Anda di halaman 1dari 82

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS EKONOMI

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), DEBT TO ASSET


RATIO (DAR), NET PROFIT MARGIN (NPM), DAN SALES
GROWTH (SG) TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN SUB SEKTOR TELEKOMUNIKASI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2017-2022

Disusun oleh:

Nama : Denny Fatih Muhammad


NPM : 21219661
Program Studi : Akuntansi
Pembimbing : Dr. Diana Sari, SE., MMSI.

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat


dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata (S1)

JAKARTA
2023
LEMBAR PERYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Denny Fatih Muhammad
NPM : 21219661
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Judul Skripsi : PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), DEBT TO
ASSET RATIO (DAR), NET PROFIT MARGIN (NPM),
DAN SALES GROWTH (SG) TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR
TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2017-2022

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat
ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di
kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus
bersedia menerima saksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Gunadarma.

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.

Jakarta, 25 Agustus 2023


Penulis,

(Denny Fatih Muhammad)

ii
LEMBAR PENGESAHAN

KOMISI PEMBIMBING
NO. NAMA KEDUDUKAN
1. Dr. Diana Sari, SE., MMSI. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
Tanggal Sidang: 30/08/2023

PANITIA UJIAN
NO. NAMA KEDUDUKAN
1. Dr. Ravi Ahmad Salim Ketua
2. Prof. Dr. Wahyudi Priyono Sekretaris
3. Dr. Diana Sari, SE., MMSI. Anggota
4. Anggota
5. Anggota
Tanggal Lulus: …/…/…

Mengetahui,

Pembimbing Bagian Sidang Ujian

(Dr. Diana Sari, SE., MMSI.) (Dr. Edi Sukirman Ssi., MM., M.IKom )

iii
ABSTRAKSI

Denny Fatih Muhammad, 21219661


PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), DEBT TO ASSET RATIO
(DAR), NET PROFIT MARGIN (NPM), DAN SALES GROWTH (SG)
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR
TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2017-2022

Skripsi, Fakultas Ekonomi 2023


Kata Kunci: Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin
(NPM), dan Sales Growth (SG), Harga Saham

(xiii + 67 + Lampiran)

Pertumbuhan ekonomi yang kuat cenderung berdampak positif pada


permintaan layanan telekomunikasi. Ketika ekonomi tumbuh, konsumen dan
perusahaan cenderung menghabiskan lebih banyak untuk layanan komunikasi,
termasuk telepon, internet, dan jaringan data. Permintaan yang meningkat ini dapat
berkontribusi pada kinerja finansial yang lebih baik bagi perusahaan
telekomunikasi, yang pada gilirannya dapat mendorong kenaikan harga saham
dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat memiliki pengaruh terhadap harga
saham di sektor telekomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net
Profit Margin (NPM), dan Sales Growth (SG) terhadap harga saham perusahaan
pada sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2017-2022.
Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor telekomunikasi yang
terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2017-2022, sehingga sampel yang
diperoleh sebanyak 6 perusahaan atau n=36. Data yang digunakan berupa data
sekunder yaitu annual report atau laporan keuangan tahunan perusahaan. Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis linier berganda. Alat bantu pengujian yang
digunakan adalah software SPSS versi 25.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel Return On
Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan Sales
Growth (SG) berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan variabel Return
On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan Sales
Growth (SG) berpengaruh terhadap harga saham.

Daftar Pustaka (2002 – 2023)

iv
ABSTRACK

Denny Fatih Muhammad, 21219661


THE EFFECT OF RETURN ON ASSET (ROA), DEBT TO ASSET RATIO
(DAR), NET PROFIT MARGIN (NPM), AND SALES GROWTH (SG) ON
STOCK PRICE IN TELECOMMUNICATIONS SUB-SECTOR
COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE FOR
THE 2017-2022 PERIOD

Thesis, Faculty of Economics 2023


Keywords: Return On Assets (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin
(NPM), and Sales Growth (SG), Stock Price

(xiii + 67 + Attachment)

Strong economic growth tends to have a positive impact on the demand for
telecommunications services. As the economy grows, consumers and companies
tend to spend more on communications services, including telephone, internet and
data networks. This increased demand can contribute to better financial
performance for telecommunications companies, which in turn can push up share
prices in other words economic growth can have an effect on share prices in the
telecommunications sector. This study aims to determine and analyze the effect of
Return On Assets (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM),
and Sales Growth (SG) on company stock prices in the telecommunications sub-
sector listed on the Indonesia Stock Exchange. period 2017-2022.
The sampling method used purposive sampling technique. The sample in
this study were telecommunications sub-sector companies listed on the Indonesian
stock exchange for the 2017-2022 period, so that the samples obtained were 6
companies or n = 36. The data used is in the form of secondary data, namely the
annual report or the company's annual financial report. The analysis technique used
is multiple linear analysis. The testing tool used is SPSS software version 25.
The results showed that partially the variables Return On Assets (ROA),
Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), and Sales Growth (SG) had
an effect on stock prices. Simultaneously the variables Return On Assets (ROA),
Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), and Sales Growth (SG)
affect stock prices.

Bibliography (2002 – 2023)

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis
kekuatan sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini. Banyak hal terjadi dalam
proses penyelesaian Skripsi yang berjudul “PENGARUH RETURN ON ASSET
(ROA), DEBT TO ASSET RATIO (DAR), NET PROFIT MARGIN (NPM), DAN
SALES GROWTH (SG) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
SUB SEKTOR TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2017-2022” sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan gelar Sarjana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma.
Didalam penyusunan Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Toto Sugiharto, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma.
3. Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Gunadarma.
4. Dr. Edi Sukirman Ssi., MM., M.Ikom, selaku Kepala Bagian Sidang Ujian
Universitas Gunadarma.
5. Dr. Diana Sari, SE., MMSI., selaku pembimbing yang telah berkenan untuk
memberikan kesediaan waktu untuk bimbingan memberikan arahan,
masukan, nasihat dan motivasi yang mendorong dan membangun dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma yang telah
memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan kepada penulis selama ini.
7. Kedua orang tua penulis (Ibu Rohalia dan Bapak Kasiman) yang telah
memberikan doa, semangat, dan dukungan materil yang sangat berarti bagi
penulis dalam menyelesaikan penulisan ini.

vi
8. Teman-teman yaitu Riko, Rafli, Erika, Rieke dan Windy yang selalu
memberikan saran, bantuan, arahan, motivasi dan telah mengisi hari-hari
penulis menjadi lebih menyenangkan.
9. Teman-teman sekelompok yaitu Jenita, Olin, dan Stefani yang selalu
membantu, mendukung dan saling menguatkan dalam proses menyusun
skripsi.
10. Mobile legend yang selalu menjadi tempat peristirahatan sejenak kepada
penulis.
11. Rekan-rekan 4EB09 dan rekan terdekat lainnya yang senantiasa saling
memberikan masukan dan memberi dukungan kepada saya. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk menjadikan tugas ini lebih
baik lagi.

Jakarta, 25 Agustus 2023


Penulis,

(Denny Fatih Muhammad)

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERYATAAN ..................................................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
ABSTRAKSI......................................................................................................... iv
ABSTRACK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7
2.1 Landasan Teori.......................................................................................... 7
2.1.1 Teori Sinyal ................................................................................................. 7
2.1.2 Pasar Modal ................................................................................................ 8
2.1.3 Saham.......................................................................................................... 8
2.1.4 Harga Saham ............................................................................................... 9
2.1.5 Laporan Keuangan .................................................................................... 10
2.1.6 Rasio Keuangan ........................................................................................ 11
2.1.7 Return On Asset (ROA) ............................................................................ 12
2.1.8 Debt to Asset Ratio (DAR)........................................................................ 12
2.1.9 Net Profit Margin (NPM) ......................................................................... 13
2.1.10 Sales Growth (SG) .................................................................................. 14

viii
2.2 Kajian Penelitian Terkait ............................................................................ 15
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis, Model Penelitian, dan Hipotesis ..................... 20
2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................................... 20
2.3.2 Kerangka Penelitian .................................................................................. 22
2.3.3 Hipotesis Penelitian................................................................................... 23
BAB III ................................................................................................................. 24
METODE PENELITIAN ................................................................................... 24
3.1 Obyek Penelitian ..................................................................................... 24
3.2 Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel Populasi ............................... 24
3.2.1 Populasi ..................................................................................................... 24
3.2.2 Prosedur Penentuan Sampel ...................................................................... 24
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 26
3.3.1 Jenis Data .................................................................................................. 26
3.3.2 Sumber Data.............................................................................................. 26
3.4 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................... 27
3.5 Identifikasi Variabel................................................................................ 28
3.5.1 Variabel Independen ................................................................................. 28
3.5.2 Variabel Dependen.................................................................................... 28
3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................................... 28
3.7 Teknik Analisis ....................................................................................... 31
3.7.1 Analisis Deskriptif .................................................................................... 31
3.7.2 Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 31
3.7.3 Uji Regresi Linier Berganda ..................................................................... 33
3.7.4 Uji Hipotesis ............................................................................................. 34
3.7.5 Uji Koefisien Determinasi (R²) ................................................................. 35
BAB IV ................................................................................................................. 37
PEMBAHASAN .................................................................................................. 37
4.1 Hasil Pengumpulan Data......................................................................... 37
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 37
4.1.2 Data Hasil Penelitian................................................................................. 41
4.2 Pembahasan............................................................................................. 42
4.2.1 Analisis Deskriptif .................................................................................... 42
ix
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 45
4.2.3 Uji Regresi Linier Berganda ..................................................................... 49
4.2.4 Uji Hipotesis ............................................................................................. 51
4.2.5 Uji Koefisien Determinasi (R²) ................................................................. 54
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian ................................................................... 55
4.4 Hasil Pembahasan ................................................................................... 56
4.4.1 Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham ...................... 56
4.4.2 Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) Terhadap Harga Saham ................ 57
4.4.3 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham ................... 57
4.4.4 Pengaruh Sales Growth (SG) Terhadap Harga Saham.............................. 58
BAB V................................................................................................................... 60
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 60
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 60
5.2 Saran ....................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 62
LAMPIRAN ......................................................................................................... 68

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kajian Penelitian Sejenis ................................................................... 15


Tabel 3.1 Proses Penarikan Sampel .................................................................. 25
Tabel 3.2 Proses Penarikan Sampel .................................................................. 26
Tabel 3.3 Definisi Operasional Pengukuran Variabel ..................................... 29
Tabel 4.1 Rangkuman Data Penelitian ............................................................. 41
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif .................................................................... 43
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas........................................................................... 45
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 46
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 47
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................... 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Parsial (Uji t) ...................................................................... 52
Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) .................................................................. 54
Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................................... 55
Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Penelitian ........................................................... 56

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Metode Penelitian .......................................................................... 22


Gambar 4.1 Grafik Scatter Plot ........................................................................ 49

xii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Pertumbuhan Sektor Informasi dan Komunikasi Terhadap PDB Nasional
(2017-2022)………………………………………………………………………………2

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Menyebar luasnya wabah virus corona atau yang lebih dikenal dengan nama
covid-19 pada akhir tahun 2019 telah memberikan dampak yang cukup signifikan
terhadap perekonomian global dan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, salah
satunya Indonesia. Dampak utama yang terlihat dari penyebaran covid-19 ini
diantaranya adalah penurunan aktivitas ekonomi, kehilangan lapangan pekerjaan,
ketidakpastian ekonomi, gangguan rantai pasokan, hingga respons fiskal dan
kebijakan moneter.
Selain itu, banyak perusahaan harus bersusah payah untuk mempertahankan
stabilitas ekonomi mereka ditengah pandemi covid-19 ini. Segala cara mereka
upayakan dengan melakukan penyesuaian dan inovasi agar dapat mempertahankan
stabilitas ekonomi dan kelangsungan bisnis mereka ditengah situasi yang sulit ini.
Indonesia sebagai salah satu negara yang terkena dampak dari covid-19 ini
sempat mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 2,97%
pada tahun 2020, turun dari 5,02% pada tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan
banyak sektor yang terdampak, mulai dari industri manufaktur, perdagangan,
transportasi, perhotelan, termasuk juga sektor telekomunikasi.
Sektor telekomunikasi merupakan salah satu sektor yang terkena dampak
dari pandemi covid-19. Berbanding terbalik dengan sektor lain, sektor
telekomunikasi justru lebih banyak mendapat dampak positif daripada dampak
negatif dari adanya covid-19, beberapa dampak yang ditimbulkan antara lain
peningkatan permintaan layanan komunikasi, lonjakan penggunaan internet,
peningkatan kebutuhan infrastruktur, perubahan pola penggunaan layanan,
tantangan logistik dan pasokan.
Meski perekonomian nasional selama 2020 meredup, sektor informasi dan
komunikasi (infokom) muncul sebagai salah satu sektor yang menjadi tulang
punggung (backbone) pertahanan bangsa dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Seperti disiarkan Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (5/2/2021), sektor infokom
1
2

tumbuh sebesar 10,58 persen (c-to-c) pada 2020 dibanding 2019 yang tumbuh
sebesar 9,42 persen (c-to-c). Terminologi c-to-c itu mengacu pada produk domestik
bruto (PDB) atas dasar harga konstan kumulatif sampai dengan satu triwulan
dibandingkan periode kumulatif yang sama pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan Sektor Informasi dan Komunikasi


