Anda di halaman 1dari 125

PENGARUH NET PROFIT MARGIN, TOTAL ASSET TURNOVER, RASIO

SOLVABILITAS, DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP EARNING PER

SHARE

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2022)

PROPOSAL

NICHO DEVEN HAMAWI


00000045907

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
TANGERANG
2023
PENGARUH NET PROFIT MARGIN, TOTAL ASSET TURNOVER, RASIO
SOLVABILITAS, DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP EARNING PER
SHARE

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di


Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2022)

PROPOSAL

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan dalam

Mata Kuliah Metodologi Penelitian

NICHO DEVEN HAMAWI


00000045907

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI BISNIS


UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

i
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
2023
HALAMAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Dengan ini saya,


Nama : Nicho Deven Hamawi
Nomor Induk Mahasiswa : 00000045907
Program studi : Akuntansi

Proposal Penelitian dengan judul:


Pengaruh Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Rasio Solvabilitas, dan
Rasio Likuiditas terhadap Earning Per Share
merupakan hasil karya saya sendiri bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis
oleh orang lain, dan semua sumber, baik yang dikutip maupun dirujuk, telah saya
nyatakan dengan benar serta dicantumkan di Daftar Pustaka.
Jika di kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan/penyimpangan, baik dalam
pelaksanaan skripsi maupun dalam penulisan laporan skripsi, saya bersedia
menerima konsekuensi dinyatakan TIDAK LULUS untuk Tugas Akhir yang telah
saya tempuh.

Tangerang, <<Tanggal Sidang>>

*materai Rp 10.000,00

Nicho Deven Hamawi

ii
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Penelitian dengan judul


PENGARUH NET PROFIT MARGIN, TOTAL ASSET TURNOVER, RASIO
SOLVABILITAS, DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP EARNING PER
SHARE
Oleh
Nama : Nicho Deven Hamawi
NIM : 00000045907
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi

Telah disetujui untuk diajukan pada


Sidang Ujian Proposal Penelitian Universitas Multimedia Nusantara

Tangerang, 12 Juni 2023

Pembimbing

<<Nama Lengkap & gelar Dosen>>


<<NIDN/NIK>>

Ketua << Program Studi >>

iii
Pengaruh Net Profit <<Nama
Margin…, Nicho Deven
Lengkap & gelarHamawi,
Dosen>>Universitas Multimedia
Nusantara
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Penelitian dengan judul


PENGARUH NET PROFIT MARGIN, TOTAL ASSET TURNOVER, RASIO
SOLVABILITAS, DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP EARNING PER
SHARE
Oleh
Nama : Nicho Deven Hamawi
NIM : 00000045907
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi

Telah diujikan pada hari ……., <<Tanggal Sidang>>


Pukul 00.00 s.d 00.00 dan dinyatakan
LULUS
Dengan susunan penguji sebagai berikut.

Ketua Sidang Penguji

<<Nama Lengkap & gelar Dosen>> <<Nama Lengkap & gelar Dosen>>
<<NIDN/NIK>> <<NIDN/NIK>>
Pembimbing

<<Nama Lengkap & gelar Dosen>>


Ketua<<NIDN/NIK>>
<< Program Studi >>

iv
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
<<Nama Lengkap & gelar Dosen>>
Nusantara
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas academica Universitas Multimedia Nusantara, saya yang bertanda


tangan di bawah ini:
Nama : Nicho Deven Hamawi
NIM : 00000045907
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
JenisKarya : *Tesis/Skripsi/Tugas Akhir (*coret salah satu)
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Multimedia Nusantara Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul.
PENGARUH NET PROFIT MARGIN, TOTAL ASSET TURNOVER, RASIO
SOLVABILITAS, DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP EARNING PER
SHARE
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini, Universitas Multimedia Nusantara berhak menyimpan,
mengalihmediakan/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Tangerang, 12 Juni 2023


Yang menyatakan,

(Nicho Deven Hamawi)


v
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang maha Esa atas selesainya Proposal Penelitian
ini dengan judul“Pengaruh Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Rasio
Solvabilitas, dan Rasio Likuiditas Terhadap Earning Per Share (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2019-2022)” dengan tepat waktu. Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk kelulusan dalam Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Jurusan Akuntansi pada Fakultas Bisnis Universitas Multimedia
Nusantara. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir ini, sangatlah
sulit bagi saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh sebab itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
Mengucapkan terima kasih
1. Tuhan Yesus atas hikmat, karunia, dan kekuatan-Nya sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan oleh penulis.
2. ..............., selaku Rektor Universitas Multimedia Nusantara.
3. ..............., selaku Dekan Fakultas Universitas Multimedia Nusantara.
4. ..............., selaku Ketua Program Studi Universitas Multimedia
Nusantara.
5. ..............., sebagai Pembimbing pertama yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi atas terselesainya tugas akhir ini.
6. Keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan
moral, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
(harapan) Semoga karya ilmiah ini

vi
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Tangerang, 12 Juni 2023

(Nicho Deven Hamawi)

PENGARUH NET PROFIT MARGIN, TOTAL ASSET TURNOVER, RASIO

SOLVABLITAS, DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP EARNING PER

SHARE

Nicho Deven Hamawi

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
pengaruh Net Profit Margin, Total Asset Turnover, rasio solvabilitas, dan
rasio likuiditas terhadap earning per share, baik secara parsial maupun
simultan. Faktor-faktor yang memengaruhi earning per share penting untuk
diteliti karena dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja bagi manajemen
agar mampu menetapkan kebijakan strategis dan memberikan sinyal kepada
investor untuk menanamkan modal di masa mendatang. Selain itu, earning
per share dapat digunakan oleh investor untuk menjadi gambaran laba
perusahaan dalam setiap lembar saham sehingga jika perolehan labanya
meningkat maka kemungkinan dividen yang akan diterima bertambah.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan
menggunakan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling.
Sampel yang digunakan ada sebanyak 63 perusahaan yang merupakan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara
berturut-turut selama tahun 2019-2022, menerbitkan laporan keuangan yang
telah diaudit, menerbitkan laporan keuangan per tanggal 31 Desember,
menggunakan mata uang Rupiah, tidak melakukan share split, share
dividend. right issue, treasury shares dan stock reverse, dan menghasilkan
laba setelah pajak yang positif.

Kata kunci : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share,
Net Profit Margin
, Total Asset Turnover.

vii
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
PENGARUH NET PROFIT MARGIN, TOTAL ASSET TURNOVER, RASIO

SOLVABLITAS, DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP EARNING PER

SHARE

Nicho Deven Hamawi

ABSTRACT
The objective of this research is to obtain an empirical evidence about the
effect of total asset turnover, independent commissioners, solvency ratio,
and liquidity ratio towards earning per share. Factors that affecting
earning per share are important because can be used to evaluate
performance for management to be able to set strategic policy and give
signal to investor to invest in the future. In addition, earning per share can
be used by investor to describe the company’s profit in each share so if the
profit increase, the probability that the dividend to be received will
increase.

The data used in this study is secondary data and the sample was selected
using purposive sampling. The sample in this research were 63
manufacturing companies that listed on the Indonesia Stock Exchange
(IDX) consecutively during 2019-2022, issued audited financial statements,
published financial statements at the end of December 31st, using Rupiah
currency, not do share split, share dividend, right issue, treasury shares,
and stock split, and obtained profits.

Keywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share,


Net Profit Margin
, Total Asset Turnover.

viii
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT..............................................ii


HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS.............................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
ABSTRACT..........................................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR RUMUS..............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
7
1.2 Batasan Masalah....................................................................................20
1.3 Rumusan Masalah.................................................................................21
1.4 Tujuan Penelitian..................................................................................21
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................21
1.6 Sistematika Penulisan...........................................................................23
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................24
2.1 Teori Sinyal............................................................................................24
2.2 Pasar Modal...........................................................................................25
2.3 Saham.....................................................................................................32
2.4 Earning Per Share..................................................................................39
2.5 Net Profit Margin...................................................................................48
2.6 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Earning Per Share.................54
2.7 Total Asset Turnover..............................................................................55
2.8 Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Earning Per Share............61
2.9 Rasio Solvabilitas...................................................................................62
ix
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
2.10 Pengaruh Rasio Solvabilitas Terhadap Earning Per Share...............67
2.11 Rasio Likuiditas.....................................................................................69
2.12 Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Earning Per Share................72
2.13 Pengaruh Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Rasio
Solvabilitas, Dan Rasio Likuiditas Secara Simultan Terhadap Earning Per
Share 74
2.14 Kerangka Penelitian..............................................................................74
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................75
3.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian...................................................75
3.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian............................................75
3.2 Metode Penelitian..................................................................................76
3.3 Variabel Penelitian................................................................................76
3.3.1 Variabel Dependen.........................................................................76
3.3.2 Variabel Independen......................................................................77
3.4 Teknik Pengumpulan Data...................................................................80
3.5 Teknik Pengambilan Sampel................................................................80
3.6 Teknik Analisis Data.............................................................................81
3.6.1 Uji Statistik Deskriptif...................................................................82
3.6.2 Uji Normalitas................................................................................82
3.7 Uji Hipotesis...........................................................................................88
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN..........................................92
4.1 Objek Penelitian....................................................................................92
4.2 Analisis dan Pembahasan.....................................................................92
4.3 Uji Hipotesis...........................................................................................92
BAB V SIMPULAN DAN SARAN....................................................................93
5.1 Simpulan......................................................................................................93
5.2 Saran............................................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................94
LAMPIRAN........................................................................................................102

x
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 PDB Indonesia dari Tahun 2018-2022………………………….4


Tabel 1.2 Nilai Ekspor terbesar Indonesia…………………………………8
Tabel 1.3 Rata-rata Earning Per Share Perusahaan Manufaktur 2017-2020..13
Tabel 2.1 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komperhensif Lain……….45
Tabel 2.2 Contoh Soal Perhitungan WAOS…………………………………47
Tabel 2.3 Contoh Jawaban Perhitungan WAOS…………………………….48
Tabel 2.4 Laporan Posisi Keuangan Aset…………………………………….60
Tabel 2.5 Laporan Posisi Keuangan Liabilitas dan Ekuitas…………………..67
Tabel 3.1 Tabel Grafik Histogram Transformasi Data……………………….84

xi
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2018-2022 (dalam triliun
rupiah)......................................................................................................................1
Gambar 1.2 Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Berlaku (Miliar Rp)………………………………………………………………..6
Gambar 1.3 Jumlah Perusahaan yang Terdaftar di BEI sampai dengan tahun
2022………………………………………………………………………………10
Gambar 3.1 Grafik Histogram Tranformasi Data………………………………84

xii
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
DAFTAR RUMUS

Rumus 2.1 Earning Per Share……………………………………………..43


Rumus 2.2 Net Profit Margin………………………………………………..51
Rumus 2.3 Total Asset Turnover………………………………………...56
Rumus 2.4 Average Total Asset…………………………………………56
Rumus 2..5 Debt to equity Ratio………………………………………….64
Rumus 2.6 Current Ratio…………………………………………………..71
Rumus 3.1 Earning Per Share……………………………………………..77
Rumus 3.2 Net Profit Margin……………………………………………..78
Rumus 3.3 Total Asset Turnover………………………………………….78
Rumus 3.4 Average Total Asset……………………………………………78
Rumus 3.5 Debt to Equity Ratio……………………………………………79
Rumus 3.6 Current Ratio…………………………………………………..80

xiii
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
xiv
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tolak ukur suksesnya perekonomian di suatu negara bisa dinilai
dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut BPS PDB adalah jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi. Berikut merupakan data PDB Indonesia periode 2018-2022 :

Gambar 1. 1 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2018-2022 (dalam triliun


rupiah)

Sumber : (https://id.tradingeconomics.com/indonesia/gdp)

Selain dari Data gambar 1.1, berikut merupakan data perubahan PDB
Indonesia dari tahun 2018-2022 per kuartal :

1
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
 Tahun 2018

kuartal PDB (Miliar) Perubahan PDB (Miliar) Perubahan


(%) (%)

'2018 10,425,851.9 5,17 14,838,756.0 9,19


0 0

'TW4 2,638,969.60 -1,69 3,799,213.50 -1,12

'TW3 2,684,332.20 3,09 3,842,343.00 4,22

'TW2 2,603,852.60 4,21 3,686,836.40 5,03

'TW1 2,498,697.50 -0,41 3,510,363.10 0,56

 Tahun 2019

kuartal PDB (Miliar) Perubahan PDB (Miliar) Perubahan


(%) (%)

'2019 10,949,155.4 5,02 15,832,657.2 6,7


0 0

'TW4 2,769,748.10 -1,74 4,018,606.20 -1,2

'TW3 2,818,812.70 3,05 4,067,358.00 2,61

'TW2 2,735,414.10 4,2 3,964,074.70 4,8

2
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
'TW1 2,625,180.50 -0,52 3,782,618.30 -0,44

 Tahun 2020

kuartal PDB (Miliar) Perubahan PDB (Miliar) Perubahan


(%) (%)

'2020 10,722,999.3 -2,07 15,443,353.2 -2,46


0 0

'TW4 2,709,721.70 -0,4 3,931,411.20 0,86

'TW3 2,720,481.30 5,05 3,897,851.90 5,61

'TW2 2,589,769.20 -4,19 3,690,742.20 -5,93

'TW1 2,703,027.10 -2,41 3,923,347.90 -2,37

 Tahun 2021

kuartal PDB (Miliar) Perubahan PDB (Miliar) Perubahan


(%) (%)

'2021 11,120,077.9 3,7 16,976,690.8 9,93


0 0

'TW4 2,846,068.50 1,05 4,498,592.40 3,96

3
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
'TW3 2,816,494.70 1,57 4,327,358.00 3,58

'TW2 2,773,067.20 3,3 4,177,970.80 5,17

'TW1 2,684,447.50 -0,93 3,972,769.60 1,05

 Tahun 2022

kuartal PDB (Miliar) Perubahan PDB (Miliar) Perubahan


(%) (%)

'2022 11,710,397.8 5,31 19,588,445.6 15,38


0 0

'TW4 2,988,636.50 0,36 5,114,910.60 0,95

'TW3 2,977,972.90 1,83 5,066,994.30 3,45

'TW2 2,924,458.00 3,73 4,897,942.90 8,64

'TW1 2,819,330.40 -0,94 4,508,597.80 0,22

Tabel 1.1 PDB Indonesia dari Tahun 2018-2022

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Pusat Data dan Sistem Informasi
Kementerian Perdagangan.

Semua data bersumber dari : Badan Pusat Statistik, diolah Pusat Data dan Sistem
Informasi Kementerian Perdagangan.

Berdasarkan Gambar 1.1 dan table 1.1, menunjukan bahwa nilai PDB
Indonesia dari tahun 2018 dan 2019 mengalami kenaikan. Pada tahun 2018
meningkat sebesar 5,17% menjadi Rp 14.837,4, dan pada tahun 2019 meningkat

4
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
sebesar 5,02% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 15.833,9 triliun. Sedangkan
pada tahun 2020, PDB Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,07% menjadi
Rp 15.434,2 triliun. Penurunan PDB di tahun 2020 disebabkan karena hampir
seluruh komponen dari sisi pengeluaran minus sepanjang 2020. Konsumsi rumah
tangga yang berkontribusi 57,66% terhadap PDB terkontraksi hingga 2,63%.
Kemudian konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga terkontraksi
4,29%. Investasi terkontraksi 4,95%, ekspor terkontraksi 7,7% dan impor
terkontraksi 14,71%. Seluruh komponen mengalami pertumbuhan yang negatif
kecuali konsumsi pemerintah (www.cnnindonesia.com). Pada tahun 2020, hampir
seluruh lapangan usaha mengalami penurunan kinerja yang berdampak pada
penurunan PDB. Semenjak pemerosotan ekonomi di tahun 2020, perekonomian
Indonesia mulai bangkit Kembali ditahun 2021-2022 yang menunjukan
peningkatan PDB.

Perekonomian Indonesia tahun 2022 yang dihitung berdasarkan Produk


Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp19.588,4 triliun dan
PDB per kapita mencapai Rp71,0 juta atau US$4.783,9, pertumbuhan ekonomi
Indonesia dapat tumbuh solid sebesar 5,3% (y-o-y), lebih tinggi dibanding capaian
tahun 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,70 persen. Dari sisi produksi,
pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan
Pergudangan sebesar 19,87 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 16,28 persen.
Pada sisi pengeluaran, konsumsi masih menjadi kontributor utama terbesar dan
kinerja ekspor mampu tumbuh pada angka dua digit. Ekonomi Indonesia triwulan
IV-2022 terhadap triwulan IV-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen
(y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan
mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,99 persen. Sementara dari sisi

5
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan
tertinggi sebesar 14,93 persen. Pada sisi lapangan usaha, sektor utama masih
tumbuh kuat seperti manufaktur, perdagangan, transportasi, dan infokom.
(https://ekon.go.id/publikasi/detail/4964/optimis-ekonomi-tetap-tumbuh-positif-
di-tahun-2023-pemerintah-dorong-pemanfaatan-bonus-demografi-dan-
pengendalian-inflasi)

6
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Gambar 1.2 Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Berlaku (Miliar Rp)

7
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
8
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Gambar 1.2 Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Berlaku (Miliar Rp)

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2022)

Berdasarkan Gambar 1.2., menunjukkan bahwa walaupun kontribusi


industri manufaktur terhadap PDB mengalami kenaikan dan penurunan selama
periode 2018-2022, kemudian mengalami kenaikan di tahun 2021, dari Rp.
3,068,042 miliar menjadi Rp. 3,266,906 miliar. Lalu di tahun 2022 terus
mengalami kenaikan sampai di angka Rp. 3,591,775 miliar. Industri manufaktur
memberikan kontribusi yang paling besar dibandingkan dengan sektor lainnya.
Salah satu penyebabnya adalah karena jumlah ekspor nasional didominasi oleh
industri manufaktur. Berikut adalah tabel nilai ekspor Indonesia.

