Ebook - Arah Dan Strategi Pengembangan Kompetensi ASN Indonesia
Ebook - Arah Dan Strategi Pengembangan Kompetensi ASN Indonesia
ISBN: 978-623-326-209-5
Cetakan 1, Desember 2021
Diterbitkan oleh:
CV. Laditri Karya
Jl. Seminung No. 912B Air Paoh, Baturaja, Sumatera Selatan
IKAPI: 020/SMS/21
Email: Redaksi.Laditrikarya@gmail.com
Website: Laditrikarya.com
Instagram: @Laditrikarya
Shopee, Bukalapak, Tokopedia: Penerbit Laditri Karya
WA Redaksi: 0856-5898-3128
a. SDM Pengelola
SDM Pengelola dalam pelaksanaan
pengembangan kompetensi mempunyai peran sangat
penting. SDM Pengelola bertugas untuk menyusun
kebijakan dan mengelola pelatihan. SDM Pengelola
memerlukan kompetensi manajerial dan kompetensi
teknis substantif dalam pengelolaan pengembangan
kompetensi. SDM Pengelola wajib mengikuti pelatihan
untuk pengelola pelatihan atau management of training
(MOT). Dalam penyelenggaraan pelatihan, SDM
Pengelola dapat menggunakan bantuan teknologi
sistem informasi sehingga lebih mudah, efektif dan
b. SDM Penyelenggara
SDM Penyelenggara dalam pelaksanaan
pengembangan kompetensi adalah tenaga teknis yang
melaksanakan tugas-tugas teknis dan operasional agar
pengembangan kompetensi dapat berjalan sesuai
dengan standar dan tahapan yang telah direncanakan.
SDM Penyelenggara harus menguasai kompetensi
berupa pelayanan kepada peserta, fasilitator dan
stakeholders lainnya dalam penyelenggaraan
pengembangan kompetensi. SDM Penyelenggara wajib
mengikuti pelatihan untuk penyelenggara pelatihan
atau Training Officer Course (TOC). Saat ini SDM
Penyelenggara perlu meningkatkan kompetensinya
terkait dengan penguasaan teknologi informasi karena
semakin meningkatnya penyelenggaraan
pengembangan kompetensi dengan metode e-learning.
b. Sarana
Sarana adalah alat, perangkat, saluran yang
dapat digunakan sehingga kegiatan pembelajaran
dapat berjalan dengan baik, kondusif dan efektif.
Dukungan sarana dapat menjamin tercapainya tujuan
pembelajaran yang ditetapkan dan meningkatkan
kemampuan peserta dalam melakukan tugas dan
pekerjaan atau kinerjanya (work performance) menjadi
lebih baik (Modul Fasilitas Diklat, 2014). Sarana sering
didefinisikan sebagai aset, seperti: LCD projector,
laptop, flipchart, alat tulis kantor atau bentuk lainnya.
c. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses
d. Teknologi Informasi
Penggunaan teknologi informasi dalam
pengembangan kompetensi saat ini menjadi hal yang
penting. Khususnya adanya perubahan yang signifikan
terkait revolusi industri 4.0 dan adanya pandemi covid-
19. Pemanfaatan teknologi dalam pengembangan
kompetensi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: teknologi
kesekretariatan, teknologi pembelajaran dan teknologi
manajemen pengetahuan.
Masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
pertama, teknologi atau aplikasi yang membantu tugas
kesekretariatan penyelenggaraan pengembangan
kompetensi, dari registrasi, absen kehadiran, penarikan
f. Anggaran
Anggaran merupakan faktor penting untuk
mewujudkan pencapaian tujuan organisasi. Namun,
sering kali masalah klasik yang ditemui oleh organisasi
adalah adanya keterbatasan anggaran. Mengingat
pentingnya fungsi anggaran maka anggaran harus
dikelola dengan baik. Strategi yang dapat ditempuh
untuk mengantisipasi keterbatasan anggaran, antara
lain dengan kolaborasi antara lembaga pengembangan
g. Stakeholders
Stakeholders merupakan aset organisasi yang
sering terlupakan dalam penyelenggaraan
pengembangan kompetensi. Setiap organisasi
penyelenggara pengembangan kompetensi perlu
mengetahui stakeholders yang terkait dan dapat
mendukung kegiatan pembelajaran. Setiap stakeholders
perlu melakukan kolaborasi untuk saling melengkapi
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga
tujuan penyelenggaraan pengembangan kompetensi
dapat terlaksana secara maksimal, efektif dan efisien.