Terhadap PDB Nasional (2017-2021)
12

10
8

4
2

0
2017 2018 2019 2020 2021 2022
-2

-4

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pertumbuhan PDB Sektor Informasi dan Komunikasi

Grafik 1.1 Pertumbuhan Sektor Informasi dan Komunikasi Terhadap PDB


Nasional (2017-2022)
Sumber: Data Diolah Penulis 2023

Sektor telekomunikasi merupakan salah satu sektor yang secara langsung


berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan yang kuat
dalam industri telekomunikasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan, karena memberikan dukungan bagi sektor lain, seperti e-commerce,
finansial digital, dan layanan berbasis teknologi. Akses yang baik dan terjangkau
ke layanan telekomunikasi memungkinkan perusahaan dan individu untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam aktivitas mereka. Komunikasi yang
lebih cepat dan efisien memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan proses
bisnis, berkolaborasi secara online, dan meningkatkan aksesibilitas pasar. Ini
berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Pertumbuhan ekonomi juga dapat memiliki pengaruh terhadap harga saham
di sektor telekomunikasi. Pertumbuhan ekonomi yang kuat cenderung berdampak
3

positif pada permintaan layanan telekomunikasi. Ketika ekonomi tumbuh,


konsumen dan perusahaan cenderung menghabiskan lebih banyak untuk layanan
komunikasi, termasuk telepon, internet, dan jaringan data. Permintaan yang
meningkat ini dapat berkontribusi pada kinerja finansial yang lebih baik bagi
perusahaan telekomunikasi, yang pada gilirannya dapat mendorong kenaikan harga
saham.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang positif juga dapat memicu investasi
yang lebih besar dalam infrastruktur telekomunikasi, seperti perluasan jaringan dan
pengembangan teknologi baru. Ini bisa termasuk peningkatan cakupan internet,
pengembangan jaringan 5G, dan investasi dalam infrastruktur telekomunikasi yang
lebih baik. Investasi ini dapat membawa manfaat jangka panjang bagi perusahaan
telekomunikasi dan memberikan sinyal positif kepada pasar, yang dapat
mempengaruhi harga saham. Pertumbuhan ekonomi yang baik juga dapat
memberikan peluang bagi perusahaan telekomunikasi untuk meningkatkan
pendapatan dan laba mereka. Permintaan yang lebih tinggi untuk layanan
telekomunikasi dapat menghasilkan peningkatan pendapatan, sementara investasi
yang cerdas dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional.
Kinerja finansial yang lebih baik dapat mendorong minat investor dan berpotensi
menyebabkan kenaikan harga saham sektor telekomunikasi.
Darmadji dan Fakhruddin (2012) berpendapat bahwa harga saham adalah
harga yang terjadi dibursa pada waktu tertentu. Harga saham bisa berubah-ubah
bisa naik ataupun turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat. Bahkan dapat
berubah dalam hitungan menit dan juga hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan
karena tergantung dengan permintaan dan penawaran antara pembeli saham dan
penjual saham.
Harga saham suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh rasio keuangan.
Menurut Kasmir (2018) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka
dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan
komponen lainnya dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada
4

diantara laporan keuangan. Kemudian, angka yang diperbandingkan dapat berupa


angka-angka di dalam suatu periode maupun beberapa periode.
Rasio keuangan yang dapat mempengaruhi harga saham diantaranya Rasio
Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Utang, dan Rasio Nilai Pasar. Selain rasio
keuangan indikator penting yang dapat mempengaruhi harga saham ialah Sales
Growth. Hal ini dikarenakan jika suatu perusahaan mampu mencapai pertumbuhan
yang kuat dan konsisten dari waktu ke waktu dapat memberikan sinyal positif
kepada investor dan menyebabkan kenaikan harga saham.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis bermaksud melakukan penelitian
yang berjudul “PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), DEBT TO ASSET
RATIO (DAR), NET PROFIT MARGIN (NPM), DAN SALES GROWTH (SG)
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR
TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2017-2022”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yg sudah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit
Margin (NPM), dan Sales Growth (SG) berpengaruh terhadap harga saham
sub sektor telekomunikasi secara parsial?
2. Apakah Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit
Margin (NPM), dan Sales Growth (SG) berpengaruh terhadap harga saham
sub sektor telekomunikasi secara simultan?

1.3 Batasan Masalah


Sesuai rumusan masalah yang sudah diuraikan di atas, serta untuk
menghindari perluasan masalah yang akan diteliti, maka pada penelitian ini dibatasi
pada masalah yang hanya mengangkut Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to
Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan Sales Growth (SG) terhadap
harga saham sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2017-2022.
5

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
1. Mengetahui dan menganalisis apakah Return On Asset (ROA), Debt to Asset
Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan Sales Growth (SG)
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan sub sektor telekomunikasi
secara parsial.
2. Mengetahui dan menganalisis apakah Return On Asset (ROA), Debt to Asset
Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan Sales Growth (SG)
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan sub sektor telekomunikasi
secara simultan.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah serta memperluas wawasan dan
pengetahuan mengenai pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Asset
Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan Sales Growth (SG) terhadap
harga saham perusahaan pada sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2017-2022.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu
pengetahuan dan memperbanyak melakukan penelitian mengenai pengaruh
Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin
(NPM), dan Sales Growth (SG) terhadap harga saham bagi pembaca dari
kalangan praktisi maupun akademisi.
3. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh
Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin
(NPM), dan Sales Growth (SG) terhadap harga saham perusahaan sub sektor
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai bahan
6

pertimbangan para investor untuk mendapat manfaat dalam melakukan


investasi di sektor tersebut.
4. Bagi Masyarakat
Melalui penelitian ini diharapkan agar masyarakat tertarik untuk
berinvestasi pada saham khususnya saham perusahaan sub sektor
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Teori Sinyal
Teori sinyal (signalling theory) adalah teori yang menunjukkan tindakan
manajemen perusahaan untuk memberikan prospek perusahaan kepada investor.
Signalling theory menunjukkan pentingnya kesetaraan informasi yang dimiliki oleh
manajer dan investor. Umumnya manajer lebih mengetahui informasi-informasi
tentang keadaaan perusahaan dibandingkan dengan para pemegang saham dan
investor. Jika keadaan perusahaan baik maka informasi ini akan dapat
diterjemahkan sebagai sinyal yang menunjukkan prospek perusahaan bagi investor.
Dengan sinyal positif yang diterima oleh investor dan calon investor, diharapkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya akan ditunjukkan
sehingga investor tertarik untuk berinvestasi dan mempercayakan sumber daya
kepada perusahaan dan sehingga meningkatkan harga pasar saham perusahaan dan
pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2019).
Laporan keuangan tahunan merupakan salah satu media yang dapat
digunakan untuk memberitakan sinyal atau informasi mengenai kinerja perusahaan
kepada investor. Investor akan menganalisis informasi yang diberikan perusahaan
tersebut sebagai good news atau bad news. Informasi yang disampaikan perusahaan
harus dapat memberikan sinyal yang baik dan efektif agar dapat menguasai pasar
sehingga mendorong minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.
Return On Asset (ROA) merupakan salah satu sinyal yang baik untuk
menarik para investor dalam melakukan kegiatan investasi. Return On Asset (ROA)
yang tinggi menunjukkan sinyal positif karena Return On Asset (ROA)
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva
yang digunakan untuk diinvestasikan dala suatu periode. Semakin besar nilai return
on asset, semakin efisien perusahaan menggunakan aset dalam menghasilkan laba.
Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan

7
8

investasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang


waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan laba (Kasmir, 2016).

2.1.2 Pasar Modal


Menurut Fransiskus Paulus Paskalis (2016) pasar modal merupakan sebuah
sarana yang dapat digunakan oleh emiten atau perusahaan yang membutuhkan dana
untuk mengembangkan usaha serta pihak investor yang membutuhkan tempat atau
media untuk berinvestasi sehingga memperoleh keuntungan dari investasi di pasar
modal.
Menurut Jogiyanto (2017) pasar modal merupakan tempat bertemu antara
pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sarana
perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham
atau mengeluarkan obligasi. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa pasar modal yaitu sebagai suatu kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual-belikan
sekuritas (Tandelilin, 2017).
Berdasarkan berberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Pasar modal adalah tempat di mana orang yang membutuhkan dana dan mereka
yang memiliki dana berlebih bertemu untuk melakukan investasi. Di pasar ini,
berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, waran, dan hak dapat
diperjualbelikan. Instrumen ini diterbitkan oleh perusahaan dan pemerintah, dan
kegiatan di pasar modal melibatkan berbagai lembaga dan profesi terkait.

2.1.3 Saham
Menurut Husnan (2015) saham adalah secarik kertas yang menunjukkan hak
pemodal yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari
9

prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan


berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.
Menurut Fahmi (2015) pengertian saham sebagai berikut : Saham (stock)
adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan
berupa selembar kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama
perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap
pemegangnya.
Saham dapat diartikan sebagai bagian bukti kepemilikan seseorang terhadap
sebuah perusahaan dengan satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen
finansial. Penerbitan saham yang dilakukan oleh perusahaan, memungkinkan bagi
perusahaan untuk mendapatkan modal saat sedang membutuhkan pendanaan
jangka panjang dengan menjual kepentingan dengan imbalan uang tunai yang dapat
dijadikan modal oleh perusahaan. Penerbitan saham ini menjadi salah satu metode
utama bagi perusahaan untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan
obligasi (surat utang). Saham dijual oleh perusahaan melalui pasar primer (primary
market) atau pasar sekunder (secondary market) (Syahyunan, 2015).
Menurut (Abi, 2016) saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan
modal seseorang atau pihak (beban usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim
atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
saham adalah bukti atau sertifikat yang menunjukkan kepemilikan atas suatu
perusahaan, dan pemilik saham memiliki hak atas bagian dari pendapatan yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

2.1.4 Harga Saham


Harga saham menurut Widiatmojo (2017) merupakan tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan yang merupakan refleksi
dari keputusan pendanaan, investasi, dan pengelolahan aset.
10

Harga saham merupakan harga yang dibentuk dari interaksi para penjual
dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan terhadap profit perusahaan
(Christine, 2012).
Menurut (Priantono, Hendra, & Anggraeni, 2018) harga saham merupakan
faktor sangat penting dan perlu diperhatikan oleh para investor karena harga saham
menunjukan prestasi emiten yang menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu
perusahaan secara keseluruhan.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
harga saham adalah nilai yang ditawarkan kepada pihak lain untuk memiliki
kepemilikan dalam perusahaan. Harga saham bisa berfluktuasi dengan cepat dan
terus-menerus berubah. Perubahan harga saham perusahaan tergantung pada
permintaan dan penawaran dari pembeli dan penjual saham.

2.1.5 Laporan Keuangan


Menurut Sutrisno (2012) laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses
akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan laba rugi.
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan
suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan
pertimbangan di dalam mengambil keputusan.
Menurut Werner R. Murhadi (2019) laporan keuangan merupakan bentuk
bahasa bisnis. Laporan keuangan memberikan data yang terolah kepada pengguna
tentang posisi keuangan perusahaan. Memahami laporan keuangan perusahaan
memungkinkan pemangku kepentingan yang berbeda untuk memahami posisi
keuangan perusahaan.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Laporan keuangan adalah dokumen yang menyajikan informasi tentang keuangan
suatu entitas atau perusahaan dalam periode tertentu. Biasanya, laporan keuangan
terdiri dari tiga komponen utama, yaitu laporan laba rugi (income statement), neraca
(balance sheet), dan laporan arus kas (cash flow statement). Melalui laporan
keuangan, pemangku kepentingan seperti pemilik perusahaan, investor, kreditor,
dan pihak terkait lainnya dapat memperoleh gambaran tentang kinerja keuangan
11

perusahaan, termasuk pendapatan, beban, aset, kewajiban, dan arus kas. Hal ini
memungkinkan mereka untuk memahami posisi keuangan, hasil operasi, dan arus
kas perusahaan tersebut.