Sumber : BPS 2022

Table 1.2 menunjukkan bahwa nilai ekspor paling besar didominasi oleh
industri pengolahan yaitu pada tahun 2018 sebesar US$ 130.118,1, tahun 2019
sebesar US$ 127.377,7, dan pada tahun 2020 sebesar US$ 131.087. Nilai ekspor
Indonesia Desember 2022 mencapai US$23,83 miliar atau turun 1,10 persen

9
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
dibanding ekspor November 2022. Dibanding Desember 2021, nilai ekspor naik
sebesar 6,58 persen. Industri pengolahan mencatatkan nilai ekspor sepanjang
Januari-Agustus 2022 sebesar USD139,23 miliar atau naik 24,03 persen
dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Sektor industri tetap
memberikan kontribusi paling besar, dengan sumbangsihnya hingga 71,55 persen
terhadap total nilai ekspor nasional yang menembus USD194,60 miliar
(https://kemenperin.go.id/artikel/23545/Masih-Berkontribusi-Paling-Besar,-
Ekspor-Industri-Manufaktur-Naik-24-Persen)

Ekspor nonmigas per desember 2022 mencapai US$22,35 miliar, turun


2,73 persen dibanding November 2022, sementara naik 4,99 persen jika dibanding
ekspor nonmigas Desember 2021.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2022


mencapai US$291,98 miliar atau naik 26,07 persen dibanding periode yang sama
tahun 2021. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai US$275,96 miliar atau
naik 25,80 persen. Penurunan terbesar ekspor nonmigas Desember 2022 terhadap
November 2022 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$483,1
juta (9,44 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada nikel dan barang
daripadanya sebesar US$220,0 juta (41,50 persen).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–


Desember 2022 naik 16,45 persen dibanding periode yang sama tahun 2021,
demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 10,52 persen,
serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 71,22 persen.

Ekspor nonmigas Desember 2022 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu


sebesar US$5,79 miliar, disusul Jepang sebesar US$2,08 miliar dan Amerika
Serikat sebesar US$2,06 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,39

10
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
persen. Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-
masing sebesar US$4,28 miliar dan US$1,64 miliar. Menurut provinsi asal
barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Desember 2022 berasal dari Jawa
Barat dengan nilai US$38,59 miliar (13,22 persen), diikuti Kalimantan Timur
sebesar US$36,46 miliar (12,49 persen) dan Jawa Timur sebesar US$24,75 miliar
(8,48 persen). (sumber data : BPS Indonesia)

Semakin tinggi nilai ekspor menunjukkan bahwa jumlah permintaan dari


pihak luar semakin banyak. Sehingga jika semakin tinggi jumlah permintaan,
maka perusahaan akan membutuhkan modal yang lebih besar untuk proses
produksi. Modal tersebut dapat diperoleh salah satunya dengan cara menerbitkan
saham. Hal tersebut terbukti dengan semakin meningkatnya perusahaan yang
memutuskan untuk listed di BEI selama periode 2015-2023. Berikut merupakan
jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2015-2023.

Gambar 1.3 Jumlah Perusahaan yang terdaftar di BEI

Sumber : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/01/13/awal-2023-ada-
833-emiten-di-bursa-efek-indonesia
11
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
“Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan
kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan
sehingga menjadi barang jadi atau barang setengah jadi yang lebih tinggi nilainya
dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir, termasuk dalam kegiatan ini
adalah jasa industri makloon dan pekerjaan perakitan (assembling)” (BPS, 2022).
Jasa industri merupakan kegiatan operasi perusahaan dimana perusahaan melayani
keperluan pihak lain dalam melakukan pengolahan sehingga mendapatkan
imbalan sejumlah uang atau barang sebagai balas jasa (BPS, 2022). Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dikelompokkan menjadi 3 sektor yaitu sektor
industri dasar dan kimia, sektor industri barang dan konsumsi, dan sektor aneka
industri (BEI, 2022). Jumlah produksi industri manufaktur sangat dipengaruhi
oleh tingkat permintaan dari masyarakat, jika semakin banyak permintaan maka
jumlah produksi juga akan meningkat. Karena jenis perusahaan yang tergabung
dalam sektor manufaktur itu menghasilkan berbagai produk yang sangat beragam
dan produk-produk ini sangat erat kaitannya dalam kehidupan keseharian
masyarakat menandakan bahwa industri manufaktur itu berperan penting dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat (Idris, 2021).

Semakin banyak jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2019-


2022, menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan yang memilih pendanaan
dari sumber penerbitan saham. “Saham (stock) merupakan salah satu instrumen
pasar keuangan yang didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas” (BEI, 2022).
Ketika perusahaan menerbitkan saham, maka perusahaan berkewajiban untuk
menyampaikan laporan keuangan yang di dalamnya terdapat informasi EPS.

EPS merupakan salah satu rasio yang dapat digunakan untuk


mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan. Menurut Kieso, et al. (2019) “earning

12
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
per share adalah rasio yang digunakan untuk mengukur pendapatan bersih yang
diperoleh dari setiap lembar saham biasa”. Sedangkan menurut Sigalingging, et al.
(2021), “earning per share ialah wujud pemberian laba pada investor per lembar
saham”. Jadi dapat disimpulkan bahwa earning per share merupakan rasio yang
menunjukkan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh investor untuk
setiap lembar saham yang dimilikinya. Sehingga, EPS yang semakin tinggi dapat
meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya kembali. Kenaikan
dan penurunan Earning Per Share (EPS) dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Beberapa faktor penyebab peningkatan dan penurunan EPS adalah sebagai


berikut (Ibnu, 2021) :

1. Faktor Penyebab Peningkatan EPS :

- Jumlah dari laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa beredar
turun.
- Jumlah dari laba bersih meningkat dan jumlah lembar saham biasa
yang beredar tetap.
- Laba bersih menurun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar
juga menurun.
- Jumlah persentase kenaikan laba bersih lebih tinggi dibandingkan
dengan jumlah persentase kenaikan lembar saham biasa yang beredar.
- Jumlah persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar
lebih besar dari pada persentase penurunan laba bersih.

2. Faktor Penyebab Penurunan EPS :

13
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
- Jumlah laba bersih tetap dan jumlah lembar saham yang beredar
mengalami peningkatan.
- Jumlah laba bersih perusahaan mengalami penurunan sedangkan
jumlah lembar saham yang beredar tetap.
- Laba bersih mengalami penurunan dengan persentase yang lebih tinggi
dari pada persentase penurunan lembar saham biasa yang beredar.
- Jumlah lembar saham biasa yang beredar persentase peningkatannya
lebih besar dari persentase peningkatan laba bersih perusahan.

Menurut Wareza (2020), “Di tahun 2020 ini diperkirakan perusahaan-


perusahaan dalam negeri mayoritas akan terkena dampak negatif dari penyebaran
Covid-19, sehingga diperkirakan Earning Per Share (EPS) atau rasio laba per
saham untuk perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa tahun ini akan bergerak
negatif”. Namun, ternyata rata-rata EPS perusahaan manufaktur pada tahun 2020
tidak mengalami penurunan, melainkan mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya sebesar 245%. Berikut merupakan rata-rata earning per
share periode 2017-2020

Sektor 2017 2018 2019 2020


Industri barang konsumsi 1.945,78 2.017,53 1.941,95 3.239,51
Industri dasar dan kimia 104,19 142,19 124,57 120,46
Aneka industri 375,30 386,08 433,61 259,55
Rata-rata 808,43 848,60 833,38 1.206,51
Tabel 1.3 Rata-rata Earning Per Share Perusahaan Manufaktur 2017-2020

Menurut Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido, EPS yang
tinggi menunjukkan perusahaan mampu menghasilkan laba dan menunjukkan
bahwa return yang akan didapatkan per lembar saham tinggi (Rahmawati W. ,

14
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
2019). EPS dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja bagi manajemen agar
mampu menetapkan kebijakan strategis dan memberikan sinyal kepada investor
untuk menanamkan modal di masa mendatang. Penanaman modal kembali ini
akan memberikan dampak positif kepada perusahaan karena dapat memenuhi
kebutuhan modal. Begitupun sebaliknya, jika EPS suatu perusahaan rendah atau
mengalami penurunan maka investor akan ragu untuk menambahkan investasinya
di suatu perusahaan.

Dampak EPS terhadap keberhasilan perusahaan dalam memperoleh


tambahan modal dapat tergambar pada PT AKR Corporindo Tbk (AKRA),
AKRA membagikan dividen dua kali di tahun 2021 pada bulan Mei dan Agustus.
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menebar dividen Rp75 per saham pada 28 Mei
2021. Lalu pada 19 Agustus 2021, pembayaran dividen interim AKRA yaitu Rp60
per saham dengan jumlah dividen yang akan dibayarkan sebesar Rp 237 miliar.
Total EPS yang dibagikan dari tahun 2019-2022 terus meningkat secara
signifikan. Total EPS pada tahun 2019 senilai Rp. 36.06, lalu pada tahun 2020
menigkat di angka Rp. 46,71, lalu di tahun 2021 total EPS senilai Rp. 56,32
sampai di tingkat tertinggi yaitu di tahun 2022, EPS senilai Rp. 79. Total earning
per share berbanding lurus dengan pendapatan bersih yang didapatkan oleh
perusahaan. Dari tahun 2019-2022, laba bersih PT AKR Corporindo pada tahun
2019 senilai Rp. 699 miliar, pada tahun 2020 meningkat menjadi Rp. 962 miliar
sampai tahun 2021 naik senilai Rp. 1.135 miliar, sampai pada kuartal ketiga tahun
2022 mendapat keuntungan bersih Rp. 608 miliar.

Selain PT. AKR Corporindo Tbk, PT United Tractors Tbk (UNTR) juga
menjadi contoh bahwa jumlah dividen yang dibagikan berbanding lurus dengan
jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan oleh perusahaan pada tahun berjalan.
15
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Sesuai RUPS bulan September 2021, diperoleh informasi pembagian dividen
interim yang rencananya akan dibagikan senilai Rp335 per saham. Pembagian
dividen dilakukan pada bulan Oktober 2021. Dengan naiknya laba bersih UNTR
tahun 2021 sebesar 71% dari Rp6,0 triliun menjadi Rp10,3 triliun, bisa dipastikan
pembagian dividen final yang diperkirakan bulan April 2022 juga akan meningkat
besarannya. Pada tahun 2019 total EPS pada tahun berjalan senilai Rp. 3.033 lalu
mengalami penurunan drastis pada tahun 2020 menjadi Rp. 1.609, pada tahun
2021 terjadi kenaikan sebesar 71% menjadi Rp. 2.756. sampai pada tahun 2022
mengalami kenaikan drastis, total EPS tahun 2022 sebesar Rp. 5.679. Sedangkan
laba tahun berjalan PT. United Tractors pada tahun 2019 sebesar Rp. 11.134.641
miliar lalu mengalami penurunan laba tahun berjalan di tahun 2020 sebesar Rp.
5.632.425 miliar, pada tahun 2021 mengalami kenaikan pendapatan laba tahun
berjalan sebesar 88% menjadi Rp. 10.608.267 miliar. lalu sampai kuartal ketiga
tahun 2022 PT. United Tractors mendapat keuntungan bersih senilai Rp. 5.138.
537 miliar.

Dari kedua contoh perusahaan diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah


dividen yang dibagikan berbanding lurus dengan jumlah pendapatan bersih yang
dihasilkan oleh perusahaan pada tahun berjalan. kedua perusahaan tersebut
memperoleh pendapatan bersih yang besar sehingga mampu membagikan dividen
dalam jumlah yang besar juga. EPS yang bernilai tinggi akan mendorong dividen
yang diterima investor akan semakin tinggi. jika dividen yang diterima investor
semakin tinggi, maka minat investor dalam berinvestasi akan semakin tinggi juga.

Berdasarkan kedua kasus tersebut, menunjukkan bahwa EPS merupakan


salah satu rasio yang penting untuk diperhatikan oleh emiten maupun investor,
sehingga EPS menjadi penting untuk diteliti. Penelitian ini mencoba mencari tahu

16
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
faktor yang diperkirakan mempengaruhi EPS yaitu Net Profit Margin, Total Asset
turnover, rasio solvabilitas dan rasio likuiditas terhadap Earning per Share.

Menurut Wijayanto, E., Rois, M., Indrasari, L., & Widodo, S. (2022).
Menjelaskan bahwa Net Profit Margin merupakan rasio antara laba bersih (net
profit) yaitu penjualan yang sudah dikurangi seluruh biaya termasuk pajak
dibandingkan dengan penjualan. Menurut Pibrianti dan Raina Linda (2013) Net
Profit Margin (NPM) adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan
(laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari
kegiatan operasionalnya (penjualan bersih). Net Profit Margin yang tinggi
memberikan kontribusi nyata dalam mempengaruhi tingginya Earning Per
Share yang dibagikan perusahaan kepada para investor. Menurut Umam et al.
(2019), Semakin tinggi Net Profit Margin semakin baik karena mencerminkan
perusahaan telah mengoptimalkan penjualan. Sehingga hal ini akan
mempengaruhi tingkat keuntungan bersih yang tinggi juga untuk perusahaan.
Jika perusahaan memperoleh keuntungan bersih yang tinggi, maka perusahaan
dianggap dapat meninggalkan keuntungan yang tinggi juga untuk setiap lembar
saham yang dimiliki perusahaan kepada para investor. Hal ini berarti Net
Profit Margin yang tinggi dapat menjadi sinyal positif bagi investor yang hendak
melakukan kegiatan investasi di perusahaan tersebut.Hal ini sejalan dengan
penelitian (Hasibuan, 2014; Rita Satria, 2019; Umam et al., 2019) yang
menyatakan bahwa Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Earning Per Share. Namun, hasil penelitian ini bertolak belakang
dengan penelitian menurut Wijayanto, E., Rois, M., Indrasari, L., & Widodo, S.
(2022) yang menyimpulkan bahwa Net Profit Margin tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Earning Per Share.

17
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Menurut Dewi, A. I. C. B. (2021), “Total Asset Turnover (TATO)
merupakan rasio antara penjualan (bersih) terhadap total asset yang digunakan
oleh operasional perusahaan”. Rasio ini menunjukkan kemampuan aset
perusahaan dalam menghasilkan total penjualan bersih. Semakin tinggi rasio total
asset turnover menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam penggunaan
asetnya untuk menghasilkan penjualan bersih. Penggunaan aset yang efektif bisa
dilakukan dengan cara perusahaan mengganti mesin produksi yang sebelumnya
belum terotomatisasi dalam tahapan produksinya dan masih membutuhkan
bantuan tenaga kerja menjadi menggunakan mesin yang lebih canggih sehingga
semua proses dilakukan dengan otomatis. Dengan mengubah proses produksi
menjadi menggunakan mesin yang lebih canggih maka proses produksi akan
menjadi lebih cepat, resiko terjadi kesalahan akan lebih rendah, dan dapat
memenuhi jumlah permintaan yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat
sehingga ketika ada pelanggan yang ingin membeli produk yang dijual oleh
perusahaan dalam jumlah yang besar dan membutuhkannya dalam jangka waktu
yang cepat maka perusahaan akan mampu untuk memenuhi jumlah permintaan
tersebut sehingga akan meningkatkan penjualan perusahaan. Semakin tinggi
penjualan perusahaan maka akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Selain
itu, dengan beralih menggunakan mesin yang lebih canggih, maka jumlah tenaga
kerja produksi yang dibutuhkan akan menjadi lebih sedikit sehingga jumlah biaya
tenaga kerja produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan akan berkurang,
dan dapat mengurangi resiko kerugian yang terjadi akibat kesalahan dalam proses
produksi. Sehingga COGS untuk setiap unit produk yang dihasilkan akan lebih
rendah. Pendapatan yang meningkat disertai dengan pengelolaan beban yang
efisien maka akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Peningkatan laba bersih
dengan rata-rata jumlah saham beredar tetap maka akan membuat EPS meningkat.
Sehingga, semakin tinggi TATO maka kecenderungan EPS yang meningkat akan
18
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
semakin tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dari Thohirin, dan Purnamawati
(2021) menunjukkan bahwa total asset turnover berpengaruh positif dan
signifikan terhadap earning per share. Sedangkan, hasil penelitian dari
Sigalingging, et al. (2021), menunjukkan bahwa total asset turnover berpengaruh
tidak signifikan terhadap earning per share.

Faktor lain yang mempengaruhi earning per share adalah rasio


solvabilitas. Menurut Astutik, et al. (2019) “Rasio Solvabilitas (Leverage) adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai
dengan utang. Rasio solvabilitas dapat digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajibannya dengan menggunakan modal ataupun
aset yang dimilikinya dalam jangka panjang”. Rasio solvabilitas dalam penelitian
ini diproksikan dengan Debt To Equity Ratio (DER). “Debt to equity ratio
merupakan perbandingan antara total utang terhadap total ekuitas yang dimiliki
perusahaan.” (Haryani & Priantinah, 2018). DER yang rendah menandakan bahwa
sumber pendanaan perusahaan sebagian besar berasal dari ekuitas dibandingkan
dengan utang. Sedikitnya utang yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan
bahwa risiko gagal bayar dalam mengembalikan pinjaman kepada kreditor dan
beban bunga yang harus ditanggung oleh perusahaan juga rendah. Sehingga,
dengan beban bunga yang rendah maka dapat meningkatkan laba perusahaan.
Selain itu, perusahaan juga dapat memanfaatkan dana berupa kas yang berasal
dari ekuitas tersebut untuk melakukan ekspansi bisnis dalam bentuk penambahan
pabrik di berbagai wilayah, sehingga produk yang dijual dapat di distribusikan ke
wilayah-wilayah dengan jangkauan yang lebih luas dan dengan ongkos kirim yang
lebih rendah karena lokasi pabriknya berada di berbagai cabang sehingga akan
meningkatkan produktivitas perusahaan. Peningkatan produktivitas perusahaan
maka akan meningkatkan penjualan. Ketika jumlah penjualan perusahaan

19
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
meningkat, maka akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Sehingga dengan
meningkatnya pendapatan perusahaan disertai dengan pengelolaan beban yang
efisien maka akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Peningkatan laba bersih
dengan rata-rata jumlah saham beredar tetap maka akan membuat EPS meningkat.
Sehingga, semakin rendah rasio solvabilitas maka kecenderungan EPS yang
meningkat akan semakin tinggi. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian dari
Karlina, dan Ramadhan (2019) yang menunjukkan bahwa DER berpengaruh
signifikan terhadap EPS. Sedangkan hasil penelitian dari Sigalingging, et al.
(2021) menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap
earning per share.