Salah satunya dengan adanya pertukaran sumber daya,
baik pertukaran sumber daya manusia maupun sumber
daya organisasi lainnya.
Perencanaan Pengembangan
Kompetensi
Gambar 3. 1
Keterkaitan Rencana Pengembangan
Kompetensi dengan RPJMN
c. Peta Jabatan
PermenPAN-RB Nomor 1 Tahun 2020,
menyebutkan bahwa peta jabatan adalah susunan
nama dan tingkat jabatan pimpinan tinggi, jabatan
administrasi dan jabatan fungsional yang tergambar
dalam struktur organisasi dari tingkat yang paling
rendah sampai dengan yang paling tinggi. Peta jabatan
disusun sebagai hasil dari kegiatan analisis jabatan dan
analisis beban kerja.
Dokumen peta jabatan menggambarkan sebaran
jabatan di setiap unit kerja, yang mencakup jumlah
pegawai saat ini (existing) dan jumlah kebutuhan
1. Penilaian Kompetensi
Dalam penilaian kompetensi, unit yang
bertanggung jawab adalah unit atau jabatan yang
memiliki tugas dan fungsi dalam melaksanakan
2. Penilaian Kinerja
Dalam penilaian kinerja unit yang bertanggung
jawab adalah unit atau jabatan yang memiliki tugas dan
fungsi dalam mengelola penilaian kinerja pegawai.
Penilaian kinerja PNS diatur dalam PP Nomor 30 tahun
2019 tentang Manajemen Kinerja PNS dan
PermenPAN-RB Nomor 8 Tahun 2021 tentang Sistem
Manajemen Kinerja PNS. Dalam PP Nomor 30 tahun
2019 dijelaskan bahwa Sistem Manajemen Kinerja PNS
adalah suatu proses sistematis yang terdiri dari
perencanaan kinerja; pelaksanaan, pemantauan, dan
pembinaan kinerja; penilaian kinerja; tindak lanjut; dan
sistem informasi kinerja. Setiap Instansi Pemerintah
(K/L/D) wajib membangun Sistem Manajemen Kinerja
PNS.
Dalam PermenPAN-RB Nomor 8 Tahun 2021
disebutkan bahwa Sistem Manajemen Kinerja PNS
Level yg
Jabatan Jenjang Jabatan
Dipersyaratkan
Utama 7
Jabatan Pim-
Pratama 6–7
pinan Tinggi
Madya 5–6
Administrator 4-5
Jabatan
Pengawas 3–4
Administrasi
Pelaksana 1–2
Utama 5–6
Jabatan
Madya 4–5
Fungsional
Muda 3–4
Keahlian
Pertama 2–3
Penyelia 3–4
Jabatan
Mahir 2–3
Fungsional
Terampil 1–2
Keterampilan
Pemula 1–2
LOGO LEMBAGA
I. KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama Lengkap ABC
2 NIP lama 270xxxxx
3 NIP baru 1976xxxxxxx
4 Jenis Kelamin Laki-laki
5 Tempat, Tanggal Lahir Surabaya, 25-10-1972
/ Umur 49 Tahun
6 Pangkat ( Golongan IV/c / 01-04-2018
Ruang ) / TMT
7 Jabatan / Eselon Kepala Biro xx
8 Agama Islam
9 Status Perkawinan Kawin
10 Alamat Jl. Nangka No.10, Depok
11 No HP 0875xxxx
12 NPWP 4532xxxxx
V. PENGALAMAN
1. PENUGASAN KE LUAR NEGERI
Tujuan
No Negara Tahun Lama
Penugasan
Diisi tujuan
penugasan
Diisi negara Diisi Diisi