2.1.6 Rasio Keuangan


Menurut Sujarweni (2017) rasio keuangan merupakan suatu kegiatan
melakukan analisis laporan keuangan degan membandingkan akun satu dengan
yang lainnyayang terdapat di dalam laporan keuangan, perbandingan dapat
dilakukan antara akun laba rugi maupun dalam laporan keuangan neraca.
Menurut Hery (2018) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Perbandingan dapat dilakukan
antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya atau antarpos yang ada
diantara laporan keuangan.
Menurut Kasmir (2019) rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara
satu komponen dengan komponen lainnya dalam satu laporan keuangan atau antar
komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian, angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka di dalam suatu periode maupun
beberapa periode.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
rasio keuangan adalah alat analisis yang penting untuk mengevaluasi kinerja
keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan melibatkan perhitungan dan
perbandingan berbagai angka yang terkait dengan laporan keuangan perusahaan,
seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Rasio keuangan dapat
memberikan wawasan tentang likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan solvabilitas
perusahaan. Para ahli meyakini bahwa rasio keuangan memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang kondisi keuangan suatu perusahaan, memungkinkan
perbandingan dengan standar industri, dan membantu dalam pengambilan
keputusan yang tepat terkait dengan investasi, kredit, dan operasional perusahaan.
12

2.1.7 Return On Asset (ROA)


Menurut Kasmir, (2019) Return on Assets (ROA) adalah rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
Keberhasilan perusahaan dinilai baik bukan hanya dari total labanya saja tetapi
melihat dari segi solvabilitasnya antara lain kemampuan melunasi hutang yang ada
dengan menggunakan seluruh asset yang dimilikinya.
Menurut Kariyoto (2017) Return On Asset sering disebut sebagai economic
profitability yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan.
Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang menggambarkan sejauh
mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba
(Adnyana, 2020).
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Return On Assets (ROA) merupakan indikator yang mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan menggunakan semua aset
yang dimiliki. ROA mencerminkan efisiensi perusahaan dalam mengelola seluruh
asetnya untuk mencapai pendapatan. Dengan demikian, ROA dapat digunakan
sebagai pengukur untuk mengevaluasi sejauh mana perusahaan mampu
memperoleh laba yang optimal berdasarkan posisi asetnya. Rumus menghitung
Return On Assets (ROA) adalah sebagai berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROA = x100
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

2.1.8 Debt to Asset Ratio (DAR)


Definisi DAR sendiri menurut Sanjaya & Sipahutar ( 2019) Debt to Asset
Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Sedangkan menurut Kasmir dalam Astutik & Anggraeny (2019) Debt to
Asset Ratio (DAR) merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Salah satu cara yang digunakan
13

kreditor untuk melihat apakah perusahaan tersebut layak mendapatkan pinjaman


yaitu dengan cara melihat nilai likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Debt to Asset Ratio adalah rasio yang memperbandingkan total utang dengan total
aset, yang mengukur sejauh mana aset suatu perusahaan didanai oleh utang. Rumus
menghitung Debt to Asset Ratio (DAR) adalah sebagai berikut:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
DAR = 𝑥100
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

2.1.9 Net Profit Margin (NPM)


Menurut Kasmir dalam Gantino & Iqbal (2017) Net Profit Margin
merupakan rasio profitabilitas yang dapat mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Laba
bersih dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum pajak penghasilan
dengan beban pajak penghasilan. NPM menunjukan bahwa semakin tinggi marjin
laba bersih semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal
tersebut terjadi karena tingginya laba sebelum pajak penghasilan.
Net Profit Margin menurut Prihadi (2020) sebagai ukuran dalam
menghitung kemampuan perusahaan dalam memberikan return kepada pemegang
saham dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan
dengan penjualan.
Menurut Syamsuddin (2013), Net Profit Margin (NPM) adalah rasio antara
laba bersih yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk
pajak dibandingkan dengan penjualan. Net Profit Margin dapat dikatakan baik
tergantung pada industry mana perusahaan bersangkutan beroperasi. Semakin
tinggi tingkat Net Profit Margin maka semakin baik pula tingkat operasi
perusahaan.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
NPM adalah rasio keuangan yang mengukur persentase laba bersih yang dihasilkan
oleh perusahaan dari pendapatan total. NPM digunakan untuk mengevaluasi
profitabilitas perusahaan dan efisiensi dalam menghasilkan laba dari penjualan.
14

Semakin tinggi NPM, semakin efisien perusahaan dalam mengelola biaya dan
menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi dari pendapatan. Rumus menghitung
Net Profit Margin (NPM) adalah sebagai berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


NPM = x100
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

2.1.10 Sales Growth (SG)


Menurut Kesuma (2009) juga menyatakan bahwa sales growth adalah
kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan penjualan tinggi, maka akan mencerminkan pendapatan perusahaan
yang juga meningkat. Laju pertumbuhan perusahaan dapat berdampak pada
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan keuntungan dan meraih peluang di
masa depan. Jika penjualan meningkat dengan cepat, hal ini akan mencerminkan
peningkatan pendapatan perusahaan, yang berarti beban pajak juga meningkat.
Pertumbuhan penjualan dapat diamati dengan membandingkan penjualan dari
tahun sebelumnya dengan tahun periode berikutnya. Jika terjadi peningkatan yang
konsisten dalam aktivitas utama operasional, maka perusahaan dianggap
mengalami pertumbuhan yang positif dan lebih baik.
Fahmi (2018) mengemukakan sales growth merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan posisinya di industri dan ekonomi.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Sales Growth adalah indikator penting yang menunjukkan pertumbuhan
pendapatan atau penjualan suatu perusahaan dari periode ke periode. Sales growth
mencerminkan kinerja perusahaan dalam memperluas pangsa pasar, meningkatkan
volume penjualan, atau mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Pertumbuhan
penjualan yang positif dapat menjadi tanda keberhasilan strategi bisnis, keunggulan
kompetitif, dan daya tarik bagi investor. Sales growth merupakan metrik yang
penting untuk dipantau dan menjadi pertimbangan penting dalam menganalisis
kinerja perusahaan serta mengevaluasi prospek pertumbuhan di masa depan.
Rumus menghitung Sales Growth adalah sebagai berikut:
15

(𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑖𝑛𝑖 – 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎)


Sales Growth = x100
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎

2.2 Kajian Penelitian Terkait


Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya, oleh sebab itu
diperlukan penelitian serupa untuk menjadi bahan acuan. Beberapa penelitian
serupa yang menjadi bahan acuan dalam penelitian ini, antara lain:

Tabel 2.1 Kajian Penelitian Sejenis

No Nama Peneliti Judul dan ISSN Variabel Hasil Penelitian


1. Asep Pengaruh Current Variabel Secara simultan variabel
Muhammad Ratio (Cr), Return independent Current Ratio, Return On
Lutfi & Nardi On Equity (Roe), (X): Current Equity dan Sales Growth
Sunardi (2019) dan Sales Growth Ratio, Return ratio tidak berpengaruh
Terhadap Harga On Equity, positif dan signifikan
Saham Yang Sales Growth terhadap Harga Saham.
Berdampak Pada
Kinerja Keuangan Variabel Secara parsial variabel
Perusahaan Dependen Current Ratio (CR)
(Pada Perusahaan (Y) : Harga berpengaruh negatif dan
Manufaktur Sektor Saham signifikan terhadap Harga
Makanan Dan Saham, variable Return
Minuman Yang On Equity berpengaruh
Terdaftar Di Bursa positif dan signifikan
Efek Indonesia) terhadap harga saham,
dan variable Sales Growth
Jurnal Sekuritas berpengaruh positif dan
(ISSN 2581-2777) tidak signifikan terhadap
Vol.2, No.3, Mei harga saham.
2019
2. Ivan Octavianus Pengaruh Roa, Cr, Variabel Secara simultan variabel
dan Thio Lie Sales Growth, dan independent return on asset, current
Sha (2021) Dpr Terhadap Harga (X): Return ratio, sales growth dan
Saham Perusahaan On Asset, dividend payout ratio
Manufaktur Current berpengaruh signifikan
Ratio, Sales secara bersama terhadap
Jurnal Growth, harga saham.
Multiparadigma Dividend
Akuntansi Payout Ratio Secara parsial variabel
return on asset
16

Tabel 2.1 Kajian Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Nama Peneliti Judul dan ISSN Variabel Hasil Penelitian


Volume 3 No. Variabel berpengaruh negatif dan
1/2021 Edisi Januari Dependen tidak signifikan terhadap
Hal: 30-37 (Y) : Harga harga saham, variabel
Saham current ratio berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap harga saham,
variabel sales growth
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap harga
saham, variabel dividend
payout ratio berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan terhadap harga
saham.
3. Randi Rahmat, Pengaruh ROA, ROE Variabel Secara uji simultan
Vidya Fathimah dan NPM terhadap independent variabel return on asset,
(2022) Harga Saham pada (X): Return return on equity dan net
Perusahaan Non On Asset, profit margin berpengaruh
Perbankan yang Return On positif dan signifikan
terdaftar di LQ45 Equity, Net terhadap harga saham.
Profit
Jurnal Ilmu Margin Secara parsial variabel
Manajemen return on asset
(p-ISSN 2355-1488, Variabel berpengaruh positif
e-ISSN 2615-2932) Dependen dan signifikan terhadap
Volume 10, Issue 1, (Y) : Harga harga saham, variabel
Februari 2022, pages Saham return on equity
8-13 berpengaruh negatif dan
tidak signifikan
terhadap harga saham dan
net profit margin
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap harga
saham.
4. Siti Aisyah Pengaruh Return On Variabel Secara simultan variabel
Siregar Asset dan Net Profit independent Return On Assets dan
(2022) Margin Terhadap (X): Return Net Profit Margin
Harga Saham pada On Asset, berpengaruh terhadap
perusahaan Sektor Net Profit harga saham.
Makanan dan Margin
17

Tabel 2.1 Kajian Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Nama Peneliti Judul dan ISSN Variabel Hasil Penelitian


Minuman yang Variabel Secara parsial variabel
terdaftar di BEI Dependen Return On Asset
(Y) : Harga berpengaruh terhadap
Bussman Journal : Saham harga saham sedangkan
Indonesian journal of Net Profit Margin tidak
Business and berpengaruh terhadap
Management harga saham.
(ISSN : 2797-9725)
Vol. 3 No. 2 (2023):
Bussman Journal
5 Junifa Pengaruh Roa, Eps, Variabel Secara simultan variabel
Wijinurtini Npm, Sales Growth independent Return On Assets,
Puspita sari, Terhadap Harga (X): Return Earning Per Share, Net
Rina Trisnawati Saham Perusahaan On Asset, Profit Margin, dan Sales
(2022) Healthcare Yang Earning Per Growth berpengaruh
Terdaftar Di Bei Share, Net terhadap harga saham.
Profit
Seminar Nasional Margin, Secara parsial variabel
Penelitian dan Sales Growth Return On Asset
Pengabdian kepada berpengaruh terhadap
Masyarakat Variabel harga saham, variabel
(E-ISSN 2962-8148 | Dependen Earning Per Share
P-ISSN 2962-2018) (Y) : Harga berpengaruh terhadap
Vol. 4 No. 1 (2022): Saham harga saham, variabel Net
Special Issue Profit Margin
(Gerakan Ekonomi berpengaruh terhadap
Muhammadiyah) harga saham, dan variable
Sales Growth
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
6. Hasanudin, Pengaruh Return On Variabel Secara parsial variabel
DipaTaruna, Asset, Debt To Asset independent Return On Asset
Zallya Fassya Ratio dan Current (X): Return berpengaruh signifikan
(2022) Ratio Terhadap On Asset, terhadap harga saham,
Harga Saham Pada Debt to Asset Debt to Asset Ratio
Perusahaan Sub Ratio, berpengaruh signifikan
Sektor Transportasi Current terhadap harga saham,
Di Bursa Efek Ratio dan Current Ratio
Indonesia (BEI) berpengaruh signifikan
Periode 2014 – 2019 Variabel terhadap harga saham.
Dependen
18

Tabel 2.1 Kajian Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Nama Peneliti Judul dan ISSN Variabel Hasil Penelitian


Jurnal Ilmiah (Y) : Harga
Akuntansi dan Saham
Keuangan
(P-ISSN: 2622-2191
E-ISSN : 2622-2205)
Volume 4, Number
7, 2022
7. Suryawuni, Pengaruh Net Profit Variabel Secara simultan variabel
Lilia, Lase, Margin, Return On independent Net Profit Margin,
Bangun, Elena Asset, Current Ratio (X): Net Return On Asset Current
(2022) dan Earning Per Profit Ratio, Earning Per Share
Share terhadap harga Margin berpengaruh terhadap
saham pada Return On harga saham.
perusahaan makanan Asset,
dan minuman yang Current Secara parsial variabel
terdaftar di Bursa Ratio, Net Profit Margin, Return
Efek Indonesia (BEI) Earning Per On Asset dan earning Per
Periode 2016-2020 Share Share berpengaruh
positif dan signifikan
Jurnal Paradigma Variabel terhadap harga saham
Ekonomika Dependen sedangkan Current Ratio
(ISSN: 2085-1960) (Y) : Harga tidak berpengaruh
Vol. 17 No. 1 (2022) Saham terhadap harga saham.
8. Pasaribu dan Pengaruh Return on Variabel Secara Simultan variabel
Siagian Asset, Return on independent Return On Asset , Return
(2022) Equity, Net Profit (X): Return On Equity dan Net Profit
Margin Terhadap On Asset, Margin berpengaruh
Harga Saham pada Return On terhadap harga saham
Industri Makanan Equity, dan
dan Minuman di Net Profit Secara parsial variabel
Bursa Efek Indonesia Margin laba Return On Asset, Return
Periode 2018 – 2020 besar On Equity pengaruh positf
dan tidak signifikan,
Jurnal Ilmiah Variabel sedangkan Net Profit
Universitas Dependen Margin berpengaruh
Batanghari Jambi (Y) : Harga negatif terhadap harga
(ISSN 1411-8939) Saham saham dan tidak
Vol 22, No 1 (2022) signifikan.
19

Tabel 2.1 Kajian Penelitian Sejenis (lanjutan)

No Nama Peneliti Judul dan ISSN Variabel Hasil Penelitian


9. Siregar, Pengaruh Likuiditas, Variabel Secara simultan Variabel
Mubarak Profitabilitas dan independent Current Ratio, Return On
(2023) Rentabilitas (X): Current Asset, dan Return On
Terhadap Harga Ratio, Return Equity berpengaruh
Saham Pada On Asset, terhadap harga saham
Perusahaan Makanan Return On
dan Minuman Yang Equity Secara parsial variabel
Terdaftar di Bursa Current Ratio, Return On
Efek Indonesia Variabel Asset dan return On
Dependen Equity tidak berpengaruh
Jurnal Riset (Y) : Harga terhadap harga saham.
Akuntansi dan Bisnis Saham
(ISSN 1693-7597)
Vol 23, No 1 (2023)
10 Sri Iman Lestari, Pengaruh Return On Variabel Secara simultan variabel
Deny Asset, Debt To Asset independent Return On Asset (ROA),
Yudiantoro Ratio, Earning Per (X): Return Debt to Asset Ratio
(2023) Share, Price To Book On Asset, (DAR), Earning Per
Value Terhadap Debt To Share (EPS), dan Price to
Harga Saham Sub Asset Ratio, Book Value (PBV)
Sektor Perbankan Earning Per berpengaruh positif
Yang Terdaftar Di Share, Price terhadap harga saham.
Bursa Efek Indonesia To Book
Periode 2019- 2021 Value Secara parsial variabel
Return On Asset (ROA)
Jurnal Ekonomika Variabel berpengaruh positif tidak
(ISSN: 2580-8117) Dependen signifikan terhadap harga
Vol. 12 No. 1, 2023 (Y) : Harga saham, variabel Debt to
Saham Asset Ratio (DAR)
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap harga
saham, variabel Earning
Per Share (EPS)
berpengaruh positif
signifikan terhadap harga
saham, variabel Price to
Book Value (PBV)
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap harga
saham.
Sumber: Jurnal
20

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis, Model Penelitian, dan Hipotesis


2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011) mengemukakan bahwa
kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori hubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi
dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang
melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling
mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses
keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji dampak Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit
Margin (NPM) dan Sales Growth (SG) terhadap harga saham pada perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode penelitian
yang digunakan mencakup data dari tahun 2017 hingga 2022.

2.3.1.1 Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham


Return on Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir, 2019). Return on asset
sering disebut sebagai economic profitability yang merupakan ukuran kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua aktiva yang dimiliki
perusahaan (Kariyoto, 2017). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Randi
Rahmat & Vidya Fathimah (2022) dan Hasanudin, DipaTaruna, dan Zallya Fassya
(2022) yang melakukan pengukuran Return On Asset (ROA) terhadap harga saham,
berpengaruh dan mengalami signifikan terhadap harga saham.
H1: Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham

2.3.1.2 Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Harga Saham


Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Salah satu cara yang
digunakan kreditor untuk melihat apakah perusahaan tersebut layak mendapatkan
pinjaman yaitu dengan cara melihat nilai likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan
(Kasmir, 2019). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasanudin,
21

DipaTaruna, dan Zallya Fassya (2022) menunjukkan bahwa Debt to Asset Ratio
(DAR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H2: Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh terhadap harga saham

2.3.1.3 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham


Net Profit Margin merupakan rasio profitabilitas yang dapat mengukur
sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat
penjualan tertentu. Laba bersih dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba
sebelum pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan. NPM menunjukan
bahwa semakin tinggi marjin laba bersih semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan
dari penjualan bersih. Hal tersebut terjadi karena tingginya laba sebelum pajak
penghasilan (Kasmir, 2017). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Suryawuni, Lilia, Lase, Bangun, dan Elena (2022) Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
H3: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap harga saham

2.3.1.4 Pengaruh Sales Growth (SG) terhadap harga saham


Sales growth merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di industri dan
ekonomi (Fahmi, 2018). Semakin tinggi pertumbuhan penjualan, maka
mengindikasikan adanya peningkatan pendapatan perusahaan dari periode
sebelumnya. Hal ini dapat menjadi sinyal positif tentang keberhasilan strategi
pemasaran dan kinerja bisnis perusahaan dan juga meningkatkan daya tarik
perusahaan bagi para investor. Investor cenderung tertarik pada perusahaan yang
memiliki potensi pertumbuhan yang baik, karena ini berarti potensi bagi investasi
mereka untuk menghasilkan imbal hasil yang menarik. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Junifa Wijinurtini Puspita sari & Rina Trisnawati (2022) Sales
Growth berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham.
H4: Sales Growth berpengaruh terhadap harga saham
22

2.3.1.5 Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net
Profit Margin (NPM) dan Sales Growth terhadap harga saham
Harga saham merupakan faktor sangat penting dan perlu diperhatikan oleh
para investor karena harga saham menunjukan prestasi emiten yang menjadi salah
satu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan secara keseluruhan (Priantono,
Hendra, & Anggraeni, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Junifa
Wijinurtini Puspita sari & Rina Trisnawati (2022) Return On Asset (ROA), Net
Profit Margin (NPM) dan Sales Growth berpengaruh secara bersamaan terhadap
harga saham. Randi Rahmat & Vidya Fathimah (2022) menyatakan bahwa Return
On Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan
secara bersamaan terhadap harga saham. Hasanudin, DipaTaruna, dan Zallya
Fassya (2022) menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) dan Debt to Asset Ratio
berpengaruh positif dan signifikan secara bersamaan terhadap harga saham.
H5: Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit
Margin (NPM), dan Sales Growth berpengaruh terhadap harga saham

2.3.2 Kerangka Penelitian


Berdasarkan penjelasan kerangka pemikiran teoritis dan penelitian
terdahulu maka dapat dikembangkan menjadi sebuah kerangka penelitian yang
dapat dilihat di gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Model Penelitian


23

2.3.3 Hipotesis Penelitian


Dari hasil kerangka pemikiran dan kerangka penelitian yang telah dibuat
diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini yakni:
H1: Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham
H2: Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh terhadap harga saham
H3: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap harga saham
H4: Sales Growth berpengaruh berpengaruh terhadap harga saham
H5: Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin
(NPM), dan Sales Growth berpengaruh secara simultan terhadap harga
saham.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian


Menurut Sugiyono (2019), objek penelitian merupakan segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Objek penelitian
pada penulisan ini adalah perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2022.

3.2 Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel Populasi


3.2.1 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2017) adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2022, yaitu sebanyak 18
perusahaan.

3.2.2 Prosedur Penentuan Sampel


Menurut Sugiyono (2019) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun prosedur pengambilan
sampel yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Teknik purposive sampling.
Sugiyono (2019) mengemukakan bahwa teknik purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini
adalah perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2017-2022.
2. Perusahaan sub sektor telekomunikasi yang mempublikasikan annual
report atau laporan tahunan secara lengkap dalam periode 2017-2022.

24
25

3. Perusahaan sub sektor telekomunikasi yang secara rutin menyediakan


informasi harga saham yang dijual pada annual report selama periode 2017-
2022
4. Perusahaan sub sektor telekomunikasi yang tidak mengalami kerugian
selama periode 2017-2022
Adapun proses penarikan sampel yang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1
Proses penarikan sampel

No. Kriteria Jumlah


Perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di
1. 18
Bursa Efek Indonesia periode 2017-2022

Perusahaan sub sektor telekomunikasi yang tidak

2. menerbitkan annual report atau laporan tahunan perusahaan (4)


di BEI secara rutin periode 2017-2022

Perusahaan sub sektor telekomunikasi yang tidak secara


3. rutin menyediakan informasi harga saham yang dijual pada (2)
annual report selama periode 2017-2022

Perusahaan sub sektor telekomunikasi yang mengalami


4. (6)
kerugian selama periode 2017-2022

Sampel Penelitian 6
Tahun Pengamatan 6
Jumlah Sampel (6 perusahaan x 6 tahun) 36
Sumber : Data Diolah Penulis 2023

Berdasarkan tabel 3.1, Perusahaan subsektor telekomunikasi yang


memenuhi kriteria sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 6
perusahaan atau 36 sampel. Perusahaan-perusahaan tersebut dapat dilihat
pada tabel 3.2 sebagai berikut:
26

Tabel 3.2
Proses penarikan sampel

Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan
1. TLKM PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
2. LINK PT Link Net Tbk
3. BALI PT Bali Towerindo Sentra Tbk
4. IBST PT Inti Bangun Sejahtera Tbk
5. TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk
6. TOWR PT Sarana Menara Nusantara Tbk
Sumber : Data Diolah Penulis 2023

3.3 Jenis dan Sumber Data


3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2018) data kuantitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian berupa angka-angka yang
akan diukur menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan, berkaitan dengan
masalah yang diteliti untuk menghasilkan suatu kesimpulan.

3.3.2 Sumber Data


Sumber data penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan
keuangan perusahaan. Menurut Sugiyono (2019) data sekunder adalah sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder didapatkan
dari sumber yang dapat mendukung penelitian antara lain dari dokumentasi dan
literatur.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
annual report atau laporan keuangan tahunan perusahaan sub sektor telekomunikasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2022. Data penelitian
diperoleh dari dua sumber utama, yaitu situs web Bursa Efek Indonesia,
www.idx.co.id, dan situs web resmi perusahaan telekomunikasi terkait. Selain itu,
27

informasi tambahan juga diambil dari berbagai media seperti buku, jurnal-jurnal,
dan referensi lain yang relevan dan mendukung penelitian ini.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2020) teknik pengumpulan data merupakan bagian
paling penting dalam sebuah penelitian. Dengan menggunakan teknik pengumpulan
data yang sesuai akan menghasilkan proses analisis data yang standar. Pengambilan
data yang tidak sesuai akan menyebabkan data yang diambil tidak sesuai standar
yang ditetapkan. Peneliti mencatat, mencermati sumber data sebagai bahan kajian
dalam analisis data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka, menurut Nazir (2013) teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-
catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh dasar-dasar dan
pendapat secara tertulis yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai
literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kajian literatur dengan membaca
berbagai buku, jurnal, dan penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik
penelitian ini.
2. Teknik Dokumentasi
Nana Syaodih (2012) mengemukakan bahwa studi dokumenter merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dokumentasi dengan
mengumpulkan dan menganalisis dokumen-dokumen berupa annual report
atau laporan keuangan tahunan perusahaan sub sektor telekomunikasi yang
terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2017-2022 pada website bursa efek
Indonesia yaitu www.idx.co.id dan website resmi masing-masing
perusahaan sub sektor telekomunikasi yang bersangkutan.
28

3.5 Identifikasi Variabel


Menurut Sugiyono (2020) variabel adalah suatu karakteristik atau atribut
dari individu atau organisasi yang dapat diukur atau di observasi yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dijadikan pelajaran dan
kemudian ditarik kesimpulan nya. Terdapat dua variabel yang akan digunakan
dalam penelitian ini, yaitu variabel independen atau variabel bebas (X) dan variabel
dependen atau variabel terikat (Y).

3.5.1 Variabel Independen


Variable independen adalah variable- variable yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau
variabel bebas adalah Return On Asset (X1), Debt to Asset Ratio (X2), Net Profit
Margin (X3), dan Sales Growth (X4).

3.5.2 Variabel Dependen


Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat adalah harga
saham (Y).

3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Definisi operasional variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2019). Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
Definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 3.3 sebagai berikut:
29

Tabel 3.3
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala


Return On Return on asset sering Menurut Hery (2016) rumus Rasio
Asset (X1) disebut sebagai menghitung Return On Assets
economic profitability (ROA) adalah sebagai berikut :
yang merupakan ukuran 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROA = x100
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan
keuntungan dengan
semua aktiva yang
dimiliki perusahaan
(Kariyoto, 2017)
Debt to Asset Debt to Asset Ratio Menurut Hery (2016) dan Rasio
Ratio (X2) merupakan rasio utang Kasmir (2013) Debt Ratio ini
yang digunakan untuk dapat diukur dengan rumus
mengukur seberapa sebagai berikut:
besar aktiva perusahaan 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
DAR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
dibiayai oleh utang atau
seberapa besar utang
perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan
aktiva (Sanjaya &
Sipahutar, 2019)
Net Profit Net Profit Margin Menurut Harjito & Martono Rasio
Margin (X3) merupakan rasio (2018) perhitungan dari NPM
profitabilitas yang dapat dapat diukur menggunakan
mengukur sejauh mana rumus sebagai berikut:
kemampuan perusahaan NPM =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 x100
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

dalam menghasilkan
30

Tabel 3.3
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel (lanjutan)

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala


laba bersih pada tingkat
penjualan tertentu
(Kasmir dalam Gantino
& Iqbal, 2017)
Sales Growth Sales growth adalah (Rumus yang digunakan dalam Rasio
(X4) kenaikan jumlah penelitian ini dalam mengukur
penjualan dari tahun ke sales growth menurut kasmir
tahun atau dari waktu ke (2016) adalah sebagai berikut:
waktu. Pertumbuhan Sales Growth =
penjualan tinggi, maka (𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛ᵗ – 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛ᵗˉ¹)
x100
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛ᵗˉ¹
akan mencerminkan
pendapatan perusahaan
yang juga meningkat
(Kesuma, 2009)
Harga Saham Harga saham Harga saham yang dimaksud Nomina
(Y) merupakan faktor dalam penelitian ini merupakan 1
sangat penting dan perlu harga saham penutupan pada
diperhatikan oleh para kuartal IV yang ditetapkan oleh
investor karena harga perusahaan.
saham menunjukan
prestasi emiten yang
menjadi salah satu tolak
ukur keberhasilan suatu
perusahaan secara
keseluruhan (Priantono,
Hendra, & Anggraeni,
2018)
Sumber: Data Diolah Penulis, 2023
31

3.7 Teknik Analisis


3.7.1 Analisis Deskriptif
Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2020) merupakan metode yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang
diteliti berdasarkan data yang diperoleh. Penelitian dengan jenis desktiptif dapat
menggunakan beberapa metode seperti survei, observasi, wawancara maupun studi
kasus. Sedangkan menurut Ghozali (2018) statistik deskriptif merupakan teknik
analisis yang menggambarkan atau mendeskripsikan data penelitian melalui nilai
minimum, maksimum, rata-rata (mean), standar deviasi, sum, range, kurtosis, dan
kemencengan distribusi (skewness). Metode ini bertujuan untuk memberikan
gambaran fenomena terkait variabel penelitian melalui data yang telah
dikumpulkan.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik


Sebelum melakukan uji regresi berganda terlebih dahulu perlu dilakukan uji
asumsi klasik, guna mendapatkan hasil yang terbaik. Setelah data berhasil
dikumpulkan, sebelum dilakukan analisis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskedastisitas.

