham yang dimilikinya.
b). Adanya kemungkinan untuk memperjualbelikan saham yang dimiliki.
c). Umumnya memiliki jangka waktu operasi perusahaan yang tidak terbatas.
d). Relatif lebuh mudah untuk memperoleh pinjaman dengan nilai nominal yang besar untuk
jangka waktu panjang dan tingkat binga yang rendah.
e). Adanya kemungkinan untuk alih teknologi dan ilmu dimana pemegang saham dapat
dengan mudah menyewa tenaga manajemen profesional untuk menjalankan perusahaan yang
ada.
Kekurangan perusahaan PT:
a). Keterbatasan dalam jenis bidang usaha yang akan dijalankan karena bidang usaha
ditentukan oleh ijin yang dikeluarkan serta peraturan-peratiran yang berlaku.
b). Adanya perbedaan kepentingan di dalam menjalankan PT, pemilik saham minoritas
dikalahkan dengan mayoritas
c). Adanya kewajiban membuat laporan kepada berbagai pihak
d) Biaya pendirian perusahaan yang besar
e). Adanya sistem pajak yang menyebabkan seorang pemegang saham membeyar pajak
ganda, yaitu pajak atas PT itu sendiri, deviden yang diterima, serta pajak individu

4. Bentuk lain organisasi bisnis


A. Joint Venture
Joint venture dapat diartikan sebagai suatu persetujuan (joint project), yaitu bentuk
persekutuan perseroan yang dibentuk oleh dua atau lebuh perseoran dengan tujuan
tertentu. Tujuan utama dari joint venture adalah menggabung perseoran yang memiliki
keahlian yang berbeda untuk dapat dikontribusikan demi keberhasilan suatu proyek
tertentu. Joint venture biasanya digunakan untuk mengerjakan pembangunan proyek-
proyek besar yang memerlukan midal besar.
Karakteristik utama joint venture:
a). Dibatasi pada proyek tertentu
b) Jangka waktu dibatasi dengan perjanjian dan dihentikan pada saat proyek sudah benar-
benar selesai
c). Dibawah kekuasaan seorang manajer
d). Pada saat joint venture selesai para partisipan akan membagi laba dan rugi sesuai
perjanjian.
B. Sindicate
Memiliki kemiripan dengan joint venture dan dibentuk oleh beberapa perusahaan yang
mempunyai tujuan khusus. Sindicate digunakan dalam bidang keuangan.
C. Franchisee
Franchisee adalah suatu sistem pemasaran yang berkisar pada perjanjuan sah antara dua
puhak yang salah satunya (franchisee) diberi hak istimewa untuk menjalankan bisnis
sebagai pemiliki pribdi dengan syarat perusahaan dijalankan menurut metode dan cara
yang dispesifikasikan oleh pihak lain (Franchisor).
DAFTAR PUSTAKA

Febriani, D. 2018. Penerapan Psak No. 45 Dalam Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada
Ikatan Warga Margaasih Sentosa (Iwamas) Kabupaten Bandung. (Online).
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/307/. (Diakses tanggal 5 September 2023).

Lelo, Eh. 2018.. (Online). http://e-journal.uajy.ac.id/15544/3/MM025882.pdf. (Diakses tanggal 5


September 2023)

Anda mungkin juga menyukai