Faktor lain yang mempengaruhi EPS adalah rasio likuiditas. Menurut


Dewi, A. I. C. B. (2021). “rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek”.
Salah satu dari rasio likuiditas adalah current ratio. “Rasio ini menunjukkan
sejauh mana aset lancar perusahaan mencukupi untuk menutupi liabilitas lancar”
(Jaya & Wirama, 2017). Perhitungan current ratio dapat dilakukan dengan cara
membandingkan antara total aset lancar dengan total utang lancar. Current ratio
yang tinggi pada suatu perusahaan menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan
dalam membayar current liability dengan current asset semakin besar sehingga
menandakan bahwa perusahaan memiliki modal kerja (net working capital) yang
tinggi. Modal kerja tersebut dapat berupa kas yang dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan untuk membeli bahan baku dalam jumlah yang lebih besar sehingga
perusahaan bisa mendapatkan volume/purchase discount sehingga akan
berdampak pada menurunnya COGS untuk setiap unit produk yang dihasilkan
perusahaan. Dengan meningkatnya jumlah bahan baku yang dimiliki oleh
perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi sehingga jumlah

20
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
produk yang dapat dijual oleh perusahaan menjadi lebih banyak dan akan
meningkatkan penjualan. Selain itu, kas tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan untuk mengefisiensikan beban yaitu dengan melunasi utang usaha
perusahaan dalam periode discount. Cara lain untuk mengefisiensian beban juga
dapat dilakukan dengan perusahaan menetapkan kebijakan pemberian piutang
dengan memberikan penentuan batas kredit dan melakukan screening kemampuan
pembayaran sebelum memberikan pinjaman. Sehingga dengan menetapkan
kebijakan pemberian piutang, diharapkan jumlah piutang yang tak tertagih akan
semakin kecil. Pendapatan yang meningkat diimbangi dengan penggunaan biaya
yang efisien maka akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Peningkatan laba
bersih dengan rata-rata jumlah saham beredar tetap maka akan membuat EPS
meningkat. Sehingga, semakin tinggi rasio likuiditas maka kecenderungan EPS
yang meningkat akan semakin tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Jannah dan
Rahayu (2018) menunjukkan bahwa rasio likuiditas berpengaruh positif terhadap
earning per share. Sedangkan hasil penelitian dari Anwar, Wijayanti, dan
Mudhofar (2020) menyatakan bahwa “rasio likuiditas yang diproksikan dengan
current ratio tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap earning per share”.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh


Dewi, A. I. C. B. (2021) dengan perbedaan sebagai berikut :

1. Penelitian ini menambahkan variabel independen Net Profit Margin yang


mengacu pada Wijayanto, E., Rois, M., Indrasari, L., & Widodo, S. (2022)
2. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2019-2022, sedangkan objek yang
digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi, A. I. C. B. (2021)
adalah Perusahaan Property, Real Estate, dan kontruksi bangunan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2019.

21
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Penjelasan terkait dengan fenomena, dan dukungan teori yang telah
disampaikan di atas menjadi latar belakang dari pengajuan penelitian ini. Dengan
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi earning per share, dan
berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, ditetapkan judul dari
penelitian ini adalah “Pengaruh Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Rasio
Solvabilitas dan Rasio Likuiditas Terhadap Earning Per Share.”

1.2 Batasan Masalah


1. Variabel dependen yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Earning per Share sedangkan variabel independen yang digunakan adalah
Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Rasio Solvabilitas dan Rasio
Likuiditas.
2. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun
2019 sampai dengan tahun 2022.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Earning per


Share?
2. Apakah Total Asset Turnover berpengaruh positif terhadap Earning per
Share?
3. Apakah Rasio Solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio
(DER) berpengaruh positif terhadap Earning per Share?
4. Apakah Rasio Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CR)
berpengaruh positif terhadap Earning per Share?

22
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai :

1. Pengaruh positif Net Profit Margin terhadap Earning per Share.


2. Pengaruh positif Total Asset Turnover terhadap Earning per share.
3. Pengaruh negative Rasio Solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap Earning per Share.
4. Pengaruh positif Rasio Likuiditas yang diproksikan dengan Current
Ratio (CR) terhadap Earning per Share.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
masukan kepada perusahaan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap earning per share, sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi
perusahaan dalam membuat suatu kebijakan dan keputusan.

2. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai pengalaman
dalam melakukan penelitian dan penelitian ini juga dapat berguna untuk
menambah informasi dan pengetahuan mengenai earning per share.
Selain itu, penelitian ini dapat melatih kemampuan dan keterampilan
berpikir dalam hal penyelesaian masalah yang akan bermanfaat bagi
masa depan.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan tambahan pertimbangan
dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu Pengaruh

23
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Rasio Solvabilitas dan Rasio
Likuiditas terhadap Earning per Share perusahaan sektor manufaktur
yang terdaftar di BEI.
4. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu Akuntansi terutama yang berkaitan dengan pengaruh
Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Rasio Solvabilitas dan Rasio
Likuiditas terhadap Earning per Share.
5. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
gambaran lebih dalam mengenai pengaruh Net Profit Margin, Total
Asset Turnover, Rasio Solvabilitas dan Rasio Likuiditas terhadap
Earning per Share, dan dapat memberikan nilai tambah serta menambah
wawasan bagi pembaca.

1.6 Sistematika Penulisan


1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

2. BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini membahas tentang landasan teori, penelitian terdahulu, hubungan
antara variabel, kerangka pemikiran, hipotesis dan model penelitian.

24
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
3. BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang gambaran umum objek penelitian, metode
penelitian, variabel penelitan, teknik pengumpulan data, teknik
pengambilan sampel dan teknik analisis yang digunakan untuk pengujian
hipotesis.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Sinyal


“Teori signal membahas bagaimana seharusnya signal-signal keberhasilan
atau kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik (principal). Teori

25
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
signal menjelaskan bahwa pemberian signal dilakukan oleh manajemen untuk
mengurangi informasi asimetris. Teori signal menjelaskan mengapa perusahaan
mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada
pihak eksternal. Dorongan tersebut timbul karena adanya informasi asimetris
antara perusahaan (manajemen) dengan pihak dimana manajemen mengetahui
informasi internal perusahaan yang relative lebih banyak dan lebih cepat
dibandingkan pihak luar seperti investor dan kreditor” (Nurjanah & Hakim, 2018).
Menurut Muwardi (2010) dalam Ravelita et al. (2018) “Signaling theory (Teori
Sinyal) dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk
memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam perusahaan pada umumnya
memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat berkaitan dengan kondisi dan
prospek perusahaan dibandingkan dengan orang di luar perusahaan. Asumsi
utama dalam teori ini bahwa manajemen mempunyai informasi yang akurat
tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar dan manajemen
adalah orang yang selalu berusaha untuk memaksimalkan insentif yang
diharapkan”.

Menurut Panjaitan (2019) “Teori sinyal (signal theory) menekankan kepada


pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan
investasi pihak di luar perusahaan”. “Laporan keuangan dapat digunakan untuk
mengambil keputusan bagi para investor, laporan keuangan merupakan bagian
terpenting dari analisis fundamental perusahaan” (Nurjanah & Hakim, 2018).
“Signalling Theory menjelaskan bahwa manajemen memiliki dorongan untuk
mengungkapkan informasi laporan keuangan kepada stakeholder. Hal ini
diharapkan mampu mengurangi asimetri informasi antara stakeholder dengan
manajemen sebagai pengelola perusahaan. Informasi yang diungkapkan oleh
manajemen merupakan sinyal dari manajemen untuk merealisasikan keinginan

26
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
pemilik. Keinginan pemilik salah satunya adalah adanya return, yang dapat
dianalisis dari laporan keuangan berupa Earning Per Share (EPS). Manajemen
berusaha mengungkapkan informasi yang diminati oleh investor dan pemegang
saham khususnya jika informasi tersebut merupakan berita baik seperti ketika
perusahaan membukukan laba yang meningkat setiap tahunnya. Informasi tersebut
diharapkan mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan. Pengungkapan EPS
merupakan sinyal positif bagi perusahaan kepada pengguna terutama investor dan
pemegang saham. Laba akuntansi juga merupakan salah satu sinyal dari informasi
di pasar modal. Informasi dalam (inside information) berupa kebijakan
manajemen, rencana manajemen, pengembangan produk, strategi bisnis dan
sebagainya tidak tersedia secara publik, akhirnya akan terefleksi dalam angka laba
yang dipublikasikan melalui laporan keuangan. Oleh karenanya, laba merupakan
sarana bagi perusahaan untuk memberikan sinyal kepada publik” (Yunia, 2018).

2.2 Pasar Modal


“Pasar modal adalah sarana bertemunya perusahaan maupun institusi lain
(misalnya pemerintah) yang membutuhkan dana dari masyarakat untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, dengan
masyarakat yang hendak menginvestasikan dana mereka. Untuk mendapatkan
pendanaan, perusahaan atau institusi tersebut menerbitkan saham atau surat utang,
dan masyarakat pemodal (investor) yang mendanai perusahaan maupun institusi
tersebut dengan membeli instrumen tersebut di pasar modal baik secara langsung,
maupun dalam bentuk reksadana. Karena itu pasar modal memiliki peran penting
bagi perekonomian suatu negara. Selain saham, obligasi, dan reksadana, pasar
modal juga memperdagangkan bentuk lain seperti waran, right, dan produk
derivatif lainnya” (Bursa Efek Indonesia, 2022). Secara umum, fungsi pasar
modal adalah sebagai berikut (Permata & Ghoni, 2019) :

27
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
1. Sebagai sarana penambah modal bagi usaha
Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar
modal. Saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-
perusahaan lain, lembaga, atau oleh pemerintah.
2. Sebagai sarana pemerataan pendapatan
Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan
memberikan dividen (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para
pembelinya (pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar
modal dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.
3. Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi
Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka
produktivitas perusahaan akan meningkat.
4. Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja
Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya
industri lain yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.
5. Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara
Setiap dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham akan
dikenakan pajak oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui
pajak ini akan meningkatkan pendapatan negara.
6. Sebagai indikator perekonomian negara
Sebagai salah satu instrumen ekonomi tentu dipengaruhi oleh lingkungan
baik ekonomi maupun non ekonomi dalam skala makro maupun mikro.
Dimana kondisi lingkungan mikro, meliputi kinerja perusahaan, perubahan
strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan atau dividen
perusahaan, sedangkan lingkungan ekonomi makro meliputi kebijakan-
kebijakan makro ekonomi seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal

28
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
maupun regulasi pemerintah dalam sektor riil dan keuangan dimana semua
itu akan mempengaruhi gejolak di pasar modal.

Pihak-pihak utama yang terlibat dalam transaksi jual beli saham di pasar modal
adalah emiten yang melakukan penjualan dan investor yang membeli instrumen
yang ditawarkan oleh emiten serta didukung oleh lembaga penunjang pasar modal
untuk melancarkan operasi pasar modal (Permata & Ghoni, 2019). Dalam
aktivitas pasar modal, terdapat pihak-pihak yang terlibat. Pihak tersebut meliputi
(Iskandar, 2017):

1. Emiten merupakan perusahaan yang melakukan emisi atau menjual surat


berharga di Bursa. Terdapat dua instrumen pasar modal yang dapat dipilih
oleh Emiten yang melakukan emisi yaitu instrumen yang bersifat
kepemilikan dengan cara menerbitkan saham dan instrumen utang dengan
menerbitkan obligasi. Tujuan emiten melakukan emisi adalah untuk
memperluas usaha dengan memanfaatkan modal dari investor, untuk
memperbaiki struktur modal dengan tujuan untuk menyeimbangkan modal
baik modal sendiri maupun asing sehingga biaya bunga dari utang tidak
terlalu besar, untuk mengadakan pengalihan pemegang saham dari yang
lama ke baru.
2. Investor merupakan pihak yang melakukan pembelian surat berharga atau
menanamkan modal yang dimilikinya kepada emiten yang melakukan
emisi dengan melakukan analisis-analisis keuangan maupun prospek usaha
sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian atau
penanaman modal kepada suatu emiten. Investor memiliki beberapa tujuan
dalam pasar modal, yaitu untuk memperoleh keuntungan berupa bunga
yang dibayar oleh emiten dalam bentuk dividen, untuk memiliki

29
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
kepemilikan perusahaan tersebut, dan untuk memperjualkan saham yang
dimiliki ketika harga naik sehingga dapat memperoleh keuntungan.
3. Para lembaga penunjang yang terdiri dari (Iskandar, 2017):
a. “Penjamin emisi (underwriter) merupakan lembaga yang menjamin
terjualnya saham atau obligasi sampai batas waktu tertentu dan
dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten”. Penjamin emisi
dibedakan menjadi 4 yaitu (Iskandar, 2017):
1) Full Commitment
Seluruh risiko terkait dengan saham dan obligasi yang tidak
terjual ditanggung oleh penjamin emisi dengan waktu yang
telah ditentukan sesuai harga penawaran di pasar
(kesanggupan penuh) (Iskandar, 2017).
2) Best Effort Commitment
Penjamin emisi berusaha menjual saham dan obligasi
emiten tetapi jika tidak terjual maka saham dan obligasi
tersebut akan dikembalikan ke emiten. Penjamin emisi
tidak memiliki kewajiban untuk membeli saham yang tidak
terjual (Iskandar, 2017).
3) Standby Commitment
Penjamin emisi membeli saham atau obligasi emiten yang
tidak laku dengan syarat harganya lebih rendah
dibandingkan harga penawaran pasar (Iskandar, 2017).
4) All or None Commitment
Jika ada sebagian efek yang ditawarkan oleh emiten tidak
terjual maka seluruh penjualan efek tersebut akan
dibatalkan dan sebagian efek yang sebelumnya telah dibeli

30
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
investor akan dibatalkan dan dikembalikan kepada emiten
(Harun, 2017).
b. Perantara perdagangan efek (broker/pialang) yang berfungsi untuk
menjadi perantara antara investor dan emiten dengan membantu
menjual efek kepada investor dan memberikan informasi kepada
investor mengenai emiten.
c. Perdagangan efek (dealer) merupakan pedagang yang membeli
efek dan melakukan penjualan efek di akunnya sendiri.
d. Penanggung (guarantor) merupakan lembaga yang bertugas untuk
meyakinkan investor atas risiko-risiko yang mungkin muncul
seperti ketika emiten mengalami kebangkrutan atau perusahaannya
bubar dan emiten tidak dapat mengembalikan jumlah pinjaman
beserta bunganya maka penanggung yang akan menanggung
kerugian tersebut.
e. Wali Amanat (trustee) bertugas sebagai wali investor sehingga
wali amanat dapat mewakili pihak investor dalam obligasi. Hal
yang biasa dilakukan oleh wali amanat adalah memberikan saran
kepada investor mengernai emiten, mengawasi perkembangan
emiten, menilai kekayaan emiten, menganalisis kinerja emiten,
mengawasi pembayaran bunga dan pokok obligasi.
f. Perusahaan surat berharga (securities company) merupakan
perusahaan yang bergerak hanya di perdagangan surat berharga
yang terdaftar di Bursa. Hal yang dilakukan perusahaan berharga
bisa sebagai pengelola dana, penjamin emisi, pedagang efek, dan
perantara perdagangan efek.
g. Perusahaan pengelola dana (investment company) merupakan
perusahaan yang bertugas sebagai penyimpan dana dan pengelola
31
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
dana atau surat berharga yang diharapkan akan menguntungkan
sesuai dengan keinginan dari investor.
h. Kantor administrasi efek merupakan kantor yang membantu
administrasi investor dan emiten, seperti membantu emiten dalam
melakukan emisi, menyusun daftar pemegang saham, membuat
laporan yang dibutuhkan dalam rangka emisi, dan menyiapkan
koresponden emiten kepada pemegang saham.

Pasar modal dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan transaksinya yaitu pasar
perdana dan pasar sekunder. “Pasar perdana adalah pasar dimana efek-efek atau
surat berharga diperdagangkan pertama kalinya ke masyarakat sebelum dicatatkan
di Bursa Efek. Sedangkan pasar sekunder adalah kelanjutan di pasar perdana,
pasar dimana efek-efek yang dicatatkan di Bursa Efek diperjual-belikan” (Otoritas
Jasa Keuangan, 2022). JATS NEXT-G merupakan fasilitas yang digunakan untuk
melakukan perdangan Efek di Bursa. Hanya Anggota Bursa (AB) yang juga
menjadi Anggota Kliring KPEI yang dapat melakukan Perdagangan Efek.
Mekanisme perlaksanaan perdagangan di Bursa adalah sebagai berikut (Bursa
Efek Indonesia, 2022) :

1. Pra-pembuka
Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan
beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan
harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection. Harga pembukaan terbentuk
berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli
terbanyak yang dapat dialokasikan oleh JATS NEXT-G pada harga
tertentu pada periode pra-pembukaan. Seluruh penawaran jual dan atau
permintaan beli yang tidak teralokasi di pra-pembukaan, akan diproses
secara langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan atau

32
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
permintaan beli) pada sesi I perdagangan, kecuali harga penawaran jual
dan atau permintaan beli tersebut melampaui batasan auto rejection.
2. Pra-penutupan dan pasca penutupan
Pada masa pra-penutupan, Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran
jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan
perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan auto
rejection. JATS melakukan proses pembentukan harga penutupan dan
memperjumpakan penawaran jual dengan permintaan beli pada harga
penutupan berdasarkan price and time priority. Dalam pelaksanaan pasca
penutupan, Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli pada harga penutupan, dan JATS memperjumpakan
secara berkelanjutan (continuous auction) atas penawaran jual dengan
permintaan beli untuk Efek yang sama secara keseluruhan maupun
sebagian pada harga penutupan berdasarkan time priority.
3. Pasar Reguler dan Pasar Tunai
Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke
dalam JATS NEXT-G diproses oleh JATS NEXT-G dengan
memperhatikan prioritas harga (price priority) yaitu permintaan beli pada
harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli pada
harga yang lebih rendah sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih
rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih
tinggi, dan prioritas waktu (time priority) yaitu bila penawaran jual atau
permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS NEXT-G
memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang
diajukan terlebih dahulu.
4. Pasar Negosiasi

33
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar
menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antara Anggota
Bursa atau Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau Nasabah dengan
Anggota Bursa. Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar
tersebut diproses melalui JATS NEXT-G. Anggota Bursa dapat
menyampaikan penawaran jual dan atau permintaan beli melalui papan
tampilan informasi (advertising) dan bisa diubah atau dibatalkan sebelum
kesepakatan dilaksanakan di JATS NEXT-G. Kesepakatan mulai
mengikat pada saat terjadi penjumpaan antara penawaran jual dan
permintaan beli di JATS NEXT-G.
5. Satuan Perdagangan
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan
perdagangan (round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) efek.
6. Auto Rejection
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke
dalam JATS NEXT-G adalah harga penawaran yang masih berada di
dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa memasukkan harga
diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh
JATS NEXT-G (auto rejection).
7. Penyelesaian Transaksi Bursa
Penyelesaian transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara
Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI.