3.7.2.1 Uji Normalitas


Uji normalitas data adalah uji yang digunakan untuk mengetahui dan
mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal atau tidak, dan
apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(Gunawan, 2020). Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi
dalam penelitian ini memiliki residual yang berdistribusi normal atau tidak.
Indikator model regresi yang baik adalah memiliki data terdistribusi normal. Cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan
dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) test yang terdapat
di program SPSS. Distribusi data dapat dikatakan normal apabila nilai signifikansi
> 0,05 (Ghozali, 2018).
32

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas


Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah suatu model regresi
penilitian terdapat korelasi antar variabel independen (bebas). Model regresi yang
baik adalah yang tidak terjadi korelasi antara variabel independen dan bebas dari
gejala multikolinearitas. Mengetahui ada atau tidaknya gejala multikoliniearitas
yaitu dengan melihat besaran dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan juga
nilai Tolerance. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk menunjukkan
adanya gejala multikolinearitas yaitu adalah nilai VIF < 10,00 dan nilai Tolerance
> 0,10 (Ghozali, 2018). Menurut imam (2018), dasar pengambilan keputusannya
adalah sebagai berikut:
1. Apabila nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa
tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut.
2. Apabila nilai Tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan
multikolinearitas pada penelitian tersebut.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi


Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi liner
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2018). Cara untuk mendeteksi
autokorelasi salah satunya adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W).
Menurut S. Santoso (2002) untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan uji
Durbin-Watson (D-W) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika nilai D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
2. Jika nilai D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
3. Jika nilai D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
33

disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas. Model


regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi
Heteroskesdasitas (Ghozali, 2018). Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat grafik scatterplot. Menurut Ghozali (2018) dasar pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut:
1. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
menunjukkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.

3.7.3 Uji Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda merupakan metode yang digunakan untuk
menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel
dependen. Analisis regresi linear berganda juga digunakan untuk mengetahui arah
dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2018).
Pada penelitian ini, uji regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh variabel independen yaitu Return On Asset (ROA), Debt to Asset
Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan Sales Growth terhadap harga saham
sebagai variabel dependen. Model pengujian dalam penelitian ini dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

Dimana Y adalah variabel dependen dan X adalah variabel independen. Bila


X dan Y diganti dengan nama masing-masing variabel, maka rumus regresi
bergandanya menjadi:

Y = α + β1ROA + β2DAR + β3NPM + β4Sales Growth + e


34

Keterangan:
Y : Harga Saham
α : Konstanta
β : Koefisien regresi
X1 : Return On Asset (ROA)
X2 : Debt to Asset Ratio (DAR)
X3 : Net Profit Margin (NPM)
X4 : Sales Growth
e : Koefisien Error

3.7.4 Uji Hipotesis


3.7.4.1 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Uji Parsial (Uji t) digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen
(Ghozali, 2018). Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0,05, maka suatu variabel
independent merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Menurut Ghozali (2018) dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
1. Apabila nilai signifikan (t) < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya
terdapat pengaruh antara satu variabel independent terhadap variabel
dependen.
2. Apabila nilai signifikan (t) > 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak, artinya
tidak terdapat pengaruh antara satu variabel independent terhadap variabel
dependen.

3.7.4.2 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)


Uji secara Simultan (Uji-F) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
variabel independen (variabel bebas) secara bersamasama berpengaruh terhadap
variabel dependen (variabel terikat) (Ghozali, 2018). Apabila nilai probabilitas
signifikansi < 0,05, maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen. Menurut Ghozali (2018), dasar pengambilan keputusan pada uji
statistik F adalah sebagai berikut:
35

1. Jika nilai signifikan (F) < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima, yang
berarti koefisien regresi signifikan sehingga terdapat pengaruh secara
simultan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan (F) > 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak, yang
berarti koefisien regresi tidak signifikan sehingga tidak terdapat pengaruh
secara simultan antara semua variabel independen terhadap variabel
dependen.
3.7.5 Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi dari variabel dependen. Kekuatan
pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel dependen dapat dilihat dari
nilai koefisien determinasi yang berada diantara angka 0 sampai 1. Semakin besar
nilai koefisien determinasinya maka semakin besar variasi variabel independennya
mempengaruhi variabel dependen. Semakin kecil nilai R² yang didapatkan, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian
sangat terbatas untuk dapat menjelaskan variabel dependen. Sedangkan apabila
nilai R² yang didapatkan mendekati angka satu, maka variabel independen yang
digunakan dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi dari variabel dependen penelitian (Ghozali, 2018).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R²) adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimaksudkan kedalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh
karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R
(Adjusted R Square) pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Pengujian
dengan Adjusted R-Square secara obyektif melihat pengaruh penambahan variabel
bebas, apakah variabel tersebut mampu memperkuat variasi penjelasan variabel
terikat (Ghozali, 2009).
37

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengumpulan Data


4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah perusahaan telekomunikasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2022 dan mempublikasikan laporan tahunan
(annual report) di website Bursa Efek Indonesia secara konsisten dari tahun 2017-
2022.
Penelitian ini menggunakan proses penyeleksian purposive sampling, maka
diperoleh 6 sampel perusahaan. Adapun gambaran umum 6 perusahaan yang
menjadi sampel dalam penelitian sebagai berikut:
1. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk – TLKM
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham
mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%,
sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Saham Telkom
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New
York Stock Exchange (NYSE) dengan kode “TLK”.
Berawal pada tahun 1882 didirikan badan usaha swasta penyedia layanan
pos dan telegraf, lalu kemudian statusnya diubah menjadi Perusahaan Negara
Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) pada tahun 1961, lalu diubah lagi menjadi
Perusahaan Perseroan Telekomunikasi Indonesia pada tahun 1991. Penawaran
saham perdana PT. Telkom terjadi pada tahun 1995, dan sejak saat itu saham
Telkom tercatat dan diperdagangkan pada Bursa Efek Jakarta & Bursa Efek
Surabaya (kini bernama Bursa Efek Indonesia). Tidak hanya di Indonesia,
saham Telkom juga diperdagangkan di bursa efek luar negeri seperti Bursa Efek
New York dan Bursa Efek London. (www.telkom.co.id)
38

2. PT Link Net Tbk – LINK


Link Net Tbk (LINK) didirikan tanggal 14 Maret 1996 dengan nama PT
Seruling Indah Permai dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun
2000. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LINK
adalah bergerak di bidang penyelenggaraan aktivitas telekomunikasi dengan
kabel, internet service provider (penyedia jasa internet), jasa sistem komunikasi,
jasa interkoneksi internet (NAP), jasa multimedia lainnya, jasa nilai tambah
teleponi lainnya, jasa internet teleponi untuk keperluan publik, perdagangan,
aktivitas konsultasi manajemen dan aktivitas call center.
Kegiatan usaha utama LINK adalah layanan melalui jaringan komunikasi
broadband (Jaringan) termasuk distribusi program televisi dan internet
berkecepatan tinggi melalui Jaringan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
Bekasi, Surabaya (termasuk Malang, Gresik dan Sidoarjo), Bali, Bandung,
Medan, Batam, Solo, Semarang, Cikampek-Purwakarta, Cirebon, Tegal,
Yogyakarta, dan Kediri.
Pada tanggal 20 Mei 2014, LINK memperoleh pernyataan efektif dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham LINK (IPO) kepada masyarakat sebanyak 304.265.000 lembar saham
dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp1.600,-
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tanggal 02 Juni 2014. (www.linknet.co.id)

3. PT Bali Towerindo Sentra Tbk – BALI


PT Bali Towerindo Sentra Tbk merupakan perusahaan penyedia
infrastruktur menara telekomunikasi dan pelopor penyedia sarana menara yang
dilengkapi fasilitas transmisi terintegrasi melalui jaringan kabel serat optik
(fiber optic) dan transmisi nirkabel (wireless) yang senantiasa dapat mendukung
kemajuan teknologi di bidang telekomunikasi. PT Bali Towerindo Sentra Tbk
juga memperluas kegiatan usahanya dengan memberikan jasa layanan internet
dan televisi berbayar kepada para pelanggan di berbagai sektor melalui produk
Balifiber.
39

Saat ini PT Bali Towerindo Sentra Tbk memasuki era digitalisasi. Sejak
beridiri pada tanggal 6 Juli 2006, PT Bali Towerindo Sentra Tbk secara
konsisten terus meningkatkan kinerja bisnis dalam kegiatan usahanya seiring
dengan perkembangan teknologi di Indonesia, PT Bali Towerindo Sentra Tbk
resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13
Maret 2014 dan mulai diperdagangkan dengan kode emiten BALI.
(www.balitower.co.id)

4. PT Inti Bangun Sejahtera Tbk – IBST


PT Inti Bangun Sejahtera didirikan pada tahun 2006 berdasarkan Akta
Pendirian No. 7 tanggal 28 April 2006 dibuat dihadapan Yulia, S.H., Notaris di
Jakarta. Akta tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. W7-
00873.HT.01.01-TH.2006 tanggal 22 September 2006, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 9 September 2007,
Tambahan No.1337. Perusahaan di dirikan dengan kegiatan usaha utama
dibidang jasa penguatan sinyal dalam gedung (In-building service provider).
Pada Maret 2012, Perusahaan melakukan pelepasan atas aset yang
berhubungan dengan kegiatan usaha jasa penguat sinyal, seiring dengan fokus
Perusahaan menjadi Perusahaan penyedia menara telekomunikasi dan jaringan
infrastruktur di Indonesia. Pada April 2012, Perusahaan mengubah statusnya
menjadi Perusahaan terbuka sehingga namanya menjadi PT Inti Bangun
Sejahtera Tbk, dan sejak Agustus 2012, Perusahaan telah sukses
bertransformasi menjadi Perusahaan publik yang sahamnya dicatat dan
diperdagangkan secara umum di PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”). Perusahaan
terus berinovasi untuk mengembangkan potensi dalam persaingan pasar
penyedia menara telekomunikasi dan jaringan infrastruktur di Indonesia.
(www.ibstower.com).
40

5. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – TBIG


PT Tower Bersama Infrastructure Tbk ("TBIG") merupakan perusahaan
induk dari Tower Bersama Group. TBIG didirikan pada tahun 2004 dan
sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 26 Oktober 2010.
Tower Bersama Group merupakan salah satu perusahaan menara
independen terbesar di Indonesia. Kegiatan usaha utama Perseroan adalah
menyewakan tower space pada sites sebagai tempat pemasangan perangkat
telekomunikasi milik penyewa untuk transmisi sinyal berdasarkan skema
perjanjian sewa jangka panjang melalui Entitas Anak. Perseroan juga
menyediakan akses untuk operator telekomunikasi ke jaringan repeater dan IBS
milik Perseroan sehingga dapat memancarkan jaringan sistem telekomunikasi
di gedung-gedung perkantoran dan pusat-pusat perbelanjaan yang terletak pada
wilayah perkotaan. (www.tower-bersama.com).

6. PT Sarana Menara Nusantara Tbk – TOWR


Didirikan pada tanggal 2 Juni 2008, PT Sarana Menara Nusantara Tbk atau
kode emitennya TOWR merupakan perusahaan yang bergerak di sektor
Infrastructure, Utilities and Transportation. Kegiatan-kegiatan SMN dijalankan
melalui anak perusahaannya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia
(Protelindo) dengan bidang usahanya adalah penyewaan menara dan pemancar
yang hingga saat ini telah memiliki dan mengoperasikan lebih dari 17.400
menara di Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha SMN adalah
berusaha dalam bidang jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak dan
melakukan investasi pada perusahaan – perusahaan yang memiliki spesialisasi
dalam memiliki dan mengoperasikan menara – menara telekomunikasi untuk
operator – operator telekomunikasi nirkabel.
Pada tanggal 25 Februari 2010, SMN memperoleh Pernyataan Efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 112.232.500 saham dengan nilai nominal Rp500,-
per saham dengan harga penawaran sebesar Rp1.050,- per saham. Kemudian, di
41

tanggal 8 Maret 2010 SMN menyelesaikan penawaran umum perdana atas


sahamnya dan sekarang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode
saham TOWR. (www.ptsmn.co.id)

4.1.2 Data Hasil Penelitian


Data yang dianalisis dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan
tahunan atau annual report perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2017-2022. Variabel independen yang digunakan pada penelitian
ini Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM),
dan Sales Growth (SG). Sedangkan, variabel dependen yang digunakan yaitu Harga
Saham. Berikut rangkuman data penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Rangkuman Data Penelitian

Sales
NPM Harga
No Kode Emiten Tahun ROA (%) DAR (%) Growth
(%) Saham
(%)
2017 16.48 43.51 25.5 10.25 4440
2018 13.08 43.11 20.63 1.97 3750
2019 12.47 47 20.35 3.66 3970
1 TLKM
2020 11.97 51.05 21.66 0.66 3310
2021 12.25 47.54 23.71 4.94 4040
2022 10.06 45.76 18.79 2.86 3750
2017 17.47 21.54 29.63 15.06 5500
2018 13.1 21.13 21.16 9.69 4900
2019 13.45 30.01 23.82 0.72 3960
2 LINK
2020 12.07 40.73 23.26 7.79 2410
2021 9.08 46.14 19.83 10.30 4000
2022 2.07 57.34 5.51 -2.11 2410
2017 2.54 53.02 19.22 25.67 1530
2018 1.46 50.73 10.85 45.03 1560
2019 1.11 54.23 7.45 33.04 1090
3 BALI
2020 1.81 53.14 10.84 26.13 800
2021 3.77 52.98 19.92 21.54 875
2022 4.08 52.98 21.68 3.35 845
42

Tabel 4.1
Rangkuman Data Penelitian (lanjutan)

Sales
NPM Harga
No Kode Emiten Tahun ROA (%) DAR (%) Growth
(%) Saham
(%)
2017 4.12 32.06 34.41 8.34 8100
2018 1.89 32.41 16.27 17.83 8300
2019 1.45 34.75 11.84 21.21 6525
4 IBST
2020 0.65 40.44 5.99 3.15 7250
2021 0.66 31.03 6.5 -13.10 5825
2022 0.44 37.54 3.82 11.59 5775
2017 9.14 87.6 58.1 8.40 6425
2018 2.41 87.4 16.3 7.33 3600
2019 2.81 82.1 18.4 8.81 1230
5 TBIG
2020 2.92 74.5 20 13.39 1630
2021 3.82 76.6 25.9 15.99 2950
2022 3.92 74.7 25.9 5.58 2300
2017 11.2 62.15 39.3 5.64 4000
2018 9.6 65.01 37.5 9.93 690
2019 8.5 68.33 36.5 9.99 805
6 TOWR
2020 8.3 70.27 38.3 15.36 960
2021 5.2 81.68 39.9 15.98 1125
2022 5.3 78.01 31.7 27.80 1100
Sumber : Data Diolah Penulis 2023

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Deskriptif
Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2020) merupakan metode yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang
diteliti berdasarkan data yang diperoleh. Penelitian dengan jenis desktiptif dapat
menggunakan beberapa metode seperti survei, observasi, wawancara maupun studi
kasus. Sedangkan menurut Ghozali (2018) statistik deskriptif merupakan teknik
analisis yang menggambarkan atau mendeskripsikan data penelitian melalui nilai
minimum, maksimum, rata-rata (mean), standar deviasi, sum, range, kurtosis, dan
kemencengan distribusi (skewness). Penelitian ini menggunakan independen yaitu
43

Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan
Sales Growth. Sedangkan, variabel dependen yang digunakan yaitu Harga Saham.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka hasil analisis deskriptif
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2
Hasil Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


ROA 36 .44 17.47 6.6847 5.04671

DAR 36 21.13 87.60 53.5700 18.56029

NPM 36 3.82 58.10 22.5122 11.66697

SG 36 -13.10 45.03 11.4936 10.88105

Harga Saham 36 690 8300 3381.39 2234.435

Valid N (listwise) 36
Sumber : Data diolah dengan SPSS versi 25, 2023

Berdasarkan tabel 4.2, kolom N menunjukkan jumlah sampel data yang


digunakan, yaitu sebanyak 36 data yang valid. Variabel Return On Asset (ROA).
Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan nilai minimum sebesar 0.44 dimiliki oleh PT
Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) pada tahun 2022. Sedangkan nilai maksimum
sebesar 17.47 dimiliki oleh PT Link Net Tbk (LINK) pada tahun 2017. Nilai rata-
rata (mean) ROA sebesar 6.6847 menunjukkan rata-rata sub sektor telekomunikasi
periode 2017-2022 mampu mengoptimalkan laba bersih yang didapat perusahaan
atas aset yang dimiliki perusahaan dengan nilai standar deviasi yang diperoleh
sebesar 5.04671. Hal ini mengindikasikan bahwa data variabel ROA pada sub
sektor telekomunikasi periode 2017-2022 memiliki sebaran data yang kecil karena
nilai standar deviasi lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean).
Variabel Debt to Asset Ratio (DAR). Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan
nilai minimum sebesar 21.13 dimiliki oleh PT Link Net Tbk (LINK) pada tahun
2018. Sedangkan nilai maksimum sebesar 87.60 dimiliki oleh PT Tower Bersama
44

Infrastructure Tbk (TBIG) pada tahun 2017. Nilai rata-rata (mean) DAR sebesar
53.5700 menunjukkan rata-rata sub sektor telekomunikasi periode 2017-2022
memiliki besaran total hutang yang dapat ditutupi oleh assetnya sendiri sebesar
53.5700 kali dan nilai standar deviasi diperoleh sebesar 18.56029. Hal ini berarti
bahwa variabel DAR pada sub sektor telekomunikasi periode 2017-2022 memiliki
sebaran data yang kecil karena nilai standar deviasi lebih rendah dibandingkan
dengan nilai rata-rata (mean).
Variabel Net Profit Margin (NPM). Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan
nilai minimum sebesar 3.82 dimiliki oleh PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST)
pada tahun 2022. Sedangkan nilai maksimum sebesar 58.10 dimiliki oleh PT Tower
Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) pada tahun 2017. Nilai rata-rata (mean) NPM
sebesar 22.5122 menunjukkan rata-rata sub sektor telekomunikasi periode 2017-
2022 mampu mengoptimalkan laba bersih yang didapat perusahaan atas pendapatan
yang dimiliki perusahaan dengan nilai standar deviasi yang diperoleh sebesar
11.66697. Hal ini mengindikasikan bahwa data variabel NPM pada sub sektor
telekomunikasi periode 2017-2022 memiliki sebaran data yang kecil karena nilai
standar deviasi lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean).
Variabel Sales Growth (SG). Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan nilai
minimum sebesar -13.10 dimiliki oleh PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) pada
tahun 2021. Sedangkan nilai maksimum sebesar 45.03 dimiliki oleh PT Bali
Towerindo Sentra Tbk (BALI) pada tahun 2018. Nilai rata-rata (mean) SG sebesar
11.4936 menunjukkan rata-rata sub sektor telekomunikasi periode 2017-2022
bahwa perusahaan secara konsisten mengalami pertumbuhan yang baik dalam
perbandingan dengan pendapatan atau penjualan sebelumnya dengan nilai standar
deviasi yang diperoleh sebesar 10.88105. Hal ini mengindikasikan bahwa data
variabel SG pada sub sektor telekomunikasi periode 2017-2022 memiliki sebaran
data yang kecil karena nilai standar deviasi lebih rendah dibandingkan dengan nilai
rata-rata (mean).
45

4.2.2 Uji Asumsi Klasik


Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi dalam
penelitian ini memiliki residual yang berdistribusi normal atau tidak. Indikator
model regresi yang baik adalah memiliki data terdistribusi normal. Cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan
uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) test yang terdapat di
program SPSS. Distribusi data dapat dikatakan normal apabila nilai signifikansi >
0,05 (Ghozali, 2018).
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, maka hasil uji normalitas
terhadap variabel dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 36
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1600.08537915
Most Extreme Differences Absolute .086
Positive .086
Negative -.067
Test Statistic .086
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data diolah dengan SPSS versi 25, 2023
46

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui nilai assymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.200
yang dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan
yaitu sebesar 0.05. Hasil pengujian ini menyatakan bahwa variabel terdistribusi
secara normal.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas


Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah suatu model regresi
penilitian terdapat korelasi antar variabel independen (bebas). Model regresi yang
baik adalah yang tidak terjadi korelasi antara variabel independen dan bebas dari
gejala multikolinearitas. Mengetahui ada atau tidaknya gejala multikoliniearitas
yaitu dengan melihat besaran dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan juga
nilai Tolerance. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk menunjukkan
adanya gejala multikolinearitas yaitu adalah nilai VIF < 10,00 dan nilai Tolerance
> 0,10 (Ghozali, 2018). Menurut imam (2018), dasar pengambilan keputusannya
adalah sebagai berikut:
1. Apabila nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa
tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut.
2. Apabila nilai Tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan
multikolinearitas pada penelitian tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka hasil uji multikolinearitas
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics


Tolerance VIF
1 ROA .473 2.113
DAR .546 1.832
NPM .444 2.253
SG .891 1.122
Sumber : Data diolah dengan SPSS versi 25, 2023
47

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa seluruh variabel memilki nilai


Tolerance diatas 0.10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dibawah 10. Hasil
pengujian ini menunjukkan bahwa model regresi ini layak digunakan karena tidak
terdapat variabel yang mengalami gejala multikolinearitas.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi


Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi liner
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2018). Cara untuk mendeteksi
autokorelasi salah satunya adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W).
Menurut S. Santoso (2002) untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan uji
Durbin-Watson (D-W) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika nilai D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
2. Jika nilai D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
3. Jika nilai D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka hasil uji autokorelasi
terhadap variabel dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Durbin-Watson
Square Estimate

1 .698a .487 .421 1700.186 1.027

a. Predictors: (Constant), SG, NPM, DAR, ROA

b. Dependent Variable: Harga Saham


Sumber : Data diolah dengan SPSS versi 25, 2023

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1.027
dimana nilai tersebut berada diantara -2 sampai dengan 2, maka hasil pengujian ini
48

menunjukkan bahwa model regresi ini layak digunakan karena tidak terdapat gejala
autokorelasi.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas. Model
regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi
Heteroskesdasitas (Ghozali, 2018). Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat grafik scatterplot. Menurut Ghozali (2018) dasar pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut:
1. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
menunjukkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka hasil uji
heteroskedastisitas terhadap variabel dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini:
49

Gambar 4.1
Grafik scatter plot

Sumber : Data diolah dengan SPSS versi 25, 2023

Berdasarkan gambar 4.1, dapat diketahui bahwa titik-titik sudah menyebar


secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta menyebar
diatas maupun dibawah angka 0 sehingga menunjukkan bahwa data yang
digunakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

4.2.3 Uji Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda merupakan metode yang digunakan untuk
menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel
dependen. Analisis regresi linear berganda juga digunakan untuk mengetahui arah
dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2018).
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka hasil uji regresi linier
berganda terhadap variabel dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
50

Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8804.509 1169.512 7.528 .000
ROA -207.871 82.775 -.469 -2.511 .017
DAR -98.772 20.960 -.820 -4.712 .000
NPM 90.908 36.976 .475 2.459 .020
SG -68.635 27.973 -.334 -2.454 .020
a. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber : Data diolah dengan SPSS versi 25, 2023


Berdasarkan tabel 4.6, dengan melihat kolom Unstandardized Coefficients
pada kolom B maka didapat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

HS = 8804.509 -207.871 ROA -98.772 DAR +90.908 NPM -68.635 SG + e

Berdasarkan persamaan regresi tersebut, menunjukkan bahwa:


1. Nilai konstanta (ɑ) sebesar 8804.509 dan bertanda positif, hal tersebut
menunjukkan bahwa jika variabel Return On Asset (ROA), Debt to Asset
Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan Sales Growth (SG) dianggap
tidak diikut sertakan dalam penelitian atau sama dengan nol maka nilai HS
sebesar 8804.509.
2. Hasil persamaan dari analisis regresi menunjukkan nilai koefisien Return
On Asset sebesar -207.871 yang artinya setiap kenaikan satu satuan variabel
Return On Asset maka akan menurunkan Harga Saham (Y) sebesar -207.871
dengan asumsi variabel independen lain nilainya konstan. Koefisien bernilai
negatif artinya terjadi pengaruh negatif antara Return On Asset dengan
Harga Saham dan semakin meningkatnya Return On Asset maka semakin
menurunnya Harga Saham.
3. Hasil persamaan dari analisis regresi menunjukkan nilai koefisien Debt to
Asset Ratio sebesar -98.772 yang artinya setiap kenaikan satu satuan
variabel Debt to Asset Ratio maka akan menurunkan Harga Saham (Y)
51

sebesar -98.772 dengan asumsi variabel independen lain nilainya konstan.


