Anda di halaman 1dari 6

Beberapa orang mungkin berpikir bahwa strategi penetapan harga atau pricing

strategy bukanlah hal penting yang perlu diperhatikan. Studi yang


dilakukan priceintelligently mengungkapkan penetapan harga 4x lebih efisien
dalam meningkatkan pendapatan dibandingkan akuisisi.

Namun banyak bisnis yang kerap mengabaikan menggunakan strategi penetapan


harga karena berbagai alasan. Padahal menentukan harga tidak sesulit yang
dibanyangkan. Ada 3 komponen utama dalam penentuan harga yakni value based
pricing, Competitor based pricing dan Cost plus pricing.

Untuk lebih jelasnya, yuk simak pembahasan lengkap tentang strategi penetapan
harga di bawah ini!

Apa Itu Strategi Penetapan Harga?


Strategi penetapan harga adalah pendekatan yang digunakan oleh bisnis untuk
menentukan jumlah yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk memperoleh
barang atau jasa. Dalam memilih strategi penetapan harga yang tepat, diperlukan
pemahaman yang mendalam tentang produk, pasar, dan pelanggan Anda.

Srategi ini melibatkan pertimbangan berbagai faktor seperti biaya produksi,


permintaan pasar, tujuan bisnis, strategi pesaing, dan nilai yang dirasakan oleh
pelanggan. Dengan demikian, ditemukan harga yang tepat untuk mencapai
keuntungan maksimal dengan mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi
pelanggan serta kondisi pasar.

Bagaimana Cara Menetapkan Harga?


Menetapkan harga merupakan proses penting dalam bisnis yang melibatkan
penentuan nilai produk atau layanan yang Anda tawarkan kepada pelanggan. Cara
menetapkan harga dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti
tujuan bisnis, biaya produksi, permintaan pasar, dan strategi penentuan harga
yang Anda pilih.

Berikut adalah metode yang dapat Anda ikuti dalam menetapkan harga:

– Menetukan Harga dengan Keuntungan besar


Setiap bisnis tentu ingin mendapatkan keuntung sebesar-besarnya.Pada awal
penentuan harga, Anda boleh membuat skenario berapa biaya yang harus
pelanggan banyarkan agar Anda mendapat keuntungan besar.

Penentuan harga ini bisa diperoleh dari hasil hitungan jumlah keseluruhan biaya
yang digunakan mulai dari biaya operasional, investasi, pemasaran hingga
keuntungan yang diharapkan. Maka dari itu hasil yang didapatkan relatif mahal.

– Menghitung BEP (Break Even Point)


Break Even Point (BEP) adalah titik impas perusahaan balik modal. Artinya nilai
tersebut menunjukan di mana pendapatan perusahaan sama dengan biaya
pengeluarannya pada periode tertentu.

Metode ini dilakukan dengan cara menetapkan harga jual berdasarkan total biaya
pengeluaran dan hasil yang diterima badan usaha secara keseluruhan. Dengan
mengetahui BEP, perusahaan tidak akan mendapatkan kerugian dan justru bisa
menemukan keseimbangan dalam pasar.

– Analasis Kompetitor
Agar produk Anda tetap laku di pasaran, tentu harga yang ditawarkan tidak boleh
terlalu tinggi dibandingkan pesaing. Oleh karena itu, Anda perlu melakukukan
riset untuk mengetahui harga yang kompetitor tawarkan. Dengan demikian, Anda
bisa mendapatkan harga yang kompetitif dengan harga pesaing.

– Mark Up
Bisnis juga perlu mempertimbangkan metode mark up untuk menentukan harga
jual. Metode penentuan harga ini mengacu pada cara menetapkan harga jual suatu
unit dengan berpedoman pada harga pokok di awal pembelian.

Harga yang didapatkan selanjutnya akan dikalkulasi dengan biaya produksi lebih
tinggi. Maka dari itu, semakin tinggi mark up semakin banyak juga pendapatan
yang dihasilkan perusahaan.

– Riset Pasar
Metode penetapan harga terakhr adalah melakukan riset permintaan pasar.
Dengan begitu, bisnis bisa mengetahui kebutuhan dan permasalahan target
pelanggan hadapi. Faktor yang perlu dipertimbangkan mencakup feedback ,
permintaan harga, serta bentuk kritik dan saran lainnya dari konsumen.
Baca Juga: Pengertian Elastisitas Permintaan dan Cara
Menghitungnya

Jenis – Jenis Strategi Penetapan


Harga yang Efektif

Berikut adalah beberapa strategi penetapan harga yang dapat Anda gunakan
untuk menentukan harga produk atau layanan bisnis Anda:

1. Value-based pricing
Strategi penetapan harga produk yang pertama dan banyak digunakan adalah
penetapan harga berdasarkan apa yang bersedia dibayar oleh pelanggan.

Dalam hal ini, Anda perlu melaraskan harga dengan berbagai profil pelanggan
dan buyer persona Anda dan mungkin memvariasikan harga Anda berdasarkan
perbedaan tersebut.