2.3 Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan

34
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai
tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka
pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)”
(BEI, 2022). Perusahaan go public merupakan perusahaan yang menjual dan
menawarkan sebagian sahamnya kepada publik dan mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Indonesia (Bursa Efek Indonesia, 2020). Manfaat perusahaan go
public adalah (Lathifa, 2021) :

1. Untuk mendapatkan sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk


melakukan ekspansi dan digunakan sebagai modal oleh perusahaan untuk
pengembangan usaha
2. Agar lebih dikenal dan dipercaya oleh bank karena sudah IPO sehingga
akses kepada perbankan akan lebih mudah
3. Akses masuk ke pasar uang akan lebih mudah dengan menerbitkan surat
utang jangka panjang maupun pendek
4. Memberikan keunggulan kompetitif
5. Dapat menerbitkan saham baru untuk membiayai biaya akuisisi
perusahaan lain
6. Meningkatkan kemampuan going concern,
7. Meningkatkan citra perusahaan,
8. Meningkatkan nilai perusahaan.

Selain bermanfaat, perusahaan yang menerbitkan sahamnya di Bursa Efek


juga memiliki beberapa resiko yaitu resiko berbagi kepemilikan dan adanya
kewajiban untuk mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku (Bursa Efek

35
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Indonesia, 2020). Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi perusahaan go
public, yaitu (Lathifa, 2021) :

1. Perseroan Terbatas (PT) sudah beroperasi sekurang-kurangnya 12 bulan


2. Perusahaan memiliki aset bersih berwujud sekurang-kurangnya
Rp5,000,000,000 (lima miliar rupiah) dengan laporan keuangan audit
tahun buku terakhir memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian dari
akuntan publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3. Menjual sekurang-kurangnya 150 juta saham atau 20% dari jumlah saham
yang diterbitkan untuk ekuitas kurang dari Rp500,000,000,000 (lima ratus
miliar Rupiah); 15% dari jumlah saham yang diterbitkan untuk ekuitas
mulai dari Rp500,000,000,000 (lima ratus miliar Rupiah) sampai dengan
Rp2,000,000,000,000 (2 triliun Rupiah); 10% dari jumlah saham yang
diterbitkan untuk ekuitas lebih dari Rp2,000,000,000,000 (2 triliun
Rupiah).
4. Jumlah pemegang saham publik sekurang-kurangnya 500 pihak.

Calon emiten harus menyiapkan beberapa hal dalam penawaran umum untuk
menjadi perusahaan publik, yaitu persetujuan dari pemegang saham pendiri dalam
RUPS, selanjutnya perusahaan menunjuk penjamin emisi serta lembaga dan
profesi penunjang Pasar Modal yang berfungsi untuk membantu emiten
mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan (Laporan Keuangan yang
diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar di OJK, anggaran dasar berikut
amandemennya yang disiapkan Notaris dan disahkan oleh instansi yang
berwenang, legal audit dari Konsultan Hukum yang terdaftar di OJK, Laporan
Penilaian dari Penilai Independen yang terdaftar di OJK, jika ada, Prospektus
Penawaran Umum, dan beberapa dokumen lain sebagaimana yang diatur dalam
ketentuan yang berlaku), termasuk upaya lain agar penawaran umum tersebut

36
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
berjalan dengan lancar. Tahap terakhir yang perlu dilakukan untuk menjadi
perusahaan publik yang sahamnya dicatat dan diperdagangkan di Bursa,
perusahaan harus mengajukan permohonan pencatatan dengan melampirkan
dokumen-dokumen yang diperlukan kepada Bursa. Jika informasi dan dokumen
tersebut sudah lengkap dan cukup, maka dalam waktu 10 hari Bursa akan
memberikan persetujuan yang disebut Perjanjian Kontrak Pendahuluan Pencatatan
Efek. Setelah mendapat Perjanjian Pendahuluan dari Bursa, calon emiten tersebut
mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada OJK untuk melakukan Penawaran
Umum. Jika pernyataan tersebut dinilai efektif oleh OJK maka penawaran umum
dapat dilakukan. Ketika masa penawaran umum selesai, maka perusahaan resmi
menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa
(Bursa Efek Indonesia, 2020).

Beberapa alasan saham diminati oleh investor adalah karena investor bisa
mendapatkan keuntungan berupa dividen dan capital gain ketika memutuskan
untuk membeli saham suatu perusahaan, dan investor memiliki hak atas
kepemilikan saham tersebut (Jannah & Rahayu, 2018). Saham dapat dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu (Weygandt et al., 2019) :

1. Ordinary Shares (Saham Biasa)


Ordinary shares merupakan total kas dan aset lainnya yang dibayarkan
kepada perusahaan oleh pemegang saham untuk ditukarkan dengan
saham.
2. Preference Shares (Saham Istimewa)
Preference shares adalah saham yang memiliki preferensi atau
keistimewaan yang tidak dimiliki saham biasa. Pemegang saham ini
diprioritaskan untuk mendapatkan dividen dan aset ketika terjadi
likuidasi pada perusahaan.

37
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
3. Treasury Shares
Treasury shares merupakan saham milik perusahaan sendiri yang
dibeli kembali. Perusahaan melakukan pembelian kembali atas
sahamnya yang telah beredar atas beberapa alasan, yaitu:
a) Untuk diberikan kepada karyawan sebagai bonus atau
kompensasi dalam bentuk saham.
b) Sebagai sinyal bagi pasar bahwa menurut manajemen harga
saham perusahaan underprice, dengan harapan harga saham
akan meningkat.
c) Agar dapat memperoleh tambahan saham untuk mengakuisisi
perusahaan lain.
d) Untuk mengurangi jumlah saham beredar sehingga
meningkatkan laba per lembar saham (earnings per share)

Jurnal yang dicatat ketika perusahaan melakukan pembelian treasury shares


adalah sebagai berikut (Weygandt et al., 2019) :

Treasury shares xxx

Cash xxx

Jika perusahaan menjual kembali treasury shares yang dimiliki di atas harga
perolehan, maka pencatatan yang dilakukan adalah sebagai berikut (Weygandt
et al., 2019):

Cash xxx
Treasury shares xxx
Share premium – trasury shares xxx

38
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Jika perusahaan menjual kembali treasury shares di bawah harga perolehan,
maka pencatatannya adalah sebagai berikut (Weygandt et al., 2019):

Cash xxx
Share premium – treasury shares xxx
Treasury shares xxx

Salah satu instrumen dalam pasar modal yang paling banyak peminatnya
adalah saham karena ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh oleh investor
jika memiliki saham suatu perusahaan (Pratama, Azizah, & Nurlaily, 2019). Ada
dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham,
yaitu (BEI, 2022) :

1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam
RUPS.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder. Misalnya investor membeli saham ABC dengan harga per
saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham
yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500
untuk setiap saham yang dijualnya.

39
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
BEI (2022) juga mengemukakan bahwa terdapat beberapa resiko yang dihadapi
ketika melakukan investasi saham. Resiko tersebut antara lain :

1. Capital Loss
Capital loss adalah suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih
rendah dari harga beli.
2. Rasio Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan,
atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari
pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika
masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut,
maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang
saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka
pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut.
Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk
itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan.

Menurut Weygandt et al. (2019), ketika menerbitkan saham, perusahaan


dihadapkan pada beberapa pertimbangan, yaitu :

a) Authorized shares
Menunjukkan jumlah saham yang diotorisasikan perusahaan untuk dijual.
Jumlah authorized shares pada saat pendirian biasanya digunakan untuk
mengantisipasi kebutuhan modal awal dan selanjutnya.
b) Issuance of shares
Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam
menetapkan harga pada saat saham diterbitkan, yaitu laba masa depan
40
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
yang diantisipasi perusahaan, tingkat dividen per saham yang diharapkan,
posisi keuangan saat ini, keadaan ekonomi saat ini, serta kondisi pasar
sekuritas saat ini.
c) Market price of shares
Harga per saham ditentukan oleh adanya interaksi antara pembeli dan
penjual. Umumnya, harga yang ditetapkan oleh pasar cenderung mengikuti
tren pendapatan perusahaan dan dividen yang hendak diberikan.
d) Par and no-par value shares
Par value shares atau nilai nominal saham adalah saham biasa yang nilai
per sahamnya telah ditetapkan oleh charter. Sedangkan no-par value
shares adalah saham biasa yang nilainya belum diberikan oleh charter.

2.4 Earning Per Share


Menurut Weygandt et al. (2019) “Earning per share adalah ukuran laba bersih
yang diperoleh dari setiap saham biasa. EPS dihitung dengan membagi laba bersih
yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar selama tahun tersebut. Hasil perhitungan EPS
merupakan ukuran laba bersih per saham yang dapat digunakan untuk
menentukan profitabilitas”. Sedangkan menurut Koerniawan, Affan dan
Musviyanti (2019) “Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham adalah
tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih
perusahaan pada saat menjalankan operasinya”. Menurut Kieso et al. (2018)
“Umumnya perusahaan melaporkan informasi Earning Per Share (EPS) di bawah
laba bersih dalam Laporan Laba Rugi”.

41
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Perhitungan earning per share menunjukkan jumlah pendapatan bersih
yang berlaku untuk setiap saham biasa. Oleh karena itu, dalam menghitung EPS,
jika ada dividen preferen yang diumumkan untuk periode tersebut, kita harus
menguranginya dari laba bersih untuk menentukan laba yang tersedia bagi
pemegang saham biasa (Weygandt et al. 2019). Menurut Alwi (2006) dalam Indah
dan Parlia (2017) para investor maupun calon investor menggunakan EPS untuk
menilai profitabilitas perusahaan karena perhitungan EPS memperlihatkan jumlah
return yang akan diperoleh dari setiap lembar saham yang dimiliki oleh para
pemegang saham. Sehingga EPS yang tinggi menunjukkan bahwa return yang
akan diterima oleh para pemegang saham juga semakin tinggi. Sedangkan,
semakin rendah EPS menunjukkan bahwa perusahaan tidak berhasil memberikan
keuntungan yang tinggi kepada para pemegang sahamnya (Wartono, 2018).

Earning per share dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu


perusahaan. Jika EPS perusahaan tinggi, maka investor akan lebih tertarik untuk
menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut karena beberapa manfaat
yang mungkin diperoleh investor ketika menanamkan modalnya pada suatu
perusahaan adalah keuntungan dari pembagian dividen dan juga capital gain. Jika
EPS suatu perusahaan rendah, maka dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan
juga akan rendah. Sehingga, investor akan lebih memilih untuk menanamkan
modalnya kepada perusahaan dengan EPS yang tinggi daripada yang rendah (Diaz
dan Jufrizen, 2014 dalam Jannah dan Rahayu, 2018).

Menurut Kieso et al., (2018) Earning Per Share (EPS) dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :

1. Earning Per Share (EPS)-Simple Capital Structure (struktur


modal sederhana)

42
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Simple Capital Structure merupakan struktur modal yang terdiri dari
saham biasa saja atau dapat juga terdiri dari berbagai macam saham tapi
secara potensial tidak mempunyai efek dilutif. Jika suatu perusahaan
memiliki saham biasa maupun saham preferen yang beredar, maka
dividen saham preferen tahun berjalan dikurangi dari laba bersih untuk
memperoleh laba yang tersedia untuk pemegang saham biasa.
2. Earning Per Share (EPS)-Complex Capital Structure (struktur modal
kompleks).
Struktur modal kompleks termasuk potensi saham biasa yang memiliki
efek dilusi pada laba per saham biasa. Sekuritas dilutif adalah sekuritas
yang dapat dikonversi menjadi saham biasa dan setelah dikonversi,
sekuritas dilutif akan menurunkan earning per share. Bersifat struktur
modal kompleks ketika perusahaan mempunyai sekuritas konvertibel,
opsi, warran atau hak-hak lainnya atas konversi atau penggunaan yang
dapat mendilusi laba per saham. Menghitung EPS terdilusi mirip dengan
menghitung basic EPS. Perbedaannya adalah bahwa EPS dilusian
mencakup dampak dari seluruh potensi saham biasa dilutif yang beredar
selama periode tersebut. Beberapa sekuritas bersifat antidilutif. Sekuritas
antidilutif adalah sekuritas yang pada saat dikonversi atau pelaksanaan
meningkatkan laba per saham (atau mengurangi kerugian per saham).
Perusahaan dengan struktur modal yang kompleks tidak akan melaporkan
EPS terdilusi jika sekuritas dalam struktur modalnya bersifat antidilutif.
Tujuan penyajian EPS dasar dan dilusian adalah untuk
menginformasikan pengguna laporan keuangan tentang situasi yang
kemungkinan akan terjadi (basic EPS) dan juga untuk memberikan
situasi dilutif “kasus terburuk” (EPS dilutif). Ketika perusahaan
mengkonversi sekuritas dengan saham biasa maka perusahaan akan
43
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
mengukur efek dilutif dari potensi konversi pada EPS menggunakan
metode if-converted. Metode ini mengasumsikan konversi sekuritas
dilakukan awal periode atau pada saat penerbitan sekuritas, dan
menghapus bunga terkait, setelah pajak. Perusahaan menggunakan
metode treasury share untuk memasukkan opsi dan waran dan
ekuivalennya ke dalam EPS. Metode treasury mengasumsikan bahwa
opsi atau waran dilaksanakan pada awal periode dan bahwa perusahaan
menggunakan hasil tersebut untuk membeli saham biasa.

Menurut Kieso et al. (2018), perusahaan harus menyajikan informasi EPS


dasar dan terdilutif seperti :

Earning per ordinary share

Basic earnings per share xxx

Diluted earning per share xxx

Ketika pendapatan suatu periode termasuk operasi yang dihentikan, maka


perusahaan harus menunjukkan jumlah per saham sebagai berikut: pendapatan

44
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
dari operasi yang dilanjutkan, operasi yang dihentikan, dan laba bersih.
Perusahaan yang melaporkan operasi yang dihentikan harus mencantumkan
jumlah saham untuk item baris tersebut baik di pernyataan pendapatan atau di
catatan laporan keuangan (Kieso et al., 2018).

Basic earnings per share

Income from continuing operations xxx

Discontinued operations(loss)

Diluted earning per share

Income from continouing operations xxx

Discontinued operations (loss)

Menurut Weygandt et al. (2019) perhitungan EPS dapat


dirumuskan sebagaiberikut:

Laba Bersih
𝐸𝑃𝑆 =
Jumlah Saham beredar
(2. 1)

Menurut Weygandt et al (2019), “laba bersih merupakan jumlah dari


pendapatan penjualan yang dikurang dengan sales discount dan sales return
allowance setelah itu akan menghasilkan net sales. Kemudian net sales dikurang
dengan cost of good sold akan menghasilkan gross profit. Gross profit dikurang
45
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
dengan beban akan menghasilkan income from operation. Income from operation
dikurang dengan bunga obligasi dan wesel menghasilkan laba sebelum pajak.
Laba sebelum pajak dikurang dengan income tax akan menghasilkan laba bersih
setelah pajak”. Sedangkan menurut Widyaningrum dan Anshari (2017), laba
bersih merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban
perusahaan dalam suatu periode tertentu termasuk pajak. Menurut IAI (2020), net
income disajikan dalam Laporan Laba Rugi dengan contoh sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komperhensif Lain

46
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
PT XYZ
Laporan laba rugi dan penghasilan komperhensif lain untuk tahun
Penghasilan komperhensif lain tahun berjalan setelah
yang berakhir pada 31 Desember 2020
pajak xxx xxx
(dalam ribuan rupiah)
Total penghasilan komperhensif tahun berjalan xxx xxx
Laba yang dapat diatribusikan kepada: 2020 2019
Pemilik entitas induk xxx xxx
Pendapatan xxx xxx
Kepentingan non
Beban pokok penjualan
pengendali xxx
(xxx)
xxx
(xxx)
Laba bruto xxxxxx xxx
xxx
Penghasilan lain
Jumlah penghasilan komprehensif yang dapat diatribusikan xxx xxx
Biaya distribusi
kepada: (xxx) (xxx)
Beban administrasi
Pemilik entitas induk (xxx)
xxx (xxx)
xxx
Beban lain-lain non pengendali
Kepentingan (xxx)
xxx (xxx)
xxx
Biaya pendanaan (xxx)
xxx (xxx)
xxx
Bagian laba entitas asosiasi xxx xxx
Laba
Laba per sahampajak
sebelum (dalam rupiah) xxx xxx
Dasarpenghasilan
Beban pajak dan dilusian xxx
(xxx) xxx
(xxx)
Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan xxx xxx
Kerugian tahun berjalan dari operasi yang dihentikan (xxx) (xxx)
Laba tahun berjalan xxx xxx

Penghasilan komperhensif lain


Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Keuntungan revaluasi aset tetap xxx xxx
Pengukuran kembali atas program imbalan pasti (xxx) (xxx)
Bagian penghasilan komperhensif lain entitas asosiasi xxx xxx
Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan
direklasifikasi ke laba rugi (xxx) (xxx)
xxx xxx
Pos-pos yang akan direklasifikasikan ke laba rugi
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan xxx xxx
Aset keuangan tersedia untuk dijual xxx xxx
Lindung nilai atas arus kas xxx xxx
Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi
ke laba rugi xxx xxx
xxx xxx
47
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Tabel 2. 1 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komperhensif Lain Lanjutan

Sumber: IAI (2020)

Dividen merupakan pembagian uang tunai atau aset lainnya kepada pemegang
saham. Dividen mengurangi laba ditahan namun dividen bukanlah biaya. Sebuah
perusahaan pertama-tama akan menentukan pendapatan dan bebannya dan
kemudian menghitung laba bersih atau rugi bersih. Jika memiliki laba bersih, dan
memutuskan bahwa tidak memiliki penggunaan yang lebih baik untuk
penghasilan itu, sebuah perusahaan dapat memutuskan untuk membagikan
dividen kepada pemiliknya (pemegang saham) (Weygandt et al., 2019). Menurut
Weygandt et al. (2019), “Saham preferen memiliki ketentuan kontrak yang
memberi mereka beberapa preferensi atau prioritas atas saham biasa yaitu
distribusi pendapatan (dividen), dan aset jika terjadi likuidasi namun mereka
umumnya tidak memiliki hak suara”. Rumus untuk mencatat penerbitan saham
preferen (Weygandt et al., 2019) :

Cash xxx
Share Capital-Preference xxx
Share Premium-Preference xxx

Saham preferen sering mengandung fitur dividen kumulatif. Fitur ini


menetapkan bahwa pemegang saham preferen harus dibayar baik dividen tahun
berjalan maupun dividen tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum
pemegang saham biasa dibayar dividennya. Ketika saham preferen bersifat
kumulatif, maka dividen preferen yang tidak diumumkan dalam periode tertentu
disebut dividen tunggakan (Weygandt et al., 2019). Jika sebuah perusahaan
mengumumkan dividen atas saham preferen dan terjadi kerugian bersih,
perusahaan menambahkan dividen preferen ke dalam kerugian untuk tujuan

48
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
menghitung rugi per saham. Jika saham preferen bersifat kumulatif dan
perusahaan tidak mengumumkan dividen dalam tahun berjalan, itu mengurangi
(atau menambahkan) jumlah yang sama dengan dividen yang seharusnya
diumumkan untuk tahun berjalan hanya dari laba bersih (atau kerugian).
Perusahaan seharusnya telah memasukkan dividen tunggakan untuk tahun-tahun
sebelumnya dalam perhitungan tahun-tahun sebelumnya (Kieso et al., 2018).