Koefisien bernilai negatif artinya terjadi pengaruh negatif antara Debt to
Asset Ratio dengan Harga Saham dan semakin meningkatnya Debt to Asset
Ratio maka semakin menurunnya Harga Saham.
4. Hasil persamaan dari analisis regresi menunjukkan nilai koefisien Net Profit
Margin sebesar 90.908 yang artinya setiap kenaikan satu satuan variabel Net
Profit Margin maka akan menaikkan Harga Saham (Y) sebesar 90.908
dengan asumsi variabel independen lain nilainya konstan. Koefisien bernilai
positif artinya terjadi pengaruh positif antara Net Profit Margin dengan
Harga Saham dan semakin meningkatnya Net Profit Margin maka semakin
menaiknya Harga Saham.
5. Hasil persamaan dari analisis regresi menunjukkan nilai koefisien Sales
Growth sebesar -68.635 yang artinya setiap kenaikan satu satuan variabel
Sales Growth maka akan menurunkan Harga Saham (Y) sebesar -68.635
dengan asumsi variabel independen lain nilainya konstan. Koefisien bernilai
negatif artinya terjadi pengaruh negatif antara Sales Growth dengan Harga
Saham dan semakin meningkatnya Sales Growth maka semakin
menurunnya Harga Saham.

Berdasarkan tabel 4.6, dengan melihat kolom standardized coefficients pada


kolom beta diketahui bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki nilai
koefisien beta sebesar 0.475 dimana lebih besar dari variabel independen lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) berpengaruh
dominan atau memiliki pengaruh paling besar terhadap Harga Saham.

4.2.4 Uji Hipotesis


4.2.4.1 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Uji Parsial (Uji t) digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen
(Ghozali, 2018). Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0,05, maka suatu variabel
independent merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Menurut Ghozali (2018) dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
52

1. Apabila nilai signifikan (t) < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya
terdapat pengaruh antara satu variabel independent terhadap variabel
dependen.
2. Apabila nilai signifikan (t) > 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak, artinya
tidak terdapat pengaruh antara satu variabel independent terhadap variabel
dependen.
Hipotesis yang digunakan pada (uji t) adalah sebagai berikut:
H1: Return On Asset berpengaruh terhadap harga saham secara parsial
H2: Debt to Asset Ratio berpengaruh terhadap harga saham secara parsial
H3: Net Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham secara parsial
H4: Sales Growth berpengaruh berpengaruh terhadap harga saham secara parsial
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka hasil uji parsial (uji t)
terhadap variabel dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7
Hasil Uji Parsial (Uji t)

Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8804.509 1169.512 7.528 .000
ROA -207.871 82.775 -.469 -2.511 .017
DAR -98.772 20.960 -.820 -4.712 .000
NPM 90.908 36.976 .475 2.459 .020
SG -68.635 27.973 -.334 -2.454 .020
a. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber : Data diolah dengan SPSS versi 25, 2023

Berdasarkan tabel 4.7, hasil uji parsial (uji t) diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0.017.
nilai signifikan tersebut bernilai < 0.05 maka H1 diterima. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Asset (ROA)
berpengaruh terhadap harga saham.
2. Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap harga saham
53

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0.000.


nilai signifikan tersebut bernilai < 0.05 maka H1 diterima. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Asset Ratio (DAR)
berpengaruh terhadap harga saham.
3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0.020.
nilai signifikan tersebut bernilai < 0.05 maka H1 diterima. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh terhadap harga saham.
4. Pengaruh Sales Growth (SG) terhadap harga saham
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0.020.
nilai signifikan tersebut bernilai < 0.05 maka H1 diterima. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Sales Growth (SG) berpengaruh
terhadap harga saham.

4.2.4.2 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)


Uji secara Simultan (Uji-F) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
variabel independen (variabel bebas) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen (variabel terikat) (Ghozali, 2018:98). Apabila nilai probabilitas
signifikansi < 0,05, maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen. Menurut Ghozali (2018:98), dasar pengambilan keputusan pada
uji statistik F adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan (F) < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima, yang
berarti koefisien regresi signifikan sehingga terdapat pengaruh secara
simultan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan (F) > 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak, yang
berarti koefisien regresi tidak signifikan sehingga tidak terdapat pengaruh
secara simultan antara semua variabel independen terhadap variabel
dependen.
Hipotesis yang digunakan pada uji simultan (uji F) adalah sebagai berikut:
54

H5: Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM),
dan Sales Growth berpengaruh terhadap harga saham secara simultan.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka hasil uji simultan (uji F)
terhadap variabel dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 85134867.836 4 21283716.959 7.363 .000b
Residual 89609562.720 31 2890631.055
Total 174744430.556 35
a. Dependent Variable: Harga Saham
b. Predictors: (Constant), SG, NPM, DAR, ROA
Sumber : Data diolah dengan SPSS versi 25, 2023

Berdasarkan tabel 4.8, hasil uji simultan (uji F) diperoleh nilai signifikan
sebesar 0.000. Nilai signifikan tersebut < dari 0.05 maka dapat dikatakan H5
diterima. Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Return On Asset (ROA), Debt
to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan Sales Growth (SG)
berpengaruh terhadap harga saham secara simultan.

4.2.5 Uji Koefisien Determinasi (R²)


Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi dari variabel dependen. Kekuatan
pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel dependen dapat dilihat dari
nilai koefisien determinasi yang berada diantara angka 0 sampai 1. Semakin besar
nilai koefisien determinasinya maka semakin besar variasi variabel independennya
mempengaruhi variabel dependen. Semakin kecil nilai R² yang didapatkan, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian
sangat terbatas untuk dapat menjelaskan variabel dependen. Sedangkan apabila
nilai R² yang didapatkan mendekati angka satu, maka variabel independen yang
digunakan dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
55

memprediksi variasi dari variabel dependen penelitian (Ghozali, 2018). Pada


penelitian ini, uji koefisien determinasi (R²) dilakukan dengan melihat Adjusted R-
Square. Pengujian dengan Adjusted R-Square secara obyektif melihat pengaruh
penambahan variabel bebas, apakah variabel tersebut mampu memperkuat variasi
penjelasan variabel terikat (Ghozali, 2009).
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, maka hasil uji koefisien
determinasi (R²) terhadap variabel dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9
Uji Koefisien Determinasi (R²)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .698a .487 .421 1700.186 1.027
a. Predictors: (Constant), SG, NPM, DAR, ROA
b. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : Data diolah dengan SPSS versi 25, 2023

Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji koefisien determinasi (R²) maka diperoleh
nilai Adjusted R-Square dalam model regresi penelitian sebesar 0.421. Hal ini
mengindikasikan bahwa besarnya kemampuan untuk menjelaskan variabel
independen yaitu Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit
Margin (NPM), dan Sales Growth (SG) terhadap variabel dependen yaitu harga
saham yang dapat dijelaskan oleh model persamaan ini sebesar 42.1% sedangkan
sisanya 0.579 atau 57.9% dipengaruhi oleh variabel lain. Sehingga, penelitian ini
sebesar 42.1% dipengaruhi oleh variabel yang diteliti. Sedangkan sebesar 57.9%
dipengaruhi oleh variabel yang tidak dibahas pada penelitian ini.
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Berikut ini adalah rangkuman hasil penelitian terhadap nilai perusahaan
pada sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2017-2022.
56

Tabel 4.10
Rangkuman Hasil Penelitian

Variabel Harga Saham


Hipotesis Hasil
Independen (X) B Sig. Taraf Sig.
H1 Return On Asset -207.871 .017 < 0.05 Berpengaruh
H2 Debt to Asset Ratio -98.772 .000 < 0.05 Berpengaruh
H3 Net Profit Margin 90.908 .020 < 0.05 Berpengaruh
H4 Sales Growth -68.635 .020 < 0.05 Berpengaruh
Return On Asset,
Debt to Asset Ratio,
H5 .000 < 0.05 Berpengaruh
Net Profit Margin,
dan Sales Growth
Sumber : Data diolah penulis, 2023

4.4 Hasil Pembahasan


4.4.1 Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham
Uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa Return On Asset berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan pada sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2017-2022, namun memiliki hubungan negatif.
Adanya pengaruh negatif antara Return On Asset dengan harga saham
mengindikasikan bahwa Return On Asset yang besar akan menurunkan harga
saham. Pengaruh negatif Return On Asset terhadap harga saham ini timbul karena
meskipun Return On Asset mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya, Return On Asset yang terlalu tinggi
di suatu titik justru dapat menunjukkan bahwa perusahaan kurang
menginvestasikan laba yang diperolehnya ke dalam aset yang nantinya berpotensi
untuk meningkatkan laba perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan dinilai belum
mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sendiri dalam melakukan
reinvestasi dari laba yang diperolehnya. Hal ini menjadi sinyal negatif yang
mempengaruhi persepsi investor untuk berinvestasi di Perusahaan tersebut,
sehingga menyebabkan penurunan harga saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Junifa Wijinurtini Puspita sari & Rina Trisnawati (2022) dan Ivan
57

Octavianus & Thio Lie Sha (2021) yang menyatakan bahwa Return On Asset
berpengaruh negatif terhadap harga saham. Namun penelitian ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Iman Lestari & Deny Yudiantoro (2023)
dan Randi Rahmat & Vidya Fathimah (2022) yang menyatakan bahwa Return On
Asset berpengaruh positif terhadap harga saham.

4.4.2 Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) Terhadap Harga Saham


Uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa Debt to Asset Ratio berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan pada sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2017-2022, namun memiliki hubungan negatif.
Adanya pengaruh negatif antara Debt to Asset Ratio dengan harga saham
mengindikasikan bahwa, perusahaan dengan Debt to Asset Ratio yang tinggi akan
menurunkan harga saham. Pengaruh negatif Debt to Asset Ratio ini timbul karena
biaya hutang yang semakin besar dapat mengurangi profitabilitas perusahaan.
Menurunnya profit perusahaan akan menyebabkan permintaan investor terhadap
saham tersebut juga semakin berkurang, yang kemudian akan menyebabkan harga
saham semakin menurun. Semakin tinggi Debt to Asset Ratio maka semakin besar
risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin
tinggi. Debt to Asset Ratio yang tinggi mengindikasikan proporsi modal sendiri
yang rendah untuk membiayai aktiva, hal ini akan direspon negatif oleh para
investor di pasar modal. Besarnya kewajiban yang ditanggung perusahaan akan
mengakibatkan penurunan harga saham dikarenakan perusahaan lebih fokus
terhadap kewajibannya dalam penggunaan asset dibandingkan untuk kemakmuran
para investor.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Hasanudin, DipaTaruna & Zallya Fassya (2022) yang menyatakan
bahwa Debt to Asset Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham.

4.4.3 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham


Uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa Net Profit Margin berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan pada sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2017-2022. Adanya pengaruh positif antara Net
58

Profit Margin dengan harga saham mengindikasikan bahwa, perusahaan dengan


Net Profit Margin yang tinggi akan meningkatkan harga saham. Net Profit Margin
Perusahaan yang besar menunjukan bahwa perusahaan berkinerja dengan baik,
karena dapat menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktivitas penjualannya,
sehingga digunakan investor dalam mengambil keputusan apakah membeli saham
tersebut, karena laba bersih yang meningkat berpengaruh pada minat investor untuk
menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut, yang pada akhirnya akan
menyebabkan harga saham perusahaan tersebut meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Junifa Wijinurtini Puspita sari & Rina Trisnawati (2022) dan
Suryawuni, Lilia, Lase, Bangun & Elena (2022) yang menyatakan bahwa Net Profit
Margin berpengaruh positif terhadap harga saham. Namun, penelitian ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu dan Siagian (2022)
yang menyatakan bahwa Net Profit Margin berpengaruh negatif terhadap harga
saham.