(Sekolah/
penugasan tahun penugasan
Pelatihan/
Seminar)
Pelatihan
1 Jepang Program 2010 2 minggu
Evaluasi
2
2. SEMINAR / SIMPOSIUM
Penye
No Judul Peran Tahun Tempat
lenggara
Diisi
Diisi Diisi Diisi Diisi
penyelen
judul peran tahun tempat
ggara
1 IASIA Peserta 2012 IASIA Bali
2
2. ANAK
Jenis Tanggal
No Nama Pekerjaan
Kelamin Lahir
1 GHI Perempuan 22-09-
2
6 8 9
Kinerja 90 - ≤ 120 Kinerja 90 - ≤ 120 Kinerja 90 - ≤ 120
Kompetensi Kurang Kompetensi Cukup Kompetensi
Optimal / Kurang Optimal / Masih Optimal/ Memenuhi
Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Syarat
3 5 7
Kinerja ≥ 70 - < 90 Kinerja ≥ 70 - < 90 Kinerja ≥ 70 - < 90
Kompetensi Kurang Kompetensi Cukup Kompetensi
Optimal / Kurang Optimal / Masih Optimal/ Memenuhi
Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Syarat
1 2 4
Kinerja <50 - < 70 Kinerja <50 - < 70 Kinerja <50 - < 70
Kompetensi Kurang Kompetensi Cukup Kompetensi
Optimal / Kurang Optimal / Masih Optimal/ Memenuhi
Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Syarat
5. Anggaran
Dalam melakukan analisis kebutuhan
perencanaan pengembangan kompetensi, anggaran
menjadi aspek yang sangat penting. PP Nomor 11
Tahun 2018 tentang Manajemen PNS, pasal 205 ayat (3)
menyebutkan bahwa rencana pengembangan
kompetensi dilakukan untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun yang pembiayaannya tertuang dalam rencana
kerja anggaran tahunan Instansi Pemerintah. Mandat
ini menegaskan bahwa semua program pengembangan
kompetensi yang ada dalam dokumen rencana
pengembangan kompetensi harus dapat dilaksanakan
dengan dukungan anggaran.
Namun, pada kenyataannya seringkali
keterbatasan anggaran dalam pelaksanaan
pengembangan kompetensi menjadi masalah klasik.
Masalah yang sepertinya tidak ada solusinya. Dalam
Tabel 3. 5
Formulir Perencanaan Pengembangan
Kompetensi PNS
Keterangan :
(1) Diisi nama pegawai yang diidentifikasi kebutu-
han pengembangan kompetensinya;
(2) Diisi NIP yang diidentifikasi kebutuhan pengem-
bangan kompetensinya;
(3) Diisi nama jabatan dari pegawai yang diidenti-
fikasi kebutuhan pengembangan kompetensinya;
(4) Diisi hasil dari penilaian kompetensi dan kinerja
dalam 9 kotak manajemen talenta;
Pelaksanaan Pengembangan
Kompetensi
1. Tugas Belajar
Tugas belajar adalah pengembangan kompetensi
melalui jenjang pendidikan formal tertentu, baik
diploma, sarjana maupun pascasarjana yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan instansi dalam rangka
memenuhi kebutuhan standar kompetensi jabatan dan
pengembangan karier pegawai.