Menurut Kieso, et al (2018), “Ekuitas umumnya terdiri dari sejumlah besar


saham. Ekuitas sering disubklasifikasi pada laporan posisi keuangan ke dalam
kategori berikut:

1. Share Capital,
2. Share Premium,
3. Retained Earnings,
4. Accumulated other comprehensive income,
5. Treasury shares,
6. Non controlling interest.

Menurut Weygandt et al. (2019), “outstanding share merupakan jumlah


saham yang dikeluarkan yang sedang dipegang oleh pemegang saham, sedangkan
authorized shares merupakan jumlah saham yang diizinkan untuk dijual oleh
perusahaan, dan issued shares merupakan jumlah saham yang diterbitkan oleh
perusahaan pada saat penawaran umum”. “Rata-rata jumlah saham yang beredar
merupakan rata-rata jumlah saham yang beredar selama periode tertentu
(outstanding share). Saham yang diterbitkan atau dibeli selama periode berjalan
mempengaruhi jumlah saham yang beredar. Dalam semua perhitungan earning per
share, rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama periode tersebut
merupakan dasar untuk jumlah per saham yang dilaporkan. Saham yang
diterbitkan atau dibeli selama periode tersebut mempengaruhi jumlah yang
49
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
beredar (Kieso et al., 2018). Berikut merupakan contoh cara menghitung WAOS
(Weygandt et al., 2019) :

Tabel 2. 2 Contoh Soal Perhitungan WAOS

Date Share Changes Shares Outstanding


January 1 Beginning balance 90.000
April 1 Issued 30,000 shares for 30.000
cash
Total 120.000
July 1 Purchased 39,000 shares (39.000)
Total 81.000
November 1 Issued 60,000 shares for 60.000
cash
December 31 Ending balance 141.000
Sumber: Weygandt et al. (2019)

Tabel 2. 3 Contoh Jawaban Perhitungan WAOS

Dates Outstanding Shares Fraction of Year Weighted Shares


Outstanding (SO) (FoY) (SO*FoY)
Jan. 1 - Apr. 1 90.000 3/12 22.500
Apr. 1 - July 1 120.000 3/12 30.000
July 1 - Nov. 1 81.000 4/12 27.000
Nov. 1 - Dec. 31 141.000 2/12 23.500
WAOS 103.000
Sumber: Weygandt et al. (2019)

2.5 Net Profit Margin


50
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
“Net Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas, rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersih terhadap total
penjualan yang dicapai” (Munawar dan Yuningsih, 2019). “Profitabilitas
merupakan rasio yang digunakan dalam menghitung tingkat kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan labanya” (Rianttara dan Lestari,
2020). Kim et al. (1993) dalam Haska et al. (2017) berpendapat bahwa
“profitabilitas perusahaan dapat memberikan informasi kepada pihak luar
perusahaan mengenai efektivitas operasional perusahaan, dimana profitabilitas
yang tinggi menunjukkan tingginya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba”.

“Net Profit Margin atau margin laba bersih merupakan keuntungan


penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Semakin
tinggi rasio Net Profit Margin yang dicapai perusahaan terhadap penjualan
bersihnya menunjukkan semakin efektif operasional perusahaan dalam
menghasilkan laba bersihnya. Meningkatnya rasio ini menunjukkan semakin baik
kinerja perusahaan dalam mengelola penjualannya dalam menghasilkan laba
bersih. Investor cenderung menanamkan modalnya pada perusahaan yang mampu
menghasilkan laba yang maksimal” (Munawar dan Yuningsih, 2019).

“Alasan mendasar penggunaan Net Profit Margin tersebut karena


merupakan rasio yang paling banyak digunakan dalam menilai kinerja
perusahaan, selain itu juga dalam perspektif pemilihan saham, investor umumnya
lebih memilih saham yang memiliki Net Profit Margin yang tinggi karena mampu
menghasilkan return yang tinggi pula, dan karena perusahaan dengan net profit
margin yang tinggi dipersepsikan sebagai perusahaan yang memiliki prospek baik
di masa datang, termasuk dalam pembagian dividen” (Ilatmin, 2004 dalam
Munawar dan Yuningsih, 2019). “Net Profit Margin merupakan rasio yang

51
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih.
Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan bersih. Laba
bersih sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum pajak
penghasilan dengan beban penghasilan, yang dimaksud dengan laba sebelum
pajak penghasilan di sini adalah laba operasional ditambah pendapatan dan
keuntungan lain, serta dikurangi dengan beban dan kerugian lain. Semakin tinggi
margin laba bersih berarti semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari
penjualan bersih. Sebaliknya, semakin rendah margin laba bersih berarti semakin
rendah pula laba bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih” (Hery, 2017).

“Semakin besar rasio net profit margin maka kinerja perusahaan akan
semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan
seberapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.
Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba yang tinggi” (Wijarnarto dan Nurhayati, 2016 dalam
Christella dan Osesoga, 2019).

“Perusahaan harus mampu menghasilkan laba perusahaan yang tinggi,


karena investor sangat sensitif mengenai besarnya laba pada perusahaan”
(Padmanegara et al., 2020). “Penjualan atau pendapatan merupakan sumber utama
untuk meningkatkan laba. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu melihat
peluang bagaimana meningkatkan penjualannya misalnya dengan menyediakan
produk bermutu, variasi produk yang memanjakan pilihan pelanggan,
ketersediaan atau kemudahan untuk mendapatkan produk dan keunggulan harga.
Semua pelaku usaha harus dapat memahami posisinya, melihat peluang dan
mengambil keputusan yang tepat dalam menjalankan usahanya untuk
meningkatkan penjualan. Bila kita melihat susunan laporan laba rugi, dinyatakan

52
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
bahwa penjualan atau pendapatan dikurangi beban adalah laba/rugi. Ini artinya
bahwa untuk memperoleh laba sesuai rencana perusahaan, maka perusahaan harus
dapat meningkatkan penjualan sekaligus menekan beban” (Nainggolan, 2018).
Perusahaan yang mampu menghasilkan keuntungan akan mempengaruhi investor
atau calon investor untuk melakukan investasi. Investor akan bersedia membeli
saham dengan harga lebih tinggi apabila memperkirakan tingkat NPM perusahaan
naik” (Padmanegara et al., 2020).

“Peningkatan NPM akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk


menghasilkan dana dan dengan demikian meningkatkan pertumbuhan yang
berkelanjutan” (Ross et al., 2017). Menurut Christella dan Osesoga (2019),
“semakin rendah rasio ini menandakan laba yang dihasilkan dari kegiatan
penjualan rendah”. “Investor tidak bersedia membeli saham dengan harga tinggi
apabila nilai NPM perusahaan rendah. Laba perusahaan bagi pihak investor
merupakan daya tarik utama untuk bahan pertimbangan berinvestasi, karena
persepsi investor jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi maka
pengembalian investasi akan tinggi pula. Selain pihak investor, pihak perusahaan
juga memerlukan laba untuk menambah biaya operasional perusahaan, struktur
modal, dan untuk mengukur kinerja perusahaan” (Padmanegara et al., 2020).

“Semakin besar potensi keuntungan perusahaan, maka pemegang saham


akan diuntungkan di masa depan” (Banerjee et al., 2015 dalam Morina dan
Rahim, 2020). Menurut Weygandt et al. (2019), “Net Profit Margin dapat diukur
dengan menggunakan rumus :

2.2

53
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
“Laba bersih didapatkan dengan mengurangkan pendapatan dengan beban
pokok penjualan didapatkan laba bruto. Laba bruto ditambah penghasilan lain dan
bagian laba entitas asosiasi, lalu dikurangkan biaya distribusi, beban administrasi,
beban lain-lain dan biaya pendanaan didapatkan laba sebelum pajak. Laba
sebelum pajak dikurangkan dengan beban pajak penghasilan didapatkan laba
tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan. Selanjutnya, laba tahun berjalan dari
operasi yang dilanjutkan dikurangkan dengan kerugian tahun berjalan dari operasi
yang dihentikan dan didapatkan laba tahun berjalan (net income)” (IAI, dalam
PSAK 1 2018). “Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau
terjadinya kewajiban (liabilitas) yang menyebabkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal” (www.iaiglobal.or.id , 2019).
Menurut Weygandt et al. (2019) “beban adalah biaya dari aset yang dikonsumsi
atau jasa yang digunakan dalam proses memperoleh pendapatan”. Menurut
Weygandt et al. (2019), “laba bersih akan ditambahkan dengan saldo laba dengan
jurnal penutup yang mendebit income summary dan kredit saldo laba”.

“Pendapatan adalah arus masuk aset atau peningkatan lainnya atas aset atau
penyelesaian kewajiban entitas dari pengiriman barang, pemberian jasa atau
aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
Pendapatan bisa dalam berbagai bentuk, seperti penjualan, honor, bunga, dividen,
dan sewa. Sebagai contoh, untuk perusahaan dagang, tentu saja bahwa penjualan
barang dagangan yang terjadi selama periode akan dicatat dan dilaporkan sebagai
pendapatan, yaitu pendapatan penjualan (sales revenue)” (Hery, 2017).
“Pendapatan merupakan arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam

54
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
modal.” (IAI, 2018 dalam PSAK No.23). “Ruang lingkup pendapatan menurut
IAI (2018) dalam PSAK No.23 adalah :

1. Penjualan Barang
“Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut
dipenuhi :”
i. “Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan
barang secara signifikan kepada pembeli;”
ii. “Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait
dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian
efektif atas barang yang dijual;”
iii. “Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;”
iv. “Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan
transaksi tersebut akan mengalir ke entitas;”
v. “Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi
penjualan tersebut dapat diukur secara andal”

2. “Penjualan jasa”
“Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi
secara andal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut
diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada
akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal jika
seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:”
i. “Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal”.
ii. “Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi tersebut akan mengalir ke entitas”.

55
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
iii. “Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode
pelaporan dapat diukur secara andal”.
iv. “Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur secara andal”.
3. “Bunga royalti, dan dividen”
“Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui dengan dasar yang
dijelaskan dimana bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif,
royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan, dan dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima
pembayaran ditetapkan, jika:”
i. “Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan
transaksi tersebut akan mengalir ke entitas;” dan
ii. “Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal”.

Terdapat lima langkah dalam proses pengakuan pendapatan menurut Kieso et al.
(2018) yaitu :

- “Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan”.


- “Mengidentifikasi kewajiban kinerja terpisah dalam kontrak”.
- “Menentukan harga transaksi”.
- “Mengalokasikan harga transaksi kewajiban kinerja secara terpisah”.
- “Mengakui pendapatan ketika setiap kewajiban kinerja terpenuhi”

“Sales revenue merupakan sumber pendapatan utama dalam perusahaan dagang”


sedangkan “sales returns and allowances merupakan akun yang muncul ketika
terjadi transaksi penjualan dan penjual menerima kembali barang yang telah
terjual kepada pembeli (return), atau penjual dapat memberikan potongan harga
(allowances) sehingga pembeli akan tetap menyimpan barang yang seharusnya
56
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
dikembalikan tetapi dengan mengurangkan harga jualnya”. “Sales return and
allowances juga merupakan contra revenue account dari akun sales revenue. Hal
tersebut menandakan bahwa akun sales return and allowances di-net off dengan
akun revenue pada laporan laba rugi sedangkan sales discount merupakan
potongan yang diberikan oleh penjual kepada pelanggan atas transaksi penjualan
secara kredit yang akan dilunasi dalam waktu dekat. Sales revenue yang dikurangi
dengan sales returns and allowances dan sales discounts akan menghasilkan net
sales” (Weygandt et al., 2019).

2.6 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Earning Per Share


“Net Profit Margin disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap penjualan.
Margin laba yang tinggi lebih disukai karena menunjukkan bahwa perusahaan
mendapatkan hasil yang baik. Net Profit Margin disebut juga dengan rasio
pendapatan terhadap penjualan” (Octafian et al., 2021). “Margin laba bersih
adalah faktor terpenting yang sangat penting diamati oleh investor dan juga oleh
perusahaan. Sebuah peningkatan margin laba bersih perusahaan memperoleh dan
meningkatkan kepercayaan dari investor pada saham perusahaan dan dengan
demikian peluang peningkatan investasi karena meminimalkan risiko investor. Itu
temuan signifikan dari margin keuntungan menunjukkan bahwa itu adalah faktor
underpricing IPO di pasar saham” (Ali et al., 2020).

“Net Profit Margin Ratio (NPM) mengindikasikan seberapa baiknya


perusahaan mengkonversikan penjualan menjadi laba setelah semua beban
dikeluarkan. Semakin besar NPM berarti semakin efisien perusahaan tersebut
dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan usahanya. dimana
laba bersih sebelum pajak dibagi dengan penjualan bersih” Umam, M. S. N.,
Wijayanto, E., & Kodir, M. A. (2019). “Sehingga semakin tinggi nilai NPM suatu
perusahaan, para investor akan semakin banyak yang tertarik atas saham

57
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
perusahaan tersebut. Semakin banyak investor yang tertarik atas saham
perusahaan tersebut akan menyebabkan permintaan atas saham menjadi tinggi,
sehingga harga saham pada pasar sekunder pun akan menjadi lebih tinggi” Umam,
M. S. N., Wijayanto, E., & Kodir, M. A. (2019).

Berdasarkan penelitian Umam, M. S. N., Wijayanto, E., & Kodir, M. A.


(2019). menunjukkan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki
pengaruh dan signifikan terhadap Earning Per Share (EPS). Hal ini dikarenakan
Net Profit Margin (NPM) dapat menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa
diintepretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biaya
(ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.

Ha1 : “Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Earning per Share.”

2.7 Total Asset Turnover


Menurut Weygandt et al., (2019) “Total Assets Turnover (TATO) merupakan
rasio untuk menganalisis seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk
menghasilkan penjualan”. Sedangkan menurut Jessyca et al. (2019) “Total Asset
Turnover Ratio merupakan salah satu rasio aktivitas atau rasio manajemen aset.
Rasio ini dirancang untuk mengetahui apakah jumlah total dari tiap-tiap jenis aset
seperti yang dilaporkan dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi, atau terlalu
rendah jika dibandingkan dengan tingkat penjualan saat ini dan proyeksinya”.
Menurut Pratiwi et al. (2017) “Perputaran total aset yang rendah berarti
perusahaan memiliki kelebihan total aset di mana total aset yang ada belum
dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan penjualan”.

58
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Menurut Weygandt et al. (2019) untuk menentukan total asset turnover dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑇𝐴𝑇𝑂 = (2. 3)
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Keterangan:
TATO : Total Asset Turnover
Net Sales : Jumlah penjualan bersih

Average Total Asset : Rata-rata total aset

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡+𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 t−1


𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡: (2. 4)
2

Keterangan :
Total Assets t : Total Aset tahun tersebut
Total Assets t-1 : Total Aset tahun sebelumnya

Menurut Kieso et al. (2018), “Penjualan bersih (net sales) adalah


penjualan neto yang merupakan penjualan yang sudah dikurangi dengan potongan
penjualan dan retur penjualan jika ada. Penjualan bersih (net sales) dilaporkan
pada Laporan Laba Rugi”. “Sales return merupakan transaksi dimana penjual
menerima kembali barang dari pembeli, sedangkan sales allowance adalah ketika
penjual memberikan pengurangan harga pembelian (tunjangan) agar pembeli tidak
melakukan pengembalian barang” (Weygandt et al., 2019). Jurnal untuk mencatat
transaksi penjualan secara kredit dengan sistem perpetual sebagai berikut
(Weygandt et al., 2019) :

59
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Account Receivable xxx
Sales Revenue xxx
Cost of good sold xxx
Inventory xxx
Sedangkan jurnal untuk mencatat retur penjualan adalah sebagai berikut (Weygandt et al.,
2019):

Sales Returns and Allowance xxx


Account Receivable xxx
Returned Inventory xxx
Cost of good sold xxx

Dan jurnal untuk mencatat diskon penjualan adalah sebagai berikut (Weygandt et al., 2019)

Cash xxx
Sales Discount xxx
Account Receivable xxx

Menurut Tiono dan Jogi (2013) dalam Kharissa (2018) “Total aset merupakan
indikator pada ukuran perusahaan, yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan,
ukuran perusahaan dapat pula dilihat dari total penjualan, jumlah tenaga kerja dan
sebagainya. Total aset merupakan penjumlahan aset berwujud seperti aset lancar
dan aset tetap dalam satu tahun”. Menurut IAI (2019) “Aset adalah sumber daya
ekonomik kini yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu.
Sumber daya ekonomik adalah hak yang memiliki potensi menghasilkan manfaat
ekonomik”. Menurut Weygandt et al. (2019) Aset dalam statement of financial
position terdiri dari :

a. Intangible asset merupakan aset yang berumur panjang tetapi tidak


memiliki wujud fisik namun sangat berharga. Contohnya adalah goodwill,

60
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
patent, hak cipta, merek dagang, atau nama dagang yang memberi
perusahaan hak penggunaan eksklusif untuk jangka waktu tertentu.
b. Property, plant and equipment merupakan aset tetap dengan masa manfaat
yang relatif lama yang digunakan perusahaan saat ini dalam menjalankan
bisnisnya. Contohnya adalah tanah, bangunan, mesin, dan peralatan.
Penyusutan merupakan praktik mengalokasikan biaya aset untuk beberapa
tahun. Perusahaan melakukan ini secara sistemanits dengan menetapkan
sebagian dari biaya aset sebagai beban setiap tahun (daripada
membebankan harga pembelian penuh pada tahun pembelian). Aset yang
disusutkan perusahaan dilaporkan pada laporan posisi keuangan sebesar
biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Akun akumulasi
penyusutan menunjukkan jumlah total penyusutan yang telah dikeluarkan
perusahaan sejauh ini dalam umur aset”. Menurut Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) (2020) “Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki
untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrative, dan
diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tetap
tidak termasuk aset biologis yang terkait dengan aktivitas agrikultur atau
hak penambangan dan cadangan mineral, seperti minyak, gas alam, dan
sumber daya serupa yang tidak dapat diperbarui”.
c. Long-term investment umumnya adalah (Weygandt et al., 2019) :
- Investasi pada saham dan obligasi perusahaan lain yang biasanya
dimiliki selama bertahun-tahun,
- Aset tidak lancar seperti tanah atau bangunan yang saat ini tidak
digunakan perusahaan dalam kegiatan operasinya, dan
- Wesel tagih jangka panjang.

