Anda di halaman 1dari 2

1.

cara merubah kriteria unjuk kerja menjadi indikator unjuk kerja


Untuk merubah kriteria unjuk kerja menjadi indikator unjuk kerja, Anda dapat mengikuti langkah-
langkah berikut:

1. Identifikasi Kriteria Unjuk Kerja yang Ada: Pertama-tama, identifikasi kriteria unjuk kerja
yang sudah ada dalam suatu konteks atau pekerjaan tertentu. Kriteria unjuk kerja
biasanya berhubungan dengan hasil atau target yang ingin dicapai.
2. Pemahaman Kriteria Unjuk Kerja: Pahami dengan baik masing-masing kriteria unjuk kerja
yang sudah ada. Apa yang sebenarnya ingin diukur atau dinilai dengan kriteria tersebut?
Apa indikator-indikator yang mencerminkan pencapaian kriteria tersebut?
3. Pilih atau Buat Indikator Unjuk Kerja: Berdasarkan pemahaman Anda tentang kriteria
unjuk kerja, pilih atau buat indikator-indikator unjuk kerja yang sesuai. Indikator-unjuk
kerja ini harus lebih terukur dan spesifik dibandingkan dengan kriteria unjuk kerja.
Indikator-unjuk kerja seharusnya memberikan informasi yang jelas tentang sejauh mana
kriteria unjuk kerja telah terpenuhi.
4. Definisikan Indikator Unjuk Kerja: Setelah memilih atau membuat indikator-unjuk kerja,
definisikan dengan jelas setiap indikator. Pastikan bahwa setiap indikator dapat diukur
dengan objektif dan dapat dipahami oleh semua pihak yang terlibat.
5. Sisipkan Indikator dalam Sistem Evaluasi: Tempatkan indikator-unjuk kerja yang baru
dibuat atau dipilih dalam sistem evaluasi atau penilaian yang digunakan dalam organisasi
atau pekerjaan Anda. Pastikan bahwa indikator tersebut menjadi bagian integral dari
proses pengukuran kinerja.
6. Monitor dan Evaluasi: Setelah indikator-unjuk kerja diimplementasikan, lakukan
pemantauan secara berkala dan evaluasi untuk melihat sejauh mana kriteria unjuk kerja
terpenuhi berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Hal ini dapat membantu dalam
perbaikan dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
7. Berkomunikasi dengan Pihak Terkait: Pastikan bahwa semua pihak yang terlibat
memahami perubahan dari kriteria unjuk kerja menjadi indikator unjuk kerja.
Komunikasikan perubahan ini dengan jelas kepada tim atau anggota organisasi yang
terkait.
8. Evaluasi Berkelanjutan: Terus evaluasi dan perbaiki indikator-unjuk kerja sesuai dengan
perubahan dalam lingkungan atau kondisi kerja. Pastikan bahwa indikator-unjuk kerja
tetap relevan dan efektif dalam mengukur pencapaian kriteria unjuk kerja.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat mengubah kriteria unjuk kerja yang lebih
abstrak menjadi indikator-unjuk kerja yang lebih terukur dan konkret. Ini dapat membantu dalam
mengukur kinerja dengan lebih akurat dan efisien.
2. hubungan indikator unjuk kerja dengan taksonomi bloom
Indikator unjuk kerja (performance indicators) dan Taksonomi Bloom adalah dua konsep yang
berhubungan erat dalam konteks pendidikan dan pengukuran pembelajaran. Taksonomi Bloom,
yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956, adalah sebuah kerangka kerja
yang digunakan untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran menjadi tingkat-tingkat kognitif
yang berbeda. Ada enam tingkat dalam Taksonomi Bloom, yang secara berurutan adalah:
Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis, dan Evaluasi.

Indikator unjuk kerja, di sisi lain, adalah ukuran konkret yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana seseorang telah mencapai tujuan atau kriteria tertentu dalam sebuah tugas atau pekerjaan.
Indikator-unjuk kerja memberikan petunjuk tentang apa yang harus diukur atau dinilai dalam
konteks tertentu.

Hubungan antara indikator unjuk kerja dan Taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Tujuan Pembelajaran: Ketika merancang pembelajaran atau penilaian, guru


atau perancang kurikulum harus mengacu pada Taksonomi Bloom untuk menentukan
tujuan pembelajaran yang sesuai. Ini berarti memilih salah satu tingkat dalam taksonomi
yang mencerminkan apa yang ingin dicapai oleh siswa.
2. Membuat Indikator Unjuk Kerja: Setelah tujuan pembelajaran telah ditentukan, langkah
berikutnya adalah membuat indikator-unjuk kerja yang sesuai. Indikator-unjuk kerja ini
harus mencerminkan tingkat kognitif yang ditargetkan dalam taksonomi. Sebagai contoh,
jika tujuan pembelajaran adalah untuk mencapai tingkat pemahaman, maka indikator-
unjuk kerja harus dirancang untuk mengukur pemahaman siswa.
3. Menghubungkan Indikator dengan Taksonomi: Indikator-unjuk kerja dapat dihubungkan
langsung dengan tingkat-tingkat Taksonomi Bloom. Misalnya, indikator-unjuk kerja yang
mengharuskan siswa untuk menjelaskan konsep-konsep tertentu akan sesuai dengan
tingkat pemahaman dalam taksonomi.
4. Evaluasi Pembelajaran: Indikator-unjuk kerja digunakan untuk mengukur sejauh mana
siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Dengan merujuk pada Taksonomi Bloom,
pendidik dapat menentukan apakah siswa hanya mencapai pemahaman konsep (tingkat
pemahaman) atau telah mencapai tingkat analisis atau evaluasi yang lebih tinggi dalam
proses belajar.

Dengan menggunakan Taksonomi Bloom sebagai panduan dalam merancang tujuan


pembelajaran dan menghubungkannya dengan indikator unjuk kerja, pendidik dapat membuat
pembelajaran yang lebih terstruktur dan relevan, serta dapat mengukur pencapaian siswa dengan
lebih tepat sesuai dengan tingkat kognitif yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai