Anda di halaman 1dari 4

CARA MENGHITUNG HARGA JUAL

DESAIN LOGO BRAND USAHA

1. Cost to Price

Cara pertama untuk menentukan harga desain grafis kalian adalah dengan menggunakan
rumus cost to price.

Pada dasarnya, rumus ini sendiri menggunakan perhitungan cost (uang yang kalian
keluarkan) untuk menentukan harga. Semakin besar cost yang dikeluarkan, semakin mahal
juga harga yang harus kalian pasang.

Sebagai contoh, kalian bisa memasukkan biaya listrik, biaya akomodasi dan semua yang
kalian keluarkan untuk membuat project ini. Oiya, jangan lupa masukkan juga berapa persen
keuntungan yang ingin kalian dapat sebelum menentukan harganya ya.

2. Based on Value

Cara menentukan harga desain grafis selanjutnya adalah dengan mempertimbangkan value.
Value yang dimaksud disini adalah nilai lebih kalian sebagai desainer grafis.

Value sendiri bisa berupa jam terbang, style, keunikan, klien apa yang pernah bekerja sama
dengan kamu, sampai kecepatan pengerjaan.

Sebagai contoh, harga desain logo yang ditangani oleh Rio Purba pasti akan jauh berbeda
dengan harga desain logo pemula, kan? Yups. Itu karena Rio Purba memiliki value yang
lebih dari desainer-desainer lainnya.

Eits, tapi jangan khawatir. Meskipun masih pemula, bukan berarti kamu ngga bisa punya
value lebih lho. Kamu bisa menonjolkan keunikan dan kecepatan pengerjaan sebagai nilai
plus.
Cost to Price:

Strengths (Kekuatan):

Transparansi: Pendekatan ini didasarkan pada biaya nyata yang terlibat dalam produksi, yang
dapat dengan mudah dihitung dan dijelaskan kepada klien.

Ketepatan: Harga berdasarkan biaya dapat lebih akurat menggambarkan seberapa banyak
waktu dan upaya yang diperlukan untuk menghasilkan desain tertentu.

Weaknesses (Kelemahan):

Tidak Mencakup Nilai: Pendekatan ini mungkin mengabaikan nilai yang dihasilkan oleh
desain, seperti potensi peningkatan pendapatan atau peningkatan merek.

Tidak Fleksibel: Harga mungkin tetap sama meskipun desain memberikan nilai tambah yang
signifikan kepada klien.

Opportunities (Peluang):

Pertumbuhan Efisiensi: Dengan pemahaman yang lebih baik tentang biaya produksi, Anda
dapat mengidentifikasi area di mana efisiensi dapat ditingkatkan.

Harga Bersaing: Jika Anda mampu menghasilkan desain dengan biaya lebih rendah daripada
pesaing, Anda dapat menetapkan harga yang lebih kompetitif.

Threats (Ancaman):

Penilaian yang Rendah: Jika harga Anda terlalu tinggi dibandingkan dengan harga pasar,
klien mungkin berpikir bahwa mereka membayar lebih banyak tanpa memperoleh nilai yang
sesuai.
Based on Value:

Strengths (Kekuatan):

Penekanan pada Nilai: Pendekatan ini memungkinkan Anda menetapkan harga yang
mencerminkan nilai yang akan diberikan kepada klien, yang dapat menjadi daya tarik bagi
mereka.

Fleksibilitas: Anda dapat menyesuaikan harga berdasarkan seberapa besar nilai yang akan
dihasilkan oleh desain tersebut.

Weaknesses (Kelemahan):

Subyektivitas: Penilaian nilai mungkin dapat diartikan dengan berbagai cara oleh klien dan
Anda, yang dapat menyebabkan negosiasi yang rumit.

Pemahaman yang Mendalam: Metode ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang
industri dan bisnis klien untuk menilai nilai dengan akurat.

Opportunities (Peluang):

Peningkatan Keuntungan: Anda dapat mengenakan harga yang lebih tinggi jika desain Anda
memberikan nilai tambah yang signifikan, yang dapat meningkatkan margin keuntungan
Anda.

Hubungan Jangka Panjang: Dengan fokus pada nilai dan hasil, Anda dapat membangun
hubungan jangka panjang dengan klien.

Threats (Ancaman):

Tantangan Komunikasi: Menjelaskan konsep "value-based pricing" kepada klien yang lebih
terbiasa dengan harga berdasarkan biaya mungkin memerlukan upaya komunikasi yang lebih
besar.

Negosiasi yang Sulit: Klien mungkin ingin mendiskusikan dan membandingkan harga dengan
nilai yang mereka percayai, yang bisa mempengaruhi proses penawaran.

Anda mungkin juga menyukai