61
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
d. Current assets merupakan aset yang diharapkan perusahaan untuk
dikonversi menjadi uang tunai atau digunakan dalam satu tahun atau siklus
operasinya, mana yang lebih lama. Jenis umum dari aset lancar adalah
uang tunai, investasi (seperti surat berharga pemerintah jangka pendek),
piutang (wesel tagih, piutang, dan interest receivable), persediaan, dan
prepaid expenses (supplies and insurance)”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2020) “Entitas mengklasifikasikan


aset sebagai aset lancar jika :

- Entitas memperkirakan akan merealisasikan aset, atau memiliki intensi


untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal
entitas,
- Entitas menguasai aset untuk tujuan diperdagangkan,
- Entitas memperkirakan akan merealisasikan aset dalam jangka waktu
dua belas bulan setelah tanggal pelaporan, atau
- Aset merupakan kas atau setara kas, kecuali aset tersebut dibatasi
pertukaran atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas
sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah tanggal pelaporan

Menurut IAI (2020), aset disajikan dalam laporan posisi keuangan dengan
contoh sebagai berikut :

62
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Tabel 2. 4 Laporan Posisi Keuangan Aset

PT XYZ
Laporan posisi keuangan per 31 Desember 2020
(dalam ribuan rupiah)
31 Des 31 Des
2020 2019
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas xxx xxx
Piutang Usaha xxx xxx
Persediaan xxx xxx
Aset lancar lain xxx xxx
Total Aset Lancar xxx xxx
Aset Tidak Lancar
Aset keuangan tersedia untuk dijual xxx xxx
Investasi dalam entitas asosiasi xxx xxx
Aset tetap xxx xxx
Aset takberwujud lain xxx xxx
Goodwill xxx xxx
Total Aset Tak Lancar xxx xxx
Total Aset xxx xxx

Sumber: IAI (2020)

63
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
2.8 Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Earning Per Share
Menurut Jessyca et al. (2019), “Perputaran aset (Total Asset Turnover)
mengambarkan seberapa baik dukungan seluruh aset untuk memperoleh
penjualan”. Menurut Minggus et al. (2020) “Semakin tinggi tingkat TATO maka
semakin efektif perusahaan dalam menggunakan aset”. “Aset yang digunakan
secara optimal dan efisien dapat meningkatkan pendapatan serta dapat
menurunkan biaya tetap yang berasal dari aset tetap yang dimiliki perusahaan
sehingga dapat memicu peningkatan laba” (Wikardi & Wiyani, 2017).Selain itu,
menurut Jessyca et al. (2019) “Semakin besar suatu rasio perputaran total aset
suatu perusahaan maka semakin efisien suatu perusahaan dalam menggunakan
asetnya untuk menghasilkan penjualan. Sehingga, semakin besar tingkat penjualan
dapat memaksimalkan Earning Per Share (EPS) perusahaan”.

Menurut Thohirin, dan Purnamawati (2021) “Semakin tinggi rasio total asset
turnover maka bisa dikatakan manajemen perusahaan mampu menghasilkan
penjualan yang besar dari total aset yang dimiliki perusahaan. Apabila perusahaan
mampu meningkatkan nilai total asset turnover maka bisa dianggap bahwa kinerja
perusahaan sedang dalam keadaan bagus. Hal ini akan mempengaruhi keuntungan
dari setiap lembar saham yang diterima perusahaan (earning per share) karena
apabila keuntungan perusahaan besar maka secara tidak langsung earning per
share perusahaan juga akan meningkat”.

Maka dari itu dalam penelitian ini dijelaskan bahwa, semakin tinggi rasio total
asset turnover menunjukkan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan aset secara
efektif untuk meningkatkan penjualan bersih. Pemanfaatan aset yang efektif dapat

64
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
dilakukan dengan cara penggunaan mesin terotomatisasi sehingga proses produksi
akan menjadi lebih cepat dan resiko terjadinya kesalahan akan lebih kecil
sehingga perusahaan akan dapat memenuhi jumlah permintaan yang lebih banyak
dalam waktu yang lebih singkat dan dengan semakin banyaknya permintaan yang
dipenuhi maka akan meningkatkan penjualan perusahaan. Peningkatan penjualan
akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Selain itu, jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan akan lebih sedikit sehingga jumlah biaya tenaga kerja
produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan akan berkurang dan biaya yang
harus dikeluarkan dari kerugian kesalahan produk saat produksi juga akan
berkurang. Sehingga COGS untuk setiap unit produk yang dihasilkan akan lebih
rendah. Peningkatan laba bersih dengan rata-rata jumlah saham yang beredar tetap
maka akan meningkatkan EPS.

Hasil penelitian dari Abadi, dan Hermansyah (2019), dan Thohirin, dan
Purnamawati (2021) menunjukkan bahwa “TATO berpengaruh positif signifikan
terhadap earning per share”. Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan dan
hasil penelitian terdahulu, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :

Ha2: Total Asset Turnover berpengaruh positif terhadap Earning Per Share

2.9 Rasio Solvabilitas


“Rasio Solvabilitas (Leverage) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang. Dalam rasio solvabilitas
suatu perusahaan harus memiliki sumber dana yang dapat diperoleh dari modal
sendiri dan pinjaman (Lembaga Keuangan atau Bank). Dana tersebut digunakan
untuk memenuhi kewajiban jangka panjang atau dibutuhkan untuk menutupi
seluruh atau sebagian dari biaya yang diperlukan perusahaan” (Jannah & Rahayu,
2018). Menurut Kasmir (2013) dalam Dewi (2017) “untuk menentukan solvable
atau tidaknya suatu perusahaan dapat dihitung menggunakan debt to asset ratio
65
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
dan debt to equity ratio. Debt to asset ratio merupakan rasio yang mengukur
seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aset”. Sedangkan menurut Jannah,
dan Rahayu (2018) “debt to equity ratio (DER) adalah rasio yang digunakan
perusahaan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap modal sendiri
dalam membayar sumber pendanaan jangka pendek maupun jangka panjang.”

Menurut Weygandt et al. (2019), beberapa keuntungan yang diperoleh


perusahaan jika memilih menggunakan pendanaan utang yaitu :

- “Kontrol pemegang saham tidak terpengaruh karena kreditur tidak


memiliki hak suara sehingga pemilik saat ini (pemegang saham)
memegang kontrol penuh atas perusahaan.
- Beban bunga yang timbul dari utang merupakan biaya pengurang
dalam pajak sementara dividen bukan merupakan biaya pengurang
pajak.
- Meskipun beban bunga yang timbul dari utang mengurangi laba bersih
namun EPS mungkin akan lebih tinggi karena tidak ada tambahan
saham yang dikeluarkan”.

Menurut Atmoko et al. (2017) “semakin rendah DER akan semakin tinggi
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Hal ini
disebabkan karena semakin rendah proporsi utang yang digunakan untuk struktur
modal suatu perusahaan, maka akan semakin rendah pula jumlah kewajibannya”.
“Debt to equity ratio yang tinggi akan menimbulkan konsekuensi bagi kreditor
untuk menanggung risiko yang lebih besar pada saat perusahaan mengalami
kegagalan keuangan serta modal pinjaman yang digunakan untuk pebiayaan aset
akan semakin besar sehingga semakin banyak dana yang dibutuhkan perusahaan
untuk membayar utang-utangnya kepada kreditur. Dengan tingginya penggunaan
66
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
utang maka akan meningkatkan risiko terhadap biaya bunga yang timbul dari
utang juga semakin tinggi. Tingginya bunga dari utang akan mengurangi laba
yang diterima” (Jannah & Rahayu, 2018).

Menurut Weygandt et. al. (2019) untuk menentukan debt to equity ratio dapat
menggunakan rumus :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 (2. 6)


(2.5)
𝐷𝐸𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Keterangan:
Debt to equity ratio : Rasio utang terhadap modal

Menurut IAI (2019) “Liabilitas adalah kewajiban kini entitas untuk


mengalihkan sumber daya ekonomik sebagai akibat peristiwa masa lalu”.
Liabilitas terbagi menjadi 2 yaitu (Kieso et.al., 2018) :

1. “Liabilitas Jangka Pendek (Current Liabilities)


Liabilitas jangka pendek merupakan kewajiban yang perusahaan
perkirakan akan selesai dalam siklus normal operasionalnya atau satu
tahun, yang manapun yang lebih lama. Tipe-tipe liabilitas jangka pendek
adalah: utang dagang, wesel bayar, utang jangka panjang yang jatuh tempo
saat ini, obligasi jangka pendek yang diharapkan akan dibiayai kembali,
utang dividen, uang muka, dan deposito pelanggan, pendapatan diterima
dimuka, penjualan dan utang pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan
terutang, dan kewajiban terkait karyawan. Jurnal untuk mencatat
penerbitan wesel bayar adalah :

Cash xxx
Notes Payable xxx

67
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Dalam prakteknya, current liabilities biasanya dicatat dan di laporkan di
laporan keuangan pada nilai jatuh tempo penuhnya. Akun kewajiban lancar
biasanya disajikan sebelum kewajiban tidak lancar di laporan posisi keuangan.
Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek jika (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2020) :

- “Entitas memperkirakan akan melunasi liabilitas tersebut dalam siklus


operasi normal.
- Entitas memiliki liabilitas tersebut dengan tujuan utama untuk
diperdagangkan.
- Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk dilunasi dalam jangka waktu dua
belas bulan setelah periode pelaporan, atau
- Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat pada akhir periode pelaporan
untuk menangguhkan pelunasan liabilitas selama sekurang-kurangnya
dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan seluruh liabilitas lainnya sebagai liabilitas
jangka panjang”.
2. Liabilitas Jangka Panjang (Long-Term Liabilities)
Liabilitas jangka panjang merupakan kewajiban yang perusahaan
perkirakan tidak dapat dilikuidasi dalam waktu satu tahun atau periode
normal siklus operasional.”
Jurnal untuk mencatat penerbitan utang obligasi adalah (Weygandt et al.,
2019) :

Cash xxx
Bonds Payable xxx

68
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Menurut Maulana, dan Safa (2017) “Jenis dan bentuk-bentuk utama dari
utang jangka panjang (Long-term debt) antara lain pinjaman obligasi (Bond
Payables). Obligasi merupakan instrumen utang jangka panjang yang digunakan
oleh pemerintah atau perusahaan untuk mendapatkan dana jangka panjang, dan
pinjaman hipotik (Mortgage). Pinjaman hipotik merupakan pinjaman jangka
panjang dimana pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu barang
tidak bergerak”. Hipotik merupakan bentuk utang jangka panjang dengan agunan
aset tidak bergerak (tanah bangunan) dalam perjanjian kreditnya disebutkan secara
jelas aset apa yang di pergunakan sebagai agunan”.

Menurut IAI (2019) “Ekuitas (shareholders’ equity) adalah kepentingan


residual dalam aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya”. Ekuitas sering
di sub-kategorikan pada laporan posisi keuangan ke dalam kategori berikut ini
(Kieso et.al., 2018) :

- “Share capital: nilai par/nilai yang tertera pada saat saham diedarkan.
Share capital terdiri atas saham biasa dan saham preferen.
- Share premium: selisih nilai yang dibayarkan dari nilai par/nilai yang
tertera
- Retained earning: penghasilan perusahaan yang belum terdistribusi.
- Accumulated other comprehensive income: jumlah keseluruhan dari
item
- pendapatan komprehensif lainnya.
- Treasury shares: jumlah dari saham biasa yang dibeli kembali.
- Non-controlling interest: bagian dari ekuitas anak perusahaan yang
tidak dimiliki oleh perusahaan pelapor/pemilik”.

Jurnal untuk mencatat penerbitan saham biasa adalah sebagai berikut (Weygandt
et al., 2019) :

69
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Cash xxx
Share Capital – Ordinary/Preference xxx
Share Premium – Ordinary/Preference xxx

Menurut IAI (2020), liabilitas dan ekuitas disajikan di dalam laporan


posisi keuangan dengan contoh sebagai berikut :

Tabel 2. 5 Laporan Posisi Keuangan Liabilitas dan Ekuitas

PT XYZ
Laporan posisi keuangan per 31 Desember 2020
(dalam ribuan rupiah)
31 Des 31 Des
2020 2019
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha dan utang lain xxx xxx
Pinjaman jangka pendek xxx xxx
Bagian pinjaman jangka Panjang xxx xxx
Utang pajak jangka pendek xxx xxx
Provisi jangka pendek xxx xxx
Total Liabilitas Jangka Pendek xxx xxx

Liabilitas Jangka Panjang


Pinjaman jangka panjang xxx xxx
Pajak tangguhan xxx xxx
Provisi jangka Panjang xxx xxx
Total Liabilitas Jangka Panjang xxx xxx
Total Liabilitas xxx xxx

EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Modal saham xxx xxx
Saldo laba xxx xxx
Komponen ekuitas lain xxx xxx

70
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
xxx xxx
Kepentingan non pengendali xxx xxx
Total Ekuitas xxx xxx
Total Liabilitas dan Ekuitas xxx xxx

2.10 Pengaruh Rasio Solvabilitas Terhadap Earning Per Share


Menurut Adiraya dan Sayidah (2018) “tingginya solvabilitas mencerminkan
tingginya risiko keuangan perusahaan”. “Semakin tinggi rasio solvabilitas
perusahaan akan mempengaruhi pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan
karena sebagian pendapatan yang diperoleh akan dibayarkan bunga dan pokok
pinjaman yang menjadi kewajiban perusahaan, sehingga akan berakibat pada
pendapatan pemilik modal kurang maksimal karena laba per lembar saham (EPS)
yang diperolehnya kecil” (Riawan, 2020). Selain itu, “DER yang tinggi
membuktikan bahwa semakin besar utang yang dipergunakan dalam membiayai
perusahaan. Apabila utang yang digunakan tinggi maka semakin berbahaya bagi
perusahaan dan tidak sanggup melunasi kewajibannya yang akan berdampak pada
operasional perusahaan dan laba perusahaan menyusut (Sigalingging, Monica,
Novianty, & Simorangkir, 2021).

Menurut Riawan (2020) “Semakin tinggi nilai DER maka akan berdampak
pada kesulitan untuk mencari modal eksternal atau dari pihak kreditor, sehingga
dengan modal yang terbatas akan mempengaruhi kinerja perusahaan yang akan
berdampak pula pada pendapatan yang akan diperoleh perusahaan itu sendiri.
Adanya leverage yang tinggi, akan mempengaruhi pendapatan bersih yang
diperoleh perusahaan karena sebagian pendapatan yang diperoleh akan dibayarkan
bunga dan pokok pinjaman yang menjadi kewajiban perusahaan, sehingga akan
berakibat pada pendapatan pemilik modal yang kurang maksimal karena laba per
lembar saham (EPS) yang diperolehnya kecil”. Hal tersebut didukung oleh hasil

71
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
penelitian dari Sholeqah et al. (2020) yang menunjukkan bahwa rasio solvabilitas
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap EPS.

Maka dari itu dalam penelitian ini dijelaskan bahwa, semakin rendah DER
menunjukkan bahwa sumber pendanaan perusahaan yang berasal dari utang
semakin rendah sehingga risiko gagal bayar dalam mengembalikan pinjaman dan
beban bunga yang harus ditanggung oleh perusahaan akan semakin rendah. Selain
itu, perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari ekuitas berupa kas
untuk melakukan ekspansi dalam bentuk penambahan pabrik di berbagai wilayah
sehingga produktivitas perusahaan akan meningkat dan ketika produktivitas
perusahaan meningkat maka akan meningkatnya penjualan. Ketika jumlah
penjualan perusahaan meningkat, maka akan meningkatkan pendapatan
perusahaan. Sehingga dengan meningkatnya pendapatan perusahaan disertai
dengan pengelolaan beban yang efisien maka akan meningkatkan laba bersih
perusahaan. Peningkatan laba bersih dengan rata-rata jumlah saham beredar tetap
maka akan membuat EPS meningkat.

Hasil penelitian Faruq, Putra, dan Riasning (2021) menunjukkan bahwa


“debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap earning per share”. Hasil dari
penelitian Sigalingging, et al. (2021), Anwar (2017), dan hasil penelitian Cahyani
dan Wahyuati (2018) menunjukkan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan
rasio solvabilitas yang diproksikan dengan debt to equity ratio terhadap earning
per share”. Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan dan hasil penelitian
terdahulu, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :

Ha3: Rasio solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh negatif terhadap earning per share (EPS)

2.11 Rasio Likuiditas

72
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
“Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini penting karena kegagalan
dalam membayar kewajiban jangka pendek dapat menyebabkan kebangkrutan
perusahaan. Rasio ini mengukur pada kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan dengan melihat aset lancar perusahaan terhadap utang lancarnya
(utang yang dimaksud disini adalah kewajiban perusahaan). Tujuan dari analisa
rasio likuiditas adalah melihat kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek secara tepat waktu” (Nuriasari, 2018). Menurut Kasmir
(2013) dalam Dewi (2017) menyatakan bahwa rasio likuiditas terbagi menjadi 4
yaitu :

1. “Current Ratio (rasio lancar)


Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa besar aset
lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang akan
jatuh tempo. Standar rasio industri untuk current ratio adalah 200% atau 2
kali.
2. Quick Ratio (rasio cepat)
Quick ratio (acid test ratio) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau utang
lancar (utang jangka pendek) dengan aset lancar tanpa memperhitungkan
nilai persediaan (inventory). Standar rasio industri untuk quick ratio yaitu
150% atau 1,5 kali.
3. Cash Ratio (rasio kas)

73
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Standar rasio industri
untuk cash ratio adalah 50%.
4. Cash Turnover (rasio perputaran kas)
Cash turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar
tagihan dan membiayai penjualan. Standar rasio industri untuk cash
turnover adalah 1 kali”.