2. Izin Belajar
Ijin belajar adalah ijin yang diberikan oleh
Pejabat yang Berwenang (PyB) kepada PNS yang
memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan
akademik, vokasi dan/atau profesi pada suatu lembaga
pendidikan yang terakreditasi atas prakarsa PNS yang
bersangkutan. Ijin belajar karena merupakan prakarsa
sendiri maka, pembiayaan ditanggung sendiri oleh
pegawai yang bersangkutan, dan selama melaksanakan
ijin belajar tetap wajib masuk kerja dan menjalankan
Jalur Pendidikan
Ket
Tugas Belajar Ijin Belajar
Kriteria a. PNS yg telah memiliki a. PNS yg telah memiliki
masa kerja paling masa kerja paling
kurang 1 tahun kurang 1 tahun
terhitung sejak diangkat terhitung sejak
menjadi PNS diangkat sebagai PNS;
b. Untuk bidang ilmu yg b. Mendapatkan izin
langka serta diperlukan secara tertulis dari
organisasi dapat pejabat yg berwenang;
diberikan sejak c. Tidak meninggalkan
diangkat sbg PNS tugas jabatannya,
sesuai dg kriteria dikecualikan sifat
kebutuhan yg pendidikan yang
ditetapkan oleh masing- sedang diikuti, PNS
masing instansi dapat meninggalkan
c. Mendapat surat tugas jabatan sebagian waktu
dari pejabat yg kerja atas ijin pimpinan
berwenang instansi;
d. Bidang ilmu yg d. Unsur penilaian
ditempuh sesuai dg pelaksanaan pekerjaan
pengetahuan atau dalam 1 tahun terakhir
keahlian yg paling kurang bernilai
dipersyaratkan dlm baik;
jabatan pada organisasi e. Tidak sedang
dan sesuai dg analisis menjalani hukuman
beban kerja dan disiplin tingkat sedang
perencanaan SDM di atau berat;
instansi masing-masing f. Tidak pemah
e. Usia maksimal : melanggar kode etik
1. Program D I, D II, D PNS tingkat sedang
III, dan Program S-1 atau berat;
atau setara berusia g. Tidak sedang
paling tinggi 25 menjalani
tahun; pemberhentian
Kewajiban :
a. Menyerahkan tugas dan
tanggung jawab
sebelum pelaksanaan
tugas belajar;
b. Menyusun perencanaan
kinerja pegawai
berdasarkan capaian
akademik;
c. Melaporkan diri dan
alamat tempat tinggal;
d. Menaati kode etik di
satuan pendidikan
tempat melaksanakan
tugas belajar;
e. Melaporkan
perkembangan
1. Pelatihan Klasikal
Pelatihan klasikal adalah bentuk pengembangan
kompetensi dengan proses pembelajaran tatap muka di
dalam kelas dengan mengacu pada kurikulum tertentu.
Pendekatan pelatihan klasikal adalah metode off the job
training dan in-house training atau in-service training. Off
the job training artinya pelatihan tidak saat bekerja,
dilakukan untuk melatih pegawai menggunakan situasi
di luar pekerjaan, melibatkan banyak peserta dan
dilakukan dengan bimbingan tenaga ahli yang
Pemetaan :
BOX 9 - Kinerja di atas ekspektasi
- Kompetensi tinggi
Pemetaan :
BOX 8 - Kinerja sesuai ekspektasi
- Kompetensi tinggi
Pemetaan :
BOX 7 - Kinerja menengah
- Kompetensi tinggi
JE
N - Project assignment, merupakan penugasan
Jenis Pengembangan Kompetensi
Pemetaan :
- Kinerja tidak sesuai ekspektasi
BOX 6
- Kompetensi tinggi
JE
NI - Knowledge sharing, merupakan aktivitas
S penyampaian atau pertukaran pengetahuan
Jenis Pengembangan
Pemetaan :
BOX 5 - Kinerja sesuai ekspektasi
- Kompetensi menengah
P
E - Workshop, merupakan pertemuan ilmiah untuk
N meningkatkan kompetensi tertentu yang diberikan
G
oleh pakar/praktisi. Fokus kegiatan ini untuk
E
meningkatkan pengetahuan tertentu yang relevan
M
dengan bidang tugas atau kebutuhan
B
pengembangan karier dengan memberikan
K
penugasan kepada peserta untuk menghasilkan
O
M suatu produk selama kegiatan berlangsung.
P
E
T - Pelatihan Teknis, merupakan program
E peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
N perilaku pegawai untuk memenuhi kompetensi
SI penguasaan substantif bidang kerja melalui proses
pembelajaran yang intensif.