Apabila digunakan secara akurat, pricing strategy ini dapat meningkatkan sentimen
dan loyalitas pelanggan bisnis Anda.

2. Cost-plus pricing
Cost-plus pricing strategy berfokus pada biaya produksi produk atau layanan Anda.

Strategi ini juga dikenal dengan penetapan harga markup. Karena bisnis yang
menggunakan strategi ini akan menandai produk mereka berdasarkan seberapa
besar ingin mendapatkan profit atau keuntungan.

Untuk menerapkan metode ini, Anda perlu menambahkan persentase tetap ke


biaya produksi produk Anda.

3. Skimming Pricing
Metode ini dilakukan dengan menetapkan harga setinggi mungkin untuk produk
baru dan kemudian menurunkan harga seiring waktu, karena produk tersebut
menjadi semakin tidak populer.

Sederhananya, penetapan harga ini dilakukan dengan menurunkan harga secara


bertahap dari waktu ke waktu.

4. Dynamic Pricing
Strategi penetapan harga produk ini dikenal juga dengan penetapan harga
lonjakan, penetapan harga permintaan, atau penetapan harga berdasarkan waktu.
Sederhananya, ini adalah penetapan harga fleksibel di mana harga akan
berfluktuasi berdasarkan permintaan pasar dan konsumen.

5. Competition-Based Pricing
Seperti namanya, penetapan harga ini berbasis persaingan dan berfokus pada
tingkat pasar yang ada untuk produk atau layanan.
Dalam hal ini, pelaku bisnis tidak memperhitungkan biaya produk atau
permintaan konsumen mereka. Sebaliknya, bisnis menggunakan harga kompetitor
sebagai tolak ukur untuk menetapkan harga.

6. Premium Pricing
Premiun pricing strategy adalah metode di mana perusahaan atau bisnis
memberikan harga tinggi pada produk yang mereka pasar.

Adapun tujuannya adalah untuk menampilkan brand image atau brand value yang
bernilai tinggi, mewah, dan premium.

Penetapan harga ini pada dasarnya berfokus pada nilai yang dirasakan dari suatu
produk, dari pada nilai aktual atau biaya produksi yang dikeluarkan.

7. High-Low Pricing
Dalam hal ini, perusahaan awalnya akan menjual produk dengan harga tinggi,
lalu menurunkan harga ketika produk mengalami penurunan dalam relevansi
tertentu.

Diskon dan promosi menjadi bagian dari high-low pricing strategy . Sehingga, tidak
heran apabila ada beberapa orang yang menyebut strategi ini dengan penetapan
harga diskon.

8. Project-Based Pricing
Strategi ini membebankan biaya tetap per proyek alih-alih pertukaran langsung
uang untuk waktu. Biasanya, yang menggunakan strategi penetapan harga produk
ini ialah bisnis yang menyediakan layanan bisnis, seperti konsultan, freelancer,
kontraktor, dan lainnya.

9. Bundle Pricing
Seperti namanya, penetapan harga ini dilakukan dengan cara menawarkan dua
atau lebih produk atau layanan secara bersama-sama dalam satu harga. Anda
dapat memilih untuk menjual produk atau layanan paket sebagai bagian dari
paket, atau menjualnya sebagai komponen paket dan produk individual.

Baca Juga: 22 Cara Manajemen Waktu yang Efektif untuk Pelaku


Bisnis
Manfaat Strategi Penetapan Harga
Strategi penetapan harga yang tepat dan efektif dapat membantu memperkuat
posisi bisnis dengan membangun kepercayaan dengan pelanggan, serta memenuhi
tujuan bisnis.

Selain itu, pricing strategy juga memiliki beberapa manfaat lainnya yang
menjadikannya penting untuk bisnis, antara lain:

– Menggambarkan Nilai
Secara umum, murah dapat diartikan dengan dua makna yang berbeda, yaitu
harga yang lebih murah, atau kualitas yang buruk.

Sederhananya, harga dapat menggambarkan nilai yang berbeda pada suatu


produk. Di mana harga produk yang lebih tinggi sering kali diasumsikan bahwa
produk atau layanan tersebut memang bernilai lebih tinggi.

– Meyakinkan Pelanggan untuk Membeli


Harga yang tinggi dapat menyampaikan nilai yang tinggi, tetapi harga tersebut
jauh lebih dari apa yang bersedia dibayar oleh calon pelanggan.

Di sisi lain, harga yang rendah akan tampak murah dan membuat calon pelanggan
melewatkannya.

Sementara itu, harga ideal adalah harga yang tepat untuk meyakinkan calon
pelanggan membeli penawaran Anda daripada produk serupa yang ditawarkan
oleh kompetitor.

– Memberikan Kepercayaan Pelanggan


Sama halnya seperti nilai, produk dengan harga yang lebih tinggi akan
menggambarkan nilai dan eksklusivitas produk Anda.

Sementara harga yang terlalu rendah akan membuat produk Anda seolah-olah
dibuat dengan tidak baik dan menurunkan kepercayaan pelanggan terhadap
produk bisnis Anda

Anda mungkin juga menyukai