Dalam penelitian ini proksi rasio likuiditas yang digunakan adalah Current
Ratio (CR). Menurut Nuriasari (2018) “Current Ratio (CR) merupakan rasio yang
melihat kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban lancarnya
dengan menggunakan seluruh asset lancarnya”. Menurut Fitrianingsih, dan
Budiansyah (2018), “apabila rasio lancar (CR) rendah, dapat dikatakan bahwa
perusahaan kurang modal untuk membayar utang”. Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan Jannah dan Rahayu (2018) yang menyatakan bahwa “Current ratio
yang tinggi pada suatu perusahaan dapat memberikan jaminan yang baik bagi
kreditor jangka pendek dalam memandang kemampuan perusahaan untuk
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 (2. 7)
melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
𝐶𝑅 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Current ratio atau disebut juga rasio lancar
merupakan salah satu cara mengukur rasio likuiditas yaitu rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih”. Menurut Weygandt et al. (2019)
current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

(2.6)

74
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Keterangan:

Current ratio : Rasio lancar untuk mengukur likuiditas

Current assets : Aset yang perusahan harapkan dapat dikonversi menjadi kas atau
dapat digunakan dalam waktu satu tahun

Current liabilities : Kewajiban yang perusahaan harapkan dapat dilunasi


dalam jangka waktu satu tahun mendatang.

Menurut Weygandt et al. (2019), “Aset lancar adalah aset perusahaan yang
dapat dikonversi menjadi uang tunai atau dapat digunakan dalam jangka waktu
satu tahun siklus operasi. Aset lancar termasuk klasifikasi yang ada di statement
of financial position. Jenis yang biasanya terdapat dalam current assets adalah :

- Prepaid expenses (supplies and insurance) adalah biaya yang dibayar


tunai sebelum digunakan/dikonsumsi,
- Inventories,
- Receivables (notes receivable, account receivable, and interest
receivable),
- Short-term investment,
- Cash.”

Weygandt et al. (2019) menyatakan bahwa “kewajiban lancar merupakan


kewajiban yang diharapkan akan dilunasi perusahaan dalam waktu satu tahun
mendatang atau siklus operasi. Kewajiban lancar termasuk klasifikasi yang ada di
statement of financial position. Jenis yang biasanya terdapat dalam kewajiban
lancar adalah utang dagang, utang gaji dan upah, utang wesel, utang bunga, utang
pajak penghasilan, dan kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo saat ini yang
akan dilakukan pembayaran tahun depan”.

75
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
2.12 Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Earning Per Share
Menurut Arifin, et al. (2019) “Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi
merupakan perusahaan yang memiliki jumlah aset lancar lebih banyak daripada
utang lancarnya”. Sedangkan menurut Fernandes, dan Diana (2019) “Semakin
tinggi Current Ratio, mengindikasikan perusahaan memiliki kemampuan yang
tinggi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset
lancar yang dimiliki perusahaan”. “Sehingga, aset lancarnya tidak hanya dapat
digunakan untuk melunasi utang jangka pendeknya saja, namun aset lancar
tersebut dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk kegiatan operasionalnya.
Ketika perusahaan mampu untuk memanfaatkan asetnya untuk kegiatan
aktifitasnya secara optimal maka akan meningkatkan pendapatan bagi perusahaan
tersebut. Dengan pendapatan yang meningkat dan diimbangi dengan pengeluaran
beban yang efisien akan meningkatkan laba bagi perusahaan tersebut (Simon &
Kurnia, 2017). Maka, semakin tinggi rasio likuiditas menunjukkan laba yang
tinggi dan berdampak pada peningkatan Earning Per Share (EPS) perusahaan”
(Saputro, 2013 dalam Jannah, dan Rahayu, 2018).

Maka dari itu dalam penelitian ini dijelaskan bahwa, semakin tinggi current
ratio menunjukkan bahwa modal kerja perusahaan tinggi. Modal kerja tersebut
dapat berupa kas yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pembelian bahan
baku dalam jumlah yang lebih besar sehingga perusahaan bisa mendapatkan
volume/purchase discount sehingga akan berdampak pada menurunnya COGS
untuk setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan. Meningkatnya bahan baku
yang dimiliki perusahaan maka diharapkan akan meningkatkan kapasitas produksi
sehingga jumlah produk yang dapat dijual akan menjadi lebih banyak dan akan
meningkatkan penjualan. Penjualan yang meningkat akan meningkatkan
pendapatan perusahaan. Selain itu, kas tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk

76
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
melunasi utang perusahaan dalam periode discount. Cara lain untuk
mengefisienkan beban juga dapat dilakukan dengan melakukan screening
kemampuan pembayaran sebelum melakukan pinjaman sehingga kemungkinan
terjadinya kerugian piutang tak tertagih akan semakin kecil. Pendapatan yang
meningkat diimbangi dengan penggunaan biaya yang efisien maka akan
meningkatkan laba bersih perusahaan. Peningkatan laba bersih dengan rata-rata
jumlah saham beredar tetap maka akan membuat EPS meningkat

Hasil penelitian dari Izma, Haq, dan Iryani (2017), dan Faruq, Putra, dan
Riasning (2021) menyatakan bahwa “rasio likuiditas yang diproksikan dengan
current rasio secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
earning per share”. Hasil penelitian Jessyca et al. (2019), Satria (2021), Wartono
(2018), dan Anwar (2017) menunjukkan bahwa “rasio likuiditas yang diproksikan
dengan current ratio berpengaruh signifikan terhadap earning per share”.
Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan dan hasil penelitian terdahulu,
maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ha4: Rasio likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CR)


berpengaruh positif terhadap earning per share (EPS)

2.13 Pengaruh Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Rasio Solvabilitas,
Dan Rasio Likuiditas Secara Simultan Terhadap Earning Per Share
Penelitian dari Abadi, dan Hermansyah (2019) menunjukkan bahwa “secara
simultan Current Ratio, Return On Equity, dan Total Asset Turnover berpengaruh
signifikan terhadap Earning Per Share (EPS)”. Penelitian dari Yanto, dan
Bawono (2021) menunjukkan bahwa “variabel audit report, audit firm, current
ratio, komisaris, direksi, komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan
institusional dengan simultan mensugesti variabel earning per share”. Penelitian
dari Jannah dan Rahayu (2018) menunjukkan bahwa “rasio likuiditas yang
77
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
diproksikan dengan current ratio, rasio solvabilitas yang diproksikan dengan debt
to equity ratio, dan rasio profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset
dan return on equity terhadap earning per share secara simultan dan signifikan
mempengaruhi earning per share”.

2.14 Kerangka Penelitian


Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teori dan
hipotesis yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut :

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian


3.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

78
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2018-2021. Menurut Datar dan Rajan
(2018), “perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatannya
mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi”. Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dibagi menjadi tiga sektor, yaitu :

1. “Sektor Industri Dasar dan Kimia (Basic Industry & Chemicals) meliputi
sub sektor semen; sub sektor keramik, porselen, dan kaca; sub sektor
logam dan sejenisnya; sub sektor kimia; sub sektor plastik dan kemasan;
sub sektor pakan ternak; sub sektor kayu dan pengolahannya; dan sub
sektor pulp dan kertas
2. Sektor Aneka Industri (Miscellaneous Industry) meliputi sub sektor mesin
dan alat berat; sub sektor otomotif dan komponen; sub sektor tekstil dan
garmen; sub sektor alas kaki; sub sektor kabel; dan sub sektor elektronika
3. Sektor Industri Barang Konsumsi (Consumer Goods Industry) meliputi
sub sektor makanan dan minuman; sub sektor rokok; sub sektor farmasi;
sub sektor kosmetik dan barang keperluan rumah tangga; dan sub sektor
peralatan rumah tangga.”

3.2 Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian causal study. Menurut Sekaran dan
Bougie (2020) “causal study adalah studi penelitian yang dilakukan untuk
menjelaskan hubungan sebab akibat dari satu atau lebih masalah”. Dalam
penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari variabel independen yaitu

79
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Net Profit Margin (NPM), Total Asset Turnover (TATO), rasio solvabilitas yang
diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan rasio likuiditas yang
diproksikan dengan Current Ratio (CR) terhadap variabel dependen yaitu Earning
Per Share (EPS).

3.3 Variabel Penelitian


Menurut Sekaran dan Bougie (2020) “Variabel adalah sesuatu yang dapat
membedakan atau mengubah nilai”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari dua variabel yaitu satu variabel dependen (y) yaitu Earning Per Share
(EPS) dan empat variabel independen (x) yaitu Net Profit Margin (NPM), Total
Asset Turnover (TATO), Rasio Solvabilitas, dan Rasio Likuiditas. “Variabel
dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam penelitian,
sedangkan variabel independen adalah variabel yang mampu mempengaruhi
variabel dependen baik secara positif maupun negatif” (Sekaran dan Bougie,
2020).

3.3.1 Variabel Dependen


Variabel dependen dalam penelitian ini adalah earning per share.
Earning per share merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar jumlah laba yang diperoleh oleh
investor/pemegang saham untuk setiap lembar saham suatu
perusahaan yang dimilikinya. Earning per share juga dapat
digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Variabel
dependen diukur dengan menggunakan skala rasio. Menurut
Ghozali (2019), “Skala rasio merupakan skala interval dan
memiliki nilai dasar (based value) yang tidak dapat dirubah”.
Menurut Kieso et al. (2019) earning per share dapat dirumuskan
sebagai berikut :

80
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
81
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
(3.1)

Keterangan :
EPS : Laba per lembar saham
Dalam penelitian ini, nilai EPS yang digunakan merupakan nilai
basic EPS yang diambil di laporan keuangan perusahaan

3.3.2 Variabel Independen


Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Net Profit Margin (NPM), Total Asset Turnover (TATO),
rasio solvabilitas, dan rasio likuiditas. Skala pengukuran yang
digunakan untuk seluruh variabel independen adalah skala rasio.
3.3.2.1. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari
aktivitas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio Net
Profit Margin juga menggambarkan efektivitas suatu perusahaan
dalam mengelola penjualan yang dilakukan untuk menghasilkan
laba bersih perusahaan.

Net Profit Margin dapat diukur dengan menggunakan


rumus (Weygant et al., 2019) :

82
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
(3.2)

Keterangan :

NPM : Margin keuntungan bersih

3.3.2.2. Total Asset Turnover (TATO)


Total asset turnover adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar kemampuan suatu perusahaan dalam
memanfaatkan aset yang dimiliki untuk menghasilkan suatu
penjualan. Menurut Weygandt et al. (2019) untuk menentukan total
asset turnover dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

83
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
(3.3)

(3.4)

Keterangan :

Total asset t : Total asset tahun tersebut

Total asset t-1 : Total asset tahun sebelumnya

3.3.2.3. Rasio Solvabilitas


Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-
kewajiban jangka panjangnya. Dalam penelitian ini, rasio
solvabilitas diproksikan dengan menggunakan debt to equity ratio.
Debt to equity ratio merupakan rasio untuk menunjukkan sumber
pendanaan perusahaan lebih banyak dibiayai oleh utang atau
ekuitas. Menurut Weygandt et. al. (2019) untuk menentukan debt
to equity ratio dapat menggunakan rumus :

84
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
(3.5)

Keterangan :
Debt to equity ratio : Rasio utang terhadap modal
3.3.2.4. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk
melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban atau hutang lancarnya dengan aset lancarnya. Dalam
penelitian ini, rasio likuiditas diproksikan menggunakan current
ratio. Current ratio merupakan rasio untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan suatu perusahaan melunasi hutang-hutang lancar
dan memenuhi kewajiban lancar dengan menggunakan aset lancar.
Menurut Weygandt et al. (2019), current ratio dapat dirumuskan
sebagai berikut :

(3.6)

Keterangan :

Current Ratio : Rasio lancar untuk mengukur likuiditas.


85
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Current Asset/aktiva lancar : Aset yang perusahan harapkan dapat dikonversi
menjadi kas atau dapat digunakan dalam waktu satu tahun.

Current liabilities/hutang lancar : Kewajiban yang perusahaan harapkan dapat


dilunasi dalam jangka waktu satu tahun mendatang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. “Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari data yang sudah ada maupun sudah
diolah oleh pihak lain” (Sekaran dan Bougie, 2020). Dalam penelitian data
sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan audited per 31 Desember yang
diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di dalam Bursa
Efek Indonesia selama periode 2019-2022. Data tersebut diperoleh dari situs
resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan situs resmi masing-
masing perusahaan manufaktur.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel


“Populasi mengacu pada seluruh kelompok orang, peristiwa atau hal-hal
menarik yang ingin diselidiki oleh peneliti” (Sekaran dan Bougie, 2020). Populasi
yang digunakan untuk seluruh variabel dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Sampel adalah anggota dari populasi yang terpilih” (Sekaran dan Bougie,
2020). Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling supaya sampel sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
“Metode purposive sampling adalah cara pengambilan sampel dari populasi
berdasarkan kriteria yang ditentukan peneliti sehingga dapat memenuhi informasi
yang spesifik dan sampel yang dipilih dapat menyediakan informasi yang

86
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
dibutuhkan oleh peneliti” (Sekaran dan Bougie, 2020). Adapun kriteria sampel
yang akan digunakan yaitu :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara


berturut-turut selama periode 2019-2022.
2. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen
selama periode 2019-2022
3. Menerbitkan laporan keuangan per tanggal 31 Desember selama periode
2019-2022.
4. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah secara berturut-turut
setiap periode selama tahun 2019-2022.
5. Perusahaan tidak melakukan share split, share dividend, right issue,
treasury shares dan stock reverse selama periode 2019-2022.
6. Menghasilkan laba setelah pajak secara berturut-turut selama periode
2019-2022.

3.6 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS 26. “SPSS adalah
kepanjangan dari Statistical Package for Social Sciences yaitu software yang
berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk
statistik parametrik maupun non-parametrik dengan basis windows” (Ghozali,
2019). Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah :

3.6.1 Uji Statistik Deskriptif


Stastistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)” (Ghozali, 2019).
Pada penelitian ini, statistik deskriptif yang digunakan adalah nilai rata-rata
87
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
(mean), standar deviasi, maksimum, minimum dan range. Nilai rata-rata (mean)
adalah total penjumlahan seluruh angka dibagi dengan jumlah data yang ada.
Standar deviasi adalah pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah
variasi data. Maksimum adalah angka terbesar pada data. Minimum adalah angka
terkecil pada data. Range adalah selisih dari nilai maksimum dikurangi nilai
minimum.

3.6.2 Uji Normalitas


Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji
t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil” (Ghozali, 2019). Menurut Ghozali (2019) “Pengujian normalitas dapat
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan
membuat hipotesis pengujian :

Hipotesis Nol (Ho) : Data terdistribusi secara normal

Hipotesis Alternatif (HA) : Data tidak terdistribusi secara normal

Menurut Ghozali (2019), “dalam uji Kolmogorov-Smirnov, probabilitas


signifikansi yang digunakan untuk melihat apakah residual terdistribusi normal
adalah signifikansi dari Monte Carlo dengan confidence level yang digunakan
adalah 95%”. Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas ini adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2019) :

1. Jika nilai probabilitas signifikan >0,05, maka hipotesis nol (Ho)


diterima dan dapat disimpulkan bahwa data yang diuji terdistribusi
secara normal.

88
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
2. Jika nilai probabilitas signifikan ≤0,05, maka hipotesis nol (Ho) ditolak
dan dapat disimpulkan bahwa data yang diuji tidak terdistribusi secara
normal

Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat dilakukan pengobatan


menggunakan transformasi data.

3.6.2.1. Tranformasi Data

“Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi


agar menjadi normal. Untuk menormalkan data kita harus mengetahui
terlebih dahulu bagaimana bentuk grafis histogram dari data yang ada
apakah moderate positive skewness, substansial positive skewness, severe
positive skewness dengan L dsb. Dengan mengetahui bentuk grafik
histogram kita dapat menentukan bentuk transformasinya” (Ghozali,
2019). Berikut ini merupakan gambar grafik histogram transformasi data
dan bentuk transformasi yang dapat dilakukan sesuai dengan grafik
histogram (Ghozali, 2019) :

89
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Gambar 3.1 bentuk grafik histogram transformasi data

Bentuk grafik histogram Bentuk tranformasi data


Moderate positive skewness SQRT(x) atau akar kuadrat
Substansial positive skewness LG10(x) atau logaritma 10 atau LN
Severe positive skewness dengan L 1/x atau inverse
Moderate negative skewness SQRT(k-x)
Subtansial negative skewness LG10(k-x)
Severe negative skewness dengan L 1/(k-x)
Tabel 3.1 tabel grafik histogram transformasi data

3.6.3. Uji Asumsi Klasik

90
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Terdapat tiga uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskedastisitas.
3.6.3.1. Uji Multikolonieritas
“Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antar sesama variabel independen sama dengan nol” (Ghozali,
2019).
“Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cut-
off yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤0,10 atau sama dengan
VIF ≥10 “(Ghozali, 2019).
3.6.3.2. Uji Autokorelasi
“Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
91
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
autokorelasi. Masalah ini timbuh karena residual (kesalahan
penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series)
karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok cenderung
mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama
pada periode berikutnya” (Ghozali, 2019).
“Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi
relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi yang berbeda
berasal dari individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi” (Ghozali, 2019).
Salah satu teknik untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian
ini menggunakan teknik Run Test.
“Run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat
pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat
korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan
korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random,
sehingga tidak terdapat autokorelasi. Run test digunakan untuk
melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak
(sistematis). Apabila hasil signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
residual acak sehingga tidak terjadi autokorelasi. Sedangkan,
apabila hasil signifikansi lebih kecil sama dengan 0,05 maka
residual tidak acak sehingga terjadi autokorelasi” (Ghozali, 2019).
3.6.3.3. Uji Heteroskedastisitas
“Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
92
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas” (Ghozali, 2019).
“Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized”. “Dasar
analisisnya menurut Ghozali (2019) :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

93
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
3.7 Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda karena
memiliki lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi berganda dalam
penelitian digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikan variabel independen
yaitu Net Profit Margin (NPM), Total Asset Turnover (TATO), rasio solvabilitas
yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan rasio likuiditas yang
diproksikan dengan Current Ratio (CR) terhadap variabel dependen yaitu Earning
Per Share (EPS). Persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :

EPS = α + β1 NPM + β2 TATO – β3 DER + β4 CR + ԑ

Keterangan :

EPS = Earning per share

α = Konstanta

𝛽1, 𝛽2, 𝛽3 dan 𝛽4 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen

NPM = Net Profit Margin

TATO = Total Asset Turnover

DER = Debt to equity ratio (solvabilitas)

CR = Current Ratio (likuiditas)

e = Error

94
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
3.7.1. Analisi Nilai R
3.7.1.1. Uji Koefisien Korelasi
“Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi
(hubungan) linear antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan
hubungan fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak
membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen.
Selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,
analisis regresi juga menunjukkan arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen. Variabel independen/bebas
diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang
berulang)” (Ghozali, 2019).
Menurut Sugiyono (2017), pedoman untuk mengukur interpretasi
koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Tabel 3.2 interpretasi Koefisien Korelasi

3.7.1.2. Uji Koefisien Determinasi (R2 )

“Koefisien determinasi (R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh


kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Nilai R 2 yang kecil

95
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen” (Ghozali, 2019).