Pemetaan :
BOX 4 - Kinerja di atas ekspektasi
- Kompetensi rendah
- Rotasi
JE - Konseling
Jenis Pengembangan Kompetensi
N
IS
P - Disciplinary Measures
E
N
G - Belajar Mandiri, merupakan upaya individu PNS
E untuk mengembangkan kompetensinya melalui
M proses secara mandiri dengan memanfaatkan
B sumber pembelajaran yang tersedia.
K
O
M - E-learning, merupakan pengembangan kompetensi
P pegawai yang dilaksanakan dalam bentuk pelatihan
dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan peningkatan kinerja.
- Rotasi
JE - Konseling
N
IS
P - Disciplinary Measures
E
N
G
Jenis Pengembangan
Pemetaan :
BOX 2 - Kinerja sesuai ekspektasi
- Kompetensi rendah
JE
N - Pelatihan Teknis, merupakan program
IS peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
P perilaku pegawai untuk memenuhi kompetensi
E penguasaan substantif bidang kerja melalui proses
K
O - Konseling
M
P
- Mentoring
Pemetaan :
BOX 1 - Kinerja tidak sesuai ekspektasi
- Kompetensi rendah
- Konseling
Pengembangan
Kompetensi
Jenis
- Mentoring
Tabel 4. 3
Formulir Pelaksanaan Pengembangan
Kompetensi PNS
Akreditasi Akreditasi
Akreditasi
Lembaga Lembaga
Program
Penyelenggara Pengakreditasi
Pelatihan
Pelatihan Program
Organisasi dan Organisasi dan Perencanaan
Kepemimpinan Kepemimpinan Program Pelatihan
a. Kelembagaan a. Kelembagaan
Pelatihan Lembaga
b. Kepemimpinan Pengakreditasi
dan Budaya Program
Organisasi b. Kepemimpinan
c. Rencana dan Budaya
Strategis Organisasi
c. Rencana
Strategis
Manajemen Sumber Manajemen Penyelenggaraan
Daya Manusia Sumber Daya Pelatihan
a. Pejabat Manusia a. Tenaga
Struktural a. Pelaksana Pelatihan
b. Penyelenggara Akreditasi b. Kesesuaian
Pelatihan b. Perencanaan Kurikulum
c. Tenaga Pengajar Program c. Pengelolaan
Pelatihan Bangkom Pelatihan
d. Pengelola Pelaksana
Sistem Akreditasi
e. Informasi
Pelatihan
Manajemen Sumber Manajemen Evaluasi Pelatihan
Daya Sumber Daya a. Monitoring
a. Sarana dan a. Sarana dan b. Evaluasi
Prasarana Prasarana
b. Pembiayaan Melakukan
2. Tahap Perencanaan
Pengembangan kompetensi harus dilakukan
dengan tujuan yang jelas, terarah dan terintegrasi
secara nasional maupun instansional. Agar program
pengembangan kompetensi PNS dapat berjalan sesuai
dengan peraturan yang berlaku maka key success factor
pada tahap perencanaan pengembangan kompetensi
meliputi keselarasan dokumen perencanaan
pengembangan kompetensi dengan kebijakan,
komitmen pimpinan dan dukungan stakeholders
(pemangku kepentingan).
b. Komitmen Pimpinan
Peran dan komitmen kuat dari pimpinan di K/L/D
merupakan key success factor dalam pengembangan
kompetensi pegawai di lingkungannya masing-masing
khususnya di tahap perencanaan. Pemimpin harus
memiliki komitmen dan kemauan yang kuat serta
keberanian untuk mencari alternatif pembaharuan,
memiliki konsep dan orientasi masa depan mengenai
model dan metode pengembangan kompetensi
pegawai, menggerakkan, mendorong dan memimpin
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, ada beberapa hal yang
menjadi key success factor dalam pengembangan
kompetensi. Antara lain: profesionalisme pengelola,
penyelenggara dan fasilitator pelatihan, materi