4.4.4 Pengaruh Sales Growth (SG) Terhadap Harga Saham


Uji hipotesis keempat menunjukkan bahwa Sales Growth berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan pada sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2017-2022 namun memiliki hubungan negatif.
Adanya pengaruh negatif antara Sales Growth dengan harga saham
mengindikasikan bahwa, perusahaan dengan Sales Growth yang tinggi akan
menurunkan harga saham. Pertumbuhan penjualan mempengaruhi harga saham
karena peningkatan penjualan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh pendapatan dan laba perusahaan, dengan peningkatan penjualan
tersebut, maka perusahaan dapat menurunkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
operasional perusahaan, dan memperbaiki struktur modal perusahaan, karena
perusahaan dapat membayar hutangnya dan dapat meningkatkan modal sendiri.
Pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh yang berlawanan arah dengan harga
saham. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan akan memerlukan modal
kerja dan modal untuk investasi, hal ini mengakibatkan beban penjualan maupun
59

beban usaha melonjak. Beban yang melonjak ini menyebabkan laba bersih turun.
Hal ini mengakibatkan kurangnya minat investor untuk berinvestasi dan harga
saham akan turun. Pertumbuhan penjualan yang tinggi menandakan perusahaan
sedang berkembang, namun pertumbuhan penjualan yang tinggi bisa terjadi karena
penambahan piutang, biaya produksi yang meningkat, atau inflasi. Pertumbuhan
penjualan yang tinggi belum tentu meningkatkan laba dan dividen perusahaan,
sehingga investor akan menghadapi risiko yang tinggi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Junifa Wijinurtini Puspita sari & Rina Trisnawati (2022) dan Ivan
Octavianus dan Thio Lie Sha (2021) yang menyatakan bahwa Sales Growth
berpengaruh negatif terhadap harga saham. Namun, penelitian ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Asep Muhammad Lutfi & Nardi Sunardi
(2019) yang menyatakan bahwa Sales Growth berpengaruh positif terhadap harga
saham.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Return
On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan Sales
Growth (SG) terhadap harga saham sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2022, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Secara parsial Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net
Profit Margin (NPM), dan Sales Growth (SG) berpengaruh terhadap harga
saham.
2. Secara simultan Return On Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), Net
Profit Margin (NPM), dan Sales Growth (SG) berpengaruh terhadap harga
saham.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka
saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Harga saham yang baik dapat tercermin dari besarnya nilai, Net Profit
Margin (NPM). Dengan adanya penelitian ini, pihak perusahaan diharapkan
mampu mengelola dengan baik dan lebih memperhatikan faktor-faktor yang
dapat meningkatkan harga saham.
2. Bagi Investor
Dengan adanya penelitian ini, investor diharapkan mampu lebih selektif
dalam memilih perusahaan yang akan dijadikan tempat berinvestasi. Pihak
investor dapat mempertimbangkan Return On Asset (ROA), Debt to Asset
Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan Sales Growth (SG) dalam
menilai Perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk berinvestasi dan
memaksimalkan return yang didapatkan.
60
61

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel dan periode
penelitian agar output yang dihasilkan dapat memberikan akurasi yang lebih
baik. Serta, menambah variabel-variabel lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini yang dapat mempengaruhi harga saham.
DAFTAR PUSTAKA

Abi, Fransiskus Paulus Paskalis. 2016. Semakin dekat dengan pasar modal
Indonesia. Cetakan 1. Yogyakarta: Deepublish. Accessed Juli 22, 2023.
—. 2016. Semakin Dekat dengan Pasar Modal Indonesia. Yogyakarta: CV Budi
Utama. Accessed Juli 20, 2023.
Adnyana, I Made. 2020. MANAJEMEN INVESTASI DAN PORTOFOLIO. Jakarta:
Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS). Accessed Juli 23,
2023.
Allan B Pasaribu, Harlyn Siagian. 2022. "Pengaruh Return on Asset, Return on
Equity, Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Makanan
dan Minuman di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020." Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi Vol 22, No 1 (2022). Accessed Juli 24, 2023.
Asep Muhammad Lutfi, Nardi Sunardi. 2019. "PENGARUH CURRENT RATIO
(CR), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN SALES GROWTH
TERHADAP HARGA SAHAM YANG BERDAMPAK PADA KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Makanan dan Minuman Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)." Jurnal
Sekuritas Vol 2, No 3 (2019). Accessed Juli 23, 2023.
Astutik, E. F., & Anggraeny, A. N. 2019. "Pengaruh Current Ratio (CR) dan DebtTo
Asset Ratio (DAR) Terhadap ReturnOn Asset (ROA) Pada PT.
IndocementTunggal Prakarsa Tbk Periode 2008-2017." Jurnal SEKURITAS
(Saham,Ekonomi, Keuangan Dan Investasi). Accessed Juli 23, 2023.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. 2019. Fundamentals of Financial Management.
Boston: Cengage.
Darmaji, T. & Fakhruddin, H.M. 2008. Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan
Tanya. Jakarta: Salemba Empat.
doni003. 2021. Konstan Menjaga Pertumbuhan Sektor Informasi dan Komunikasi.
02 10. Accessed Juni 12, 2023.
https://www.kominfo.go.id/content/detail/33003/konstan-menjaga-
pertumbuhan-sektor-informasi-dan-komunikasi/0/artikel.
Fahmi, Irham. 2018. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: cv alfabeta. Accessed
Juli 23, 2023.
—. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan : Teori Dan Soal Jawab. Cet. 4.
Bandung: Alfabeta. Accessed Juli 21, 2023.

62
63

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Accessed Juli 25, 2023.
—. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 25. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Accessed Juli 25, 2023.
Glistin Azuma Siregar, Husni Mubarak. 2023. "Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas
dan Rentabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan
Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia." Jurnal Riset Akuntansi
dan Bisnis Vol 23, No 1 (2023) . Accessed Juli 24, 2023.
Gunawan, Ce. 2020. Mahir Menguasai SPSS Panduan Praktis Mengolah Data
Penelitian. Sleman: Deepublish CV. Budi Utama. Accessed Juli 25, 2023.
Harjito, A., Martono. 2018. Manajemen Keuangan. (2nd ed). Ekonisia. Accessed
Juli 25, 2023.
Hartono, Jogiyanto. 2017. Teori portofolio dan analisis investasi. ed. 11.
Yogyakarta: BPFE. Accessed Juli 21, 2023.
Hasanudin, DipaTaruna, Zallya Fassya. 2022. "Pengaruh return on asset, debt to
asset ratio dan current ratio terhadap harga saham pada perusahaan sub
sektor transportasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2014 – 2019."
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan Volume 4, Number 7, 2022.
Accessed Juli 24, 2023.
Hery. 2016. Financial Ratio for Business. Jakarta: PT Grasindo. Accessed Juli 24,
2023.
Hery, S.E., M.Si., CRP., RSA. 2018. Analisis laporan keuangan. Jakarta: PT
Grasindo. Accessed Juli 23, 2023.
Husnan, Suad. 2015. Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis. Edisi 5. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN. Accessed Juli 21, 2023.
Indonesia, Bursa Efek. n.d. Accessed Agustus 8, 2023. www.idx.co.id.
Ivan Octavianus, Thio Lie Sha. 2021. "Pengaruh ROA, CR, Sales Growth, Dan
DPR Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur." Jurnal Paradigma
Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2021). Accessed Juli 23, 2023.
Junifa Wijinurtini Puspitasari, Rina Trisnawati. 2022. "PENGARUH ROA, EPS,
NPM, SALES GROWTH TERHADAP HARGA SAHAM
PERUSAHAAN HEALTHCARE YANG TERDAFTAR DI BEI." Seminar
Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Accessed Juli 23,
2023.
Kariyoto. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Malang: UB Media. Accessed Juli 23,
2023.
64

Kasmir. 2018. Analisis laporan keuangan. Cetakan 11. Depok: Rajawali Pers.
Accessed Juli 20, 2023.
—. 2019. Analisis laporan keuangan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Accessed Juli 23, 2023.
—. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Cet. 9. Jakarta: Rajawali Pers. Accessed Juni
20, 2023.
—. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1, Cetakan ke-6. Jakarta: Rajawali
Pers. Accessed Juli 24, 2023.
Kesuma, A. 2009. "Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Esatate Yang
Go Public Di BEI Periode 2004-2007." Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan 38–45. Accessed Juli 23, 2023.
Kusnandar, Viva Budy. 2022. Sektor Informasi dan Komunikasi Tetap Tumbuh di
Tengah Pandemi Covid-19. Februari 16. Accessed Juni 13, 2023.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/16/sektor-informasi-
dan-komunikasi-tetap-tumbuh-di-tengah-pandemi-covid-
19#:~:text=Di%20tahun%202021%2C%20pertumbuhan%20sektor,tumbu
h%20hingga%2010%2C61%25.
Melati, Wely Putri. 2023. Pandemi Covid-19 Dan Menurunnya Perekonomian
Indonesia. April 12. Accessed Juni 12, 2023.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/16064/Pandemi-Covid-19-
Dan-Menurunnya-Perekonomian-Indonesia.html.
Murhadi, Werner R. 2019. Analisis laporan keuangan : proyeksi dan valuasi saham.
Jakarta: Salemba Empat. Accessed Juli 23, 2023.
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Accessed Juli 24,
2023.
Pers, Siaran. 2023. Percepat Implementasi 5G untuk Tingkatkan PDB Nasional. Juli
04. Accessed Juli 13, 2023.
PPN/Bappenas, Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian. 2023. "Perkembangan
Ekonomi Indonesia dan Dunia." BAPPENAS Vol. 6, No. 4 Februari 2023.
ISSN 2580-2518. Accessed Juni 13, 2023.
https://perpustakaan.bappenas.go.id/e-library/file_upload/koleksi/migrasi-
data-
publikasi/file/Update_Ekonomi/Ekonomi_Makro/Laporan%20Perkemban
gan%20Ekonomi%20Indonesia%20dan%20Dunia%20Triwulan%20IV%2
0Tahun%202022.pdf.
65

Prihadi, Toto. 2020. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. 2nd.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Accessed Juli 23, 2023.
Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, MBA, CWM, CSA. 2017. Pasar modal : manajemen
portofolio & investasi. Yogyakarta: PT Kanisius. Accessed Juli 21, 2023.
Randi Rahmat, Vidya Fathimah. 2022. "Pengaruh ROA, ROE dan NPM terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Non Perbankan yang terdaftar di LQ45."
Jurnal Ilman: Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 10 No. 1 (2022): Februari .
Accessed Juli 23, 2023.
Rilla Gantino, Fahri Muhammad Iqbal. 2017. "PENGARUH LEVERAGE,
PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN, TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN PADA SUB SEKTOR INDUSTRI SEMEN DAN
SUB SEKTOR INDUSTRI OTOMOTIFTERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2008-2015." Jurnal Riset Akuntansi & Bisnis Vol.
17 No. 2, September 2017. Accessed Juli 23, 2023.
Sanjaya, S., & Sipahutar, R. P. 2019. "Pengaruh Current Ratio, Debt to Asset Ratio
dan Total Asset Turnover terhadap Return on Asset pada Perusahaan
Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia."
Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis 136–150. Accessed Juli 23, 2023.
Sanjaya, S., Sipahutar, R. P. 2019. "Pengaruh Current Ratio, Debt to Asset Ratio
dan Total Asset Turnover terhadap Return on Asset pada Perusahaan
Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia."
Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis 136–150. Accessed Juli 25, 2023.
Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistic Parametik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
SDPPI, Tim Peneliti Puslitbang. 2018. ANALISIS INDUSTRI TELEKOMUNIKASI
INDONESIA UNTUK MENDUKUNG EFISIENSI. Accessed Juni 14, 2023.
Seger Priantono, Joni Hendra, dan Nova Dwi Anggraeni. 2018. "PENGARUH
CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), NET
PROFIT MARGIN (NPM)DAN RETURN ON INVESTMENT
(ROI)TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) TAHUN 2013-2016." JURNAL ECOBUSS Vol. 6
Nomor 1 Maret 2018: 63. Accessed Juli 23, 2023.
Siregar, Siti Aisyah. 2022. "PENGARUH RETURN ON ASSET(ROA) DAN NET
PROFIT MARGIN(NPM) TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BEI." Bussman Journal : Indonesian Journal of Business
and Management Vol. 2 No. 1 Januari -April 2022. Accessed Juli 23, 2023.
66

Sri Iman Lestari, Deny Yudiantoro. 2023. "PENGARUH RETURN ON ASSET,


DEBT TO ASSET RATIO, EARNING PER SHARE, PRICE TO BOOK
VALUETERHADAP HARGA SAHAM SUB SEKTORPERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2019-
2021." Jurnal Ekonomika Vol. 12No. 1,2023. Accessed Juli 24, 2023.
Sugiyono. 2017. . Metode Penelitian Parametik Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta. Accessed Juli 24, 2023.
—. 2020. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Accessed Juli 24, 2023.
—. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Accessed Juli 24, 2023.
—. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Accessed Juli 24, 2023.
—. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cet 28. Bandung:
Alfabeta. Accessed Juli 24, 2023.
Sujarweni, V. Wiratna. 2017. Analisis laporan keuangan : teori, aplikasi, & hasil
penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Accessed Juli 23, 2023.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode penelitian pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Accessed Juli 24, 2023.
Suryawuni, Wirda Lilia, Mutiara Stevia Lase, Nisa Purnama Sari Br Bangun, Gres
Cella Elena. 2022. "Pengaruh net profit margin, return on asset, current
ratiodan earning per shareterhadap harga saham pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)Periode 2016-
2020." Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.17. No.1, Januari –Maret 2022.
Accessed Juli 24, 2023.
Susilawati, Christine Dwi Karya. 2012. "Analisis Perbandingan Pengaruh
Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada
Perusahaan LQ 45." Jurnal Akuntansi Vol.4 No.2 November 2012: 165-174.
Accessed Juli 23, 2023.
Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
EKONISIA. Accessed Juli 23, 2023.
Syahyunan. 2015. Manajemen keuangan 2 : Perencanaan, analisis dan
pengendalian keuangan. Medan: USU Press. Accessed Juli 21, 2023.
Syamsuddin, Lukman. 2013. Manajemen keuangan perusahaan. Edisi baru,
cetakan ke-12. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Accessed Juli 23, 2023.
Ulfa Krisdayanti, Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi. 2022. "PENGARUH
PANDEMI COVID-19 DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP
67

HARGA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG


TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)." JIMAT (Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha Vol: 13 No:
2 Tahun 2022.
Widiatmojo, S. 2017. Pengetahuan Pasar Modal. Jakarta: Elexmedia Komputindo.
Accessed Juli 22, 2023.
Yusuf. 2021. Pandemi Dorong Sektor Telekomunikasi Adaptif Hadirkan Layanan
Berkualitas. 02 01. Accessed Juni 12, 2023.
https://www.kominfo.go.id/content/detail/32469/pandemi-dorong-sektor-
telekomunikasi-adaptif-hadirkan-layanan-berkualitas/0/berita_satker.
LAMPIRAN

68
69
70

Anda mungkin juga menyukai