Menurut Ghozali (2019), “kelemahan mendasar penggunaan koefisien


determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan
kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti
meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi
terbaik. Tidak seperti R2 , nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan kedalam model”.

Menurut Ghozali (2019) “dalam kenyataan nilai adjusted R 2 dapat bernilai


negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati
(2003) dalam Ghozali (2019), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R 2
negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai
R2 = 1, maka, adjusted R2 = R2 =1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2
= (1-k) / (n-k). Jika k >1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif”

3.7.1.3. Uji Statistik F

Menurut Ghozali (2019) “Uji statistik F digunakan untuk mengetahui


apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen. Uji hipotesis ini dinamakan uji signifikansi secara keseluruhan
terhadap garis regresi yang diobservasi maupun estimasi, apakah Y berhubungan
linier terhadap X1, X2, dan X3”. Pengambilan keputusan adalah sebagai berikut
(Ghozali, 2019) :

96
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
1. Quick Look: bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak
pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima
hipotesis alternative, yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut F
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar dari F tabel, maka Ho ditolak dan
menerima HA.
3.7.1.4. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu


variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen” (Ghozali, 2019). Tingkat signifikansi yang dilakukan dalam
uji statistik t ialah α = 5%. Kriteria pengambilan keputusan dalam uji statistik t
adalah (Ghozali, 2019) :

1. “Jika nilai signifikansi t < 0,05, maka ada pengaruh signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen”.
2. “Jika nilai signifikansi t ≥ 0,05, maka tidak ada pengaruh signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen”.

97
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian


4.2 Analisis dan Pembahasan
4.3 Uji Hipotesis

98
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran

99
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
DAFTAR PUSTAKA
Agung Tri Atidhira, (2019), The Influence of Return on Asset, Debt to Equity
Ratio, Earnings per Share, and Company Size on Share Return in
Property and Real Estate Companies
Anwar, F., Wijayanti, R., & Mudhofar, M. (2020). Pengaruh Current Ratio (CR),
Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) Terhadap
Earning Per Share Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Journal of Accounting.
Ariyanto, Dede. 2019. Pengaruh Debt to Total Asset Ratio dan Total Asset Turn
Over terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Ekonomi,
Keuangan dan Akuntansi Vol 1, No 1, September 2019, pp. 1-7, Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen Sukma, Medan.
Asmaul Husna, (2019), Effects of Return on Asset, Debt to Asset Ratio, Current
Ratio, Firm Size, and Dividend Payout Ratio on Firm Value. Brigham and
Houston. 2017. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat.
Jakarta.
Aulia, M. S. (2013). Pengaruh Financial Leverage Terhadap EPS Dan ROE Pada
Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. eJournal Ilmu Administrasi Bisnis vol. 1, No. 4, 374-383
Badan Pusat Statistik. (2018). Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2018.
Retrieved from Badan Pusat Statistik:
https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/02/06/1619/ekonomi-
indonesia2018-tumbuh-5-17-
Badan Pusat Statistik. (2022). Komposisi Nilai Ekspor Periode 2017-2022.
Retrieved from Badan Pusat Statistik:
https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/01/15/1550/ekspor-desember-
2018-
Badan Pusat Statistik. (2022). PDB. Retrieved from BPS.GO.ID:
WWW.BPS.COM
Badan Pusat Statistik. (2022). Perusahaan Industri Pengolahan. Retrieved from
Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/subject/9/industri-besar-
dansedang.html

100
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Badan Pusat Statistik. (2022). Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2017.
Retrieved from Badan Pusat Statistik:
https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/02/05/1519/ekonomi-
indonesiatriwulan-iv-2017--tumbuh-5-19-persen.html
Badan Pusat Statistik. (2022). Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Bank Indonesia. (2022). Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Berlaku (Miliar Rp). Retrieved from Bank Indonesia:
https://www.bi.go.id/id/statistik/Metadata/SEKI/default.aspx
Bougie, R., & Sekaran, U. (2020). Research Methods For Business: A Skill
Building Approach, 8th Edition.
Budiyono, (2019), The Effects Of Eps, Roe, Per, Npm, And Der On The Share
Price In The Jakarta Islamic Index Group In The 2014-2017 Period
Bursa Efek Indonesia. (2020). Annual Report AKRA 2020. Retrieved from Bursa
Efek Indonesia: https://www.idx.co.id/id/perusahaan-ter2atat/profil-
perusahaan-tercatat/AKRA
Bursa Efek Indonesia. (2020). Panduan Go Public. Bursa Efek Indonesia.

Bursa Efek Indonesia. (2022). Belajar Pasar Modal. Retrieved from idx.co.id:
https://www.idx.co.id/investhub/belajar-pasar-modal/

Bursa Efek Indonesia. (2022). Jumlah Perusahaan Tiap Sektor yang Terdaftar di
BEI Periode 2017-2022. Retrieved from Bursa Efek Indonesia:
https://idx.co.id/data-pasar/laporan-statistik/statistik/
Bursa Efek Indonesia. (2022). Jumlah Perusahaan yang Terdaftar di BEI 2017-
2022. Retrieved from Bursa Efek Indonesia:
https://idx.co.id/data-pasar/laporanstatistik/statistik/
Bursa Efek Indonesia. (2022). Mekanisme Perdagangan Saham. Retrieved from
https://www.idx.co.id/investhub/mekanisme-perdagangan/
Bursa Efek Indonesia. (2022). Saham. Retrieved from Bursa Efek Indonesia:
Bursa Efek Jakarta. (2000). Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta. Retrieved
from www.regulasip.id

101
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
CNN Indonesia. (2020). Penyebab Penurunan PDB di Tahun 2020. Retrieved
from
CNN Indonesia. (n.d.). Retrieved from
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210206080350-532-
Damayanti, E., & Rodhiyah, R. (2018). Analisis Pengaruh Struktur Modal, dan
Profitabilitas Terhadap Earning Per Share (EPS) (Studi Pada 14
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Food and Beverage di Indonesia
yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016). Jurnal
Ilmu Administrasi Bisnis, 7(3), 116-123.
Datar, S. M., & Rajan, M. V. (2018). Horngren's Cost Accounting: A Managerial
Dewi, A. I. C. B. (2021). Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Current Ratio
(CR), Dan Total Asset Turnover (TATO) Terhadap Earning Per Share
(EPS) Pada Perusahaan Property, Real Estate, Dan Kontruksi Bangunan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019. Hita
Akuntansi Dan Keuangan, 2(4), 133-151.
Diaz, R., & Jufrizen. (2014). Pengaruh Return On Assets (ROA) Dan Return On
Equity (ROE) Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan
Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen &
Bisnis Vo.14 No. 02, 127-133.
Eka, S., Zulman, M., Surya, S., (2021). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Leverage, Dan Nilai Pasar Terhadap Return Saham (Pada Perusahaan
Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek tahun 2016-
2019). Universitas Muhammadiyah Jember. 41 – 51.
Emphasis (Sixteenth Edition). England: Pearson Education.
Fernandes, M., & Diana, P. (2019). Uji Komparasi Likuiditas, Profitabilitas dan
Fitrianingsih, D., & Budiansyah, Y. (2018). Pengaruh Current Rasio Dan Debt To
Equity Ratio Terhadap Harga Saham Di Perusahaan Food And Beverage
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017. Jurnal Riset
Akuntansi Terpadu, 12(1).
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
https://www.idx.co.id/produk/saham/

102
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Ibnu. (2021). Earning Per Share (EPS) Adalah: Pengertian dan Fungsinya Untuk
Perusahaan. Retrieved from https://accurate.id/bisnis-ukm/earning-per-
shareadalah/
Ikatan Akuntan Indonesia. (2019). Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan.
Draf Eksposur.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2020). Amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan
Keuangan Tentang Klasifikasi Liabilitas Sebagai Jangka Pendek Atau
Jangka Panjang. Draf Eksposur.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2020). PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan. In
Standar Akuntansi Keuangan.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2020). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas
Privat.
Indah, D. R., & Parlia. (2017). Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga
Saham Pada PT. Bank Mega Tbk. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi
(JENSI), 1(1).
Iriani, T. M. (2020). Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Total
Asset (DTA), Current Ratio (CR) dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap
Return Saham Dengan Earning Per Share (EPS) Sebagai Variabel
Mediasi (Pada Indeks LQ45 pada Bursa Efek Indonesia(BEI) tahun 2013-
2017) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).
Iskandar, D. (2017). Penegakan Hukum Atas Kejahatan Perdagangan Orang
Dalam (Insider Trading) Di Pasar Modal. Yustisi, 4(1).
Ismail, W. Parengkuan, T, Victoria, U. (2016). Pengaruh Current Ratio Dan
Struktur Modal Terhadap Laba Per Lembar Saham Pada Perusahaan
Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi, 16(1).
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2018). Intermediate Accounting
IFRS Edition.
Kieso. (2019). IFRS. In Wiley, PSAK. Wiley.
Koerniawan, R., Affan, N., & Musviyanti. (2019). Pengaruh Earning Per Share
(EPS) Dan Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Feb Unmul.

103
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Laurens, S. (2018). Influence Analysis Of DPS, EPS, And PBV Toward Stock
Price And Return. Journal The WINNERS Vol. 1 9 No. 1, 21-29.
Maimunah, S., & Megasatya, T. S. (2015). Pengaruh Struktur Modal Terhadap
Earning Per Share Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. JIAFE (Jurnal
Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 1(2), 85-93.
Maulana, Z., & Safa, A. F. (2017). Pengaruh Hutang Jangka Pendek Dan
HutangJangka Panjang Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Mandiri
TBK. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI), 1(1).
Minggus, T., Wasil, M., & Dharmani, A. N. (2020). The Impact of Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, and Total Asset Turnover
Towards The Profit Changes of Mining Companies Listed on Indonesia
Stock Exchange Period 2016-2018. Quantitative Economics and
Management Studies (QEMS), 1(2).
Muhibah. (2018). Pengaruh Financial Leverage Terhadap Earning Per Share
Pada PT. Intanwijaya International, Tbk. Jurnal Economix Volume 6,
Nomor 2, 1-12
Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi
Saham. Jakarta: Salemba Empat. Nopiyah, Wiwik. 2017. Pengaruh Debt
To Equity Ratio, Debt To Asset Ratio, Return On Asset, dan Current Ratio
Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yang
Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015.Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Nusantara Persatuan Guru Republik Indonesia Kediri.
Nugroho, Adithia. 2017. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return
On Asset Terhadap Earning Per Share (Studi Pada Perusahaan Kelompok
Indeks LQ45 yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2011- 2015).
Bandung: Universitas Telkom.
Nurlatifah, S., & Siburian, J. A. (2021). Pengaruh Return on Equity Dan Debt to
Total Assets Ratio Terhadap Earning per Share (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Tahun 2016 Sampai Tahun 2018).
Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Krisnadwipayana, 8(1), 31-42.
Nurul Umam, Muhammad Subhan. 2019. Analisis Pengaruh Current Ratio (CR),
Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Firm
SizeTerhadap Earning Per Share (EPS) (Studi Pada Perusahaan Sektor
Industri Dasar dan Kimia yang Tercatat di BEI Periode 2014-2018).

104
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Keunis Majalah Ilmiah Vol. 7 No. 2 Thn VII Juli 2019, Program Studi
Analis Keuangan Politeknik Negeri Semarang.
Octavianty, E., & Aprilia, F. (2014). Pengaruh Earning Per Share (EPS), Book
Value Per Share (BVS), Return On Equity (ROE), Dan Debt To Equity
Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di
BEI. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 6(2), 7-15.
Permana, Indra Rio. 2018. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to
Asset Ratio (DAR) terhadap Earning Per Share (EPS) pada Perusahaan
yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi di PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. Periode 2007-2016). Diploma Thesis UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.
Prihadi, Toto. 2012. Analisis Laporan Keuangan Lanjutan Proyeksi dan Volusi.
Jakarta: PPM
Sanjaya, Sigit. 2018. Analisis Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi. Jurnal Kajian Ekonomi
Islam. 3 (1), 71 – 84.
Santoso, S. (2002) SPSS Statistik Parameterik. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sartono, Agus. 2011. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :
BPPFE. Simanjuntak, P.D. L., & Sari, R. L. (2015). Analisis Pengaruh
Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Jurnal
Ekonomi dan Keuangan, 2(7), 14807.
Sartono, Agus. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi ke 4.
BPFE. Yogyakarta
Shinta, K., & Laksito, H. (2014). Pengaruh kinerja keuangan, ukuran perusahaan
dan arus kas operasi terhadap earnings per share. Diponegoro Journal Of
Accounting, 3(2), 682-692.
Shinta, Kumala. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus
Kas Operasi Terhadap Earnings Per Share. Diponegoro Journal of
Accounting Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014. Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Sholeqah, Y., & Burhanudin, I. (2020). Analisa Price Book Value, Solvabilitas
Dan Profitabilitas Terhadap Earning Per Share (StudilKasusiPerusahaan
DiiSektor Infrastruktur,
105
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
UtilitassDanITransportasiiYanggTerdaftarrDiiBursaaEfek Indonesia
(BEI). Tahun 2015-2018).
Silalahi, Ulber. 2015. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Siti Nurlatifah, S. E., & Siburian, J. A. (2021). PENGARUH RETURN ON
EQUITY DAN DEBT TO TOTAL ASSETS RATIO TERHADAP
EARNING PER SHARE (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SUB SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (TAHUN 2016
SAMPAI TAHUN 2018). Jurnal Akuntansi dan Bisnis Krisnadwipayana,
8(1).
Suryanto, Wirawan. 2019. Pengaruh Return On Assets, Current Ratio, Total Asset
Turn Over, dan Quick Ratio terhadap Earning Per Share serta dampaknya
terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa
Konstruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Tiongkok). Jurnal Sekuritas
(Saham, Ekonomi, Keuangan dan Investasi) Vol. 2, No. 3, Mei 2019
Program Studi Manajemen Universitas Pamulang, Banten.
Thohirin, L. M., & Purnamawati. (2021). Pengaruh DOL, DFL, CR, Dan TATO,
Terhadap EPS Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Tedaftar di BEI
Periode 2014-2019. Jurnal Kajian Ilmu Manajemen, 350-358.
Uno, M. B., Tawas, H., & Van Rate, P. (2014). Analisis kinerja keuangan, ukuran
perusahaan, arus kas operasional pengaruhnya terhadap earning per share.
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi,
2(3)
W, D. G., & Ghozali, I. (2017). Hubungan Penerapan Corporate Governance Dan
Social Corporate Terhadap Manajemen Pajak. Diponegoro Journal Of
Accounting, 6(3).
Waluyo. (2020). Akuntansi Pajak Edisi 7. Salemba Empat.
Wanny, Yuesti, Merissa, Erlin, & Nasution. (2019). Pengaruh TATO, DER dan
Current Ratio terhadap ROA pada pada perusahaan property dan real
estate. Owner.
Wareza, M. (2020). Efek Covid-19, Saham Sektor Apa yang Kebal Terhadap
Corona? Retrieved from
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200414164044-17-

106
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Wartono, T. (2018). Pengaruh Return On Asset Dan Current Ratio Terhadap
Earning Per Share. Jurnal Semarak, 1(2).
Welas. 2016. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin
dan Total Asset Turnover Terhadap Earning Per Share (Studi Empiris
Pada Perusahaan Publik Sub Sektor Kimia Periode 2011-2015). Jurnal
Ekonomika dan Manajemen Vol. 5, No.1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Budi Luhur, Jakarta.
Wet, J. D. (2013). Earnings Per Share As A Measure Of Financial Performance :
Does It Obscure More Than It Reveals?. Corporate Ownership & Control
Volume 10, Issue 4.
Weygandt, J. J., Kimmel, P. D., & Kieso, D. E. (2019). Financial Accounting
IFRS Edition 4. Wiley.
Weygandt, Kimmel and Kieso. 2013. Financial Accounting: IFRS Edition.
Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.
Widodo, A. (2018). Analisis Pengaruh Current Ratio (CR), Total Asset Turnover
(TATO), Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap Return On Asset
(ROA), Serta Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah
Manajemen Forkamma.
Widyaningrum, Y., & Anshari, I. (2017). Analisis Perbedaan Perhitungan Laba
Bersih Dan Ekuitas Sebelum Dan Sesudah Penerapan IFRS Pada PT.
Unilever Indonesia TBK. Jurnal Akuntansi, 11(2).
www.cnnindonesia.com
Yuni, R. R. (2016). Pengaruh Debt to Total Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity
Ratio (DER) Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada PT Sampoerna
Agro, Tbk. Dan Entitas Anak. BIS-MA (Bisnis Manajemen), 1(4).
Zamri, N. A., Purwati, A. S., & Sudjono. (2016). Pengaruh Rasio Profitabilitas
dan leverage terhadap Earning Per Share (EPS) (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2015). AlTijary Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. 1, No. 2, Vol.
1, No. 2, Hal. 151-166, 151-166

107
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
LAMPIRAN
Lampiran A Formulir Konsultasi Bimbingan

108
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
FORMULIR KONSULTASI SKRIPSI PRODI AKUNTANSI
Semester :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Nama Dosen Pembimbing :
Paraf
Tanggal Dosen
Agenda/Pokok Bahasan Saran Perbaikan
Konsulta Pembimbi
si ng

109
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara
Catatan : Form ini wajib dibawa pada saat konsultasi & dilampirkan di dalam skripsi

Tangerang……………………

________________________
Dosen Pembimbing

110
Pengaruh Net Profit Margin…, Nicho Deven Hamawi, Universitas Multimedia
Nusantara

Anda mungkin juga menyukai